SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  8
NAMA
NIM
M.K

: YOSI SRINITA
: 1205135729
: STRATEGI PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 METODE DRILL (LATIHAN)
Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa
yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan
mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga
antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha
melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut
respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.
Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan
ada yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan
begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar.
 Drill wajar digunakan untuk :
a. Kecakapan motoris, misalnya : menggunakan alat-alat (musik, olahraga, menari,
pertukangan dan sebagainya).
b. Kecakapan mental, misalnya: Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan
sebagainya.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan
dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan.
b. Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa
yang harus dikerjakan.
c. Lama laithan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.
d. Selingilah latihan agar tidak membosankan.
e. Perhatikan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara
kiasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula.
 Kelebihan metode pembelajaran Drill Practice adalah:
1.
Bahan yang diberikan secara teratur
2.
Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera diberlkan oleh guru
memungkinkan murid untuk segera melakukan perbaikan terhadap kesalahankesalahannya.
3.
Pengetahuan atau keterampilan siap yang telah terbentuk sewaktu-waktu dapat
dipergunakan dalam keperluan sehari-hari, baik untuk keperluan studi maupun untuk
bekal hidup di masyarakat kelak.
4.
5.
6.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Metode ini memungkinkan kesempatan untuk lebih memperdalam kemampuan secara
spesifik.
Dapat menambah kesiapan siswa dan meningkatkan kemampuan respon yang cepat.
Berbagai macam strategi dapat menambah dan meningkatkan kemampuan
 Kekurangan metode pembelajaran Drill Practice adalah :
Dapat membentuk kebiasaan yang kaku. Respon yang terbentuk secara otomatis akan
mempengaruhi tindakan yang bersifat irrasionil, rutine serta tidak menggunakan akal.
Menimbulkan adaptasi mekanis terhadap lingkungannya. Di dalam menghadapi
masalah, siswa menyelesaikan secara statis.
Menimbulkan verbalisme. Respons terhadap stimulus yang telah terbentuk dengan
latihan itu akan, berakibat kurang digunakannya rasio sehingga, inisiatif pun terhambat.
Latihan yang terlampau berat akan menimbulkan perasaan benci, baik kepada mata
pelajaran maupun kepada gurunya.
Menimbulkan kebosanan dan kejengkelan. Akhirnya anak enggan berlatih dan malas
atau mogok belajar.
Menghambat bakat dan inisiatif siswa., karena siswa lebih banyak dibawa kepada
penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.

2.2 METODE DISKUSI
Metode diskusi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau
menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Dalam kehidupan modern ini banyak
sekali masalah yang dihadapi oleh manusia; sedemikian kompleksnya masalah tersebut,
sehingga tak mungkin hanya dipecahkan dengan satu jawaban saja, melainkan harus
menggunakan segala pengetahuan yang kita miliki untuk mencari pemecahan yang terbaik.
Ada kemungkinan terdapat lebih dari satu jawaban yang benar sehingga kita harus
menemukan jawaban yang paling tepat diantara sekian banyak jawaban tersebut.
Kecakapan untuk rnemecahkan masalah tersebut dapat dipelajari. Untuk itu siswa
harus dilatih sejak kecil. Persoalan yang kompleks sering kita jumpai dalam kehidupan
bermasyarakat karenanya dibutuhkan pemecahan atas dasar kerjasama. Dalarn hal ini diskusi
merupakan jalan yang banyak membeni kemungkinan pemecahan terbaik. Selain membeni
kesempatan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, juga dalam
kehidupan yang demokratis, kita diajak untuk hidup bermusyawarah, mencari keputusan
keputusan atas dasar persetujuan bersama. Bagi anak-anak, latihan untuk peranan
kepemimpinan serta peranan peserta dalam kehidupan di masyarakat.
 Pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk metode diskusi:
a. Menguji kemungkinan jawaban yang dapat dipertahankan lebih dari sebuah.
b. Tidak menanyakan “manakah jawaban yang benar” tetapi lebih menekankan kepada
“mempertimbangkan dan membandingkan”.
Misalnya : Manakah kiranya yang paling baik, pemecahan mana yang mungkin lebih
berhasil, manakah yang akan lebth membenikan manfaat.
c. Menarik minat siswa dan sesuai dengan taraf kemampuannya.
 Bentuk-Bentuk Diskusi
1. The social problem meeting
Dalam bentuk diskusi ini, para siswa berbincang-bincang memecahkan masalah sosial di
kelas atau di sekolahnya dengan harapan, bahwa setiap siswa akan merasa terpanggil untuk
mempelajari dan bertingkah laku sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
2. The open-endet meeting
Para siswa berbincang-bincang mengenai masalah apa saja yang. berhubungan dengan
kehidupan mereka sehari, kehidupan mereka di sekolah, dengan segala sesuatu yang terjadi di
lingkungan di sekitar mereka.
3. The educational-diagnosis meeting
Para siswa berbincang-bincang mengenai pelajaran di kelas dengan maksud untuk saling
mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang telah diterimanya agar masing-masing
anggota memperoleh pemahaman yang lebih baik.
 Langkah-Langkah Diskusi
Metode diskusi dalam belajar memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan
seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya.
2. Dengan pimpinan guru, siswa membentuk kelompok diskusi, memilih pemimpin diskusi
(ketua, sekretaris/ pencatat, pelapor dan sebagainya (bila perlu), mengatur tempat duduk,
ruangan sarana dan sebagainya.
3. Para siswa berdiskusi di kelompoknya masing-masing sedangkan guru berkeliling dari
kelompok satu ke kelompok yang lain untuk menjaga serta memberi dorongan dan bantuan
sepenuhnya agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif supaya diskusi bejalan dengan
lancar.
4. Kemudian tiap kelompok diskusi melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil diskusi yang
dilaporkan ditanggapi oleh semua siswa (terutama bagi kelompok lain). Guru memberi ulasan
dan menjelaskan tahap-tahap laporan-laporan tersebut.
5. Para siswa mencatat hasil diskusi tersebut, dan para guru mengumpulkan hasil diskusi dari
tiap-tiap kelompok, sesudah siswanya mencatat untuk fail kelas.

 Peranan Guru Dalam Mempimpin Diskusi
Dalam proses diskusi, peranan guru sangat penting untuk memastikan diskusi berjalan
dengan baik. Berikut ini peranan guru dalam metode diskusi:
1. Penunjuk jalan
Guru memberikan petunjuk umum dalam diskusi untuk mencapai kemajuan di dalam
diskusi.. Guru merumuskan jalannya diskusi andaikata terjadi penyimpangan dari masalah.
Apabila guru mengalami dalam diskusi terjadi jawaban buntu, maka guru meluangkan jalan
bagi murid sehingga diskusi berjalan dengan lancar.
2. Pengatur lalu lintas
Guru mengajukan semua pertanyaan secara teratur untuk semua anggota diskusi, guru
menjaga agar semua anggota dapat berbicara bergiliran untuk ini biasanya diadakan urutanurutannya atau terjamin, guru menjaga supaya diskusi jangan hanya semata-mata dikuasai
oleh murid-murid yang gemar berbicara, guru terhadap murid yang pendiam dan pemalu guru
harus mendorongnya supaya ia berani mengeluarkan pendapatnya.
3. Diding penangkis
Guru atau pemimpin diskusi harus memantulkan semua pertanyaan yang diajukan
kepada semua pengikut diskusi. Dia tidak harus menjawab pertanyaan yang harus diberikan
kepadanya. Dia hanya boleh menjawab pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh pengikut
diskusi. Ini bertujuan agar semua pengikut diskusi dapat menjawabnya.
 Manfaat Metode Diskusi
Diskusi kelompok/kelas dapat memberikan sumbangan yang berharga terhadap belajar murid,
antara lain:
1. Membantu murid untuk tiba kepada pengambilan keputusan yang lebih baik
ketimbang ia memutuskan sendiri, karena terdapat berbagai sumbangan pikiran dari
peserta lainnya yang dikemukakan dari berbagai sudut pandangan.
2. Mereka tidak terjebak dengan jalan pikirannya sendiri yang kadangkadang salah.
3. Segala kegiatan belajar akan memperoleh dukungan bersama dari seluruh
kelompok/kelas hingga memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
4. Membantu mendekatkan atau mengeratkan hubungan antar kegiatan kelas dengan
tingkat perhatian dan derajat dari pada anggota kelas.
5. Apabila dilaksanakan dengan cermat, maka diskusi merupakan cara belajar yang
menyenangkan dan merangsang pengalaman, karena dapat merupakan pelepasan ideide dan pendalaman, wawasan mengenai sesuatu.
Menurut Subroto (2002: 185) ada beberapa keuntungan dan kelemahan metode diskusi antara
lain sebagai berikut:
 Keuntungan metode diskusi :
1. Metode diskusi melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar.
2. Setiap siswa dapat menguji pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masingmasing.
3. Metode diskusi dapat menumbuh dan mengembangkan cara berpikir dan sikap
ilmiah.
4. Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan
para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri.
5. Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap
demokratis para siswa.

 Kelemahan metode diskusi :
1. Suatu diskusi tidak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasil sebab
tergantung kepada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota-anggotanya.
2. Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah
dipelajari sebelumnya.
3. Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang menonjol.
4. Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, akan tetapi hanya hal-hal yang
bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
5. Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak. Siswa tidak boleh merasa
dikejar-kejar waktu.
6. Perasaan dibatasi waktu menimbulkan kedangkalan dalam diskusi sehingga hasilnya
tidak bermanfaat.
7. Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan pikiran
mereka maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalahnya.
8. Sering terjadi dalam diskusi murid kurang berani mengemukakan pendapatnya.
9. Jumlah siswa di dalam kelas yang terlalu besar akan mempengaruhi setiap siswa
untuk mengemukakan pendapatnya.

2.3 METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN RESITASI
Metode ini mengandung tiga unsur ialah:
o Pemberian tugas.
o Belajar.
o Resitasi.
Tugas, merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan. Pemberian tugas sebagai
suatu metode mengajar merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh guru kepada siswa untuk
mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pemberian tugas tersebut siswa belajar,
mengerjakan tugas. Dalam melaksanakan kegiatan belajar, siswa diharapkan memperoleh
suatu hasil ialah perubahan tingkah laku tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Tahap terakhir dan pemberian tugas ini adalah resitasi yang berarti melaporkan atau
menyajikan kembali tugas yang telah dikerjakan atau dipelajari.
Jadi metode pembenian tugas belajar dan resitasi atau biasanya disingkat metode
resitasi merupakan suatu metode mengajar dimana guru membenkan suatu tugas, kemudian
siswa harus mempertanggung jawabkan hasil tugas tersebut.
Resitasi sering disamakan dengan "home work" (pekerjaan rumah), padahal
sebenarnya berbeda. Pekerjaan rumah (PR) mempunyai pengertian yang lebih khusus, ialah
tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dikerjakan siswa di rumah. Sedangkan resitasi, tugas
yang dibenikan oleh guru tidak sekedar dilaksanakan di rumah, melainkan dapat dikerjakan
di perpustakaan, laboratonium, atau ditempat-tempat lain yang ada hubungannya dengan
tugas/pelajaran yang diberikan. Jadi resitasi lebih luas daripada home-work.
Akan tetapi keduanya mempunyai kesamaan ialah:
o Mempunyai unsur tugas.
o Dikerjakan oleh siswa dan dilaporkan hasilnya.
o Mempunyai unsur didaktis pedagogis.
 Pemberian tugas belajar dan resitasi dikatakan wajar bila bertujuan:
o Memperdalam pengertian siswa terhadap pelajaran yang telah diterima.
o Melatih siswa ke arah belajar mandiri.
o Siswa dapat membagi waktu secara teratur.
o Agar siswa dapat memanfaatkan waktu terluang untuk menyelesaikan tugas.
o Melatih siswa untuk menemukan sendiri cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan
tugas.
o Memperkaya pengalaman-pengalaman di sekolah melalui kegiatan-kegiatan di luar
kelas.
 Kelebihan :
1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih banyak.
2. Memupuk rasa tanggung jawab.
3. Memperkuat motivasi belajar.
4. Menjalin hubungan antara sekolah dengan keluarga.
5. Mengembangkan keberanian berinisiatif.

 Kelemahan :
1. Memerlukan pengawasan yang ketat, baik oleh guru maupun orang tua.
2. Sukar menetapkan apakah tugas dikerjakan oleh siswa sendiri atau atas bantuan
orang lain.
3. Banyak kecenderungan untuk saling mencontoh dengan teman-teman.
4. Agak sulit diselesaikan oleh siswa yang tinggal bersama keluarga yang kurang
teratur.
5. Dapat menimbulkan frustasi bila gagal menyelesaikan tugas.

2.4 METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN
Antara metode demonstrasi dan eksperimen sebenarnya berbeda, akan tetapi dalam
praktek sering dipergunakan silih berganti atau saling melengkapi. Metode demonstrasi
merupakan suatu metode mengajar di mana seorang guru, orang luar atau manusia sumber
yang sengaja diminta atau siswa menunjukkan kepada kelas suatu benda aslinya, tiruan
(wakil dari benda asli) atau suatu proses, misalnya bagaimana cara membuat peta timbul,
bagaimana cara menggunakan kamera dengan hasil yang baik, dan sebagainya. Sedangkan
metode eksperimen ialah suatu metode mengajar di mana guru bersama siswa mencoba
mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil percobaan itu. Misalnya, karena ingin
memperoleh jawaban tentang kebenaran sesuatu, mencari cara-cara yang lebih baik,
mengetahui elemen/unsur-unsur apakah yang ada pada suatu benda, ingin mengetahui apakah
yang akan terjadi, dan sebagainya.
Dari kedua batasan tersebut dapat diketahui bahwa sebuah eksperimen dapat juga
dijadikan demonstrasi. Misalnya guru dengan beberapa orang siswa mengadakan eksperimen
mengenai pengaruh tekanan udara terhadap sebuab kaleng minyak tanah yang kosong, yang
sudab dipanasi lebib dulu, kemudian ditutup rapat-rapat dan segera disiram air dingin. Para
siswa melihat peristiwa itu sebagai demonstrasi.
Dalarn hal ini eksperimen dapat dirangkaikan dengan demonstrasi. Metode ini sering
juga disebut metode ilmiah, sebab metode inilah yang dipakai untuk menguji hipotesis.
 Penggunaan metode demontrasi dan eksperimen adalah :
a. Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana cara mengatur sesuatu”
b. Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana membuatnya"
c. Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana bekerjanya”
d. Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana mengerjakannya”
e. Untuk menjawab pertanyaan “Cara manakah yang lebih baik”
f. Untuk menjawab pertanyaan “Terdiri dari apa”
g. Untuk mengetahui “kebenaran dari sesuatu”
 Kelebihan:
1. Perhatian siswa dapat dipusatkan, dan pokok bahasan yang dianggap penting oleh
guru dapat diartikan seperlunya.
2. Siswa ikut serta aktif bila dernonstrasi sekaligus dilanjutkan dengan eksperimen.
3. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi sekiranya siswa hendak
mencoba menpelajari suatu proses dari buku bacaan.
4. Siswa dapat membuktikan teori-teori yang pernah diterirna.
5. Mendapatkan kesempatan melakukan langkah-langkah berpikir iImiah.
6. Beberapa persoalan yang belum dirnengerti ditanyakan langsung saat proses itu
ditunjukkan sehingga terjawab dengan jelas.
 Kelemahan:
1. Demontrasi menjadi tidak efektif bila tidak semua siswa dapat ikut serta, misalnya
alat terlalu kecil sedangkan jumlah siswa besar.
2. Bila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada kernungkinan siswa. menjadi lupa, dan
pelajaran tidak akan berarti karena tidak menjadikan pengalaman bagi siswa.
3. Akan kurang berhasil apabila alat-alat yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan
siswa.
4. Kemungkinan tidak membawa hasil yang diharapkan bila siswa belum cukup
pengalarnan.
5. Kadang-kadang ada eksperimen yang memerlukan waktu panjang sehingga tidak
praktis dilaksanakan di sekolah, lebih merugikan lagi bila untuk dapat melanjutkan
pelajaran

Contenu connexe

Tendances

Kelebihan dan Kelemahan Metode Presentasi dalam Pembelajaran
Kelebihan dan Kelemahan Metode Presentasi dalam PembelajaranKelebihan dan Kelemahan Metode Presentasi dalam Pembelajaran
Kelebihan dan Kelemahan Metode Presentasi dalam Pembelajaran
Sayyidah95
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Fajar Istiqomah
 
Lab Virtual_Kapasitor.docx
Lab Virtual_Kapasitor.docxLab Virtual_Kapasitor.docx
Lab Virtual_Kapasitor.docx
Rhaja1
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Abdul Jamil
 
Penilaian tradisional
Penilaian tradisionalPenilaian tradisional
Penilaian tradisional
f' yagami
 
Power point limit fungsi
Power point  limit fungsiPower point  limit fungsi
Power point limit fungsi
ABU RAHMAN
 

Tendances (20)

1.4. hukum newton
1.4. hukum newton1.4. hukum newton
1.4. hukum newton
 
Kelebihan dan Kelemahan Metode Presentasi dalam Pembelajaran
Kelebihan dan Kelemahan Metode Presentasi dalam PembelajaranKelebihan dan Kelemahan Metode Presentasi dalam Pembelajaran
Kelebihan dan Kelemahan Metode Presentasi dalam Pembelajaran
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
 
Integral tak tentu dan integral tentu
Integral tak tentu dan integral tentuIntegral tak tentu dan integral tentu
Integral tak tentu dan integral tentu
 
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksiContoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
 
UbD Klp 3.pptx
UbD Klp 3.pptxUbD Klp 3.pptx
UbD Klp 3.pptx
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
PANDUAN TEST DIAGNOSTIK
PANDUAN TEST DIAGNOSTIKPANDUAN TEST DIAGNOSTIK
PANDUAN TEST DIAGNOSTIK
 
Daya pembeda & tingkat kesukaran
Daya pembeda & tingkat kesukaranDaya pembeda & tingkat kesukaran
Daya pembeda & tingkat kesukaran
 
Lab Virtual_Kapasitor.docx
Lab Virtual_Kapasitor.docxLab Virtual_Kapasitor.docx
Lab Virtual_Kapasitor.docx
 
Materi kebijakan-pengembangan-profesi-guru-presentasi
Materi kebijakan-pengembangan-profesi-guru-presentasiMateri kebijakan-pengembangan-profesi-guru-presentasi
Materi kebijakan-pengembangan-profesi-guru-presentasi
 
Medan vektor
Medan vektorMedan vektor
Medan vektor
 
PowerPoint Statistika
PowerPoint StatistikaPowerPoint Statistika
PowerPoint Statistika
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
 
Distribusi variabel acak kontinyu
Distribusi variabel acak kontinyuDistribusi variabel acak kontinyu
Distribusi variabel acak kontinyu
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
 
TEST DIAGNOSTIK
TEST DIAGNOSTIKTEST DIAGNOSTIK
TEST DIAGNOSTIK
 
Penilaian tradisional
Penilaian tradisionalPenilaian tradisional
Penilaian tradisional
 
Power point limit fungsi
Power point  limit fungsiPower point  limit fungsi
Power point limit fungsi
 

En vedette (6)

Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Metode Demonstrasi dan EksperimenMetode Demonstrasi dan Eksperimen
Metode Demonstrasi dan Eksperimen
 
Eksperimen & demonstrasi
Eksperimen & demonstrasiEksperimen & demonstrasi
Eksperimen & demonstrasi
 
Seminar refleksi
Seminar refleksiSeminar refleksi
Seminar refleksi
 
Refleksi Latihan Mengajar
Refleksi Latihan MengajarRefleksi Latihan Mengajar
Refleksi Latihan Mengajar
 
Jurnal refleksi praktikal
Jurnal refleksi praktikalJurnal refleksi praktikal
Jurnal refleksi praktikal
 
Slot 4 pdp berkesan
Slot 4   pdp berkesanSlot 4   pdp berkesan
Slot 4 pdp berkesan
 

Similaire à Metode Mengajar Driill, Diskusi, Demonstrasi dan Penemuan

Rangkuman metode pembelajaran
Rangkuman metode pembelajaranRangkuman metode pembelajaran
Rangkuman metode pembelajaran
Hayat Nurhayat
 
20 metode pembelajaran dengan langkah dan kelebihan & kekurangannya
 20 metode pembelajaran dengan langkah dan kelebihan & kekurangannya 20 metode pembelajaran dengan langkah dan kelebihan & kekurangannya
20 metode pembelajaran dengan langkah dan kelebihan & kekurangannya
AjengIlla
 
Peta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media PembelajaranPeta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media Pembelajaran
gawukbalap
 
Model-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran PresentasiModel-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran Presentasi
Dahlia Safarinah
 
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
Prodalima Sinulingga, M.Kep
 
Media pembelajaran biologi 2
Media pembelajaran biologi 2Media pembelajaran biologi 2
Media pembelajaran biologi 2
kurnia-0ne
 

Similaire à Metode Mengajar Driill, Diskusi, Demonstrasi dan Penemuan (20)

Pkp
PkpPkp
Pkp
 
Pkp
PkpPkp
Pkp
 
Makalah observasi kelas
Makalah observasi kelasMakalah observasi kelas
Makalah observasi kelas
 
Modul KB 7 Membimbing Diskusi
Modul KB 7 Membimbing DiskusiModul KB 7 Membimbing Diskusi
Modul KB 7 Membimbing Diskusi
 
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)
 
Metode diskusi dalam proses belajar mengajar
Metode diskusi dalam proses belajar mengajarMetode diskusi dalam proses belajar mengajar
Metode diskusi dalam proses belajar mengajar
 
Metode Pembelajaran
Metode PembelajaranMetode Pembelajaran
Metode Pembelajaran
 
Rangkuman metode pembelajaran
Rangkuman metode pembelajaranRangkuman metode pembelajaran
Rangkuman metode pembelajaran
 
20 metode pembelajaran dengan langkah dan kelebihan & kekurangannya
 20 metode pembelajaran dengan langkah dan kelebihan & kekurangannya 20 metode pembelajaran dengan langkah dan kelebihan & kekurangannya
20 metode pembelajaran dengan langkah dan kelebihan & kekurangannya
 
Peta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media PembelajaranPeta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media Pembelajaran
 
Keterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajarKeterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajar
 
SISKA-METODE DAN STRATEGI PEMBELAJRAN PAI.pptx
SISKA-METODE DAN STRATEGI PEMBELAJRAN PAI.pptxSISKA-METODE DAN STRATEGI PEMBELAJRAN PAI.pptx
SISKA-METODE DAN STRATEGI PEMBELAJRAN PAI.pptx
 
Model-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran PresentasiModel-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran Presentasi
 
Metode pembelajaran
Metode pembelajaranMetode pembelajaran
Metode pembelajaran
 
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
 
Metode pembelajaran-jam-2
Metode pembelajaran-jam-2Metode pembelajaran-jam-2
Metode pembelajaran-jam-2
 
Strategi dan model pembelajaran
Strategi dan model pembelajaranStrategi dan model pembelajaran
Strategi dan model pembelajaran
 
Media pembelajaran biologi 2
Media pembelajaran biologi 2Media pembelajaran biologi 2
Media pembelajaran biologi 2
 
Etika Profesi_keterampilan dasar guru (8 ket das gur)
Etika Profesi_keterampilan dasar guru (8 ket das gur)Etika Profesi_keterampilan dasar guru (8 ket das gur)
Etika Profesi_keterampilan dasar guru (8 ket das gur)
 
Strategi+pembelajaran+ii
Strategi+pembelajaran+iiStrategi+pembelajaran+ii
Strategi+pembelajaran+ii
 

Dernier

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Dernier (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 

Metode Mengajar Driill, Diskusi, Demonstrasi dan Penemuan

  • 1. NAMA NIM M.K : YOSI SRINITA : 1205135729 : STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAB II PEMBAHASAN 2.1 METODE DRILL (LATIHAN) Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan. Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar.  Drill wajar digunakan untuk : a. Kecakapan motoris, misalnya : menggunakan alat-alat (musik, olahraga, menari, pertukangan dan sebagainya). b. Kecakapan mental, misalnya: Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan sebagainya.  Hal-hal yang perlu diperhatikan : a. Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan. b. Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan. c. Lama laithan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. d. Selingilah latihan agar tidak membosankan. e. Perhatikan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula.  Kelebihan metode pembelajaran Drill Practice adalah: 1. Bahan yang diberikan secara teratur 2. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera diberlkan oleh guru memungkinkan murid untuk segera melakukan perbaikan terhadap kesalahankesalahannya. 3. Pengetahuan atau keterampilan siap yang telah terbentuk sewaktu-waktu dapat dipergunakan dalam keperluan sehari-hari, baik untuk keperluan studi maupun untuk bekal hidup di masyarakat kelak.
  • 2. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Metode ini memungkinkan kesempatan untuk lebih memperdalam kemampuan secara spesifik. Dapat menambah kesiapan siswa dan meningkatkan kemampuan respon yang cepat. Berbagai macam strategi dapat menambah dan meningkatkan kemampuan  Kekurangan metode pembelajaran Drill Practice adalah : Dapat membentuk kebiasaan yang kaku. Respon yang terbentuk secara otomatis akan mempengaruhi tindakan yang bersifat irrasionil, rutine serta tidak menggunakan akal. Menimbulkan adaptasi mekanis terhadap lingkungannya. Di dalam menghadapi masalah, siswa menyelesaikan secara statis. Menimbulkan verbalisme. Respons terhadap stimulus yang telah terbentuk dengan latihan itu akan, berakibat kurang digunakannya rasio sehingga, inisiatif pun terhambat. Latihan yang terlampau berat akan menimbulkan perasaan benci, baik kepada mata pelajaran maupun kepada gurunya. Menimbulkan kebosanan dan kejengkelan. Akhirnya anak enggan berlatih dan malas atau mogok belajar. Menghambat bakat dan inisiatif siswa., karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian. 2.2 METODE DISKUSI Metode diskusi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Dalam kehidupan modern ini banyak sekali masalah yang dihadapi oleh manusia; sedemikian kompleksnya masalah tersebut, sehingga tak mungkin hanya dipecahkan dengan satu jawaban saja, melainkan harus menggunakan segala pengetahuan yang kita miliki untuk mencari pemecahan yang terbaik. Ada kemungkinan terdapat lebih dari satu jawaban yang benar sehingga kita harus menemukan jawaban yang paling tepat diantara sekian banyak jawaban tersebut. Kecakapan untuk rnemecahkan masalah tersebut dapat dipelajari. Untuk itu siswa harus dilatih sejak kecil. Persoalan yang kompleks sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat karenanya dibutuhkan pemecahan atas dasar kerjasama. Dalarn hal ini diskusi merupakan jalan yang banyak membeni kemungkinan pemecahan terbaik. Selain membeni kesempatan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, juga dalam kehidupan yang demokratis, kita diajak untuk hidup bermusyawarah, mencari keputusan keputusan atas dasar persetujuan bersama. Bagi anak-anak, latihan untuk peranan kepemimpinan serta peranan peserta dalam kehidupan di masyarakat.  Pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk metode diskusi: a. Menguji kemungkinan jawaban yang dapat dipertahankan lebih dari sebuah. b. Tidak menanyakan “manakah jawaban yang benar” tetapi lebih menekankan kepada “mempertimbangkan dan membandingkan”.
  • 3. Misalnya : Manakah kiranya yang paling baik, pemecahan mana yang mungkin lebih berhasil, manakah yang akan lebth membenikan manfaat. c. Menarik minat siswa dan sesuai dengan taraf kemampuannya.  Bentuk-Bentuk Diskusi 1. The social problem meeting Dalam bentuk diskusi ini, para siswa berbincang-bincang memecahkan masalah sosial di kelas atau di sekolahnya dengan harapan, bahwa setiap siswa akan merasa terpanggil untuk mempelajari dan bertingkah laku sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. 2. The open-endet meeting Para siswa berbincang-bincang mengenai masalah apa saja yang. berhubungan dengan kehidupan mereka sehari, kehidupan mereka di sekolah, dengan segala sesuatu yang terjadi di lingkungan di sekitar mereka. 3. The educational-diagnosis meeting Para siswa berbincang-bincang mengenai pelajaran di kelas dengan maksud untuk saling mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang telah diterimanya agar masing-masing anggota memperoleh pemahaman yang lebih baik.  Langkah-Langkah Diskusi Metode diskusi dalam belajar memiliki langkah-langkah sebagai berikut: 1. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya. 2. Dengan pimpinan guru, siswa membentuk kelompok diskusi, memilih pemimpin diskusi (ketua, sekretaris/ pencatat, pelapor dan sebagainya (bila perlu), mengatur tempat duduk, ruangan sarana dan sebagainya. 3. Para siswa berdiskusi di kelompoknya masing-masing sedangkan guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain untuk menjaga serta memberi dorongan dan bantuan sepenuhnya agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif supaya diskusi bejalan dengan lancar. 4. Kemudian tiap kelompok diskusi melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil diskusi yang dilaporkan ditanggapi oleh semua siswa (terutama bagi kelompok lain). Guru memberi ulasan dan menjelaskan tahap-tahap laporan-laporan tersebut. 5. Para siswa mencatat hasil diskusi tersebut, dan para guru mengumpulkan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok, sesudah siswanya mencatat untuk fail kelas.  Peranan Guru Dalam Mempimpin Diskusi
  • 4. Dalam proses diskusi, peranan guru sangat penting untuk memastikan diskusi berjalan dengan baik. Berikut ini peranan guru dalam metode diskusi: 1. Penunjuk jalan Guru memberikan petunjuk umum dalam diskusi untuk mencapai kemajuan di dalam diskusi.. Guru merumuskan jalannya diskusi andaikata terjadi penyimpangan dari masalah. Apabila guru mengalami dalam diskusi terjadi jawaban buntu, maka guru meluangkan jalan bagi murid sehingga diskusi berjalan dengan lancar. 2. Pengatur lalu lintas Guru mengajukan semua pertanyaan secara teratur untuk semua anggota diskusi, guru menjaga agar semua anggota dapat berbicara bergiliran untuk ini biasanya diadakan urutanurutannya atau terjamin, guru menjaga supaya diskusi jangan hanya semata-mata dikuasai oleh murid-murid yang gemar berbicara, guru terhadap murid yang pendiam dan pemalu guru harus mendorongnya supaya ia berani mengeluarkan pendapatnya. 3. Diding penangkis Guru atau pemimpin diskusi harus memantulkan semua pertanyaan yang diajukan kepada semua pengikut diskusi. Dia tidak harus menjawab pertanyaan yang harus diberikan kepadanya. Dia hanya boleh menjawab pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh pengikut diskusi. Ini bertujuan agar semua pengikut diskusi dapat menjawabnya.  Manfaat Metode Diskusi Diskusi kelompok/kelas dapat memberikan sumbangan yang berharga terhadap belajar murid, antara lain: 1. Membantu murid untuk tiba kepada pengambilan keputusan yang lebih baik ketimbang ia memutuskan sendiri, karena terdapat berbagai sumbangan pikiran dari peserta lainnya yang dikemukakan dari berbagai sudut pandangan. 2. Mereka tidak terjebak dengan jalan pikirannya sendiri yang kadangkadang salah. 3. Segala kegiatan belajar akan memperoleh dukungan bersama dari seluruh kelompok/kelas hingga memperoleh hasil belajar yang lebih baik. 4. Membantu mendekatkan atau mengeratkan hubungan antar kegiatan kelas dengan tingkat perhatian dan derajat dari pada anggota kelas. 5. Apabila dilaksanakan dengan cermat, maka diskusi merupakan cara belajar yang menyenangkan dan merangsang pengalaman, karena dapat merupakan pelepasan ideide dan pendalaman, wawasan mengenai sesuatu.
  • 5. Menurut Subroto (2002: 185) ada beberapa keuntungan dan kelemahan metode diskusi antara lain sebagai berikut:  Keuntungan metode diskusi : 1. Metode diskusi melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar. 2. Setiap siswa dapat menguji pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masingmasing. 3. Metode diskusi dapat menumbuh dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah. 4. Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri. 5. Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa.  Kelemahan metode diskusi : 1. Suatu diskusi tidak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasil sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota-anggotanya. 2. Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah dipelajari sebelumnya. 3. Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang menonjol. 4. Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, akan tetapi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan. 5. Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak. Siswa tidak boleh merasa dikejar-kejar waktu. 6. Perasaan dibatasi waktu menimbulkan kedangkalan dalam diskusi sehingga hasilnya tidak bermanfaat. 7. Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan pikiran mereka maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalahnya. 8. Sering terjadi dalam diskusi murid kurang berani mengemukakan pendapatnya. 9. Jumlah siswa di dalam kelas yang terlalu besar akan mempengaruhi setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya. 2.3 METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN RESITASI Metode ini mengandung tiga unsur ialah: o Pemberian tugas.
  • 6. o Belajar. o Resitasi. Tugas, merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan. Pemberian tugas sebagai suatu metode mengajar merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pemberian tugas tersebut siswa belajar, mengerjakan tugas. Dalam melaksanakan kegiatan belajar, siswa diharapkan memperoleh suatu hasil ialah perubahan tingkah laku tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tahap terakhir dan pemberian tugas ini adalah resitasi yang berarti melaporkan atau menyajikan kembali tugas yang telah dikerjakan atau dipelajari. Jadi metode pembenian tugas belajar dan resitasi atau biasanya disingkat metode resitasi merupakan suatu metode mengajar dimana guru membenkan suatu tugas, kemudian siswa harus mempertanggung jawabkan hasil tugas tersebut. Resitasi sering disamakan dengan "home work" (pekerjaan rumah), padahal sebenarnya berbeda. Pekerjaan rumah (PR) mempunyai pengertian yang lebih khusus, ialah tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dikerjakan siswa di rumah. Sedangkan resitasi, tugas yang dibenikan oleh guru tidak sekedar dilaksanakan di rumah, melainkan dapat dikerjakan di perpustakaan, laboratonium, atau ditempat-tempat lain yang ada hubungannya dengan tugas/pelajaran yang diberikan. Jadi resitasi lebih luas daripada home-work. Akan tetapi keduanya mempunyai kesamaan ialah: o Mempunyai unsur tugas. o Dikerjakan oleh siswa dan dilaporkan hasilnya. o Mempunyai unsur didaktis pedagogis.  Pemberian tugas belajar dan resitasi dikatakan wajar bila bertujuan: o Memperdalam pengertian siswa terhadap pelajaran yang telah diterima. o Melatih siswa ke arah belajar mandiri. o Siswa dapat membagi waktu secara teratur. o Agar siswa dapat memanfaatkan waktu terluang untuk menyelesaikan tugas. o Melatih siswa untuk menemukan sendiri cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan tugas. o Memperkaya pengalaman-pengalaman di sekolah melalui kegiatan-kegiatan di luar kelas.  Kelebihan : 1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih banyak. 2. Memupuk rasa tanggung jawab. 3. Memperkuat motivasi belajar. 4. Menjalin hubungan antara sekolah dengan keluarga. 5. Mengembangkan keberanian berinisiatif.  Kelemahan : 1. Memerlukan pengawasan yang ketat, baik oleh guru maupun orang tua. 2. Sukar menetapkan apakah tugas dikerjakan oleh siswa sendiri atau atas bantuan orang lain. 3. Banyak kecenderungan untuk saling mencontoh dengan teman-teman.
  • 7. 4. Agak sulit diselesaikan oleh siswa yang tinggal bersama keluarga yang kurang teratur. 5. Dapat menimbulkan frustasi bila gagal menyelesaikan tugas. 2.4 METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN Antara metode demonstrasi dan eksperimen sebenarnya berbeda, akan tetapi dalam praktek sering dipergunakan silih berganti atau saling melengkapi. Metode demonstrasi merupakan suatu metode mengajar di mana seorang guru, orang luar atau manusia sumber yang sengaja diminta atau siswa menunjukkan kepada kelas suatu benda aslinya, tiruan (wakil dari benda asli) atau suatu proses, misalnya bagaimana cara membuat peta timbul, bagaimana cara menggunakan kamera dengan hasil yang baik, dan sebagainya. Sedangkan metode eksperimen ialah suatu metode mengajar di mana guru bersama siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil percobaan itu. Misalnya, karena ingin memperoleh jawaban tentang kebenaran sesuatu, mencari cara-cara yang lebih baik, mengetahui elemen/unsur-unsur apakah yang ada pada suatu benda, ingin mengetahui apakah yang akan terjadi, dan sebagainya. Dari kedua batasan tersebut dapat diketahui bahwa sebuah eksperimen dapat juga dijadikan demonstrasi. Misalnya guru dengan beberapa orang siswa mengadakan eksperimen mengenai pengaruh tekanan udara terhadap sebuab kaleng minyak tanah yang kosong, yang sudab dipanasi lebib dulu, kemudian ditutup rapat-rapat dan segera disiram air dingin. Para siswa melihat peristiwa itu sebagai demonstrasi. Dalarn hal ini eksperimen dapat dirangkaikan dengan demonstrasi. Metode ini sering juga disebut metode ilmiah, sebab metode inilah yang dipakai untuk menguji hipotesis.  Penggunaan metode demontrasi dan eksperimen adalah : a. Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana cara mengatur sesuatu” b. Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana membuatnya" c. Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana bekerjanya” d. Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana mengerjakannya” e. Untuk menjawab pertanyaan “Cara manakah yang lebih baik” f. Untuk menjawab pertanyaan “Terdiri dari apa” g. Untuk mengetahui “kebenaran dari sesuatu”  Kelebihan: 1. Perhatian siswa dapat dipusatkan, dan pokok bahasan yang dianggap penting oleh guru dapat diartikan seperlunya. 2. Siswa ikut serta aktif bila dernonstrasi sekaligus dilanjutkan dengan eksperimen. 3. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi sekiranya siswa hendak mencoba menpelajari suatu proses dari buku bacaan. 4. Siswa dapat membuktikan teori-teori yang pernah diterirna. 5. Mendapatkan kesempatan melakukan langkah-langkah berpikir iImiah. 6. Beberapa persoalan yang belum dirnengerti ditanyakan langsung saat proses itu ditunjukkan sehingga terjawab dengan jelas.  Kelemahan:
  • 8. 1. Demontrasi menjadi tidak efektif bila tidak semua siswa dapat ikut serta, misalnya alat terlalu kecil sedangkan jumlah siswa besar. 2. Bila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada kernungkinan siswa. menjadi lupa, dan pelajaran tidak akan berarti karena tidak menjadikan pengalaman bagi siswa. 3. Akan kurang berhasil apabila alat-alat yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan siswa. 4. Kemungkinan tidak membawa hasil yang diharapkan bila siswa belum cukup pengalarnan. 5. Kadang-kadang ada eksperimen yang memerlukan waktu panjang sehingga tidak praktis dilaksanakan di sekolah, lebih merugikan lagi bila untuk dapat melanjutkan pelajaran