SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  36
Karakteristik Fisiko-Kimia
Hasil Perikanan
Venny Agustin, M.Sc
• Kerangka ikan
• Daging dan otot ikan
• Organ dalam
• Sisik dan sirip
• Susunan pembuluh darah
• Insang ikan
Struktur tubuh ikan
Sifat fisikawi daging ikan
Ukuran ikan
Sifat-sifat fisika lain: kuantitas berat, panas spesifik dan
konduktifitas panas.
Komposisi berat ikan
Bentuk dan warna ikan
2
3
4
1
Bentuk tubuh ikan
KOMPOSISI
KIMIA
DAGING IKAN
• Faktor biologi (intrinsik): jenis ikan, umur dan
jenis kelamin
• Faktor alami (ekstrinsik): tempat hidupnya,
musim dan jenis makanan yang tersedia.
• Komponen kimiawi daging ikan berupa senyawa
sederhana maupun kompleks yang merupakan
penyusun sel dan jaringan daging yang selanjutnya
dimanfaatkan sebagai zat-zat makanan yang
berguna bagi manusia.
Struktur Kimiawi daging ikan
• Senyawa golongan protein
• Senyawa golongan lipida
• Senyawa golongan karbohidrat
• Garam mineral
• Vitamin
• Zat-zat warna dan air
Air
• Air merupakan komponen dasar ikan dengan
kadar 70 - 80% dari berat daging yang dapat
dimakan.
• Kadar air ini berbanding terbalik dengan kadar
lemak ikan.
• Air dalam jaringan daging ikan diikat sangat
erat oleh senyawa koloidal dan kimiawi
sehingga tidak mudah lepas oleh tekanan
berat.
Protein ikan
● Protein berkadar antara 18 – 20%. Oleh karena aktivitas enzim, reaksi
biokimia dan bakterial, molekul protein dapat diuraikan menjadi senyawa-
senyawa lebih sederhana (asam amino).
● Nilai dan komposisi asam amino protein ikan sama baiknya dengan nilai
asam amino protein hewani lainnya. Pada proses pembusukan, protein
akan mengalami degradasi.
● Degradasi protein yang lebih lanjut ini akan menghasilkan senyawa
dengan bau yang tidak sedap (amoniak).
Protein
Ikan
Kelarutan Letak Nomenklatur
Sangat mudah larut
dalam air
Kebanyakan terdapat
pada sarkoma
Miogen, protein
sarkoplasma
Tidak larut dalam
air
Pada jaringan pengikat
dan dinding sel
Stroma, protein
jaringan pengikat
Sedikit larut, mudah
larut jika ada garam
Pada benang-benang
daging (miofibril,
miofilamen)
Protein miofibrilar,
protein struktural
Protein Sarkoplasma
● Disebut juga miogen, termasuk golongan ini albumin,
mioalbumin, mioprotein.
● Sangat mudah larut dalam air, ada juga yang sukar larut
tetapi dalam kondisi basa lemah atau asam menjadi larut
dalam air.
● Inti sel termasuk protein kompleks yg terdapat pada
sarkoplasma.
● Miogen dan protein sarkoplasma
● 20-25% dari jumlah protein ikan, dalam sarkoplasma hanya 15-
12%, apabila ikan kontraksi konsentrasinya tinggal separuhnya.
● Kebanyakan miogen berupa enzim-enzim berperan pada
pembentukan bau dan warna ikan.
● Protein sarkoplasma berperan dalam otolisa daging; pemecahan
KH menjadi asam laktat menyebabkan pH ikan turun.
Protein jaringan pengikat
● Disebut juga stroma
● Kebanyakan terdapat pada miosepta dan endomiosin.
● Ada juga yang terdapat pada sarkolema atau bagian
tubuh yg lain.
● Contoh protein jaringan pengikat : Kolagen
Kolagen • Terdiri atas asam-asam amino penyusun protein
• Tidak mengandung triptofan, sistin dan sistein.
• Kadang-kadang sedikit metionin dan tirosin.
• Struktur kolagen menyerupai benang-benang
jala.
• Protein dalam tubuh yang ada secara alamiah
yang berperan baik untuk menjaga kesehatan
kulit, gigi hingga otak.
Protein Miofibril
● Merupakan protein yang terdapat
pada benang-benang daging (miofibril
dan miofilamen)
● Termasuk golongan ini adalah protein
glubolin misalnya miosin, aktin dan
tropomiosin.
● Memegang peranan penting dalam
proses kontraksi dan relaksasi daging
ikan
● Jumlahnya sekitar 50% dari seluruh
protein yg ada
● Sifatnya sukar larut dalam air
• Merupakan protein yg sukar larut dalam air,
dapat larut dalam larutan garam (NaCl
misalnya) dalam konsentrasi tertentu.
• Termasuk protein ini : aktin (15-25%), miosin (50-
60%) dan tropomiosin (3-5%).
• Aktin dan miosin dapat membentuk
aktomiosin kompleks dalam proses kontraksi.
Continue..
Enzim
● Merupakan katalisator biologik pada metabolisme
● Berupa protein sederhana atau kompleks
● Banyak terdapat pada hati, pankreas, perut besar, usus
dan ginjal.
● Pada saat hidup → sebagai katalisator dalam sintesis
senyawa-senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh
● Setelah mati → pembusuk
Senyawa Lipida
● Lemak, minyak, fosfotida, sterol dan
steroida.
● Letak perbedaan:lemak ikan lebih banyak
mengandung rantai asam lemak dengan
rantai karbon lebih dari 18 (banyak yang
tak jenuh).
● Asam lemak dari ikan mengandung lebih
banyak ikatan rangkap.
Lemak dan minyak
● Lemak dan minyak merupakan trigliserida asam-asam lemak, yaitu
ester antara gliserol dan asam lemak.
● Bentuk ester yg kompleks misalnya fosfotida dan sterol.
● Sifat lemak tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik
tertentu misalnya eter, kloroform, heksana.
● Dalam daging ikan selalu terdapat asam lemak dalam keadaan bebas
(tidak terikat sebagai ester) jumlahnya 0,1 – 0,4%
● Asam lemak yg terikat gliserol terdiri asam lemak jenuh dan asam
lemak tidak jenuh. Semuanya lebih dari 25 jenis.
● Jumlah asam lemak jenuh 17-21% sedangkan asam lemak tak jenuh
79-83% dari seluruh asam lemak pada daging ikan
Fosfotida
• Fosfotida, golongan lipida berupa ester
komplek yg mengandung alkohol, asam
lemak, asam fospat dan basa nitrogen.
• Lesitin dalam daging ikan sering terikat oleh
protein sehingga disebut juga sbg
lipoprotein.
• Jumlah fosfotida 0,38 – 1,1%
Steroida dan sterol
● Steroid adalah turunan lemak yang tidak
mengandung gugus asam lemak dan
gugus ester.
● Yang termasuk sterol ialah kolesterol
yang terdapat bebas atau dalam bentuk
steroida dalam sel atau jaringan lemak
daging ikan.
- Kadang-kadang terikat oleh protein.
- Jumlah kolesterol 0,045 – 0,15%
sterol
Senyawa golongan karbohidrat
● Jumlah glikogen dalam daging ikan hanya sedikit, yaitu 0,05 –
0,86%.
● Glikogen merupakan sumber terbentuknya energi pada aktivitas
otot.
● Sifatnya tidak stabil, mudah berubah menjadi asam laktat
melalui proses glikolisis. Pemecahan ini berlangsung sangat
cepat sehingga pH daging ikan dapat turun dan dapat
menyebabkan aktivitas otot naik.
Glikogen
• Penyimpan utama karbohidrat dalam sel
hewan adalah glikogen (C24H42O21).
• Putih, bentuk tidak teratur, polisakarida,
tidak berasa
• Biasa terdapat dalam hati dan otot.
• Glikogen adalah tempat penyimpan energi.
Saat dibutuhkan glikogen terpecah menjadi
glukosa
Cita Rasa
Selain karena proses degradasi, perubahan citarasa juga dapat
disebabkan karena polutan ex: misalnya bau tanah, sering terjadi
pada ikan lele yang hidupnya senang pada tanah lumpur
Perubahan setelah ikan
mati
1. Prerigor (terjadi setelah ikan mati)
2. Rigormortis (0-4 jam ikan mati)
3. Post rigor (8-12 jam ikan mati)
Prerigor
● Prerigor mortis adalah suatu fase waktu antara ikan sedang
mengalami kematian sampai mati.
● Pada fase ini proses kimiawi dan pertumbuhan bakteri
berlangsung sangat lambat.
● Pada fase ini sarkomer daging ikan akan memanjang dan daging
akan menjadi kenyal-lunak dengan pH sekitar 7.
Rigor
mortis
• Mengejangnya tubuh ikan dan ikan yang berada
dalam fase ini menandakan masih dalam keadaan
segar.
• Pada tahap ini, terjadi perubahan tekstur pada
daging dimana jaringan otot menjadi keras, kaku,
dan tidak mudah digerakkan.
Continue…
● Kekerasan daging selama rigor mortis disebabkan terjadinya
perubahan struktur serat-serat protein.
● Protein dalam daging yaitu protein aktin dan miosin mengalami
”cross-linking”.
● Kekakuan yang terjadi juga dipicu terhentinya respirasi sehingga
terjadi perubahan dalam struktur jaringan otot hewan, serta
menurunnya jumlah adenosin triphosphat (ATP) dan kreatin
phosphat sebagai penghasil energi.
Post rigor
● Melunaknya kembali tekstur daging bukan diakibatkan oleh
pemecahan ikatan aktin dan miosin, akan tetapi akibat
penurunan pH.
● Pada kondisi pH yang rendah (turun) enzim katepsin akan aktif
mendesintegrasi garis-garis gelap Z pada miofilamen,
menghilangkan daya adhesi antara serabut-serabut otot.
● Enzim katepsin yang bersifat proteolitik, juga melonggarkan
struktur protein serat otot .
Prerigor
Rigor mortis
Post rigor
Tanda ikan segar
Penanganan pasca mortem
Gejala rigor mortis
Tekstur
Aktivitas enzim,
bakteri, kimia
Cita rasa, organoleptik
serta ketahanan
Chilling
Freezing
Chilling
Icing
15 – 10 °C
Super cooling
0 hingga – 4 °C
Slurry ice
-4 hingga – 6 °C
Freezing
Sharp freezing
-25 hingga -30 °C
Air blast freezer
-30 hingga -40 °C
Contact plate freezer
-45 °C
IQF (Individually
Quick frozen)
freezer
-18 hingga -20 °C
Thankyou 

Contenu connexe

Tendances

Jenis-jenis Kerusakan Ikan
Jenis-jenis Kerusakan IkanJenis-jenis Kerusakan Ikan
Jenis-jenis Kerusakan IkanLiswan Suhly
 
TEKNIK MONITORING MUTU PRODUK HASIL PERIKANAN
TEKNIK MONITORING MUTU PRODUK HASIL PERIKANANTEKNIK MONITORING MUTU PRODUK HASIL PERIKANAN
TEKNIK MONITORING MUTU PRODUK HASIL PERIKANANPENYULUH PERIKANAN
 
Ikan dan Hasil Perairan
Ikan dan Hasil PerairanIkan dan Hasil Perairan
Ikan dan Hasil PerairanAgnescia Sera
 
Prinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil Perikanan
Prinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil PerikananPrinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil Perikanan
Prinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil PerikananEly John Karimela
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananAgnescia Sera
 
Pembuatan Kecap Ikan
Pembuatan Kecap IkanPembuatan Kecap Ikan
Pembuatan Kecap IkanAdhea Tanlar
 
1. pengantar dasar teknologi ikan heru pramono
1. pengantar dasar teknologi ikan heru pramono1. pengantar dasar teknologi ikan heru pramono
1. pengantar dasar teknologi ikan heru pramonoHeru Pramono
 
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaramanMakalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaramanAbd Taj Khalwatiyah
 
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensoriSni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensoriBasyrowi Arby
 
Teknologi Penanganan Hasil Perikanan
Teknologi Penanganan Hasil PerikananTeknologi Penanganan Hasil Perikanan
Teknologi Penanganan Hasil PerikananMaya Fitri Zuly
 
Pertemuan 5. penurunan tingkat kesegaran ikan
Pertemuan 5. penurunan tingkat kesegaran ikanPertemuan 5. penurunan tingkat kesegaran ikan
Pertemuan 5. penurunan tingkat kesegaran ikanSyawalina Soerbakti
 
Teknologi penanganan hasil perikanan
Teknologi penanganan hasil perikananTeknologi penanganan hasil perikanan
Teknologi penanganan hasil perikananRizka Came
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudafirmanahyuda
 
Teknologi hasil perikanan
Teknologi hasil perikananTeknologi hasil perikanan
Teknologi hasil perikananHeru Pramono
 

Tendances (20)

Surimi
SurimiSurimi
Surimi
 
Jenis-jenis Kerusakan Ikan
Jenis-jenis Kerusakan IkanJenis-jenis Kerusakan Ikan
Jenis-jenis Kerusakan Ikan
 
TEKNIK MONITORING MUTU PRODUK HASIL PERIKANAN
TEKNIK MONITORING MUTU PRODUK HASIL PERIKANANTEKNIK MONITORING MUTU PRODUK HASIL PERIKANAN
TEKNIK MONITORING MUTU PRODUK HASIL PERIKANAN
 
Ikan dan Hasil Perairan
Ikan dan Hasil PerairanIkan dan Hasil Perairan
Ikan dan Hasil Perairan
 
Prinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil Perikanan
Prinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil PerikananPrinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil Perikanan
Prinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil Perikanan
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
 
Pembuatan Kecap Ikan
Pembuatan Kecap IkanPembuatan Kecap Ikan
Pembuatan Kecap Ikan
 
1. pengantar dasar teknologi ikan heru pramono
1. pengantar dasar teknologi ikan heru pramono1. pengantar dasar teknologi ikan heru pramono
1. pengantar dasar teknologi ikan heru pramono
 
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaramanMakalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
 
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan IkanBDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
 
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensoriSni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
 
Teknologi Penanganan Hasil Perikanan
Teknologi Penanganan Hasil PerikananTeknologi Penanganan Hasil Perikanan
Teknologi Penanganan Hasil Perikanan
 
Pertemuan 5. penurunan tingkat kesegaran ikan
Pertemuan 5. penurunan tingkat kesegaran ikanPertemuan 5. penurunan tingkat kesegaran ikan
Pertemuan 5. penurunan tingkat kesegaran ikan
 
Fermentasi
FermentasiFermentasi
Fermentasi
 
Senyawa bioaktif
Senyawa bioaktifSenyawa bioaktif
Senyawa bioaktif
 
Pengolahan bakso ikan
Pengolahan bakso ikanPengolahan bakso ikan
Pengolahan bakso ikan
 
Teknologi penanganan hasil perikanan
Teknologi penanganan hasil perikananTeknologi penanganan hasil perikanan
Teknologi penanganan hasil perikanan
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
 
Sistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidayaSistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidaya
 
Teknologi hasil perikanan
Teknologi hasil perikananTeknologi hasil perikanan
Teknologi hasil perikanan
 

Similaire à Karakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptx

Similaire à Karakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptx (20)

09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
 
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
 
UTS MMT
UTS MMTUTS MMT
UTS MMT
 
UTS MMT
UTS MMTUTS MMT
UTS MMT
 
Uts Mmt
Uts MmtUts Mmt
Uts Mmt
 
__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf
__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf
__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf
 
Komponen kimiawi sel
Komponen kimiawi selKomponen kimiawi sel
Komponen kimiawi sel
 
Pengolahan ikan
Pengolahan ikanPengolahan ikan
Pengolahan ikan
 
LIPID
LIPIDLIPID
LIPID
 
Pengolahan ikan
Pengolahan ikanPengolahan ikan
Pengolahan ikan
 
Ikan layaran
Ikan layaranIkan layaran
Ikan layaran
 
ppt Sistem pencernaan
ppt Sistem pencernaan ppt Sistem pencernaan
ppt Sistem pencernaan
 
kimia lemak.pptx
kimia lemak.pptxkimia lemak.pptx
kimia lemak.pptx
 
Uts Mmt
Uts MmtUts Mmt
Uts Mmt
 
Uts Mmt
Uts MmtUts Mmt
Uts Mmt
 
fourmulasi
fourmulasifourmulasi
fourmulasi
 
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.pptmata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
 
Lipid biomol
Lipid biomolLipid biomol
Lipid biomol
 
lemak.ppt
lemak.pptlemak.ppt
lemak.ppt
 
108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan
108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan
108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan
 

Karakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptx

  • 2. • Kerangka ikan • Daging dan otot ikan • Organ dalam • Sisik dan sirip • Susunan pembuluh darah • Insang ikan Struktur tubuh ikan
  • 3. Sifat fisikawi daging ikan Ukuran ikan Sifat-sifat fisika lain: kuantitas berat, panas spesifik dan konduktifitas panas. Komposisi berat ikan Bentuk dan warna ikan 2 3 4 1
  • 5. KOMPOSISI KIMIA DAGING IKAN • Faktor biologi (intrinsik): jenis ikan, umur dan jenis kelamin • Faktor alami (ekstrinsik): tempat hidupnya, musim dan jenis makanan yang tersedia. • Komponen kimiawi daging ikan berupa senyawa sederhana maupun kompleks yang merupakan penyusun sel dan jaringan daging yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai zat-zat makanan yang berguna bagi manusia.
  • 6. Struktur Kimiawi daging ikan • Senyawa golongan protein • Senyawa golongan lipida • Senyawa golongan karbohidrat • Garam mineral • Vitamin • Zat-zat warna dan air
  • 7. Air • Air merupakan komponen dasar ikan dengan kadar 70 - 80% dari berat daging yang dapat dimakan. • Kadar air ini berbanding terbalik dengan kadar lemak ikan. • Air dalam jaringan daging ikan diikat sangat erat oleh senyawa koloidal dan kimiawi sehingga tidak mudah lepas oleh tekanan berat.
  • 8. Protein ikan ● Protein berkadar antara 18 – 20%. Oleh karena aktivitas enzim, reaksi biokimia dan bakterial, molekul protein dapat diuraikan menjadi senyawa- senyawa lebih sederhana (asam amino). ● Nilai dan komposisi asam amino protein ikan sama baiknya dengan nilai asam amino protein hewani lainnya. Pada proses pembusukan, protein akan mengalami degradasi. ● Degradasi protein yang lebih lanjut ini akan menghasilkan senyawa dengan bau yang tidak sedap (amoniak).
  • 9. Protein Ikan Kelarutan Letak Nomenklatur Sangat mudah larut dalam air Kebanyakan terdapat pada sarkoma Miogen, protein sarkoplasma Tidak larut dalam air Pada jaringan pengikat dan dinding sel Stroma, protein jaringan pengikat Sedikit larut, mudah larut jika ada garam Pada benang-benang daging (miofibril, miofilamen) Protein miofibrilar, protein struktural
  • 10. Protein Sarkoplasma ● Disebut juga miogen, termasuk golongan ini albumin, mioalbumin, mioprotein. ● Sangat mudah larut dalam air, ada juga yang sukar larut tetapi dalam kondisi basa lemah atau asam menjadi larut dalam air. ● Inti sel termasuk protein kompleks yg terdapat pada sarkoplasma.
  • 11. ● Miogen dan protein sarkoplasma ● 20-25% dari jumlah protein ikan, dalam sarkoplasma hanya 15- 12%, apabila ikan kontraksi konsentrasinya tinggal separuhnya. ● Kebanyakan miogen berupa enzim-enzim berperan pada pembentukan bau dan warna ikan. ● Protein sarkoplasma berperan dalam otolisa daging; pemecahan KH menjadi asam laktat menyebabkan pH ikan turun.
  • 12. Protein jaringan pengikat ● Disebut juga stroma ● Kebanyakan terdapat pada miosepta dan endomiosin. ● Ada juga yang terdapat pada sarkolema atau bagian tubuh yg lain. ● Contoh protein jaringan pengikat : Kolagen
  • 13. Kolagen • Terdiri atas asam-asam amino penyusun protein • Tidak mengandung triptofan, sistin dan sistein. • Kadang-kadang sedikit metionin dan tirosin. • Struktur kolagen menyerupai benang-benang jala. • Protein dalam tubuh yang ada secara alamiah yang berperan baik untuk menjaga kesehatan kulit, gigi hingga otak.
  • 14. Protein Miofibril ● Merupakan protein yang terdapat pada benang-benang daging (miofibril dan miofilamen) ● Termasuk golongan ini adalah protein glubolin misalnya miosin, aktin dan tropomiosin. ● Memegang peranan penting dalam proses kontraksi dan relaksasi daging ikan ● Jumlahnya sekitar 50% dari seluruh protein yg ada ● Sifatnya sukar larut dalam air
  • 15. • Merupakan protein yg sukar larut dalam air, dapat larut dalam larutan garam (NaCl misalnya) dalam konsentrasi tertentu. • Termasuk protein ini : aktin (15-25%), miosin (50- 60%) dan tropomiosin (3-5%). • Aktin dan miosin dapat membentuk aktomiosin kompleks dalam proses kontraksi. Continue..
  • 16. Enzim ● Merupakan katalisator biologik pada metabolisme ● Berupa protein sederhana atau kompleks ● Banyak terdapat pada hati, pankreas, perut besar, usus dan ginjal. ● Pada saat hidup → sebagai katalisator dalam sintesis senyawa-senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh ● Setelah mati → pembusuk
  • 17. Senyawa Lipida ● Lemak, minyak, fosfotida, sterol dan steroida. ● Letak perbedaan:lemak ikan lebih banyak mengandung rantai asam lemak dengan rantai karbon lebih dari 18 (banyak yang tak jenuh). ● Asam lemak dari ikan mengandung lebih banyak ikatan rangkap.
  • 18. Lemak dan minyak ● Lemak dan minyak merupakan trigliserida asam-asam lemak, yaitu ester antara gliserol dan asam lemak. ● Bentuk ester yg kompleks misalnya fosfotida dan sterol. ● Sifat lemak tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik tertentu misalnya eter, kloroform, heksana. ● Dalam daging ikan selalu terdapat asam lemak dalam keadaan bebas (tidak terikat sebagai ester) jumlahnya 0,1 – 0,4% ● Asam lemak yg terikat gliserol terdiri asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Semuanya lebih dari 25 jenis. ● Jumlah asam lemak jenuh 17-21% sedangkan asam lemak tak jenuh 79-83% dari seluruh asam lemak pada daging ikan
  • 19. Fosfotida • Fosfotida, golongan lipida berupa ester komplek yg mengandung alkohol, asam lemak, asam fospat dan basa nitrogen. • Lesitin dalam daging ikan sering terikat oleh protein sehingga disebut juga sbg lipoprotein. • Jumlah fosfotida 0,38 – 1,1%
  • 20. Steroida dan sterol ● Steroid adalah turunan lemak yang tidak mengandung gugus asam lemak dan gugus ester. ● Yang termasuk sterol ialah kolesterol yang terdapat bebas atau dalam bentuk steroida dalam sel atau jaringan lemak daging ikan. - Kadang-kadang terikat oleh protein. - Jumlah kolesterol 0,045 – 0,15% sterol
  • 21.
  • 22. Senyawa golongan karbohidrat ● Jumlah glikogen dalam daging ikan hanya sedikit, yaitu 0,05 – 0,86%. ● Glikogen merupakan sumber terbentuknya energi pada aktivitas otot. ● Sifatnya tidak stabil, mudah berubah menjadi asam laktat melalui proses glikolisis. Pemecahan ini berlangsung sangat cepat sehingga pH daging ikan dapat turun dan dapat menyebabkan aktivitas otot naik.
  • 23. Glikogen • Penyimpan utama karbohidrat dalam sel hewan adalah glikogen (C24H42O21). • Putih, bentuk tidak teratur, polisakarida, tidak berasa • Biasa terdapat dalam hati dan otot. • Glikogen adalah tempat penyimpan energi. Saat dibutuhkan glikogen terpecah menjadi glukosa
  • 24.
  • 25. Cita Rasa Selain karena proses degradasi, perubahan citarasa juga dapat disebabkan karena polutan ex: misalnya bau tanah, sering terjadi pada ikan lele yang hidupnya senang pada tanah lumpur
  • 26. Perubahan setelah ikan mati 1. Prerigor (terjadi setelah ikan mati) 2. Rigormortis (0-4 jam ikan mati) 3. Post rigor (8-12 jam ikan mati)
  • 27. Prerigor ● Prerigor mortis adalah suatu fase waktu antara ikan sedang mengalami kematian sampai mati. ● Pada fase ini proses kimiawi dan pertumbuhan bakteri berlangsung sangat lambat. ● Pada fase ini sarkomer daging ikan akan memanjang dan daging akan menjadi kenyal-lunak dengan pH sekitar 7.
  • 28. Rigor mortis • Mengejangnya tubuh ikan dan ikan yang berada dalam fase ini menandakan masih dalam keadaan segar. • Pada tahap ini, terjadi perubahan tekstur pada daging dimana jaringan otot menjadi keras, kaku, dan tidak mudah digerakkan.
  • 29. Continue… ● Kekerasan daging selama rigor mortis disebabkan terjadinya perubahan struktur serat-serat protein. ● Protein dalam daging yaitu protein aktin dan miosin mengalami ”cross-linking”. ● Kekakuan yang terjadi juga dipicu terhentinya respirasi sehingga terjadi perubahan dalam struktur jaringan otot hewan, serta menurunnya jumlah adenosin triphosphat (ATP) dan kreatin phosphat sebagai penghasil energi.
  • 30. Post rigor ● Melunaknya kembali tekstur daging bukan diakibatkan oleh pemecahan ikatan aktin dan miosin, akan tetapi akibat penurunan pH. ● Pada kondisi pH yang rendah (turun) enzim katepsin akan aktif mendesintegrasi garis-garis gelap Z pada miofilamen, menghilangkan daya adhesi antara serabut-serabut otot. ● Enzim katepsin yang bersifat proteolitik, juga melonggarkan struktur protein serat otot .
  • 33. Penanganan pasca mortem Gejala rigor mortis Tekstur Aktivitas enzim, bakteri, kimia Cita rasa, organoleptik serta ketahanan Chilling Freezing
  • 34. Chilling Icing 15 – 10 °C Super cooling 0 hingga – 4 °C Slurry ice -4 hingga – 6 °C
  • 35. Freezing Sharp freezing -25 hingga -30 °C Air blast freezer -30 hingga -40 °C Contact plate freezer -45 °C IQF (Individually Quick frozen) freezer -18 hingga -20 °C