SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  190
Télécharger pour lire hors ligne
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA
MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
(Studi Kasus: Di wilayah RW.014 Kel. Jatinegara- Jakarta Timur)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademik Dan Melengkapi
Sebagian Dari Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Manajemen
Disusun Oleh :
AYU PRIHATINI HANDAYANI
2009410022
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
JAKARTA
2015
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : AYU PRIHATINI HANDAYANI
No. Pokok : 2009410022
Jurusan/ Peminatan : Manajemen/ Pemasaran
Dengan ini menyatakanbahwa hasil karya tulis dengan judul Analisis Persepsi
Kualitas Merek dan Loyalitas Merek Pada Produk Minyak Kayu Putih Cap
Lang (studikasus: di wilayah RW. 014 Kelurahan Jatinegara- Jakarta
Timur) dibimbing oleh Bapak Sukardi, SE, MM dan Ibu Ellena Nurfazria
Handayani, SE, MM adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan
merupakan jiplakan maupun mengcopy sebagian dari hasil karya orang lain.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan ketidak sesuaian dengan pernyataan
ini, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesumgguhnya di Jakarta pada
tanggal……………….
Yang Menyatakan,
Ayu Prihatini Handayani
iv
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Yang bersangkutan di bawah ini:
Nama : AYU PRIHATINI HANDAYANI
NIM : 2009410022
Jurusan : Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Pemasaran
Judul Skripsi : Analisis Persepsi Kualitas Merek dan Loyalitas Merek Pada
Produk Minyak Kayu Putih Cap Lang (studi kasus: di wilayah RW.
014 Kelurahan Jatinegara)
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui, untuk di ajukan dihadapan panitia penguji
skripsi sarjana.
Jakarta, 04 September 2015
Mengetahui Mengetahui
Ketua Jurusan Manajemen Pembimbing Materi I
(Ellena Nurfazria Handayani, SE, MM) (Sukardi, SE, MM)
Pembimbing Materi II
(Ellena Nurfazria Handayani, SE, MM)
iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : AYU PRIHATINI HANDAYANI
No. Pokok : 2009410022
Jurusan/ Peminatan : Manajemen/ Pemasaran
Judul Skripsi : Analisis Persepsi Kualitas Merek dan Loyalitas Merek
Pada Produk Minyak Kayu Putih Cap Lang
(studikasus: di wilayah RW. 014 Kelurahan
Jatinegara- Jakarta Timur)
Telah diperiksa, dikaji dan diujikan dalam sidang Ujian Skripsi pada tanggal 04
September 2015 dengan hasil……
Jakarta, 04 September 2015
Ketua Jurusan Manajemen
(Ellena Nurfazria Handayani, SE, MM)
No Nama Penguji Tanda Tangan
1 Dr. Firsan Nova, SE, MM.
2 Drs. Fauzi Baisyir, MM.
3 Sukardi, SE, MM.
Dekan Fakultas Ekonomi
(Sukardi, SE, MM)
iv
ABSTRAK
NIM : 2009410022 Judul : Analisis Persepsi Kualitas Merek dan Loyalitas
Merek Pada Produk Minyak Kayu Putih Cap Lang (studikasus: di wilayah RW.
014 Kelurahan Jatinegara- Jakarta Timur) dibawah bimbingan Bapak Sukardi, SE,
MM dan Ibu Ellena Nurfazria Handayani, SE, MM.
Jumlah Hal : i- xv + 174 hal, 47 tabel, 9 gambar, 8 lampiran
Kata kunci : Persepsi Kualitas Merek, Loyalitas Merek
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui begai mana persepsi kualitas
dan loyalitas merek pada suatu produk. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
November sampai Januari di RW 014 Kelurahan Jatinegara.
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan data primer dan data
sekunder kemudian diolah dengan menggunakan analisis dengan rata-rata,
segitiga piramida dan diagram cartesius.
Populasi dalam penelitian ini adalah 4.360 penduduk. Teknik
pengambilan sampel yaitu dengan cara purposive sampling, jumlah sampel yang
diambil yaitu berjumlah 100 orang yang pernah memakai minyak kayu putih Cap
Lang minimal 3 kali dalam sebulan dengan usia minimal 15 tahun. Pengolahan
data dijelaskan pada variabel persepsi kualitas (X) yaitu terdiri dari tujuh dimensi
persepsi kualitas yaitu: kinerja, pelayanan, ketahanan, keandalan, karakteristik
produk, kesesuaian dengan spesifikasi, dan hasil. Berdasarkan tingkat loyalitas
merek (Y) terdiri dari: Switcher memiliki nilai 49%, menurut responden switcher
ini sensitif terhadap perubahan harga atau dalam tingkat ini switcher konsumen
termasuk tidak setuju berpindah ke merek lain atau produk lain.
Kesimpulan dan saran baik secara loyalitas maupun kualitas dapat disimpulkan
PT. Eagle Indo Pharma harus meningkatkan kualitas produk minyak kayu putih
Cap Lang, dan melakukan inovasi baru pada produk dengan adanya persepsi
kualitas diharapkan PT. Eagle Indo Pharma memberikan produk yang berkualitas.
Daftar Acuan : (2001-2010)
Jakarta, 04 September 2015
Penulis
iv
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
yang telah diberikan kepada penulis, baik berupa kesehatan fisik dan mental sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Darma
Persada Jakarta.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan hingga memungkinkan skripsi ini terwujud. Ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Sukardi, SE, MM selaku Dosen Pembimbing I, Dekan, dan Pembimbing
Akademik tahun 2009 Fakultas Ekonomi Universitas Darma Persada Jakarta, yang
telah banyak memberikan waktu, pengarahan dan bimbingan serta petunjuk-petunjuk
yang berguna kepada penulis Skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
2. Ibu Ellena Nurfazria Handayani, SE, MM, selaku Dosen Pembimbing II dan Ketua
Jurusan Manajemen Falkutas Ekonomi Universitas Darma Persada Jakarta. Terima
kasih atas segala saran dan kritiknya yang berguna dalam proses penyelesaian skripsi.
3. Bapak Dr. Firsan Nova, SE, MM selaku WADEK I Falkutas Ekonomi Universitas
Darma Persada Jakarta.
4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu
pengetahuan.
5. Kedua orang tua aku, adik, Suami, anak ku tercinta Darmawan Putra Pratama dan
keluarga besar yang telah memberikan nasihat, dorongan dan doa kepada penulis
untuk menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya.
iv
6. Teman-teman seperjuanganku: Helmiati, Tyas, Diandra, Anis Rachmadani, Lia, Ka
Metha dan Teman Angkatan 2009 yang tidak bisa menyebutkan satu persatu. Saat-
saat kuliah adalah saat-saat yang tidak mungkin penulis lupakan, baik senang maupun
sedih.
7. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang turut membantu dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis sadar bahwa skripsi
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun penulis
sangkat mengharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Bekasi, 4 September 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI................................................................... iii
ABSTRAK............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR........................................................................................... v
DAFTAR ISI......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Perumusan Masalah........................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Produk ........................................................................................... 7
B. Persepsi Konsumen ........................................................................ 10
C. Merek ............................................................................................ 14
D. Persepsi Kualitas Merek ................................................................. 28
1. Pengertian Kualitas Merek ...................................................... 28
iv
2. Dimensi Kualitas Merek ......................................................... 29
3. Persepsi Kualitas Menghasilkan Nilai ..................................... 33
E. Loyalitas Merek ............................................................................. 35
1. Definisi Loyalitas Merek......................................................... 35
2. Loyalitas Pelanggan................................................................ 36
3. Fungsi Loyalitas Merek........................................................... 37
4. Tingkatan Loyalitas Merek ..................................................... 39
F. Kerangka Pikir ............................................................................... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................... 44
B. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 44
C. Populasi ......................................................................................... 45
D. Teknik Pengambilan Sampel .......................................................... 47
E. Metode Pengumpulan Data............................................................. 47
F. Alat Analisis Data………………………………………………….. 48
G. Diagram Cartesius………………………………………………….. 53
H. Piramida Loyalitas Merek………………………………………….. 55
I. Definisi Variabel Operasional......................................................... 55
BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN
A. Profil Perusahaan ........................................................................... 58
B. Profil Responden............................................................................ 66
C. Uji Validitas Data........................................................................... 73
1. Uji Validitas Data Persepsi Kualitas Merek............................. 74
2. Uji Validitas Data Kepentingan atribut.................................... 77
3. Uji Validitas Data Performance………………………………….. 80
iv
4. Uji Validitas Data Importance…………………………………… . 82
5. Uji Validitas Loyalitas Merek……………………………….... 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.................................................................................... 129
B. Saran.............................................................................................. 131
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 132
LAMPIRAN ......................................................................................................... 135
x
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Top Brand Index 2015 Minyak Kayu Putih Cap Lang……............... 4
Tabel 2.1 Manfaat Merek ................................................................................. 18
Tabel 2.2 Fungsi Merek.................................................................................... 19
Tabel 3.2 Variabel Operasional ........................................................................ 56
Tabel 4.1 Jumlah Karyawan PT. Eagle Indo Pharma Departemen
Pertanian Tenaga kerja (orang) ......................................................... 64
Tabel 4.2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……………………… 67
Tabel 4.3 Profil Responden Berdasarkan Tempat Tinggal................................. 68
Tabel 4.4 Profil Responden Berdasarkan Usia .................................................. 69
Tabel 4.5 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan ........................................ 70
Tabel 4.6 Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan .......................................... 71
Tabel 4.7 Profil Responden Berdasarkan Pengeluaran per bulan....................... 72
Tabel 4.8 Profil Responden Berdasarkan masa Pakai........................................ 73
Tabel 4.9 Uji Validitas Persepsi Kualitas Merek............................................... 74
Tabel 4.10 Uji Validitas Kepentingan Atribut..................................................... 77
Tabel 4.11 Uji Validitas Performance ................................................................ 80
iv
Tabel 4.12 Uji Validitas Importance................................................................... 82
Tabel 4.13 Uji Validitas Loyalitas Merek ........................................................... 84
Tabel 4.14 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Mengobati Masuk
Angin................................................................................................ 86
Tabel 4.15 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Membuat Tubuh
Nyaman ............................................................................................ 87
Tabel 4.16 Jawaban Responden Layanan Konsumen Minyak Kayu Putih Cap Lang
Mudah Dihubungi ............................................................................ 88
Tabel 4.17 Jawaban responden Operator Minyak Kayu Putih Cap Lang dapat
Berkomunikasi Dengan Ramah ........................................................ 89
Tabel 4.18 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Harum dan Hangatnya
Tahan Lama...................................................................................... 90
Tabel 4.19 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Terbuat Dari 100%
Tanaman Kayu Putih......................................................................... 91
Tabel 4.20 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Tidak Dapat Berubah
Setiap Kali Pemakaian ...................................................................... 92
Tabel 4.21 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Hangatnya Dapat
Membuat Tubuh Nyaman.................................................................. 93
Tabel 4.22 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Warna Kemasan
Menarik dan Bagus ........................................................................... 94
iv
Tabel 4.23 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Memiliki Berbagai
Variasi Kemasan............................................................................... 95
Tabel 4.24 Jawaban responden Kualitas dari Minyak Kayu Putih Cap Lang Sesuai
Mutu................................................................................................. 96
Tabel 4.25 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang memiliki Kemasan
menarik............................................................................................. 97
Tabel 4.26 Jawaban responden Kualitas dari Minyak Kayu Putih Cap Lang Tersedia
Dimana-mana ................................................................................... 98
Tabel 4.27 Jawaban responden Kualitas dari Minyak Kayu Putih Cap Lang Tampak
Berkualitas Tinggi............................................................................. 99
Tabel 4.28 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Mengobati Masuk
Angin................................................................................................ 100
Tabel 4.29 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Membuat Tubuh
Nyaman ............................................................................................ 101
Tabel 4.30 Jawaban Responden Layanan Konsumen Minyak Kayu Putih Cap Lang
Mudah Dihubungi............................................................................. 102
Tabel 4.31 Jawaban responden Operator Minyak Kayu Putih Cap Lang dapat
Berkomunikasi Dengan Ramah ........................................................ 103
Tabel 4.32 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Harum dan Hangatnya
Tahan Lama...................................................................................... 104
iv
Tabel 4.33 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Terbuat Dari 100%
Tanaman Kayu Putih......................................................................... 105
Tabel 4.34 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Tidak Dapat Berubah
Setiap Kali Pemakaian ......................................................................106
Tabel 4.35 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Hangatnya Dapat
Membuat Tubuh Nyaman.................................................................. 107
Tabel 4.36 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Warna Kemasan
Menarik dan Bagus …………………………………………………….108
Tabel 4.37 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Memiliki Berbagai
Variasi Kemasan............................................................................... 109
Tabel 4.38 Jawaban responden Kualitas dari Minyak Kayu Putih Cap Lang Sesuai
Mutu.................................................................................................110
Tabel 4.39 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang memiliki Kemasan
menarik............................................................................................. 111
Tabel 4.40 Jawaban responden Kualitas dari Minyak Kayu Putih Cap Lang Tersedia
Dimana-mana ...................................................................................112
Tabel 4.41 Jawaban responden Kualitas dari Minyak Kayu Putih Cap Lang Tampak
Berkualitas Tinggi............................................................................. 113
Tabel 4.42 Rata-rata Performance dan Rata-rata Importance............................ 114
Tabel 4.43 Jawaban Responden Switcher ........................................................... 119
Tabel 4.44 Jawaban Responden Habitual Buyer…………………………………….. 120
iv
Tabel 4.45 Jawaban Responden Satisfied Buyer.................................................. 121
Tabel 4.46 Jawaban Responden Liking the Brand............................................... 122
Tabel 4.47 Jawaban Responden Committed Buyer.............................................. 123
Tabel 4.48 Pelayanan User (bi) Gula pasir Gulaku tersedia di
berbagai toko.................................................................................... 123
Tabel 4.49 Pelayanan User (ei) Tersedia di berbagai toko................................... 125
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Proses Perceptual........................................................................... 11
Gambar 2.2. Strategi Merek……………............................................................. 22
Gambar 2.3 Nilai Persepsi Kualitas…................................................................ 34
Gambar 2.4 Piramida Loyalitas Merek............................................................... 41
Gambar 2.5 Kerangka Fikir…………................................................................ 43
Gambar 3.1 Diagram Cartesius……. ................................................................. 53
Gambar 3.2 Piramida Loyalitas Merek……....................................................... 55
Gambar 4.1 Diagram Cartesius………………………………………………….. 116
Gambar 4.2 Diagram Piramida Loyalitas Merek………………………………... 125
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi menjanjikan suatu peluang bisnis dan tantangan
bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Era globalisasi
memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia dan di sisi lain
keadaan tersebut memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antar
peusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Fenomena
persaingan yang ada dalam era globalisasi ini diikuti dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta pelayanannya
untuk mengembangkan usahanya demi memenuhi kebutuhan pokok
manusia. Oleh karena itu, perusahaan tersebut dapat menjadi ancaman atau
dapat menjadi peluang bagi perusahaan.
Berbagai macam produk baru bermunculan mengikuti arus
kebutuhan pasar sehingga menyebabkan persaingan menjadi semakin ketat
saja. Dalam kondisi semakin tingginya tingkat persaingan antara produk-
produk sejenis, maka perusahaan yang satu dengan yang lain saling
bersaing merebut konsumen dan membuat pihak-pihak yang terlibat di
dalamnya harus berupaya agar keberadaannya tetap diakui dan menarik
konsumen pada keputusan pembelian.
Karena pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan kemampuan
berproduksi yang tinggi sehingga menyebabkan produk-produk yang
tersedia sangat melimpah dan bersaing untuk merebut pasar. Dalam
2
persaingan yang ketat saat ini untuk menjadi pemimpin pasar, maka peran
sebuah merek pun akan menjadi sangat penting karena atribut-atribut
kompetensi lainnya relatif mudah di tiru oleh pesaing. Untuk itu sebuah
perusahaan harus terus mengelola Brand Equity (ekuitas merek) sebagai
salah satu Intangible Asetnya. Merek yang prestisius adalah merek yang
memiliki brand equity yang kuat sehingga memiliki daya tarik yang
menarik dimata konsumen. Dalam ekuitas merek terdapat dua pengukuran
diantaranya empat dimensi ekuitas merek yang mewakili persepsi
konsumen tentang suatu merek melalui persepsi kualitas dan loyalitas
merek.
Fenomena persaingan yang ketat terjadi pada industri produk
minyak kayu putih. Saat ini semakin banyak produk minyak kayu putih
yang bermunculan dipasaran seperti : Minyak kayu putih Cap Lang, Cap
Gajah, Cap Ayam, Konicare dan masih banyak lagi. Produk minyak kayu
putih merek Cap Lang merupakan produk yang di produksi oleh PT Eagle
Indo Pharma, Tangerang Indonesia. Keberhasilan yang dicapai saat ini,
tidak terlepas dari usaha mereka untuk menguasai Industri minyak kayu
putih dari hulu ke hilir.
Minyak kayu putih Cap Lang dihasilkan dari hasil penyulingan
daun dan ranting kayu putih dari sumber terbaik di Indonesia, salah
satunya dari pulau Ambon. Minyak kayu putih ini memiliki aroma yang
sangat berbeda dan memiliki kandungan Kayu putih ekaliptus
mengandung ekaliptus dan cineol yang lebih tinggi dan merupakan zat
3
alami berkhasiat serta bersifat multifungsi. Hampir semua bagian dari
tanaman tersebut dapat dimanfaatkan, secara umum dipakai sebagai bahan
berkhasiat obat untuk meredakan gejala flu, demam dan untuk melegakan
masalah pernafasan. Minyak kayu putih Ekaliptus memiliki kehangatan
serta aroma kesegaran yang berbeda dengan minyak kayu putih Cajuput
yang terlebih dahulu telah dikenal oleh para ibu di Indonesia.. Minyak
kayu putih Cap Lang adalah cairan yang berwarna hijau jernih yang
memiliki banyak kegunaan untuk mengatasi masalah kurang enak badan,
ketika digunakan pada bagian tubuh yang membutuhkan, produk ini
dikenal dapat memberikan rasa hangat dan oleh karenanya menjaga tubuh
agar tetap hangat dan nyaman terutama pada saat cuaca dingin. Indikasi
dari minyak kayu putih Cap Lang adalah masuk angin, reumatik, radang
usus, diare, radang kulit, demam, flu, perut kembung, peleman otot,
memberikan rasa hangat pada tubuh, sakit gigi, sakit kepala, sakit telinga,
pegal-pegal, encok, kejang pada kaki, gatal digigit serangga, luka baru,
luka bakar, dan sebagai obat batuk. Kayu putih aromatherapy dapat
digunakan sebagai aromatherapy untuk refreshing pikiran dan ketenangan,
dibeberapa kondisi khasiat ekaliptus dapat dirasakan dengan cara
meneteskan 2 sampai dengan 3 tetes kedalam air hangat pada wadah untuk
kemudian dihirup uapnya.
Minyak kayu putih Cap Lang merupakan minyak kayu putih
yang mendapat perhatian lebih dari konsumen pengguna produk minyak
4
kayu putih. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil survey top brand award
yang dilakukan Frontier consulting group untuk minyak kayu putih:
Tabel 1.1 Top Brand Index Minyak Kayu Putih
Merek TBI Ket
Cap Lang 81,9% Top
Cap Gajah 6,0%
Cap Ayam 5,5%
Konicare 4,2%
Sumber : www.topbrand-award.com/top_index_2015
Berdasarkan survei Top Brand yang dilakukan oleh frontier
consulting group dengan menggunakan TBI (Top Brand Index) yang
merupakan indikator kekuatan merek. Dari hasil yang didapat dapat
disimpulkan bahwa minyak kayu putih dengan merek Cap Lnag (81,9%)
meraih tingkat TOP yang pertama, Cap Gajah (6,0%). Setelah itu ada
merek yang saling merebutkat urutan kedua teratas yaitu Cap Gajah dan
Cap Ayam. Untuk minyak kayu putih Cap Ayam memperoleh persentase
(5,5 %), dan Konicare (4,2%).
Produk minyak kayu putih yang selalu mengeluarkan berbagai
inovasi akan dapat menarik minat konsumen. Dalam hal inilah konsumen
akan dimanjakan dengan berbagai macam produk dengan berbagai produk
yang menarik, di sinilah loyalitas konsumen diuji dalam membangun
persepsi dapat dilakukan melalui jalur merek dan memahami perilaku
merek. Suatu merek yang memiliki ekuitas merek yang kuat atau lemah
diindikasikan oleh persepsi kualitas dan loyalitas merek dan aset lain
seperti paten, trademark dan hubungan dengan perantara.
5
Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagai mana
persepsi konsumen terhadap kualitas merek tertentu dan loyalitas merek
pada produk minyak kayu putih. Alasan penulis menggunakan objek
minyak kayu putih adalah karena produk ini menempati tempat yang
cukup baik dimata konsumen. Dan penulis ingin mengetahui mengapa
minyak kayu putih Cap Lang bisa menempati tempat terbaik dimata
konsumen dan bagaimanakah persepsi konsumen pada produk ini dan
loyalitas konsumen pada merek Cap Lang sehingga konsumen akan tetap
loyal dengan produk minyak kayu putih Cap Lang yang digunakan saat ini
dan tetap memiliki persepsi yang baik pada produk minyak kayu putih Cap
Lang.
Berdasarkan uraian diatas, diantaranya muncul banyak brand-
brand minyak kayu putih dipasaran mengakibatkan munculnya berbagai
inovasi yang berhubungan dengan produk tersebut dan adanya berbagai
faktor yang menyebabkan konsumen dalam menentukan pilihan pada satu
produk dan persepsi mereka pada minyak kayu putih Cap Lang, maka
penulis mengambil judul “ANALISIS PERSEPSI KUALITAS MEREK
DAN LOYALITAS MEREK PADA PRODUK MINYAK KAYU
PUTIH CAP LANG (studi kasus: Di wilayah RW.014 Kel. Jatinegara
Kec. Cakung Jakarta Timur)”
6
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan
masalahnya adalah Bagaimana persepsi kualitas merek dan loyalitas merek
pada produk minyak kayu putih Cap Lang di wilayah RW 014 Kelurahan
Jatinegara – Jakarta Timur.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah
 untuk mengetahui persepsi kualitas merek dan loyalitas merek pada
minyak kayu putih Cap Lang ditingkat konsumen.
 sebagai bahan pertimbangan atau tolak ukur dalam memilih suatu
produk yang sesuai dengan keinginan konsumen.
C. Tujuan dan Kegunaa Penelitian
Manfaat penelitian dari penelitian ini adalah semoga
menambah pengetahuan tentang persepsi konsumen dan loyalitas
konsumen pada produk minyak kayu putih Cap Lang. Dan dikemudian
hari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan
informasi pada penelitian ini, dapat diguakan sebagai masukan dan
informasi pada produsen minyak kayu putih Cap Lang dalam upaya
meningkatkan persepsi yang positif konsumen dan keloyalitasan merek
konsumen pada minyak kayu putih Cap Lang
7
BABA II
LANDASAN TEORI
A. Produk
1. Pengertian produk
Menurut Susanto dan Wijanarko (2004:211) Produk adalah :
“Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan.
Menurut Suyanto (2007:8) produk adalah : “Segala sesuatu
yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan pelanggan lewat produk”.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:266) produk adalah
“segala sesuatu yang ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian,
akuisisi, penggunaan atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu
keinginan atau kebutuhan”.
Pengertian umum dari produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan kepasar untuk memenuhi suatu keinginan dan
kebutuhan termasuk didalamnya melibatkan keputusan tentang
kualitas, merek, gaya atau corak, pengemasan dan jaminan.
Dari definisi diatas dapat dijelaskan bahwa produk adalah
segala sesuatu yang memiliki nilai untuk dipasarkan, untuk dibeli,
dipergunakan atau dikonsumsi untuk memenuhi keinginan atau
kebutuhan.
Kepuasan konsumen tidak hanya berbentuk fisik produk
melainkan kepuasan yang didapat dari pembelian produk, kepuasan
8
tersebut merupakan akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis dan
pelayanan yang diberikan oleh produsen.
2. Hierarki Produk
Setiap produk terkait dengan produk tertentu yang lain.
Hierarki produk terentang dari kehidupan dasar sampai item tertentu
yang memuaskan kebutuhan tersebut. Menurut Kotler dkk (2002:214)
kita dapat mengidentifikasikan tujuh tingkat dari hierarki produk.
Berikut ini penjelasan dan pengertian dari setiap tingkatan :
a. Rumpun kebutuhan (need family) : kebutuhan ini yang mendasari
rumpun produk.
b. Rumpun produk (product family) : semua kelas produk yang dapat
memuaskan kebutuhan inti keefektifan yang wajar.
c. Kelas produk (product class) : sekelompok produk dalam rumpun
produk yang dikenali memiliki hubungan fungsional tertentu.
d. Lini produk (product lini) : sekelompok produk dalam sebuah
kelas produk yang berhubungan erat karena berfungsi dalam cara
yang sama atau dijual kepada kelompok yang sama atau dipasarkan
melalui tempat penjualan (outlet) yang sejenis atau dijual pada
kisaran harga yang sama.
e. Jenis produk (product type) : item yang memiliki satu kesamaan
dari beberapa kemungkinan bentuk produk.
9
f. Merek (brand) : nama yang diasosiasikan dengan satu atau lebih
item dari lima produk yang digunakan untuk mengidentifikasi
sumber daya atau karakter dari item tersebut.
g. Item-item sebuah unit dalam merek atau lini produk tertentu yang
dapat dibedakan menurut ukuran, harga, tampilan fisik atau
beberapa atribut lainnya. Item tersebut sebagai stock keeping unit
atau varian produk.
3. Tingkatan produk
Menurut Amir (2005:140) mengatakan untuk merencanakan
suatu penawaran produk para pemasar harus memahami tingkatan
produk. Para pemasar harus memahami tingkatan produk, karena pada
setiap tingkatan ada nilai tambahnya :
a. Produk utama (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya
dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap
produk.
b. Produk generik (generic product), yaitu produk dasar yang mampu
memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk
minimal agar dapat berfungsi).
c. Produk harapan (expected product), merupakan atribut-atribut
produk normal dan kondisi secara normal (layak) yang diharapkan
dan dibeli oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.
10
d. Produk pelengkap (augmented product), yaitu sesuatu yang
membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha
dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
e. Produk potensial (potential product), yaitu segala macam
tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk
produk dimasa mendatang.
B. Persepsi Konsumen
1. Pengertian Persepsi Konsumen
Menurut Setiadi (2003 : 160) menjelaskan bahwa persepsi
setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-bada. Oleh karena
itupersepsi memiliki sikap subjektif. Persepsi yang dibentuk oleh
pikiran dan lingkungan sekitarnya. Selain itu suatu hal yang perlu
diperhatikan dalam persepsi adalah bahwa persepsi secara subtansil
bisa sangat berbeda.
Menurut Ferrinadewi dan Dermawan (2004 : 52) persepsi
adalah proses pengenalan, pemilihan, pengorganisasian dan
menginterpretasikan stimuli menjadi suatu yang bermakna.
Persepsi menurut Simamora (2002 : 102) adalah : “proses,
dengan mana seseorang menyeleksi, mengorganisasikan dan
menginterpretasi stimulikeadaan suatu gambaran dunia yang berarti
menyeluruh”.
Untuk memahami definisi ini, pertama harus diketahui dulu apa
yang dimaksud dengan sensasi menurut Simamora (2003 : 103) sensasi
adalah respon panca indera tiba-tiba dan langsung terhadap stimuli
sederhana tertentu, seperti merek, kemasan, maupun iklan.
11
Gambar berikut ini menjelaskan bagaimana stimuli ditangkap
melalui indra (sensasi) dan kemudian diproses oleh penerima stimulus
(persepsi).
Gambar : 2.1 proses perceptual
Sumber : Setiadi (2003: 161)
2. Proses Persepsi
Menurut Setiadi (2003: 171), proses persepsi terdiri dari :
a. Seleksi Perseptual
Persepsi perseptual terjadi ketika konsumen menangkap dan
memilih stimulus berdasarkan pada psychological set yang
dimiliki. Psychological set yaitu berbagai informasi yang ada
dalam memori konsumen sebelum seleksi persepsi terjadi, terlebih
dahulu stimulus harus mendapat perhatian konsumen. Oleh karena
itu, dua proses yang termasuk kedalam definisi seleksi adalah :
1) Perhatian (attention), perhatian yang dilakukan oleh konsumen
dapat terjadi secara sengaja atau tidak sengaja.
Stimulus
- Penglihatan
- Suara
- Bau
- rasa
sensasi
apemberi arti
Persepsi
Indera
penerima
Tanggapan
Perhatian Interpretasi
12
2) Persepsi selektif (selectif perception), terjadi ketika konsumen
melakukan valuntary attention, yaitu konsumen secara aktif
mencari informasi yang yang mempunyai relevansi pribadi.
b. Organisasi persepsi
Organisasi persepsi berarti bahwa konsumen mengelompokan
informasi dari berbagai sumber kedalam pengertian yang
menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas
pemahaman itu.
Prinsip-prinsip penting dalam integrasi persepsi yaitu :
 Penutupan (closure)
Dengan menggunakan prinsip closure, merek yang diiklankan
diharapkan lebih cepat diingat dan bertahan lama, karena
ketika melihat iklan konsumen membutuhkan perhatian
khusus.
 Pengelompokan (grouping)
Proses penyebutan angka nomor telepon anda secara terpisah-
pisah disebut sebagai pengelompokan agar mudah diingat.
 Konteks (context)
Stimulus yang diterima oleh konsumen akan cenderung
dihubungkan dengan konteks atau situasi yang melingkup
konsumen.
13
c. Intepretasi perseptual
Proses terakhir dari persepsi adalah memberi intepretasi atas
stimulus yang diterima oleh konsumen. Setiap stimulus yang
menarik perhatian konsumen baik disadari maupun tidak dasadari,
akan diinterpretasikan oleh konsumen. Suatu masalah yang
dihadapi oleh pemasar dari persepsi konsumen itu adalah
konsumen mengintepretasikan stimulus yang sama secara berbeda.
3. Kualitas
Kualitas merupakan kemampuan sebuah produk atau jasa untuk
memuaskan kebutuhan atau tuntutan dari pelanggan. Meningkatkan
kualitas produk atau jasa merupakan tantangan dari kompetitif kritis
yang dihadapi oleh perusahaan yang bergerak dipasar global. Ditinjau
dari pandangan konsumen, secara subyektif kebanyakan orang
mengatakan bahwa kualitas adalah sesuatu yang cocok dengan selera.
Produk atau jasa tersebut mempunyai kecocokan penggunaan bagi
dirinya. Pandangan lain mengatakan bahwa kualitas adalah barang atau
jasa yang dapat mengaitkan status pemakai. Dengan demikian kualitas
adalah satu-satunya hal yang paling penting bagi kedua belah pihak.
Bagi pelanggan, kualitas berarti kenyamanan dalam penggunaan,
sementara bagi perbaikan, kualitas berarti sifat-sifat kuantitatif yang
menjadi (sifat-sifat khas lain) misalnya kemurnian, viskositas, warna
dan benda asing.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001:681) :“Kualitas adalah
segala macam karakteristik suatu produk atau jasa yang berhubungan
14
dengan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan
secara langsung”.
Dalam kamus marketing (2008:131) kualitas adalah
“keseluruhan karakteristik dan ciri khas suatu produk atau jasa yang
menopang kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggan atau konsumen”.
C. Merek
1. Pengertian merek
Merek memegang peranan sangat penting, salah satunya adalah
menjembatani harapan konsumen pada saat kita menjanjikan sesuatu
kepada konsumen, dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan
emosional yang tercipta antara konsumen dengan perusahaan
penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan
produk yang mirip tetapi mereka tidak mungkin menawarkan janji
emosional yang sama.
Menurut Durianto, dkk (2004:1) menyatakan bahwa merek
memberikan nilai total produk yang “bermerek” baik menjadi lebih
tinggi dibandingkan produk yang dinilai semata-mata secara objektif.
Merek yang prestisius memiliki ekuitas merek yang tinggi.
Merek menurut AMA (American Marketing Association)dalam
buku tunggal (2005:87) yaitu “Nama, istilah, tanda, simbol atau
rancangan atau kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksud untuk
mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau kelompok
penjual untuk membedakannya dari produk competitor”.
Menurut Durianto, dkk (2004:2) merek adalah :“Nama, istilah,
tanda, simbol desain ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan
suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan”.
15
Menutut Kotler, dkk (2007:227) merek adalah “sebuah nama,
istilah simbol atau desain atau kombinasi antar merek, yang dimaksud
untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari sebuah salah satu penjual
dan untuk mengindiferensiasikan mereka dari barang kejasa pesaing”.
Menurut Kertajaya (2010: 62) merek sebagai : “Aset yang
menciptakan nilai bagi pelanggan dengan meningkatkan kepuasan dan
menghargai kualitas”.
Dengan demikian, sebuah merek akan menunjukan penjual atau
pembuat. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara
konsisten memberikan feature, manfaat dan jasa tertentu kepada
pembeli. Merek-merek terbaik memberikan jaminan kualitas, akan
tetapi merek lebih dari sekedar simbol.
Salah satu hal yang memegang peranan penting dalam
pemasaran adalah merek. Terdapat beberapa perbedaan antara produk
dengan merek. Produk merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh pabrik
dan mudah ditiru oleh para pesaing, sedangkan merek merupakan
sesuatu yang dibeli konsumen, memiliki nilai dan identitas atau ciri
tertentu yang dilindungi secara hukum sahingga tidak dapat ditiru oleh
pesaing. Merek mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk
yang akan dibeli maka persaingan antar perusahaan adalah persaingan
persepsi bukan produk (Tjiptono 2011: 34).
Menurut Kotler (2009:36) merek memiliki enam tingkatan
pengertian yaitu :
a. Atribut, merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu.
Perusahaan dapat menggunakan satu atau beberapa atribut-atribut
yang diperlukan untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional
16
dan emosional. Atribut “Tahan Lama” dapat diterjemahkan
menjadi manfaat fungsional. Atribut “Mahal” mungkin
diterjemahkan menjadi manfaat emosional.
b. Manfaat, suatu merek lebih dari serangkaian atribut.pelanggan
tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat.
c. Nilai, merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen.
Pemasar merek harus mengetahui kelompok konsumen yang mana
yang mencari-cari nilai.
d. Budaya, merek juga mewakili budaya tertentu.
e. Kepribadian, merek juga mencerminkan kepribadian tertentu.
Kadang-kadang merek mengambil kepribadian seseorang terkenal
sesungguhnya.
f. Pemakai, merek menunjukan jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produk tertentu.
Dengan enam tingkatan pengertian merek, pemasar harus
menentukan pada tingkat mana akan menanamkan identitas merek.
Merupakan suatu kesalahan untuk mempromosikan hanya atribut
merek.
2. Manfaat merek
Menurut Tjiptono (2011:43) Merek bermanfaat bagi produsen dan
konsumen. Bagi produsen, merek berperan penting sebagai :
17
a. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau
pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian
sediaan dan pencatatan akuntansi.
b. Bentuk proteksi hukum terhadap fiture atau aspek produk yang unik.
Merek bisa mendapatkan perlindungan proteksi intelektual. Nama
merek bisa diproteksi melalui merek dagang terdaftar (registered
trademaerks), proses pemanufakturan bisa dilindungi melalui hak
paten dan kemasan bisa diproteksi melalui hak cipta (copyrights) dan
desain.
c. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga
mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain
waktu. Loyalitas merek sepeti ini menghasilkan predictability dan
security permintaan bagi perusahaan dan menciptakan hambatan
masuk yang menyulitkan perusahaan lain untuk memasuki pasar.
d. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan
produk dari para pesaing.
e. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan
hukum, loyalitas pelanggan dan citra unik yang terbentuk dalam benak
konsumen.
f. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa
mendatang.
18
Tabel 2.1
Manfaat-manfaat merek
No Manfaat merek Deskripsi
1. Manfaat ekonomik  Merek merupakan sarana bagi perusahaan untuk
saling bersaing memperebutkan pasar.
 Konsumen memilih merek berdasarkan value for
money yang ditawarkan berbagai macam merek.
 Relasi antara merek dan konsumen dimulai dengan
penjualan. Premium harga bisa berfungsi layaknya
asuransi risiko bagi perusahaan. Sebagian besar
konsumen lebih suka memilih penyediaan jasa yang
lebih mahal namun diyakininya bakal
memuaskannya ketimbang memilih penyedia jasa
lebih murah yang tidak jelas kinerjanya.
2. Manfaat fungsional  Merek memberikan peluang bagi diferensiasi.
Selain memperbaiki kualitas (diferensiasi
vertikal), perusahaan-perusahaan juga
memperluas mereknya dengan tipe-tipe produk
baru (diferensiasi horizontal).
 Merek memberikan jaminan kualitas. Apabila
konsumen membeli merek yang sama lagi,
maka jaminan bahwa kinerja merek tersebut
akan konsisten dengan sebelumnya.
 Pemasar merek berempati dengan para pemakai
akhir dan masalah yang akan diatasi merek
yang ditawarkan
 Merek memfasilitasi ketersediaan produk
secara luas.
 Merek memudahkan iklan dan sponsorship.
3. Manfaat psikologis  Merek merupakan penyederhanaan atau
simplikasi dari semua informasi produk yang
perlu diketahui konsumen.
 Pilihan merek tidak selalu didasarkan pada
rasional. Dalam banyak kasus, faktor emosional
(seperti gengsi dan citra sosial) memainkan
peran dominan dalam keputusan pembelian.
 Merek dapat memperkuat citra diri dan persepsi
orang lain terhadap pemakai atau pemiliknya.
 Brand symbolis tidak hanya berpengaruh pada
persepsi orang lain, namun juga pada
identifikasi dengan objek tertentu.
(sumber : Tjiptono, 2011: 47)
19
Tabel 2.2
Fungsi merek bagi konsumen
No Fungsi Manfaat bagi pelanggan
1. Identifikasi Bisa dilihat dengan jelas, memberikan makna bagi
produk, gampang mengidentifikasi produk yang
dibutuhkan atau dicari.
2. Praktikalitas Memfasilitasi penghematan waktu dan energi melalui
pembelian ulang identik dan loyalitas.
3. Jaminan Memberikan jaminan bagi konsumen bahwa mereka bisa
mendapatkan kualitas yang sama sekalipun pembelian
dilakukan pada waktu dan tempat berbeda.
4. Optimisasi Memberikan kepastian bahwa konsumen dapat membeli
alternative terbaik dalam kategori produk tertentu dan
pilihan tertentu untuk tujuan spesifik.
5. Karakterisasi Mendapatkan konfirmasi mengenai citra dari konsumen
atau citra yang ditampilkannya kepada orang lain.
6. Kontinuitas Kepuasan terwujud melalui familiaritas dengan merek
yang telah digunakan atau dikonsumsi selama bertahun-
tahun.
7. Hedonistic Kepuasan terkait dengan daya merek, logo, dan
komunikasinya.
8. Etis Kepuasan berkaitan dengan perilaku bertanggung jawab
merek bersangkutan dalam hubungannya dengan
masyarakat.
(sumber : Tjiptono, 2011 : 44 )
3. Tujuan Pemberian Merek
Menurut Alma (2007:149) tujuan pemberian merek adalah:
a. Pengusaha menjamin konsumen bahwa barang yang dibeli sungguh
berasal dari perusahaannya. Ini adalah untuk meyakinkan pihak
konsumen membeli suatu barang dari merek dan perusahaan yang
dikehendakinya, yang cocok dengan seleranya, keinginannya dan
juga kemampuannya.
b. Perusahaan menjamin mutu barang. Dengan adanya merek ini
perusahaan menjamin mutu bahwa barang yang dikeluarkannya
20
berkualitas baik, sehingga dalam barang tersebut selain ada merek
juga disebutkan peringatan-peringatan seperti apabila dalam jenis
ini tidak ada tanda tangan ini maka itu adalah palsu dan lain-lain.
c. Pengusaha memberi nama pada merek barangnya supaya mudah
diingat dan disebut sehingga konsumen dapat menyebutkan
mereknya saja.
d. Meningkatkan ekuitas merek, yang memungkinkan memperoleh
margin lebih tinggi, memberi kemudahan dalam mempertahankan
kesetiaan konsumen.
e. Memberi motivasi pada saluran distribusi, karena barang dengan
merek terkenal akan cepat laku, dan mudah disalurkan, serta mudah
penanganannya.
4. Kriteria pemilihan merek
Menurut Kotler (2009: 269) terdapat enam pemilihan kriteria merek,
diantaranya adalah:
a. Dapat diingat, merek harus dapat diingat dan dikenal dengan
mudah oleh konsumen.
b. Berarti, merek harus kredibel dan mencirikan karakter yang sesuai,
serta menyiratkan sesuatu tentang bahan atau tipe orang yang
mungkin menggunakan merek.
c. Dapat disukai, seberapa menarik estetika dari merek dan dapat
disukai sacara visual, verbal, dan lainnya.
21
d. Dapat dipindahkan, merek dapat digunakan untuk
memperkenalkan produk baru dalam kategori yang sama atau
berbeda dengan melintasi batas geografis dan segmen pasar.
e. Dapat disesuaikan, merek harus dengan mudah dapat disesuaikan
atau diperbaharui sesuai dengan kebutuhan pasar.
f. Dapat dilindungi, merek harus dapat dipatenkan atau dapat
dilegalkan secara hukum, sehingga tidak mudah ditiru oleh
pesaing.
5. Peranan dan kegunaan merek
Merek adalah suatu faktor yang dipertimbangkan dalam
membandingkan produk-produk sejenis. Kotler (2009: 259)
berpendapat bahwa merek memiliki peranan dilihat dari sudut pandang
produsen, dimana merek memiliki peranan serta kegunaan sebagai
berikut :
a. Merek memudahkan proses pemasaran dan penelusuran produk.
b. Merek membantu mengatur catatan persediaan dan catatan
akuntansi.
c. Merek menawarkan perlindungan hukum atas ciri dari keunikan
produk yang dimiliki.
d. Merek menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang
puas akan melakukan pembelian berulang.
e. Merek dapat menjadi alat yang berguna untuk mengamankan
keunggulan kompetitif.
22
6. Strategi merek
Suatu merek harus memiliki strategi yang baik dan kuat dalam
mengenalkan dan memasarkan produk sesuai dengan nilai jual merek
yang telah ditentukan oleh produsen. Hal ini berguna untuk
membangun citra merek (Brand Image) dan kepercayaan dimata
konsumen terhadap produk yang dipasarkan.
Menurut Rangkuti (2008: 38) terdapat beberapa strategi merek,
sebagai berikut :
Gambar : 2.2 Strategi Merek
Sumber : Rangkuti (2004: 38) “The Power of Brand”
a. Merek baru (new brand)
Sebuah perusahaan dapat menciptakan sebuah nama atau merek
baru ketika memasuki sebuah kategori produk baru. Strategi ini
dapat dilakukan karena tidak ada nama merek yang sesuai dengan
konsep produk baru yang akan ditawarkan dipasar.
Exiting
Produk
New Brand
Line Extention Brand Extantion
roduct
Category
Exiting brand
Multy Brand New Brand
23
b. Multi merek (multi brand)
Perusahaan ingin mengelola berbagai nama merek tambahan dalam
kategori yang ada untuk mengemukakan fungsi dan manfaat yang
berbeda.
c. Perluasan merek (brand extension)
Usaha apa pun yang dilakukan untuk menggunakan sebuah nama
merek yang sudah berhasil untuk meluncurkan produk baru atau
produk yang dimodifikasi dalam kategori baru.
d. Perluasan lini (lini extension)
Strategi perluasan lini dilakukan dengan cara memperkenalkan
berbagai macam atribut tambahan atau variasi terhadap kategori
produk yang sudah ada dengan nama atau merek yang sama,
seperti: rasa, bentuk, warna, atau ukuran kemasan yang baru.
7. Membangun merek yang kuat dan faktor yang menghambat
dalam membengun merek
Merek yang kuat merupakan suatu keharusan bagi setiap
perusahaan. Merek yang kuat tidak hanya terdapat pada produk yang
dihasilkan, tatapi juga terdapat pada nama perusahaan. Merek yang
kuat apabila memiliki brand equity yang tinggi.
24
Brand equity yang kuat akan membentuk strategi penempatan
merek yang tepat, mulai dari segmentasi, targeting, sampai
positioning.
a. Cara membangun merek
Menurut Rangkuti (2002: 5) ada tiga cara untuk membangun merek
yang kuat, yaitu:
1. Memiliki posting yang tepat
Merek dapat dipostingkan dengan berbagai cara, misalnya
dengan menempatkan posisinya secara spesifik dibenak
pelanggan. Membangun positioning adalah menempatkan
semua aspek dari brand value (termasuk manfaat fungsional)
secara konsisten sehingga selalu menjadi nomor satu dibenek
pelanggan. Menjadi nomor satu dibenak pelanggan merupakan
tujuan utama dari positioning menjadi nomor satu dibenak
pelanggan bukan berarti selalu menjadi nomor satu untuk
semua aspek.
2. Memiliki brand value yang tepat
Semakin tepat merek di positioningkan dibenak pelanggan,
merek tersebut akan semakin kompetatif. Untuk mengelola hal
tersebut kita perlu mengetahui brand vakue. Diibaratkan sebuah
pemakai, positioning adalah kesesuaian ukuran bagi
pemakainya. Sedangkan brand value adalah keindahan warna
serta model pemakai tersebut. Brand value merupakan brand
25
personality. Brand personality lebih cepat berubah
dibandingkan brand positioning, karena brand personality
mencerminkan gejolak perubahan secara konsumen.
3. Memiliki konsep yang tepat
Tahap akhir untuk mengkomunikasikan brand value dan
positioning yang tepat kepada konsumen harus didukung oleh
konsep yang tepat. Pengembangan konsep merupakan kreatif,
karena berbeda dengan positioning yang tepat konsep dapat
terus menerus berubah sesuai dengan dalur hidup produk yang
bersangkutan. Konsep yang baik adalah dapat
mengkomunikasikan semua elemen-elemen brand value dan
positioning yang tepat, sehingga brand image dapat terus
ditingkatkan.
b. Faktor yang menghambat dalam membangun merek :
1. Tekanan dalam persaingan harga (presure to compete on price)
Tekanan dalam persaingan harga akan berpengaruh langsung
terhadap motivasi untuk membangun merek yang kuat.
2. Berkembangnya pesaing (proliferation of competitors)
Semakin berkembang biaknya pesaing dalam industri yang
sama mengurangi kebebasan dalam memilih positioning yang
ada dan pasar sasaran menjadi lebih kecil.
26
3. Pemecahan pasar dan media (fragmenting markets and media)
Pemecahan pasar dan media karena bertambahnya para pesaing
dalam industri yang sama dapat menyebabkan semakin sulitnya
membangun merek yang kuat.
4. Complex brand strategies and relationship
Pada umumnya suatu merek tidak hanya mewakili bermacam-
macam produk. Atau sebaliknya, suatu perusahaan memiliki
berbagai macam merek, sehingga membuat upaya membangun
dan mengelola merek semakin sulit.
5. Bias toward changing strategies
Adanya perubahan strategi secara internal yang dilakukan oleh
suatu perusahaan dapat menyebabkan tekanan yang sangat
besar untuk mengubah suatu identitas merek. Perubahan ini
dapat menyebabkan menurunnya merek.
6. Adanya pengaruh teknologi
Adanya pengaruh teknologi mengakibatkan perlunya suatu
inovasi terhadap produk tertentu, sehingga diperlukan tambahan
biaya investasi dan biaya operasional. Peningkatan biaya ini akan
menyebabkan menurunnya laba yang diperoleh, sehingga kondisi
ini menjadi sangat rentan untuk diserang oleh pesaing yang
memiliki sifat agresif atau memiliki modal yang jauh lebih besar.
27
8. Cara menganalisa brand value dan stratregi pengembangan merek
Menurut Rangkuti (2002: 226) cara untuk menganalisis brand value,
yaitu:
a. Perhatian, dimensi nilai-nilai apa saja yang relevan dari sisi
konsumen yang harus terdapat pada suatu merek. Contohnya, untuk
produk makanan yang paling mendasar adalah nilai aman dan
rasanya enak.
b. Tentuakan unique proposition yang berkaitan dengan merek
tertentu saecara spesifik. Nilai terdapat dalam unique proposition
harus dapat membedakan sang juara dari rata-rata. Nilai ini harus
spesifik dan tidak boleh terdapat pada nilai yang melekat pada
merek pesaing (distintive value).
c. Apabila kita sudah memiliki UPS, maka langkah berikutnya adalah
membuat strategi untuk pengembangan merek tersebut. Caranya
adalah secara konsisten dan terus menerus berupaya mengelola
brand equity secara UPS dalam satu kesatuan yang terintegrasi.
d. Usahakan jangan membuat bingung pelanggan dengan memberikan
banyak nilai pada suatu merek.
e. Merek yang berhasil memiliki nilai spesifik, unik, tidak mudah
ditiru, sehingga dapat menciptakan superior customer value,
distinitive customers satisfaction dan superior market position.
28
D. Persepsi Kualitas Merek
1. Pengertian persepsi kualitas merek
Menurut Sadat (2009: 168) persepsi kualitas terhadap merek
menggambarkan respon keseluruhan terhadap kualitas dan keunggulan
yang ditawarkan merek.
Respon ini adalah persepsi yang terbentuk dari pengalaman
selama berinteraksi dengan merek melalui komunikasi yang dibangun
oleh penawar. Tentu saja kondisi seperti ini harus terus dijaga melalui
pengembangan kualitas secara berkesinambungan.
Menurut Rangkuti (2002: 41) :“persepsi pelanggan terhadap
keseluruhan kualitas atas keunggulan suatu produk atau jasa layanan
yang sama dengan maksud yang diharapkan”.
Menurut Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Tony Sitinjak (2004:
96) persepsi kualitas merek sebagai “persepsi pelanggan terhadap
keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan
terkait dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan”.
Menurut Sumarwan (2009: 283) persepsi kualitas merek adalah
“persepsi konsumen terhadap kualitas suatu merek barang atau jasa”.
Persepsi kualitas merek merupakan persepsi konsumen
terhadap kualitas suatu merek barang atau jasa. Persepsi terhadap
kualitas merek keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat
menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh
secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas
terhadap merek. Persepsi kualitas merek yang positif akan mendorong
keputusan pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap merek
tersebut. Karena persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen maka
dapat diramalkan jika persepsi kualitas pelanggan dianggap negatif
29
atau memiliki kualitas yang jelek, mereka tidak akan disukai dan tidak
akan bertahan lama dipasar. Sebaliknya jika persepsi kualitas
pelanggan positif, maka akan disukai.
Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
persepsi kualitas merek adalah sebagai persepsi, tanggapan,
penerimaan langsung pelanggan dari sesuatu terhadap keseluruhan
kualitas dari suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang
diharapkan pelanggan.
2. Dimensi Persepsi Kualitas
Menurut Durianto Darmadi, Sugiarto dan Tony Sitinjak (2004:98)
Dimensi persepsi kualitas dibagi menjadi tujuh, yaitu :
a. Kinerja : melibatkan berbagai karakteristik operasional
utama,misalnya karakteristik operasional mobil adalah kecepatan,
akselerasi, system kemudi serta kenyamanan. Karena faktor
kepentingan pelanggan berbeda satu sama lain, sering kali
pelanggan mempunyai sikap yang berbeda dalam menilai atribut-
atribut kinerja ini.
b. Pelayanan : mencerminkan kempuan memberi pelayanan pada
produk tertentu.
c. Ketahanan : mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut.
d. Keandalan : konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk
dari satu pembelian ke pembeli berikutnya.
30
e. Karakteristik produk : bagian-bagian tambahan dari produk
(feature)
f. Kesesuaian dengan spesifikasi : merupakan pandangan mengenai
kualitas proses manufaktur (tidak ada cacat produk) sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji.
g. Hasil : mengarah pada kualitas yang dirasakan yang melibatkan
enam dimensi sebelumnya. Jika perusahaan tidak dapat
menghasilkan “hasil akhir” produk yang baik maka kemungkinan
produk tersebut tidak akan mempunyai atribut kualitas lain yang
penting.
Berikut ini adalah beberapa contoh pertanyaan untuk mengukur tujuh
dimensi persepsi kualitas :
a. Kinerja : sebarapa besar kemampuan minyak kayu putih cap lang
mengobati masuk angin
b. Pelayanan : apakah fasilitas layanan konsumen yang ada pada
minyak kayu putih caplang mudah dihubungi?
c. Ketahanan : berapa penting minyak kayu putih hangatnya tahan lebih
lama?
d. Keandalan : seberapa penting aromanya tidak dapat berubah?
e. Karekteristik produk : apakah minyak kayu putih memiliki kemasan
menarik dan bagus?
f. Kesesuaian dengan spesifikasi : seberapa penting kualitas sesuai
dengan mutu?
31
g. Hasil : apakah produk minyak kayu putih cap lang Produk tersedia
dimana-mana
Persepsi kualitas merek mempunyai peranan yang penting
dalam membangun suatu merek, dalam banyak konteks persepsi
kualitas sebuah merek dapat menjadi alasan yang penting untuk
membeli suatu produk. Membangun persepsi kualitas harus diikuti
dengan peningkatan kualitas nyata dari produknya karena akan sia-sia
meyakinkan pelanggan bahwa kualitas merek produknya adalah tinggi
bilamana kenyataan menunjukan kebalikannya. Bahkan dalam jangka
panjang upaya tersebut akan menjadi bumerang. Hal ini karena
pelanggan yang pada tahap awal memutuskan untuk membeli produk
karena perceived qualitynya, pada gilirannya akan sampai pada tahap
evaluasi yang menghantarnya pada rasa puas atau tidak puas. Pelanggan
yang tidak puas akan merasa dikecewakan sehingga perceived quality
yang dimiliki pada awalnya berganti dengan kesan benci karena merasa
dibodohi. Kejadian tersebut menyebabkan kemungkinan perpindahan
merek yang sangat besar di kemudian hari. Hal ini dapat pula terjadi
untuk pelanggan lama yang dalam pembelian yang kesekian kalinya
mengalami kejadian serupa seperti pembeli pemula di atas. Intinya
adalah jika pengalaman penggunaan dari para pelanggan tidak sesuai
dengan kualitas yang diposisikan maka citra perceived quality tidak
dapat diperhatikan.
32
Menurut David Aaker (2004: 104) dalam buku Managing
Brand Equity hal yang perlu diperhatikan dalam membangun perceived
quality :
a. Komitmen terhadap kualitas
Perusahaan harus mempunyai komitmen terhadap kualitas serta
memelihara kualitas secara terus menerus. Upaya, memelihara
kualitas bukan hanya basa basi tetapi tercermin dalam tindakan
tanpa kompromi.
b. Budaya kualitas
Komitmen kualitas harus terefleksi dalam budaya perusahaan,
norma perilakunya, dan lain-lainnya. Jika perusahaan dihadapkan
kepada pilihan kualitas dan biaya maka kualitas yang harus
dimenangkan.
c. Informasi masukan dari pelanggan
Pada akhirnya dalam membangun perceived quality pelangganlah
yang mendefinisikan kualitas. Sering kali para pimpinan keliru
dalam memperkirakan apa yang dianggap penting oleh
pelanggannya.
d. Sasaran atau standar yang jelas
Sasaran kualitas harus jelas dan tidak terlalu umum karena sasaran
kualitas yang terlalu umum cenderung menjadi tidak bermanfaat.
Kualitas juga harus memiliki standar yang jelas, dapat dipahami dan
dipriorotaskan. Terlalu banyak sasaran tanpa prioritas sama saja
33
dengan tidak mempunyai sasaran yang fokus yang pada akhirnya
akan membahayakan kelangsungan perusahaan itu sendiri.
e. Kembangkan karyawan yang berinisiatif
Karyawan harus dimotivasi dan diizinkan untuk berinisiatif serta
dilibatkan dalam mencari solusi masalah yang dihadapi dengan
pemikiran yang kreatif dan inovatif. Karyawan juga secara aktif
dilibatkan dalam pengendalian kualitas layanan.
3. Persepsi kualitas menghasilkan nilai
Menurut Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Tony Sitinjak
(2004:101) perceived quality mempunyai peranan yang penting dalam
membangun suatu merek dalam banyak konteks persepsi kualitas sebuah
merek dapat menjadi alasan yang penting pembelian serta merek mana
yang akan dipertimbangkan pelanggan yang pada gilirannya akan
mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan merek yang akan dibeli.
Seorang pelanggan mungkin tidak memiliki informasi yang cukup
untuk disaring yang mengarahkannya pada penentuan kualitas suatu
merek secara obyektif. Mungkin pula pelanggan tidak termotivasi untuk
memperoses informasi, tidak mempunyai kesanggupan dan sumber daya
untuk memperoleh dan memperoses informasi sehingga dalam konteks
ini persepsi kualitas menjadi sangat berperan dalam keputusan
pelanggan.
Secara umum perceived quality dapat menghasilkan nilai-nilai
sebagai berikut :
34
Gambar 2.3Nilai persepsi kualitas
Sumber: Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Tony Sitinjak (2004:101)
a. Alasan untuk membeli
Keterbatasan informasi, uang dan waktu membuat keputusan
pembelian seorang pelanggan dipengaruhi oleh persepsi kualitas
suatu merek yang ada dibenak konsumen, sehingga sering kali
alasan keputusan pembeliannya hanya didasarkan kepada persepsi
kualitas dari merek yang akan dibelinya.
b. Diferensiasi atau Posisi dan Harga premium
Salah satu keuntungan dari persepsi kualitas adalah memberikan
ruang pilihan dalam menentukan premium price (harga premium).
Harga premium dapat meningkatkan laba yang secara langsung
dapat meningkatkan tingkat pengembalian investasi yang dapat
memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggannya.
Perceived quality
Alasan untuk membeli
Harga premium
Differensiasi atau posisi
Perluasan merek
Perluasan saluran distribusi
35
c. Perluasan saluran distribusi
Persepsi kualitas mempunyai arti penting bagi para pengecer,
distributor dan saluran distribusi lainnya. Para pengecer dan
distributor akan termotivasi untuk menjadi penyalur produk atau
merek dengan persepsi kualitas yang tinggi yang berarti dapat
semakin memperluas distribusi dari merek tersebut.
d. Perluasan merek
Suatu merek produk dengan persepsi kualitas yang kuat dapat di
eksploitasi kearah perluasan merek. Merek dengan persepsi kualitas
yang kuat dapat digunakan untuk memperkenalkan kategori produk
baru yang beraneka ragam. Produk dengan merek yang persepsi
kualitas yang kuat akan mempunyai kemungkinan sukses yang
lebih besar dibandingkan dengan merek yang persepsi kualitas
yang lemah, sehingga perluasan produk dari merek dengan
perceived quality yang kuat memungkinkan perolehan pangsa pasar
yang lebih besar lagi.
E. Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
1. Pengertian loyalitas merek
Loyalitas merek (brand loyalty) merupakan satu ukuran
keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu
memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan
beralih ke merek produk lain, terutama jika pada merek tersebut
36
didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut
lain.
Pengertian loyalitas merek menurut Durianto, Darmadi,
Sugiarto dan Tony Sitinjak (2004:126) adalah “mencerminkan
ketertarikan konsumen kepada sebuah merek”.
Dengan adanya loyalitas merek inilah menjamin pelanggan
tidak akan berpindah merek pesaing walaupun merek pesaing
memberikan harga yang lebih murah dan kualitas yang lebih baik.
2. Loyalitas Pelanggan
Loyalitas pelanggan merupakan perilaku yang terkait dengan
merek sebuah produk, termasuk kemungkinan mempengaruhi kontrak
merek yang akan datang, beberapa kemungkinan pelanggan mengubah
dukungannya terhadap merek, beberapa kemungkinan keinginan
pelanggan untuk meningkatkan citra positif suatu produk. Jika produk
tidak mampu memuaskan pelanggan, pelanggan akan bereaksi dengan
cara exit (pelanggan menyatakan berhenti membeli merek atau produk)
dan voice (pelanggan menyatakan ketidak puasan secara langsung pada
perusahaan). Pelanggan keluar atau mengubah dukungannya terhadap
produk berpengaruh pada revenue jangka panjang, peningkatan potensi
memilikin pengaruh signifikan terhadap revenue jangka panjang, dan
hubungan positif antara kepuasan pelanggan dengan loyalitas
pelanggan semakin kuat.
37
Jadi loyalitas pelanggan memiliki peranan penting dalam
sebuah perusahaan, mempertahankan mereka berarti meningkatkan
kinerja keuangan dan mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan, hal ini menjadi alasan utama bagi perusahaan untuk
menarik dan mempertahankan merek. Usaha untuk memperoleh
pelanggan yang loyal tidak bisa dilakukan sekaligus, tetapi melalui
beberapa tahapan mulai dari mencari pelanggan potensial sampai
memperoleh patners.
Menurut Griffin (2005: 129) loyalitas pelanggan adalah “wujud
perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan
pembelian secara terus menerus terhadap barang atau jasa suatu
perusahaan yang dipilih”.
3. Fungsi loyalitas merek
Dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang benar, loyalitas merek
dapat menjadi aset strategi bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa
potensi yang dapat diberikan oleh brand loyalty kepada perusahaan :
a. Mengurangi biaya pemasaran (Reduced marketing costs)
Dalam kaitannya dengan biaya pemasaran, akan lebih mudah
mempertahankan pelanggan dibandingkan dengan upaya untuk
mendapatkan pelanggan baru. Jadi biaya pemasaran akan mengecil
jika brand loyalty meningkat. Ciri yang paling utama dari jenis
pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk karena
harganya murah.
38
b. Meningkatkan perdagangan (Trade laverage)
Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek akan menghasilkan
peningkatan perdagangan dan memperkuat keyakinan perantara
pemasaran. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dalam membeli
sesuatu merek didasarkan atas kebijakan mereka selama ini.
c. Menarik minat pelanggan baru (Attracting new customers)
Dengan banyaknya pelanggan suatu merek yang merasa puas dan
suka pada merek tersebut akan menimbulkan perasaan yakin bagi
calon pelanggan untuk mengkonsumsi merek tersebut terutama
jika pembeli yang mereka lakukan mengandung resiko tinggi. Di
samping itu, pelanggan yang puas umumnya akan
merekomendasikan merek tersebut kepada orang yang dekat
dengannya sehingga akan menarik pelanggan baru.
d. Memberi waktu untuk merespon ancaman persaingan (Provide
time to respond to competitive threats)
Loyalitas merek akan memberikan waktu pada sebuah perusahaan
untuk merespon gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing
mengembangkan produk yang unggul, pelanggan yang loyal akan
memberikan waktu pada perusahaan tersebut untuk memperbaharui
produknya dengan cara menyesuaikan atau menetralisasikannya.
39
4. Tingkatan Brand Loyality
Menurut Durianto, Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Tony Sitinjak
(2004: 128-129) beberapa tingkatan loyalitas merek (brand loyality)
adalah:
a) Konsumen yang suka berpindah-pindah (Switcher)
Pelanggan yang berada pada tingkatan loyalitas ini dikatakan
sebagai pelanggan yang berada pada tingkat paling dasar.
Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan
pembelinya dari satu merek ke merek lainnya mengindikasikan
mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal atau tidak
tertarik pada merek tersebut.
b) Pembeli yang bersifat kebiasaan (Habitual)
Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat
dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek produk
yang dikonsumsinya atau setidaknya merek tidak mengalami
ketidak puasan dalam mengkonsumsi merek produk tersebut.
c) Pembeli yang puas dengan biaya peralihan (Satisfied buyer)
Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas
bila mereka mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian
mungkin saja mereka memindahkan pembeliannya ke merek lain
dengan menganggung switching cost (biasa peralihan) yang
terkait dengan waktu, uang atau risiko kinerja yang melekat
40
dengan tindakan merekaberalih merek. Contohnya konsumen
puas dengan biaya tambahan.
d) Menyukai merek (Liking the brand)
Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan
pembeli yang sungguh-sungguh mempunyai merek tersebut. Pada
tingkatan ini dijumpai perasaan emosional yang terkait pada
merek. Rasa suka pembeli biasanya saja didasari oleh asosiasi
yang terkait dengan simbol.
e) Pembeli yang komit (Committed buyer)
Pada tahapan ini pembeli merupakan pelanggan yang setia.
Mereka memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu
merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi
mereka dipandang dari segi fungsinya. Contohnya konsumen
yang komitmen dan tidak akan segan mengajak orang lain untuk
memakai produk yang dipakainya.
Tiap tingkatan brand loyalty mewakili tantangan pemasaran yang
berbeda dan juga mewakili tipe aset yang berbeda dalam pengelolaan
dan eksploitasinya.
41
Tampilan piramida brand loyality yang umum adalah sebagai berikut :
brand equity lemah
brand equity kuat
Gambar : 2.4 Piramida Loyalitas Merek
Sumber Durianto (2004: 130)
Dari piramida loyalitas tersebut terlihat bahwa bagi merek yang
belum memiliki brand equity yang kuat, porsi terbesar dari
konsumennya berada pada tingkatan switcher. Selanjutnya, porsi
terbesar kedua ditempati oleh konsumen yang berada pada taraf
Habitual buyer, dan seterusnya hingga posisi terkecil ditempati oleh
Commited buyer. Meskipun demikian bagi merek yang memiliki brand
equiy yang kuat, tingkatan dalam brand loyaltynya diharapkan
membentuk segitiga terbalik. Maksudnya semakin keatas makin
melebar sehingga diperoleh jumlah committed buyer yang lebih besar
daripada switcher.
Commited buyer
liking the brand
Statisfied buyer
Commited
buyer
swicher
habitual buyer
Statisfied buyer Habitual buyer
swicher
Liking the brand
42
3 Kerangka pikir
Gambar kerangka pikir penelitian ini adalah untuk pembaca
agar lebih mudah memahami apa yang penulis sampaikan pada penelitian
disini. Dimulai dari judul “Analisis persepsi kualitas merek dan loyalitas
merek pada produk minyak kayu putih Cap Lang (studi kasus: di wilayah
RW. 014 Kelurahan Jatinegara- Jakarta Timur) kemudian pada persepsi
kualitas merek terdapat tujuh dimensi yang akan diteliti dengan masing-
masing lima pilihan jawaban (Skala Likert). Untuk mengukur ekuitas
merek menggunakan tabulasi data, uji validitas, nilai rata-rata. Lalu untuk
pengujiannya pada persepsi kualitas dilakukan dengan cara
membandingkan pertanyaan tentang performance dan pertanyaan
importance tiap dimensi dimasukan kedalam diagram cartecius yang
terbagi atas kuadran setelah itu dapat disimpulkan dan diberi saran. Lalu
pada pengujian loyalitas merek alat analisis yang digunakan untuk
mengukur variabel loyalitas merek dalam penelitian ini adalah
menggunakan tabulasi, uji validitas dan nilai rata-rata. Lalu untuk
pengujiannya pada loyalitas merek menggunakan piramida loyalitas
merek setelah itu dapat disimpulkan dan diberi saran
43
Gambar : 2.5 Kerangka Penelitian
ANALISIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA
MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
Studi kasus: di wilayah RW.014 Kel. Jatinegara- Jakarta Timur
Kesimpulan
Nilai rata-rata dan
Diagam Cartesius
Dimensi persepsi
kualitas:
1. Kinerja
2. Pelayanan
3. Ketahanan
4. Keandalan
5. Karakteristik
produk
6. Kesesuaian
dengan
spesifikasi
7. hasil
Kesimpulan
Prosentase piramida
loyalitas merek
Tingkatan loyalitas merek:
1. Konsumen yang suka
berpindah-pindah (Switcher)
2. Pembeli yang bersifat
kebiasaan (Habitual buyer)
3. Pembeli yang puas dengan
biaya peralihan (Satisfied
buyer)
4. Menyukai merek (Liking the
brand)
5. Pembeli yang komit
(Committed buyer)
44
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kampung Pulo Jahe RW 014
Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung Jakarta Timur. Waktu dan
penelitian berlangsung pada bulan Januari sampai dengan awal bulan April
2014.
B. Jenis dan Sumber Data
Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah produk minyak
kayu putih cap lang. Dalam penelitian ini digunakan dua jenis data
berdasarkan cara pengumpulannya, yaitu data primer dan data sekunder
yaitu:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang secara langsung di dapat
atau diambil dari warga RW 014 Kelurahan Jatinegara Kecamatan
Cakung Jakarta Timur dengan dilakukanya riset lapangan yang
bertujuan untuk mengumpulkan data yang secara langsung diperoleh
dari sumber asli atau tidak melalui media perantara yaitu dengan
menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan) yang dibagikan kepada
responden yang telah dipilih yaitu seorang yang pernah memakai
minyak kayu putih Cap Lang.
45
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak
langsung (ada perantara) melalui berbagai sumber relevan. Dalam
penelitian ini data sekunder merupakan data yang di peroleh melalui
pengutipan data informasi dari berbagai sumber yang sesuai dengan
penelitian ini, diantaranya :
a. Data warga Kampung Pulo Jahe RW 014 yang diperoleh dari
Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung Jakarta Timur.
b. Data mengenai profil perusahaan PT. Eagle Indo Pharma,
Tangerang Indonesia lebih sfesifiknya mengenai Minyak Kayu
Putih Cap Lang.
c. Data tentang berbagai informasi yang berkaitan dengan penelitian
ini yang didapat melalui internet.
d. Mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang di
dapat dari berbagai penelitian kepustakaan dengan mempelajari
buku-buku serta literatur lainnya yang mendukung dan
berhubungan dengan objek penelitian ini.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan (Sugiono 2010:115). Jadi populasi bukan hanya orang saja,
46
tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi sasaran
pada penelitian ini adalah masyarakat yang pernah memakai minyak
kayu putih Cap Lang di Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung
Jakarta Timur.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono 2010:116). Dalam penelitian ini
sampel yang ditetapkan adalah persepsi kualitas merek dan loyalitas
merek pada produk minyak kayu putih Cap Lang di wilayah RW 014
Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung Jakarta Timur. Mengingat
jumlah populasi belum diketahui secara pasti, maka penentuan jumlah
sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus pendugaan proporsi (Sugiarto 2000: 154) yaitu
= 	 (1 − )
Dimana :
n = ukuran sampel yang digunakan
p = estimasi tentang Proporsi Populasi
Z = nilai Z yang sesuai dengan interval keyakinan
e = kesalahan (error) maksimum yang dijalankan
Berdasarkan rumusan diatas, menggunakan kaidah p=1/2, tingkat
keyakinan Za =95% dan e =10%. Jadi :
47
=
0,5(1 − 0,5)
0,95
2
0,1
=
0,25	(0,475)²
0,01
=
0,25(1,96)²
0,01
=
0,25.3,8416
0,01
=
,
,
= 96,04 97 orang atau setara dengan
pembulatan mendi 100 responden.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode Purposive Sampling, yaitu teknik pengambilan
sampel dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangannya tentunya orang yang menggunakan produk Minyak
Kayu Putih Cap Lang.
Sampel diambil dengan memberikan kuesioner ke pada responden yaitu
100 responden, kueisioner disusun berdasarkan screening, profil
responden, kepercayaan, evaluasi.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Studi kepustakaan
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca buku-
buku, majalah, koran, artikel-artikel, dan sumber lain yang berhubungan
atau berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas yaitu persepsi
48
kualitas merek dan loyalitas merek pada produk minyak kayu putih cap
lang.
2. Studi lapangan
Untuk mengumpulkan data digunakan dengan menyebarkan
kuesioner langsung objek yang akan diteliti, yaitu memberikan daftar
pertanyaan dan pernyataan yang berkaitan dengan topik penelitian
kepada responden kualitas merek dan loyalitas merek pada produk
minyak kayu putih Cap Lang di wilayah RW 014 Kelurahan
Jatinegara Kecamatan Cakung Jakarta Timur. Pembagian kuesioner
ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :
 Membagi kuesioner secara langsung kepada 100 responden
 Peneliti memberikan penjelasan dan membimbing responden
tentang cara pengisian kuesioner
 Kuesioner yang telah diisi oleh responden dikumpulkan kembali.
Setelah data dari seluruh responden terkumpul kemudian
mentabulasi data berdasarkan variable dan seluruh responden.
 Hasil tabulasi kemudian dimasukan ke dalam rumus-rumus dan
analisis Ms. Excel yang telah dipilih untuk memperoleh
kesimpulan.
F. Alat Analisis Data
Dalam penelitian ini untuk mengukur ekuitas merek menggunakan
tabulasi, uji validitas, nilai rata-rata dan untuk mengukur persepsi
pelanggan terhadap keseluruhan kualitas yang dimiliki produk
49
menggunakan diagram cartesius sedangkan untuk mengukur kesetiaan
konsumen pada merek menggunakan segitiga piramida.
1. Tabulasi
Tabulasi adalah melakukan perhitungan hasil kuesioner dan
memberikan nilai (scoring) sesuai dengan sistem penilaian yang telah
ditetapkan. Hasil tabulasi kemudian dimasukan kedalam rumus.
Kuesioner yang dibagikan kepada konsumen yang
menggunakan produk tersebut berupa pertanyaan persepsi kualitas,
pertanyaan persepsi kepentingan atribut, pertanyaan loyalitas merek
yang bersifat tertutup tentang persepsi kualitas dan loyalitas merek.
Hasil kuesioner tersebut ditabulasi menurut kecenderungan jawaban
responden dengan memberikan tanda silang atau tanda cheklist pada
jawaban yang ada.
Nilai jawaban yang diberikan memakai sistem skor dengan
menggunakan skala likert yuitu Menurut Sugiyono (2004: 86) bahwa
setiap jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala
likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat
negatif diberikan skor 1-5 yang dinilai sebagai berikut:
a. Sangat Setuju (SS) : Skor = 5
b. Setuju (S) : Skor = 4
c. Kurang Setuju (KS) : Skor = 3
d. Tidak Setuju (TS) : Skor = 2
e. Sangat Tidak Setuju (STS) : Skor = 1
50
Sedangkan untuk variabel persepsi kepentingan atribut minyak
kayu putih cap lang menggunakan skala likert dari sangat positif
sampai dengan sangat negatif diberikan skor 1-5 yang dinilai sebagai
berikut:
a. Sangat Penting (SP) : Skor = 5
b. Penting (P) : Skor = 4
c. Kurang Penting (KP) : Skor = 3
d. Tidak Penting (TP) : Skor = 2
e. Sangat Tidak Penting (STP) : Skor = 1
Dan untuk mengukur variabel loyalitas menggunakan skala likert
dari sangat positif sampai dengan sangat negatif diberikan skor 1-5
yang dinilai sebagai berikut:
a. Sangat Puas (SP) : Skor = 5
b. Puas (S) : Skor = 4
c. Cukup Puas (CP) : Skor = 3
d. Tidak Puas (TP) : Skor = 2
e. Sangat Tidak Puas (STP) : Skor = 1
2. Uji validitas
Uji validitas ialah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-
tingkat keabsahan (validitas) instrumen penelitian yang digunakan.
(Tika, 2006: 65). Suatu alat ukur yang valid, mempunyai validitas
yang tinggi. Sebaliknya alat ukur yang kurang valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya validitas alat ukur
51
menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari
gambaran tentang variabel yang dimaksud. Rumus yang digunakan
untuk menganalisis validitas ini adalah rumus korelasi product
moment sebagai berikut :
ᵪ =
∑ 1 1 − (∑ 1)(∑ 1)
{ ∑ 1 − (∑ 1)²}.{ ∑ 1² − (∑ 1)²}
Keterangan :
rᵪ = koefisien korelasi
n = jumlah data
x = persepsi kualitas (variabel independen)
y = loyalitas merek (variabel dependen
Untuk memberikan interpretasi terhadap kuatnya hubungan korelasi
maka dapat digunakan pedoman yang tertera dibawah ini:
Tabel 3.1
Interpretasi (koefisien korelasi)
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 1,80 Sangat jelek
1,80 – 2,60 Jelek
2,60 – 3,40 Cukup
3,40 – 4,20 Baik
4,20 – 5,00 Sangat baik
Sumber : Darmadi Durianto (2004: 135)
52
3. Nilai rata-rata
Hasil jawaban responden untuk setiap item pertanyaan tentang
tingkat kepentingan (Importance) dengan rata-rata hasil jawaban
responden untuk setiap item pertanyaan tentang kinerja produk
(performance) rata-rata tersebut digunakan untuk mengetahui ukuran
jawaban responden, persepsi kualitas minyak kayu putih cap lang di
interpretasikan sebagai berikut :
a. Bila persepsi kualitas baik bila rata-rata hasil keseluruhan
performance lebih tinggi dari rata-rata keseluruhan importance.
b. Bila persepsi kualitas buruk rata-rata hasil keselurahan
performance lebih rendah dari rata-rata hasil keseluruhan
importance.
Pengukuran loyalitas merek dilakukan dengan cara perhitungan
rata-rata untuk setiap item pertanyaan yang menunjukan
tingkatanloyalitas merek. Alat analisis yang digunakan untuk
mengukur variabel loyalitas merek adalah menggunakan metode rata-
rata (means)
Rata-rata 	=
∑ .
Keterangan :
̅ = skor rata-rata
= nilai pengukuran ke i
= frekuensi kelas ke i
53
= jumlah populasi atau banyaknya pengamat atau responden
(sumber : Durianto 2004: 43)
Hasil dari niali rata-rata dipetakan ke rentang skala yang
mempertimbangkan informasi interval berikut ini:
=
	 − 	 ℎ	
	
Setelah besarna interval diketahui, kemudian dibuat rentang
sekala sehingga dapat diketahui dimana letak rata-rata penelitian
responden terhadap setiap unsur defferensiasinya dan sejauh mana
variasinya.
G. Diagram Cartesius
Analisi dengan menggunakan diagram kartesius ini untuk
menganalisis kepuasan pelanggan terhadap kinerja suatu produk,
untukmerumuskan strategi yang tepat yang harus diambil dalam rangka
perbaikan kualitas
Gambar 3.1 Diagram Kartesius
Sumber : Durianto, dkk (2004: 109)
Tinggi
Importance
Tinggi
Rendah
Rendah ̅̿
Performance
Kuadran III
Low Priority
Kuadran II
Maintain
Kuadran I
Underact
Kuadran IV
Overact
54
Keterangan :
1. Kuadran I
Menunjukan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi
kepuasan pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap
sangat penting, manun manajemen belum melaksanakan sesuai
dengan keinginan pelanggan. Sehingga mengecewakan atau tidak
puas.
2. Kuadran II
Menunjukan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan
perusahaan, untuk itu diwajibkan dipertahankan dianggap sangat
penting dan sangat memuaskan.
3. Kuadran III
Menunjukan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya
bagi pelanggan, pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja.
Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan.
4. Kuadran IV
Pada posisi ini, jika dilihat dari kepentingan konsumen, atribut-
atribut produk kurang dianggap penting, tetapi jika dilihat dari
tingkat kinerjanya, konsumen merasa sangat puas.
55
H. Segitiga Piramida
Pada pengujian loyalitas merek menggunakan alat analisis
yaitu metode segitiga piramida yang digunakan untuk mengukur
keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukur ini mampu memberikan
gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek
produk lain.
Berikut gambar segitiga piramida:
brand equity lemah
brand equity kuat
Gambar : 3.2 Piramida Loyalitas Merek
Sumber Durianto (2004: 130)
I. Definisi Variabel Operasional
Ekuitas merek merupakan seperangkat aset dan kepercayaan
merek yang terkait dengan merek tertentu, nama, simbol yang mampu
menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau
Commited
buyer
Liking the brand
Statisfied buyer
Habitual buyer
swicher
Commited buyer
Liking the brand
Statisfied buyer
Habitual buyer
swicher
56
jasa, baik bagi pemasar maupun pelanggan dari merek minyak kayu putih
cap lang , adapun definisi variabel operasional yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.2 Varibel Operasional
No Variabel Dimensi
Indikator atau alat ukur
Skala Sumber
Performance Importance
1
PersepsiKualitas
Kinerja
Mengobati masuk angin
Minyak kayu putih Cap Lang bantu
mengobati masuk angin
Likert
Durianto(2004:109)
2
Membuat tubuh nyaman
Minyak kayu putih Cap Lang aroma
therahynya dapat membuat tubuh
nyaman
3
Pelayanan
Layanan konsumen
mudah dihubungi
Fasilitas layanan konsumen minyak
kayu putih Cap Lang mudah
dihubungi
Likert
4
layanan konsumen
ramah
Layanan operator kunsumen minyak
kayu putih Cap Lang dapat
berkomunikasi dengan ramah
5
Ketahanan
Harum dan hangatnya
tahan lama
Harum dan hangatnya minyak kayu
putih Cap Lang lebih tahan lama
Likert
6
100% tanaman kayu
putih
Minyak kayu putih Cap Lang Terbuat
dari 100% tanaman kayu putih murni
7
Keandalan
Aromanya tidak dapat
berubah
Aroma minyak kayu putih Cap Lang
tidak dapat berubah setiap kali
pemakaian
Likert
8
Hangatnya membuat
nyaman
Hangatnya minyak kayu putih Cap
Lang dapat membuat tubuh nyaman
9 Karakteristik
Produk
Kemasan menarik dan
bagus
Warna kemasan minyak kayu putih
Cap Lang menarik dan bagus
Likert
10
Berbagai variasi
kemasan
Minyak kayu putih Cap Lang
memiliki berbagai variasi kemasan
11
Kesesuaian
dengan
spesifikasi
Kualitas sesuai dengan
mutu
Kualitas (aroma dan hangatnya lebih
tahan lama) dari minyak kayu putih
Cap Lang sesuai dengan mutu
Likert
12
Kemasan baik dan
menarik
Penampilan kemasan minyak kayu
putih Cap Lang lebih baik dan
menarik dari produk pesaing
57
13 Hasil
Produk tersedia dimana-
mana
Produk minyak kayu putih Cap Lang
tersedia dimana-mana
Likert
14
Berkualitas tinggi Minyak kayu putih Cap Lang tampak
terkesan berkualitas tinggi
No Variabel Dimensi Indikator Skala
1
Loyalitasmerek
Switcher
Pindah ke merek minyak kayu putih lain jika harganya lebih
murah dari minyak kayu putih Cap Lang
Likert
2
Habitual
buyer
Memakai minyak kayu putih Cap Lang karena kebiasaan
memakai minyak kayu putih Cap Lang
Likert
3
Satisfied
buyer
Puas dengan merek minyak kayu putih Cap Lang Likert
4
Liking the
brand
Menyukai merek minyak kayu putih Cap Lang Likert
5
Committed
buyer
Menyarankan dan mempromosikan ke orang lain untuk membeli
minyak kayu putih Cap lang
Likert
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil perusahaan PT. EAGLE INDO PHARMA atau CAP LANG
1. Gambaran Umum PT. EAGLE INDO PHARMA atau CAP
LANG
Cap lang merupakan perusahaan yang menghasilkan jenis
farmasi yang terletak di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan
pada tahun 1973. Perusahaan ini umumnya menghasilkan berbagai
produk farmasi. Profil Perusahaan PT. EAGLE INDO PHARMA atau
yang lebih dikenal dengan nama CAP LANG berdiri sejak tahun 1973,
CAP LANG terus melakukan transformasi sampai menjadi perusahaan
seperti yang dikenal sekarang. Dengan pengalaman lebih dari 38
tahun, CAP LANG tetap konsisten melayani dan meningkatkan
kesehatan masyarakan melalui penyediaan produk-produk farmasi
OTC (Over The Counter) yang berkualitas tinggi, efektif dan aman
digunakan.
PT Eagle Indo Pharma sebagai unit usaha disektor agroindustri
tergolong perusahaan yang padat modal (capital) dan padat karya, hal
ini terlihat dari jumlah tenaga kerja yang diserap. Pihak perusahaan
dalam menjalankan usahanya membawa misi pembangunan secara
utuh, baik yang menyangkut misi usaha (Business mission) maupun
misi sosial (Social mission), serta berupaya menciptakan lapangan
59
kerja khususnya untuk tenaga kerja yang tersebar di berbagai di daerah
sekitar lingkungan perusahaan.
CAP LANG merupakan pemimpin pasar di berbagai produk
kategori di kelasnya, khususnya dalam kategori rubs dan balm, seperti:
minyak kayu putih cap lang, balsem otot geliga, balsem lang, telon
lang, minyak angin lang dan minyak gosok pijat urut (GPU). Hal ini
dibuktikan dengan berbagai penghargaan yang diterima, seperti: ICSA,
TOP BRAND, BEST BRAND, pemecahan REKOR MURI dan
penghargaan lainnya.
Sebagai perusahaan farmasi, CAP LANG secara progressive
terus melakukan perbaikan menjadi perusahaan farmasi yang moderen.
Saat ini, CAP LANG dilengkapi dengan fasilitas produksi sesuai
dengan persyaratan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) yang
ditetapkan oleh BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) dan
cGMP (current Good Manufacturing Practices) seperti yang
disyaratkan oleh WHO (World Health Organization).
Dengan dibantu dengan jaringan distribusi yang kuat, produk-
produk CAP LANG dapat dengan mudah dijumpai diseluruh pelosok
Indonesia dari Sabang sampai Merauke baik di outlet moderen maupun
outlet tradisional.
60
2. Visi dan Misi PT. EAGLE INDO PHARMA atau CAP LANG
a. Visi PT. EAGLE INDO PHARMA atau CAP LANG
Menjadi perusahaan obat OTC terbaik di Indonesia dalam aspek
profitabilitas, kepuasan pelanggan, internal process, pembelajaran
dan pertumbuhan yang berkesinambungan melalui karya yang
kreatif dan inovatif dari seluruh elemen perusahaan yang
kompeten.
b. Missi PT. EAGLE INDO PHARMA atau CAP LANG
Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui
penyediaan produk obat OTC yang bermutu tinggi dengan
dilandasi kesungguhan hati, tanggung jawab dan pandangan
jauh ke masa depan.
c. Company Credo
QUALITY IN EVERYTHING WE DO” merupakan kredo CAP
LANG, yang dijabarkan ke dalam nilai-nilai sebagai berikut:
a). Human Quality
 Menekankan pada karya yang kreatif dan inovatif melalui
kemampuan, kinerja dan karakter pribadi sehingga setiap
individu dapat menunjukan kemampuan dan keahlian
terbaiknya.
 Menggunakan pertimbangan yang terbaik dalam segala
situasi sesuai dengan keahliannya dengan berlandasan
keseimbangan antara fikiran dan hati.
61
 Semangat menghargai, ketulusan dan keharmonisan dalam
berfikir, berucap dan bertindak.
b). Knowledge and Learning Quality
 Menekankan pada proses bekerja yang cepat, sistematis dan
akurat.
 Menjaga dan meningkatkan kepercayaan dalam cara
berfikir dan bertindak untuk mencapai penciptaan nilai
tambah yang optimal.
 Senantiasa meningkatkan cara dan mutu kerja melalui
pengembangan diri di dalam budaya belajar yang terus
dibangun oleh perusahaan.
c). Integrity and responsibility quality
 Menggunakan norma-norma etika yang berlaku di dalam
masyarakat dalam berinteraksi dan mengelola lingkungan
bisnis.
 Jujur, rajin, pantang menyerah, konsisten, bersungguh-
sungguh dan bertanggung jawab dalam pekerjaan yang
digeluti.
 Peduli terhadap berbagai permasalahan yang muncul dalam
kiprah bisnis perusahaan walaupun secara formal bukan
menjadi bagian dari tanggung jawabnya.
62
d). Leadership and team work quality
 Mencapai keunggulan melalui kepemimpinan perusahaan
dalam setiap bidang yang digeluti.
 Keunggulan perusahaan dapat dicapai melalui Sumbar
Daya Manusia yang unggul dengan team work yang solid
melalui work hard and work smart.
 Team work yang solid tercipta dari trust, keharmonisan,
sikap helpful and open minded sesama karyawan untuk
menghasilkan high quality value bagi perusahaandan
seluruh elemen yang terkait.
e). Adaptive and network quality
 Perubahan merupakan hal yang wajar dalam segala aspek
kehidupan yang mengandung kesempatan untuk
menciptakan niali tambah.
 Melambangkan perubahan secara cepat dan
berkesinambungan dan sehingga memberikan niali tambah
pada perusahaan dengan bertemu pada kekuatan sumber
daya manusia yang diperkuat dengan keunggulan teknologi.
 Mampu beradaptasi terhadap perubahan dan membina
kerjasama dengan baik sebagai modal perusahaan dalam
mencapai sustainable company.
63
d. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Perusahaan.
Pembentukan struktur organisasi sangat penting untuk
menjalin kerja sama dan kelancaran jalannya perusahaan serta
memudahkan koordinasi dan pengwasan kegiatan perusahaan. PT
Eagle Indo Pharma memiliki organisasi yang terdiri dari “Board of
Commisoiner” merupakan pemegang saham perusahaan yang
dipimpin oleh Direktur dan berkedudukan di Jakarta. Direktur
bertugas mempertimbangkan dan mengadakan pertemuan untuk
menerapkan kebijakan perusahaan, meliputi pengadaan modal
dalam usaha yang akan dijalankan. Selain itu, sebagai pemimpin
perusahaan juga bertugas mengatur kegiatan perusahaan yang akan
dilaksanakan, kegiatan perkebunan kayu putih, pabrik kayu putih,
serta kegiatan penunjang (bisnis, finansial dan administrasi).
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab,
direktur dibantu oleh seorang manajer umum (General Manager)
yang berperan sebagai pemimpin perusahaan yang mengatur secara
langsung pelakasanaan kegiatan di site PT Eagle Indo Pharma.
General Manajer mempertanggungjawabkan semua kegiatan
perusahaan kepada direktur dan dalam melaksanakan tugasnya,
General Manajer dibantu oleh beberapa manajer yang memimpin
pelaksanaan kegiatan masing-masing departemen. Setiap
departemen dibagi menjadi beberapa divisi yang dipimpin oleh
seorang kepala divisi.
64
Berdasarkan sifat hubungan kerjanya, karyawan PT
Eagle Indo Pharma dibedakan atas karyawan staf dan karyawan
non staf. Karyawan staf terdiri atas manajer dan pendamping
asisten (officer), sedangkan karyawan non staf terdiri atas
pengawas (supervisor), teknisi lapangan (field assistant), mandor,
mekanik, dan operator. Selain itu terdapat pula tenaga harian
musiman dan kontraktual. Jumlah karyawan dan tenaga harian
dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Jumlah Karyawan PT. Eagle Indo Pharma Departemen Pertanian
Tenaga kerja (orang)
Tahun Bulanan Harian FM Musiman Total
2010 839 712 1688 556 3795
2011 826 810 2058 587 4281
2012 815 818 2369 755 4757
Sumber : Laporan tahunan MIS Plantation PT. EIP (Cap Lang),2015
Manajer adalah staf operasional yang bertugas membantu dan
mewakili manajemen dalam melaksanakan pengelolaan departemen
atau divisi masing-masing. Officer bertugas untuk memberikan
pengarahan tentang rencana kerja mingguan dan harian. Seorang
officer dibantu oleh beberapa pengawas. Pengawas bertugas
memberikan pengarahan tentang program kerja harian kepada teknisi
lapangan dan mandor. Teknisi lapangan dan mandor bertugas
mengawasi dan memperbaiki pekerjaan serta melaporkan hasil
pekerjaan tenaga kerja lapang kepada pengawas.
65
e. Keadaan Tanaman dan Pengembangan Produksi
Kayu putih dapat tumbuh di tanah tandus, tahan panas dan dapat
bertunas kembali setelah terjadi kebakaran. Tanaman ini dapat
ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpi, dapat tumbuh di
dekat pantai di belakang hutan bakau, di tanah berawa atau
membentuk hutan kecil di tanah kering sampai basah. Pohonnya tinggi
10-20 m, kulit batangnya berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan
dengan permukaan kulit yang terkelupas tidak beraturan. Batang
pohonnya tidak terlalu besar, dengan percabangan yang menggantung
kebawah. Daun tunggal, agak tebal seperti kulit, bertangkai pendek,
letak berseling. Helaian daun berbentuk jorong atau lanset, panjang
4,5-15 cm, lebar 0,75-4 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi rata,
tulang daun hampir sejajar. Permukaan daun berambut, warna hijau
kelabu sampai hijau kecoklatan, Daun bila diremas atau dimemarkan
berbau minyak kayu putih. Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga
berbentuk seperti lonceng, daun mahkota warna putih, kepala putik
berwarna putih kekuningan, keluar di ujung percabangan. Buah
panjang 2,5-3 mm, lebar 3-4 mm, warnanya coklat muda sampai coklat
tua. Bijinya halus, sangat ringan seperti sekam, berwarna kuning.
Buahnya sebagai obat tradisional disebut merica bolong. Ada beberapa
varietas pohon kayu putih. Ada yang kayunya berwarna merah, dan
ada yang kayunya berwarna putih. Rumphius membedakan kayu putih
dalam varietas daun besar dan varietas daun kecil. Varietas yang
66
berdaun kecil, yang digunakan untuk membuat minyak kayu putih.
Daunnya, melalui proses penyulingan, akan menghasilkan minyak
atsiri yang disebut minyak kayu putih, yang warnanya kekuning-
kuningan sampai kehijau-hijauan. Perbanyakan dengan biji atau tunas
akar.
Sejak mulai beroperasi hingga saat ini, PT. Eagle Indo Pharma
mengalami perkembangan produksi dan juga areal perkebunan minyak
kayu putihnya. Meningkatnya jumlah produksi minyak kayu putih dari
tahun pertahun disebabkan semakin baiknya teknik budidaya yang
digunakan serta perkembangan perkebunan yang semakin luas.
Meningkatnya permintaan masyarakat akan minyak kayu putih
mendorong PT. Eagle Indo Pharma untuk meningkatkan produksi.
B. Profil Responden
Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 100 responden di
wilayah RW 014 Kel. Jatinegara – Jakarta Timur. Karakteristik yang
dipaparkan meliputi jenis kelamin, tempat tinggal, umur, pekerjaan dan
pengeluaran perbulan yang hasilnya sebagaimana diuraikan dibawah ini:
Berdasarkan hasil penelitian, gambaran tentang jenis kelamin,
tempat tinggal, umur, pekerjaan, pengeluaran perbulan, masa pakai
responden adalah seperti yang ditunjukkan dalam tabel 4.3, 4.4, 4.5, 4.6,
4.7, 4.8, 4.9 berikut ini:
67
1. Berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan hasil kuesioner data identitas responden, maka
responden ditentukan berdasarkan jenis kelamin tercantum dalam tabel
dibawah ini:
Tabel 4. 2
Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1. Laki-laki 40 40%
2. Perempuan 60 60%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil olah kuesioner tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.2 hasil data diatas dari 100 responden
diketahui jumlah responden yang mengisi kuesioner ini yang berjenis
kelamin perempuan sebesar 60 responden (60%) dan responden laki-
laki hanya 40 responden (40%). Jadi, hal ini terbukti pada saat
penelitian dilihat dari jenis kelamin lebih banyak perempuan dari pada
laki-laki.
68
2. Berdasarkan Tempat Tinggal
Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden dapat
dikelompokan berdasarkan tempat tinggal para responden yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4 . 3
Profil Responden Berdasarkan Tempat Tinggal
No Tempat Tinggal Jumlah Presentase
1. RT 001 5 5%
2. RT 002 7 7%
3. RT 003 6 6%
4. RT 004 10 10%
5. RT 005 10 10%
6. RT 006 5 5%
7. RT 007 10 10%
8. RT 008 10 10%
9. RT 009 10 10%
10. RT 010 5 5%
11. RT 011 12 12%
12. RT 012 5 5%
13. RT 013 5 5%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil olah kuesioner tahun 2015
Dari tabel 4.3 di atas diketahui bahwa responden yang bertempat
tinggal di RT 001 sebanyak 5 orang (5%), yang bertempat
tinggal di RT 002 sebanyak 7 orang (7%), yang bertempat tinggal
di RT 003 sebanyak 6 orang (6%),yang bertempat tinggal di RT
004 sebanyak 10 orang (10%), yang bertempat tinggal di RT 005
sebanyak 10 orang (10%), yang bertempat tinggal di RT 006
sebanyak 5 orang (5%), yang bertempat tinggal di RT 007
sebanyak 10 orang (10%), yang bertempat tinggal di RT 008
sebanyak 10 orang (10%), yang bertempat tinggal di RT 009
69
sebanyak 10 orang (10%) dan yang bertempat tinggal di RT 010
sebanyak 5 orang (5%), yang bertempat tinggal di RT 011
sebanyak 12 orang (12%), yang bertempat tinggal di RT 012
sebanyak 5 orang (5%), dan yang bertempat tinggal di RT 013
sebanyak 5 orang (5%).
a. Berdasarkan usia
Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden
dapat dikelompokan berdasarkan usia para responden yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4 . 4
Profil Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Presentase
1. > 15-20 5 5%
2. > 21-30 25 25%
3. > 31-40 36 36%
4. ≥ 40 34 34%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil olah kuesioner tahun 2015
Dari tabel 4.4 diatas diketahui bahwa usia lebih dari 15
tahun sampai dengan 20 tahun sebanyak 5 orang (5%), usia lebih
dari 21 tahun sampai dengan 30 tahun sebanyak 25 orang (25%),
usia lebih dari 31 tahun sampai dengan 40 tahun sebanyak 36
orang (36%), usia lebih dari 40 tahun sebanyak 34 orang (34%).
Hal ini menunjukan bahwa pengelompokan berdasarkan usia
responden yang tertinggi adalah lebih dari 31 tahun sampai dengan
40 tahun sebanyak 36%.
70
b. Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir
Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada
para konsumen, maka responden dapat dikelompokan berdasarkan
tingkat pendidikan terakhir sebagai berikut:
Tabel 4 . 5
Profil Responden Berdasarkan pendidikan
No Pendidikan Jumlah Presentase
1. SD 2 2%
2. SMP 8 8%
3. SMA 77 77%
4. D1/D2/D3 9 9%
5. S1 4 4%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil olah kuesioner tahun 2015
Dari tabel 4.5 penghitungan kuesioner diatas diketahui
bahwa tingkat pendidikan SD sebanyak 2 orang (2%), tingkat
pendidikan SLTP sebanyak 8 orang (8%), tingkat pendidikan SMA
sebanyak 77 orang (77%), tingkat pendidikan D1/D2/D3 sebanyak
9 orang (9%), dan tingkat pendidikan S1 sebanyak 4 orang (4%).
Hal ini menunjukan bahwa pengelompokan berdasarkan tingkat
pendidikan terakhir responden yang tinggi adalah pendidikan
tingkat SMA sebanyak 77 orang responden (77%).
71
c. Berdasarkan tingkat pekerjaan
Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada para
konsumen, maka responden dapat di kelompokan berdasarkan
pekerjaannya seperti tabel dibawah ini:
Tabel 4 . 6
Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Presentase
1. Pelajar/mahasiswa 4 4%
2. Ibu rumah tangga 42 42%
3. Karyawan Swasta 32 32%
4. Pegawai negeri 4 4%
5. Wiraswasta 18 18%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil olah kuesioner tahun 2015
Dari tabel 4.6 penghitungan kuesioner diatas diketahui
bahwa pekerjaan sebagai pelajar sebanyak 4 orang (4%), pekerjaan
sebagai ibu rumah tangga sebanyak 42 orang (42%), pekrjaan
sebagai karyawan swasta sebanyak 32 orang (32%), pekrjaan
sebagai pegawai negeri sebanyak 4 orang (4%), dan pekerjaan
sebagai wiraswasta sebanyak 18 orang (18%). Hal ini menunjukan
bahwa pengelompokan berdasarkan pekerjaan responden yang
tinggi adalah ibu rumah tangga sebanyak 42 orang responden
(42%).
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG
ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG

Contenu connexe

Tendances

Hasil Observasi UMKM Kedai T-Minul - Manajemen Koperasi dan UMKM (Laporan)
Hasil Observasi UMKM Kedai T-Minul - Manajemen Koperasi dan UMKM (Laporan)Hasil Observasi UMKM Kedai T-Minul - Manajemen Koperasi dan UMKM (Laporan)
Hasil Observasi UMKM Kedai T-Minul - Manajemen Koperasi dan UMKM (Laporan)M Abdul Aziz
 
Manajemen strategi kepemimpinan
Manajemen strategi kepemimpinanManajemen strategi kepemimpinan
Manajemen strategi kepemimpinanvitalfrans
 
Porter Five Forces Analysis PT. Ford Motor di Indonesia
Porter Five Forces Analysis PT. Ford Motor di IndonesiaPorter Five Forces Analysis PT. Ford Motor di Indonesia
Porter Five Forces Analysis PT. Ford Motor di IndonesiaErwan Cipto Priyatmoko
 
LONG TERM OBJECTIVE AND GRAND STRATEGY
LONG TERM OBJECTIVE AND GRAND STRATEGY LONG TERM OBJECTIVE AND GRAND STRATEGY
LONG TERM OBJECTIVE AND GRAND STRATEGY Alfrianty Sauran
 
Laporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah Jombang
Laporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah JombangLaporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah Jombang
Laporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah JombangYudha Doank
 
Managemen Strategik Pada Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Managemen Strategik Pada Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur TbkManagemen Strategik Pada Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Managemen Strategik Pada Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur TbkPT Lion Air
 
Ppt manajemen penjualan kelompok 5
Ppt manajemen penjualan kelompok 5Ppt manajemen penjualan kelompok 5
Ppt manajemen penjualan kelompok 5Yuni Firwinda
 
Hubungan budaya dan sub budaya terhadap perilaku konsumen
Hubungan budaya dan sub budaya terhadap perilaku konsumenHubungan budaya dan sub budaya terhadap perilaku konsumen
Hubungan budaya dan sub budaya terhadap perilaku konsumenAmalia Damayanti
 
Proposal bisnis es cincau jelly susu (pertemuan 7)
Proposal bisnis es cincau jelly susu (pertemuan 7)Proposal bisnis es cincau jelly susu (pertemuan 7)
Proposal bisnis es cincau jelly susu (pertemuan 7)syafii_ahmad
 
Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)
Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)
Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)Ratna Kusuma Wardhany
 
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT GaramStudi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garamsiti nurlaeli
 
Power point pengantar bisnis
Power point pengantar bisnisPower point pengantar bisnis
Power point pengantar bisnisdiahandini
 
Ppt proposal skripsi kh
Ppt proposal skripsi khPpt proposal skripsi kh
Ppt proposal skripsi khKhoirKH
 
Makalah value based marketing
Makalah value based marketingMakalah value based marketing
Makalah value based marketingFaridhayhe
 
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK IndonesiaAnalisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK IndonesiaMaitsa Anggraini
 
Konsep Kewirausahaan Dalam Islam
Konsep Kewirausahaan Dalam IslamKonsep Kewirausahaan Dalam Islam
Konsep Kewirausahaan Dalam IslamAbida Muttaqiena
 
manajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawaban
manajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawabanmanajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawaban
manajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawabanSyafril Djaelani,SE, MM
 
Makalah Perbankan syariah
Makalah Perbankan syariahMakalah Perbankan syariah
Makalah Perbankan syariahHana Rosmawati
 

Tendances (20)

Hasil Observasi UMKM Kedai T-Minul - Manajemen Koperasi dan UMKM (Laporan)
Hasil Observasi UMKM Kedai T-Minul - Manajemen Koperasi dan UMKM (Laporan)Hasil Observasi UMKM Kedai T-Minul - Manajemen Koperasi dan UMKM (Laporan)
Hasil Observasi UMKM Kedai T-Minul - Manajemen Koperasi dan UMKM (Laporan)
 
Manajemen strategi kepemimpinan
Manajemen strategi kepemimpinanManajemen strategi kepemimpinan
Manajemen strategi kepemimpinan
 
Porter Five Forces Analysis PT. Ford Motor di Indonesia
Porter Five Forces Analysis PT. Ford Motor di IndonesiaPorter Five Forces Analysis PT. Ford Motor di Indonesia
Porter Five Forces Analysis PT. Ford Motor di Indonesia
 
LONG TERM OBJECTIVE AND GRAND STRATEGY
LONG TERM OBJECTIVE AND GRAND STRATEGY LONG TERM OBJECTIVE AND GRAND STRATEGY
LONG TERM OBJECTIVE AND GRAND STRATEGY
 
Laporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah Jombang
Laporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah JombangLaporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah Jombang
Laporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah Jombang
 
Managemen Strategik Pada Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Managemen Strategik Pada Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur TbkManagemen Strategik Pada Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Managemen Strategik Pada Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
 
Ppt manajemen penjualan kelompok 5
Ppt manajemen penjualan kelompok 5Ppt manajemen penjualan kelompok 5
Ppt manajemen penjualan kelompok 5
 
Manajemen Strategis Internasional
Manajemen Strategis InternasionalManajemen Strategis Internasional
Manajemen Strategis Internasional
 
Hubungan budaya dan sub budaya terhadap perilaku konsumen
Hubungan budaya dan sub budaya terhadap perilaku konsumenHubungan budaya dan sub budaya terhadap perilaku konsumen
Hubungan budaya dan sub budaya terhadap perilaku konsumen
 
Proposal bisnis es cincau jelly susu (pertemuan 7)
Proposal bisnis es cincau jelly susu (pertemuan 7)Proposal bisnis es cincau jelly susu (pertemuan 7)
Proposal bisnis es cincau jelly susu (pertemuan 7)
 
Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)
Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)
Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)
 
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT GaramStudi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
 
Power point pengantar bisnis
Power point pengantar bisnisPower point pengantar bisnis
Power point pengantar bisnis
 
Ppt proposal skripsi kh
Ppt proposal skripsi khPpt proposal skripsi kh
Ppt proposal skripsi kh
 
Makalah value based marketing
Makalah value based marketingMakalah value based marketing
Makalah value based marketing
 
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK IndonesiaAnalisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
 
Analisis CSR pada PT. Freeport
Analisis CSR pada PT. FreeportAnalisis CSR pada PT. Freeport
Analisis CSR pada PT. Freeport
 
Konsep Kewirausahaan Dalam Islam
Konsep Kewirausahaan Dalam IslamKonsep Kewirausahaan Dalam Islam
Konsep Kewirausahaan Dalam Islam
 
manajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawaban
manajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawabanmanajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawaban
manajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawaban
 
Makalah Perbankan syariah
Makalah Perbankan syariahMakalah Perbankan syariah
Makalah Perbankan syariah
 

En vedette

Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 zakirafi
 
Company profile-Malya Optima Indonesia-Essential Oil Manufacturer
Company profile-Malya Optima Indonesia-Essential Oil ManufacturerCompany profile-Malya Optima Indonesia-Essential Oil Manufacturer
Company profile-Malya Optima Indonesia-Essential Oil ManufacturerLena Layla
 
Review jurnal Relationship Bonding Tactics, Personality Traits, Relationship ...
Review jurnal Relationship Bonding Tactics, Personality Traits, Relationship ...Review jurnal Relationship Bonding Tactics, Personality Traits, Relationship ...
Review jurnal Relationship Bonding Tactics, Personality Traits, Relationship ...Hastho Oke Sekali Jaya
 
Lg4 1 faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi
Lg4 1 faktor eksternal yang mempengaruhi persepsiLg4 1 faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi
Lg4 1 faktor eksternal yang mempengaruhi persepsiAji Guntur Setyo
 
Lg4 2 faktor internal yang mempengaruhi persepsi
Lg4 2 faktor internal yang mempengaruhi persepsiLg4 2 faktor internal yang mempengaruhi persepsi
Lg4 2 faktor internal yang mempengaruhi persepsiAji Guntur Setyo
 
FAKTOR DALAMAN DAN LUARAN MEMBACA
FAKTOR DALAMAN DAN LUARAN MEMBACAFAKTOR DALAMAN DAN LUARAN MEMBACA
FAKTOR DALAMAN DAN LUARAN MEMBACAEffy Haridth
 
PERSEPSI MASYARAKAT BERDASARKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MEREK (BRAND COMMUNICA...
PERSEPSI MASYARAKAT BERDASARKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MEREK (BRAND COMMUNICA...PERSEPSI MASYARAKAT BERDASARKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MEREK (BRAND COMMUNICA...
PERSEPSI MASYARAKAT BERDASARKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MEREK (BRAND COMMUNICA...Uofa_Unsada
 
Essentail Oil Market in Indonesia by Arianto Mulyadi
Essentail Oil Market in Indonesia by Arianto MulyadiEssentail Oil Market in Indonesia by Arianto Mulyadi
Essentail Oil Market in Indonesia by Arianto MulyadiLena Layla
 
manajemen strategi
manajemen strategimanajemen strategi
manajemen strategiEko Wibowo
 
Consumer Behavior CH. 2 Perseption
Consumer Behavior CH. 2 PerseptionConsumer Behavior CH. 2 Perseption
Consumer Behavior CH. 2 PerseptionAllan Wie
 
Patchouli Oil Business Plan
Patchouli Oil Business PlanPatchouli Oil Business Plan
Patchouli Oil Business PlanLena Layla
 
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelangganPengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelangganFaztrack Consulting
 
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsiPedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsiMelwin Syafrizal
 
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPASANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPASUofa_Unsada
 

En vedette (20)

Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2
 
Company profile-Malya Optima Indonesia-Essential Oil Manufacturer
Company profile-Malya Optima Indonesia-Essential Oil ManufacturerCompany profile-Malya Optima Indonesia-Essential Oil Manufacturer
Company profile-Malya Optima Indonesia-Essential Oil Manufacturer
 
Review jurnal Relationship Bonding Tactics, Personality Traits, Relationship ...
Review jurnal Relationship Bonding Tactics, Personality Traits, Relationship ...Review jurnal Relationship Bonding Tactics, Personality Traits, Relationship ...
Review jurnal Relationship Bonding Tactics, Personality Traits, Relationship ...
 
Lg4 1 faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi
Lg4 1 faktor eksternal yang mempengaruhi persepsiLg4 1 faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi
Lg4 1 faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi
 
Lg4 2 faktor internal yang mempengaruhi persepsi
Lg4 2 faktor internal yang mempengaruhi persepsiLg4 2 faktor internal yang mempengaruhi persepsi
Lg4 2 faktor internal yang mempengaruhi persepsi
 
FAKTOR DALAMAN DAN LUARAN MEMBACA
FAKTOR DALAMAN DAN LUARAN MEMBACAFAKTOR DALAMAN DAN LUARAN MEMBACA
FAKTOR DALAMAN DAN LUARAN MEMBACA
 
PERSEPSI MASYARAKAT BERDASARKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MEREK (BRAND COMMUNICA...
PERSEPSI MASYARAKAT BERDASARKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MEREK (BRAND COMMUNICA...PERSEPSI MASYARAKAT BERDASARKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MEREK (BRAND COMMUNICA...
PERSEPSI MASYARAKAT BERDASARKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MEREK (BRAND COMMUNICA...
 
Aspek perilaku konsumen zavia
Aspek perilaku konsumen zaviaAspek perilaku konsumen zavia
Aspek perilaku konsumen zavia
 
Essentail Oil Market in Indonesia by Arianto Mulyadi
Essentail Oil Market in Indonesia by Arianto MulyadiEssentail Oil Market in Indonesia by Arianto Mulyadi
Essentail Oil Market in Indonesia by Arianto Mulyadi
 
manajemen strategi
manajemen strategimanajemen strategi
manajemen strategi
 
Makalah Kayu putih
Makalah Kayu putih Makalah Kayu putih
Makalah Kayu putih
 
Consumer Behavior CH. 2 Perseption
Consumer Behavior CH. 2 PerseptionConsumer Behavior CH. 2 Perseption
Consumer Behavior CH. 2 Perseption
 
Patchouli Oil Business Plan
Patchouli Oil Business PlanPatchouli Oil Business Plan
Patchouli Oil Business Plan
 
Persepsi dan komunikasi
Persepsi dan komunikasiPersepsi dan komunikasi
Persepsi dan komunikasi
 
Pemasaran uts
Pemasaran utsPemasaran uts
Pemasaran uts
 
Aspek sumber daya manusia
Aspek sumber daya manusiaAspek sumber daya manusia
Aspek sumber daya manusia
 
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelangganPengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
 
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsiPedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
 
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPASANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
 
Sensasi dan persepsi
Sensasi dan persepsiSensasi dan persepsi
Sensasi dan persepsi
 

Similaire à ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...Uofa_Unsada
 
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...Uofa_Unsada
 
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKU
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKUANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKU
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKUUofa_Unsada
 
PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TOKO ONLINE...
PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TOKO ONLINE...PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TOKO ONLINE...
PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TOKO ONLINE...Uofa_Unsada
 
ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) INBOX DAN DAHSYAT BERDASARKAN PER...
ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) INBOX DAN DAHSYAT BERDASARKAN PER...ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) INBOX DAN DAHSYAT BERDASARKAN PER...
ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) INBOX DAN DAHSYAT BERDASARKAN PER...Uofa_Unsada
 
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...Uofa_Unsada
 
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT.GRAHA STELLA MANDIR...
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT.GRAHA STELLA MANDIR...ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT.GRAHA STELLA MANDIR...
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT.GRAHA STELLA MANDIR...Uofa_Unsada
 
ANALISIS FAKTOR YANG MENJADI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR HO...
ANALISIS FAKTOR YANG MENJADI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR HO...ANALISIS FAKTOR YANG MENJADI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR HO...
ANALISIS FAKTOR YANG MENJADI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR HO...Uofa_Unsada
 
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...Uofa_Unsada
 
Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagar...
Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagar...Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagar...
Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagar...Excruciate Limited
 
Skripsi: Ekonomi managemen
Skripsi: Ekonomi managemen Skripsi: Ekonomi managemen
Skripsi: Ekonomi managemen Konsultan Tesis
 
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...Uofa_Unsada
 
Nandi eko putra_06952025
Nandi eko putra_06952025Nandi eko putra_06952025
Nandi eko putra_06952025dikaanurah
 
Cover skripsi ade
Cover skripsi adeCover skripsi ade
Cover skripsi adeADE NURZEN
 
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KETPUTUSAN PEMBELIAN DI CHATIME CIHAMPELAS...
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KETPUTUSAN PEMBELIAN DI CHATIME CIHAMPELAS...PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KETPUTUSAN PEMBELIAN DI CHATIME CIHAMPELAS...
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KETPUTUSAN PEMBELIAN DI CHATIME CIHAMPELAS...indriaminati
 
Analisis kelayakan usaha produk minyak aromatik
Analisis kelayakan usaha produk minyak aromatikAnalisis kelayakan usaha produk minyak aromatik
Analisis kelayakan usaha produk minyak aromatikHermanto Munthe
 
Analisis pengaruh empowerment, self
Analisis pengaruh empowerment, selfAnalisis pengaruh empowerment, self
Analisis pengaruh empowerment, selftedynurul
 

Similaire à ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG (20)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS P...
 
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...
 
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKU
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKUANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKU
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKU
 
PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TOKO ONLINE...
PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TOKO ONLINE...PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TOKO ONLINE...
PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TOKO ONLINE...
 
ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) INBOX DAN DAHSYAT BERDASARKAN PER...
ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) INBOX DAN DAHSYAT BERDASARKAN PER...ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) INBOX DAN DAHSYAT BERDASARKAN PER...
ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) INBOX DAN DAHSYAT BERDASARKAN PER...
 
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...
 
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT.GRAHA STELLA MANDIR...
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT.GRAHA STELLA MANDIR...ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT.GRAHA STELLA MANDIR...
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT.GRAHA STELLA MANDIR...
 
ANALISIS FAKTOR YANG MENJADI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR HO...
ANALISIS FAKTOR YANG MENJADI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR HO...ANALISIS FAKTOR YANG MENJADI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR HO...
ANALISIS FAKTOR YANG MENJADI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR HO...
 
ssdsd
ssdsdssdsd
ssdsd
 
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
 
Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagar...
Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagar...Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagar...
Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagar...
 
Skripsi: Ekonomi managemen
Skripsi: Ekonomi managemen Skripsi: Ekonomi managemen
Skripsi: Ekonomi managemen
 
Bagian awal
Bagian awalBagian awal
Bagian awal
 
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...
 
Nandi eko putra_06952025
Nandi eko putra_06952025Nandi eko putra_06952025
Nandi eko putra_06952025
 
Cover skripsi ade
Cover skripsi adeCover skripsi ade
Cover skripsi ade
 
Skripsi..
Skripsi..Skripsi..
Skripsi..
 
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KETPUTUSAN PEMBELIAN DI CHATIME CIHAMPELAS...
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KETPUTUSAN PEMBELIAN DI CHATIME CIHAMPELAS...PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KETPUTUSAN PEMBELIAN DI CHATIME CIHAMPELAS...
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KETPUTUSAN PEMBELIAN DI CHATIME CIHAMPELAS...
 
Analisis kelayakan usaha produk minyak aromatik
Analisis kelayakan usaha produk minyak aromatikAnalisis kelayakan usaha produk minyak aromatik
Analisis kelayakan usaha produk minyak aromatik
 
Analisis pengaruh empowerment, self
Analisis pengaruh empowerment, selfAnalisis pengaruh empowerment, self
Analisis pengaruh empowerment, self
 

Plus de Uofa_Unsada

OTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAM
OTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAMOTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAM
OTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAMUofa_Unsada
 
PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...
PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...
PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...Uofa_Unsada
 
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013Uofa_Unsada
 
APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...
APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...
APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...Uofa_Unsada
 
IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...
IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...
IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...Uofa_Unsada
 
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...Uofa_Unsada
 
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...Uofa_Unsada
 
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...Uofa_Unsada
 
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...Uofa_Unsada
 
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...Uofa_Unsada
 
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...Uofa_Unsada
 
ANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEB
ANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEBANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEB
ANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEBUofa_Unsada
 
PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...
PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...
PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...Uofa_Unsada
 
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...Uofa_Unsada
 
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...Uofa_Unsada
 
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...Uofa_Unsada
 
ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA
ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARAANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA
ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARAUofa_Unsada
 
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHz
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHzPERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHz
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHzUofa_Unsada
 
Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...
Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...
Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...Uofa_Unsada
 
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...Uofa_Unsada
 

Plus de Uofa_Unsada (20)

OTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAM
OTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAMOTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAM
OTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAM
 
PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...
PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...
PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...
 
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
 
APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...
APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...
APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...
 
IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...
IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...
IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...
 
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
 
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
 
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
 
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...
 
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...
 
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...
 
ANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEB
ANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEBANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEB
ANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEB
 
PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...
PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...
PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...
 
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
 
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
 
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...
 
ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA
ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARAANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA
ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA
 
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHz
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHzPERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHz
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHz
 
Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...
Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...
Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...
 
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
 

Dernier

Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )masqiqu340
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorritch4
 
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxmateri konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxZullaiqahNurhali2
 
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxPEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxZullaiqahNurhali2
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...buktifisikskp23
 
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda 2024.pptx
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda  2024.pptxBimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda  2024.pptx
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda 2024.pptxjannenapitupulu18
 
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxPPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxrisyadmaulana1
 
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfAlur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfPemdes Wonoyoso
 
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdfsonyaawitan
 
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.pptsarassasha
 
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIFPPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIFFPMJ604FIKRIRIANDRA
 
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSSMenganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSStakasli
 
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptxPPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptxAhmadArul1
 
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdfTaufikTito
 
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerjaContoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerjaIniiiHeru
 
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.pptKeracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.pptDIGGIVIO2
 
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanacontoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanaNhasrul
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FSMKTarunaJaya
 

Dernier (20)

Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
 
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec AsliJual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
 
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
 
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxmateri konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
 
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxPEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
 
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda 2024.pptx
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda  2024.pptxBimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda  2024.pptx
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda 2024.pptx
 
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxPPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
 
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfAlur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
 
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
 
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
 
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIFPPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
 
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSSMenganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
 
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptxPPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
 
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
 
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerjaContoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
 
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.pptKeracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
 
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanacontoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
 

ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG

  • 1. ANALIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG (Studi Kasus: Di wilayah RW.014 Kel. Jatinegara- Jakarta Timur) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademik Dan Melengkapi Sebagian Dari Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Disusun Oleh : AYU PRIHATINI HANDAYANI 2009410022 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2015
  • 2. iv LEMBAR PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : AYU PRIHATINI HANDAYANI No. Pokok : 2009410022 Jurusan/ Peminatan : Manajemen/ Pemasaran Dengan ini menyatakanbahwa hasil karya tulis dengan judul Analisis Persepsi Kualitas Merek dan Loyalitas Merek Pada Produk Minyak Kayu Putih Cap Lang (studikasus: di wilayah RW. 014 Kelurahan Jatinegara- Jakarta Timur) dibimbing oleh Bapak Sukardi, SE, MM dan Ibu Ellena Nurfazria Handayani, SE, MM adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan jiplakan maupun mengcopy sebagian dari hasil karya orang lain. Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan ketidak sesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesumgguhnya di Jakarta pada tanggal………………. Yang Menyatakan, Ayu Prihatini Handayani
  • 3. iv LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI Yang bersangkutan di bawah ini: Nama : AYU PRIHATINI HANDAYANI NIM : 2009410022 Jurusan : Manajemen Konsentrasi : Manajemen Pemasaran Judul Skripsi : Analisis Persepsi Kualitas Merek dan Loyalitas Merek Pada Produk Minyak Kayu Putih Cap Lang (studi kasus: di wilayah RW. 014 Kelurahan Jatinegara) Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui, untuk di ajukan dihadapan panitia penguji skripsi sarjana. Jakarta, 04 September 2015 Mengetahui Mengetahui Ketua Jurusan Manajemen Pembimbing Materi I (Ellena Nurfazria Handayani, SE, MM) (Sukardi, SE, MM) Pembimbing Materi II (Ellena Nurfazria Handayani, SE, MM)
  • 4. iv LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : AYU PRIHATINI HANDAYANI No. Pokok : 2009410022 Jurusan/ Peminatan : Manajemen/ Pemasaran Judul Skripsi : Analisis Persepsi Kualitas Merek dan Loyalitas Merek Pada Produk Minyak Kayu Putih Cap Lang (studikasus: di wilayah RW. 014 Kelurahan Jatinegara- Jakarta Timur) Telah diperiksa, dikaji dan diujikan dalam sidang Ujian Skripsi pada tanggal 04 September 2015 dengan hasil…… Jakarta, 04 September 2015 Ketua Jurusan Manajemen (Ellena Nurfazria Handayani, SE, MM) No Nama Penguji Tanda Tangan 1 Dr. Firsan Nova, SE, MM. 2 Drs. Fauzi Baisyir, MM. 3 Sukardi, SE, MM. Dekan Fakultas Ekonomi (Sukardi, SE, MM)
  • 5. iv ABSTRAK NIM : 2009410022 Judul : Analisis Persepsi Kualitas Merek dan Loyalitas Merek Pada Produk Minyak Kayu Putih Cap Lang (studikasus: di wilayah RW. 014 Kelurahan Jatinegara- Jakarta Timur) dibawah bimbingan Bapak Sukardi, SE, MM dan Ibu Ellena Nurfazria Handayani, SE, MM. Jumlah Hal : i- xv + 174 hal, 47 tabel, 9 gambar, 8 lampiran Kata kunci : Persepsi Kualitas Merek, Loyalitas Merek Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui begai mana persepsi kualitas dan loyalitas merek pada suatu produk. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Januari di RW 014 Kelurahan Jatinegara. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan data primer dan data sekunder kemudian diolah dengan menggunakan analisis dengan rata-rata, segitiga piramida dan diagram cartesius. Populasi dalam penelitian ini adalah 4.360 penduduk. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan cara purposive sampling, jumlah sampel yang diambil yaitu berjumlah 100 orang yang pernah memakai minyak kayu putih Cap Lang minimal 3 kali dalam sebulan dengan usia minimal 15 tahun. Pengolahan data dijelaskan pada variabel persepsi kualitas (X) yaitu terdiri dari tujuh dimensi persepsi kualitas yaitu: kinerja, pelayanan, ketahanan, keandalan, karakteristik produk, kesesuaian dengan spesifikasi, dan hasil. Berdasarkan tingkat loyalitas merek (Y) terdiri dari: Switcher memiliki nilai 49%, menurut responden switcher ini sensitif terhadap perubahan harga atau dalam tingkat ini switcher konsumen termasuk tidak setuju berpindah ke merek lain atau produk lain. Kesimpulan dan saran baik secara loyalitas maupun kualitas dapat disimpulkan PT. Eagle Indo Pharma harus meningkatkan kualitas produk minyak kayu putih Cap Lang, dan melakukan inovasi baru pada produk dengan adanya persepsi kualitas diharapkan PT. Eagle Indo Pharma memberikan produk yang berkualitas. Daftar Acuan : (2001-2010) Jakarta, 04 September 2015 Penulis
  • 6. iv KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang telah diberikan kepada penulis, baik berupa kesehatan fisik dan mental sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Darma Persada Jakarta. Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan hingga memungkinkan skripsi ini terwujud. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Sukardi, SE, MM selaku Dosen Pembimbing I, Dekan, dan Pembimbing Akademik tahun 2009 Fakultas Ekonomi Universitas Darma Persada Jakarta, yang telah banyak memberikan waktu, pengarahan dan bimbingan serta petunjuk-petunjuk yang berguna kepada penulis Skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. 2. Ibu Ellena Nurfazria Handayani, SE, MM, selaku Dosen Pembimbing II dan Ketua Jurusan Manajemen Falkutas Ekonomi Universitas Darma Persada Jakarta. Terima kasih atas segala saran dan kritiknya yang berguna dalam proses penyelesaian skripsi. 3. Bapak Dr. Firsan Nova, SE, MM selaku WADEK I Falkutas Ekonomi Universitas Darma Persada Jakarta. 4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan. 5. Kedua orang tua aku, adik, Suami, anak ku tercinta Darmawan Putra Pratama dan keluarga besar yang telah memberikan nasihat, dorongan dan doa kepada penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya.
  • 7. iv 6. Teman-teman seperjuanganku: Helmiati, Tyas, Diandra, Anis Rachmadani, Lia, Ka Metha dan Teman Angkatan 2009 yang tidak bisa menyebutkan satu persatu. Saat- saat kuliah adalah saat-saat yang tidak mungkin penulis lupakan, baik senang maupun sedih. 7. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun penulis sangkat mengharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Bekasi, 4 September 2014 Penulis
  • 8. iv DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. i LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI................................................................... iii ABSTRAK............................................................................................................. iv KATA PENGANTAR........................................................................................... v DAFTAR ISI......................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ................................................................................................. x DAFTAR GAMBAR............................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Perumusan Masalah........................................................................ 6 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Produk ........................................................................................... 7 B. Persepsi Konsumen ........................................................................ 10 C. Merek ............................................................................................ 14 D. Persepsi Kualitas Merek ................................................................. 28 1. Pengertian Kualitas Merek ...................................................... 28
  • 9. iv 2. Dimensi Kualitas Merek ......................................................... 29 3. Persepsi Kualitas Menghasilkan Nilai ..................................... 33 E. Loyalitas Merek ............................................................................. 35 1. Definisi Loyalitas Merek......................................................... 35 2. Loyalitas Pelanggan................................................................ 36 3. Fungsi Loyalitas Merek........................................................... 37 4. Tingkatan Loyalitas Merek ..................................................... 39 F. Kerangka Pikir ............................................................................... 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................... 44 B. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 44 C. Populasi ......................................................................................... 45 D. Teknik Pengambilan Sampel .......................................................... 47 E. Metode Pengumpulan Data............................................................. 47 F. Alat Analisis Data………………………………………………….. 48 G. Diagram Cartesius………………………………………………….. 53 H. Piramida Loyalitas Merek………………………………………….. 55 I. Definisi Variabel Operasional......................................................... 55 BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN A. Profil Perusahaan ........................................................................... 58 B. Profil Responden............................................................................ 66 C. Uji Validitas Data........................................................................... 73 1. Uji Validitas Data Persepsi Kualitas Merek............................. 74 2. Uji Validitas Data Kepentingan atribut.................................... 77 3. Uji Validitas Data Performance………………………………….. 80
  • 10. iv 4. Uji Validitas Data Importance…………………………………… . 82 5. Uji Validitas Loyalitas Merek……………………………….... 84 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.................................................................................... 129 B. Saran.............................................................................................. 131 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 132 LAMPIRAN ......................................................................................................... 135 x
  • 11. iv DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Top Brand Index 2015 Minyak Kayu Putih Cap Lang……............... 4 Tabel 2.1 Manfaat Merek ................................................................................. 18 Tabel 2.2 Fungsi Merek.................................................................................... 19 Tabel 3.2 Variabel Operasional ........................................................................ 56 Tabel 4.1 Jumlah Karyawan PT. Eagle Indo Pharma Departemen Pertanian Tenaga kerja (orang) ......................................................... 64 Tabel 4.2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……………………… 67 Tabel 4.3 Profil Responden Berdasarkan Tempat Tinggal................................. 68 Tabel 4.4 Profil Responden Berdasarkan Usia .................................................. 69 Tabel 4.5 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan ........................................ 70 Tabel 4.6 Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan .......................................... 71 Tabel 4.7 Profil Responden Berdasarkan Pengeluaran per bulan....................... 72 Tabel 4.8 Profil Responden Berdasarkan masa Pakai........................................ 73 Tabel 4.9 Uji Validitas Persepsi Kualitas Merek............................................... 74 Tabel 4.10 Uji Validitas Kepentingan Atribut..................................................... 77 Tabel 4.11 Uji Validitas Performance ................................................................ 80
  • 12. iv Tabel 4.12 Uji Validitas Importance................................................................... 82 Tabel 4.13 Uji Validitas Loyalitas Merek ........................................................... 84 Tabel 4.14 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Mengobati Masuk Angin................................................................................................ 86 Tabel 4.15 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Membuat Tubuh Nyaman ............................................................................................ 87 Tabel 4.16 Jawaban Responden Layanan Konsumen Minyak Kayu Putih Cap Lang Mudah Dihubungi ............................................................................ 88 Tabel 4.17 Jawaban responden Operator Minyak Kayu Putih Cap Lang dapat Berkomunikasi Dengan Ramah ........................................................ 89 Tabel 4.18 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Harum dan Hangatnya Tahan Lama...................................................................................... 90 Tabel 4.19 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Terbuat Dari 100% Tanaman Kayu Putih......................................................................... 91 Tabel 4.20 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Tidak Dapat Berubah Setiap Kali Pemakaian ...................................................................... 92 Tabel 4.21 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Hangatnya Dapat Membuat Tubuh Nyaman.................................................................. 93 Tabel 4.22 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Warna Kemasan Menarik dan Bagus ........................................................................... 94
  • 13. iv Tabel 4.23 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Memiliki Berbagai Variasi Kemasan............................................................................... 95 Tabel 4.24 Jawaban responden Kualitas dari Minyak Kayu Putih Cap Lang Sesuai Mutu................................................................................................. 96 Tabel 4.25 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang memiliki Kemasan menarik............................................................................................. 97 Tabel 4.26 Jawaban responden Kualitas dari Minyak Kayu Putih Cap Lang Tersedia Dimana-mana ................................................................................... 98 Tabel 4.27 Jawaban responden Kualitas dari Minyak Kayu Putih Cap Lang Tampak Berkualitas Tinggi............................................................................. 99 Tabel 4.28 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Mengobati Masuk Angin................................................................................................ 100 Tabel 4.29 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Membuat Tubuh Nyaman ............................................................................................ 101 Tabel 4.30 Jawaban Responden Layanan Konsumen Minyak Kayu Putih Cap Lang Mudah Dihubungi............................................................................. 102 Tabel 4.31 Jawaban responden Operator Minyak Kayu Putih Cap Lang dapat Berkomunikasi Dengan Ramah ........................................................ 103 Tabel 4.32 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Harum dan Hangatnya Tahan Lama...................................................................................... 104
  • 14. iv Tabel 4.33 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Terbuat Dari 100% Tanaman Kayu Putih......................................................................... 105 Tabel 4.34 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Tidak Dapat Berubah Setiap Kali Pemakaian ......................................................................106 Tabel 4.35 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Hangatnya Dapat Membuat Tubuh Nyaman.................................................................. 107 Tabel 4.36 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Warna Kemasan Menarik dan Bagus …………………………………………………….108 Tabel 4.37 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang Memiliki Berbagai Variasi Kemasan............................................................................... 109 Tabel 4.38 Jawaban responden Kualitas dari Minyak Kayu Putih Cap Lang Sesuai Mutu.................................................................................................110 Tabel 4.39 Jawaban responden Minyak Kayu Putih Cap Lang memiliki Kemasan menarik............................................................................................. 111 Tabel 4.40 Jawaban responden Kualitas dari Minyak Kayu Putih Cap Lang Tersedia Dimana-mana ...................................................................................112 Tabel 4.41 Jawaban responden Kualitas dari Minyak Kayu Putih Cap Lang Tampak Berkualitas Tinggi............................................................................. 113 Tabel 4.42 Rata-rata Performance dan Rata-rata Importance............................ 114 Tabel 4.43 Jawaban Responden Switcher ........................................................... 119 Tabel 4.44 Jawaban Responden Habitual Buyer…………………………………….. 120
  • 15. iv Tabel 4.45 Jawaban Responden Satisfied Buyer.................................................. 121 Tabel 4.46 Jawaban Responden Liking the Brand............................................... 122 Tabel 4.47 Jawaban Responden Committed Buyer.............................................. 123 Tabel 4.48 Pelayanan User (bi) Gula pasir Gulaku tersedia di berbagai toko.................................................................................... 123 Tabel 4.49 Pelayanan User (ei) Tersedia di berbagai toko................................... 125
  • 16. iv DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Proses Perceptual........................................................................... 11 Gambar 2.2. Strategi Merek……………............................................................. 22 Gambar 2.3 Nilai Persepsi Kualitas…................................................................ 34 Gambar 2.4 Piramida Loyalitas Merek............................................................... 41 Gambar 2.5 Kerangka Fikir…………................................................................ 43 Gambar 3.1 Diagram Cartesius……. ................................................................. 53 Gambar 3.2 Piramida Loyalitas Merek……....................................................... 55 Gambar 4.1 Diagram Cartesius………………………………………………….. 116 Gambar 4.2 Diagram Piramida Loyalitas Merek………………………………... 125
  • 17. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menjanjikan suatu peluang bisnis dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Era globalisasi memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia dan di sisi lain keadaan tersebut memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antar peusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi ini diikuti dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta pelayanannya untuk mengembangkan usahanya demi memenuhi kebutuhan pokok manusia. Oleh karena itu, perusahaan tersebut dapat menjadi ancaman atau dapat menjadi peluang bagi perusahaan. Berbagai macam produk baru bermunculan mengikuti arus kebutuhan pasar sehingga menyebabkan persaingan menjadi semakin ketat saja. Dalam kondisi semakin tingginya tingkat persaingan antara produk- produk sejenis, maka perusahaan yang satu dengan yang lain saling bersaing merebut konsumen dan membuat pihak-pihak yang terlibat di dalamnya harus berupaya agar keberadaannya tetap diakui dan menarik konsumen pada keputusan pembelian. Karena pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan kemampuan berproduksi yang tinggi sehingga menyebabkan produk-produk yang tersedia sangat melimpah dan bersaing untuk merebut pasar. Dalam
  • 18. 2 persaingan yang ketat saat ini untuk menjadi pemimpin pasar, maka peran sebuah merek pun akan menjadi sangat penting karena atribut-atribut kompetensi lainnya relatif mudah di tiru oleh pesaing. Untuk itu sebuah perusahaan harus terus mengelola Brand Equity (ekuitas merek) sebagai salah satu Intangible Asetnya. Merek yang prestisius adalah merek yang memiliki brand equity yang kuat sehingga memiliki daya tarik yang menarik dimata konsumen. Dalam ekuitas merek terdapat dua pengukuran diantaranya empat dimensi ekuitas merek yang mewakili persepsi konsumen tentang suatu merek melalui persepsi kualitas dan loyalitas merek. Fenomena persaingan yang ketat terjadi pada industri produk minyak kayu putih. Saat ini semakin banyak produk minyak kayu putih yang bermunculan dipasaran seperti : Minyak kayu putih Cap Lang, Cap Gajah, Cap Ayam, Konicare dan masih banyak lagi. Produk minyak kayu putih merek Cap Lang merupakan produk yang di produksi oleh PT Eagle Indo Pharma, Tangerang Indonesia. Keberhasilan yang dicapai saat ini, tidak terlepas dari usaha mereka untuk menguasai Industri minyak kayu putih dari hulu ke hilir. Minyak kayu putih Cap Lang dihasilkan dari hasil penyulingan daun dan ranting kayu putih dari sumber terbaik di Indonesia, salah satunya dari pulau Ambon. Minyak kayu putih ini memiliki aroma yang sangat berbeda dan memiliki kandungan Kayu putih ekaliptus mengandung ekaliptus dan cineol yang lebih tinggi dan merupakan zat
  • 19. 3 alami berkhasiat serta bersifat multifungsi. Hampir semua bagian dari tanaman tersebut dapat dimanfaatkan, secara umum dipakai sebagai bahan berkhasiat obat untuk meredakan gejala flu, demam dan untuk melegakan masalah pernafasan. Minyak kayu putih Ekaliptus memiliki kehangatan serta aroma kesegaran yang berbeda dengan minyak kayu putih Cajuput yang terlebih dahulu telah dikenal oleh para ibu di Indonesia.. Minyak kayu putih Cap Lang adalah cairan yang berwarna hijau jernih yang memiliki banyak kegunaan untuk mengatasi masalah kurang enak badan, ketika digunakan pada bagian tubuh yang membutuhkan, produk ini dikenal dapat memberikan rasa hangat dan oleh karenanya menjaga tubuh agar tetap hangat dan nyaman terutama pada saat cuaca dingin. Indikasi dari minyak kayu putih Cap Lang adalah masuk angin, reumatik, radang usus, diare, radang kulit, demam, flu, perut kembung, peleman otot, memberikan rasa hangat pada tubuh, sakit gigi, sakit kepala, sakit telinga, pegal-pegal, encok, kejang pada kaki, gatal digigit serangga, luka baru, luka bakar, dan sebagai obat batuk. Kayu putih aromatherapy dapat digunakan sebagai aromatherapy untuk refreshing pikiran dan ketenangan, dibeberapa kondisi khasiat ekaliptus dapat dirasakan dengan cara meneteskan 2 sampai dengan 3 tetes kedalam air hangat pada wadah untuk kemudian dihirup uapnya. Minyak kayu putih Cap Lang merupakan minyak kayu putih yang mendapat perhatian lebih dari konsumen pengguna produk minyak
  • 20. 4 kayu putih. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil survey top brand award yang dilakukan Frontier consulting group untuk minyak kayu putih: Tabel 1.1 Top Brand Index Minyak Kayu Putih Merek TBI Ket Cap Lang 81,9% Top Cap Gajah 6,0% Cap Ayam 5,5% Konicare 4,2% Sumber : www.topbrand-award.com/top_index_2015 Berdasarkan survei Top Brand yang dilakukan oleh frontier consulting group dengan menggunakan TBI (Top Brand Index) yang merupakan indikator kekuatan merek. Dari hasil yang didapat dapat disimpulkan bahwa minyak kayu putih dengan merek Cap Lnag (81,9%) meraih tingkat TOP yang pertama, Cap Gajah (6,0%). Setelah itu ada merek yang saling merebutkat urutan kedua teratas yaitu Cap Gajah dan Cap Ayam. Untuk minyak kayu putih Cap Ayam memperoleh persentase (5,5 %), dan Konicare (4,2%). Produk minyak kayu putih yang selalu mengeluarkan berbagai inovasi akan dapat menarik minat konsumen. Dalam hal inilah konsumen akan dimanjakan dengan berbagai macam produk dengan berbagai produk yang menarik, di sinilah loyalitas konsumen diuji dalam membangun persepsi dapat dilakukan melalui jalur merek dan memahami perilaku merek. Suatu merek yang memiliki ekuitas merek yang kuat atau lemah diindikasikan oleh persepsi kualitas dan loyalitas merek dan aset lain seperti paten, trademark dan hubungan dengan perantara.
  • 21. 5 Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagai mana persepsi konsumen terhadap kualitas merek tertentu dan loyalitas merek pada produk minyak kayu putih. Alasan penulis menggunakan objek minyak kayu putih adalah karena produk ini menempati tempat yang cukup baik dimata konsumen. Dan penulis ingin mengetahui mengapa minyak kayu putih Cap Lang bisa menempati tempat terbaik dimata konsumen dan bagaimanakah persepsi konsumen pada produk ini dan loyalitas konsumen pada merek Cap Lang sehingga konsumen akan tetap loyal dengan produk minyak kayu putih Cap Lang yang digunakan saat ini dan tetap memiliki persepsi yang baik pada produk minyak kayu putih Cap Lang. Berdasarkan uraian diatas, diantaranya muncul banyak brand- brand minyak kayu putih dipasaran mengakibatkan munculnya berbagai inovasi yang berhubungan dengan produk tersebut dan adanya berbagai faktor yang menyebabkan konsumen dalam menentukan pilihan pada satu produk dan persepsi mereka pada minyak kayu putih Cap Lang, maka penulis mengambil judul “ANALISIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA PRODUK MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG (studi kasus: Di wilayah RW.014 Kel. Jatinegara Kec. Cakung Jakarta Timur)”
  • 22. 6 1.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalahnya adalah Bagaimana persepsi kualitas merek dan loyalitas merek pada produk minyak kayu putih Cap Lang di wilayah RW 014 Kelurahan Jatinegara – Jakarta Timur. B. Perumusan Masalah Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah  untuk mengetahui persepsi kualitas merek dan loyalitas merek pada minyak kayu putih Cap Lang ditingkat konsumen.  sebagai bahan pertimbangan atau tolak ukur dalam memilih suatu produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. C. Tujuan dan Kegunaa Penelitian Manfaat penelitian dari penelitian ini adalah semoga menambah pengetahuan tentang persepsi konsumen dan loyalitas konsumen pada produk minyak kayu putih Cap Lang. Dan dikemudian hari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan informasi pada penelitian ini, dapat diguakan sebagai masukan dan informasi pada produsen minyak kayu putih Cap Lang dalam upaya meningkatkan persepsi yang positif konsumen dan keloyalitasan merek konsumen pada minyak kayu putih Cap Lang
  • 23. 7 BABA II LANDASAN TEORI A. Produk 1. Pengertian produk Menurut Susanto dan Wijanarko (2004:211) Produk adalah : “Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Menurut Suyanto (2007:8) produk adalah : “Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan lewat produk”. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:266) produk adalah “segala sesuatu yang ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan”. Pengertian umum dari produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk memenuhi suatu keinginan dan kebutuhan termasuk didalamnya melibatkan keputusan tentang kualitas, merek, gaya atau corak, pengemasan dan jaminan. Dari definisi diatas dapat dijelaskan bahwa produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai untuk dipasarkan, untuk dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Kepuasan konsumen tidak hanya berbentuk fisik produk melainkan kepuasan yang didapat dari pembelian produk, kepuasan
  • 24. 8 tersebut merupakan akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis dan pelayanan yang diberikan oleh produsen. 2. Hierarki Produk Setiap produk terkait dengan produk tertentu yang lain. Hierarki produk terentang dari kehidupan dasar sampai item tertentu yang memuaskan kebutuhan tersebut. Menurut Kotler dkk (2002:214) kita dapat mengidentifikasikan tujuh tingkat dari hierarki produk. Berikut ini penjelasan dan pengertian dari setiap tingkatan : a. Rumpun kebutuhan (need family) : kebutuhan ini yang mendasari rumpun produk. b. Rumpun produk (product family) : semua kelas produk yang dapat memuaskan kebutuhan inti keefektifan yang wajar. c. Kelas produk (product class) : sekelompok produk dalam rumpun produk yang dikenali memiliki hubungan fungsional tertentu. d. Lini produk (product lini) : sekelompok produk dalam sebuah kelas produk yang berhubungan erat karena berfungsi dalam cara yang sama atau dijual kepada kelompok yang sama atau dipasarkan melalui tempat penjualan (outlet) yang sejenis atau dijual pada kisaran harga yang sama. e. Jenis produk (product type) : item yang memiliki satu kesamaan dari beberapa kemungkinan bentuk produk.
  • 25. 9 f. Merek (brand) : nama yang diasosiasikan dengan satu atau lebih item dari lima produk yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber daya atau karakter dari item tersebut. g. Item-item sebuah unit dalam merek atau lini produk tertentu yang dapat dibedakan menurut ukuran, harga, tampilan fisik atau beberapa atribut lainnya. Item tersebut sebagai stock keeping unit atau varian produk. 3. Tingkatan produk Menurut Amir (2005:140) mengatakan untuk merencanakan suatu penawaran produk para pemasar harus memahami tingkatan produk. Para pemasar harus memahami tingkatan produk, karena pada setiap tingkatan ada nilai tambahnya : a. Produk utama (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk. b. Produk generik (generic product), yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi). c. Produk harapan (expected product), merupakan atribut-atribut produk normal dan kondisi secara normal (layak) yang diharapkan dan dibeli oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.
  • 26. 10 d. Produk pelengkap (augmented product), yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing. e. Produk potensial (potential product), yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk produk dimasa mendatang. B. Persepsi Konsumen 1. Pengertian Persepsi Konsumen Menurut Setiadi (2003 : 160) menjelaskan bahwa persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-bada. Oleh karena itupersepsi memiliki sikap subjektif. Persepsi yang dibentuk oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya. Selain itu suatu hal yang perlu diperhatikan dalam persepsi adalah bahwa persepsi secara subtansil bisa sangat berbeda. Menurut Ferrinadewi dan Dermawan (2004 : 52) persepsi adalah proses pengenalan, pemilihan, pengorganisasian dan menginterpretasikan stimuli menjadi suatu yang bermakna. Persepsi menurut Simamora (2002 : 102) adalah : “proses, dengan mana seseorang menyeleksi, mengorganisasikan dan menginterpretasi stimulikeadaan suatu gambaran dunia yang berarti menyeluruh”. Untuk memahami definisi ini, pertama harus diketahui dulu apa yang dimaksud dengan sensasi menurut Simamora (2003 : 103) sensasi adalah respon panca indera tiba-tiba dan langsung terhadap stimuli sederhana tertentu, seperti merek, kemasan, maupun iklan.
  • 27. 11 Gambar berikut ini menjelaskan bagaimana stimuli ditangkap melalui indra (sensasi) dan kemudian diproses oleh penerima stimulus (persepsi). Gambar : 2.1 proses perceptual Sumber : Setiadi (2003: 161) 2. Proses Persepsi Menurut Setiadi (2003: 171), proses persepsi terdiri dari : a. Seleksi Perseptual Persepsi perseptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada psychological set yang dimiliki. Psychological set yaitu berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen sebelum seleksi persepsi terjadi, terlebih dahulu stimulus harus mendapat perhatian konsumen. Oleh karena itu, dua proses yang termasuk kedalam definisi seleksi adalah : 1) Perhatian (attention), perhatian yang dilakukan oleh konsumen dapat terjadi secara sengaja atau tidak sengaja. Stimulus - Penglihatan - Suara - Bau - rasa sensasi apemberi arti Persepsi Indera penerima Tanggapan Perhatian Interpretasi
  • 28. 12 2) Persepsi selektif (selectif perception), terjadi ketika konsumen melakukan valuntary attention, yaitu konsumen secara aktif mencari informasi yang yang mempunyai relevansi pribadi. b. Organisasi persepsi Organisasi persepsi berarti bahwa konsumen mengelompokan informasi dari berbagai sumber kedalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu. Prinsip-prinsip penting dalam integrasi persepsi yaitu :  Penutupan (closure) Dengan menggunakan prinsip closure, merek yang diiklankan diharapkan lebih cepat diingat dan bertahan lama, karena ketika melihat iklan konsumen membutuhkan perhatian khusus.  Pengelompokan (grouping) Proses penyebutan angka nomor telepon anda secara terpisah- pisah disebut sebagai pengelompokan agar mudah diingat.  Konteks (context) Stimulus yang diterima oleh konsumen akan cenderung dihubungkan dengan konteks atau situasi yang melingkup konsumen.
  • 29. 13 c. Intepretasi perseptual Proses terakhir dari persepsi adalah memberi intepretasi atas stimulus yang diterima oleh konsumen. Setiap stimulus yang menarik perhatian konsumen baik disadari maupun tidak dasadari, akan diinterpretasikan oleh konsumen. Suatu masalah yang dihadapi oleh pemasar dari persepsi konsumen itu adalah konsumen mengintepretasikan stimulus yang sama secara berbeda. 3. Kualitas Kualitas merupakan kemampuan sebuah produk atau jasa untuk memuaskan kebutuhan atau tuntutan dari pelanggan. Meningkatkan kualitas produk atau jasa merupakan tantangan dari kompetitif kritis yang dihadapi oleh perusahaan yang bergerak dipasar global. Ditinjau dari pandangan konsumen, secara subyektif kebanyakan orang mengatakan bahwa kualitas adalah sesuatu yang cocok dengan selera. Produk atau jasa tersebut mempunyai kecocokan penggunaan bagi dirinya. Pandangan lain mengatakan bahwa kualitas adalah barang atau jasa yang dapat mengaitkan status pemakai. Dengan demikian kualitas adalah satu-satunya hal yang paling penting bagi kedua belah pihak. Bagi pelanggan, kualitas berarti kenyamanan dalam penggunaan, sementara bagi perbaikan, kualitas berarti sifat-sifat kuantitatif yang menjadi (sifat-sifat khas lain) misalnya kemurnian, viskositas, warna dan benda asing. Menurut Kotler dan Amstrong (2001:681) :“Kualitas adalah segala macam karakteristik suatu produk atau jasa yang berhubungan
  • 30. 14 dengan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan secara langsung”. Dalam kamus marketing (2008:131) kualitas adalah “keseluruhan karakteristik dan ciri khas suatu produk atau jasa yang menopang kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atau konsumen”. C. Merek 1. Pengertian merek Merek memegang peranan sangat penting, salah satunya adalah menjembatani harapan konsumen pada saat kita menjanjikan sesuatu kepada konsumen, dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan emosional yang tercipta antara konsumen dengan perusahaan penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip tetapi mereka tidak mungkin menawarkan janji emosional yang sama. Menurut Durianto, dkk (2004:1) menyatakan bahwa merek memberikan nilai total produk yang “bermerek” baik menjadi lebih tinggi dibandingkan produk yang dinilai semata-mata secara objektif. Merek yang prestisius memiliki ekuitas merek yang tinggi. Merek menurut AMA (American Marketing Association)dalam buku tunggal (2005:87) yaitu “Nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksud untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau kelompok penjual untuk membedakannya dari produk competitor”. Menurut Durianto, dkk (2004:2) merek adalah :“Nama, istilah, tanda, simbol desain ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan”.
  • 31. 15 Menutut Kotler, dkk (2007:227) merek adalah “sebuah nama, istilah simbol atau desain atau kombinasi antar merek, yang dimaksud untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari sebuah salah satu penjual dan untuk mengindiferensiasikan mereka dari barang kejasa pesaing”. Menurut Kertajaya (2010: 62) merek sebagai : “Aset yang menciptakan nilai bagi pelanggan dengan meningkatkan kepuasan dan menghargai kualitas”. Dengan demikian, sebuah merek akan menunjukan penjual atau pembuat. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan jaminan kualitas, akan tetapi merek lebih dari sekedar simbol. Salah satu hal yang memegang peranan penting dalam pemasaran adalah merek. Terdapat beberapa perbedaan antara produk dengan merek. Produk merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh pabrik dan mudah ditiru oleh para pesaing, sedangkan merek merupakan sesuatu yang dibeli konsumen, memiliki nilai dan identitas atau ciri tertentu yang dilindungi secara hukum sahingga tidak dapat ditiru oleh pesaing. Merek mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk yang akan dibeli maka persaingan antar perusahaan adalah persaingan persepsi bukan produk (Tjiptono 2011: 34). Menurut Kotler (2009:36) merek memiliki enam tingkatan pengertian yaitu : a. Atribut, merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. Perusahaan dapat menggunakan satu atau beberapa atribut-atribut yang diperlukan untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional
  • 32. 16 dan emosional. Atribut “Tahan Lama” dapat diterjemahkan menjadi manfaat fungsional. Atribut “Mahal” mungkin diterjemahkan menjadi manfaat emosional. b. Manfaat, suatu merek lebih dari serangkaian atribut.pelanggan tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat. c. Nilai, merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Pemasar merek harus mengetahui kelompok konsumen yang mana yang mencari-cari nilai. d. Budaya, merek juga mewakili budaya tertentu. e. Kepribadian, merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Kadang-kadang merek mengambil kepribadian seseorang terkenal sesungguhnya. f. Pemakai, merek menunjukan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tertentu. Dengan enam tingkatan pengertian merek, pemasar harus menentukan pada tingkat mana akan menanamkan identitas merek. Merupakan suatu kesalahan untuk mempromosikan hanya atribut merek. 2. Manfaat merek Menurut Tjiptono (2011:43) Merek bermanfaat bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen, merek berperan penting sebagai :
  • 33. 17 a. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencatatan akuntansi. b. Bentuk proteksi hukum terhadap fiture atau aspek produk yang unik. Merek bisa mendapatkan perlindungan proteksi intelektual. Nama merek bisa diproteksi melalui merek dagang terdaftar (registered trademaerks), proses pemanufakturan bisa dilindungi melalui hak paten dan kemasan bisa diproteksi melalui hak cipta (copyrights) dan desain. c. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu. Loyalitas merek sepeti ini menghasilkan predictability dan security permintaan bagi perusahaan dan menciptakan hambatan masuk yang menyulitkan perusahaan lain untuk memasuki pasar. d. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing. e. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen. f. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa mendatang.
  • 34. 18 Tabel 2.1 Manfaat-manfaat merek No Manfaat merek Deskripsi 1. Manfaat ekonomik  Merek merupakan sarana bagi perusahaan untuk saling bersaing memperebutkan pasar.  Konsumen memilih merek berdasarkan value for money yang ditawarkan berbagai macam merek.  Relasi antara merek dan konsumen dimulai dengan penjualan. Premium harga bisa berfungsi layaknya asuransi risiko bagi perusahaan. Sebagian besar konsumen lebih suka memilih penyediaan jasa yang lebih mahal namun diyakininya bakal memuaskannya ketimbang memilih penyedia jasa lebih murah yang tidak jelas kinerjanya. 2. Manfaat fungsional  Merek memberikan peluang bagi diferensiasi. Selain memperbaiki kualitas (diferensiasi vertikal), perusahaan-perusahaan juga memperluas mereknya dengan tipe-tipe produk baru (diferensiasi horizontal).  Merek memberikan jaminan kualitas. Apabila konsumen membeli merek yang sama lagi, maka jaminan bahwa kinerja merek tersebut akan konsisten dengan sebelumnya.  Pemasar merek berempati dengan para pemakai akhir dan masalah yang akan diatasi merek yang ditawarkan  Merek memfasilitasi ketersediaan produk secara luas.  Merek memudahkan iklan dan sponsorship. 3. Manfaat psikologis  Merek merupakan penyederhanaan atau simplikasi dari semua informasi produk yang perlu diketahui konsumen.  Pilihan merek tidak selalu didasarkan pada rasional. Dalam banyak kasus, faktor emosional (seperti gengsi dan citra sosial) memainkan peran dominan dalam keputusan pembelian.  Merek dapat memperkuat citra diri dan persepsi orang lain terhadap pemakai atau pemiliknya.  Brand symbolis tidak hanya berpengaruh pada persepsi orang lain, namun juga pada identifikasi dengan objek tertentu. (sumber : Tjiptono, 2011: 47)
  • 35. 19 Tabel 2.2 Fungsi merek bagi konsumen No Fungsi Manfaat bagi pelanggan 1. Identifikasi Bisa dilihat dengan jelas, memberikan makna bagi produk, gampang mengidentifikasi produk yang dibutuhkan atau dicari. 2. Praktikalitas Memfasilitasi penghematan waktu dan energi melalui pembelian ulang identik dan loyalitas. 3. Jaminan Memberikan jaminan bagi konsumen bahwa mereka bisa mendapatkan kualitas yang sama sekalipun pembelian dilakukan pada waktu dan tempat berbeda. 4. Optimisasi Memberikan kepastian bahwa konsumen dapat membeli alternative terbaik dalam kategori produk tertentu dan pilihan tertentu untuk tujuan spesifik. 5. Karakterisasi Mendapatkan konfirmasi mengenai citra dari konsumen atau citra yang ditampilkannya kepada orang lain. 6. Kontinuitas Kepuasan terwujud melalui familiaritas dengan merek yang telah digunakan atau dikonsumsi selama bertahun- tahun. 7. Hedonistic Kepuasan terkait dengan daya merek, logo, dan komunikasinya. 8. Etis Kepuasan berkaitan dengan perilaku bertanggung jawab merek bersangkutan dalam hubungannya dengan masyarakat. (sumber : Tjiptono, 2011 : 44 ) 3. Tujuan Pemberian Merek Menurut Alma (2007:149) tujuan pemberian merek adalah: a. Pengusaha menjamin konsumen bahwa barang yang dibeli sungguh berasal dari perusahaannya. Ini adalah untuk meyakinkan pihak konsumen membeli suatu barang dari merek dan perusahaan yang dikehendakinya, yang cocok dengan seleranya, keinginannya dan juga kemampuannya. b. Perusahaan menjamin mutu barang. Dengan adanya merek ini perusahaan menjamin mutu bahwa barang yang dikeluarkannya
  • 36. 20 berkualitas baik, sehingga dalam barang tersebut selain ada merek juga disebutkan peringatan-peringatan seperti apabila dalam jenis ini tidak ada tanda tangan ini maka itu adalah palsu dan lain-lain. c. Pengusaha memberi nama pada merek barangnya supaya mudah diingat dan disebut sehingga konsumen dapat menyebutkan mereknya saja. d. Meningkatkan ekuitas merek, yang memungkinkan memperoleh margin lebih tinggi, memberi kemudahan dalam mempertahankan kesetiaan konsumen. e. Memberi motivasi pada saluran distribusi, karena barang dengan merek terkenal akan cepat laku, dan mudah disalurkan, serta mudah penanganannya. 4. Kriteria pemilihan merek Menurut Kotler (2009: 269) terdapat enam pemilihan kriteria merek, diantaranya adalah: a. Dapat diingat, merek harus dapat diingat dan dikenal dengan mudah oleh konsumen. b. Berarti, merek harus kredibel dan mencirikan karakter yang sesuai, serta menyiratkan sesuatu tentang bahan atau tipe orang yang mungkin menggunakan merek. c. Dapat disukai, seberapa menarik estetika dari merek dan dapat disukai sacara visual, verbal, dan lainnya.
  • 37. 21 d. Dapat dipindahkan, merek dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru dalam kategori yang sama atau berbeda dengan melintasi batas geografis dan segmen pasar. e. Dapat disesuaikan, merek harus dengan mudah dapat disesuaikan atau diperbaharui sesuai dengan kebutuhan pasar. f. Dapat dilindungi, merek harus dapat dipatenkan atau dapat dilegalkan secara hukum, sehingga tidak mudah ditiru oleh pesaing. 5. Peranan dan kegunaan merek Merek adalah suatu faktor yang dipertimbangkan dalam membandingkan produk-produk sejenis. Kotler (2009: 259) berpendapat bahwa merek memiliki peranan dilihat dari sudut pandang produsen, dimana merek memiliki peranan serta kegunaan sebagai berikut : a. Merek memudahkan proses pemasaran dan penelusuran produk. b. Merek membantu mengatur catatan persediaan dan catatan akuntansi. c. Merek menawarkan perlindungan hukum atas ciri dari keunikan produk yang dimiliki. d. Merek menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang puas akan melakukan pembelian berulang. e. Merek dapat menjadi alat yang berguna untuk mengamankan keunggulan kompetitif.
  • 38. 22 6. Strategi merek Suatu merek harus memiliki strategi yang baik dan kuat dalam mengenalkan dan memasarkan produk sesuai dengan nilai jual merek yang telah ditentukan oleh produsen. Hal ini berguna untuk membangun citra merek (Brand Image) dan kepercayaan dimata konsumen terhadap produk yang dipasarkan. Menurut Rangkuti (2008: 38) terdapat beberapa strategi merek, sebagai berikut : Gambar : 2.2 Strategi Merek Sumber : Rangkuti (2004: 38) “The Power of Brand” a. Merek baru (new brand) Sebuah perusahaan dapat menciptakan sebuah nama atau merek baru ketika memasuki sebuah kategori produk baru. Strategi ini dapat dilakukan karena tidak ada nama merek yang sesuai dengan konsep produk baru yang akan ditawarkan dipasar. Exiting Produk New Brand Line Extention Brand Extantion roduct Category Exiting brand Multy Brand New Brand
  • 39. 23 b. Multi merek (multi brand) Perusahaan ingin mengelola berbagai nama merek tambahan dalam kategori yang ada untuk mengemukakan fungsi dan manfaat yang berbeda. c. Perluasan merek (brand extension) Usaha apa pun yang dilakukan untuk menggunakan sebuah nama merek yang sudah berhasil untuk meluncurkan produk baru atau produk yang dimodifikasi dalam kategori baru. d. Perluasan lini (lini extension) Strategi perluasan lini dilakukan dengan cara memperkenalkan berbagai macam atribut tambahan atau variasi terhadap kategori produk yang sudah ada dengan nama atau merek yang sama, seperti: rasa, bentuk, warna, atau ukuran kemasan yang baru. 7. Membangun merek yang kuat dan faktor yang menghambat dalam membengun merek Merek yang kuat merupakan suatu keharusan bagi setiap perusahaan. Merek yang kuat tidak hanya terdapat pada produk yang dihasilkan, tatapi juga terdapat pada nama perusahaan. Merek yang kuat apabila memiliki brand equity yang tinggi.
  • 40. 24 Brand equity yang kuat akan membentuk strategi penempatan merek yang tepat, mulai dari segmentasi, targeting, sampai positioning. a. Cara membangun merek Menurut Rangkuti (2002: 5) ada tiga cara untuk membangun merek yang kuat, yaitu: 1. Memiliki posting yang tepat Merek dapat dipostingkan dengan berbagai cara, misalnya dengan menempatkan posisinya secara spesifik dibenak pelanggan. Membangun positioning adalah menempatkan semua aspek dari brand value (termasuk manfaat fungsional) secara konsisten sehingga selalu menjadi nomor satu dibenek pelanggan. Menjadi nomor satu dibenak pelanggan merupakan tujuan utama dari positioning menjadi nomor satu dibenak pelanggan bukan berarti selalu menjadi nomor satu untuk semua aspek. 2. Memiliki brand value yang tepat Semakin tepat merek di positioningkan dibenak pelanggan, merek tersebut akan semakin kompetatif. Untuk mengelola hal tersebut kita perlu mengetahui brand vakue. Diibaratkan sebuah pemakai, positioning adalah kesesuaian ukuran bagi pemakainya. Sedangkan brand value adalah keindahan warna serta model pemakai tersebut. Brand value merupakan brand
  • 41. 25 personality. Brand personality lebih cepat berubah dibandingkan brand positioning, karena brand personality mencerminkan gejolak perubahan secara konsumen. 3. Memiliki konsep yang tepat Tahap akhir untuk mengkomunikasikan brand value dan positioning yang tepat kepada konsumen harus didukung oleh konsep yang tepat. Pengembangan konsep merupakan kreatif, karena berbeda dengan positioning yang tepat konsep dapat terus menerus berubah sesuai dengan dalur hidup produk yang bersangkutan. Konsep yang baik adalah dapat mengkomunikasikan semua elemen-elemen brand value dan positioning yang tepat, sehingga brand image dapat terus ditingkatkan. b. Faktor yang menghambat dalam membangun merek : 1. Tekanan dalam persaingan harga (presure to compete on price) Tekanan dalam persaingan harga akan berpengaruh langsung terhadap motivasi untuk membangun merek yang kuat. 2. Berkembangnya pesaing (proliferation of competitors) Semakin berkembang biaknya pesaing dalam industri yang sama mengurangi kebebasan dalam memilih positioning yang ada dan pasar sasaran menjadi lebih kecil.
  • 42. 26 3. Pemecahan pasar dan media (fragmenting markets and media) Pemecahan pasar dan media karena bertambahnya para pesaing dalam industri yang sama dapat menyebabkan semakin sulitnya membangun merek yang kuat. 4. Complex brand strategies and relationship Pada umumnya suatu merek tidak hanya mewakili bermacam- macam produk. Atau sebaliknya, suatu perusahaan memiliki berbagai macam merek, sehingga membuat upaya membangun dan mengelola merek semakin sulit. 5. Bias toward changing strategies Adanya perubahan strategi secara internal yang dilakukan oleh suatu perusahaan dapat menyebabkan tekanan yang sangat besar untuk mengubah suatu identitas merek. Perubahan ini dapat menyebabkan menurunnya merek. 6. Adanya pengaruh teknologi Adanya pengaruh teknologi mengakibatkan perlunya suatu inovasi terhadap produk tertentu, sehingga diperlukan tambahan biaya investasi dan biaya operasional. Peningkatan biaya ini akan menyebabkan menurunnya laba yang diperoleh, sehingga kondisi ini menjadi sangat rentan untuk diserang oleh pesaing yang memiliki sifat agresif atau memiliki modal yang jauh lebih besar.
  • 43. 27 8. Cara menganalisa brand value dan stratregi pengembangan merek Menurut Rangkuti (2002: 226) cara untuk menganalisis brand value, yaitu: a. Perhatian, dimensi nilai-nilai apa saja yang relevan dari sisi konsumen yang harus terdapat pada suatu merek. Contohnya, untuk produk makanan yang paling mendasar adalah nilai aman dan rasanya enak. b. Tentuakan unique proposition yang berkaitan dengan merek tertentu saecara spesifik. Nilai terdapat dalam unique proposition harus dapat membedakan sang juara dari rata-rata. Nilai ini harus spesifik dan tidak boleh terdapat pada nilai yang melekat pada merek pesaing (distintive value). c. Apabila kita sudah memiliki UPS, maka langkah berikutnya adalah membuat strategi untuk pengembangan merek tersebut. Caranya adalah secara konsisten dan terus menerus berupaya mengelola brand equity secara UPS dalam satu kesatuan yang terintegrasi. d. Usahakan jangan membuat bingung pelanggan dengan memberikan banyak nilai pada suatu merek. e. Merek yang berhasil memiliki nilai spesifik, unik, tidak mudah ditiru, sehingga dapat menciptakan superior customer value, distinitive customers satisfaction dan superior market position.
  • 44. 28 D. Persepsi Kualitas Merek 1. Pengertian persepsi kualitas merek Menurut Sadat (2009: 168) persepsi kualitas terhadap merek menggambarkan respon keseluruhan terhadap kualitas dan keunggulan yang ditawarkan merek. Respon ini adalah persepsi yang terbentuk dari pengalaman selama berinteraksi dengan merek melalui komunikasi yang dibangun oleh penawar. Tentu saja kondisi seperti ini harus terus dijaga melalui pengembangan kualitas secara berkesinambungan. Menurut Rangkuti (2002: 41) :“persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atas keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang sama dengan maksud yang diharapkan”. Menurut Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Tony Sitinjak (2004: 96) persepsi kualitas merek sebagai “persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan terkait dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan”. Menurut Sumarwan (2009: 283) persepsi kualitas merek adalah “persepsi konsumen terhadap kualitas suatu merek barang atau jasa”. Persepsi kualitas merek merupakan persepsi konsumen terhadap kualitas suatu merek barang atau jasa. Persepsi terhadap kualitas merek keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas terhadap merek. Persepsi kualitas merek yang positif akan mendorong keputusan pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap merek tersebut. Karena persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen maka dapat diramalkan jika persepsi kualitas pelanggan dianggap negatif
  • 45. 29 atau memiliki kualitas yang jelek, mereka tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama dipasar. Sebaliknya jika persepsi kualitas pelanggan positif, maka akan disukai. Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi kualitas merek adalah sebagai persepsi, tanggapan, penerimaan langsung pelanggan dari sesuatu terhadap keseluruhan kualitas dari suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan pelanggan. 2. Dimensi Persepsi Kualitas Menurut Durianto Darmadi, Sugiarto dan Tony Sitinjak (2004:98) Dimensi persepsi kualitas dibagi menjadi tujuh, yaitu : a. Kinerja : melibatkan berbagai karakteristik operasional utama,misalnya karakteristik operasional mobil adalah kecepatan, akselerasi, system kemudi serta kenyamanan. Karena faktor kepentingan pelanggan berbeda satu sama lain, sering kali pelanggan mempunyai sikap yang berbeda dalam menilai atribut- atribut kinerja ini. b. Pelayanan : mencerminkan kempuan memberi pelayanan pada produk tertentu. c. Ketahanan : mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut. d. Keandalan : konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satu pembelian ke pembeli berikutnya.
  • 46. 30 e. Karakteristik produk : bagian-bagian tambahan dari produk (feature) f. Kesesuaian dengan spesifikasi : merupakan pandangan mengenai kualitas proses manufaktur (tidak ada cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji. g. Hasil : mengarah pada kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam dimensi sebelumnya. Jika perusahaan tidak dapat menghasilkan “hasil akhir” produk yang baik maka kemungkinan produk tersebut tidak akan mempunyai atribut kualitas lain yang penting. Berikut ini adalah beberapa contoh pertanyaan untuk mengukur tujuh dimensi persepsi kualitas : a. Kinerja : sebarapa besar kemampuan minyak kayu putih cap lang mengobati masuk angin b. Pelayanan : apakah fasilitas layanan konsumen yang ada pada minyak kayu putih caplang mudah dihubungi? c. Ketahanan : berapa penting minyak kayu putih hangatnya tahan lebih lama? d. Keandalan : seberapa penting aromanya tidak dapat berubah? e. Karekteristik produk : apakah minyak kayu putih memiliki kemasan menarik dan bagus? f. Kesesuaian dengan spesifikasi : seberapa penting kualitas sesuai dengan mutu?
  • 47. 31 g. Hasil : apakah produk minyak kayu putih cap lang Produk tersedia dimana-mana Persepsi kualitas merek mempunyai peranan yang penting dalam membangun suatu merek, dalam banyak konteks persepsi kualitas sebuah merek dapat menjadi alasan yang penting untuk membeli suatu produk. Membangun persepsi kualitas harus diikuti dengan peningkatan kualitas nyata dari produknya karena akan sia-sia meyakinkan pelanggan bahwa kualitas merek produknya adalah tinggi bilamana kenyataan menunjukan kebalikannya. Bahkan dalam jangka panjang upaya tersebut akan menjadi bumerang. Hal ini karena pelanggan yang pada tahap awal memutuskan untuk membeli produk karena perceived qualitynya, pada gilirannya akan sampai pada tahap evaluasi yang menghantarnya pada rasa puas atau tidak puas. Pelanggan yang tidak puas akan merasa dikecewakan sehingga perceived quality yang dimiliki pada awalnya berganti dengan kesan benci karena merasa dibodohi. Kejadian tersebut menyebabkan kemungkinan perpindahan merek yang sangat besar di kemudian hari. Hal ini dapat pula terjadi untuk pelanggan lama yang dalam pembelian yang kesekian kalinya mengalami kejadian serupa seperti pembeli pemula di atas. Intinya adalah jika pengalaman penggunaan dari para pelanggan tidak sesuai dengan kualitas yang diposisikan maka citra perceived quality tidak dapat diperhatikan.
  • 48. 32 Menurut David Aaker (2004: 104) dalam buku Managing Brand Equity hal yang perlu diperhatikan dalam membangun perceived quality : a. Komitmen terhadap kualitas Perusahaan harus mempunyai komitmen terhadap kualitas serta memelihara kualitas secara terus menerus. Upaya, memelihara kualitas bukan hanya basa basi tetapi tercermin dalam tindakan tanpa kompromi. b. Budaya kualitas Komitmen kualitas harus terefleksi dalam budaya perusahaan, norma perilakunya, dan lain-lainnya. Jika perusahaan dihadapkan kepada pilihan kualitas dan biaya maka kualitas yang harus dimenangkan. c. Informasi masukan dari pelanggan Pada akhirnya dalam membangun perceived quality pelangganlah yang mendefinisikan kualitas. Sering kali para pimpinan keliru dalam memperkirakan apa yang dianggap penting oleh pelanggannya. d. Sasaran atau standar yang jelas Sasaran kualitas harus jelas dan tidak terlalu umum karena sasaran kualitas yang terlalu umum cenderung menjadi tidak bermanfaat. Kualitas juga harus memiliki standar yang jelas, dapat dipahami dan dipriorotaskan. Terlalu banyak sasaran tanpa prioritas sama saja
  • 49. 33 dengan tidak mempunyai sasaran yang fokus yang pada akhirnya akan membahayakan kelangsungan perusahaan itu sendiri. e. Kembangkan karyawan yang berinisiatif Karyawan harus dimotivasi dan diizinkan untuk berinisiatif serta dilibatkan dalam mencari solusi masalah yang dihadapi dengan pemikiran yang kreatif dan inovatif. Karyawan juga secara aktif dilibatkan dalam pengendalian kualitas layanan. 3. Persepsi kualitas menghasilkan nilai Menurut Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Tony Sitinjak (2004:101) perceived quality mempunyai peranan yang penting dalam membangun suatu merek dalam banyak konteks persepsi kualitas sebuah merek dapat menjadi alasan yang penting pembelian serta merek mana yang akan dipertimbangkan pelanggan yang pada gilirannya akan mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan merek yang akan dibeli. Seorang pelanggan mungkin tidak memiliki informasi yang cukup untuk disaring yang mengarahkannya pada penentuan kualitas suatu merek secara obyektif. Mungkin pula pelanggan tidak termotivasi untuk memperoses informasi, tidak mempunyai kesanggupan dan sumber daya untuk memperoleh dan memperoses informasi sehingga dalam konteks ini persepsi kualitas menjadi sangat berperan dalam keputusan pelanggan. Secara umum perceived quality dapat menghasilkan nilai-nilai sebagai berikut :
  • 50. 34 Gambar 2.3Nilai persepsi kualitas Sumber: Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Tony Sitinjak (2004:101) a. Alasan untuk membeli Keterbatasan informasi, uang dan waktu membuat keputusan pembelian seorang pelanggan dipengaruhi oleh persepsi kualitas suatu merek yang ada dibenak konsumen, sehingga sering kali alasan keputusan pembeliannya hanya didasarkan kepada persepsi kualitas dari merek yang akan dibelinya. b. Diferensiasi atau Posisi dan Harga premium Salah satu keuntungan dari persepsi kualitas adalah memberikan ruang pilihan dalam menentukan premium price (harga premium). Harga premium dapat meningkatkan laba yang secara langsung dapat meningkatkan tingkat pengembalian investasi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggannya. Perceived quality Alasan untuk membeli Harga premium Differensiasi atau posisi Perluasan merek Perluasan saluran distribusi
  • 51. 35 c. Perluasan saluran distribusi Persepsi kualitas mempunyai arti penting bagi para pengecer, distributor dan saluran distribusi lainnya. Para pengecer dan distributor akan termotivasi untuk menjadi penyalur produk atau merek dengan persepsi kualitas yang tinggi yang berarti dapat semakin memperluas distribusi dari merek tersebut. d. Perluasan merek Suatu merek produk dengan persepsi kualitas yang kuat dapat di eksploitasi kearah perluasan merek. Merek dengan persepsi kualitas yang kuat dapat digunakan untuk memperkenalkan kategori produk baru yang beraneka ragam. Produk dengan merek yang persepsi kualitas yang kuat akan mempunyai kemungkinan sukses yang lebih besar dibandingkan dengan merek yang persepsi kualitas yang lemah, sehingga perluasan produk dari merek dengan perceived quality yang kuat memungkinkan perolehan pangsa pasar yang lebih besar lagi. E. Loyalitas Merek (Brand Loyalty) 1. Pengertian loyalitas merek Loyalitas merek (brand loyalty) merupakan satu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk lain, terutama jika pada merek tersebut
  • 52. 36 didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain. Pengertian loyalitas merek menurut Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Tony Sitinjak (2004:126) adalah “mencerminkan ketertarikan konsumen kepada sebuah merek”. Dengan adanya loyalitas merek inilah menjamin pelanggan tidak akan berpindah merek pesaing walaupun merek pesaing memberikan harga yang lebih murah dan kualitas yang lebih baik. 2. Loyalitas Pelanggan Loyalitas pelanggan merupakan perilaku yang terkait dengan merek sebuah produk, termasuk kemungkinan mempengaruhi kontrak merek yang akan datang, beberapa kemungkinan pelanggan mengubah dukungannya terhadap merek, beberapa kemungkinan keinginan pelanggan untuk meningkatkan citra positif suatu produk. Jika produk tidak mampu memuaskan pelanggan, pelanggan akan bereaksi dengan cara exit (pelanggan menyatakan berhenti membeli merek atau produk) dan voice (pelanggan menyatakan ketidak puasan secara langsung pada perusahaan). Pelanggan keluar atau mengubah dukungannya terhadap produk berpengaruh pada revenue jangka panjang, peningkatan potensi memilikin pengaruh signifikan terhadap revenue jangka panjang, dan hubungan positif antara kepuasan pelanggan dengan loyalitas pelanggan semakin kuat.
  • 53. 37 Jadi loyalitas pelanggan memiliki peranan penting dalam sebuah perusahaan, mempertahankan mereka berarti meningkatkan kinerja keuangan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, hal ini menjadi alasan utama bagi perusahaan untuk menarik dan mempertahankan merek. Usaha untuk memperoleh pelanggan yang loyal tidak bisa dilakukan sekaligus, tetapi melalui beberapa tahapan mulai dari mencari pelanggan potensial sampai memperoleh patners. Menurut Griffin (2005: 129) loyalitas pelanggan adalah “wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih”. 3. Fungsi loyalitas merek Dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang benar, loyalitas merek dapat menjadi aset strategi bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa potensi yang dapat diberikan oleh brand loyalty kepada perusahaan : a. Mengurangi biaya pemasaran (Reduced marketing costs) Dalam kaitannya dengan biaya pemasaran, akan lebih mudah mempertahankan pelanggan dibandingkan dengan upaya untuk mendapatkan pelanggan baru. Jadi biaya pemasaran akan mengecil jika brand loyalty meningkat. Ciri yang paling utama dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk karena harganya murah.
  • 54. 38 b. Meningkatkan perdagangan (Trade laverage) Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek akan menghasilkan peningkatan perdagangan dan memperkuat keyakinan perantara pemasaran. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dalam membeli sesuatu merek didasarkan atas kebijakan mereka selama ini. c. Menarik minat pelanggan baru (Attracting new customers) Dengan banyaknya pelanggan suatu merek yang merasa puas dan suka pada merek tersebut akan menimbulkan perasaan yakin bagi calon pelanggan untuk mengkonsumsi merek tersebut terutama jika pembeli yang mereka lakukan mengandung resiko tinggi. Di samping itu, pelanggan yang puas umumnya akan merekomendasikan merek tersebut kepada orang yang dekat dengannya sehingga akan menarik pelanggan baru. d. Memberi waktu untuk merespon ancaman persaingan (Provide time to respond to competitive threats) Loyalitas merek akan memberikan waktu pada sebuah perusahaan untuk merespon gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan produk yang unggul, pelanggan yang loyal akan memberikan waktu pada perusahaan tersebut untuk memperbaharui produknya dengan cara menyesuaikan atau menetralisasikannya.
  • 55. 39 4. Tingkatan Brand Loyality Menurut Durianto, Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Tony Sitinjak (2004: 128-129) beberapa tingkatan loyalitas merek (brand loyality) adalah: a) Konsumen yang suka berpindah-pindah (Switcher) Pelanggan yang berada pada tingkatan loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembelinya dari satu merek ke merek lainnya mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. b) Pembeli yang bersifat kebiasaan (Habitual) Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsinya atau setidaknya merek tidak mengalami ketidak puasan dalam mengkonsumsi merek produk tersebut. c) Pembeli yang puas dengan biaya peralihan (Satisfied buyer) Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja mereka memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menganggung switching cost (biasa peralihan) yang terkait dengan waktu, uang atau risiko kinerja yang melekat
  • 56. 40 dengan tindakan merekaberalih merek. Contohnya konsumen puas dengan biaya tambahan. d) Menyukai merek (Liking the brand) Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang sungguh-sungguh mempunyai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli biasanya saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol. e) Pembeli yang komit (Committed buyer) Pada tahapan ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya. Contohnya konsumen yang komitmen dan tidak akan segan mengajak orang lain untuk memakai produk yang dipakainya. Tiap tingkatan brand loyalty mewakili tantangan pemasaran yang berbeda dan juga mewakili tipe aset yang berbeda dalam pengelolaan dan eksploitasinya.
  • 57. 41 Tampilan piramida brand loyality yang umum adalah sebagai berikut : brand equity lemah brand equity kuat Gambar : 2.4 Piramida Loyalitas Merek Sumber Durianto (2004: 130) Dari piramida loyalitas tersebut terlihat bahwa bagi merek yang belum memiliki brand equity yang kuat, porsi terbesar dari konsumennya berada pada tingkatan switcher. Selanjutnya, porsi terbesar kedua ditempati oleh konsumen yang berada pada taraf Habitual buyer, dan seterusnya hingga posisi terkecil ditempati oleh Commited buyer. Meskipun demikian bagi merek yang memiliki brand equiy yang kuat, tingkatan dalam brand loyaltynya diharapkan membentuk segitiga terbalik. Maksudnya semakin keatas makin melebar sehingga diperoleh jumlah committed buyer yang lebih besar daripada switcher. Commited buyer liking the brand Statisfied buyer Commited buyer swicher habitual buyer Statisfied buyer Habitual buyer swicher Liking the brand
  • 58. 42 3 Kerangka pikir Gambar kerangka pikir penelitian ini adalah untuk pembaca agar lebih mudah memahami apa yang penulis sampaikan pada penelitian disini. Dimulai dari judul “Analisis persepsi kualitas merek dan loyalitas merek pada produk minyak kayu putih Cap Lang (studi kasus: di wilayah RW. 014 Kelurahan Jatinegara- Jakarta Timur) kemudian pada persepsi kualitas merek terdapat tujuh dimensi yang akan diteliti dengan masing- masing lima pilihan jawaban (Skala Likert). Untuk mengukur ekuitas merek menggunakan tabulasi data, uji validitas, nilai rata-rata. Lalu untuk pengujiannya pada persepsi kualitas dilakukan dengan cara membandingkan pertanyaan tentang performance dan pertanyaan importance tiap dimensi dimasukan kedalam diagram cartecius yang terbagi atas kuadran setelah itu dapat disimpulkan dan diberi saran. Lalu pada pengujian loyalitas merek alat analisis yang digunakan untuk mengukur variabel loyalitas merek dalam penelitian ini adalah menggunakan tabulasi, uji validitas dan nilai rata-rata. Lalu untuk pengujiannya pada loyalitas merek menggunakan piramida loyalitas merek setelah itu dapat disimpulkan dan diberi saran
  • 59. 43 Gambar : 2.5 Kerangka Penelitian ANALISIS PERSEPSI KUALITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK PADA MINYAK KAYU PUTIH CAP LANG Studi kasus: di wilayah RW.014 Kel. Jatinegara- Jakarta Timur Kesimpulan Nilai rata-rata dan Diagam Cartesius Dimensi persepsi kualitas: 1. Kinerja 2. Pelayanan 3. Ketahanan 4. Keandalan 5. Karakteristik produk 6. Kesesuaian dengan spesifikasi 7. hasil Kesimpulan Prosentase piramida loyalitas merek Tingkatan loyalitas merek: 1. Konsumen yang suka berpindah-pindah (Switcher) 2. Pembeli yang bersifat kebiasaan (Habitual buyer) 3. Pembeli yang puas dengan biaya peralihan (Satisfied buyer) 4. Menyukai merek (Liking the brand) 5. Pembeli yang komit (Committed buyer)
  • 60. 44 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kampung Pulo Jahe RW 014 Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung Jakarta Timur. Waktu dan penelitian berlangsung pada bulan Januari sampai dengan awal bulan April 2014. B. Jenis dan Sumber Data Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah produk minyak kayu putih cap lang. Dalam penelitian ini digunakan dua jenis data berdasarkan cara pengumpulannya, yaitu data primer dan data sekunder yaitu: 1. Data Primer Data primer merupakan data yang secara langsung di dapat atau diambil dari warga RW 014 Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung Jakarta Timur dengan dilakukanya riset lapangan yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang secara langsung diperoleh dari sumber asli atau tidak melalui media perantara yaitu dengan menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan) yang dibagikan kepada responden yang telah dipilih yaitu seorang yang pernah memakai minyak kayu putih Cap Lang.
  • 61. 45 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung (ada perantara) melalui berbagai sumber relevan. Dalam penelitian ini data sekunder merupakan data yang di peroleh melalui pengutipan data informasi dari berbagai sumber yang sesuai dengan penelitian ini, diantaranya : a. Data warga Kampung Pulo Jahe RW 014 yang diperoleh dari Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung Jakarta Timur. b. Data mengenai profil perusahaan PT. Eagle Indo Pharma, Tangerang Indonesia lebih sfesifiknya mengenai Minyak Kayu Putih Cap Lang. c. Data tentang berbagai informasi yang berkaitan dengan penelitian ini yang didapat melalui internet. d. Mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang di dapat dari berbagai penelitian kepustakaan dengan mempelajari buku-buku serta literatur lainnya yang mendukung dan berhubungan dengan objek penelitian ini. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono 2010:115). Jadi populasi bukan hanya orang saja,
  • 62. 46 tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi sasaran pada penelitian ini adalah masyarakat yang pernah memakai minyak kayu putih Cap Lang di Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung Jakarta Timur. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2010:116). Dalam penelitian ini sampel yang ditetapkan adalah persepsi kualitas merek dan loyalitas merek pada produk minyak kayu putih Cap Lang di wilayah RW 014 Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung Jakarta Timur. Mengingat jumlah populasi belum diketahui secara pasti, maka penentuan jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus pendugaan proporsi (Sugiarto 2000: 154) yaitu = (1 − ) Dimana : n = ukuran sampel yang digunakan p = estimasi tentang Proporsi Populasi Z = nilai Z yang sesuai dengan interval keyakinan e = kesalahan (error) maksimum yang dijalankan Berdasarkan rumusan diatas, menggunakan kaidah p=1/2, tingkat keyakinan Za =95% dan e =10%. Jadi :
  • 63. 47 = 0,5(1 − 0,5) 0,95 2 0,1 = 0,25 (0,475)² 0,01 = 0,25(1,96)² 0,01 = 0,25.3,8416 0,01 = , , = 96,04 97 orang atau setara dengan pembulatan mendi 100 responden. D. Teknik Pengambilan Sampel Dalam teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangannya tentunya orang yang menggunakan produk Minyak Kayu Putih Cap Lang. Sampel diambil dengan memberikan kuesioner ke pada responden yaitu 100 responden, kueisioner disusun berdasarkan screening, profil responden, kepercayaan, evaluasi. E. Metode Pengumpulan Data 1. Studi kepustakaan Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca buku- buku, majalah, koran, artikel-artikel, dan sumber lain yang berhubungan atau berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas yaitu persepsi
  • 64. 48 kualitas merek dan loyalitas merek pada produk minyak kayu putih cap lang. 2. Studi lapangan Untuk mengumpulkan data digunakan dengan menyebarkan kuesioner langsung objek yang akan diteliti, yaitu memberikan daftar pertanyaan dan pernyataan yang berkaitan dengan topik penelitian kepada responden kualitas merek dan loyalitas merek pada produk minyak kayu putih Cap Lang di wilayah RW 014 Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung Jakarta Timur. Pembagian kuesioner ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :  Membagi kuesioner secara langsung kepada 100 responden  Peneliti memberikan penjelasan dan membimbing responden tentang cara pengisian kuesioner  Kuesioner yang telah diisi oleh responden dikumpulkan kembali. Setelah data dari seluruh responden terkumpul kemudian mentabulasi data berdasarkan variable dan seluruh responden.  Hasil tabulasi kemudian dimasukan ke dalam rumus-rumus dan analisis Ms. Excel yang telah dipilih untuk memperoleh kesimpulan. F. Alat Analisis Data Dalam penelitian ini untuk mengukur ekuitas merek menggunakan tabulasi, uji validitas, nilai rata-rata dan untuk mengukur persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas yang dimiliki produk
  • 65. 49 menggunakan diagram cartesius sedangkan untuk mengukur kesetiaan konsumen pada merek menggunakan segitiga piramida. 1. Tabulasi Tabulasi adalah melakukan perhitungan hasil kuesioner dan memberikan nilai (scoring) sesuai dengan sistem penilaian yang telah ditetapkan. Hasil tabulasi kemudian dimasukan kedalam rumus. Kuesioner yang dibagikan kepada konsumen yang menggunakan produk tersebut berupa pertanyaan persepsi kualitas, pertanyaan persepsi kepentingan atribut, pertanyaan loyalitas merek yang bersifat tertutup tentang persepsi kualitas dan loyalitas merek. Hasil kuesioner tersebut ditabulasi menurut kecenderungan jawaban responden dengan memberikan tanda silang atau tanda cheklist pada jawaban yang ada. Nilai jawaban yang diberikan memakai sistem skor dengan menggunakan skala likert yuitu Menurut Sugiyono (2004: 86) bahwa setiap jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif diberikan skor 1-5 yang dinilai sebagai berikut: a. Sangat Setuju (SS) : Skor = 5 b. Setuju (S) : Skor = 4 c. Kurang Setuju (KS) : Skor = 3 d. Tidak Setuju (TS) : Skor = 2 e. Sangat Tidak Setuju (STS) : Skor = 1
  • 66. 50 Sedangkan untuk variabel persepsi kepentingan atribut minyak kayu putih cap lang menggunakan skala likert dari sangat positif sampai dengan sangat negatif diberikan skor 1-5 yang dinilai sebagai berikut: a. Sangat Penting (SP) : Skor = 5 b. Penting (P) : Skor = 4 c. Kurang Penting (KP) : Skor = 3 d. Tidak Penting (TP) : Skor = 2 e. Sangat Tidak Penting (STP) : Skor = 1 Dan untuk mengukur variabel loyalitas menggunakan skala likert dari sangat positif sampai dengan sangat negatif diberikan skor 1-5 yang dinilai sebagai berikut: a. Sangat Puas (SP) : Skor = 5 b. Puas (S) : Skor = 4 c. Cukup Puas (CP) : Skor = 3 d. Tidak Puas (TP) : Skor = 2 e. Sangat Tidak Puas (STP) : Skor = 1 2. Uji validitas Uji validitas ialah suatu ukuran yang menunjukan tingkat- tingkat keabsahan (validitas) instrumen penelitian yang digunakan. (Tika, 2006: 65). Suatu alat ukur yang valid, mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya alat ukur yang kurang valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya validitas alat ukur
  • 67. 51 menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Rumus yang digunakan untuk menganalisis validitas ini adalah rumus korelasi product moment sebagai berikut : ᵪ = ∑ 1 1 − (∑ 1)(∑ 1) { ∑ 1 − (∑ 1)²}.{ ∑ 1² − (∑ 1)²} Keterangan : rᵪ = koefisien korelasi n = jumlah data x = persepsi kualitas (variabel independen) y = loyalitas merek (variabel dependen Untuk memberikan interpretasi terhadap kuatnya hubungan korelasi maka dapat digunakan pedoman yang tertera dibawah ini: Tabel 3.1 Interpretasi (koefisien korelasi) Interval koefisien Tingkat hubungan 0,00 – 1,80 Sangat jelek 1,80 – 2,60 Jelek 2,60 – 3,40 Cukup 3,40 – 4,20 Baik 4,20 – 5,00 Sangat baik Sumber : Darmadi Durianto (2004: 135)
  • 68. 52 3. Nilai rata-rata Hasil jawaban responden untuk setiap item pertanyaan tentang tingkat kepentingan (Importance) dengan rata-rata hasil jawaban responden untuk setiap item pertanyaan tentang kinerja produk (performance) rata-rata tersebut digunakan untuk mengetahui ukuran jawaban responden, persepsi kualitas minyak kayu putih cap lang di interpretasikan sebagai berikut : a. Bila persepsi kualitas baik bila rata-rata hasil keseluruhan performance lebih tinggi dari rata-rata keseluruhan importance. b. Bila persepsi kualitas buruk rata-rata hasil keselurahan performance lebih rendah dari rata-rata hasil keseluruhan importance. Pengukuran loyalitas merek dilakukan dengan cara perhitungan rata-rata untuk setiap item pertanyaan yang menunjukan tingkatanloyalitas merek. Alat analisis yang digunakan untuk mengukur variabel loyalitas merek adalah menggunakan metode rata- rata (means) Rata-rata = ∑ . Keterangan : ̅ = skor rata-rata = nilai pengukuran ke i = frekuensi kelas ke i
  • 69. 53 = jumlah populasi atau banyaknya pengamat atau responden (sumber : Durianto 2004: 43) Hasil dari niali rata-rata dipetakan ke rentang skala yang mempertimbangkan informasi interval berikut ini: = − ℎ Setelah besarna interval diketahui, kemudian dibuat rentang sekala sehingga dapat diketahui dimana letak rata-rata penelitian responden terhadap setiap unsur defferensiasinya dan sejauh mana variasinya. G. Diagram Cartesius Analisi dengan menggunakan diagram kartesius ini untuk menganalisis kepuasan pelanggan terhadap kinerja suatu produk, untukmerumuskan strategi yang tepat yang harus diambil dalam rangka perbaikan kualitas Gambar 3.1 Diagram Kartesius Sumber : Durianto, dkk (2004: 109) Tinggi Importance Tinggi Rendah Rendah ̅̿ Performance Kuadran III Low Priority Kuadran II Maintain Kuadran I Underact Kuadran IV Overact
  • 70. 54 Keterangan : 1. Kuadran I Menunjukan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting, manun manajemen belum melaksanakan sesuai dengan keinginan pelanggan. Sehingga mengecewakan atau tidak puas. 2. Kuadran II Menunjukan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan perusahaan, untuk itu diwajibkan dipertahankan dianggap sangat penting dan sangat memuaskan. 3. Kuadran III Menunjukan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan, pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan. 4. Kuadran IV Pada posisi ini, jika dilihat dari kepentingan konsumen, atribut- atribut produk kurang dianggap penting, tetapi jika dilihat dari tingkat kinerjanya, konsumen merasa sangat puas.
  • 71. 55 H. Segitiga Piramida Pada pengujian loyalitas merek menggunakan alat analisis yaitu metode segitiga piramida yang digunakan untuk mengukur keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukur ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk lain. Berikut gambar segitiga piramida: brand equity lemah brand equity kuat Gambar : 3.2 Piramida Loyalitas Merek Sumber Durianto (2004: 130) I. Definisi Variabel Operasional Ekuitas merek merupakan seperangkat aset dan kepercayaan merek yang terkait dengan merek tertentu, nama, simbol yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau Commited buyer Liking the brand Statisfied buyer Habitual buyer swicher Commited buyer Liking the brand Statisfied buyer Habitual buyer swicher
  • 72. 56 jasa, baik bagi pemasar maupun pelanggan dari merek minyak kayu putih cap lang , adapun definisi variabel operasional yaitu sebagai berikut : Tabel 3.2 Varibel Operasional No Variabel Dimensi Indikator atau alat ukur Skala Sumber Performance Importance 1 PersepsiKualitas Kinerja Mengobati masuk angin Minyak kayu putih Cap Lang bantu mengobati masuk angin Likert Durianto(2004:109) 2 Membuat tubuh nyaman Minyak kayu putih Cap Lang aroma therahynya dapat membuat tubuh nyaman 3 Pelayanan Layanan konsumen mudah dihubungi Fasilitas layanan konsumen minyak kayu putih Cap Lang mudah dihubungi Likert 4 layanan konsumen ramah Layanan operator kunsumen minyak kayu putih Cap Lang dapat berkomunikasi dengan ramah 5 Ketahanan Harum dan hangatnya tahan lama Harum dan hangatnya minyak kayu putih Cap Lang lebih tahan lama Likert 6 100% tanaman kayu putih Minyak kayu putih Cap Lang Terbuat dari 100% tanaman kayu putih murni 7 Keandalan Aromanya tidak dapat berubah Aroma minyak kayu putih Cap Lang tidak dapat berubah setiap kali pemakaian Likert 8 Hangatnya membuat nyaman Hangatnya minyak kayu putih Cap Lang dapat membuat tubuh nyaman 9 Karakteristik Produk Kemasan menarik dan bagus Warna kemasan minyak kayu putih Cap Lang menarik dan bagus Likert 10 Berbagai variasi kemasan Minyak kayu putih Cap Lang memiliki berbagai variasi kemasan 11 Kesesuaian dengan spesifikasi Kualitas sesuai dengan mutu Kualitas (aroma dan hangatnya lebih tahan lama) dari minyak kayu putih Cap Lang sesuai dengan mutu Likert 12 Kemasan baik dan menarik Penampilan kemasan minyak kayu putih Cap Lang lebih baik dan menarik dari produk pesaing
  • 73. 57 13 Hasil Produk tersedia dimana- mana Produk minyak kayu putih Cap Lang tersedia dimana-mana Likert 14 Berkualitas tinggi Minyak kayu putih Cap Lang tampak terkesan berkualitas tinggi No Variabel Dimensi Indikator Skala 1 Loyalitasmerek Switcher Pindah ke merek minyak kayu putih lain jika harganya lebih murah dari minyak kayu putih Cap Lang Likert 2 Habitual buyer Memakai minyak kayu putih Cap Lang karena kebiasaan memakai minyak kayu putih Cap Lang Likert 3 Satisfied buyer Puas dengan merek minyak kayu putih Cap Lang Likert 4 Liking the brand Menyukai merek minyak kayu putih Cap Lang Likert 5 Committed buyer Menyarankan dan mempromosikan ke orang lain untuk membeli minyak kayu putih Cap lang Likert
  • 74. 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil perusahaan PT. EAGLE INDO PHARMA atau CAP LANG 1. Gambaran Umum PT. EAGLE INDO PHARMA atau CAP LANG Cap lang merupakan perusahaan yang menghasilkan jenis farmasi yang terletak di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1973. Perusahaan ini umumnya menghasilkan berbagai produk farmasi. Profil Perusahaan PT. EAGLE INDO PHARMA atau yang lebih dikenal dengan nama CAP LANG berdiri sejak tahun 1973, CAP LANG terus melakukan transformasi sampai menjadi perusahaan seperti yang dikenal sekarang. Dengan pengalaman lebih dari 38 tahun, CAP LANG tetap konsisten melayani dan meningkatkan kesehatan masyarakan melalui penyediaan produk-produk farmasi OTC (Over The Counter) yang berkualitas tinggi, efektif dan aman digunakan. PT Eagle Indo Pharma sebagai unit usaha disektor agroindustri tergolong perusahaan yang padat modal (capital) dan padat karya, hal ini terlihat dari jumlah tenaga kerja yang diserap. Pihak perusahaan dalam menjalankan usahanya membawa misi pembangunan secara utuh, baik yang menyangkut misi usaha (Business mission) maupun misi sosial (Social mission), serta berupaya menciptakan lapangan
  • 75. 59 kerja khususnya untuk tenaga kerja yang tersebar di berbagai di daerah sekitar lingkungan perusahaan. CAP LANG merupakan pemimpin pasar di berbagai produk kategori di kelasnya, khususnya dalam kategori rubs dan balm, seperti: minyak kayu putih cap lang, balsem otot geliga, balsem lang, telon lang, minyak angin lang dan minyak gosok pijat urut (GPU). Hal ini dibuktikan dengan berbagai penghargaan yang diterima, seperti: ICSA, TOP BRAND, BEST BRAND, pemecahan REKOR MURI dan penghargaan lainnya. Sebagai perusahaan farmasi, CAP LANG secara progressive terus melakukan perbaikan menjadi perusahaan farmasi yang moderen. Saat ini, CAP LANG dilengkapi dengan fasilitas produksi sesuai dengan persyaratan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) yang ditetapkan oleh BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) dan cGMP (current Good Manufacturing Practices) seperti yang disyaratkan oleh WHO (World Health Organization). Dengan dibantu dengan jaringan distribusi yang kuat, produk- produk CAP LANG dapat dengan mudah dijumpai diseluruh pelosok Indonesia dari Sabang sampai Merauke baik di outlet moderen maupun outlet tradisional.
  • 76. 60 2. Visi dan Misi PT. EAGLE INDO PHARMA atau CAP LANG a. Visi PT. EAGLE INDO PHARMA atau CAP LANG Menjadi perusahaan obat OTC terbaik di Indonesia dalam aspek profitabilitas, kepuasan pelanggan, internal process, pembelajaran dan pertumbuhan yang berkesinambungan melalui karya yang kreatif dan inovatif dari seluruh elemen perusahaan yang kompeten. b. Missi PT. EAGLE INDO PHARMA atau CAP LANG Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui penyediaan produk obat OTC yang bermutu tinggi dengan dilandasi kesungguhan hati, tanggung jawab dan pandangan jauh ke masa depan. c. Company Credo QUALITY IN EVERYTHING WE DO” merupakan kredo CAP LANG, yang dijabarkan ke dalam nilai-nilai sebagai berikut: a). Human Quality  Menekankan pada karya yang kreatif dan inovatif melalui kemampuan, kinerja dan karakter pribadi sehingga setiap individu dapat menunjukan kemampuan dan keahlian terbaiknya.  Menggunakan pertimbangan yang terbaik dalam segala situasi sesuai dengan keahliannya dengan berlandasan keseimbangan antara fikiran dan hati.
  • 77. 61  Semangat menghargai, ketulusan dan keharmonisan dalam berfikir, berucap dan bertindak. b). Knowledge and Learning Quality  Menekankan pada proses bekerja yang cepat, sistematis dan akurat.  Menjaga dan meningkatkan kepercayaan dalam cara berfikir dan bertindak untuk mencapai penciptaan nilai tambah yang optimal.  Senantiasa meningkatkan cara dan mutu kerja melalui pengembangan diri di dalam budaya belajar yang terus dibangun oleh perusahaan. c). Integrity and responsibility quality  Menggunakan norma-norma etika yang berlaku di dalam masyarakat dalam berinteraksi dan mengelola lingkungan bisnis.  Jujur, rajin, pantang menyerah, konsisten, bersungguh- sungguh dan bertanggung jawab dalam pekerjaan yang digeluti.  Peduli terhadap berbagai permasalahan yang muncul dalam kiprah bisnis perusahaan walaupun secara formal bukan menjadi bagian dari tanggung jawabnya.
  • 78. 62 d). Leadership and team work quality  Mencapai keunggulan melalui kepemimpinan perusahaan dalam setiap bidang yang digeluti.  Keunggulan perusahaan dapat dicapai melalui Sumbar Daya Manusia yang unggul dengan team work yang solid melalui work hard and work smart.  Team work yang solid tercipta dari trust, keharmonisan, sikap helpful and open minded sesama karyawan untuk menghasilkan high quality value bagi perusahaandan seluruh elemen yang terkait. e). Adaptive and network quality  Perubahan merupakan hal yang wajar dalam segala aspek kehidupan yang mengandung kesempatan untuk menciptakan niali tambah.  Melambangkan perubahan secara cepat dan berkesinambungan dan sehingga memberikan niali tambah pada perusahaan dengan bertemu pada kekuatan sumber daya manusia yang diperkuat dengan keunggulan teknologi.  Mampu beradaptasi terhadap perubahan dan membina kerjasama dengan baik sebagai modal perusahaan dalam mencapai sustainable company.
  • 79. 63 d. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Perusahaan. Pembentukan struktur organisasi sangat penting untuk menjalin kerja sama dan kelancaran jalannya perusahaan serta memudahkan koordinasi dan pengwasan kegiatan perusahaan. PT Eagle Indo Pharma memiliki organisasi yang terdiri dari “Board of Commisoiner” merupakan pemegang saham perusahaan yang dipimpin oleh Direktur dan berkedudukan di Jakarta. Direktur bertugas mempertimbangkan dan mengadakan pertemuan untuk menerapkan kebijakan perusahaan, meliputi pengadaan modal dalam usaha yang akan dijalankan. Selain itu, sebagai pemimpin perusahaan juga bertugas mengatur kegiatan perusahaan yang akan dilaksanakan, kegiatan perkebunan kayu putih, pabrik kayu putih, serta kegiatan penunjang (bisnis, finansial dan administrasi). Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, direktur dibantu oleh seorang manajer umum (General Manager) yang berperan sebagai pemimpin perusahaan yang mengatur secara langsung pelakasanaan kegiatan di site PT Eagle Indo Pharma. General Manajer mempertanggungjawabkan semua kegiatan perusahaan kepada direktur dan dalam melaksanakan tugasnya, General Manajer dibantu oleh beberapa manajer yang memimpin pelaksanaan kegiatan masing-masing departemen. Setiap departemen dibagi menjadi beberapa divisi yang dipimpin oleh seorang kepala divisi.
  • 80. 64 Berdasarkan sifat hubungan kerjanya, karyawan PT Eagle Indo Pharma dibedakan atas karyawan staf dan karyawan non staf. Karyawan staf terdiri atas manajer dan pendamping asisten (officer), sedangkan karyawan non staf terdiri atas pengawas (supervisor), teknisi lapangan (field assistant), mandor, mekanik, dan operator. Selain itu terdapat pula tenaga harian musiman dan kontraktual. Jumlah karyawan dan tenaga harian dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Jumlah Karyawan PT. Eagle Indo Pharma Departemen Pertanian Tenaga kerja (orang) Tahun Bulanan Harian FM Musiman Total 2010 839 712 1688 556 3795 2011 826 810 2058 587 4281 2012 815 818 2369 755 4757 Sumber : Laporan tahunan MIS Plantation PT. EIP (Cap Lang),2015 Manajer adalah staf operasional yang bertugas membantu dan mewakili manajemen dalam melaksanakan pengelolaan departemen atau divisi masing-masing. Officer bertugas untuk memberikan pengarahan tentang rencana kerja mingguan dan harian. Seorang officer dibantu oleh beberapa pengawas. Pengawas bertugas memberikan pengarahan tentang program kerja harian kepada teknisi lapangan dan mandor. Teknisi lapangan dan mandor bertugas mengawasi dan memperbaiki pekerjaan serta melaporkan hasil pekerjaan tenaga kerja lapang kepada pengawas.
  • 81. 65 e. Keadaan Tanaman dan Pengembangan Produksi Kayu putih dapat tumbuh di tanah tandus, tahan panas dan dapat bertunas kembali setelah terjadi kebakaran. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpi, dapat tumbuh di dekat pantai di belakang hutan bakau, di tanah berawa atau membentuk hutan kecil di tanah kering sampai basah. Pohonnya tinggi 10-20 m, kulit batangnya berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan kulit yang terkelupas tidak beraturan. Batang pohonnya tidak terlalu besar, dengan percabangan yang menggantung kebawah. Daun tunggal, agak tebal seperti kulit, bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun berbentuk jorong atau lanset, panjang 4,5-15 cm, lebar 0,75-4 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi rata, tulang daun hampir sejajar. Permukaan daun berambut, warna hijau kelabu sampai hijau kecoklatan, Daun bila diremas atau dimemarkan berbau minyak kayu putih. Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga berbentuk seperti lonceng, daun mahkota warna putih, kepala putik berwarna putih kekuningan, keluar di ujung percabangan. Buah panjang 2,5-3 mm, lebar 3-4 mm, warnanya coklat muda sampai coklat tua. Bijinya halus, sangat ringan seperti sekam, berwarna kuning. Buahnya sebagai obat tradisional disebut merica bolong. Ada beberapa varietas pohon kayu putih. Ada yang kayunya berwarna merah, dan ada yang kayunya berwarna putih. Rumphius membedakan kayu putih dalam varietas daun besar dan varietas daun kecil. Varietas yang
  • 82. 66 berdaun kecil, yang digunakan untuk membuat minyak kayu putih. Daunnya, melalui proses penyulingan, akan menghasilkan minyak atsiri yang disebut minyak kayu putih, yang warnanya kekuning- kuningan sampai kehijau-hijauan. Perbanyakan dengan biji atau tunas akar. Sejak mulai beroperasi hingga saat ini, PT. Eagle Indo Pharma mengalami perkembangan produksi dan juga areal perkebunan minyak kayu putihnya. Meningkatnya jumlah produksi minyak kayu putih dari tahun pertahun disebabkan semakin baiknya teknik budidaya yang digunakan serta perkembangan perkebunan yang semakin luas. Meningkatnya permintaan masyarakat akan minyak kayu putih mendorong PT. Eagle Indo Pharma untuk meningkatkan produksi. B. Profil Responden Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 100 responden di wilayah RW 014 Kel. Jatinegara – Jakarta Timur. Karakteristik yang dipaparkan meliputi jenis kelamin, tempat tinggal, umur, pekerjaan dan pengeluaran perbulan yang hasilnya sebagaimana diuraikan dibawah ini: Berdasarkan hasil penelitian, gambaran tentang jenis kelamin, tempat tinggal, umur, pekerjaan, pengeluaran perbulan, masa pakai responden adalah seperti yang ditunjukkan dalam tabel 4.3, 4.4, 4.5, 4.6, 4.7, 4.8, 4.9 berikut ini:
  • 83. 67 1. Berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan hasil kuesioner data identitas responden, maka responden ditentukan berdasarkan jenis kelamin tercantum dalam tabel dibawah ini: Tabel 4. 2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Presentase 1. Laki-laki 40 40% 2. Perempuan 60 60% Jumlah 100 100% Sumber: Hasil olah kuesioner tahun 2015 Berdasarkan tabel 4.2 hasil data diatas dari 100 responden diketahui jumlah responden yang mengisi kuesioner ini yang berjenis kelamin perempuan sebesar 60 responden (60%) dan responden laki- laki hanya 40 responden (40%). Jadi, hal ini terbukti pada saat penelitian dilihat dari jenis kelamin lebih banyak perempuan dari pada laki-laki.
  • 84. 68 2. Berdasarkan Tempat Tinggal Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden dapat dikelompokan berdasarkan tempat tinggal para responden yaitu sebagai berikut: Tabel 4 . 3 Profil Responden Berdasarkan Tempat Tinggal No Tempat Tinggal Jumlah Presentase 1. RT 001 5 5% 2. RT 002 7 7% 3. RT 003 6 6% 4. RT 004 10 10% 5. RT 005 10 10% 6. RT 006 5 5% 7. RT 007 10 10% 8. RT 008 10 10% 9. RT 009 10 10% 10. RT 010 5 5% 11. RT 011 12 12% 12. RT 012 5 5% 13. RT 013 5 5% Jumlah 100 100% Sumber: Hasil olah kuesioner tahun 2015 Dari tabel 4.3 di atas diketahui bahwa responden yang bertempat tinggal di RT 001 sebanyak 5 orang (5%), yang bertempat tinggal di RT 002 sebanyak 7 orang (7%), yang bertempat tinggal di RT 003 sebanyak 6 orang (6%),yang bertempat tinggal di RT 004 sebanyak 10 orang (10%), yang bertempat tinggal di RT 005 sebanyak 10 orang (10%), yang bertempat tinggal di RT 006 sebanyak 5 orang (5%), yang bertempat tinggal di RT 007 sebanyak 10 orang (10%), yang bertempat tinggal di RT 008 sebanyak 10 orang (10%), yang bertempat tinggal di RT 009
  • 85. 69 sebanyak 10 orang (10%) dan yang bertempat tinggal di RT 010 sebanyak 5 orang (5%), yang bertempat tinggal di RT 011 sebanyak 12 orang (12%), yang bertempat tinggal di RT 012 sebanyak 5 orang (5%), dan yang bertempat tinggal di RT 013 sebanyak 5 orang (5%). a. Berdasarkan usia Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden dapat dikelompokan berdasarkan usia para responden yaitu sebagai berikut: Tabel 4 . 4 Profil Responden Berdasarkan Usia No Usia Jumlah Presentase 1. > 15-20 5 5% 2. > 21-30 25 25% 3. > 31-40 36 36% 4. ≥ 40 34 34% Jumlah 100 100% Sumber: Hasil olah kuesioner tahun 2015 Dari tabel 4.4 diatas diketahui bahwa usia lebih dari 15 tahun sampai dengan 20 tahun sebanyak 5 orang (5%), usia lebih dari 21 tahun sampai dengan 30 tahun sebanyak 25 orang (25%), usia lebih dari 31 tahun sampai dengan 40 tahun sebanyak 36 orang (36%), usia lebih dari 40 tahun sebanyak 34 orang (34%). Hal ini menunjukan bahwa pengelompokan berdasarkan usia responden yang tertinggi adalah lebih dari 31 tahun sampai dengan 40 tahun sebanyak 36%.
  • 86. 70 b. Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada para konsumen, maka responden dapat dikelompokan berdasarkan tingkat pendidikan terakhir sebagai berikut: Tabel 4 . 5 Profil Responden Berdasarkan pendidikan No Pendidikan Jumlah Presentase 1. SD 2 2% 2. SMP 8 8% 3. SMA 77 77% 4. D1/D2/D3 9 9% 5. S1 4 4% Jumlah 100 100% Sumber: Hasil olah kuesioner tahun 2015 Dari tabel 4.5 penghitungan kuesioner diatas diketahui bahwa tingkat pendidikan SD sebanyak 2 orang (2%), tingkat pendidikan SLTP sebanyak 8 orang (8%), tingkat pendidikan SMA sebanyak 77 orang (77%), tingkat pendidikan D1/D2/D3 sebanyak 9 orang (9%), dan tingkat pendidikan S1 sebanyak 4 orang (4%). Hal ini menunjukan bahwa pengelompokan berdasarkan tingkat pendidikan terakhir responden yang tinggi adalah pendidikan tingkat SMA sebanyak 77 orang responden (77%).
  • 87. 71 c. Berdasarkan tingkat pekerjaan Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada para konsumen, maka responden dapat di kelompokan berdasarkan pekerjaannya seperti tabel dibawah ini: Tabel 4 . 6 Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan Jumlah Presentase 1. Pelajar/mahasiswa 4 4% 2. Ibu rumah tangga 42 42% 3. Karyawan Swasta 32 32% 4. Pegawai negeri 4 4% 5. Wiraswasta 18 18% Jumlah 100 100% Sumber: Hasil olah kuesioner tahun 2015 Dari tabel 4.6 penghitungan kuesioner diatas diketahui bahwa pekerjaan sebagai pelajar sebanyak 4 orang (4%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 42 orang (42%), pekrjaan sebagai karyawan swasta sebanyak 32 orang (32%), pekrjaan sebagai pegawai negeri sebanyak 4 orang (4%), dan pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 18 orang (18%). Hal ini menunjukan bahwa pengelompokan berdasarkan pekerjaan responden yang tinggi adalah ibu rumah tangga sebanyak 42 orang responden (42%).