KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
Islam dan Pembaruan
1. PEMURNIAN DAN
PEMBAHARUAN DI
DUNIA MUSLIM
A L I S L A M D A N K E M U H A M A M D I YA H A N
I I I
Dosen Pengampu
Winda Jubaidah, S.Pd.I, M.Pd.I
2. KEMAMPUAN YANG DIHARAPKAN (SUB-CPMK)
Mampu menjabarkan sejarah Islam di Indonesia
Mampu menjelaskan kemajuan peradaban Islam
dalam berbagai bidang
Mampu menjelaskan sebab-sebab
kemundurannya
Mampu menjelaskan perlunya pemurnian dan
pembaharuan
Mampu menjelaskan siapa tokoh-tokoh
pembaharu dalam dunia Islam
3. PEMURNIAN DAN PEMBAHARUAN DI DUNIA
MUSLIM
A.Kemajuan peradaban Islam dalam
berbagai bidang
B.Sebab-sebab kemundurannya
C.Perlunya pemurnian dan pembaharuan
D.Tokoh-tokoh pembaharu dalam dunia
Islam
4. ADAPUN SEBAB-SEBAB KEMAJUAN
PERADABAN ISLAM PADA MASA KEJAYAAN,
YAITU:
1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan
bangsa lainnya.
2. Banyaknya gerakan penerjemah.
3. Banyaknya perpustakaan yang menjadi pusat kajian
ilmu pengetahuan.
4. Stabilitas pertumbuhan ekonomi dan politik.
5. Pluralistik dalam pemerintahan dan politik.
5. KEMAJUAN PERADABAN ISLAM DALAM
BERBAGAI BIDANG
Menurut Harun Nasution (1985: 56-68) dan
Nuruzzaman Shidiqi (1983: 66-68) sejarah peradaban
Islam di dunia itu terbagi menjadi tiga yaitu Periode
Klasik (650-1250 M), Periode Pertengahan (1250-
1800 M), dan Periode Modern (1800-sekarang).
6. PERIODE KLASIK (650-1250 M)
Rasulullah
Muhammad
SAW
Khulafaurrasyidi
n
Dinasti
Umayyah
Dinasti
Abbassiyah
7. Periode Klasik dimulai sejak tahun 650 M hingga 1250 M. Periode ini terbagi menjadi dua
yaitu fase ekspansi, integrasi dan puncak kemajuan (650-1000 M) dan fase disintergasi
(1000-1250 M).
Setelah wafatnya Nabi Muhammad, pergantian pemimpin pun silih berganti. Dimulai
dari Abu Bakar Ash-Shiddiq (632-634 M), Umar bin Khattab (634-644 M), Usman bin Affan
(644-656 M), dan Ali bin Abi Thalib (656 – 661 M).
Setelah berakhirnya masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, kemudian dilanjutkan oleh
Bani Umayyah (661 – 750 M). Nah, pada Dinasti Bani Umayyah inilah pemerintahan yang
tadinya demokratis berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Ibu kota
negara pun dipindahkan dari Madinah ke Damaskus.
Namun, pada zaman ini juga lah terjadi ekspansi besar-besaran. Beberapa wilayah
yang berhasil ditaklukan yakni meliputi Afrika Utara, Palestina, Syria, Spanyol Irak, Persia,
Afghanistan, Pakistan, Uzbek, dan beberapa wilayah di Asia.
Setelah berakhirnya dinasti Bani Umayyah, kemudian digantikan oleh Khilafah
Abbasiyah. Kekuasaannya berlangsung dari 750 M hingga 1000 M.
Pada masa pemerintahan Bani Abbas, ibu kota negara yang tadinya Al-Hasyimiyah pun
dipindahkan ke Baghdad. Tujuannya untuk menjaga stabilitas negara.
Pada masa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan berkembang sangat
pesat. Selain itu, banyak juga pembangunan seperti rumah sakit, lembaga pendidikan,
keperluan sosial, dan farmasi. Selain itu, banyak juga nih penerjemah buku-buku yang
bermunculan.
8. Popularitas Dinasti Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman
khalifah Harun al-Rasyid (786- 809 M) dan puteranya al-Ma’mun (813-833
M). Kekayaan yang banyak dimanfaatkan Harun al-Rasyid untuk
keperluan sosial; rumah sakit, lembaga pendidikan, dokter, dan farmasi
didirikan.
Sejak akhir abad ke-10, muncul sejumlah tokoh wanita dibidang
ketatanegaraan dan politik seperti, Khaizura, Ullayyah, Zubaidah, dan
Bahrun. Di bidang kesusasteraan dikenal Zubaidah dan Fasl.
Di bidang sejarah, para ahli sejarah Arab mulai menyelidiki sejarah
mereka sendiri, baik beberapa peninggalan yang sudah kabur, maupun
hanya merupakan penggalan cerita, ataupun yang sudah tertulis dalam
bentuk yang sudah disetujui dan cenderung buah daripada sekte
keagamaan yang bermacam-macam. Penulisan dan penyusunan sejarah
dalam ukuran besar didorong oleh paradigma orangorang Persia.
Seperti Pahlevi Khuday Namich yang menuliskan sejarah-sejarah raja,
dan diterjemahkan oleh Ibn al-Muqaffa’dari bahasa Persia kuno ke
9. Dalam bidang sastra, kota Baghdad terkenal dengan
hasil karya yang indah dan digemari orang. Di antara
karya sastra yang terkenal ialah Alf Lailah wa Lailah, atau
kisah seribu satu malam.
Dalam bidang ekonomi, perkembangannya berjalan
seiring dengan perkembangan politik. Pada masa Harun
al-Rasyid dan al-Makmun, perdagangan dan industri
berkembang pesat. Kehidupan ekonomi kota ini didukung
oleh tiga buah pelabuhan yang ramai dikunjungi para
kafilah dagang internasional, yang menyebabkan
Abbasiyah menjadi salah satu kota termahsyur pada
masa sejarah peradaban Islam (Majalah As-Sunnah Edisi
10. Berdasarkan fakta sejarah, sebanyak 37
khalifah yang pernah menjadi pemimpin pada
masa kekuasaan Bani Abbasiyah, dan masa
keemasannya dimulai antara masa khalifah
ketiga al-Mahdi, dan khalifah hingga ke
sembilan, al-Watsiq, dan khususnya pada masa
Harun al-Rasyid dan anaknya al-Makmun.
Setelah itu Dinasti Abbasiyah mulai mengalami
penurunan dan pada akhirnya runtuh.
11. SEBAB-SEBAB KEMUNDURAN ISLAM
Muhammad Abduh menggambarkan kemerosotan tersebut
terjadi karena warisan umat Islam yang berharga tidak
dipergunakan dengan sebaik- baiknya. Kelemahan kaum Muslim
menurutnya disebabkan oleh perpecahan umat Islam menjadi
bangsa-bangsa kecil yang beragam sekte, keyakinan, dan saling
bertikai demi kesetiaan pada pemimpinnya. Katanya pula, ajaran
Islam menunjukkan bahwa nasib yang menimpa kaum Muslim
merupakan cobaan dari Allah, sebagai hukuman atas ketidaktaatan
mereka. Kemunduran masyarakat Muslim juga merupakan
hukuman yang digambarkan dalam Al-Quran. Menurutnya pula ini
pun disebabkan oleh kebodohan umat Islam dan kesalahan dalam
memahami hakekat iman, banyaknya perpecahan sektarian,
adanya anggapan tentang tertutupnya pintu ijtihad, serta
12. POIN-POIN PENTING
1. Warisan umat Islam yang berharga tidak dipergunakan
dengan sebaik- baiknya
2. Kelemahan kaum Muslim menurutnya disebabkan oleh
perpecahan umat Islam menjadi bangsa-bangsa kecil yang
beragam sekte, keyakinan, dan saling bertikai demi
kesetiaan pada pemimpinnya
3. Umat Islam tak lagi taat dan banyak melakukan
kemaksiatan
4. Kebodohan umat Islam dan kesalahan dalam memahami
hakekat iman, banyaknya perpecahan sektaria
5. Adanya anggapan tentang tertutupnya pintu ijtihad, serta
kesalahan pemimpin dalam mengambil arah kebijakan.
13. PERIODE PERTENGAHAN (1250-1800 M)
A.Masa Kemunduran I (1250-1500 M)
Sesuai dengan namanya Masa Kemunduran I, pada
masa ini Islam mulai mengalami kemunduran. Sebab,
Genghis Khan yang berasal dari Mongolia sedang gencar-
gencarnya untuk melakukan ekspansi wilayah, dan salah
satu kerajaan yang menjadi target adalah kerajaan Islam.
Hulagu Khan yang merupakan cucu dari Genghis Khan
pun ikut melancarkan serangan ke Baghdad. Sehingga
banyak khalifah dan sebagian besar penduduk yang
meninggal. Tidak hanya Baghdad saja, namun daerah-
daerah lain seperti Syria dan Persia juga ikut diserang
olehnya.
Di samping itu, ternyata di Spanyol juga terjadi
peperangan antara dinasti Islam dan raja-raja Kristen.
Peperangan ini pun berujung kalahnya dinasti-dinasti Islam.
14. B. Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800 M)
Meski telah mengalami kemunduran di fase sebelumnya, di Masa
Tiga Kerajaan Besar ini Islam mulai mengalami kemajuan lagi. Tiga
kerajaan yang dimaksud yakni Kerajaan Usmani di Turki, Kerajaan Safawi
di Persia, dan Kerajaan Mughal di India.
Kemajuan Islam pada masa ini, diawali dari Sultan Muhammad al-
Fatih dari Kerajaan Usmani yang berhasil menduduki Istanbul pada tahun
1453 M.
Kemajuan Islam pun semakin berkembang semenjak munculnya
dinasti-dinasti baru di Persia yang menjadi cikal bakal kerajaan besar di
dunia Islam.
Lalu, Kerajaan Mughal di India yang dipimpin oleh Raja Akbar juga
mulai menyatukan semua agama dalam satu bentuk agama baru yang
diberi nama din ilahi. Pada masa kepemimpinan Raja Akbar, kemajuan di
bidang politik berkembang sangat pesat. Namun sebaliknya, ilmu
pengetahuan di masa ini malah mengalami kemunduran.
Tidak lama setelah masa kemajuan Islam. Di tahun 1700-1800 M,
mulai banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan di sejumlah daerah
seperti Syria dan lebanon. Hal ini pun menyebabkan Islam pun
mengalami kemunduran kembali. Ditambah lagi, negara-negara di Eropa
15. PERLUNYA PEMURNIAN DAN PEMBAHARUAN
Secara garis besar ada beberapa faktor yang mendorong
terjadinya proses pembaharuan Islam, yaitu:
1. Faktor internal yakni, faktor kebutuhan pragmatis umat Islam yang
sangat memerlukan satu sistem pendidikan Islam yang betul-betul
bisa dijadikan rujukan dalam rangka mencetak manusia-manusia
muslim yang berkualitas, bertakwa, dan beriman kepada Allah Swt.
2. Faktor eksternal yakni adanya kontak Islam dengan barat juga
merupakan faktor terpenting yang bisa kita lihat. Adanya kontak
ini paling tidak telah menggugah dan membawa perubahan
phragmatik umat islam untuk belajar secara terus menerus kepada
barat, sehingga ketertinggalan yang selama ini dirasakan akan
bisa terminimalisir (Nasution, 1983)
16. TOKOH-TOKOH PEMBAHARU DALAM DUNIA ISLAM
1. Muhammad bin Abdul wahab (115 H/1703-1972M) menggemakan suara pembaharuannya di
daerah Najad, sebuah negri yang masih murni dalam menjalankan syariat agama Islam.
2. Muhammad Ali Pasya (1765 -1849 M) Muhammad Ali Pasya adalah seorang tokoh pembaru di
Mesir yang berasal dari keturunan Turki
3. Rifa’ah Badawi at-Tahtawi (1801), ia membawa pembaruan berupa ide pendidikan yang
universal. Sasaran pendidikannya terutama ditujukan kepada pemberian kesempatan yang
sama antara laki-laki dan perempuan di tengah masyarakat
4. Jamaluddin al-Afghani (1839 - 1897 M) Al-Afghani termasuk jajaran tokoh-tokoh pembaru
yang telah membuka penafsiran ijtihad secara formulatif bagi kehidupan modern. Suatu
rekayasa ijtihad yang memberi dukungan solusi bagi tuntutan modernitas.
5. Muhammad Abduh Ibn Hasan Khairullah (1265 H/1849 M) Gagasannya yang paling mendasar
dalam sistem pendidikan adalah bahwa ia sangat menentang sistem dualisme. Menurutnya,
dalam lembaga-lembaga pendidikan umum harus diajarkan agama
6. Rasyid Ridha (1282 H/865 M) Sepeninggal M. Abduh, Rasyid Ridha melanjutkan apa yang
telah dirintis bersama-sama gurunya, yakni pembaruan keagamaan, dengan meneruskan
penerbitan majalah AlManar dan tafsir Al Qur’an dengan nama yang sama.
7. Ali Mubarak, Ali Mubarak dipandang sebagai peletak dasar dari Laihah Rajab, semacam
rencana pendidikan yang terpadu bagi bangsa Mesir yang berdasarkan kerakyatan dengan
sasaran pengembangan lembaga pendidikan, penelitian lembaga pendidikan di daerah dan
penerbitan administrasi pendidikan yang dipusatkan di kantor pemerintah daerah.
8. Thaha Husain, Untuk meningkatkan intelektual umat Islam, beliau melihat bahwa perguruan
tinggi adalah sarana terbaik mencetak ilmuwan dan tenaga ahli yang diharapkan melakukan
perubahan-perubahan fundamental yang dapat memajukan Mesir yang saat itu masih berada
pada kondisi yang memprihatinkan dan terkebelakang dalam berbagai bidang khususnya
pendidikan, di banding dengan Dunia Barat
17. Pembaharuan-pembaharuan yang dikumandangkan adalah bukti
bahwa memang telah lahir benih-benih untuk kembali pada masa keemasan
yang telah direbut bangsa Eropa.
Angin pembaharuan yang dibawakan tokoh-tokoh pembaharuan
benar-benar menghasilkan kekuatan yang luar biasa. Di seluruh benua,
Muslim mengadakan perubahan tersebut dan berusa kembali menemukan
identitas pribadinya yang telah lama tercemar oleh budaya Barat yang
kering dan kosong.
Kemerdekaan bangsa Muslim pada akhirnya menum-buhkan
solideritas Muslim internasional untuk saling bahu membahu melawan
setiap bentuk imperalisme dan kolonialisme bangsa Eropa.
Lahirnya kesadaran di berbagai bidang adalah landasan dari kemajuan
tersebut. Adapun kesadaran yang lahir pada saat itu antara lain: Kesadaran
berideologi, Kesadaran Berpolitik, Kesadaran dalam memahami ajaran
Islam dan Aspek-aspeknya
18. KESADARAN BERIDEOLOGI
Pembenahan yang dilakukan oleh para pembaharu Islam
adalah seruan untuk kembali pada ajaran Islam yang
sesungguhnya. Seruan ini berupa anjuran untuk menjadikan
Islam sebagai way of life Muslim.
Kesadaran tersebutlah yang ada akhirnya melepaska
manusia dari kerakusan- kerakusan yang telah ditawarkan
oleh bangsa Eropa.
Kebangkitan ini pun semakin meluas dan menjadi kuat
setelah ideologi yang ada di dunia seperti Kapitalisme,
Liberalisme, Sosialisme komunis, dan aliran-aliran lainnya
mulai pudar dan runtuh satu persatu.
19. KESADARAN POLITIK
Politik sebagai kendaraan Muslim untuk mencapai cita-
cita Islam adalah salah satu usaha untuk merealisasikan
keinginan tersebut. Tekanan yang kini terbebas dari
kalangan Eropa membuat kaum Muslimin berani untuk
kembali meluruskan apa yang sebenarnya telah terjadi
berupa penyimpangan-pemnyimpangan dalam tubuh
pemerintah.
Abduh mengatakan bahwa sangat penting dalam
kehidupan umat adalah persatuan politik dan keadilan. Maka
perpecahan yang terjadi dalam Islam adalah karena
hilangnya kesadaran pemimpin akan cita-cita Islam yang
luhur.
Atas kritikan yang tajam itulah maka umat Islam bahu
menbahu membenahi kekuragannya untuk merangkul
seluruh kalangan sebagai usaha menuju bentuk masyarakat
yang berkeadilan dn berkemanusiaan.
20. KESADARAN DALAM MEMAHAMI AJARAN
ISLAM DAN ASPEK-ASPEKNYA
Menurut Imam Al-Ghazali, kemas-lahatan bagi manusia akan dapat
tercapai apabila terjaga dan terpelihara lima hal yaitu: agama, jiwa, akal,
keturunan, dan harta.
Wawasan Muslim sekarang sudah semakin mapan dengan banyaknya
kajian-kajian ilmiah yang menerangkan apek-apek Islam sebagai agama
yang mampu memberikan solusi pada setiap perubahan zaman.
Aspek
Akidah
Aspek filsafat
Aspek Ibadah Aspek Politik
Aspek Hukum Aspek Sejarah dan Kebudayaan
Aspek
Tasawuf
Aspek pembaharuan dan pemikiran
Aspek Syariat Dan Perundang-
Undangan
21. SEJARAH ISLAM DI INDONESIA
BABAK PERTAMA, ABAD 7 MASEHI (ABAD 1 HIJRIAH)
Pada abad 7 masehi, Islam sudah sampai ke
Nusantara. Para Dai yang datang ke Indonesia
berasal dari jazirah Arab yang sudah beradaptasi
dengan bangsa India yakni bangsa Gujarat dan
ada juga yang telah beradaptasi dengan bangsa
Cina, dari berbagai arah yakni dari jalur sutera
(jalur perdagangan) dakwah mulai merambah di
pesisir-pesisir Nusantara. Sejak awal Islam tidak
pernah membeda-bedakan fungsi seseorang
untuk berperan sebagai dai (juru dakwah).
22. BABAK KEDUA, ABAD 13 MASEHI.
Di abad 13 Masehi berdirilah kerajaan-kerajaan
Islam diberbagai penjuru di Nusantara. Yang
merupakan moment kebangkitan kekuatan politik
umat khususnya didaerah Jawa ketika kerajaan
Majapahit berangsur-angsur turun kewibawaannya
karena konflik internal. Hal ini dimanfaatkan oleh
Sunan Kalijaga yang membina di wilayah tersebut
bersama Raden Fatah yang merupaka keturunan
raja-raja Majapahit untuk mendirikan kerajaan Islam
pertama di pulau Jawa yaitu kerajaan Demak.
Bersamaan dengan itu mulai bermunculan pula
kerajaan-kerajaan Islam yang lainnya, walaupun
masih bersifat lokal.
Pada abad 13 Masehi ada fenoma yang disebut
dengan Wali Songo yaitu ulama-ulama yang
menyebarkan dakwah di Indonesia.
23. BABAK KETIGA, MASA PENJAJAHAN BELANDA.
Pada abad 17 masehi tepatnya tahun 1601 datanglah kerajaan
Hindia Belanda kedaerah Nusantara yang awalnya hanya
berdagang tetapi akhirnya menjajah.
Dengan sumuliayatul (kesempurnaan) Islam yang tidak ada
pemisahan antara aspek- aspek kehidupan tertentu dengan yang
lainnya, ini telah diterapkan oleh para Ulama saat itu. Ketika
penjajahan datang, mengubah pesantren-pesantren menjadi
markas-markas perjuangan, santri-santri (peserta didik pesantren)
menjadi jundullah (pasukan Allah) yang siap melawan penjajah
sedangkan ulamanya menjadi panglima perangnya. Hampir
seluruh wilayah di Indonesia yang melakukan perlawanan terhadap
penjajah adalah kaum muslimin beserta ulamanya.
Potensi-potensi tumbuh dan berkembang di abad 13 menjadi
kekuatan perlawanan terhadap penjajah. Ini dapat dibuktikan
dengan adanya hikayat-hikayat pada masa kerajaan- kerajaan
Islam yang syair-syairnya berisikan perjuangan. Ulama-ulama
menggelorakan Jihad melawan kaum kafir yaitu penjajah Belanda.
ng awalnya hanya berdagang tetapi akhirnya menjajah.
24. BABAK KEEMPAT, ABAD 20 MASEHI
Awal abad 20 masehi, penjajah Belanda mulai melakukan politik etik
atau politik balas budi yang sebenarnya adalah hanya membuat lapisan
masyarakat yang dapat membantu mereka dalam pemerintahannya di
Indonesia.
Strategi perlawanan terhadap penjajah pada masa ini lebih kepada
bersifat organisasi formal daripada dengan senjata. Berdirilah organisasi
Serikat Islam merupakan organisasi pergerakan nasional yang pertama di
Indonesia pada tahun 1905 yang mempunyai anggota dari kaum rakyat
jelata sampai priyayi dan meliputi wilayah yang luas.
Dakwah Islam di Indonesia terus berkembang dalam institusi-institusi
seperti lahirnya Nadhatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, dan lain-lain.
Lembaga-lembaga ke-Islaman tersebut tergabung dalam MIAI (Majelis Islam
‘Ala Indonesia) yang kemudian berubah namanya menjadi MASYUMI
25. BABAK KELIMA, ABAD 20 & 21.
Pada babak ini proses dakwah (Islamisasi) di Indonesia
mempunyai ciri terjadinya globalisasi informasi dengan
pengaruh-pengaruh gerakan Islam internasional secara efektif
yang akan membangun kekuatan Islam lebih utuh yang
meliputi segala dimensinya. Sebenarnya kalau saja Indonesia
tidak terjajah maka proses Islamisasi di Indonesia akan
berlangsung dengan damai karena bersifat kultural dan
membangun kekuatan secara struktural. Hal ini karena
awalnya masuknya Islam yang secara manusiawi, dapat
membangun martabat masyarakat yang sebagian besar kaum
sudra (kelompok struktur masyarakat terendah pada masa
kerajaan) dan membangun ekonomi masyarakat.
26.
27. TUGAS KELOMPOK
Buatlah biografi dari tokoh-tokoh pembaharu
Islam secara berkelompok yang meliputi
1. Tahun dan tempat kelahiran dan wafatnya
tokoh
2. Foto tokoh (jika ada)
3. Sejarah pembaharuan dalam Islam
4. Gagasan dalam membangun Islam
5. Daerah/kota tempat memperjuangkan Islam
Tugas dibuat dalam bentuk kliping/buletin, dibuat
semenarik dan se-estetik mungkin untuk dapat
dipajang di Mading kampus atau ruangan kelas!