Dokumen tersebut membahas tentang ejaan yang disempurnakan (EYD) yang meliputi pengertian, ruang lingkup, dan kaidah-kaidah penulisan huruf, kata, dan angka dalam bahasa Indonesia."
4. I. PENGERTIAN
EYD
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa
indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini
menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau
Ejaan Soewandi. Ejaan adalah seperangkat aturan
tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan
huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan
tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda
dengan kata mengeja.
Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata,
atau kata, sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan
yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan.
Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Page 4
5. II. LUANG LINGKUP EYD
1. Pemakaian Huruf
a. Huruf Abjad
Huruf sama dengan Aksara yaitu unsur dari abjad yang
melambangkan bunyi. Abjad dalam Bahasa Indonesia terdiri atas 26
huruf.
Huruf
Nama
Huruf
Nama
Huruf
Nama
A–a
a
J–j
Je
S–s
Es
B–b
Be
K–k
Ka
T–t
Te
C–c
Ce
L–l
El
U–u
U
D–d
De
M–m
Em
V–v
Fe
E–e
E
N–n
En
W–w
We
F–f
Ef
O–o
O
X–x
Eks
G–g
Ge
P–p
Pe
Y–y
ye
H–h
Ha
Q–q
Ki
Z–z
Zet
I–i
I
R–r
Er
Page 5
6. b. Huruf Vokal
Huruf Vokal adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang
keluar dari paru-paru tidak terkena hambatan atau
halangan.
Huruf Vokal
Contoh Pemakaian dalam Kata
Di Awal
Di Tengah
Di Akhir
A
Api
Padi
Lusa
I
Itu
Simpan
Murni
U
Ulang
Bumi
Ibu
E*
Enak
Petak
Sore
Emas
Kena
Tipe
Oleh
Kota
Radio
O
Page 6
7. c. Huruf Konsonan
Huruf Konsonan adalah bunyi ujaran akibat adanya
udara yang keluar dari paru-paru mendapatkan
hambatan atau halangan.
Jumlah huruf konsonan ada 21 buah,
yaitu:
b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q,
r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Page 7
8. d. Huruf Diftong
Huruf diftong yang disebut juga huruf vokal
rangkap adalah gabungan dua buah huruf vokal
yang menghasilkan bunyi rangkap.
Huruf Diftong
Contoh Pemakaian dalam Kata
Di Awal
Di Tengah
Di Akhir
Ai
Ain
Syaitan
Pandai
Au
Aula
Saudara
Harimau
Oi
-
Boikot
Amboi
Page 8
9. e. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat
gabungan huruf yang melambangkan
konsonan, yaitu :
Gabungan
Huruf
Konsonan
Contoh Pemakaian dalam Kata
Di Awal
Di Tengah
Di Akhir
Kh
Khusus
Ahkhir
Tarikh
Ng
Ngilu
Bangun
Senang
Ny
Nyta
Hanyut
-
Sy
Syarat
Isyarat
Arasy
Page 9
10. 2. Penulisan Huruf
a. Penulisan Huruf Besar (Kapital)
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal,
yaitu :
1) Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya :
Tugas bahasa Indonesiasudah dikerjakan.
2) Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya :
Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.
3) Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab
suci.
Misalnya :
Allah Yang Maha kuasa lagi Maha penyayang.
4) Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan ,
keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya :
Page 10
11. 5) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu,
nama instansi, dan nama tempat.
Misalnya :
Wakil Presiden Yusuf Kalla memberi bantuan mobil.
6) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang.
Misalnya :
Dewi Rasdiana Jufri
7) Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan nama bahasa.
Misalnya :
bangsa Indonesia
8) Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya :
tahun Hijriyah
Page 11
12. 9) Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur
nama diri.
Misalnya :
Laut Jawa
10) Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama
negara, lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan nama
dokumen resmi, kecuali terdapat kata penghubung.
Misalnya :
Republik Indonesia
11) Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan
atau sapaan dan pengacuan.
Misalnya :
Surat Saudara sudah saya terima.
12) Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya :
Surat Anda telah saya balas.
Page 12
13. 13) Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat dan sapaan.
Misalnya :
Dr. Doktor
14) Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
15) Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul,
majalah, surat kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata
depan dan kata penghubung.
Misalnya :
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra
Page 13
14. b. Penulisan Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk :
1) Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip
dalam tulisan.
Misalnya :
Buku Negarakertagama karangan Prapanca.
2) Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan
kelompok kata.
Misalnya :
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
3) Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing.
Misalnya :
Politik devideet et impera pernah merajalela di Indonesia.
Page 14
15. 3. Penulisan Kata
a. Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami
perubahan bentuk, yang ditulis sebagai suatu
kesatuan.
Misalnya : Dia teman baik saya.
b. Kata Turunan (Kata Berimbuhan)
Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu :
• Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya : membaca, ketertiban, terdengar dan memasak.
• Awalan dan akhrian ditulis serangkai dengan kata yang
langsung
mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa
gabungan kata.
Misalnya : bertepuk tangan, sebar luaskan.
Page 15
16. • Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus
mendapat awalan dan akhiran, kata itu ditulis serangkai.
Misalnya : menandatangani, keanekaragaman.
• Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya : antarkota, mahaadil, subseksi, prakata.
c. Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-).
Jenis-jenis kata ulang yaitu :
• Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal.
Misalnya : laki lelaki
• Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan.
Misalnya : rumah rumah-rumah
Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem.
• Misalnya : sayur sayur-mayur
Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat
imbuhan.
Page 16
17. • Gabungan kata lazim Kata
d. Gabungan disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus.
Bagian-bagiannya pada umumnya ditulis terpisah.
Misalnya : mata kuliha, orang tua.
• Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang menimbulkan
kemungkinan
salah baca saat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di
antara
unsur bersangkutan.
Misalnya : ibu-bapak, pandang-dengar.
• Gabugan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis
serangkai.
Misalnya : daripada, sekaligus, bagaimana, barangkali.
e. Kata Ganti (ku, mu, nya, kau)
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Sedangkan kata ganti -ku, -mu, -nya ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya : kubaca, kaupinjam, bukuku, tasmu, sepatunya.
Page 17
18. f. Kata Depan
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dengan kata yang
mengikutinya, kecuali pada gabungan kata yang dianggap padu
sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.
Misalnya : Jangan bermian di jalan
Saya pergi ke kampung halaman.
Dewi baru pulang dari kampus.
g. Kata Sandang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya : Nama si pengrimi surat tidak jelas.
Anjing bermusuhan dengan sang kucing.
Page 18
19. h. Partikel
Partikel merupakan kata tugas yang mempunyai bentuk yang khusus, yaitu
sangat ringkas atau kecil dengan mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Kaidah
penulisan partikel sebagai berikut :
•Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya : Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang dipelajari minggu lalu?
Apatah gerangan salahku?
•Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya kecuali yang
dianggap sudah menyatu.
Misalnya : Jika ayah pergi, ibu pun ikut pergi.
•Partikel per yang berarti memulai, dari dan setiap. Partikel per ditulis terpisah
dengan bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.
Misalnya : Rapor siswa dilihat per semester.
Page 19
20. i. Singkatan dan Akronim
•Singkatan adalah nama bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu
kata atau lebih.
Misalnya : dll = dan lain-lain
•Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang
diperlakukan sebagai kata.
Misalnya : SIM = Surat Izin Mengemudi
j. Angka dan Lambang Bilangan
1) Bilangan utuh. Misalnya : 15 lima belas
2) Bilangan pecahan. Misalnya : 3/4
tiga perempat
3) Bilangan tingakt. Misalnya : Abad II Abad ke-2
4) Kata bilagan yang mendapat akhiran –an.
Misalnya : tahun 50-an lima puluhan
Page 20
21. 5) Angka yang mneyatakan bilagnan bulat yang besar dapat dieja
sebagian supaya mudah dibaca.
Misalnya : Sekolah itu baru mendapat bantuan 210 juta rupiah.
6) Lambang bilangan letaknya pada awal kalimat ditulis dengan
huruf.
Kalau perlu diupayakan supaya tidak diletakkan di awal kalimat
dengan mengubah struktur kalimatnya dan maknanya sama.
Misalnya : Dua puluh lima siswa SMA tidak lulus. (benar)
55 siswa SMA 1 tidak lulus. (salah)
7) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata
ditulis dengan huruf, kecuali beberapa dipakai secara berurutan
seperti dalam perincian atau pemaparan.
Misalnya : Amir menonton pertunjukan itu selama dua kali.
Page 21