Persyarikatan Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1912 sebagai reaksi terhadap pengaruh Kristenisasi dan pendidikan Barat pada zaman kolonial. KH Ahmad Dahlan memandang pentingnya pendidikan Islam dan ilmu pengetahuan untuk membangun umat. Muhammadiyah bertujuan membentuk individu yang memiliki ilmu agama dan ilmu umum secara seimbang.
2. Bahan Kajian
Faktor obyektif (kondisi sosial dan keagamaan
bangsa indonesia Pada zaman kolonial)
Faktor subyektif (Keprihatinan dan keterpanggilan
KH. A. Dahlan terhadap umat dan bangsa)
Profil KH. A. Dahlan
Pemikiran-pemikiran KH. A. Dahlan tentang islam
dan umatnya
3. Faktor obyektif (kondisi sosial dan keagamaan bangsa
indonesia Pada zaman kolonial)
Pendidikan
Barat/Kolonial
Kristenisasi
Stratifikasi
masyarakat kolonial
Perkembangan
ekonomi dan politik
5. Persyarikatan Muhammadiyah didirikan sebagai reaksi
atas politik pemerintah Hindia Belanda yang
memberikan angin segar kepada gerakan Kristenisasi,
Zending, dan Fremasonry. Padahal Bangsa Indonesia
adalah bagian dari Bangsa Melayu yang selama
beberapa Abad identik beragama Islam.
Kaum Missionaris dan Zending merebut hati kaum
muslimin Pribumi melalui aktifitas Rumah Sakit,
Sekolah, dan Panti Asuhan.
Sekolah-Sekolah Kristen mendapat subsidi dari
pemerintah Kolonial Belanda. Dukungan Belanda
terhadap sekolah-sekolah tersebut tidak lepas dari
motif politik. Sekolah-sekolah itu diharapkan
membentuk jiwa loyalitas masyarakat pribumi
terhadap pemerintah Kolonial Belanda.
6.
7. Profil KH. A. Dahlan
Ahmad Dahlan lahir di Kampung
Kauman Yogyakarta pada tahun
1868 dengan nama Muhammad
Darwis. Ayahnya K.H. Abu Bakar
adalah imam dan khatib Masjid
Besar Kauman Yogyakarta,
sementara ibunya Siti Aminah
adalah anak K.H. Ibrahim,
penghulu besar di Yogyakarta.
Menurut salah satu silsilah,
keluarga Muhammad Darwis
dapat dihubungkan dengan
Maulana Malik Ibrahim, salah
seorang wali penyebar agama
Islam yang dikenal di Pulau
Jawa.
8.
9. Pemikiran-pemikiran KH. A. Dahlan
tentang islam dan umatnya
Pendidikan harus ditempatkan pada skala prioritas dalam
proses pembangunan umat. Ilmu agama adalah terpenting,
namun harus diimbangi dengan ilmu umum.
Memasukkan pendidikan agama Islam ke dalam sekolah
yang dikelola pemerintah.
Mendirikan sekolah dengan tujuan membentuk individu
yang paham ilmu agama serta ilmu umum.
Melahirkan manusia-manusia baru yang mampu tampil
sebagai “ulama-intelek” atau “intelek-ulama”, yaitu seorang
muslim yang memiliki keteguhan iman dan ilmu yang luas,
kuat jasmani dan rohani.
10.
11.
12.
13. Sekian dan Terimakasih
"Demi Allah, tidaklah kehidupan dunia
dibandingkan akhirat melainkan hanya
seperti salah satu dari kalian mencelupkan
tangannya ke dalam lautan, maka silakan
dilihat apa yang dibawa oleh jarinya".
(HR. Muslim)