SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  13
BAB I

                                    PENDAHULUAN

Perusahaan sewa guna usaha di Indonesia lebih dikenal dengan nama leasing. Kegitan utama
perusahaan sewa guna usaha bergerak dibidang pembiayaan utnuk keperluan barang-barang
modal yang diinginkan oleh nasabah. Pembiayaan yang dimaksudkan disini adalah ketika
seorang nasabah membutuhkan barang modal seperti peralatan kantor atau mobil dengan cara
disewa atau dibeli secara kredit dapat diperoleh diperusahaan leasing. Dengan melakukan leasing
perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung
digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali
kepada pihak lessor. Melalui pembiayaan leasing perusahaan dapat memperoleh barang-barang
modal untuk operasional dengan mudah dan cepat. Hal ini sungguh berbeda jika kita mengajukan
kredit kepada bank yang memerlukan persyaratan serta jaminan yang besar. Bagi perusahaan
yang modalnya kurang atau menengah, dengan melakukan perjanjian leasing akan dapat
membantu perusahaan dalam menjalankan roda kegiatannya. Setelah jangka leasing selesai,
perusahaan dapat membeli barang modal yang bersangkutan. Perusahaan yang memerlukan
sebagian barang modal tertentu dalam suatu proses produksi secara tibatiba, tetapi tidak
mempunyai dana tunai yang cukup, dapat mengadakan perjanjian leasing untuk mengatasinya.
Dengan melakukan leasing akan lebih menghemat biaya dalam hal pengeluaran dana dibanding
dengan membeli secara tunai.
BAB 2

                                           PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SEWA GUNA USAHA

           Leasing adalah segala kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan
   barang-barang modal yang penggunaannya diserahkan pada suatu perusahaan, melalui
   pembayaran secara berkala dalam jangka waktu tertentu. Secara umum leasing artinya
   Equipment funding, yaitu pembiayaan peralatan/barang modal untuk digunakan pada proses
   produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Equipment Leasing
   Association di London memberikan definisi leasing sebagai berikut: “Leasing adalah perjanjian
   antara lessor dan lessee untuk menyewa sesuatu atas barang modal tertentu yang
   dipilih/ditentukan oleh lessee.

   Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 adalah ”kegiatan
   pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara guna usaha dengan hak opsi
   (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh
   lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Selanjutnya yang
   dimaksud finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana lessee pada akhir masa
   kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang
   disepakati. Sebaliknya operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa
   guna usaha.”




B. KLASIFIKASI LEASING

1. Capital Lease

       Perusahaan leasing pada jenis ini berlaku sebagai suatu lembaga keuangan. Lessee yang akan
   membutuhkan suatu barang modal menentukan sendiri jenis serta spesifikasi dari barang yang
   dibutuhkan. Lessee juga mengadakan negoisasi langsung dengan supplier mengenai harga,
syarat-syarat perawatan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengoperasian barang
   tersebut.

       Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang tersebut kepada supplier dan
   kemudian barang tersebut diserahkan kepada lessee. Sebagai imbalan atas jasa pengguanaan
   barang tersebut lessee akan membayar secara berkala kepada lessor sejumlah uang yang berupa
   rental untuk jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama.

   2. Operating Lease

      Pada operating lease, lessor membeli barang dan kemudian menyewakan kepada lessee untuk
   jangka waktu tertentu. Dalam praktik lessee membayar rental yang besarnya secara keseluruhan
   tidak meliputi harga barang serta biaya yang telah dikeluarkan oleh lessor. Di dalam menentukan
   besarnya pembayaran lease, lessor tidak memperhitungkan biaya-biaya tersebut karena setelah
   masa lease berakhir diharapkan harga barang tersebut masih cukup tinggi. Di sini jelas tidak
   ditentukan adanya nilai sisa serta hak opsi bagi lessee.

3. Sales Type Lease

            Lease penjualan biasanya dilakukan oleh perusahaan industri yang menjual lease barang
   hasil produksinya. Dalam kontrak penjualan lease diakui dua macam pendapatan yaitu
   pendapatan penjualan barang dan pendapatan bunga atas jasa pembelanjaan selama jangka waktu
   lease.

4. Leverage Lease

   Pada leasing ini dilibatkan pihak ketiga yang disebut credit provider. Lessor tidak membiayai
   objek leasing hingga sebesar 100% dari harga barang melainkan hanya antara 20% hingga 40%.
   Kemudian sisa dari harga barang tersebut akan dibiayai oleh credit provider.

5. Cross Border Lease

   Transaksi pada jenis ini merupakan suatu transaksi leasing yang dilakukan dengan melewati
   batas suatu negara. Barang-barang atau peralatan yang biasanya ditransaksikan dalam cross
border lease meliputi nilai jutaan dollar Amerika Serikat. Seperti Pesawat terbang bermesin jet
  dari Pabrikan Boeing dan Airbus.

C. KEGIATAN LEASING

  Didalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991 tanggal 21 november
  1991, kegiatan leasing dapat dilakukan dengan cara, yaitu :

     1) melakukan sewa guna usaha dengan hak opsi bagi lessee (finance lease).

          Kriteria untuk finance lease apabila suatu perusahaan leasing memenuhi persyaratan
          sebagai berikut : jumlah pembayaran sewa guna usaha dan selama masa sewa guna usaha
          pertama kali, ditambah dengan nilai sisa barang yang dilease harus dapat menutupi harga
          perolehan barang modal yang dileasekan dan keuntungan bagi pihak lessor dalam
          perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai hak opsi bagi lessee

     2) melakukan sewa guna usaha dengan tanpa hak opsi bagi lessee (operating lease).

                 Jumlah pembayaran selama masa leasing pertama tidak dapat menutupi hrga
                 perolehan barang modal yang dileasekan ditambah keuntungan bagi pihak lessor;
                 Didalam perjanjian leasing tidak memuat mengenai hak opsi bagi lessee

D. PIHAK – PIHAK YANG TERLIBAT

  Ada beberapa pihak yang terlibat dalam pemberian fasilitas leasing, dan masing-masing pihak
  mempunyai hak dan kewajibannya. Pihak – pihak ynag terlibat dalam proses pemberian fasilitas
  leasing adalah sebagai berikut :

 Lessor

  Merupakan perusahaan leasing yang membiayai keinginan para nasabahnya untuk memperoleh
  barang – barang modal.

 Lessee
Adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor untuk memperoleh barang
  modal yang diinginkan

 Supplier

  Yaitu pedagang yang menyediakan barang yang akan dileasing sesuai perjanjian antara lessors
  dan lessee dan dalam hal ini supplier dapat bertindak sebagai lessor

 Asuransi

  Merupakan perusahaan yang akan menanggung resiko terhadap perjanjian antara lessor dan
  lessee. Dalam hal ini, lessee dikenakan biaya asuransi dan apabila terjadi sesuatu, maka
  perusahaan akan menanggung resiko sebesar yang telah ada didalam perjanjian terhadap barang
  yang dileasingkan.

E. PROSEDUR MEKANISME LEASING

  Dalam melakukan perjanjian leasing terdapat prosedur dan mekanisme yang harus dijalankan
  yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

      Lessee bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan, mengadakan penawaran
      harga dan menunjuk supplier peralatan yang dimaksudkan.
      Setelah lessee mengisi formulir permohonan lease, maka dikirimkan kepada lessor disertai
      dokumen lengkap.
      Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan fasilitas lease
      dengan syarat dan kondisi yang disetujui lessee (lama kontrak pembayaran sewa lease),
      setelah ini maka kontrak lease dapat ditandatangani.
      Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi untuk peralatan yang
      dilease dangan perusahaan asuransi yang disetujui lessor, seperti yang tercantum dalam
      kontrak lease. Antara lessor dan perusahaan asuransi terjalin perjanjian kontrak utama.
      Kontrak pembelian peralatan akan ditandatangani lessor dengan supplier peralatan tersebut.
Supplier dapat mengirimkan peralatan yang dilease ke lokasi lessee. Untuk mempertahankan
     dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan menandatangani perjanjian purna
     jual.
     Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada suppplier.
     Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari lessee), bukti pemilikan dan
     pemindahan pemilikan kepada lessor.
     Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier.
     Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah
     ditentukan dalam kontrak lease.




F. PERKEMBANGAN LEASING DI INDONESIA

  1. Sejarah Leasing

  Kehadiran industri pembiayaan (multi finance) di Indonesia sesungguhnya belumlah terlalu
  lama, terutama bila dibandingkan dengan di negara-negara maju. Dari beberapa sumber,
  diketahui industri ini mulai tumbuh di Indonesia pada 1974. Kelahirannya didasarkan pada surat
  keputusan bersama (SKB) tiga menteri, yaitu Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, dan
  Menteri Perdagangan. Setahun setelah dikeluarkannya SKB tersebut, berdirilah PT
  Pembangunan Armada Niaga Nasional pada 1975. Kelak, perusahaan tersebut mengganti
  namanya menjadi PT (Persero) PANN Multi Finance. Kemudian, melalui Keputusan Presiden
  (Keppres)   No.61/1988,    yang      ditindaklanjuti   dengan   SK   Menteri   Keuangan    No.
  1251/KMK.013/1988, pemerintah membuka lebih luas lagi bagi bisnis pembiayaan, dengan
  cakupan kegiatan meliputi leasing, factoring, consumer finance, modal ventura dan kartu kredit.
  Sebagai sesama industri keuangan, perkembangan industri leasing relatif tertinggal dibandingkan
  yang lain, perbankan, misalnya. Terlebih lagi bila dibandingkan dengan perbankan pasca Pakto
  1988. Pada era inilah bank muncul dan menjamur bagai musim hujan. Deregulasi yang
  digulirkan pemerintah di bidang perbankan telah membuahkan banyak sekali bank, walaupun
  dalam skala gurem. tetapi banyak kalangan menuding, justru Pakto 88 inilah menjadi biang
  keladi suramnya industri perbankan di kemudian hari. Puncaknya, terjadi pada 1996 ketika
pemerintah melikuidasi 16 bank. Langkah itu ternyata masih diikuti dengan dimasukkannya
beberapa bank lain dalam perawatan Badan Penyehatan Perbankan Nasional(BPPN). Meski
demikian, perusahaan pembiayaan juga mampu berkembang cukup mengesankan. Hingga saat
ini leasing di Indonesia telah ikut berkiprah dalam pembiayaan perusahaan. Jenis barang yang
dibiayai pun terus meningkat. Jika sebelumnya hanya terfokus pada pembiayaan transportasi,
kini berkembang pada keperluan kantor, manufaktur, konstruksi dan pertanian. Hal ini
mengindikasikan multi finance kian dikenal pelaku usaha nasional. Ada beberapa hal menarik
jika kita mencermati konsentrasi dan perkembangan perusahaan leasing. Pada era 1989,
misalnya, industri ini di Indonesia cenderung berupaya memperbesar asset. perburuan asset
tersebut diantaranya disebabkan tantangan perekonomian menuntut mereka tampil lebih besar,
sehat dan kuat. Perusahaan yang tidak beranjak dari skala semula, tampak terguncang-guncang
dana akhirnya tutup sama sekali. Dengan asset dan skala usaha yang besar, muncul anggapan
perusahaan lebih andal dibandingkan yang lain. Bagi yang kapasitasnya memang terbatas,
mereka berupaya agar tetap tampil megah dan gagah. Maka, dimulailah saling lirik dan
penjajakan di antara sesamanya. Skenario selanjutnya, banyak perusahaan leasing yang
melakukan penggabungan menjadi satu grup. Tampaknya, langkah ini membuahkan hasil positif.
Selain modal dan asset menggelembung, kredibilitas dan penguasaan pasar pun ikut terdongkrak.
Namun gairah menggelembungkan asset tersebut berangsur-angsur mulai pudar. Karena pada
tahun berikutnya (1990), industri leasing mulai kembali pada prinsip dasar ekonomi. mereka
lebih mengutamakan keuntungan yang sebesar-besarnya. Sebetulnya, berubahnya orientasi ini
dipicu oleh kian sengitnya persaingan di industri leasing. Akibatnya, kehati-hatian menjadi agak
terabaikan. Indikasinya, persyaratan untuk memperoleh sewa guna usaha menjadi semakin
longgar. Bahkan, kabarnya di Bengkulu, orang bisa mendapatkan sewa guna usaha hanya dengan
menyerahkan selembar kartu tanda penduduk (KTP). Pada tahun 1991, kembali terjadi
perubahan besar-besaran pada perusahaan pembiayaan. Seiring dengan kebijakan uang ketat
(TMP = tight money policy) – yang lebih dikenal dengan Gebrakan Sumarlin I dan II – suku
bunga pun ikut meroket naik. Akibatnya, banyak kredit yang sudah disetujui terpaksa ditunda
pencairannya. Dari sisi permodalan, TMP membuat perusahaan multi finance seperti kehabisan
darah. Aliran dana menjadi seret. kalaupun ada, harganya tinggi sekali. Itulah sebabnya banyak
di antara mereka yang menggabungkan usahanya. Dengan bergabung, mereka lebih mudah
dalam memperoleh kredit, termasuk dari luar negeri.
2. Asosiasi Leasing

   Sebetulnya, organisasi ini punya nama lain, seperti yang disebutkan dalam Pasal 1 Anggaran
dasar (AD)-nya, yaitu Asosiasi Lembaga Pembiayaan Indonesia (APLI). Tetapi agaknya nama
yang pertama lebih dikenal para pelakunya dan masyarakat luas. ALI didirikan sebagai satu-
satunya wadah komunikasi bagi perusahaan-perusahaan pembiayaan. Di sini mereka secara
bersama-sama membicarakan dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. ALI juga hadir
untuk memperjuangkan kepentingan anggotanya kepada pemerintah. Di sisi lain, organisasi ini
juga bermaksud menjadi jembatan untuk meneruskan keinginan dan bimbingan pemerintah
kepada para anggota. Sederet sasaran ideal menjadi tujuan didirikannya ALI. Paling tidak, pasal
6 AD-nya menyebutkan lima tujuan utama organisasi ini. Di antaranya memajukan dan
mengembangkan peranan lembaga pembiayaan di Indonesia serta memberikan sumbangsih bagi
kemajuan perekonomian nasional. Dalam perjalanan sejarahnya, ALI mengalami pasang naik
dan pasang surut. Para pengurus yang silih-berganti berupaya memberikan yang terbaik guna
pemecahan, kemajuan dan perkembangannya. Sejak didirikan, tercatat sudah 12 kali terjadi
pergantian kepengurusan. Sebetulnya, periodisasi kepengurusan ditetapkan tiap dua tahun.
Namun dalam beberapa kasus, terjadi pergantian kepengurusan sebelum masa jabatan berakhir.

3. Dari ALI ke APPI

   Pada awalnya, tepatnya tanggal 2 Juli 1982 telah dibentuk Asosiasi Leasing Indonesia (ALI)
yang berkedudukan di Jakarta sebagai satu-satunya wadah komunikasi bagi perusahaan-
perusahaan leasing di Indonesia. Kehadiran ALI telah dirasakan manfaatnya oleh seluruh pelaku
usaha leasing di Indonesia dan ALI telah berhasil melakukan berbagai aktivitas guna
kepentingan para anggotanya, termasuk membantu pengembangan industri usaha leasing di
Indonesia bersamapemerintah. Seiring dengan pertumbuhan sektor usaha jasa pembiayaan dan
guna menampung aspirasi seluruh anggota maka pada tanggal 20 Juli 2000 telah diambil
keputusan untuk mengubah ALI menjadi ASOSIASI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
INDONESIA(APPI). Keputusan diatas sejalan dengan keberadaan usaha para anggota sebagai
perusahaan pembiayaan yang dapat melakukan aktivitas usaha: sewa guna usaha (leasing), anjak
piutang (factoring), pembiayaan konsumen (consumer finance), dan kartu kredit (credit card).
Dalam perkembangannya pada tanggal 21 Desember 2000 Asosiasi Factoring Indonesia (AFI)
juga telah bergabung ke dalam APPI. Sesuai dengan tujuan didirikannya, APPI bersama
pemerintah terus berupaya memberikan andil dan peran lebih berarti dalam peningkatan
perekonomian nasional khususnya pada sektor usaha jasa pembiayaan
BAB III

                                        PENUTUP

   Dapat disimpulkan bahwa, Leasing adalah Lembaga keuangan bukan bank yang
mempunyai kegiatan utama menghimpun dana secara tidak langsung dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Dalam perkembangannya di masyarakat Leasing
banyak digunakan. Leasing berperan penting dalam masyarakat terutama untuk masyarakat yang
tidak mempunyai cukup kemampuan financial dalam memiliki barang – barang modal, tetapi
dalam Leasing pihak yang diuntungkan adalah Lessor karena menggunakan Perjanjian Baku
yang harus ditaati oleh Lessee, seringkali Lessor menggunakan Perjanjian tambahan yang untuk
melindungi kepentingannya, perusahaan leasing biasanya mengambil jalan pintas dengan
membuat surat perjanjian tambahan yang dipisahkan dari klausul baku (perjanjian, kontrak, akad
kredit, dsb.) yang disepakati. Dalam perjanjian tambahan tersebut, biasanya tercantum pasal
bahwa pengguna jasa bersedia menyerahkan kembali kendaraannya jika dalam waktu tertentu
tidak bisa memenuhi kewajibannya membayar kredit




                                  DAFTAR PUSTAKA

       http://hukumperbankan.blogspot.com/2009/04/sejarah-leasing.html
       http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2011/12/07/berbicara-leasing/
http://hafismuaddab.wordpress.com/tag/sewa-guna-usaha/
http://www.afand.abatasa.com/post/detail/2656/leasing-sewa-guna-usaha--pengertian
http://www.scribd.com/doc/74957246/15/Macam-macam-Leasing
http://syafaatmuhari.wordpress.com/2011/08/03/leasing/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/kuntungan-dan-kerugian-leasing/
MAKALAH PERKEMBANGAN HUKUM PERIKATAN DILUAR
 KUHper (KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA)
                   ( LEASING )



             Disusun Untuk Memenuhi Tugas
                    Hukum Perikatan




                        Oleh
               DAVID OLOAN PURBA
                  (115010105111009)


       KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
  FAKULTAS HUKUM
      MALANG

Contenu connexe

Tendances

Teori struktur modal
Teori struktur modalTeori struktur modal
Teori struktur modal
Sigit Sanjaya
 
Penilaian surat berharga
Penilaian surat berhargaPenilaian surat berharga
Penilaian surat berharga
Mastrynie Then
 
Psak 102 murabahah
Psak 102 murabahahPsak 102 murabahah
Psak 102 murabahah
citra Joni
 
10 analisis kredit
10 analisis kredit10 analisis kredit
10 analisis kredit
Imo Priyanto
 
Model indeks tunggal ppt
Model indeks tunggal pptModel indeks tunggal ppt
Model indeks tunggal ppt
Anisa Kirana
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
Rizki Prisandi
 

Tendances (20)

Sumber Dana dan Alokasi Dana Bank
Sumber Dana dan Alokasi Dana BankSumber Dana dan Alokasi Dana Bank
Sumber Dana dan Alokasi Dana Bank
 
Teori struktur modal
Teori struktur modalTeori struktur modal
Teori struktur modal
 
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangManajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
 
Hutang dan saham preferen
Hutang dan saham preferenHutang dan saham preferen
Hutang dan saham preferen
 
Manajemen Piutang & Persediaan
Manajemen Piutang & PersediaanManajemen Piutang & Persediaan
Manajemen Piutang & Persediaan
 
manajemen risiko likuiditas (1)
manajemen risiko likuiditas (1)manajemen risiko likuiditas (1)
manajemen risiko likuiditas (1)
 
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
 
Penilaian surat berharga
Penilaian surat berhargaPenilaian surat berharga
Penilaian surat berharga
 
Teori markowitz ppt
Teori markowitz pptTeori markowitz ppt
Teori markowitz ppt
 
Psak 102 murabahah
Psak 102 murabahahPsak 102 murabahah
Psak 102 murabahah
 
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioPortofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
 
10 analisis kredit
10 analisis kredit10 analisis kredit
10 analisis kredit
 
Suku bunga
Suku bungaSuku bunga
Suku bunga
 
Modal dalam perusahaan
Modal dalam perusahaanModal dalam perusahaan
Modal dalam perusahaan
 
manajemen risiko likuiditas
manajemen risiko likuiditasmanajemen risiko likuiditas
manajemen risiko likuiditas
 
Model indeks tunggal ppt
Model indeks tunggal pptModel indeks tunggal ppt
Model indeks tunggal ppt
 
Saham, Yield, dan Return (Matematika Keuangan)
Saham, Yield, dan Return (Matematika Keuangan)Saham, Yield, dan Return (Matematika Keuangan)
Saham, Yield, dan Return (Matematika Keuangan)
 
PRESENTASI PEGADAIAN
PRESENTASI PEGADAIANPRESENTASI PEGADAIAN
PRESENTASI PEGADAIAN
 
Makalah eksposur operasi
Makalah eksposur operasiMakalah eksposur operasi
Makalah eksposur operasi
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 

En vedette

Dasar hukum leasing di indonesia
Dasar hukum leasing di indonesiaDasar hukum leasing di indonesia
Dasar hukum leasing di indonesia
eropisah
 
Makalah leasing
Makalah leasingMakalah leasing
Makalah leasing
khallad
 
Power point leasing
Power point leasingPower point leasing
Power point leasing
Agunggung
 

En vedette (10)

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN - "SEWA GUNA USAHA (LEASING)"
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN - "SEWA GUNA USAHA (LEASING)"BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN - "SEWA GUNA USAHA (LEASING)"
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN - "SEWA GUNA USAHA (LEASING)"
 
TINJAUAN SYARIAH TENTANG PENERAPAN AKAD IJARAH AL MUNTAHIYAH BI AL-TAMLIK ...
TINJAUAN SYARIAH TENTANG  PENERAPAN  AKAD IJARAH AL MUNTAHIYAH BI AL-TAMLIK  ...TINJAUAN SYARIAH TENTANG  PENERAPAN  AKAD IJARAH AL MUNTAHIYAH BI AL-TAMLIK  ...
TINJAUAN SYARIAH TENTANG PENERAPAN AKAD IJARAH AL MUNTAHIYAH BI AL-TAMLIK ...
 
Leasing
LeasingLeasing
Leasing
 
Dasar hukum leasing di indonesia
Dasar hukum leasing di indonesiaDasar hukum leasing di indonesia
Dasar hukum leasing di indonesia
 
BANK PERKREDITAN RAKYAT
BANK PERKREDITAN RAKYATBANK PERKREDITAN RAKYAT
BANK PERKREDITAN RAKYAT
 
Leasing Syariah
Leasing SyariahLeasing Syariah
Leasing Syariah
 
Makalah leasing
Makalah leasingMakalah leasing
Makalah leasing
 
Power point leasing
Power point leasingPower point leasing
Power point leasing
 
Leasing Syariah
Leasing SyariahLeasing Syariah
Leasing Syariah
 
Perbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank Syariah
Perbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank SyariahPerbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank Syariah
Perbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank Syariah
 

Similaire à Makalah leasing

powerpoint_Leasing_sewa_guna_usaha.pptx
powerpoint_Leasing_sewa_guna_usaha.pptxpowerpoint_Leasing_sewa_guna_usaha.pptx
powerpoint_Leasing_sewa_guna_usaha.pptx
FahrulFauzan2
 
SEWA GUNA USAHA dan cara menghitung secara Finance
SEWA GUNA USAHA dan cara menghitung secara FinanceSEWA GUNA USAHA dan cara menghitung secara Finance
SEWA GUNA USAHA dan cara menghitung secara Finance
LayonHocben1
 
Akuntansi sewa_Muhammad Afif_DR. Afdal S.pd, M.pd_Persada Bunda
Akuntansi sewa_Muhammad Afif_DR. Afdal S.pd, M.pd_Persada BundaAkuntansi sewa_Muhammad Afif_DR. Afdal S.pd, M.pd_Persada Bunda
Akuntansi sewa_Muhammad Afif_DR. Afdal S.pd, M.pd_Persada Bunda
Nadia Nurul
 

Similaire à Makalah leasing (20)

LEASING
LEASINGLEASING
LEASING
 
powerpoint_Leasing_sewa_guna_usaha.pptx
powerpoint_Leasing_sewa_guna_usaha.pptxpowerpoint_Leasing_sewa_guna_usaha.pptx
powerpoint_Leasing_sewa_guna_usaha.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita SariMATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
 
PPT Manajemen Keuangan - Leasing
PPT Manajemen Keuangan - LeasingPPT Manajemen Keuangan - Leasing
PPT Manajemen Keuangan - Leasing
 
Presentasi leasing
Presentasi leasingPresentasi leasing
Presentasi leasing
 
Sewa+guna+usaha
Sewa+guna+usahaSewa+guna+usaha
Sewa+guna+usaha
 
SEWA GUNA USAHA dan cara menghitung secara Finance
SEWA GUNA USAHA dan cara menghitung secara FinanceSEWA GUNA USAHA dan cara menghitung secara Finance
SEWA GUNA USAHA dan cara menghitung secara Finance
 
Pengertian leasing, contoh dan kegiatan leasing
Pengertian leasing, contoh dan kegiatan leasingPengertian leasing, contoh dan kegiatan leasing
Pengertian leasing, contoh dan kegiatan leasing
 
Makalah leasing
Makalah leasingMakalah leasing
Makalah leasing
 
Leasing - Pendanaan Jangka Menengah
Leasing - Pendanaan Jangka MenengahLeasing - Pendanaan Jangka Menengah
Leasing - Pendanaan Jangka Menengah
 
Leasing
Leasing Leasing
Leasing
 
Akuntansi sewa_Muhammad Afif_DR. Afdal S.pd, M.pd_Persada Bunda
Akuntansi sewa_Muhammad Afif_DR. Afdal S.pd, M.pd_Persada BundaAkuntansi sewa_Muhammad Afif_DR. Afdal S.pd, M.pd_Persada Bunda
Akuntansi sewa_Muhammad Afif_DR. Afdal S.pd, M.pd_Persada Bunda
 
Leasing
LeasingLeasing
Leasing
 
Lembaga Keuanagan - Leasing
Lembaga Keuanagan - LeasingLembaga Keuanagan - Leasing
Lembaga Keuanagan - Leasing
 
6. Perbandingan Perjanjian Leasing dengan Perjanjian Lain.pptx
6. Perbandingan Perjanjian Leasing dengan Perjanjian Lain.pptx6. Perbandingan Perjanjian Leasing dengan Perjanjian Lain.pptx
6. Perbandingan Perjanjian Leasing dengan Perjanjian Lain.pptx
 
BLK.pptx
BLK.pptxBLK.pptx
BLK.pptx
 
Leasing blkl
Leasing blklLeasing blkl
Leasing blkl
 
Bej v3-n1-artikel1-agustus2006
Bej v3-n1-artikel1-agustus2006Bej v3-n1-artikel1-agustus2006
Bej v3-n1-artikel1-agustus2006
 
Multifinance
MultifinanceMultifinance
Multifinance
 

Plus de Yanels Garsione

Plus de Yanels Garsione (9)

Kronologis kasus enron
Kronologis kasus enronKronologis kasus enron
Kronologis kasus enron
 
3prinsip hukum-black-and-white1
3prinsip hukum-black-and-white1 3prinsip hukum-black-and-white1
3prinsip hukum-black-and-white1
 
Prinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasionalPrinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasional
 
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisanKewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
 
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesiaResensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
 
Resensi pengantar antropologi hukum
Resensi pengantar antropologi hukumResensi pengantar antropologi hukum
Resensi pengantar antropologi hukum
 
Analisis penyelesaian sengketa dalam peradilan tata usaha negara berdasar kan...
Analisis penyelesaian sengketa dalam peradilan tata usaha negara berdasar kan...Analisis penyelesaian sengketa dalam peradilan tata usaha negara berdasar kan...
Analisis penyelesaian sengketa dalam peradilan tata usaha negara berdasar kan...
 
Sejarah, tujuan dan fungsi, asas serta analisis kasus pajak
Sejarah, tujuan dan fungsi, asas serta analisis kasus pajakSejarah, tujuan dan fungsi, asas serta analisis kasus pajak
Sejarah, tujuan dan fungsi, asas serta analisis kasus pajak
 
Tanggung renteng
Tanggung rentengTanggung renteng
Tanggung renteng
 

Dernier

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Dernier (20)

Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 

Makalah leasing

  • 1. BAB I PENDAHULUAN Perusahaan sewa guna usaha di Indonesia lebih dikenal dengan nama leasing. Kegitan utama perusahaan sewa guna usaha bergerak dibidang pembiayaan utnuk keperluan barang-barang modal yang diinginkan oleh nasabah. Pembiayaan yang dimaksudkan disini adalah ketika seorang nasabah membutuhkan barang modal seperti peralatan kantor atau mobil dengan cara disewa atau dibeli secara kredit dapat diperoleh diperusahaan leasing. Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor. Melalui pembiayaan leasing perusahaan dapat memperoleh barang-barang modal untuk operasional dengan mudah dan cepat. Hal ini sungguh berbeda jika kita mengajukan kredit kepada bank yang memerlukan persyaratan serta jaminan yang besar. Bagi perusahaan yang modalnya kurang atau menengah, dengan melakukan perjanjian leasing akan dapat membantu perusahaan dalam menjalankan roda kegiatannya. Setelah jangka leasing selesai, perusahaan dapat membeli barang modal yang bersangkutan. Perusahaan yang memerlukan sebagian barang modal tertentu dalam suatu proses produksi secara tibatiba, tetapi tidak mempunyai dana tunai yang cukup, dapat mengadakan perjanjian leasing untuk mengatasinya. Dengan melakukan leasing akan lebih menghemat biaya dalam hal pengeluaran dana dibanding dengan membeli secara tunai.
  • 2. BAB 2 PEMBAHASAN A. PENGERTIAN SEWA GUNA USAHA Leasing adalah segala kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal yang penggunaannya diserahkan pada suatu perusahaan, melalui pembayaran secara berkala dalam jangka waktu tertentu. Secara umum leasing artinya Equipment funding, yaitu pembiayaan peralatan/barang modal untuk digunakan pada proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Equipment Leasing Association di London memberikan definisi leasing sebagai berikut: “Leasing adalah perjanjian antara lessor dan lessee untuk menyewa sesuatu atas barang modal tertentu yang dipilih/ditentukan oleh lessee. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 adalah ”kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Selanjutnya yang dimaksud finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.” B. KLASIFIKASI LEASING 1. Capital Lease Perusahaan leasing pada jenis ini berlaku sebagai suatu lembaga keuangan. Lessee yang akan membutuhkan suatu barang modal menentukan sendiri jenis serta spesifikasi dari barang yang dibutuhkan. Lessee juga mengadakan negoisasi langsung dengan supplier mengenai harga,
  • 3. syarat-syarat perawatan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengoperasian barang tersebut. Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang tersebut kepada supplier dan kemudian barang tersebut diserahkan kepada lessee. Sebagai imbalan atas jasa pengguanaan barang tersebut lessee akan membayar secara berkala kepada lessor sejumlah uang yang berupa rental untuk jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama. 2. Operating Lease Pada operating lease, lessor membeli barang dan kemudian menyewakan kepada lessee untuk jangka waktu tertentu. Dalam praktik lessee membayar rental yang besarnya secara keseluruhan tidak meliputi harga barang serta biaya yang telah dikeluarkan oleh lessor. Di dalam menentukan besarnya pembayaran lease, lessor tidak memperhitungkan biaya-biaya tersebut karena setelah masa lease berakhir diharapkan harga barang tersebut masih cukup tinggi. Di sini jelas tidak ditentukan adanya nilai sisa serta hak opsi bagi lessee. 3. Sales Type Lease Lease penjualan biasanya dilakukan oleh perusahaan industri yang menjual lease barang hasil produksinya. Dalam kontrak penjualan lease diakui dua macam pendapatan yaitu pendapatan penjualan barang dan pendapatan bunga atas jasa pembelanjaan selama jangka waktu lease. 4. Leverage Lease Pada leasing ini dilibatkan pihak ketiga yang disebut credit provider. Lessor tidak membiayai objek leasing hingga sebesar 100% dari harga barang melainkan hanya antara 20% hingga 40%. Kemudian sisa dari harga barang tersebut akan dibiayai oleh credit provider. 5. Cross Border Lease Transaksi pada jenis ini merupakan suatu transaksi leasing yang dilakukan dengan melewati batas suatu negara. Barang-barang atau peralatan yang biasanya ditransaksikan dalam cross
  • 4. border lease meliputi nilai jutaan dollar Amerika Serikat. Seperti Pesawat terbang bermesin jet dari Pabrikan Boeing dan Airbus. C. KEGIATAN LEASING Didalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991 tanggal 21 november 1991, kegiatan leasing dapat dilakukan dengan cara, yaitu : 1) melakukan sewa guna usaha dengan hak opsi bagi lessee (finance lease). Kriteria untuk finance lease apabila suatu perusahaan leasing memenuhi persyaratan sebagai berikut : jumlah pembayaran sewa guna usaha dan selama masa sewa guna usaha pertama kali, ditambah dengan nilai sisa barang yang dilease harus dapat menutupi harga perolehan barang modal yang dileasekan dan keuntungan bagi pihak lessor dalam perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai hak opsi bagi lessee 2) melakukan sewa guna usaha dengan tanpa hak opsi bagi lessee (operating lease). Jumlah pembayaran selama masa leasing pertama tidak dapat menutupi hrga perolehan barang modal yang dileasekan ditambah keuntungan bagi pihak lessor; Didalam perjanjian leasing tidak memuat mengenai hak opsi bagi lessee D. PIHAK – PIHAK YANG TERLIBAT Ada beberapa pihak yang terlibat dalam pemberian fasilitas leasing, dan masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajibannya. Pihak – pihak ynag terlibat dalam proses pemberian fasilitas leasing adalah sebagai berikut : Lessor Merupakan perusahaan leasing yang membiayai keinginan para nasabahnya untuk memperoleh barang – barang modal. Lessee
  • 5. Adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor untuk memperoleh barang modal yang diinginkan Supplier Yaitu pedagang yang menyediakan barang yang akan dileasing sesuai perjanjian antara lessors dan lessee dan dalam hal ini supplier dapat bertindak sebagai lessor Asuransi Merupakan perusahaan yang akan menanggung resiko terhadap perjanjian antara lessor dan lessee. Dalam hal ini, lessee dikenakan biaya asuransi dan apabila terjadi sesuatu, maka perusahaan akan menanggung resiko sebesar yang telah ada didalam perjanjian terhadap barang yang dileasingkan. E. PROSEDUR MEKANISME LEASING Dalam melakukan perjanjian leasing terdapat prosedur dan mekanisme yang harus dijalankan yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut: Lessee bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan, mengadakan penawaran harga dan menunjuk supplier peralatan yang dimaksudkan. Setelah lessee mengisi formulir permohonan lease, maka dikirimkan kepada lessor disertai dokumen lengkap. Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan fasilitas lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui lessee (lama kontrak pembayaran sewa lease), setelah ini maka kontrak lease dapat ditandatangani. Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi untuk peralatan yang dilease dangan perusahaan asuransi yang disetujui lessor, seperti yang tercantum dalam kontrak lease. Antara lessor dan perusahaan asuransi terjalin perjanjian kontrak utama. Kontrak pembelian peralatan akan ditandatangani lessor dengan supplier peralatan tersebut.
  • 6. Supplier dapat mengirimkan peralatan yang dilease ke lokasi lessee. Untuk mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan menandatangani perjanjian purna jual. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada suppplier. Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari lessee), bukti pemilikan dan pemindahan pemilikan kepada lessor. Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier. Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah ditentukan dalam kontrak lease. F. PERKEMBANGAN LEASING DI INDONESIA 1. Sejarah Leasing Kehadiran industri pembiayaan (multi finance) di Indonesia sesungguhnya belumlah terlalu lama, terutama bila dibandingkan dengan di negara-negara maju. Dari beberapa sumber, diketahui industri ini mulai tumbuh di Indonesia pada 1974. Kelahirannya didasarkan pada surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri, yaitu Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan. Setahun setelah dikeluarkannya SKB tersebut, berdirilah PT Pembangunan Armada Niaga Nasional pada 1975. Kelak, perusahaan tersebut mengganti namanya menjadi PT (Persero) PANN Multi Finance. Kemudian, melalui Keputusan Presiden (Keppres) No.61/1988, yang ditindaklanjuti dengan SK Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988, pemerintah membuka lebih luas lagi bagi bisnis pembiayaan, dengan cakupan kegiatan meliputi leasing, factoring, consumer finance, modal ventura dan kartu kredit. Sebagai sesama industri keuangan, perkembangan industri leasing relatif tertinggal dibandingkan yang lain, perbankan, misalnya. Terlebih lagi bila dibandingkan dengan perbankan pasca Pakto 1988. Pada era inilah bank muncul dan menjamur bagai musim hujan. Deregulasi yang digulirkan pemerintah di bidang perbankan telah membuahkan banyak sekali bank, walaupun dalam skala gurem. tetapi banyak kalangan menuding, justru Pakto 88 inilah menjadi biang keladi suramnya industri perbankan di kemudian hari. Puncaknya, terjadi pada 1996 ketika
  • 7. pemerintah melikuidasi 16 bank. Langkah itu ternyata masih diikuti dengan dimasukkannya beberapa bank lain dalam perawatan Badan Penyehatan Perbankan Nasional(BPPN). Meski demikian, perusahaan pembiayaan juga mampu berkembang cukup mengesankan. Hingga saat ini leasing di Indonesia telah ikut berkiprah dalam pembiayaan perusahaan. Jenis barang yang dibiayai pun terus meningkat. Jika sebelumnya hanya terfokus pada pembiayaan transportasi, kini berkembang pada keperluan kantor, manufaktur, konstruksi dan pertanian. Hal ini mengindikasikan multi finance kian dikenal pelaku usaha nasional. Ada beberapa hal menarik jika kita mencermati konsentrasi dan perkembangan perusahaan leasing. Pada era 1989, misalnya, industri ini di Indonesia cenderung berupaya memperbesar asset. perburuan asset tersebut diantaranya disebabkan tantangan perekonomian menuntut mereka tampil lebih besar, sehat dan kuat. Perusahaan yang tidak beranjak dari skala semula, tampak terguncang-guncang dana akhirnya tutup sama sekali. Dengan asset dan skala usaha yang besar, muncul anggapan perusahaan lebih andal dibandingkan yang lain. Bagi yang kapasitasnya memang terbatas, mereka berupaya agar tetap tampil megah dan gagah. Maka, dimulailah saling lirik dan penjajakan di antara sesamanya. Skenario selanjutnya, banyak perusahaan leasing yang melakukan penggabungan menjadi satu grup. Tampaknya, langkah ini membuahkan hasil positif. Selain modal dan asset menggelembung, kredibilitas dan penguasaan pasar pun ikut terdongkrak. Namun gairah menggelembungkan asset tersebut berangsur-angsur mulai pudar. Karena pada tahun berikutnya (1990), industri leasing mulai kembali pada prinsip dasar ekonomi. mereka lebih mengutamakan keuntungan yang sebesar-besarnya. Sebetulnya, berubahnya orientasi ini dipicu oleh kian sengitnya persaingan di industri leasing. Akibatnya, kehati-hatian menjadi agak terabaikan. Indikasinya, persyaratan untuk memperoleh sewa guna usaha menjadi semakin longgar. Bahkan, kabarnya di Bengkulu, orang bisa mendapatkan sewa guna usaha hanya dengan menyerahkan selembar kartu tanda penduduk (KTP). Pada tahun 1991, kembali terjadi perubahan besar-besaran pada perusahaan pembiayaan. Seiring dengan kebijakan uang ketat (TMP = tight money policy) – yang lebih dikenal dengan Gebrakan Sumarlin I dan II – suku bunga pun ikut meroket naik. Akibatnya, banyak kredit yang sudah disetujui terpaksa ditunda pencairannya. Dari sisi permodalan, TMP membuat perusahaan multi finance seperti kehabisan darah. Aliran dana menjadi seret. kalaupun ada, harganya tinggi sekali. Itulah sebabnya banyak di antara mereka yang menggabungkan usahanya. Dengan bergabung, mereka lebih mudah dalam memperoleh kredit, termasuk dari luar negeri.
  • 8. 2. Asosiasi Leasing Sebetulnya, organisasi ini punya nama lain, seperti yang disebutkan dalam Pasal 1 Anggaran dasar (AD)-nya, yaitu Asosiasi Lembaga Pembiayaan Indonesia (APLI). Tetapi agaknya nama yang pertama lebih dikenal para pelakunya dan masyarakat luas. ALI didirikan sebagai satu- satunya wadah komunikasi bagi perusahaan-perusahaan pembiayaan. Di sini mereka secara bersama-sama membicarakan dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. ALI juga hadir untuk memperjuangkan kepentingan anggotanya kepada pemerintah. Di sisi lain, organisasi ini juga bermaksud menjadi jembatan untuk meneruskan keinginan dan bimbingan pemerintah kepada para anggota. Sederet sasaran ideal menjadi tujuan didirikannya ALI. Paling tidak, pasal 6 AD-nya menyebutkan lima tujuan utama organisasi ini. Di antaranya memajukan dan mengembangkan peranan lembaga pembiayaan di Indonesia serta memberikan sumbangsih bagi kemajuan perekonomian nasional. Dalam perjalanan sejarahnya, ALI mengalami pasang naik dan pasang surut. Para pengurus yang silih-berganti berupaya memberikan yang terbaik guna pemecahan, kemajuan dan perkembangannya. Sejak didirikan, tercatat sudah 12 kali terjadi pergantian kepengurusan. Sebetulnya, periodisasi kepengurusan ditetapkan tiap dua tahun. Namun dalam beberapa kasus, terjadi pergantian kepengurusan sebelum masa jabatan berakhir. 3. Dari ALI ke APPI Pada awalnya, tepatnya tanggal 2 Juli 1982 telah dibentuk Asosiasi Leasing Indonesia (ALI) yang berkedudukan di Jakarta sebagai satu-satunya wadah komunikasi bagi perusahaan- perusahaan leasing di Indonesia. Kehadiran ALI telah dirasakan manfaatnya oleh seluruh pelaku usaha leasing di Indonesia dan ALI telah berhasil melakukan berbagai aktivitas guna kepentingan para anggotanya, termasuk membantu pengembangan industri usaha leasing di Indonesia bersamapemerintah. Seiring dengan pertumbuhan sektor usaha jasa pembiayaan dan guna menampung aspirasi seluruh anggota maka pada tanggal 20 Juli 2000 telah diambil keputusan untuk mengubah ALI menjadi ASOSIASI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN INDONESIA(APPI). Keputusan diatas sejalan dengan keberadaan usaha para anggota sebagai perusahaan pembiayaan yang dapat melakukan aktivitas usaha: sewa guna usaha (leasing), anjak
  • 9. piutang (factoring), pembiayaan konsumen (consumer finance), dan kartu kredit (credit card). Dalam perkembangannya pada tanggal 21 Desember 2000 Asosiasi Factoring Indonesia (AFI) juga telah bergabung ke dalam APPI. Sesuai dengan tujuan didirikannya, APPI bersama pemerintah terus berupaya memberikan andil dan peran lebih berarti dalam peningkatan perekonomian nasional khususnya pada sektor usaha jasa pembiayaan
  • 10. BAB III PENUTUP Dapat disimpulkan bahwa, Leasing adalah Lembaga keuangan bukan bank yang mempunyai kegiatan utama menghimpun dana secara tidak langsung dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Dalam perkembangannya di masyarakat Leasing banyak digunakan. Leasing berperan penting dalam masyarakat terutama untuk masyarakat yang tidak mempunyai cukup kemampuan financial dalam memiliki barang – barang modal, tetapi dalam Leasing pihak yang diuntungkan adalah Lessor karena menggunakan Perjanjian Baku yang harus ditaati oleh Lessee, seringkali Lessor menggunakan Perjanjian tambahan yang untuk melindungi kepentingannya, perusahaan leasing biasanya mengambil jalan pintas dengan membuat surat perjanjian tambahan yang dipisahkan dari klausul baku (perjanjian, kontrak, akad kredit, dsb.) yang disepakati. Dalam perjanjian tambahan tersebut, biasanya tercantum pasal bahwa pengguna jasa bersedia menyerahkan kembali kendaraannya jika dalam waktu tertentu tidak bisa memenuhi kewajibannya membayar kredit DAFTAR PUSTAKA http://hukumperbankan.blogspot.com/2009/04/sejarah-leasing.html http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2011/12/07/berbicara-leasing/
  • 12. MAKALAH PERKEMBANGAN HUKUM PERIKATAN DILUAR KUHper (KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA) ( LEASING ) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Hukum Perikatan Oleh DAVID OLOAN PURBA (115010105111009) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
  • 13. UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS HUKUM MALANG