Dokumen tersebut membahas konsep kepemilikan dan perolehan harta dalam Islam serta penggunaan dan pendistribusian harta secara syariah, termasuk larangan terhadap transaksi-transaksi seperti riba, penipuan, dan monopoli."
4. Harta yang baik harus
memiliki 2 kriteria
Konsep Kepemilikan
Menurut Islam, kepemilikan harta kekayaan pada manusia
terbatas pada kepemilikan kemanfaatannya selama masih
hidup.
Diperoleh secara sah dan benar
Dipergunakan untuk hal yang baik
dijalan Allah
HARTA KEKAYAAN
5. Perolehan Harta
Kaidah Muamalah memperbolehkan semua yang halal dan melarang sesuatu haram
yang diatur dalam Al-Quran dan sunnah.
Perolehan Harta
HARTA KEKAYAAN
Aktivitas ekonomi yang masukdalam kategori ibadah
Muamalah (mengatur hubungan manusia dengan manusia)
DEFINISI
Memperoleh harta
“ Yang halal ialah apa yang ddihalalkan Allah didalam Kitab-Nya, an yang
haram ialah apa yang diharamkan Allah dalam Kitab-Nya;sedang aap yang
diddiakanolen Nya berarti dimaafkan (diperkenanankan) untukmu.” (HR. At-
Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Dalam memperoleh Harta, islam juga menganjurkan Bekerja atau Berniaga
**Islam tidak memisahkan ekonomi dengan agama, sehingga manusia harus tetap merujuk ketentuan
syariah dalam beraktifitas ekonomi. Serta dalam perhitungan untung rugi harus berorientasi dalam
jangka panjang.
6. “Dan jika (orang berhutang itu) dalam
kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia
berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian
atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika
kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah :280)
Penggunaan dan Pendistribusian Harta
HARTA KEKAYAAN
Dalam penggunaan hartanya, manusia juga harus cerdas dalam memperoleh pahala akhirat.
Ketentuan syariah yang berkaitan dengan penggunaan harta :
Tidak boros dan tidak kikir Memberi infak dan sedekah
"Jika seseorang anak adam meninggal
dunia, maka terputuslah amalannya
kecuali 3 perkara (yaitu): sedekah jariyah,
ilmu yang bermanfaat dan anak yang
shaleh." (HR. Muslim).
Membayar zakat sesuai ketentuan
Memberi pinjaman tanpa bunga
(qardhul hasan)
Meringankan kesulitan orang yang
berutang
7. Akad/Kontrak/Transaksi
Akad dalam bahasa arab ‘al-aqd (jamaknya al-uqd) : Ikatan atau Mengikat
Menurut terminologi hukum
islam, Akad :
DEFINISI
Pertalian antara penyerahan (ijab) dan penerimaan (qabul) yang dibenarkan oleh
syariah, yang menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya.
Wa’ad (janji) : Keinginan yang dikemukakan oleh seseorang untuk melakukan sesuatu dimasa
yang akan datang,baik perbuatan maupun ucapan dalam rangka memberikan
keuntungan bagi pihak lain
Kriteria Akad Wa’ad
Karakteristik Kesepakatan 2 pihak Janji hanya satu pihak saja
Implikasi Menimbulkan hak dan kewajiban Menimbulkan kewajiban
Hukum Menepati Wajib menepati Wajib menepati, ulama berpendapat bahwa
Menepati adalah akhlak mulia
Waktu Saat Ijab Qabul Dilakukan di masa yang akan datang
8. JENIS AKAD
Dilihat dalam ada atau tidak adanya
kompensasi , dibagi menjadi 2 bagian :
AKAD
TABARRU’
AKAD
TABARRU’AKAD
TABARRU’
AKAD
TABARRU’
AKAD
TABARRU’AKAD TIJARAH
9. AKAD TABARRU’1.
Perjanjian yang merupakan transaksi yang tidak ditujukan untuk memperoleh laba
(transaksi nirlaba).
TIGA
bentuk
akad
tabarru’
1. Meminjamkan Uang
a. Qardh : pinjaman yang
diberikan tanpa mensyaratkan
apapun, selain mengembalikan
pinjaman tersebut setelah
waktu ditentukan
b. Rahn : pinjaman yang
mensyaratkan jaminan dakam
bentuk atau numlah tertentu
c. Hiwalah : pinjaman dengan
pengalihan utang/piutang dari
pihak lain
2. Meminjamkan jasa
a. Wakalah (mewakili) :
pinjaman berupa kemampuan
kita saat ini untuk melakukan
sesuatu atas nama orang lain
b. Wadi’ah (titipan) : pada akad
ini telah dirinci/didetailkan
tentang jenis pemilharaan dan
penitipan
c. Kafalah (pinjaman
bersyarat) : pada akad ini
terjadi atas wakalah bersyarat
3. Memberikan sesuati
Terdapat 3 bentuk akad :
a. Wakaf
b. Hibah
c. Hadiah
10. AKAD TIJARAH2.
Akad yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan.
1. Natural Uncertainty Contract
Pihak yang bertransaksi saling mencampurkan aset yang
mereka miliki jadi satu, kemudian menanggung resiko
bersama sama untuk mendapat keuntungan. Kontrak ini
tidak memberikan imbal hasil yang pasti. Contoh :
Mudarabah, Muzaraah, Musaqah, dan Mukhabarah.
2. Natural Certainty Contract
Dimana kedua belah pihak saling mempertukarkan
aset yang dimilikinya, sehinggaobjek pertukaran harus
ditentukan di awal akad dengan pasti tentang
jumlah,mutu,harga,dan waktu penyerahan. Kontrak ini
memberikan imbal hasil yang pasti, karena sudah
ditentukan di akad. Contoh : Jual-Beli, Sewa
Menyewa
Dari sisi kepastian hasil yang diperoleh, akad ini dibagi 2 yaitu :
Rukun dan Syarat Akad :
1. Pelaku, pihak yang melakukan akad
2. Objek Akad, sesuatu objek yang akan diserahkan saat akad
3. Ijab Qabul
12. TRANSAKSI
YANG DILARANG
TRANSAKSI YANG
DILARANG
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yang bathil (tidak benar), kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka
di antara kamu. Dan janganlah membunuh dirimu. Sungguh Allah Maha Penyayang
kepadamu.”(QS 4:29)
1. Semua aktivitas bisnis
terkait dengan barang dan
jasa yang diharamkan Allah
2. Riba
3. Penipuan
4. Perjudian
5. Gharar
6. Ikhtikar
7. Monopoli
8. Bai’an Najsy
9. Suap
10. Taalluq
11. Bai al inah
12. Talaqqi al-rukban
13. Semua aktivitas bisnis terkait dengan barang
dan jasa yang diharamkan Allah1.
Aktivitas investasi dan perdagangan atau semua transaksi yang melibatkan barang dan jasa yang
diharamkan Allah seperti babi, khamar atau minuman yang memabukkan, narkoba, dan sebagainya.
RIBA2.
Bahasa: tambahan (Al-Ziyadah), berkembang (An-Nuwuw), meningkat (Al-Irtifa’), & membesar (Al-
’uluw)
Tambahan yang disyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya padanan (’iwad) yang dibenarkan
syari’ah atas penambahan tersebut. Riba diharamkan oleh seluruh agama samawi (Islam dan
Nasrani)
14. RIBA
Imam Sarakhzi mendefinisikan riba
sebagai tambahan yang disyaratkan
dalam transaksi bisnis
tanpa adanya padanan
(‘iwad) yang dibenarkan syariah
atas penambahan tersebut.
Larangan riba dalam Al-Qur’an
dilakukan melalui 4 (empat) tahap,
yaitu :
1. Tahap 1 (QS 30:39)
2. Tahap 2 (QS. 4:161)
3. Tahap 3 (QS 3:130)
4. Tahap 4 (QS. 2:278-280)
Jenis Riba & Pengaruhnya pada Kehidupan Manusia
Jenis
riba
Riba Nasi’ah
Riba Fadhl
Pengaruh Riba pada manusia
1. Riba merupakan transaksi yang tidak adil
2. Riba akan menghalangi orang untuk melakukan usaha
3. Riba akan menyebabkan terputusnya hubungan baik
antar masyarakat
4. Memberikan jalan bagi orang kaya untuk menerima tambahan
harta dari orang miskin yang lemah.
Jenis Riba & Pengaruhnya pada Kehidupan Manusia
1. Riba Qardh
2. Riba Jahiliyyah
15. RIBA
PERBEDAAN RIBA DAN JUAL BELI
Jual Beli Riba
Dihalalkan Allah SWT Diharamkan Allah SWT
Harus ada pertukaran barang atau
manfaat yang dibeikan sehingga
ada keuntungan/manfaat yang
diperoleh pembeli dan penjual
Tidak ada pertukaran barang dan
keuntungan/manfaat hanya
diperoleh oleh penjual
Karena ada yang ditukarkan, harus
ada beban yang ditanggung oleh
penjual
Tidak ada beban yang ditanggung
oleh penjual
Memiliki resiko untung rugi,
sehingga diperlukan kerja/usaha,
kesungguhan dan keahlian
Tidak memiliki resiko sehingga tidak
diperlukan kerja/usaha,
kesungguhan dan keahlian
16. PENIPUAN3.
Penipuan terjadi apabila salah satu pihak tidak mengetahui informasi yang diketahui pihak lain
dan dapat terjadi dalam empat hal, yakni dalam kualitas, kuantitas, harga, dan waktu penyerahan.
PERJUDIAN4.
Transaksi perjudian adalah transaksi yang melibatkan dua pihak atau lebih, dimana mereka
menyerahkan uang/harta kekayaan lainnya, kemudian mengadakan permainan tertentu, baik
dengan kartu, adu ketangkasan, kuis sms, tebak skor bola, atau media lainnya.
Transaksi yang Mengandung Ketidakpastian (Gharar)5.
Syariah melarang transaksi yang mengandung ketidakpastian (gharar). Gharar terjadi ketika
terdapat incomplete information, sehingga ada ketidakpastian antara dua belah pihak yang
bertransaksi.
17. PENIMBUNAN BARANG
(ikhtikar)6.
Penimbunan adalah membeli sesuatu yang
dibutuhkan masyarakat, kemudian
menyimpannya, sehingga barang tersebut
berkurang di pasaran dan mengakibatkan
peningkatan harga.
MONOPOLI7.
Alasan larangan monopoli sama dengan larangan
penimbunan barang (Ikhtikar), walaupun seorang
monopolis tidak selalu melakukan penimbunan barang.
Monopoli, biasanya dilakukan dengan membuat entry
barrier, untuk menghambat produsen atau penjualmasuk
ke pasar agar ia menjadi pemain tunggal di pasardan
dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi.
18. REKAYASA PERMINTAAN8.
An-naisy termasuk dalam kategori penipuan(tadlis) merekayasa permintaan , dimana satu pihak
berpura-pura mengajukan penawaran dengan harga yang tinggi , agar calon pembili tertarik dan
membeli barang tersebut dengan harga yang tinggi.
SUAP9.
Suap di larang karena dapat
merusak sistem yang ada di
dalam masyarakat, sehingga
menimbulkan ketidakadilan
sosial dan persamaan perlakuan
pihak yang membayar suap
pasti akan diuntungkan
dibandingkan yang tidak
membeyara.
PENJUAL BERSYARAT (TA’ALLUQ)10.
Ta’alluq (akad bersyarat ) terjadi apabila ada dua akad saling
dikaitkan, dimana berlakunya akad pertama tergantung pada
akad ke dua sehingga , dapat mengakibatkan tidak
terpenuhinya maka(sesuatu yang ada dalam akad ) yaitu,
object akad misalnya, A bersedia menjual barang ke B
asalkan B kembali menjual barang tersebut kepada A : atau A
bersedia menerima pesanan asalkan C dapat memenuhi
pesanan A
19. PEMBELIAN KEMBALI OLEH
PENJUAL DARI PIHAK
PEMBELI (Bai’ al Inah)
11.
Misalnya, A menjual secara tunai pada B
kemudian A membeli kembali barang
yang sama dari B secara kredit.
JUAL BELI DENGAN CARA
Talaqqi Al-Rukban12.
Jual beli dengan cara mencegah atau menjumpai pihak
penghasilan atau pembawa barang permintaan dan
membelinya , dimana pihak penjual tidak mengetahui
harga pasar atas barang dagangan yang dibawahnya
sementara pihak pembeli mengharapkan keuntungan yang
berlipat dengan memanfaatkan ketidaktahuan mereka
cara ini tidak di perbolehkan secara syariah sesuai dengan
sabda Rasululiah.
20. PRINSIP SISTEM KEUANGAN SYARIAH
Berikut prinsip sistem keuangan islam sebagaimana diatur melalui Al- Qur’an dan As sunnah :
1
2
3
4
5
6
Pelarangan riba
Pembagian risiko
Menganggap uang sebagai modal potensial
Larangan melakukan kegiatan spekulatif
Kesucian kontrak
Aktivitas usaha harus sesuai syariah