1. Dokumen tersebut membahas tantangan pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) di tingkat pusat dan daerah serta strategi yang ditetapkan dalam dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk memajukan gerakan tersebut.
2. Indonesia masih mempunyai masalah kesehatan yang persisten
tertinggi Beban
tuberkulosis
di Dunia
jumlah kematian oleh
penyakit tidak menular,
lebih tinggi
daripada
AsiaTenggara
60 %
dari umur 15 tahun ke
atas merokok—
prevalensi tertinggi di
negara-negara ASEAN
KE 2
73%
39%
Harapan hidup pada
kelahiran (2018),
tahun
Angka kematian
maternal’ (2015),
per 1,000 kelahiran
hidup
Prevalensi Stunting
Indonesia
Angka kematian
bayi’ (2015), per
1,000 kelahiran
hidup
Termasuk: China, Malaysia, Myanmar, Philippines, Thailand, Vietnam, Papua New Guinea, East Timor, Pasific IslandSource: World Bank, WHO Global Health Observatory
ASEAN Statiscal Report on Millenium Development Goals 2017 Jakarta, ASEAN Scretariat, August 2017
ASEAN Statiscal Report on Millenium Development Goals 2017 Jakarta, ASEAN Scretariat, August 2017
Survei Status Gizi Balita 2019
perokok di Indonesia,
memulai merokok pada
usia <20 tahun
75%
3. PENYEBAB PERUBAHAN POLA PENYAKIT
Kebiasaan
Merokok
Kurang Aktivitas
Fisik
Pola Makan yang
Tidak Sehat
(tinggi GGL, kurang serat)
Gangguan Metabolik Obesitas
• Prevalensi perokok >15 th
sebesar 33,8% (no 3 di Dunia)
• Dalam periode 5 tahun; prevalensi
perokok muda meningkat 1,9%
dari 7,2% (2013) menjadi 9,1%
(2018)
• Tahun 2007-2018, perokok
pemula (10-14 th) meningkat
240% (dari 9,6% menjadi 23,1%)
dan usia 15-19 meningkat 140%
(dari 36,3% menjadi 52,1%)
• Konsumsi rokok elektronik bagi
usia 10-18 th meningkat drastis
dari 1,2% (2016) menjadi 10,9%
(2018
• Penduduk
usia >10
tahun kurang
aktivitas fisik
meningkat
dari 26,1%
(2013)
menjadi
33,5% (2018)
• Penduduk Kurang
Konsumsi buah
sayur : 93,5%
(2013) meningkat
menjadi 95,5%
(2018)
• Proporsi
penduduk
Kelebihan
konsumsi gula
4,8%, natrium
18,3% dan lemak
26,5%.
• Hipertensi
meningkat dari
25,8% (2013)
menjadi 34,1%
• DM terjadi
kenaikan dari 6,9%
(2013) (menjadi
8,5% (2018)
• Obesitas pada
Penduduk
Dewasa
meningkat dari
15,4% (2013)
menjadi 21,8%
• obesitas sentral
meningkat dari
26,6% di tahun
2013 (2013)
menjadi 31%
(2018).
4. 1. KELEMBAGAAN PENGGERAK DI PUSAT DAN DAERAH
• Efektifitas tata kelola GERMAS sebagai sebuah
gerakan nasional yang membutuhkan soliditas
koordinasi vertikal dan horizontal di pusat dan daerah.
• Komitmen Kepala Daerah masih sangat beragam baik
yang diakibatkan masalah pemahaman substansi
prioritas maupun cara pelaksanaannya.
2. PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
• Koordinasi dan pengendalian Germas sebagai
Kegiatan Prioritas (KP) dan Proyek Prioritas (ProP)
RPJMN 2020-2024 belum secara sinergis dan
terstruktur dilaksanakan sesuai sumber daya/kekuatan
konsolidasi di daerah.
• Daerah belum memiliki dokumen strategi kebijakan
GERMAS lintas sektor yang secara spesifik dan
operasional memandu/acuan pelaksanaan GERMAS di
daerah.
Tantangan Pengelolaan
Germas
3. REGULASI DAN KEBIJAKAN DAERAH
• Regulasi GERMAS dalam bentuk Perkada
Kabupaten/Kota secara substansif
kedalamannya masih bersifat sebagai pemantik.
• Regulasi tersebut belum banyak dilanjutkan
melalui turunan/ikutan kebijakan GERMAS
lainnya yang kondusif dan secara operasional
dapat memandu PD dan Pentahelix dalam
menerapkan GERMAS.
4. MONEV TERPADU DAN SISTEM INSENTIF - DISINSENTIF
• Pelaksanaan monev penerapan GERMAS di pusat perlu
diperkuat dengan rekomendasi yang memiliki daya
ungkit terhadap capaian indikator kinerja para pihak.
• Sistem dan mekanisme monev GERMAS di daerah
belum banyak dilakukan dan/atau belum melekat
secara institutional dalam indikator kinerja perangkat
daerah.
• Sistem dan pemberian insentif belum diterapkan pada
daerah yang telah menjalankan penerapan GERMAS
dengan baik. Begitu pula sebaliknya dengan disinsentif.
5. PEMAHAMAN INDIKATOR YANG BERVARIASI
• Belum semua pengelola daerah memahami
indikator germas
• Belum memahami cara pengisian aplikasi microsite
Germas
5. GERMAS
INTRUKSI PRESIDEN NO 1/2017 dan Surat Dukungan
MENDAGRI NO 440/2797/SJ
GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) merupakan suatu
tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara
bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran,
kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan
kualitas hidup. GERMAS adalah sebuah gerakan yang bertujuan
untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan
kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat. Aksi
GERMAS ini juga diikuti dengan memasyarakatkan perilaku hidup
bersih sehat dan dukungan untuk program infrastruktur dengan basis
masyarakat.
6. GERMAS
6
INTRUKSI PRESIDEN NO 1/2017 dan Surat Dukungan MENDAGRI
NO 440/2797/SJ 1.Aktivitas Fisik
2.Penyediaan pengan
sehat dan perbaikan
gizi
3.Peningkatan kualitas
lingkungan sehat
4.Deteksi dini faktor
resiko
5.Edukasi perilaku hidup
sehat
7
Visi
Jokowi &
Ma’ruf Amin
Mengembangkan
Sistem Jaminan
Gizi dan Tumbuh
Kembang Anak
Mengembangkan
Reformasi Sistem
Kesehatan
1
2
3
1
2
3
Mempercepat pemberian jaminan asupan gizi sejak dalam
kandungan
Memperbaiki pola asuh keluarga
Memperbaiki fasilitasair bersih dan sanitasi lingkungan
yang mendukung tumbuh kembang anak
4
5
6
Memperkuat program promotif dan preventif dengan pembudayaan
gerakan hidup sehat dan peningkatan pengawasan kualitasobat dan
makanan
Mempercepat pemerataan pembangunan infrastruktur dasar, terutama
SPAM dan perbaikan sanitasi (tiap rumah tangga memiliki jamban)
Meningkatkan akseswarga miskin di seluruh pelosok tanah air
untuk mendapatkan bantuan kesehatan (PBI JKN)
Meningkatkan efektivitasprogram JKN (percepatan peningkatan
kepesertaan dan peningkatan kualitaslayanan kesehatan)
Meningkatkan pemerataan fasilitasdan kualitaspelayanan kesehatan,
termasuk di desa-desa dan wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan
terluar) dengan skema DAK fisik
Mempercepat upaya penurunan AKI dan AKB
7. TANGGUNG JAWAB GUBERNUR DAN BUPATI/WALIKOTA
DALAM GERMAS
GUBERNUR BUPATI/WALIKOTA
Sarana Akivitas
Fisik
Ruang terbuka
hijau publik
Car Free Day
Jalur sepeda
dan pejalan
kaki
Pemanfaatan
pekarangan
rumah utk
sayur dan buah
Kawasan Tanpa
Rokok
Laporan ke
Gubernur
Kebijakan
Germas daerah
GERMAS
Menetapkan
kebijakan
daerah dalam
pelaksanaan
Germas di
wilayahnya
Fasilitasi,
koordinasi,
pemantauan dan
evaluasi pelaks
di Kab/Kota
Melaporkan
pelaksanaannya
kepada
Mendagri
8. RPJMN 2020 – 2024
TELAH MEMBERI ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
Visi :
Meningkatkan layanan Kesehatan melalui jaminan Kesehatan nasional, khususnya penguatan pelayanan Kesehatan primer
dengan peningkatan upaya promotif dan preventif yang didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi kesehatan
Meningkatkan KIA, KB
dan Kesehatan
Reproduksi
Mempercepat Perbaikan
Gizi Masyarakat
Meningkatan
pengendalian
penyakit
Menguatkan sistem
kesehatan dan pengawasan
obat dan makanan
Membudayakan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat
(Germas)
• AKI (per 100.000
kelahiran hidup)
• AKB (per 1000
kelahiran hidup
• AKN (per 1000
kelahiran hidup)
• Presentase Imunisasi
Dasar Lengkap pada
anak usia 12 – 23 bln
• Prevalensi Stunting
(pendek dan sangat
pendek) pada balita
(%)
• Prevalensi wasting
(kurus dan sangat
kurus) pada balita (%)
• Insidensi HIV (per 1000
penduduk yang tidak
terinveksi HIV
• Insidensi Tuberkulosis
(per 100.000 penduduk
• Jumlah Kab/kota yang
mencapai eleminasi
Malaria
• Presentase merokok
penduduk usia 10 – 18
tahun
• Prevalensi obesitas
pada penduduk usia >
18 tahun
• Jumlah kab/kota segar
• Presentase faskes TK 1
terakreditasi
• Presentase RS terakreditasi
• Presentase puskesmas dengan
jenis Nakes sesuai standar
• Presentase puskesmas tanpa
dokter
• Presentase puskesmas dengan
ketersediaan obat esensial
9. Strategi RPJMN 2020-2024
Pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
A. Regulasi Pembangunan Berwawasan Kesehatan:
• Kawasan Tanpa Rokok, Peningkatan
cukai rokok, pelarangan dan cukai
produk yang berisiko tinggi terhadap
kesehataan pengaturan kandungan
gula, garam dan lemak
• Kabupaten/kota sehat,
• Pasar sehat,
• Keluarga Sehat,
• Upaya kesehatan sekolah (UKS)
• Lingkungan kerja sehat
• Tempat Umum Sehat;
B. Pengembangan Kawasan Sehat antara lain:
• Promosi perilaku hidup sehat yang
inovatif dan pemberdayaan
masyarakat termasuk revitalisasi
posyandu.
• Upaya Kesehatan Bersumber daya
Kesehatan lainnya, serta
penggerakan masyarakat madani
untuk hidup sehat
• Penyediaan ruang terbuka
publik, transportasi masal
dan konektivitas untuk
mendorong aktivitas fisik
masyarakat dan lingkungan
sehat serta penurunan polusi
udara.
10. Strategi RPJMN 2020-2024
10
Pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
C. Peningkatan Penyediaan Pangan Sehat:
• Promosi perilaku hisup sehat yang
inovatif dan pemberdayaan
masyarakat termasuk revitalisasi
posyandu.
• Upaya Kesehatan Bersumber daya
Kesehatan lainnya, serta penggerakan
masyarakat madani.
• Peningkatan penyediaan pilihan pangan sehat
termasuk penerapan label pangan dan
perluasan akses terhadap buah dan sayur
D. Penguatan Sumberdaya Masyarakat:
11. Inpres 1 tahun 2017
GERMAS disemua Tatanan
Aktivitas Fisik dilakukan
selama 30 mnt setiap hari.
Kegiatan: Peregangan,
Berjalan Kaki, Menari,
Menyapu, Bersepeda,dll
Konsumsi gizi seimbang (isi
piringku), perbanyak makan
buah & sayur.
Kegiatan : Snack rapat
buah/jus/ salad,
Pembagian multivitamin,
dll
Deteksi dini dilakukan
secara rutin, khususnya
yang memiliki penyakit
komorbid.
Kegiatan : Pemeriksaan
Tekanan Darah, Gula Darah,
Kolesterol, rapid test/PCR
1 2 3 4 5
Aktivitas Fisik Pangan Sehat &
Perbaikan Gizi Lingkungan
Pencegahan dan Deteksi
Dini Penyakit
Edukasi & Perilaku
Hidup Sehat
Lingkungan dan Ruangan perlu
selalu dijaga kebersihannya.
Kegiatan : Pembersihan &
Disinfeksi/Dekontaminasi thp
Permukaan, Penerapan Zona Lalu
Lintas Barang & Orang,
Penambahan Sarana Cuci
Tangan, Sabun dan Hand
Sanitazer, dll
Edukasi kepada masyarakat
untuk merubah perilaku
• Edukasi bisa langsung
dgn penerapan protokol
kes
• saluran media yg ada
(cetak, elektronik, luar
ruang, dan online).
Tempat Ibadah
Pesantren
Pelayanan Kesehatan
(Puskesmas, RS)
Sarana Pendidikan
(Sekolah/Madrasah/Kampus)
Keluarga UKBM Tempat Umum
Pasar/Terminal
RENCANA AKSI PEMBUDAYAAN GERMAS
12. GERMAS Mewujudkan Transformasi Kesehatan
Krisis merupakan kesempatan terbaik untuk perubahan
Sistem kesehatan
I
ndonesia siap untuk
transformasi
COVID-19 menjadikan
kesehatan sebagai isu
prioritas
Pandemi menyadarkan
pentingnya resiliensi sektor
kesehatan
• Momentum tepat karena
perkembangan BPJSK dengan
target cakupan semesta 98%
populasi sebelum 2024;
• T
eknologi digital tersedia luas
dan publiklebih terbuka akan
perubahan.
• Publik lebih peduli akan
pentingnya kesehatan;
• Institusi dan organisasi
semakin paham untuk
menjaga tenaga kerja tetap
sehat.
• Pandemi menunjukkan
permasalahan sistemikyang
harusdiperbaiki ;
• Peningkatan kapasitasdan
resiliensi sistem kesehatan
perlu dilakukan.
12
13. Transformasi Sistem Kesehatan 2021-2024
5 RPJMN dan 6 Pilar Transformasi
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yangsehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
Meningkatkankesehatan ibu,
anak, keluarga berencana
dan kesehatanreproduksi
Mempercepatperbaikan gizi
masyarakat
Memperbaiki
pengendalianpenyakit
Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat(GERMAS)
Memperkuat sistem
kesehatan& pengendalian
obat dan makanan
6 kategori
utama
Outcome
RPJMN bidang
kesehatan
Edukasi
penduduk
7 kampanye utama:
imunisasi, gizi
seimbang, olah raga,
anti rokok, sanitasi &
kebersihan lingkungan,
skrining penyakit,
kepatuhan pengobatan
Pencegahan
primer
Penambahan
imunisasi rutin
menjadi 14 antigen
dan perluasan
cakupan di seluruh
Indonesia.
Pencegahan
sekunder
Skrining 14 penyakit
penyebab kematian
tertinggi di tiap sasaran
usia, skrining stunting,
& peningkatan ANC
untuk kesehatan ibu &
bayi.
Meningkatkan
kapasitasdan
kapabilitas
layanan primer
Pembangunan
Puskesmas di 171 kec.,
penyediaan 40 obat
esensial, pemenuhan
SDM kesehatan primer
Meningkatkan akses
dan mutu layanan
sekunder &tersier
Pembangunan RS di
KawasanTimur, jejaring
pengampuan 6 layanan
unggulan, kemitraan
dengan world’s top
healthcare centers.
Memperkuat
ketahanan
tanggapdarurat
Jejaring nasional
surveilans berbasis lab,
tenaga cadangan
tanggap darurat, table
top exercise
kesiapsiagaan krisis.
Transformasi sistem
pembiayaan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan
3 tujuan: tersedia, cukup, dan
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan
pemanfaatan yang efektif dan efisien.
mahasiswa,
beasiswa dalam & luar negeri,
kemudahan penyetaraan nakes lulusan
luar negeri.
Transformasi SDM
Kesehatan
Penambahan kuota Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi,
dan bioteknologidi sektorkesehatan.
Transformasi teknologi
kesehatan
1 Transformasi layanan primer 2 Transformasilayanan
rujukan
3 Transformasi sistem ketahanan
kesehatan
4
Meningkatkan
ketahanansektor
farmasi & alat
kesehatan
Produksi dalam negeri
14 vaksin rutin, top 10
obat, top 10 alkes by
volume & by value.
5 6
a b c d a b
13
14. Ruang Lingkup Kegiatan Prioritas
Mewujudkan Pembudayaan Germas
Proyek Prioritas
1 Edukasi dan pemberdayaan masyarakat
a. Penguatan kampanye perubahan perilaku faktor risiko (merujuk 7 kampanye prioritas)
b. Surveilans Perilaku
c. Intervensi kesehatan keluarga (konseling keluarga terfokus dan keluarga dengan lingkungan sehat)
2 Penemuan Kasus Baru Penyakit Menular
a. Intensifikasi penemuan kasus dalam rangka eliminasi dan eradikasi
b. Penguatan Surveilens dalam rangka pengendalian penyakit
3 Deteksi Dini Penyakit Berdasarkan Faktor Risiko Sesuai dengan Kelompok Usia PTM
a. Deteksi dini PTM dan gangguan kesehatan jiwa – napza (merujuk skrining layanan primer)
b. Pengendalian PTM
4 Pengendalian penyakit berbasis masyarakat melalui UKBM dan pelibatan swasta
a. Integrasi UKBM dalam LKD-Posyandu dan Sektor swasta
15. Promosi dan edukasi kesehatan yang komprehensif
7 kampanye prioritas dengan fokus pada pencegahan untuk 2022-2024
Implementasi Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat
Institusi Pendidikan
Perkantoran/Industri
Tempat Perbelanjaan
Desa, Kecamatan,
Kabupaten/Kota
Dan tempat umum
lainnya
Pencegahan 1 Kampanye imunisasi
2 Kampanye gizi seimbang
3 Kampanye olah raga
4 Kampanye anti rokok
5
Kampanye sanitasi & kebersihan
lingkungan
Deteksi Dini 6 Kampanye skrining penyakit
Pengobatan 7 Kampanye kepatuhan pengobatan
15
16. IMPLEMENTASI REGULASI
16
INTRUKSI PRESIDEN NO 1/2017 dan Surat Dukungan MENDAGRI
NO 440/2797/SJ
1. Segera menyusun regulasi
2. Segera mengintegrasikan kegiatan lintas
program dna OPD dalam dokumen
perencanaan RPJMD/RKPD
3. Meningkatkan upaya promotif dan
preventif
4. Mewujudkan germas
5. Melaksanakan kegiatan germas di
daerah
17. Indikator 2020 2021 2022 2023 2024 KET
Kabupaten/ Kota
yang
Menerapkan
Kebijakan
Germas
30%
(155 Kab/
Kota)
35%
(178 Kab/
Kota)
40%
(206 Kab/
Kota)
45%
(232 Kab/
Kota)
50%
(257 Kab/
Kota)
Target RPJMN
33% 11,28%
Capaian
TARGET DAN INDIKATOR GERMAS
TAHUN 2020 – 2024 SEBELUM REVISI
18. Indikator
TARGET
KET
2020 2021 2022 2023 2024
Kabupaten/ Kota
yang
Menerapkan
Kebijakan
Germas
30%
(155 Kab/
Kota)
35%
(178 Kab/
Kota)
40%
(206 Kab/
Kota)
45%
(232 Kab/
Kota)
50%
(257 Kab/
Kota)
Target RPJMN
33% 11,28% 40% 60% 90% Capaian
TARGET DAN INDIKATOR GERMAS
TAHUN 2020 – 2024 SETELAH REVISI
PMK NO. 13 TH 2022
19.
20.
21.
22.
23.
24. PENDEKATAN PELAKSANAAN GERMAS
Advokasi
Kemitraan
• Advokasi/Audensi/Loby kepada Pimpinan Daerah dan Lembaga
legislative daerah (DPRD I/II)
• Advokasi /Audensi/Loby lintas sektor (antar dinas/OPD)
• Advokasi /Audensi/Loby lintas sektor; swasta, ormas, LSM,
Akademisi, organisasi profesi dan sebagainya
• Melakukan Kerjasama antara Dinas/OPD juga legislative
daerah (DPRD)
• Melakukan Kerjasama dengan mitra Swasta
• Kerjasama dengan Ormas/LSM, Akademisi, organisasi
profesi dan sebagainya
Pemberdayaan Masyarakat • Membentuk forum Germas Provinsi dan Kabupaten/Kota
• Membentuk dan membina kelompok olahraga,
pemerhati lingkungan, dan lainnya
• Pemberdayaan kelompok rentan dan masyarakat lainnya
25. STRATEGI PENCAPAIAN INDIKATOR
1. Pendampingan koordinasi
Kabupaten/Kota melaksanakan
germas
2. Memanfaatkan moment2 eventual
lintas sektor
3. Menyelesaikan issue yang sedang actual
memerlukan kolaborasi lintas sektor;
seperti COVID-19
4. Membangun system komunikasi atau
forum germas
5. Pembinaan teknis pelaksanaan
Germas
6. 3 + 3 + 3
• Bersama Bappeda; Agendakan rapat koordinasi Germas Lintas Sektor,
secara berkala (2 bulanan)
• Advokasi ke Kabupaten/Kota
• Pendampingan pelaksnaan Germas Kab/Kota
• Pendampingan teknis Germas
• Ulang tahun Kabupaten/Kota
• Ulang tahun OPD: HKN, Hari Air, Hari Listrik, Hari Keluarga dst
• Ulang tahun ormas, Perusahaan, Perguruan Tinggi dsb
• Merebaknya COVID-19
• Naiknya bahan makanan pokok
• Merebaknya kasus DBD
• Panen Raya atau lainnya
• Merebaknya COVID-19
• Naiknya bahan makanan pokok
• Merebaknya kasus DBD
• Panen Raya atau lainnya
• Pengembangan media edukasi,Pendampingan penyiapan dan pelaksanaan
kegiatan,Dukungan kampanyen dan publikasi,Pendampingan koordinasi
lintas sektor
• Pusat inisiasi 3 gerakan , propinsi 3 gerakan dan kabupaten 3 gerakan
26. 1
2
Pelaksanaan Germas di tatanan: tingkat keluarga, Pendidikan/Sekolah,
tempat kerja, tempat-tempat umum, Fasyankes.
Identifikasi berbagai system di Pemerintahan untuk mengintegrasikan
konsep GERMAS dalam spirit pelaksanaannya
3 Peta dan rencana pelibatan sektor non pemerintah dalam pembudayaan
GERMAS Tingkat Kabupaten/Kota.
4
5 Memberikan advokasi dan pengkayaan untuk semuan sektor
melaksanakan Germas
Pembagian peran pelaksanaan dalam pengelolaan Germas antar OPD
(Beppeda Koordinator)
Poin Penting yang Perlu Ditindaklanjuti
Lintas OPD di Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat amanat Inpres Nomor 1 Tahun 2017
Terdapat 5 kluster yaitu Aktivitas fisik, pangan sehat dan perbaikan gizi, linkungan, pencegahan dan deteksi dini penyakit, serta edukasi dan perilaku hidup sehat.
Pelaksanaan Germas dilakukan bersama lintas sektor, pemerintah daerah, organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, dan kelompok masyarakat lainnya di semua tatanan baik di tatanan keluarga, UKBM, Tempat ibadah, pesantren, Puskesmas, Rumah Sakit, sarana Pendidikan, pasar dan terminal, serta temapt-tempat umum lainnya.
Pada tahun 2020 target Kabupaten/Kota yang melaksanakan Germas adalah 30% atau 155 Kab/Kota, sedangkan capaian sampai saat ini mencapai 11% atau…….. Kab/Kota.
Adapun hambatan capaianindikator ini adalah:
Pandemi Covid-19 tidak memungkinkan adanya penggerakan masyarakat.
Telah melakukan justifikasi penggerakan masyarakat dapat dilakukan melalui langsung atau online,
2. Capaian indikator tahunan, yaitu pennggerakan masyarakat dilakukan sebanyak 3 kali dalam setahun, sehingga menunggu laporan TW 4 dari daerah