SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  18

Disusun Oleh :
 Widia Dwi Lestari
 Siti Nur Aisyah
 Mira Rahadiani
 Nada Nadhirah Iman
 Evi Yuliantie
 Willa Kusumah Wardani
 Tomi Nugraha
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014
PENGOLAHAN
DAGING
DAGING merupakan bahan pangan yang
diperoleh dari hasil penyembelihan hewan-
hewan ternak atau buruan seperti sapi,
kerbau, kambing domba dan
babi dan berbagai spesies unggas seperti
ayam, kalkun dan bebek atau
itik
Karakteristik daging
Secara fisik:
• berwarna merah segar
• berbau aromatis
• memiliki konsistensi
yang kenyal dan bila
ditekan tidak
terlalu banyak
mengeluarkan cairan
• ± enam ratus jenis otot
Secara kimia:
• 70% air
• 20% protein
• 9% lemak
• 1% abu
Perubahan warna daging
• Apabila tersedia oksigen dalam jumlah yang cukup
maka oksihemoglobin berbalik membentuk
myoglobin sehingga warna berubah menjadi merah
ungu.
• Perubahan warna merah cerah menjadi coklat atau
pink akan terjadi apabila daging berhubungan dengan
udara terlalu lama
• Perubahan warna merah ungu atau merah cerah
menjadi merah oleh pengaruh bahan pengawet
TAHAPAN PENGOLAHAN DAGING
• Pemeriksaan Ante-mortem
Pemeriksaan hewan yang akan disembelih
• Penyembelihan
Pemotongan pembuluh
darah di leher
• Penyiangan dan pemeriksaan Pasca-mortem
Pemotongan bagian-bagian daging
• Pelayuan
suhu 3,6ºC – 4,4ºC
- sekitar 12 – 24 jam untuk
karkas hewan kecil
(kambing dan domba)
- sekitar 24 – 48 jam untuk
karkas hewan besar
(sapi dan kerbau)
• Pemotongan Karkas
- Dipotong menjadi potongan-potongan eceran
(retall cuts)
- Pada karkas sapi dewasa dibagi menjadi bagian
perempat daun (fore qarter) dan bagian perempat
belakang (hind qarter)
1. Fase Pre-rigor
• Pada jaringan otot masih terdapat
kompleks ATP- Mg++ yang menjaga agar
tidak terjadi persilangan filamen-filamen
aktin pada sarkomer-sarkomer serabut
otot sehingga jaringan otot tetap lunak,
lemas dan halus
• 8 – 12 jam setelah hewan mati.
2. Fase Rigor-mortis
• Jaringan otot menjadi keras, kasar dan
kaku karena persilangan filamen-filamen
aktin pada sarkomer-sarkomer serabut
otot
• 15 – 20 jam setelah fase pre-rigor
3. Fase Pasca-rigor
Enzim “cathepsin” mengendorkan
serabut-serabut otot yang tegang dan
melonggarkan struktur molekul protein
sehingga daya ikatnya terhadap air
meningkat dan menghancurkan ikatan-
ikatan diantara serabut-serabut otot
SOSIS adalah daging lumat yang
dicampur dengan bumbu atau
rempah-rempah kemudian
dimasukkan dan dibentuk dalam
pembungkus atau casing. Terdapat
sosis emulsi dan sosis kasar.
Bahan-bahan : daging
sapi, lemak, bahan
pengikat, bahan pengisi,
air, garam dapur dan
bumbu
DAGING SAPI
• Mengandung asam amino
leusin, lisin, dan valin
yang lebih tinggi daripada
daging babi atau domba
• Lemak sapi kaya akan
asam stearat, asam
palmitat dan asam oleat
(Lawrie, 1991)
• Bertindak sebagai
pengemulsi dalam sosis
• Pada suhu 70°C, jumlah
lisin berkurang menjadi
90%
• Pada suhu 160°C, jumlah
lisin berkurang menjadi
50%
• Pengasapan dan
penggaraman juga sedikit
mengurangi kadar
asam amino (Lawrie,
1991)
• LEMAK (< 30% berat daging); berguna untuk
membentuk sosis yang kompak dan empuk serta
memperbaiki rasa dan aroma sosis. Penambahan lemak
yang terlalu banyak akan mengakibatkan hasil sosis yang
keriput dan jika terlalu sedikit sosis akan keras dan kering
• Bahan Pengikat; berfungsi untuk menarik air,
memberi warna khas, membentuk tekstur yang padat,
memperbaiki stabilitas emulsi, menurunkan penyusutan
waktu pemasakan, memperbaiki cita rasa dan sifat irisan.
• Air yang ditambahkan berupa es berbentuk
serpihan atau cube, untuk menjaga suhu adonan selama
proses pencampuran tetap rendah (0o C). selain berfungsi
sebagai fasa pendispersi dalam emulsi daging, air juga
berperan untuk melarukan protein sarkoplasma dan
garam.
• GARAM berfungsi untuk memberikan cita
rasa, mengawetkan dan yang paling penting
adalah untuk melarutkan protein. Garam dapur
berpengaruh terhadap pengembangan volume
dan daya ikat air dari daging. Garam alkali
polifosfat berfungsi untuk mempertahankan
warna, mengurangi penyusutan saat proses
cooking/pemsakan dan penstabil emulsi.
• BUMBU, yaitu bahan tambahan lain yang
sering digunakan dalam pembuatan sosis,
diantaranya gula, nitrit, dan rempah-rempah.
Beberapa jenis sosis, terutama yang bercita rasa
internasional, sudah terdapat bumbu sudah jadi
dalam kondisi packaged.
Pembuatan Sosis
• Penggilingan bertujuan untuk menyebar ratakan lemak dalam daging.
Sebelum digiling daging biasanya didinginkan dulu sampai suhu –
20°C, sehingga suhu penggilingan tetap di bawah 22°C. Hal ini untuk
mencegah terdenaturasinya protein yang sangat penting sebagai
emulsifier.
• Pencampuran, lemak, serpihan es, garam dapur, bahan pengikat dan
bahan tambahan lainnya dicampur hingga merata. Suhu adonan pada
pencampuran harus dipertahankan serendah mungkin yaitu sekitar 3
sampai 12°C.
• Pemasukkan adonan sosis ke dalam casing menggunakan alat
khusus (disebut stuffer) bertujuan membentuk dan
mempertahankan kestabilan sosis. Memantapkan warna dan
mematikan mikroba.
• Pemasakan dapat dilakukan dengan cara seperti perebusan,
pengukusan, pengasapan dan kombinasi caracara tersebut.
Pengasapan dapat memberikan cita rasa khas, mengawetkan dan
memberi warna khas.
• Pendinginan sosis setelah pemasakan selain untuk menurunkan
suhu sosis secara cepat, juga untuk memudahkan pengupasan,
pembungkus (casing) jika menggunakan jenis yang tidak dapat
dimakan.
Secara lengkap langkah-langkah kerja
pada pembuatan sosis adalahsebagai
berikut :
1. Daging didinginkan pada suhu 1 sampai 4 oC.
2. Daging dibersihkan dari tulang dan urat atau jaringan pengikat.
3. Timbang 1 kg daging, lalu potong-potong menjadi bentuk balok
kecil-kecil.
4. Potongan-potongan daging digiling dalam penggilingan daging
sambil ditambah 100g es, 500 mg vitamin C dan 150 mg NaNO2.
Penggilingan dilakukan 2 kali agar daging halus. Selama
penggilingan temperatur adonan diusahakan tidak melebihi 22 oC.
5. Daging giling ditambah 10 g gula pasir, 7 g sodium tripolifosfat,
250 g minyak jagung, 200 g es, lada, pala, telah dihaluskan
secukupnya. Bahan campuran diaduk dalam wadah dengan
menggunakan mikser kira-kira 3 menit.
6. Adonan kemudian ditambah sekitar 100 g tepung tapioka sebagai
bahan pengikat.
7. Pengadukan dilanjutkan selama 10 menit. Selama pengadukan
suhu adonan diusahakan tidak melebihi 22 oC.
8. Adonan sosis hasil pengadukan dimasukkan ke dalam alam
pengisi (stuffer).
9. Dengan alat pengisi (stuffer) tersebut adonan dimasukkan ke
dalam pembungkus (casing).
10. Setelah diisi pembungkus sosis diikat pada ujung-ujungnya
dan pada setiap 15 cm.
11. Sosis dikeringkan dalam oven selama 30 menit dengan suhu
60°C.
12. Sediakan air panas 70 sampai 80°C dalam panci.
13. Sosis dimasak dalam air panas tersebut kira-kira 40 menit.
14. Setelah pemasakan, sosis langsung didinginkan dengan air
sampai suhu 25°C lalu digantungkan untuk selanjutnya dapat
dikonsumsi, dikemas atau dipasarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dedi, Londong. 2012. Proses Pembuatan Sosis. www.proses-
makanan-sosis.com. Diakses 12 Desember 2014 pukul
19.53 WIB
Nurani, Atat Siti. 2010. MEAT (DAGING). Universitas
Pendidikan Indonesia
Nurohmat. 2013. Makalah Pembuatan Sosis.
www.nurohmat.blogspot.com. Diakses 12 Desember 2014
pukul 20.01 WIB
Koswara, Sutrisno. 2009. TEKNOLOGI PRAKTIS PENGOLAHAN
DAGING. EbookPangan.com
Unnamed.2008. Karakteristik Daging.
www.referensikesehatan.wordpress.com. Diakses 12
Desember pukul 20.10 WIB

Contenu connexe

Tendances

MATERI PERTEMUAN 1 DAGING DAN OLAHANNYA
MATERI PERTEMUAN 1 DAGING DAN OLAHANNYA MATERI PERTEMUAN 1 DAGING DAN OLAHANNYA
MATERI PERTEMUAN 1 DAGING DAN OLAHANNYA Ardian Sufandi
 
bahan ajar dasar dasar pengolahan daging
bahan ajar dasar dasar pengolahan dagingbahan ajar dasar dasar pengolahan daging
bahan ajar dasar dasar pengolahan dagingBBPP_Batu
 
Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan Unggas (Poultry)
Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan Unggas (Poultry)Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan Unggas (Poultry)
Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan Unggas (Poultry)Gozali Ghozi
 
Pengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasPengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasAgnescia Sera
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapikutarni
 
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganMateri 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganSutyawan
 
Serealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacanganSerealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacanganAgnescia Sera
 
Pertemuan 2 Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
Pertemuan 2   Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...Pertemuan 2   Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
Pertemuan 2 Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...Ratnawati Sigamma
 
PENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANAN
PENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANANPENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANAN
PENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANANPENYULUH PERIKANAN
 
Penanganan dan pengolahan daging
Penanganan dan pengolahan dagingPenanganan dan pengolahan daging
Penanganan dan pengolahan dagingBBPP_Batu
 
komposisi kimiawi daging ikan
komposisi kimiawi daging ikankomposisi kimiawi daging ikan
komposisi kimiawi daging ikanHeru Pramono
 
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)fathriska
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananAgnescia Sera
 
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampungLaporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampungLaode Syawal Fapet
 
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensoriSni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensoriBasyrowi Arby
 

Tendances (20)

3. susunan daging
3. susunan daging3. susunan daging
3. susunan daging
 
Ikan
IkanIkan
Ikan
 
MATERI PERTEMUAN 1 DAGING DAN OLAHANNYA
MATERI PERTEMUAN 1 DAGING DAN OLAHANNYA MATERI PERTEMUAN 1 DAGING DAN OLAHANNYA
MATERI PERTEMUAN 1 DAGING DAN OLAHANNYA
 
bahan ajar dasar dasar pengolahan daging
bahan ajar dasar dasar pengolahan dagingbahan ajar dasar dasar pengolahan daging
bahan ajar dasar dasar pengolahan daging
 
Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan Unggas (Poultry)
Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan Unggas (Poultry)Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan Unggas (Poultry)
Menyiapkan, Mengolah dan Menyajikan Hidangan Unggas (Poultry)
 
Pengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasPengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggas
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
 
Telur
TelurTelur
Telur
 
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganMateri 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
 
Serealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacanganSerealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacangan
 
Pertemuan 2 Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
Pertemuan 2   Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...Pertemuan 2   Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
Pertemuan 2 Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
 
PENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANAN
PENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANANPENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANAN
PENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANAN
 
Penanganan dan pengolahan daging
Penanganan dan pengolahan dagingPenanganan dan pengolahan daging
Penanganan dan pengolahan daging
 
komposisi kimiawi daging ikan
komposisi kimiawi daging ikankomposisi kimiawi daging ikan
komposisi kimiawi daging ikan
 
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
 
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampungLaporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
 
Bahan penyegar
Bahan penyegarBahan penyegar
Bahan penyegar
 
Lemak dan minyak
Lemak dan minyakLemak dan minyak
Lemak dan minyak
 
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensoriSni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
 

Similaire à pengolahan daging

presentation-daging2.pptx
presentation-daging2.pptxpresentation-daging2.pptx
presentation-daging2.pptxNeelaIshak
 
Pengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasPengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasAgnescia Sera
 
__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf
__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf
__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdfSetiawan Putra Syah
 
VII_Surimi.pptx
VII_Surimi.pptxVII_Surimi.pptx
VII_Surimi.pptxTataNiaga2
 
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdf
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdfPengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdf
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdfwisriyul
 
pemberian PMT bagi bayi & balita stunting
pemberian PMT bagi bayi & balita stuntingpemberian PMT bagi bayi & balita stunting
pemberian PMT bagi bayi & balita stuntingzahrohm
 
Main Course Production
Main Course ProductionMain Course Production
Main Course ProductionCikgu Vari
 
Pengolahanpangandagingdanunggas
PengolahanpangandagingdanunggasPengolahanpangandagingdanunggas
Pengolahanpangandagingdanunggasbulebonk
 
abon ayam pengol daging
abon ayam pengol dagingabon ayam pengol daging
abon ayam pengol dagingBBPP_Batu
 
Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisErnalia Rosita
 
Group 1_Fermented Sausages.pptx
Group 1_Fermented Sausages.pptxGroup 1_Fermented Sausages.pptx
Group 1_Fermented Sausages.pptxssuser4743df
 
Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Aguss Aja
 
Laporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoLaporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoErnalia Rosita
 
Teknologi Industri Pengolahan Daging
Teknologi Industri Pengolahan DagingTeknologi Industri Pengolahan Daging
Teknologi Industri Pengolahan DagingYana Melati
 
Dasar Pengawetan.ppt
Dasar Pengawetan.pptDasar Pengawetan.ppt
Dasar Pengawetan.pptHenyAkbar
 

Similaire à pengolahan daging (20)

presentation-daging2.pptx
presentation-daging2.pptxpresentation-daging2.pptx
presentation-daging2.pptx
 
Pengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasPengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggas
 
__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf
__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf
__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf
 
VII_Surimi.pptx
VII_Surimi.pptxVII_Surimi.pptx
VII_Surimi.pptx
 
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdf
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdfPengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdf
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdf
 
pemberian PMT bagi bayi & balita stunting
pemberian PMT bagi bayi & balita stuntingpemberian PMT bagi bayi & balita stunting
pemberian PMT bagi bayi & balita stunting
 
Main Course Production
Main Course ProductionMain Course Production
Main Course Production
 
Pengolahanpangandagingdanunggas
PengolahanpangandagingdanunggasPengolahanpangandagingdanunggas
Pengolahanpangandagingdanunggas
 
Abon
AbonAbon
Abon
 
DAGING OOK
DAGING OOKDAGING OOK
DAGING OOK
 
abon ayam pengol daging
abon ayam pengol dagingabon ayam pengol daging
abon ayam pengol daging
 
Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum Sosis
 
Penyimpanan Daging Unggas Ikan.pptx
Penyimpanan Daging Unggas Ikan.pptxPenyimpanan Daging Unggas Ikan.pptx
Penyimpanan Daging Unggas Ikan.pptx
 
Group 1_Fermented Sausages.pptx
Group 1_Fermented Sausages.pptxGroup 1_Fermented Sausages.pptx
Group 1_Fermented Sausages.pptx
 
Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1
 
Laporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoLaporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum Bakso
 
Resep masakan
Resep masakan Resep masakan
Resep masakan
 
Teknologi Industri Pengolahan Daging
Teknologi Industri Pengolahan DagingTeknologi Industri Pengolahan Daging
Teknologi Industri Pengolahan Daging
 
Pengolahan bakso ikan
Pengolahan bakso ikanPengolahan bakso ikan
Pengolahan bakso ikan
 
Dasar Pengawetan.ppt
Dasar Pengawetan.pptDasar Pengawetan.ppt
Dasar Pengawetan.ppt
 

pengolahan daging

  • 1.  Disusun Oleh :  Widia Dwi Lestari  Siti Nur Aisyah  Mira Rahadiani  Nada Nadhirah Iman  Evi Yuliantie  Willa Kusumah Wardani  Tomi Nugraha DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2014 PENGOLAHAN DAGING
  • 2. DAGING merupakan bahan pangan yang diperoleh dari hasil penyembelihan hewan- hewan ternak atau buruan seperti sapi, kerbau, kambing domba dan babi dan berbagai spesies unggas seperti ayam, kalkun dan bebek atau itik
  • 3. Karakteristik daging Secara fisik: • berwarna merah segar • berbau aromatis • memiliki konsistensi yang kenyal dan bila ditekan tidak terlalu banyak mengeluarkan cairan • ± enam ratus jenis otot Secara kimia: • 70% air • 20% protein • 9% lemak • 1% abu
  • 4. Perubahan warna daging • Apabila tersedia oksigen dalam jumlah yang cukup maka oksihemoglobin berbalik membentuk myoglobin sehingga warna berubah menjadi merah ungu. • Perubahan warna merah cerah menjadi coklat atau pink akan terjadi apabila daging berhubungan dengan udara terlalu lama • Perubahan warna merah ungu atau merah cerah menjadi merah oleh pengaruh bahan pengawet
  • 5. TAHAPAN PENGOLAHAN DAGING • Pemeriksaan Ante-mortem Pemeriksaan hewan yang akan disembelih • Penyembelihan Pemotongan pembuluh darah di leher • Penyiangan dan pemeriksaan Pasca-mortem Pemotongan bagian-bagian daging
  • 6. • Pelayuan suhu 3,6ºC – 4,4ºC - sekitar 12 – 24 jam untuk karkas hewan kecil (kambing dan domba) - sekitar 24 – 48 jam untuk karkas hewan besar (sapi dan kerbau) • Pemotongan Karkas - Dipotong menjadi potongan-potongan eceran (retall cuts) - Pada karkas sapi dewasa dibagi menjadi bagian perempat daun (fore qarter) dan bagian perempat belakang (hind qarter)
  • 7. 1. Fase Pre-rigor • Pada jaringan otot masih terdapat kompleks ATP- Mg++ yang menjaga agar tidak terjadi persilangan filamen-filamen aktin pada sarkomer-sarkomer serabut otot sehingga jaringan otot tetap lunak, lemas dan halus • 8 – 12 jam setelah hewan mati.
  • 8. 2. Fase Rigor-mortis • Jaringan otot menjadi keras, kasar dan kaku karena persilangan filamen-filamen aktin pada sarkomer-sarkomer serabut otot • 15 – 20 jam setelah fase pre-rigor
  • 9. 3. Fase Pasca-rigor Enzim “cathepsin” mengendorkan serabut-serabut otot yang tegang dan melonggarkan struktur molekul protein sehingga daya ikatnya terhadap air meningkat dan menghancurkan ikatan- ikatan diantara serabut-serabut otot
  • 10. SOSIS adalah daging lumat yang dicampur dengan bumbu atau rempah-rempah kemudian dimasukkan dan dibentuk dalam pembungkus atau casing. Terdapat sosis emulsi dan sosis kasar. Bahan-bahan : daging sapi, lemak, bahan pengikat, bahan pengisi, air, garam dapur dan bumbu
  • 11. DAGING SAPI • Mengandung asam amino leusin, lisin, dan valin yang lebih tinggi daripada daging babi atau domba • Lemak sapi kaya akan asam stearat, asam palmitat dan asam oleat (Lawrie, 1991) • Bertindak sebagai pengemulsi dalam sosis • Pada suhu 70°C, jumlah lisin berkurang menjadi 90% • Pada suhu 160°C, jumlah lisin berkurang menjadi 50% • Pengasapan dan penggaraman juga sedikit mengurangi kadar asam amino (Lawrie, 1991)
  • 12. • LEMAK (< 30% berat daging); berguna untuk membentuk sosis yang kompak dan empuk serta memperbaiki rasa dan aroma sosis. Penambahan lemak yang terlalu banyak akan mengakibatkan hasil sosis yang keriput dan jika terlalu sedikit sosis akan keras dan kering • Bahan Pengikat; berfungsi untuk menarik air, memberi warna khas, membentuk tekstur yang padat, memperbaiki stabilitas emulsi, menurunkan penyusutan waktu pemasakan, memperbaiki cita rasa dan sifat irisan. • Air yang ditambahkan berupa es berbentuk serpihan atau cube, untuk menjaga suhu adonan selama proses pencampuran tetap rendah (0o C). selain berfungsi sebagai fasa pendispersi dalam emulsi daging, air juga berperan untuk melarukan protein sarkoplasma dan garam.
  • 13. • GARAM berfungsi untuk memberikan cita rasa, mengawetkan dan yang paling penting adalah untuk melarutkan protein. Garam dapur berpengaruh terhadap pengembangan volume dan daya ikat air dari daging. Garam alkali polifosfat berfungsi untuk mempertahankan warna, mengurangi penyusutan saat proses cooking/pemsakan dan penstabil emulsi. • BUMBU, yaitu bahan tambahan lain yang sering digunakan dalam pembuatan sosis, diantaranya gula, nitrit, dan rempah-rempah. Beberapa jenis sosis, terutama yang bercita rasa internasional, sudah terdapat bumbu sudah jadi dalam kondisi packaged.
  • 14. Pembuatan Sosis • Penggilingan bertujuan untuk menyebar ratakan lemak dalam daging. Sebelum digiling daging biasanya didinginkan dulu sampai suhu – 20°C, sehingga suhu penggilingan tetap di bawah 22°C. Hal ini untuk mencegah terdenaturasinya protein yang sangat penting sebagai emulsifier. • Pencampuran, lemak, serpihan es, garam dapur, bahan pengikat dan bahan tambahan lainnya dicampur hingga merata. Suhu adonan pada pencampuran harus dipertahankan serendah mungkin yaitu sekitar 3 sampai 12°C.
  • 15. • Pemasukkan adonan sosis ke dalam casing menggunakan alat khusus (disebut stuffer) bertujuan membentuk dan mempertahankan kestabilan sosis. Memantapkan warna dan mematikan mikroba. • Pemasakan dapat dilakukan dengan cara seperti perebusan, pengukusan, pengasapan dan kombinasi caracara tersebut. Pengasapan dapat memberikan cita rasa khas, mengawetkan dan memberi warna khas. • Pendinginan sosis setelah pemasakan selain untuk menurunkan suhu sosis secara cepat, juga untuk memudahkan pengupasan, pembungkus (casing) jika menggunakan jenis yang tidak dapat dimakan.
  • 16. Secara lengkap langkah-langkah kerja pada pembuatan sosis adalahsebagai berikut : 1. Daging didinginkan pada suhu 1 sampai 4 oC. 2. Daging dibersihkan dari tulang dan urat atau jaringan pengikat. 3. Timbang 1 kg daging, lalu potong-potong menjadi bentuk balok kecil-kecil. 4. Potongan-potongan daging digiling dalam penggilingan daging sambil ditambah 100g es, 500 mg vitamin C dan 150 mg NaNO2. Penggilingan dilakukan 2 kali agar daging halus. Selama penggilingan temperatur adonan diusahakan tidak melebihi 22 oC. 5. Daging giling ditambah 10 g gula pasir, 7 g sodium tripolifosfat, 250 g minyak jagung, 200 g es, lada, pala, telah dihaluskan secukupnya. Bahan campuran diaduk dalam wadah dengan menggunakan mikser kira-kira 3 menit. 6. Adonan kemudian ditambah sekitar 100 g tepung tapioka sebagai bahan pengikat.
  • 17. 7. Pengadukan dilanjutkan selama 10 menit. Selama pengadukan suhu adonan diusahakan tidak melebihi 22 oC. 8. Adonan sosis hasil pengadukan dimasukkan ke dalam alam pengisi (stuffer). 9. Dengan alat pengisi (stuffer) tersebut adonan dimasukkan ke dalam pembungkus (casing). 10. Setelah diisi pembungkus sosis diikat pada ujung-ujungnya dan pada setiap 15 cm. 11. Sosis dikeringkan dalam oven selama 30 menit dengan suhu 60°C. 12. Sediakan air panas 70 sampai 80°C dalam panci. 13. Sosis dimasak dalam air panas tersebut kira-kira 40 menit. 14. Setelah pemasakan, sosis langsung didinginkan dengan air sampai suhu 25°C lalu digantungkan untuk selanjutnya dapat dikonsumsi, dikemas atau dipasarkan.
  • 18. DAFTAR PUSTAKA Dedi, Londong. 2012. Proses Pembuatan Sosis. www.proses- makanan-sosis.com. Diakses 12 Desember 2014 pukul 19.53 WIB Nurani, Atat Siti. 2010. MEAT (DAGING). Universitas Pendidikan Indonesia Nurohmat. 2013. Makalah Pembuatan Sosis. www.nurohmat.blogspot.com. Diakses 12 Desember 2014 pukul 20.01 WIB Koswara, Sutrisno. 2009. TEKNOLOGI PRAKTIS PENGOLAHAN DAGING. EbookPangan.com Unnamed.2008. Karakteristik Daging. www.referensikesehatan.wordpress.com. Diakses 12 Desember pukul 20.10 WIB