SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  10
ETIKA BISNIS
PERIKLANAN DAN ETIKA
Dosen Pengampu :
Erman Denny Arfianto, S.E., M.M.
Eisha Lataruva, SE.,MM
Disusun Oleh :
Sopyan 12010110120015
Alifia Palokoto 12010110120062
Dito Surya Wijaya 12010110120130
Gilang Prasidya Jati 12010110130184
Yesica Yulian Adicondro 12010111130160
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012/2013
A.LATAR BELAKANG
Latar belakang dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai kewajiban kami pada
mata kuliah etika bisnis dan sebagai bentuk pembelajaran bagi mahasiswa untuk menambah
pengetahuan mengenai topik ini. Objek yang disajikan sudah jelas adalah mengenai kasus –
kasus periklanan dan etika yang merupakan bagian dari permasalahan dalam etika bisnis
diantara pelaku bisnis. Cara pengumpulan data yang penulis pakai adalah mengumpulkan
data – data dari buku acuan dan sumber-sumber dari website-website yang ada di internet dan
tentunya berhubungan dengan objek yang dipilih.
B.CONTOH KASUS
Contoh yang kami ambil adalah mengenai kasus –kasus masalah etika bisnis menyangkut
periklanan yaitu : Persaingan yang dilakukan antar operator seluler Kartu As (Simpati) dan
XL dan juga Manipulasi yang dilakukan oleh beberapa produk kecantikan.
PERSAINGAN YANG DILAKUKAN ANTAR OPERATOR SELULAR KARTU AS
(SIMPATI) DAN XL
Beberapa tahun lalu, sebuah iklan Kartu AS yang diiklankan oleh Sule di televisi. Dalam
iklan tersebut, ia tampil seolah-olah sedang diwawancarai oleh wartawan. Kemudian ia
selanjutnya berkomentar, ”Saya kapok dibohongin sama anak kecil,” ujar Sule yang disambut
dengan tertawa para wartawan, dalam penampilan iklannya.
Padahal dalam iklan yang memakai Sule sebagai model langsung teringat iklan Kartu XL
yang juga dibintangi Sule juga bersama Baim dan Putri Titian. Terjadilah dialog antara Sule
dan Baim. “Gimana Im, Om Sule ganteng khan?” tanya Sule. “Jelek!” jawab Baim
memperlihatkan muka polosnya. Kemudian Sule memberikan dua buah makanan kepada
Baim dengan harapan Baim akan mengatakan ‘Sule ganteng’. Namun Baim masih menjawab
apa ada seperti jawaban sebelumnya. “Dari pertama, Om Sule itu jelek. Dari pertama kalau
Rp. 25,- XL, murahnya beneran.” jawab Baim lagi, dan seterusnya.
Satu orang muncul dalam dua penampilan iklan yang merupakan satu produk sejenis yang
saling bersaing, dalam waktu yang hampir bersamaan. Jeda waktu aku menonton penampilan
Sule dalam iklan di XL dan AS tidak terlalu jauh bahkan hanya dalam hitungan hari. Ada
sebagian orang yang berpendapat apa yang dilakukan oleh Sule tidak etis dalam dunia
periklanan. Mereka menyoroti peran Sule yang menjadi ‘kutu loncat’ ala tokoh parpol yang
secara cepat berpindah kepada pelaku iklan lain yang merupakan kompetitornya. Sebagian
lain berpendapat, sah-sah aja.
Namun pada prinsipnya, sebuah tayangan iklan di televisi (khususnya) harus patuh pada
aturan-aturan perundang-undangan yang bersifat mengikat serta taat dan tunduk pada tata
krama iklan yang sifatnya memang tidak mengikat. Beberapa peraturan perundang-undangan
yang menghimpun pengaturan dan peraturan tentang dunia iklan di Indonesia yang bersifat
mengikat antara lain adalah peraturan sebagai berikut:
• UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
• UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers
• UU No. 24 tahun 1997 tentang Penyiaran
• UU No. 7 tahun 1996
• PP No. 69 tahun 1999
• Kepmenkes No. (rancangan) tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia
• PP No. 81 tahun 1999 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan
• PP No.38 tahun 2000 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan.
• Kepmenkes No. 368/MEN.KES/SK/IV/1994 Tentang Pedoman Periklanan Obat
Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan, Rumah
Tangga, Makanan, dan Minuman.
Selain taat dan patuh pada aturan perundang-undangan di atas, pelaku iklan juga diminta
menghormati tata krama yang diatur dalam Etika Pariwara Indonesia (EPI). Ketaatan
terhadap EPI diamanahkan dalam ketentuan “Lembaga penyiaran wajib berpedoman pada
Etika Pariwara Indonesia.” (Pasal 29 ayat (1) Peraturan KPI tentang Pedoman Perilaku
Penyiaran).
Lembaga penyiaran dalam menyiarkan siaran iklan niaga dan siaran iklan layanan
masyarakat wajib mematuhi waktu siar dan persentase yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan. (Pasal 29 ayat (2) Peraturan KPI tentang Pedoman Perilaku Penyiaran).
Materi siaran iklan yang disiarkan melalui lembaga penyiaran wajib memenuhi persyaratan
yang dikeluarkan oleh KPI. (Pasal 46 ayat (4) UU Penyiaran).
Isi siaran dalam bentuk film dan/atau iklan wajib memperoleh tanda lulus sensor dari
lembaga yang berwenang. (Pasal 47 UU Penyiaran).
Pedoman perilaku penyiaran bagi penyelenggaraan siaran ditetapkan oleh KPI. (Pasal 48 ayat
(1) UU Penyiaran).
Siaran iklan adalah siaran informasi yang bersifat komersial dan layanan masyarakat tentang
tersedianya jasa, barang, dan gagasan yang dapat dimanfaatkan oleh khalayak dengan atau
tanpa imbalan kepada lembaga penyiaran yang bersangkutan. (Pasal 1 ayat (15) Peraturan
KPI tentang Pedoman Perilaku Penyiaran)
Siaran iklan niaga dilarang melakukan (Pasal 46 ayat (3) UU Penyiaran):
a. promosi yang dihubungkan dengan ajaran suatu agama, ideologi, pribadi dan/atau
kelompok, yang menyinggung perasaan dan/atau merendahkan martabat agama lain,
ideologi lain, pribadi lain, atau kelompok lain
b. promosi minuman keras atau sejenisnya dan bahan atau zat adiktif;
c. promosi rokok yang memperagakan wujud rokok;
d. hal-hal yang bertentangan dengan kesusilaan masyarakat dan nilai-nilai agama;
dan/atau
e. eksploitasi anak di bawah umur 18 (delapan belas) tahun.
Selanjutnya, mengenai pengaturan Etika Pariwara Indonesia (EPI). Intinya, mengenai kasus
Sule yang menjadi bintang iklan pada dua produk kompetitor, aku tidak melihatnya sebagai
sebuah pelanggaran kode etika pariwara Indonesia (EPI).
Namun demikian, yang patut dipersoalkan bukanlah pada peran Sule yang tampil di dua iklan
produk sejenis, tetapi pada materi iklan yang saling menyindir dan menjelekkan. Dalam salah
satu prinsip etika yang diatur di dalam EPI, terdapat sebuah prinsip bahwa “Iklan tidak boleh
merendahkan produk pesaing secara langsung maupun tidak langsung.”
Di sinilah yang sebenarnya patut dijadikan sebagai objek pembicaraan dan diskusi.
Sebagaimana banyak diketahui, iklan-iklan antar produk kartu seluler di Indonesia selama ini
kerap saling sindir dan merendahkan produk kompetitornya.
Contoh Perang Iklan XL vs Telkomsel di billboard Medan
Di dalam EPI juga diberikan beberapa prinsip tentang keterlibatan anak-anak di bawah umur
-apalagi Balita- seperti antara lain:
• Anak-anak tidak boleh digunakan untuk mengiklankan produk yang tidak
layak dikonsumsi oleh anak-anak, tanpa didampingi orang dewasa.
• Iklan tidak boleh memperlihatkan anak-anak dalam adegan adegan yang
berbahaya, menyesatkan atau tidak pantas dilakukan oleh anak-anak.
• Iklan tidak boleh menampilkan anak-anak sebagai penganjur bagi penggunaan
suatu produk yang bukan untuk anak-anak.
• Iklan tidak boleh menampilkan adegan yang mengeksploitasi daya rengek
(pester power) anak-anak dengan maksud memaksa para orang tua untuk
mengabulkan permintaan anakanak mereka akan produk terkait (lihat halaman
34 EPI).
1. Fungsi Periklanan
Iklan dilukiskan sebagai komunikasi antara produsen dan pasaran, antara penjual dan
calon pembeli. Dalam proses komunikasi tersebut iklan menyampaikan sebuah
‘pesan’. Dengan demikian kesan yang terlihat pada periklanan terutama bermaksud
memberi informasi yang tujuannya untuk memperkenalkan sebuah produk atau jasa.
Dalam periklanan dapat dibedakan dua fungsi : fungsi informatif dan fungsi persuasif.
Dunia bisnis sering berbicara tentang periklanan bahwa fungsinya yang utama adalah
menyediakan informasi. Sedangkan dalam dunia konsumen (khususnya mereka yang
lebih kritis) periklanan terutama dilihat sebagai usaha promosi. Namun pada
kenyataannya tidak ada iklan yang semata-mata persuasif. Tetapi ada iklan dimana
unsur informasi paling dominan, disamping iklan dimana unsur promosi paling
mencolok. Iklan tentang sebuah produk baru biasanya mempunyai unsur informasi
yang kuat.
Dalam iklan yang dilakukan oleh operator selular antara kartu As dan XL dapat
terlihat bahwa adanya model yang sama dalam dua iklan yang memiliki produk
berbeda. Pada iklan XL model yang digunakan adalah para selebritis yang sedang
naik daun dan salah satunya adalah pelawak Sule yang akhirnya ditarik oleh
manajemen Kartu As untuk menjadi model produknya. Dalam iklan Kartu As tersebut
Sule mengatakan bahwa dirinya telah kapok dibohongi anak kecil yang dalam iklan
kartu XL, Sule melakukan percakapan dengan selebriti kecil yang mengatakan bahwa
Kartu XL ‘beneran murahnya’. Maka para penikmat iklan yang juga calon konsumen
akan dengan mudah tertarik dengan iklan yang seolah-olah menyindir produk lain.
Dan karena model yang digunakan adalah pelawak, maka sebagian penonton
menganggap hal teresbut sebagai sesuatu yang menghibur.
Sehingga tercampurnya unsur informatif dan persuasif dalam periklanan membuat
penilaian etis terhadapnya menjadi lebih kompleks, karena sebagian penonton juga
akan berpendapat hal yang dilakukan dalam iklan tersebut etis atau tidak karena
menggunakan model yang sama dalam rentang waktu beberapa hari saja. Seandainya
iklan semata-mata informatif atau persuasif, tugas etika disini bisa menjadi lebih
mudah. Tapi pada kenyataanya tidak selalu demikian, dengan akibat bahwa etika
harus bernuansa dalam menghadapi aspek-aspek etis dari periklanan.
2. Periklanan dan Kebenaran
Kerap kali iklan terkesan suka membohongi, menyesatkan dan bahkan menipu publik.
Periklanan hampir apriori disamakan dengan tidak bisa dipercaya. Tentu saja,
pembohongan, penyesatan dan penipuan merupakan perbuatan yang – sekurang-
kurangnya prima facie – tidak etis. Berbohong dapat diartikan dengan mengatakan
sesuatu yang tidak benar, dan setidak-tidaknya ada dua unsur yang perlu ditambah.
Pertama, unsur kesengajaan. Berbohong selalu berimplikasi pengandaian bahwa si
pembicara sendiri tidak percaya akan kebenaran dari apa yang dikatakannya. Kedua,
supaya mengatakan sesuatu yang tidak benar bisa didefinisikan sebagai berbohong,
jika seseorang dengan sengaja mengatakan sesuatu yang tidak benar tetapi ia sama
sekali tidak bermaksud supaya orang lain percaya, ia tidak berbohong. Dan hal itu
dapat terjadi misalnya dengan orang bercanda. Dalam bersenda gurau, orang sering
mengatakan sesuatu yang tidak benar, bukan supaya orang lain percaya, melainkan
supaya meraka tertawa.
Jika kita ingin mengevaluasi moralitas periklanan, perlu diperhatikan secara khusus
unsur ‘maksud’ dalam perbuatan berbohong. Misalnya dalam kasus ‘perang’ operator
yang dibahas sebelumnya. Disaat model telah dikontrak oleh operator lain, ia berkata
pada pers di iklan tersebut bahwa telah kapok dengan produk di iklan sebelumnya,
dan hal tersebut disambut gelak tawa dari pers kemudian ditimpali dengan tawa
‘mengejek’ dari model.
Disamping itu iklan juga mempunyai unsur promosi. Iklan merayu konsumen dengan
mengiming-imingi calon pembeli. Karena itu bahasa iklan menggunakan retorika
tersendiri. Misalnya saja iklan operator Kartu As yang menggunakan ‘kalimat’ yang
akhirnya mampu diingat banyak orang, seperti “Kiimii” atau “Aku ngga punya
pulsaa” dengan nada yang khas atau operator XL yang saat ini sedang gencar-
gencarnya mempromosikan kalimat bernada humor seperti “Ciyus?” atau “Miapah?”.
Bahasa iklan yang seperti itu membuat penonton selalu teringat dan akhirnya
digunakan masyarakat sebagai bahasa yang mampu menghibur, dan hal tersebut
tentunya cukup menguntungkan operator kartu selular tersebut. Mengapa? Secara
tidak langsung, kalimat yang digunakan banyak orang tersebut setidaknya akan
mengingatkan mereka tentang darimana kalimat yang mereka ucapkan itu berasal,
kemudian mereka akan menemukan produk dengan ‘kalimat’ yang sering mereka
ucapkan.
3. Manipulasi dengan Periklanan
Manipulasi yang dimaksudkan disini adalah mempengaruhi kemauan orang lain
sedemikian rupa, sehingga ia menghendaki atau menginginkan sesuatu yang
sebenarnya tidak dipilih oleh orang itu sendiri. Karena dimanipulasi, seseorang
mengikuti motivasi yang tidak berasal dari dirinya sendiri, tapi ”ditanamkan” dalam
dirinya dari luar, tidak hanya dimanipulasi bahkan iklan dapat mempengaruhi
konsumen dengan memanfaatkan faktor-faktor psikologis seperti status, gengsi, seks.
Disini perilaku konsumen di pengaruhi tapi tidak dimanipulasi. Kebebasan konsumen
tidak dihilangkan, jarang terdapat masalah etis, lebih banyak bisa muncul masalah
selera rendah (bad taste). Misalnya saja kasus yang terjadi pada sejumlah produsen
kecantikan memanfaatkan wajah model ayu untuk iklan. Demi merangsang minat
konsumen, tak jarang mereka nekat melakukan manipulasi wajah sang model yang
seolah cantik sempurna berkat produk yang dipasarkan.
Seperti iklan NatureLuxe Mousse Mascara, yang mengklaim dapat melentikkan dan
menambah volume bulu mata hingga dua kali kondisi normal. Iklan itu menampilkan
model berparas ayu dengan penampilan bulu mata sesuai klaim. Mereka yang melihat
iklan tersebut mungkin akan mengira penampilan mata sang model berkat NatureLuxe
Mousse Mascara. Nyatanya, di sisi bawah iklan tersebut tertera pernyataan dalam
boks kecil bahwa bulu mata sang model yang tercipta dalam gambar hasil permainan
digital Photoshop.
Kemudian iklan krim antipenuaan Lancome yang dibintangi Julia Roberts dan iklan
krim penutup noda Maybelline dengan model Christy Turlington. Produsen yang
bernaung di bawah nama besar L'Oreal itu menampilan wajah 'palsu' Julia Roberts
dalam iklan dua halaman di sejumlah majalah. Tim iklan nekat melakukan koreksi
digital sedemikian rupa untuk menghilangkan keriput, yang sebenarnya tampak nyata
di wajah sang bintang. Sementara tim iklan Maybelline sengaja melakukan
manipulasi dengan menyekat-nyekat bagian wajah sang bintang dengan maksud
menunjukkan perbandingan antara bagian yang memakai dan tidak memakai produk
itu. Bagian yang memakai produk dibuat mulus, sedangkan yang tidak memakai
terlihat keriput.
Melihat hal tersebut Menteri Kesetaraan Inggris, Lynne Featherstone, meminta
produsen untuk jujur dalam mengiklankan produknya. Maka dalam kasus ini dapat
terlihat bahwa produsen memanfaatkan teknologi yang ada untuk memanipulasi dan
mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produk yang diiklankan. Namun dalam
hal ini bukanlah masalah selera yang telah dijelaskan sebelumnya, namun lebih
kepada perilaku menyimpang yang dilakukan produsen yang cenderung tidak
mencermikan realitas dan kejujuran.
4. Pengontrolan terhadap Iklan
Karena kemungkinan dipermainkannya kebenaran dan terjadinya manipulasi
merupakan hal-hal rawan dalam bisnis periklanan, perlulah adanya kontrol tepat yang
dapat mengimbangi kerawanan tersebut.
a. Kontrol oleh pemerintah
Seperti yang dilakukan oleh Menteri Kesetaraan Inggris pada produk
kecantikan yang beredar di negaranya dimana antara model yang digunakan
pada iklan tersebut kurang sesuai dengan wajah aslinya. Dan di Indonesia
sendiri beberapa Undang-Undang telah ditetapkan untuk melindungi
konsumen terhadap beberapa produk yang menyalahi aturan, diantaranya telah
terdapat iklan tentang makanan dan obat yang diawasi oleh Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan (POM) dari Departemen Kesehatan.
b. Kontrol oleh para pengiklan
Cara paling ampuh untuk menanggulangi masalah etis tentang periklanan
adalah pengaturan diri (self-regulation) oleh dunia periklanan yang biasanya
hal tersebut dilakukan dengan menyusun sebuah kode etik, sejumlah norma
dan pedoman yang disetujui oleh profesi periklanan itu sendiri, khususnya
oleh asosiasi biro-biro periklanan. Di Indonesia sendiri terdapat Tata krama
dan tata cara periklanan Indonesia yang disempurnakan (1996) yang
dikeluarkan oleh AMLI (Asosiasi Perusahaan Media Luar Ruang Indonesia),
ASPINDO (Asosiasi Pemrakarsa dan Penyantun Iklan Indonesia), ASPINDO
(Asosiasi Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia), GPBSI (Gabungan
Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia), PPPI (Persatuan Perusahaan
Periklanan Indonesia), PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional
Indonesia), SPS (Serikat Penerbit Surat Kabar) dan Yayasan TVRI (Yayasan
Televisi Republik Indonesia). Sedang di Amerika terdapat National
Advertising Review Board (NARB) yang disponsori oleh American
Association of Advertising Agencies, American Advertising Federation,
Association of National Advertisers, dan Council of Better Bussines Bureaus.
Tujuannya adalah pengaturan diri oleh para pengiklan. NARB ini menyelidiki
semua keluhan tentang periklanan dan memberitahukan hasilnya kepada
instansi yang mengajukan keluhannya, dan kegiatan ini diumumkan juga
setiap bulan melalui sebuah press release.
c. Kontrol oleh masyarakat
Masyarakat luas tentu harus ikut serta dalam mengawasi mutu etis periklanan.
Dalam hal ini suatu cara yang terbukti membawa banyak hasil dalam
menetralisasiefek-efek negatif dari periklanan adalah mendukung dan
menggalakkan lembaga-lembaga konsumen, diantaranya yang terdapat di
Indonesia (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia di Jakarta dan kemudian
Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen di Semarang).
Selain menjaga agar periklanan tidak menyalahi batas-batas etika melalui
pengontrolan terhadap iklan-iklan dalam media massa, ada juga cara lebih
positif untuk meningkatkan mutu etis dari iklan dengan memberikan
penghargaan kepada iklan yang dinilai paling baik. Penghargaan untuk iklan
tersebut bisa diberikan oleh instansi pemerintah, Lembaga Swadaya
Masyarakat, sebuah majalah, atau lain-lain. Di Indonesia sendiri kita
mempunyai Citra Adhi Pariwara yang setiap tahun dikeluarkan oleh
“Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia”. Dan apresiasi tersebut dapat
memberikan pengaruh positif terhadap perusahaan lain untuk dapat berkreasi
secara lebih baik.
5. Penilaian Etis terhadap Iklan
Suatu penilaian yang diberikan terhadap adanya iklan tidak lepas dari pemikiran
moral. Dalam hal ini prinsip-prinsip etis ternyata tidak cukup untuk umenilai
moralitas sebuah iklan karena didalam penerapannya banyak faktor lain yang ikut
berperan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Maksud si pengiklan
Jika maksud si pengiklan tidak baik, dengan sendirinya moralitas iklan tersebut
menjadi tidak baik juga. Dalam kasus iklan operator seluler, penonton dapat
menarik kesimpulan dari iklan tersebut bahwa Sule selaku model dalam iklan
sebelumnya merasa kapok atau mungkin tidak puas dengan fitur-fitur yang ada di
produk sebelumnya, kemudian ia berpindah ke produk sekarang yang menurutnya
jauh lebih memuaskan. Sehingga maksud dari pengiklan dapat diterima dengan
jelas oleh para penonton walau dengan pengangkapan yang berbeda, karena
sebagian penonton akan berpikir bahwa produk yang baru dengan model Sule
bermaksut untuk menjatuhkan produk sebelumnya.
2. Isi iklan
Isi iklan harus benar dan tidak boleh mengandung unsur yang menyesatkan, dan
tidak bermoral. Dalam persaingan yang dilakukan antar operator seluler Kartu As
(Simpati) dan XL, sebagian besar penonton akan menganggap hal tersebut sebagai
sebuah lelucon karena model utamanya merupakan seorang pelawak, sehingga isi
dari iklan tersebut akan mudah ditangkat. Begitu pula dengan manipulasi yang
dilakukan oleh beberapa produk kecantikan, terlihat bahwa hal tersebut dapat
mempengaruhi pemikiran penonton karena model yang ditampilkan terlihat
‘sempurna’ dengan produk dan perlengkapan make up yang digunakan dari
produk yang diiklankan.
3. Keadaan publik yang tertuju
Secara umum bisa dikatakan bahwa periklanan mempunyai potensi besar untuk
mengipas-ngipas kecemburuan sosial dalam masyarakat dengan memamerkan
sikap konsumerisme dan hedonisme dari suatu elite kecil. Hal ini merupakan
aspek etis yang sangat penting, terutama dalam masyarakat yang ditandai
kesenjangan sosial yang besar seperti Indonesia. Keuntungan perusahaan menjadi
tujuan utama bagi para pengiklan untuk melalukan promosi, namun di sisi lain
televisi sebagai media utama yang banyak digunakan para pengiklan adalah media
yang tidak gampang dikendalikan dari luar, ditambah dengan adanya televisi dan
parabola. Mungkin tidak realistis juga untuk mengharapkan bisa melarang
periklanan di TV secara total. Tetapi bahaya ditingkatkannya kecemburuan sosial
tidak pernah boleh dilupakan. Hal ini ternyata seringkali masih kurang disadari
oleh televisi swasta.
4. Kebiasaan di bidang periklanan
Periklanan selalu dipraktekkan dalam rangka suatu tradisi. Dalam tradisi tersebut
orang telah terbiasa dengan cara tertentu disajikannya iklan. Sudah ada aturan
main yang disepakati secara implisit atau eksplisit dan yang seringkali tidak dapat
dipisahkan dari etis yang menandai masyarakat tersebut. Misalnya saja yang
terjadi di Indonesia sekarang suatu iklan dinilai biasa saja sedang tiga puluh tahun
lalu pasti masih mengakibatkan banyak orang mengernyitkan alisnya. Dalam
refleksi etika tentang periklanan rupanya tidak mungkin dihindarkan suatu nada
relativistis.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian mengenai maslah periklanan dan etika bisnis, dapat penulis kemukakan
beberapa kesimpulan yakni :
1. Hubungan antara etika dan periklanan sangat erat kaitannya dengan pola kebiasaan
masyarakat yang terpengaruh dari macam periklanan yang disajikan.
2. periklanan merupakan pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa
yang dijual, dipasang di dalam media massa (surat kabar atau majalah) atau
ditempat umum.
3. Periklanan dan Etika Bisnis merupakan penerapan prinsip-prinsip etika yang umum
pada suatu wilayah perilaku manusia yang khusus, yaitu kegiatan ekonomi dan
bisnis, terutama yang diterapkan pada media periklanan.
4. Di Indonesia khususnya terdapat permasalahan-permasalahan dalam dunia
periklanan terutama menyangkut iklan yang tidak mendidik, iklan yang cenderung
menyidir produk lain.
B. SARAN
Berdasarkan uraian mengenai periklanan dan etika bisnis dapat penulis kemukakan beberapa
saran antara lain sebagai berikut :
1. Sebaiknya pemerintah menerapkan peraturan atau perundangan yang secara tegas
mengatur segala yang berkaitan dengan etika dan periklanan
2. Produsen seharusnya tidak hanya memikirkan untuk mendapat keuntungan yang
maksimal tanpa melihat dari kepentingan produsen untuk mendapatkan sesuatu
yang lebih dari sekedar produk yang diiklankan.
3. Pemerintah serta masyarakat berperan aktif dalam menyaring serta sebagai kontrol
sosial bagi pengiklanan produk-produk yang menyimpang bahkan bila telah keluar
dari jalur etika yang semestinya.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian mengenai maslah periklanan dan etika bisnis, dapat penulis kemukakan
beberapa kesimpulan yakni :
1. Hubungan antara etika dan periklanan sangat erat kaitannya dengan pola kebiasaan
masyarakat yang terpengaruh dari macam periklanan yang disajikan.
2. periklanan merupakan pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa
yang dijual, dipasang di dalam media massa (surat kabar atau majalah) atau
ditempat umum.
3. Periklanan dan Etika Bisnis merupakan penerapan prinsip-prinsip etika yang umum
pada suatu wilayah perilaku manusia yang khusus, yaitu kegiatan ekonomi dan
bisnis, terutama yang diterapkan pada media periklanan.
4. Di Indonesia khususnya terdapat permasalahan-permasalahan dalam dunia
periklanan terutama menyangkut iklan yang tidak mendidik, iklan yang cenderung
menyidir produk lain.
B. SARAN
Berdasarkan uraian mengenai periklanan dan etika bisnis dapat penulis kemukakan beberapa
saran antara lain sebagai berikut :
1. Sebaiknya pemerintah menerapkan peraturan atau perundangan yang secara tegas
mengatur segala yang berkaitan dengan etika dan periklanan
2. Produsen seharusnya tidak hanya memikirkan untuk mendapat keuntungan yang
maksimal tanpa melihat dari kepentingan produsen untuk mendapatkan sesuatu
yang lebih dari sekedar produk yang diiklankan.
3. Pemerintah serta masyarakat berperan aktif dalam menyaring serta sebagai kontrol
sosial bagi pengiklanan produk-produk yang menyimpang bahkan bila telah keluar
dari jalur etika yang semestinya.

Contenu connexe

Tendances

Manajemen Sumber Daya Informasi
Manajemen Sumber Daya InformasiManajemen Sumber Daya Informasi
Manajemen Sumber Daya InformasiMaitsa Anggraini
 
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitianpycnat
 
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN SyaifLasvera Eroer
 
Perilaku konsumen prof ujang 12. lingkungan situasi konsumen
Perilaku konsumen prof ujang 12. lingkungan situasi konsumenPerilaku konsumen prof ujang 12. lingkungan situasi konsumen
Perilaku konsumen prof ujang 12. lingkungan situasi konsumenSEKOLAH BISNIS INDONESIA
 
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakatPengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakatfebastream
 
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanTugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanHartono Ikawy
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Lulu Wildatiumi
 
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT GaramStudi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garamsiti nurlaeli
 
Segmentasi Targetting Positioning Marketing
Segmentasi Targetting Positioning MarketingSegmentasi Targetting Positioning Marketing
Segmentasi Targetting Positioning MarketingMochamad Sirodjudin
 
Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi
Hambatan Dalam Komunikasi OrganisasiHambatan Dalam Komunikasi Organisasi
Hambatan Dalam Komunikasi OrganisasiLisa Ramadhanty
 
Pembahasan analisis perilaku konsumen
Pembahasan   analisis perilaku konsumenPembahasan   analisis perilaku konsumen
Pembahasan analisis perilaku konsumenAG Za Mo
 
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanPemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanTri Widodo W. UTOMO
 
Perilaku konsumen bab 1 & bab 2
Perilaku konsumen bab 1 & bab 2Perilaku konsumen bab 1 & bab 2
Perilaku konsumen bab 1 & bab 2Arini Nurmala Sari
 
Identitas sbg dimensi manajemen konflik
Identitas sbg dimensi manajemen konflikIdentitas sbg dimensi manajemen konflik
Identitas sbg dimensi manajemen konflikFrans Dione
 
Sumber sumber dana
Sumber sumber danaSumber sumber dana
Sumber sumber danagustiratna
 
Lingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnisLingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnisAsadCungkring97
 
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)Ibnu Kurniawan Soetomo
 

Tendances (20)

Manajemen Sumber Daya Informasi
Manajemen Sumber Daya InformasiManajemen Sumber Daya Informasi
Manajemen Sumber Daya Informasi
 
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
 
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
 
Pembelajaran konsumen
Pembelajaran konsumenPembelajaran konsumen
Pembelajaran konsumen
 
Perilaku konsumen prof ujang 12. lingkungan situasi konsumen
Perilaku konsumen prof ujang 12. lingkungan situasi konsumenPerilaku konsumen prof ujang 12. lingkungan situasi konsumen
Perilaku konsumen prof ujang 12. lingkungan situasi konsumen
 
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakatPengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
 
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanTugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
 
Teori teori periklanan
Teori teori periklananTeori teori periklanan
Teori teori periklanan
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
 
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT GaramStudi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
 
Segmentasi Targetting Positioning Marketing
Segmentasi Targetting Positioning MarketingSegmentasi Targetting Positioning Marketing
Segmentasi Targetting Positioning Marketing
 
Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi
Hambatan Dalam Komunikasi OrganisasiHambatan Dalam Komunikasi Organisasi
Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi
 
Pembahasan analisis perilaku konsumen
Pembahasan   analisis perilaku konsumenPembahasan   analisis perilaku konsumen
Pembahasan analisis perilaku konsumen
 
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanPemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
 
Perilaku konsumen bab 1 & bab 2
Perilaku konsumen bab 1 & bab 2Perilaku konsumen bab 1 & bab 2
Perilaku konsumen bab 1 & bab 2
 
Identitas sbg dimensi manajemen konflik
Identitas sbg dimensi manajemen konflikIdentitas sbg dimensi manajemen konflik
Identitas sbg dimensi manajemen konflik
 
Sumber sumber dana
Sumber sumber danaSumber sumber dana
Sumber sumber dana
 
Market Analysis
Market AnalysisMarket Analysis
Market Analysis
 
Lingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnisLingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnis
 
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
 

Similaire à Periklanan dan iklan

Iklan dan dimensi etikanya
Iklan dan dimensi etikanyaIklan dan dimensi etikanya
Iklan dan dimensi etikanyaRisma Martha
 
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...Royhan Jamaan
 
Norma dan Etika Dalam Pemasaran, Produksi, Manajemen Sumber Daya Manusia dan ...
Norma dan Etika Dalam Pemasaran, Produksi, Manajemen Sumber Daya Manusia dan ...Norma dan Etika Dalam Pemasaran, Produksi, Manajemen Sumber Daya Manusia dan ...
Norma dan Etika Dalam Pemasaran, Produksi, Manajemen Sumber Daya Manusia dan ...celinatavi
 
5, be & gg, umi lestari,hapzi ali,marketing ethics, universitas mercubuan...
5, be & gg, umi lestari,hapzi ali,marketing ethics, universitas mercubuan...5, be & gg, umi lestari,hapzi ali,marketing ethics, universitas mercubuan...
5, be & gg, umi lestari,hapzi ali,marketing ethics, universitas mercubuan...umilestari9
 
Pelanggaran etika dan_regulasi_dalam_per
Pelanggaran etika dan_regulasi_dalam_perPelanggaran etika dan_regulasi_dalam_per
Pelanggaran etika dan_regulasi_dalam_perHasanulArif1
 
4, be gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, marketing ethics, universitas me...
4, be  gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, marketing ethics, universitas me...4, be  gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, marketing ethics, universitas me...
4, be gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, marketing ethics, universitas me...Adi Novian Prihantoro
 
4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...
4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...
4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...MaksiPrimaDewi
 
5, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Marketing Ethics, Universitas Mercu Buana, 2...
5, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Marketing Ethics, Universitas Mercu Buana, 2...5, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Marketing Ethics, Universitas Mercu Buana, 2...
5, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Marketing Ethics, Universitas Mercu Buana, 2...SukrasnoSukrasno
 
Manajemen Periklanan full
Manajemen Periklanan fullManajemen Periklanan full
Manajemen Periklanan fullAngel Purwanti
 
5, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, marketing ethic, universitas ...
5, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, marketing ethic, universitas ...5, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, marketing ethic, universitas ...
5, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, marketing ethic, universitas ...Imam Arifin
 
Tugas PKO Siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) Bab 19
Tugas PKO Siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) Bab 19Tugas PKO Siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) Bab 19
Tugas PKO Siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) Bab 19retnoduwi
 
Tugas PKO siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) bab 19
Tugas PKO siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) bab 19Tugas PKO siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) bab 19
Tugas PKO siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) bab 19retnoduwi
 
Analisis iklan sampoerna hijau versi es kacang ijo
Analisis iklan sampoerna hijau versi es kacang ijoAnalisis iklan sampoerna hijau versi es kacang ijo
Analisis iklan sampoerna hijau versi es kacang ijoToto Haryadi
 

Similaire à Periklanan dan iklan (20)

Ringkasan presentasi klmpk 5
Ringkasan presentasi klmpk 5Ringkasan presentasi klmpk 5
Ringkasan presentasi klmpk 5
 
Iklan dan dimensi etikanya
Iklan dan dimensi etikanyaIklan dan dimensi etikanya
Iklan dan dimensi etikanya
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...
 
Norma dan Etika Dalam Pemasaran, Produksi, Manajemen Sumber Daya Manusia dan ...
Norma dan Etika Dalam Pemasaran, Produksi, Manajemen Sumber Daya Manusia dan ...Norma dan Etika Dalam Pemasaran, Produksi, Manajemen Sumber Daya Manusia dan ...
Norma dan Etika Dalam Pemasaran, Produksi, Manajemen Sumber Daya Manusia dan ...
 
5, be & gg, umi lestari,hapzi ali,marketing ethics, universitas mercubuan...
5, be & gg, umi lestari,hapzi ali,marketing ethics, universitas mercubuan...5, be & gg, umi lestari,hapzi ali,marketing ethics, universitas mercubuan...
5, be & gg, umi lestari,hapzi ali,marketing ethics, universitas mercubuan...
 
Riset pemasaran
Riset pemasaran Riset pemasaran
Riset pemasaran
 
Pelanggaran etika dan_regulasi_dalam_per
Pelanggaran etika dan_regulasi_dalam_perPelanggaran etika dan_regulasi_dalam_per
Pelanggaran etika dan_regulasi_dalam_per
 
Iklan dan dimensi etisnya
Iklan dan dimensi etisnyaIklan dan dimensi etisnya
Iklan dan dimensi etisnya
 
4, be gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, marketing ethics, universitas me...
4, be  gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, marketing ethics, universitas me...4, be  gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, marketing ethics, universitas me...
4, be gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, marketing ethics, universitas me...
 
4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...
4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...
4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...
 
Tugas Etika Bisnis.pptx
Tugas Etika Bisnis.pptxTugas Etika Bisnis.pptx
Tugas Etika Bisnis.pptx
 
Etika Pada Periklanan
Etika Pada PeriklananEtika Pada Periklanan
Etika Pada Periklanan
 
5, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Marketing Ethics, Universitas Mercu Buana, 2...
5, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Marketing Ethics, Universitas Mercu Buana, 2...5, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Marketing Ethics, Universitas Mercu Buana, 2...
5, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Marketing Ethics, Universitas Mercu Buana, 2...
 
Manajemen Periklanan full
Manajemen Periklanan fullManajemen Periklanan full
Manajemen Periklanan full
 
5, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, marketing ethic, universitas ...
5, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, marketing ethic, universitas ...5, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, marketing ethic, universitas ...
5, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, marketing ethic, universitas ...
 
Bab ii new
Bab ii newBab ii new
Bab ii new
 
Tugas PKO Siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) Bab 19
Tugas PKO Siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) Bab 19Tugas PKO Siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) Bab 19
Tugas PKO Siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) Bab 19
 
Tugas PKO siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) bab 19
Tugas PKO siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) bab 19Tugas PKO siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) bab 19
Tugas PKO siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) bab 19
 
Analisis iklan sampoerna hijau versi es kacang ijo
Analisis iklan sampoerna hijau versi es kacang ijoAnalisis iklan sampoerna hijau versi es kacang ijo
Analisis iklan sampoerna hijau versi es kacang ijo
 

Plus de Yesica Adicondro

Konsep Balanced Score Card
Konsep Balanced Score Card Konsep Balanced Score Card
Konsep Balanced Score Card Yesica Adicondro
 
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriMakalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriYesica Adicondro
 
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriMakalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriYesica Adicondro
 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Yesica Adicondro
 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Yesica Adicondro
 
Makalah kelompok 3 gudang garam
Makalah kelompok 3 gudang garamMakalah kelompok 3 gudang garam
Makalah kelompok 3 gudang garamYesica Adicondro
 
Makalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang GaramMakalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang GaramYesica Adicondro
 
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPTMakalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPTYesica Adicondro
 
Makalah kelompok 2 garuda citilink
Makalah kelompok 2 garuda citilinkMakalah kelompok 2 garuda citilink
Makalah kelompok 2 garuda citilinkYesica Adicondro
 
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT Yesica Adicondro
 
Makalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi IndonesiaMakalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi IndonesiaYesica Adicondro
 
Business process reengineering PPT
Business process reengineering PPTBusiness process reengineering PPT
Business process reengineering PPTYesica Adicondro
 
Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah Yesica Adicondro
 
Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard Yesica Adicondro
 
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilinkAnalisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilinkYesica Adicondro
 

Plus de Yesica Adicondro (20)

Strategi Tata Letak
Strategi Tata LetakStrategi Tata Letak
Strategi Tata Letak
 
Konsep Balanced Score Card
Konsep Balanced Score Card Konsep Balanced Score Card
Konsep Balanced Score Card
 
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriMakalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
 
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriMakalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
 
Makalah kelompok 3 gudang garam
Makalah kelompok 3 gudang garamMakalah kelompok 3 gudang garam
Makalah kelompok 3 gudang garam
 
Makalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang GaramMakalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang Garam
 
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPTMakalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPT
 
Makalah kelompok 2 garuda citilink
Makalah kelompok 2 garuda citilinkMakalah kelompok 2 garuda citilink
Makalah kelompok 2 garuda citilink
 
Dmfi leaflet indonesian
Dmfi leaflet indonesianDmfi leaflet indonesian
Dmfi leaflet indonesian
 
Dmfi booklet indonesian
Dmfi booklet indonesian Dmfi booklet indonesian
Dmfi booklet indonesian
 
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
 
Makalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi IndonesiaMakalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi Indonesia
 
Business process reengineering PPT
Business process reengineering PPTBusiness process reengineering PPT
Business process reengineering PPT
 
Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah
 
PPT Balanced Scorecard
PPT Balanced Scorecard PPT Balanced Scorecard
PPT Balanced Scorecard
 
Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard
 
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilinkAnalisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilink
 
analisis PPT PT Japfa
analisis PPT PT Japfaanalisis PPT PT Japfa
analisis PPT PT Japfa
 

Dernier

CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solojasa marketing online
 
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNajlaNazhira
 
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptxPERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptxinichaneldhea
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptxlulustugasakhirkulia
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
Brand Story Management untuk Business Marketing
Brand Story Management untuk Business MarketingBrand Story Management untuk Business Marketing
Brand Story Management untuk Business Marketingsulhanpolisma
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxItaaNurlianaSiregar
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...FORTRESS
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1alvinjasindo
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkajaunikbetslotbankmaybank
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxFORTRESS
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesialangkahgontay88
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANdewihartinah
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUsayangkamuu240203
 
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita taniAdministrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tanikwtkelurahanmekarsar
 
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf manManajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf manrasyidakhdaniyal10
 

Dernier (20)

CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
 
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
 
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptxPERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
Brand Story Management untuk Business Marketing
Brand Story Management untuk Business MarketingBrand Story Management untuk Business Marketing
Brand Story Management untuk Business Marketing
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
 
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
 
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita taniAdministrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
 
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf manManajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
 

Periklanan dan iklan

  • 1. ETIKA BISNIS PERIKLANAN DAN ETIKA Dosen Pengampu : Erman Denny Arfianto, S.E., M.M. Eisha Lataruva, SE.,MM Disusun Oleh : Sopyan 12010110120015 Alifia Palokoto 12010110120062 Dito Surya Wijaya 12010110120130 Gilang Prasidya Jati 12010110130184 Yesica Yulian Adicondro 12010111130160 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012/2013
  • 2. A.LATAR BELAKANG Latar belakang dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai kewajiban kami pada mata kuliah etika bisnis dan sebagai bentuk pembelajaran bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan mengenai topik ini. Objek yang disajikan sudah jelas adalah mengenai kasus – kasus periklanan dan etika yang merupakan bagian dari permasalahan dalam etika bisnis diantara pelaku bisnis. Cara pengumpulan data yang penulis pakai adalah mengumpulkan data – data dari buku acuan dan sumber-sumber dari website-website yang ada di internet dan tentunya berhubungan dengan objek yang dipilih. B.CONTOH KASUS Contoh yang kami ambil adalah mengenai kasus –kasus masalah etika bisnis menyangkut periklanan yaitu : Persaingan yang dilakukan antar operator seluler Kartu As (Simpati) dan XL dan juga Manipulasi yang dilakukan oleh beberapa produk kecantikan. PERSAINGAN YANG DILAKUKAN ANTAR OPERATOR SELULAR KARTU AS (SIMPATI) DAN XL Beberapa tahun lalu, sebuah iklan Kartu AS yang diiklankan oleh Sule di televisi. Dalam iklan tersebut, ia tampil seolah-olah sedang diwawancarai oleh wartawan. Kemudian ia selanjutnya berkomentar, ”Saya kapok dibohongin sama anak kecil,” ujar Sule yang disambut dengan tertawa para wartawan, dalam penampilan iklannya. Padahal dalam iklan yang memakai Sule sebagai model langsung teringat iklan Kartu XL yang juga dibintangi Sule juga bersama Baim dan Putri Titian. Terjadilah dialog antara Sule dan Baim. “Gimana Im, Om Sule ganteng khan?” tanya Sule. “Jelek!” jawab Baim memperlihatkan muka polosnya. Kemudian Sule memberikan dua buah makanan kepada Baim dengan harapan Baim akan mengatakan ‘Sule ganteng’. Namun Baim masih menjawab apa ada seperti jawaban sebelumnya. “Dari pertama, Om Sule itu jelek. Dari pertama kalau Rp. 25,- XL, murahnya beneran.” jawab Baim lagi, dan seterusnya. Satu orang muncul dalam dua penampilan iklan yang merupakan satu produk sejenis yang saling bersaing, dalam waktu yang hampir bersamaan. Jeda waktu aku menonton penampilan Sule dalam iklan di XL dan AS tidak terlalu jauh bahkan hanya dalam hitungan hari. Ada sebagian orang yang berpendapat apa yang dilakukan oleh Sule tidak etis dalam dunia periklanan. Mereka menyoroti peran Sule yang menjadi ‘kutu loncat’ ala tokoh parpol yang secara cepat berpindah kepada pelaku iklan lain yang merupakan kompetitornya. Sebagian lain berpendapat, sah-sah aja. Namun pada prinsipnya, sebuah tayangan iklan di televisi (khususnya) harus patuh pada aturan-aturan perundang-undangan yang bersifat mengikat serta taat dan tunduk pada tata krama iklan yang sifatnya memang tidak mengikat. Beberapa peraturan perundang-undangan yang menghimpun pengaturan dan peraturan tentang dunia iklan di Indonesia yang bersifat mengikat antara lain adalah peraturan sebagai berikut: • UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen • UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers • UU No. 24 tahun 1997 tentang Penyiaran • UU No. 7 tahun 1996 • PP No. 69 tahun 1999
  • 3. • Kepmenkes No. (rancangan) tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia • PP No. 81 tahun 1999 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan • PP No.38 tahun 2000 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan. • Kepmenkes No. 368/MEN.KES/SK/IV/1994 Tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan, Rumah Tangga, Makanan, dan Minuman. Selain taat dan patuh pada aturan perundang-undangan di atas, pelaku iklan juga diminta menghormati tata krama yang diatur dalam Etika Pariwara Indonesia (EPI). Ketaatan terhadap EPI diamanahkan dalam ketentuan “Lembaga penyiaran wajib berpedoman pada Etika Pariwara Indonesia.” (Pasal 29 ayat (1) Peraturan KPI tentang Pedoman Perilaku Penyiaran). Lembaga penyiaran dalam menyiarkan siaran iklan niaga dan siaran iklan layanan masyarakat wajib mematuhi waktu siar dan persentase yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. (Pasal 29 ayat (2) Peraturan KPI tentang Pedoman Perilaku Penyiaran). Materi siaran iklan yang disiarkan melalui lembaga penyiaran wajib memenuhi persyaratan yang dikeluarkan oleh KPI. (Pasal 46 ayat (4) UU Penyiaran). Isi siaran dalam bentuk film dan/atau iklan wajib memperoleh tanda lulus sensor dari lembaga yang berwenang. (Pasal 47 UU Penyiaran). Pedoman perilaku penyiaran bagi penyelenggaraan siaran ditetapkan oleh KPI. (Pasal 48 ayat (1) UU Penyiaran). Siaran iklan adalah siaran informasi yang bersifat komersial dan layanan masyarakat tentang tersedianya jasa, barang, dan gagasan yang dapat dimanfaatkan oleh khalayak dengan atau tanpa imbalan kepada lembaga penyiaran yang bersangkutan. (Pasal 1 ayat (15) Peraturan KPI tentang Pedoman Perilaku Penyiaran) Siaran iklan niaga dilarang melakukan (Pasal 46 ayat (3) UU Penyiaran): a. promosi yang dihubungkan dengan ajaran suatu agama, ideologi, pribadi dan/atau kelompok, yang menyinggung perasaan dan/atau merendahkan martabat agama lain, ideologi lain, pribadi lain, atau kelompok lain b. promosi minuman keras atau sejenisnya dan bahan atau zat adiktif; c. promosi rokok yang memperagakan wujud rokok; d. hal-hal yang bertentangan dengan kesusilaan masyarakat dan nilai-nilai agama; dan/atau e. eksploitasi anak di bawah umur 18 (delapan belas) tahun. Selanjutnya, mengenai pengaturan Etika Pariwara Indonesia (EPI). Intinya, mengenai kasus Sule yang menjadi bintang iklan pada dua produk kompetitor, aku tidak melihatnya sebagai sebuah pelanggaran kode etika pariwara Indonesia (EPI). Namun demikian, yang patut dipersoalkan bukanlah pada peran Sule yang tampil di dua iklan produk sejenis, tetapi pada materi iklan yang saling menyindir dan menjelekkan. Dalam salah satu prinsip etika yang diatur di dalam EPI, terdapat sebuah prinsip bahwa “Iklan tidak boleh merendahkan produk pesaing secara langsung maupun tidak langsung.”
  • 4. Di sinilah yang sebenarnya patut dijadikan sebagai objek pembicaraan dan diskusi. Sebagaimana banyak diketahui, iklan-iklan antar produk kartu seluler di Indonesia selama ini kerap saling sindir dan merendahkan produk kompetitornya. Contoh Perang Iklan XL vs Telkomsel di billboard Medan Di dalam EPI juga diberikan beberapa prinsip tentang keterlibatan anak-anak di bawah umur -apalagi Balita- seperti antara lain: • Anak-anak tidak boleh digunakan untuk mengiklankan produk yang tidak layak dikonsumsi oleh anak-anak, tanpa didampingi orang dewasa. • Iklan tidak boleh memperlihatkan anak-anak dalam adegan adegan yang berbahaya, menyesatkan atau tidak pantas dilakukan oleh anak-anak. • Iklan tidak boleh menampilkan anak-anak sebagai penganjur bagi penggunaan suatu produk yang bukan untuk anak-anak. • Iklan tidak boleh menampilkan adegan yang mengeksploitasi daya rengek (pester power) anak-anak dengan maksud memaksa para orang tua untuk mengabulkan permintaan anakanak mereka akan produk terkait (lihat halaman 34 EPI). 1. Fungsi Periklanan Iklan dilukiskan sebagai komunikasi antara produsen dan pasaran, antara penjual dan calon pembeli. Dalam proses komunikasi tersebut iklan menyampaikan sebuah ‘pesan’. Dengan demikian kesan yang terlihat pada periklanan terutama bermaksud memberi informasi yang tujuannya untuk memperkenalkan sebuah produk atau jasa. Dalam periklanan dapat dibedakan dua fungsi : fungsi informatif dan fungsi persuasif. Dunia bisnis sering berbicara tentang periklanan bahwa fungsinya yang utama adalah menyediakan informasi. Sedangkan dalam dunia konsumen (khususnya mereka yang lebih kritis) periklanan terutama dilihat sebagai usaha promosi. Namun pada kenyataannya tidak ada iklan yang semata-mata persuasif. Tetapi ada iklan dimana unsur informasi paling dominan, disamping iklan dimana unsur promosi paling mencolok. Iklan tentang sebuah produk baru biasanya mempunyai unsur informasi yang kuat. Dalam iklan yang dilakukan oleh operator selular antara kartu As dan XL dapat terlihat bahwa adanya model yang sama dalam dua iklan yang memiliki produk berbeda. Pada iklan XL model yang digunakan adalah para selebritis yang sedang naik daun dan salah satunya adalah pelawak Sule yang akhirnya ditarik oleh manajemen Kartu As untuk menjadi model produknya. Dalam iklan Kartu As tersebut Sule mengatakan bahwa dirinya telah kapok dibohongi anak kecil yang dalam iklan
  • 5. kartu XL, Sule melakukan percakapan dengan selebriti kecil yang mengatakan bahwa Kartu XL ‘beneran murahnya’. Maka para penikmat iklan yang juga calon konsumen akan dengan mudah tertarik dengan iklan yang seolah-olah menyindir produk lain. Dan karena model yang digunakan adalah pelawak, maka sebagian penonton menganggap hal teresbut sebagai sesuatu yang menghibur. Sehingga tercampurnya unsur informatif dan persuasif dalam periklanan membuat penilaian etis terhadapnya menjadi lebih kompleks, karena sebagian penonton juga akan berpendapat hal yang dilakukan dalam iklan tersebut etis atau tidak karena menggunakan model yang sama dalam rentang waktu beberapa hari saja. Seandainya iklan semata-mata informatif atau persuasif, tugas etika disini bisa menjadi lebih mudah. Tapi pada kenyataanya tidak selalu demikian, dengan akibat bahwa etika harus bernuansa dalam menghadapi aspek-aspek etis dari periklanan. 2. Periklanan dan Kebenaran Kerap kali iklan terkesan suka membohongi, menyesatkan dan bahkan menipu publik. Periklanan hampir apriori disamakan dengan tidak bisa dipercaya. Tentu saja, pembohongan, penyesatan dan penipuan merupakan perbuatan yang – sekurang- kurangnya prima facie – tidak etis. Berbohong dapat diartikan dengan mengatakan sesuatu yang tidak benar, dan setidak-tidaknya ada dua unsur yang perlu ditambah. Pertama, unsur kesengajaan. Berbohong selalu berimplikasi pengandaian bahwa si pembicara sendiri tidak percaya akan kebenaran dari apa yang dikatakannya. Kedua, supaya mengatakan sesuatu yang tidak benar bisa didefinisikan sebagai berbohong, jika seseorang dengan sengaja mengatakan sesuatu yang tidak benar tetapi ia sama sekali tidak bermaksud supaya orang lain percaya, ia tidak berbohong. Dan hal itu dapat terjadi misalnya dengan orang bercanda. Dalam bersenda gurau, orang sering mengatakan sesuatu yang tidak benar, bukan supaya orang lain percaya, melainkan supaya meraka tertawa. Jika kita ingin mengevaluasi moralitas periklanan, perlu diperhatikan secara khusus unsur ‘maksud’ dalam perbuatan berbohong. Misalnya dalam kasus ‘perang’ operator yang dibahas sebelumnya. Disaat model telah dikontrak oleh operator lain, ia berkata pada pers di iklan tersebut bahwa telah kapok dengan produk di iklan sebelumnya, dan hal tersebut disambut gelak tawa dari pers kemudian ditimpali dengan tawa ‘mengejek’ dari model. Disamping itu iklan juga mempunyai unsur promosi. Iklan merayu konsumen dengan mengiming-imingi calon pembeli. Karena itu bahasa iklan menggunakan retorika tersendiri. Misalnya saja iklan operator Kartu As yang menggunakan ‘kalimat’ yang akhirnya mampu diingat banyak orang, seperti “Kiimii” atau “Aku ngga punya pulsaa” dengan nada yang khas atau operator XL yang saat ini sedang gencar- gencarnya mempromosikan kalimat bernada humor seperti “Ciyus?” atau “Miapah?”. Bahasa iklan yang seperti itu membuat penonton selalu teringat dan akhirnya digunakan masyarakat sebagai bahasa yang mampu menghibur, dan hal tersebut tentunya cukup menguntungkan operator kartu selular tersebut. Mengapa? Secara tidak langsung, kalimat yang digunakan banyak orang tersebut setidaknya akan mengingatkan mereka tentang darimana kalimat yang mereka ucapkan itu berasal, kemudian mereka akan menemukan produk dengan ‘kalimat’ yang sering mereka ucapkan. 3. Manipulasi dengan Periklanan Manipulasi yang dimaksudkan disini adalah mempengaruhi kemauan orang lain sedemikian rupa, sehingga ia menghendaki atau menginginkan sesuatu yang sebenarnya tidak dipilih oleh orang itu sendiri. Karena dimanipulasi, seseorang
  • 6. mengikuti motivasi yang tidak berasal dari dirinya sendiri, tapi ”ditanamkan” dalam dirinya dari luar, tidak hanya dimanipulasi bahkan iklan dapat mempengaruhi konsumen dengan memanfaatkan faktor-faktor psikologis seperti status, gengsi, seks. Disini perilaku konsumen di pengaruhi tapi tidak dimanipulasi. Kebebasan konsumen tidak dihilangkan, jarang terdapat masalah etis, lebih banyak bisa muncul masalah selera rendah (bad taste). Misalnya saja kasus yang terjadi pada sejumlah produsen kecantikan memanfaatkan wajah model ayu untuk iklan. Demi merangsang minat konsumen, tak jarang mereka nekat melakukan manipulasi wajah sang model yang seolah cantik sempurna berkat produk yang dipasarkan. Seperti iklan NatureLuxe Mousse Mascara, yang mengklaim dapat melentikkan dan menambah volume bulu mata hingga dua kali kondisi normal. Iklan itu menampilkan model berparas ayu dengan penampilan bulu mata sesuai klaim. Mereka yang melihat iklan tersebut mungkin akan mengira penampilan mata sang model berkat NatureLuxe Mousse Mascara. Nyatanya, di sisi bawah iklan tersebut tertera pernyataan dalam boks kecil bahwa bulu mata sang model yang tercipta dalam gambar hasil permainan digital Photoshop. Kemudian iklan krim antipenuaan Lancome yang dibintangi Julia Roberts dan iklan krim penutup noda Maybelline dengan model Christy Turlington. Produsen yang bernaung di bawah nama besar L'Oreal itu menampilan wajah 'palsu' Julia Roberts dalam iklan dua halaman di sejumlah majalah. Tim iklan nekat melakukan koreksi digital sedemikian rupa untuk menghilangkan keriput, yang sebenarnya tampak nyata di wajah sang bintang. Sementara tim iklan Maybelline sengaja melakukan manipulasi dengan menyekat-nyekat bagian wajah sang bintang dengan maksud menunjukkan perbandingan antara bagian yang memakai dan tidak memakai produk itu. Bagian yang memakai produk dibuat mulus, sedangkan yang tidak memakai terlihat keriput. Melihat hal tersebut Menteri Kesetaraan Inggris, Lynne Featherstone, meminta produsen untuk jujur dalam mengiklankan produknya. Maka dalam kasus ini dapat terlihat bahwa produsen memanfaatkan teknologi yang ada untuk memanipulasi dan mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produk yang diiklankan. Namun dalam hal ini bukanlah masalah selera yang telah dijelaskan sebelumnya, namun lebih kepada perilaku menyimpang yang dilakukan produsen yang cenderung tidak mencermikan realitas dan kejujuran. 4. Pengontrolan terhadap Iklan Karena kemungkinan dipermainkannya kebenaran dan terjadinya manipulasi merupakan hal-hal rawan dalam bisnis periklanan, perlulah adanya kontrol tepat yang dapat mengimbangi kerawanan tersebut. a. Kontrol oleh pemerintah
  • 7. Seperti yang dilakukan oleh Menteri Kesetaraan Inggris pada produk kecantikan yang beredar di negaranya dimana antara model yang digunakan pada iklan tersebut kurang sesuai dengan wajah aslinya. Dan di Indonesia sendiri beberapa Undang-Undang telah ditetapkan untuk melindungi konsumen terhadap beberapa produk yang menyalahi aturan, diantaranya telah terdapat iklan tentang makanan dan obat yang diawasi oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (POM) dari Departemen Kesehatan. b. Kontrol oleh para pengiklan Cara paling ampuh untuk menanggulangi masalah etis tentang periklanan adalah pengaturan diri (self-regulation) oleh dunia periklanan yang biasanya hal tersebut dilakukan dengan menyusun sebuah kode etik, sejumlah norma dan pedoman yang disetujui oleh profesi periklanan itu sendiri, khususnya oleh asosiasi biro-biro periklanan. Di Indonesia sendiri terdapat Tata krama dan tata cara periklanan Indonesia yang disempurnakan (1996) yang dikeluarkan oleh AMLI (Asosiasi Perusahaan Media Luar Ruang Indonesia), ASPINDO (Asosiasi Pemrakarsa dan Penyantun Iklan Indonesia), ASPINDO (Asosiasi Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia), GPBSI (Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia), PPPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia), PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia), SPS (Serikat Penerbit Surat Kabar) dan Yayasan TVRI (Yayasan Televisi Republik Indonesia). Sedang di Amerika terdapat National Advertising Review Board (NARB) yang disponsori oleh American Association of Advertising Agencies, American Advertising Federation, Association of National Advertisers, dan Council of Better Bussines Bureaus. Tujuannya adalah pengaturan diri oleh para pengiklan. NARB ini menyelidiki semua keluhan tentang periklanan dan memberitahukan hasilnya kepada instansi yang mengajukan keluhannya, dan kegiatan ini diumumkan juga setiap bulan melalui sebuah press release. c. Kontrol oleh masyarakat Masyarakat luas tentu harus ikut serta dalam mengawasi mutu etis periklanan. Dalam hal ini suatu cara yang terbukti membawa banyak hasil dalam menetralisasiefek-efek negatif dari periklanan adalah mendukung dan menggalakkan lembaga-lembaga konsumen, diantaranya yang terdapat di Indonesia (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia di Jakarta dan kemudian Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen di Semarang). Selain menjaga agar periklanan tidak menyalahi batas-batas etika melalui pengontrolan terhadap iklan-iklan dalam media massa, ada juga cara lebih positif untuk meningkatkan mutu etis dari iklan dengan memberikan penghargaan kepada iklan yang dinilai paling baik. Penghargaan untuk iklan tersebut bisa diberikan oleh instansi pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, sebuah majalah, atau lain-lain. Di Indonesia sendiri kita mempunyai Citra Adhi Pariwara yang setiap tahun dikeluarkan oleh “Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia”. Dan apresiasi tersebut dapat memberikan pengaruh positif terhadap perusahaan lain untuk dapat berkreasi secara lebih baik. 5. Penilaian Etis terhadap Iklan
  • 8. Suatu penilaian yang diberikan terhadap adanya iklan tidak lepas dari pemikiran moral. Dalam hal ini prinsip-prinsip etis ternyata tidak cukup untuk umenilai moralitas sebuah iklan karena didalam penerapannya banyak faktor lain yang ikut berperan, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Maksud si pengiklan Jika maksud si pengiklan tidak baik, dengan sendirinya moralitas iklan tersebut menjadi tidak baik juga. Dalam kasus iklan operator seluler, penonton dapat menarik kesimpulan dari iklan tersebut bahwa Sule selaku model dalam iklan sebelumnya merasa kapok atau mungkin tidak puas dengan fitur-fitur yang ada di produk sebelumnya, kemudian ia berpindah ke produk sekarang yang menurutnya jauh lebih memuaskan. Sehingga maksud dari pengiklan dapat diterima dengan jelas oleh para penonton walau dengan pengangkapan yang berbeda, karena sebagian penonton akan berpikir bahwa produk yang baru dengan model Sule bermaksut untuk menjatuhkan produk sebelumnya. 2. Isi iklan Isi iklan harus benar dan tidak boleh mengandung unsur yang menyesatkan, dan tidak bermoral. Dalam persaingan yang dilakukan antar operator seluler Kartu As (Simpati) dan XL, sebagian besar penonton akan menganggap hal tersebut sebagai sebuah lelucon karena model utamanya merupakan seorang pelawak, sehingga isi dari iklan tersebut akan mudah ditangkat. Begitu pula dengan manipulasi yang dilakukan oleh beberapa produk kecantikan, terlihat bahwa hal tersebut dapat mempengaruhi pemikiran penonton karena model yang ditampilkan terlihat ‘sempurna’ dengan produk dan perlengkapan make up yang digunakan dari produk yang diiklankan. 3. Keadaan publik yang tertuju Secara umum bisa dikatakan bahwa periklanan mempunyai potensi besar untuk mengipas-ngipas kecemburuan sosial dalam masyarakat dengan memamerkan sikap konsumerisme dan hedonisme dari suatu elite kecil. Hal ini merupakan aspek etis yang sangat penting, terutama dalam masyarakat yang ditandai kesenjangan sosial yang besar seperti Indonesia. Keuntungan perusahaan menjadi tujuan utama bagi para pengiklan untuk melalukan promosi, namun di sisi lain televisi sebagai media utama yang banyak digunakan para pengiklan adalah media yang tidak gampang dikendalikan dari luar, ditambah dengan adanya televisi dan parabola. Mungkin tidak realistis juga untuk mengharapkan bisa melarang periklanan di TV secara total. Tetapi bahaya ditingkatkannya kecemburuan sosial tidak pernah boleh dilupakan. Hal ini ternyata seringkali masih kurang disadari oleh televisi swasta. 4. Kebiasaan di bidang periklanan Periklanan selalu dipraktekkan dalam rangka suatu tradisi. Dalam tradisi tersebut orang telah terbiasa dengan cara tertentu disajikannya iklan. Sudah ada aturan main yang disepakati secara implisit atau eksplisit dan yang seringkali tidak dapat dipisahkan dari etis yang menandai masyarakat tersebut. Misalnya saja yang terjadi di Indonesia sekarang suatu iklan dinilai biasa saja sedang tiga puluh tahun lalu pasti masih mengakibatkan banyak orang mengernyitkan alisnya. Dalam refleksi etika tentang periklanan rupanya tidak mungkin dihindarkan suatu nada relativistis.
  • 9. KESIMPULAN Berdasarkan uraian mengenai maslah periklanan dan etika bisnis, dapat penulis kemukakan beberapa kesimpulan yakni : 1. Hubungan antara etika dan periklanan sangat erat kaitannya dengan pola kebiasaan masyarakat yang terpengaruh dari macam periklanan yang disajikan. 2. periklanan merupakan pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa (surat kabar atau majalah) atau ditempat umum. 3. Periklanan dan Etika Bisnis merupakan penerapan prinsip-prinsip etika yang umum pada suatu wilayah perilaku manusia yang khusus, yaitu kegiatan ekonomi dan bisnis, terutama yang diterapkan pada media periklanan. 4. Di Indonesia khususnya terdapat permasalahan-permasalahan dalam dunia periklanan terutama menyangkut iklan yang tidak mendidik, iklan yang cenderung menyidir produk lain. B. SARAN Berdasarkan uraian mengenai periklanan dan etika bisnis dapat penulis kemukakan beberapa saran antara lain sebagai berikut : 1. Sebaiknya pemerintah menerapkan peraturan atau perundangan yang secara tegas mengatur segala yang berkaitan dengan etika dan periklanan 2. Produsen seharusnya tidak hanya memikirkan untuk mendapat keuntungan yang maksimal tanpa melihat dari kepentingan produsen untuk mendapatkan sesuatu yang lebih dari sekedar produk yang diiklankan. 3. Pemerintah serta masyarakat berperan aktif dalam menyaring serta sebagai kontrol sosial bagi pengiklanan produk-produk yang menyimpang bahkan bila telah keluar dari jalur etika yang semestinya.
  • 10. KESIMPULAN Berdasarkan uraian mengenai maslah periklanan dan etika bisnis, dapat penulis kemukakan beberapa kesimpulan yakni : 1. Hubungan antara etika dan periklanan sangat erat kaitannya dengan pola kebiasaan masyarakat yang terpengaruh dari macam periklanan yang disajikan. 2. periklanan merupakan pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa (surat kabar atau majalah) atau ditempat umum. 3. Periklanan dan Etika Bisnis merupakan penerapan prinsip-prinsip etika yang umum pada suatu wilayah perilaku manusia yang khusus, yaitu kegiatan ekonomi dan bisnis, terutama yang diterapkan pada media periklanan. 4. Di Indonesia khususnya terdapat permasalahan-permasalahan dalam dunia periklanan terutama menyangkut iklan yang tidak mendidik, iklan yang cenderung menyidir produk lain. B. SARAN Berdasarkan uraian mengenai periklanan dan etika bisnis dapat penulis kemukakan beberapa saran antara lain sebagai berikut : 1. Sebaiknya pemerintah menerapkan peraturan atau perundangan yang secara tegas mengatur segala yang berkaitan dengan etika dan periklanan 2. Produsen seharusnya tidak hanya memikirkan untuk mendapat keuntungan yang maksimal tanpa melihat dari kepentingan produsen untuk mendapatkan sesuatu yang lebih dari sekedar produk yang diiklankan. 3. Pemerintah serta masyarakat berperan aktif dalam menyaring serta sebagai kontrol sosial bagi pengiklanan produk-produk yang menyimpang bahkan bila telah keluar dari jalur etika yang semestinya.