Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Delapan etos kerja.ppt [recovered]
1.
2. Oleh :
NAMA : YOHANIS SAHABAT
NIM: 15153008
Prodi : LogistikMinyak& Gas
Konsentrasi : Manajemen Pertambangan & Energi
Tahun Akademik: 2016 /2017
3.
4. 8 ETOS PEN DONGKRAK GAIRAH KERJA
Hampir semua orang pernah mengalami gairah kerjanya
melorot, itu lumrah tetapi kalau terus menerus melorot
menjadi masalah, harus segera dicari apa sebabnya.
Penyebabnya dapat dibagi dua dari:
1. Dalam diri kita sendiri
2. Luar diri kita sendiri (lingkungan kerja)
DARI DALAM DIRI SENDIRI,
Kurang memahami ETOS KERJA atau PANDANGAN
terhadap KERJA.
5. 8 ETOS KERJA
Etos pertama, kerja adalah RAHMAT.
Apapun pekerjaan kita bila itu halal merupakan
rahmat dari Tuhan, anugerah yang kita terima
tanpa syarat seperti menghirup oxigen. Bakat,
kemampuan dan kecerdasan yang kita miliki
memungkinkan kita dapat bekerja, itu adalah
anugerah.
Dengan bekerja kita mendapat gaji tiap awal
bulan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
banyak kenalan, menambah pengatahuan dan
wawasan.
Semua itu pantas disyukuri sebagai anugerah.
6. Etos kedua, kerja adalah AMANAH.
Apapun pekerjaan kita mulai dari yang paling
rendah tenaga rendah/kasar sampai yang paling
tinggi/halus adalah amanah.Amanah dari siapa,
bila PNS dari negara, DPR dari rakyat…dst.
Bila kita menyadari bahwa kerja adalah
amanah maka kita bekerja dengan ikhlas,
sepenuh hati dan menjauhi hal-hal yang
tercela dalam berbagai bentuk.
7. Etos ketiga, kerja adalah PANGGILAN
Apapun pekerjaan kita, semuanya merupakan
darma, seperti Yudistira untuk membela kaum
Pendawa, begitulah seorang guru memikul darma
untuk menyebarluaskan ilmu dan kebajikan, seorang
penulis memikul darma untuk menyebarkan informasi.
Bila kita menyadari pekerjaan/profesi itu adalah
darma atau panggilan maka kita bisa berucap
pada diri sendiri:
“I’m doing the best”, dengan demikian kita selalu
berbuat yang terbaik.
8. Etos keempat, kerja adalah AKTUALISASI
Apapun pekerjaan kita entah itu juru tulis, tukang foto
copy, dosen, atau apa saja itu adalah aktualisasi diri.
Walaupun pekerjaan itu melelahkan, namun tetap
bekerja merupakan cara terbaik untuk mengembangkan
potensi diri dan membuat kita merasa “ADA”.
Bagaimanapun sibuknya pekerjaan, melelahkan
dan kadangkala membosankan tetap jauh lebih
menyenangkan bila dibandingkan dengan bengong
karena tidak ada pekerjaan.
Aktualisasi diri merupakan kebutuhan psikososial
manusia, orang bisa pede, bila bertemu teman…
saya sekarang kerja di…
Kerenkan ?
9. Etos kelima, kerja adalah IBADAH
Tidak perduli apapun agama dan keyakinannya semua
pekerjaan yang halal merupakan ibadah.
Kesadaran akan hal ini membuat kita bekerja secara
ikhlas, bukan demi uang atau jabatan semata, tapi
mempunyai nilai spritual, rohani.
Contoh pemahat tiang yang sangat tinggi sekali sehingga orang yang
di bawah tiang tidak melihatnya, tapi Tuhan melihat.
Motivasi kerja sudah berubah menjadi motivasi
transendental.
10. Etos keenam, kerja adalah SENI
Apapun pekerjaan kita selalu mengandung
seni, dan kesadaran akan hal ini membuat kita
enjoy saat mengerjakannya, seperti melakukan
hobi. Orang bahkan betah bekerja berjam-
jam, berminggu-minggu nonstop karena dia
menikmati pekerjaannya. Ada keindahan di
sana, buatlah menjadi beautiful.
11. Etos ketujuh, adalah KEHORMATAN
Seremeh apapun pekerjaan kita itu merupakan
kehormatan. Bila kita bisa menjaga kehormatan
dengan baik maka kehormatan yang lebih besar
akan datang kepada kita.
Contoh Pramoedya Ananta Toer, walaupun dalam penjara tetap berkarya,
akhirnya dunia mengakui dan menghormatinya.
12. Etos kedelapan, kerja adalah PELAYANAN
Apapun pekerjaannya, swasta, pedagang,
diperusahaan, di rumah sendiri di mana saja
apa saja semuanya merupakan pelayanan atau
pengabdian kepada sesama. Hidup saling
melayani, dan ini hanya terjadi bila kita bekerja.
Setiap bagian melayani bagian yang lain yang
dilayani juga melayani, dst. semuanya merupakan
mata rantai yang tidak putus dalam bentuk
lingkaran.
Contoh orang tua menanam biji mangga
13. Kedelapan etos kerja ini bersumber dari
kecerdasan emosional.
Semua konsep etos kerja ini dapat
diterapkan di DESDM ini, pada semua
lapisan pekerjaan mulai dari cleaning
service, tukang foto copy, staf TU,
fungsional, pejabat struktural yang
tertinggi.
14. Kerja bukan semata cari uang, bila ya, maka
akan ada kecenderungan untuk melakukan
tindakan yang tidak baik dan akhirnya
mengecewakan banyak orang.
Selama hidup kita lebih separuh hidup untuk
bekerja rata-rata 30-40 tahun lalu pensiun,
manula dan pulang keharibaan Tuhan.
15. Ada dua hal membuat orang bekerja dengan
antusias:
Hal yang pertama, pekerjaan yang sesuai
dengan minat dan bakat, dengan begitu
pekerjaan itu akan menyenangkan.
Bila hal yang pertama tidak bisa kita
dapatkan, maka pakai hal yang kedua yaitu,
belajar mencintai pekerjaan.
16. Kadang kita belum bisa mencintai pekerjaan karena
belum mendalaminya dengan benar. Kita harus belajar
mencintai yang kita punyai dengan segala
kekurangannya.
Di sini hanya ada 2 pilihan,
MENCINTAI PEKERJAAN atau
MENGELUH SETIAP HARI.
Bila kita tidak bisa mencintai pekerjaan maka
kita akan memperoleh 5- Ng:
1. Ngeluh;
2. Ngedumel;
3. Ngegosip;
4. Ngomel;
5. Ngeyel.
17. “It’s not doing the thing
we like, but liking the
thing we have to do that
makes life happy.”
Johan Wolfgang von Goethe,
filsuf Jerman berkata:
18. Dalam hidup adakalanya kita harus
melakukan banyak hal yang kita tidak
sukai, tapi kita tidak punya pilihan
lain. Tidak mungkin kita mau
seenaknya.
Kalau suka makan ikan, kita harus mau
ketemu durinya, DURI itu biasanya dari
luar diri sendiri.
19. 2. DARI LUAR DIRI SENDIRI
Banyak orang tidak bergairah kerja karena
faktor luar, misalnya: gaji kecil, pekerjaan
membosankan, lingkungan tidak mendukung
(banyak orang bermalas-malas), pimpinan
tidak mendukung, tidak ada prospek dan
sebagainya.
20. Pekerjaan apapun tidak selalu bisa
menyenangkan semua orang, tetapi
kita berupaya agar kita menyenangi
pekerjaan itu.
Setiap orang harus berpegang teguh
dengan kedelapan etos tadi agar faktor
luar dapat diatasi.
Dari sini kita dapat memberikan :
PELAYANAN PRIMA.
21. Menjadi PRIMA, bila dilakukan dengan:
Ramah, sopan dan bersahabat serta hormat
Empati
Penampilan rapi
Penuh ketulusan
Komunikatif dan mudah dihubungi.
3. PELAYANAN PRIMA
STANDAR :
Tepat waktu, kecepatan dan ketepatan
Sesuai prosedur
Handal (jaminan kualitas)
Tidak cacat
Petugas yang profesional;
22. 4. KESIMPULAN
Para Pelaksana: Pegawai, atau petugas khusus, harus:
1) Menyadarai bahwa pelayanan prima merupakan
tanggung jawabnya
2) Bekerja sesuai dengan standar
3) Menyadari bahwa pelayanan prima tidak dilihat
hanya dari hasil akhir tetapi mulai dari proses
4) Menyadari tuntutan pelanggan selalu berkembang,
sehingga kemampuan pelayanan juga harus
menyesuaikan bahkan proaktif
23. 6) Mempunyai kemauan mengembangkan diri agar
lebih profesional
7) Menyadari bahwa melayani orang dengan baik
itu kehormatan
5) Membudayakan sikap pelayanan yang tulus, jujur
dan terbuka
24. 8) Keberhasilan organisasi
di mana kita mengabdikan diri
(D E S D M)
adalah juga
tanggung jawab kita BERSAMA,
yang merupakan keberhasilan
secara orang-perorang.
32. TINGKAT KEDEWASAN-5 APAPUN KATA ORANG KULAKUKAN
KARENA BAIK UNTUK ORANG LAIN
Ini kulakukan..pokoknya
baik untuk orang lain
tak peduli apa kata orang
33. TINGKAT KEDEWASAN-6
KULAKUKAN INI KARENA SESUAI DENGAN
SUARA HATI DAN PIKIRAN
Kulakukan ini …….
sesuai dengan suara
hati dan pikiranku
34. TINGKAT KEDEWASAN
BERDASARKAN TINGKAT TANGGUNG JAWAB
1. Takut Hukuman
2. Dapat Apa
5. Baik untuk orang lain
6. Suara Hati dan
pikiran
3. Ada peraturan
4. Apakah orang lain juga