Dokumen tersebut membahas tentang toksisitas radiasi, dimulai dari penjelasan tentang radiasi dan zat radioaktif. Selanjutnya menjelaskan efek radiasi terhadap jaringan hidup dan mekanisme kerusakannya, serta dampak bencana Chernobyl. Dokumen berakhir dengan pencegahan efek toksisitas radioterapi dan pasien dengan kondisi khusus.
2. RADIOAKTIF
• Atom terdiri atas inti atom dan electron-elektron yang
beredar mengitarinya
• Reaksi kimia biasa (seperti reaksi pembakaran dan
penggaraman), hanya menyangkut perubahan pada kulit
atom, terutama elektron pada kulit terluar, sedangkan
inti atom tidak berubah.
• Reaksi yang menyangkut perubahan pada inti disebut
reaksi inti atau reaksi nuklir (nukleus=inti).
• Reaksi nuklir spontan terjadi pada inti-inti atom yang
tidak stabil. Zat yang mengandung inti tidak stabil ini
disebut zat radioaktif.
3. Penemuan Sinar X
Pada tahun 1895,
W.C. Rontgen menemukan bahwa tabung sinar katode mengahasilkan suatu
radiasi berdaya tembus tinggi yang dapat menghitamkan film potret,
walupun film tersebut terbungkus kertas hitam.
Karena belum mengenal hakekatnya, sinar ini dinamai sinar X.
4. Sinar-Sinar Radioaktif
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang
dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan
muatannya. Radiasi yang berrnuatan positif dinamai sinar alfa, dan yang
bermuatan negatif diberi nama sinar beta. Selanjutnya Paul U.Viillard
menemukan jenis sinar yang ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama
sinar gamma.
6. PERKEMBANGAN RADIOTERAPI
Mengikuti perkembangan ini, pada tahun 1906, Claudius Regaud mendemonstrasikan bahwa satu
dosis radiasi sinar-X menghasilkan kerusakan kulit dan subkutan yang parah pada kelinci.
Sedangkan dosis yang lebih kecil tidak merusak jaringan normal tetapi masih dapat mensterilkan
hewan, kemudian disimpulkan bahwa sel yang tumbuh dengan cepat, seperti gamet, menjadi
sasarannya.
7. PEMANFAATAN RADIOAKTIF
• BIDANG KESEHATAN (Radioterapi, Diagnosis, Sterilisasi alat dll)
• BIDANG PERTANIAN (Penciptaan bibit unggul, Pemberantasan hama)
• BIDANG INDUSTRI (Pemeriksaan tanpa kontak langsung, sterilisasi, pengawetan
bahan)
• PEMBANGKIT LISTRIK / nuclear power plant
9. Kronologi
• Pengujian Sistem Reaktor Nomor 4
• Terjadi Lonjakan Energi dan Daya
• Menyebabkan Pecahnya Tangki Reaktor
• Gas radioaktif serta isotop volatil dilepaskan ke atmosfer,
sedangkan isotop radioaktif nonvolatil menembus lantai reaktor dan
tetap sebagai tumpukan terak di lantai reaktor.
14. Efek Toksik
Berdasarkan Dosis dan Berdasarkan Lama Paparan
• Sindrom Hematopoietik (0.7–10 Gy)
• Menginduksi Sindrom Sistem Saraf Pusat (>50 Gy)
15. Pengaruh Radiasi Pada Mahluk Hidup
Walaupun energi yang ditumpuk sinar radioaktif pada mahluk hidup relatif kecil tetapi dapat
menimbulkan pengaruh yang serius.
Hal ini karena sinar radioaktif dapat mengakibatkan ionisasi, pemutusan ikatan kimia penting
atau membentuk radikal bebas yang reaktif. Ikatan kimia penting misalnya ikatan pada
struktur DNA dalam kromosom.
Perubahan yang terjadi pada struktur DNA akan diteruskan pada sel berikutnya yang dapat
mengakibatkan mutase sampai terjadi kanker. Pengaruh radiasi pada manusia atau mahluk
hidup juga bergantung pada waktu paparan.
16. Mekanisme Toksisitas
Radiasi pengion (IR) menghasilkan kerusakan langsung dan tidak
langsung pada molekul bologis.
Dalam radiasi tinggi transfer energi linier/ linear energy transfer (LET),
seperti neutron dan partikel alfa, sebagian besar kerusakan seluler
dihasilkan dari ionisasi langsung makromolekul seluler termasuk DNA,
RNA, lipid, dan protein.
Sebaliknya, radiasi LET rendah, seperti sinar-X dan sinar gamma,
kerusakan tidak langsung pada makromolekul biologis terjadi setelah
pembentukan spesies oksigen reaktif (ROS).
17. Mekanisme Toksisitas
ROS, terutama radikal superoksida dan hidroksida dari radiolisis H2O
intraseluler, dapat memiliki banyak efek, termasuk oksidasi makromolekul
biologis dan aktivasi jalur pensinyalan intraseluler.
20. Pencegahan Efek Toksisitas Radioterapi
mengurangi dosis radiasi yang mempengaruhi jaringan normal.
Pengurangan dosis ini dapat dicapai dengan dua cara. Pertama, dosis total
dapat dikurangi, dan ini paling sering dicapai melalui kombinasi dengan
kemoterapi. Kedua, volume organ dan jaringan normal yang menerima
radiasi dapat dikurangi, dalam kasus ini, terapi konformal 3D dan IMRT
dengan panduan gambar online telah memberikan kontribusi besar untuk
mengurangi toksisitas (Dirk, R. dkk, 2019)
21. Pasien Dengan Kondisi Khusus
Beberapa kondisi yang meningkatkan sensitivitas radiasi adalah penyakit
paru interstitial / interstitial pulmonary disease (IPD), penyakit radang
usus inflammatory bowel disease (IBD; misalnya, penyakit Crohn dan
colitis ulserativa), lupus.
Pasien dengan kondisi ini berisiko tinggi mengalami komplikasi parah,
bahkan mematikan, setelah radioterapi, kemungkinan karena peradangan
dan kerusakan autoimun pada organ sebelum radioterapi.
22. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon and infographics & images by Freepik
THANK YOU!