SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  58
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR DAN
IDENTIFIKASI POLA
FLUKTUASI PEMAKAIAN AIR
Widyastuti Kusuma Wardhani
Widyastuti.Kusuma.W@ugm.ac.id
Landasan Hukum
• Undang Undang nomor 7 tahun 204 tentang SDA
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 42 tahun 2008 tentang
PSDA
• PP no 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan SPAM
• Permen PU no 18 tahun 2007 tentang SPAM
Kebutuhan air merupakan jumlah
air yang diperlukan bagi kebutuhan
dasar/suatu unit konsumsi air,
dimana kehilangan air dan
kebutuhan air untuk pemadam
kebakaran juga diperhitungkan.
Kebutuhan dasar dan kehilangan
tersebut berfluktuasi dari waktu
kewaktu, dengan skala jam, hari,
minggu, bulan selama kurun waktu
satu tahun.
Besarnya air yang digunakan untuk
berbagai jenis penggunaan /
pemakaian air. Besarnya konsumsi
air yang digunakan dipengaruhi
oleh faktor seperti :
• Ketersediaan air baik dari segi
kualitas, kuantitas, dan kontiunitas
• Kebiasaan penduduk setempat
• Pola dan tingkat kehidupan
• Harga air
Teknis ketersediaan air seperti
fasilitas distribusi, fasilitas
pembuangan limbah yang dapat
mempengaruhi kualitas air bersih
dan kemudahan dalam
mendapatkannya.
Keadaan sosial ekonomi penduduk
setempat
STANDAR PENYEDIAAN AIR
STANDART KEBUTUHAN AIR BERSIH
a. Standar Penyediaan Air Domestik
Standar Penyediaan Air domestik ditentukan oleh jumlah konsumen domestik
yang dapat diketahui dari data penduduk yang ada.
Standar penyediaan kebutuhan domestik ini meliputi: minum, mandi, masak, dan
lain-lain.
Kecenderungan meningkatnya kebutuhan dasar air ditentukan oleh kebiasaan
pola hidup masyarakat setempat dan didukung oleh kondisi sosial ekonomi.
Untuk dapat mengetahui kebutuhan air pada masa yang akan datang, kita perlu
mengetahui jumlah penduduk pada masa yang akan datang;
• Jumlah penduduk pada saat ini, sebagai dasar untuk menghitung jumlah
penduduk pada saat yang akan datang , serta Kenaikan penduduk.
Dengan adanya data tersebut,
maka kita dapat
menghitung/memperkirakan
jumlah penduduk pada masa
yang akan datang. Sehingga
kita dapat mengetahui
kebutuhan air pada masa yang
akan datang.
Semakin banyak jumlah orang,
semakin banyak pula
kebutuhan air.
Sebagai contoh pengaruh
jumlah penduduk terhadap
jumlah kebutuhan air dapat
dilihat pada grafik berikut ini:
Aspek Perencanaan Penyediaan Air Bersih
Faktor yang harus di perhitungkan dalam penyediaan Air bersih :
Daerah yang
harus
dilayani dan
target waktu
Jumlah
penduduk
dan fasilitas
publi
Jumlah dan
kualitas
kebutuhan
air bersih
Ketersedian
sumber air
baku
Pengolahan
air baku
menjadi air
bersih /
minum
Sistem
distribusi air
bersih
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
kebutuhan air :
Jumlah
penduduk
Iklim Gaya hidup
Plumbing
(perpipaan)
Sistem
pembuangan
Industri Harga jual air
Kategori Kebutuhan Air Domestik untuk Kota:
• Kota Kategori I (Metropolitan)
• Kota Kategori II (Kota Besar)
• Kota Kategori III (Kota Sedang)
• Kota Kategori IV (Kota Kecil)
• Kota Kategori V (Desa)
Untuk mengetahui kriteria perencanaan air bersih
pada tiap-tiap kategori, dapat dilihat pada tabel
Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya
PU, 1996
Standar penyediaan air non domestik ditentukan oleh
banyakannya konsumen non domestik yang meliputi
fasilitas: perkantoran, kesehatan, industri, komersial,
umum, dan lainnya.
Konsumsi non domestik terbagi menjadi beberapa kategori
yaitu :
• Umum (tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, terminal,
kantor),
• Komersil (hotel, pasar, pertokoan, rumah makan),
• Industri (peternakan, industri).
STANDART KEBUTUHAN AIR BERSIH
a. Standar Penyediaan Air Non Domestik
Semakin banyak jumlah sarana yang membutuhkan air, kebutuhan air akan makin banyak pula.
20-30% dari Kebutuhan Domestik
Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air non domestik perlu diketahui
rencana pengembangan kota serta aktifitasnya. Apabila tidak diketahui, maka
prediksi dapat didasarkan pada suatu ekivalen penduduk, dimana konsumen non
domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan standar penyediaan air
domestik.
Kebutuhan air non domestik menurut kriteria perencanaan pada Dinas PU
• Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori V ( Desa )
• Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori Lain
Dengan demikian kita perlu
mengetahui jenis dan jumlah
sarana yang akan datang atau
dengan kata lain kita perlu
mengetahui:
• Jenis dan jumlah sarana yang ada
saat ini: Data ini diperlukan sebagai
dasar untuk menghitung perkiraan
jenis dan jumlah sarana pada masa
yang akan datang.
•Perkiraan perkembangan jenis
dan jumlah sarana pada masa yang
akan datang.
Jumlah kebutuhan air untuk tiap orang dari tahun ke tahun akan meningkat, hal ini disebabkan antara lain:
• Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya air bersih untuk kesehatan
• Meningkatnya kebutuhan air untuk pemakaian yang makin beragam, misalnya untuk mencuci mobil, mesin
pendingin udara dan sebagainya.
Pemakaian air oleh masyarakat bertambah besar selaras dengan kemajuan masyarakat tersebut. Sehingga
pemakaian air seringkali dipakai sebagai salah satu tolok ukur tinggi rendahnya suatu masyarakat.
Kebutuhan air untuk pemakaian non domestik antara lain dipengaruhi oleh jenis sarana yang membutuhkan air.
Sebagai contoh kebutuhan air untuk rumah sakit akan berbeda dengan kebutuhan air untuk perkantoran.
Disamping itu kebutuhan air untuk tiap jenis sarana juga tidak selalu sama, misalnya kebutuhan rumah sakit kelas A
akan berbeda dengan kebutuhan rumah sakit kelas C.
Untuk menghitung kebutuhan air pada masa yang akan datang juga perlu diketahui kebutuhan air untuk tiap
pemakai air pada masa yang akan datang. Data-data ini dapat dibuat berdasarkan kecenderungan pemakaian air
pada masa lalu dan saat sekarang.
STANDART KEBUTUHAN AIR BERSIH
c. Jumlah Kebutuhan Air Untuk Tiap Pemakai Air
Kehilangan Air
• Selisih antara banyaknya air yang disediakan (water supply) dengan
air yang dikonsumi (water consumption)
Kebocoran pipa
distribusi
Kerusakan
meteran air
Teknis Adanya pencurian
air dari pipa
distribusi air
minum
Non
teknis
Besarnya kehilangan air
tersebut dapat diperkirakan
sebesar 10-20% dari
kebutuhan air total
• Jumlah pemakaian air dari waktu ke waktu yang
selalu tidak sama, dengan kata lain terjadi
fluktuasi pemakaian air. Fluktuasi pemakaian air
ini dapat digambarkan secara grafis seperti contoh
berikut :
Sebagai petugas PDAM, perlu dipahami
fluktuasi pemakaian air. Karena hal ini
merupakan salah satu faktor yang perlu
dipertimbangkan untuk membuat jadwal
produksi air bersih.
Pada pelajaran ini akan dijelaskan secara
singkat cara mengidentifikasi dan membuat
grafik fluktuasi pemakaian air harian.
B. POLA FLUKTUASI PEMAKAIAN AIR
Pemakaian yang digunakan konsumen, kebocoran teknis dan
non teknis. Fluktuasi pemakaian air harian, dipengaruhi oleh:
Jumlah dan jenis pemakaian air dan Karakteristik pemakai
air .
Walaupun fluktuasi pemakaian air dari hari ke hari tidak
mutlak sama, tetapi pada umumnya fluktuasi pemakaian air
pada suatu daerah pelayanan akan mengikuti pola fluktuasi
pemakaian air tertentu. Karena suatu keadaan khusus, pola
pemakaian air mungkin dapat berubah. Misalnya pola
pemakaian air pada bulan puasa dapat berbeda dengan pola
pemakaian air pada bulan yang bukan bulan puasa.
Fluktuasi Air Bersih
• Fluktuasi pemakaian air pada waktu hari maksimum :
• Selama setahun ada hari-hari tertentu dimana pemakaian air lebih tinggi
dari pemakaian air per hari rata-rata, pemakaian inilah yang disebut
pemakaian air pada hari maksimum.
• fluktuasi pemakaian air pada saat jam puncak
• Selama sehari ada jam-jam tertentu dimana penggunaan air bersih lebih
tinggi dari pemakaian per jam rata-rata. emakaian air pada saat jam
puncak. Pemakaian air pada jam tertinggi inilah yang disebut sebagai
pemakaian jam puncak, yang biasa terjadi pada pagi dan sore hari.
Hari maksimum = 1,15 x Kebutuhan rata-rata
Jam puncak = 1,75 x Kebutuhan rata-rata
3. IDENTIFIKASI POLA PEMAKAIAN AIR
Untuk mengidentifikasikan pola pemakaian air bersih harian,
maka dapat dilakukan tahapan pekerjaan sebagai berikut :
• Pengumpulan dan pencatatan data pemakaian air
• Analisa data pemakaian air
• Pembuatan grafik pola pemakaian air
• Pengumpulan dan pencatatan data pemakaian air
Pengumpulan dan pencatatan data pemakaian air harian harus
dilakukan setiap hari. Khusus untuk mengidentifikasikan pola
pemakaian air harian, maka harus mempunyai data pemakaian
harian selama jangka waktu tertentu secara berturut-turut
dengan jumlah pemakaian air setiap periode tertentu.
Data Pemakaian Air Harian Januari 2018
Makin banyak data pemakaian air yang dipunyai (misalnya 7
hari berturut-turut). Makin pendek periode pencatatan
pemakaian air (misalnya setiap jam), maka akan baik pula hasil
identifikasi pola pemakaian harian. Berikut ini dapat dilihat
contoh formulir dan pencatatan data pemakaian air harian.
Pada formulir pencatatan data pemakaian air harian ini
terlihat adanya kolom keterangan, yang dapat diisi dengan
keterangan yang diperlukan misalnya: Adanya kebocoran
pada pipa distribusi; Meter air rusak, sehingga tidak dapat
dilakukan pencatatan data.
Kolom keterangan ini sangat perlu, karena dari keterangan
pada kolom ini dapat dianalisa apakah pemakaian air ini
benar-benar digunakan oleh konsumen atau oleh sebab lain,
misalnya ada kebocoran.
Untuk mendapatkan data pemakaian air harian ini dapat
dengan cara melihat jumlah air yang melalui meter induk pada
pipa distribusi atau dengan mengukur perubahan
volume/tinggi air pada reservoir. Bila untuk mendapatkan data
pemakaian harian ini digunakan cara pengukuran perubahan
volume/tinggi air dalam reservoir, maka perlu diketahui dan
diperhitungkan adanya air yang masuk ke dalam reservoir
selama dilakukan pencatatan dan pemakaian air.
Jam
Pemakaian Air
Keterangan
Tanggal
1 2 3 4 5 6 7
00-01 147 135 138 143 139 142 131
01-02 133 121 140 135 141 137 126
02-03 132 128 125 140 128 131 137
03-04 147 145 149 138 142 132 148
04-05 129 132 162 151 132 141 158
05-06 237 241 205 228 226 231 218
06-07 276 282 295 272 281 293 278
07-08 273 268 223 269 248 271 265
08-09 255 251 284 265 258 249 278
09-10 273 270 209 228 256 268 238
10-11 205 200 227 235 209 213 247
11-12 219 210 234 218 221 234 208
12-13 202 200 202 231 208 229 217
13-14 172 175 195 187 176 184 177
14-15 215 222 252 235 218 232 218
15-16 202 200 234 226 228 215 227
16-17 223 228 234 215 234 227 230
17-18 228 235 260 244 236 254 241
18-19 228 214 262 253 236 251 237
19-20 147 145 205 148 152 151 143
20-21 205 130 192 135 138 141 136
Berdasarkan data pemakaian air
harian, maka dianalisa/dihitung
fluktuasi pemakaian air.
Dari data pemakaian air,
kemudian dilakukan analisa
fluktuasi pemakaian air harian,
yang mencakup:
• Jumlah dan persentase
pemakaian air rata-rata untuk
setiap periode tertentu.
• Jumlah pemakaian air rata-rata
dalam satu hari.
• Jumlah dan saat pemakaian air
minimum/maksimum dalam
satu periode.
Jam
Pemakaian Air
Jumlah
Pemakaian Air Rata- Rata
Keterangan
Tanggal
m3/jam l/det %
1 2 3 4 5 6 7
00-01 147 135 138 143 139 142 131 975 139,286 38,69 3
01-02 133 121 140 135 141 137 126 933 133,286 37,02 2,9
02-03 132 128 125 140 128 131 137 921 131,571 36,55 2,9
03-04 147 145 149 138 142 132 148 1001 143 39,72 3,1
04-05 129 132 162 151 132 141 158 1005 143,571 39,88 3,1
05-06 237 241 205 228 226 231 218 1586 226,571 62,94 4,9
06-07 276 282 295 272 281 293 278 1977 282,429 78,45 6,2
07-08 273 268 223 269 248 271 265 1817 259,571 72,1 5,7
08-09 255 251 284 265 258 249 278 1840 262,857 73,02 5,7
09-10 273 270 209 228 256 268 238 1742 248,857 69,13 5,4
10-11 205 200 227 235 209 213 247 1536 219,429 60,95 4,8
11-12 219 210 234 218 221 234 208 1544 220,571 61,27 4,8
12-13 202 200 202 231 208 229 217 1489 212,714 59,09 4,6
13-14 172 175 195 187 176 184 177 1266 180,857 50,24 3,9
14-15 215 222 252 235 218 232 218 1592 227,429 63,17 5
15-16 202 200 234 226 228 215 227 1532 218,857 60,79 4,8
16-17 223 228 234 215 234 227 230 1591 227,286 63,13 5
17-18 228 235 260 244 236 254 241 1698 242,571 67,38 5,3
18-19 228 214 262 253 236 251 237 1681 240,143 66,71 5,2
19-20 147 145 205 148 152 151 143 1091 155,857 43,29 3,4
20-21 205 130 192 135 138 141 136 1077 153,857 42,74 3,4
21-22 119 120 126 118 121 118 126 848 121,143 33,65 2,6
22-23 107 110 109 98 112 105 117 758 108,286 30,08 2,4
23-24 97 95 80 97 86 92 89 636 90,857 25,24 2
Jumlah 4571 4457 4742 4609 4526 4641 4590 32136 4591 1275 100
Rata-rata 190,5 185,7 197,6 192 188,6 193,4 191,3 1339 191,3 53,1 4,2
Analisa Data Pemakaian Air
Perlu diingat bahwa pola pemakaian air harian
ini hanya menunjukkan pola pemakaian air
harian dan bukan pola kebutuhan air. Karena
jumlah pemakaian air tidak selalu sama dengan
jumlah kebutuhan air yang sebenarnya.
Grafik pola fluktuasi pemakaian air ini harus
ditinjau dan disesuaikan kembali dengan
keadaan sebenarnya, minimal tiap tiga bulan
sekali.
Dari tabel fluktuasi pemakaian air bersih, dapat
dibuat grafik pola pemakaian air bersih, seperti
terlihat pada gambar/grafik:
Pembuatan Grafik Pola Pemakaian Air Bersih
3. PROYEKSI PENDUDUK & FASILITAS
• Dalam perencanaan suatu sistem distribusi air minum, diperlukan beberapa
kriteria sebagai dasar perencanaan. Tujuan untuk mendapatkan suatu hasil
perencanaan yang tepat dan terkondisi untuk suatu wilayah perencanaan.
• Kebutuhan air bersih semakin lama semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk di masa yang akan datang. Diperlukan
proyeksi penduduk untuk tahun perencanaan. Walaupun proyeksi bersifat
ramalan, dimana kebenarannya bersifat subyektif, namun bukan berarti
tanpa pertimbangan dan metoda.
Beberapa metoda proyeksi penduduk yang digunakan untuk perencanaan.
Pn = Po + a . n
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada awal tahun dasar (jiwa)
a = rata-rata pertambahan penduduk (% jiwa/tahun)
n = selisih anatara tahun proyeksi dengan tahun dasar
(tahun)
Pn = Po ( 1 + r ) n
Metoda Aritmatika
• Metoda ini sesuai untuk daerah dengan
perkembangan penduduk yang selalu
meningkat/bertambah secara konstan.
Metoda Geometri
• Proyeksi dengan metoda ini dianggap bahwa
perkembangan penduduk secara otomatis berganda
dengan pertambahan penduduk.
• Metoda ini tidak memperhatikan adanya suatu saat
terjadi perkembangan menurun, disebabkan
kepadatan penduduk mendekati maksimum.
• Metode ini banyak digunakan karena mudah dan
mendekati kebenaran.
Po= Jumlah Penduduk mula-mula
Pn= Penduduk tahun n
dn = kurun waktur = rata-rata persentasetambahan penduduk
pertahun
Pn = a + b . x
Metoda Least Square
• Metoda ini juga dapat digunakan untuk
daerah dengan perkembangan
penduduk yang mempunyai
kecenderungan garis linear meskipun
perkembangan penduduk tidak selalu
bertambah
X: tambahan tahun terhitung dari tahun dasar
Contoh perhitungan R Metode Geometrik
Dalam uji metode
proyeksi geometrik,
nilai Y merupakan nilai
ln setiap tahun.
Contoh perhitungan R Metode Aritmatik
Dalam uji metode proyeksi
aritmatik, nilai Y merupakan
selisih penduduk setiap tahun
Contoh perhitungan R Metode Least Square
alam uji metode proyeksi least
square, nilai Y merupakan
jumlahpenduduk setiap tahun.
Seperti halnya data penduduk, data fasilitas umumada padawilayah perencanaanjuga
perlu diperhitungkan dalammemenuhi kebutuhan air minum.
 Untuk menghitung proyeksi fasilitas umum dipakai data perkembangan pertumbuhan
penduduk sebagai bahan pertimbangan.
Ini sesuai dengan pengertian bahwa fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan adalah tuntutan
kebutuhan masyarakat, artinya banyaknya fasilitas yang harus tersedia berbanding lurus
dengan jumlah penduduk yang menggunakan fasilitas tersebut.
Proyeksi Fasilitas (Kebutuhan air non domestik)
Kepmen Kimpraswil nomor 534 tahun 2001 tentang Pedoman Penentuan
Standar Pelayanan MinimalBidang Penataan Ruang, Permukiman dan
Pekerjaan Umum
Jumlah air yang diproduksi tidak selalu harus sama
dengan kebutuhan air yang sebenarnya. Selain
dipengaruhi jumlah air yang sebenarnya dibutuhkan,
jumlah air yang diproduksi juga dipengaruhi oleh:
1. Sumber air lain yang ada, dan
2. Kemampuan masyarakat untuk membeli air, dengan
kata lain dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat.
4. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR YANG PERLU DIPRODUKSI
Kedua faktor tersebut di atas akan
mempengaruhi persentase jumlah
penduduk atau sarana yang direncanakan
akan diberi pelayanan air bersih.
Pada suatu daerah pelayanan tertentu banyak pabrik yang sudah
menggunakan sumur dalam, maka kawasan pabrik tersebut
mungkin tidak perlu lagi mendapat pelayanan air bersih dari
PDAM. Demikian juga dengan penduduk yang sudah banyak
menggunakan air sumur berkualitas cukup baik, mungkin tidak
memerlukan pelayanan air dari PDAM. Akibat adanya sumber air
lain ini, biasanya tidak seluruh penduduk dialokasikan mendapat
pelayanan dari PDAM.
Oleh karena itu kemampuan masyarakat ikut mempengaruhi
jumlah air dan tingkat pelayanan air bersih pada konsumen.
Dengan tingkat pelayanan air yang berbeda, biasanya harga jual air
dan jumlah air yang dapat digunakan akan berbeda. Sebagai
contoh harga air yang didapat dari sambungan rumah lebih mahal
dibandingkan dengan kran umum.
Untuk memperkirakan jumlah kebutuhan air yang
diproduksi pada masa yang akan datang, perlu
diperhitungkan kebutuhan air untuk operasi dan
pemeliharaan sistem penyediaan air bersih, misalnya
untuk menguras reservoir dan filter. Selain itu harus
diperhitungkan pula air yang hilang atau bocor.
Perhitungan kebutuhan air bersih :
=(Konsumsi Air Bersih Domestik + Non Domestik)+
Kebocoran Air (10-20%) + Hydrant (10% dari total
Konsumsi Air)
Faktor yang mempengaruhi kapasitas sistem
• Kebocoran/kehilangan air
• Kapasitas pengambilan air baku
• Fluktuasi kebutuhan air bersih
• Jaringan pipa transmisi
• Kapasitas reservoir distribusi
• Jaringan pipa induk distribusi
• Kapasitas aliran dalam pipa
• Koefisien kekasaran pipa
• Misalnya: Berdasarkan data jumlah penduduk yang lalu dengan angka pertumbuhan
tertentu, jumlah penduduk pada masa yang akan datang diproyeksikan sebagai berikut :
Kebutuhan air untuk rumah tangga
Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)
2019 61551
2024 63981
2029 66411
2034 68841
2039 71271
2044 73683
5. CONTOH PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR PADA MASA YANG AKAN DATANG
Berdasarkan data pemakaian air yang lalu dan
berdasarkan data penghasilan masyarakat,
direncanakan:
• Jumlah penduduk yang dapat dilayani oleh sistem PDAM
pada tahun 2019 adalah 50% dan meningkat menjadi 75%
pada tahun 2044.
• Jumlah penduduk yang mendapat sambungan langsung
pada tahun 2044 sebesar 30% dari jumlah penduduk yang
dilayani dan meningkat menjadi 60% pada tahun 2029.
• Jumlah penduduk yang mendapat sambungan halaman
diharapkan tetap 25% dari jumlah penduduk yang dilayani.
Jumlah penduduk yang dilayani dengan kran umum pada
tahun 2019 sebesar 45% dan menurun menjadi 20% pada
tahun 2044.
• Kebutuhan air bersih untuk rumah tangga dapat dihitung seperti pada tabel
berikut ini: Kebutuhan air untuk fasilitas industri/perdagangan
Tahun Jumlah Penduduk Jenis Pelayanan Kebutuhan Air
Total Jumlah
dilayani
% Jiwa Liter/Jiwa/Hari m3/hari
% Jiwa SL KH KU SL KH KU SL KH KU SL KH KU Total
2019 61551 50 30776 30 25 45 9233 7694 13849 100 60 30 923,27 461,63 415,47 1800,4
2024 63981 55 35190 35 25 40 12316 8797 14076 110 60 30 1354,8 527,84 422,27 2304,9
2029 66411 60 39847 40 25 35 15939 9962 13946 120 60 30 1912,6 597,7 418,39 2928,7
2034 68841 65 44747 45 25 30 20136 11167 13424 130 60 30 2617,7 671,2 402,72 3691,6
2039 71271 70 49890 50 25 25 24945 12472 12472 140 60 30 3492,3 748,35 374,17 4614,8
2044 73683 75 55262 55 25 20 30394 13816 11052 150 60 30 4559,1 828,93 331,57 5719,6
Untuk menghitung kebutuhan air untuk fasilitas industri/perdagangan diperlukan data mengenai fasilitas
industri dan perdagangan tersebut. Jika data ini tidak diperoleh, maka kebutuhan air dapat diperkirakan
berdasarkan data pemakaian air pada masa yang lalu. Misalnya pada contoh soal ini diperhitungkan
kebutuhan air industri pada tahun 2019 adalah 5% dari kebutuhan air untuk rumah tangga. Pada tahun
2044 diperkirakan meningkat menjadi 10%. Dengan demikian kebutuhan air untuk industri adalah:
Untuk menghitung kebutuhan air untuk fasilitas sosial, diperlukan data
mengenai jenis dan jumlah fasilitas sosial. Standar pemakaian air untuk fasilitas
sosial dapat menggunakan angka-angka sebagai berikut:
• Kebutuhan air untuk masjid : 1 m3/unit/hari
• Kebutuhan air untuk langgar : 0,5 m3/unit/hari
• Kebutuhan air untuk gereja : 0,5 m3/unit/hari
• Kebutuhan air untuk perkantoran : 30-40 liter/pegawai/hari
• Kebutuhan air untuk pendidikan : 10 liter/orang/hari
• Kebutuhan air untuk fasilitas kesehatan : 200-400 liter/tempat tidur/hari
Jika mengalami kesulitan
memperoleh data jenis dan jumlah
fasilitas social, dapat digunakan
melalui pendekatan persentase
terhadap kebutuhan rumah tangga.
Misalnya dalam perhitungan ini
kebutuhan fasilitas social
diperkirakan sebesar 15% dari
kebutuhan air untuk rumah tangga.
Tahun
Rumah Tangga
(m3/hari)
Kebutuhan Air
Industri/Komersil
Kebutuhan Air
Industri/Komersil
% m3/hari % m3/hari
2019 1800,37 5 90,02 15 270,06
2024 2304,92 6 138,3 15 345,74
2029 2928,73 7 205,01 15 439,31
2034 3691,6 8 295,33 15 553,74
2039 4614,8 9 415,33 15 692,22
2044 5719,64 10 571,96 15 857,95
Jenis Penggunaan
Kebutuhan Air (m3/hari)
2019 2024 2029 2034 2039 2044
A. Rumah tangga 1800,37 2304,92 2928,73 3691,6 4614,8 5719,64
B. Industri/Komersial 90,02 138,3 205,01 295,33 415,33 571,96
C. Sosial 270,06 345,74 439,31 553,74 692,22 857,95
D. Sub Total
2160,44
4
2788,953 3573,051 4540,668 5722,352 7149,55
E. Kebocoran = 10-
20% x D
216,05 334,8 500,23 726,51 1030,02 1429,91
F. Total (m3/hari)
2376,49
4
3123,753 4073,281 5267,178 6752,372 8579,46
Total (liter/detik) 27,51 36,15 47,14 60,96 78,15 99,3
Kehilangan Air
• Jumlah air yang hilang
karena kebocoran,
operasi dan
pemeliharaan sistem
penyediaan air, hidran
kebakaran. Pada
umumnya kehilangan air
yang dapat ditoleransi
adalah 10-20% dari
seluruh kebutuhan air.
Jumlah Kebutuhan Air
• Berdasarkan perhitungan
kebutuhan air yang telah
diuraikan sebelumnya,
maka kebutuhan air
seluruhnya dapat
dihitung seperti terlihat
pada tabel :
Fluktuasi
Kebutuhan Air
• Pada jam-jam tertentu dalam satu hari, kebutuhan air akan memuncak yang disebut
“waktu puncak” (peak hour)
• Dalam hari-hari tertentu untuk setiap minggu, bulan atau tahun akan terdapat
kebutuhan air yang lebih besar dari kebutuhan rata-rata yang disebut “hari
maksimum” (maximum day)
Kebutuhan air pada hari maksimum
dan waktu puncak dihitung
berdasarkan kebutuhan air rata-rata
dengan pendekatan sebagai berikut:
• Kebutuhan air pada hari maksimum
:
f1 x kebutuhan air rata-rata
• Kebutuhan air pada waktu puncak :
f2 x kebutuhan air rata-rata
Tahun
Kebutuhan
rata-rata
(liter/detik)
f1
Kebutuhan
pada hari
maksimum
(liter/detik)
f2
Kebutuhan
pada jam
puncak
(liter/detik)
2019 27,51 1,2 33,01 1,5 41,27
2024 36,17 1,2 43,4 1,5 54,26
2029 47,14 1,2 56,57 1,5 70,71
2034 60,96 1,2 73,15 1,5 91,44
2039 78,15 1,2 93,78 1,5 117,23
2044 99,3 1,2 119,16 1,5 148,95
6. KESIMPULAN
Pada umumnya kebutuhan air bersih akan meningkat terus menerus.
Untuk itu perlu diperkirakan kebutuhan air bersih pada masa yang
akan datang. Hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan segala
sarana yang dibutuhkan sesuai dengan peningkatan kebutuhan air
bersih pada masa yang akan datang dengan baik, efisien dan
ekonomis.
• Jenis dan jumlah fasilitas yang membutuhkan air
• Kebutuhan air tiap jenis pemakai air
• Sumber air lain yang ada
• Kemampuan masyarakat untuk membeli air.
Dalam memperhitungkan jumlah air yang diproduksi dan tingkat
pelayanan air bersih pada masa yang akan datang perlu diperhatikan:
Studi Kasus Perhitungan Kebutuhan Air
• Hitung Kebutuhan Air wilayah tempat kalian tinggal (boleh skala
kecamatan, kelurahan atau RT/RW). Proyeksikan hingga tahun 2040.
Data yang dibutuhkan :
- Data pertambahan penduduk
- Fasilitas Pendidikan
- Fasilitas Peribadatan
- Fasilitas Kesehatan & Perdagangan
• Hitung dimensi reservoir yang dibutuhkan
Tugas SPAM 2
Deadline : 23 Februari 2021
Perhitungan Volume dan Dimensi Reservoir
• Menghitung Kapasitas Reservoir ada tiga Metode, salah satunya :
Rumus : Kapasitas Reservoir : 39% x Q max Day (Al layla, 1978)
Panjang, Lebar, Tinggi
Freeboard (10% dari tinggi)
Komponen penyusun SPAM
• Unit Air Baku
• Unit Transmisi
• Unit Produksi
• Unit Distribusi
• Unit Pelayanan
Pengertian intake
• Intake atau bangunan penyadap air dimaksudkan
untuk menyuplai air dari sumber menuju instalasi
pengolahan air. Oleh sebab itu, bangunan
penyadap air harus diletakkan pada tempat yang
mudah untuk mengalirkan air, dan didesain untuk
mudah menyuplai air yang dibutuhkan.
(Kawamura, 1991)
Kriteria penentuAN LOKASI intake :
Kualitas air yang tersedia harus baik.
Tidak terdapat arus / aliran kuat yang dapat
merusak intake.
Selama banjir, air tidak boleh masuk ke dalam
intake.
Sebaiknya sedekat mungkin dengan stasiun
pemompaan.
Lokasi harus dekat tempat pengolahan untuk
meminimalkan biaya perpipaan.
Lokasi sebaiknya tidak berada di wilayah
cekungan.
Sebaiknya tertutup untuk mencegah sinar matahari yang bisa
menstimulus pertumbuhan lumut atau ganggang di air.
Bangunan intake harus kedap air.
Tanah tempat dibangunnya intake harus stabil.
Pipa inlet ditempatkan dibawah permukaan sungai atau danau
untuk mencegah masuknya benda-benda yang mengapung.
Sebaiknya terletak agak jauh dari bahu sungai untuk mencegah
kemungkinan pencemaran.
Sebaiknya terletak pada bagian hulu kota.
Jenis-Jenis intake :
 Intake tower,
intake berbentuk menara yang dibangun di tengah sumber air baku dan
pengaliran air bakunya menggunakan pipa yang dibangun di atas
sungai. (Kawamura, 1991)
Intake crib,
intake yang dibangun di dasar sungai/sumber air baku yang
dilengkapi pipa dengan screening dan pipa untuk
mengalirkaan air ke instalasi pengolahan. (Kawamura, 1991)
(Gambar Intake Crib)
 Siphon well intake
Bangunan intake pada tepi sungai dan air baku dialirkan dengan
menggunakan siphon menuju sumur pengumpul dan selanjutnya
dipompakan menuju instalasi pengolahan
(Gambar Siphon well Intake)
(Kawamura, 1991)
Floating Intake
Intake dengan rumah pompa yang dapat
bergerak mengikuti keringgian muka air dan
dihubungkan dengan pipa yang dapat mengikuti
pergerekan pompa karena menggunakan flexible
joint (Kawamura,1991)
Intake Sumuran
Intake berupa sumur beton berdiameter 3-6 m
yang dilengkapi dua atau lebih pipa besar
(penstock) yang dilengkapi dengan katup
sehingga memungkinkan air memasuki intake
secara berkala. (Layla,1978)
Shore Intake
intake yang dibangun di tepi sungai berupa
rumah pompa dengan intake di bawah
permukaan air minum. (Kawamura, 1991)
Intake Bendung
Intake yang dibuat dengan membendung sungai
pada tepinya sehingga air akan masuk pada saluran
intake untuk masuk ke instalasi pengolahan air.
Bagian-bagian intake
(Gambar Bangunan Intake)
peralatan Penunjang :
Pipa inlet, berfungsi untuk membawa air masuk ke dalam intake.
Gate valve, berfungsi untuk mengatur debit aliran air dengan jalan
membuka dan menutup aliran.
Screen, berfungsi untuk menyaring kotoran atau suspended solid
yang mungkin terbawa dalam air.
Overflow, berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan air sehingga
tinggi muka air dalam bak tetap konstan.
• Ventilasi, berfungsi menjaga tekanan udara
dalam intake agar selalu sama dengan tekanan
udara luar.
• Pompa, berfungsi untuk menaikan air dari
sumber.
• Drain, berfungsi untuk menguras.
• Bak mom, berfungsi untuk membubuhkan
desinfektan.
• Pipa outlet, berfungsi untuk membawa air
keluar dari intake.
• Ruang operator
Screening sistem

Contenu connexe

Similaire à PROYEKSI KEBUTUHAN AIR

SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanM RiendRa Uslani
 
presentasi UIGM Tastaptyani & Alfian Zurfi.pptx
presentasi UIGM Tastaptyani & Alfian Zurfi.pptxpresentasi UIGM Tastaptyani & Alfian Zurfi.pptx
presentasi UIGM Tastaptyani & Alfian Zurfi.pptxssusercea37b1
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...infosanitasi
 
9.monitoring dan evaluasi kinerja das dan tata air
9.monitoring dan evaluasi kinerja das dan tata air9.monitoring dan evaluasi kinerja das dan tata air
9.monitoring dan evaluasi kinerja das dan tata airZaidil Firza
 
Faktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air Bersih
Faktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air BersihFaktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air Bersih
Faktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air Bersihchyntia aryanti mayadewi
 
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanModul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanLusnia S Multianti
 
Analisis Fluktuasi Pemakaian Air Bersih di Pemukiman Desa
Analisis Fluktuasi Pemakaian Air Bersih di Pemukiman DesaAnalisis Fluktuasi Pemakaian Air Bersih di Pemukiman Desa
Analisis Fluktuasi Pemakaian Air Bersih di Pemukiman DesaRafiSulaimanAlhakimU
 
1. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 1977
1. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 19771. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 1977
1. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 1977Mohammad sholichin
 
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan air
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan airEvaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan air
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan airYuriska Nur
 
02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt
02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt
02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.pptAdeliaForYou
 
AIR BERSIH(1).pptx
AIR BERSIH(1).pptxAIR BERSIH(1).pptx
AIR BERSIH(1).pptxNidal27
 
Perizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya Air
Perizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya AirPerizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya Air
Perizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya Airushfia
 
Jumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga
Jumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tanggaJumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga
Jumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tanggaChristina_planoITN Lukitasari
 

Similaire à PROYEKSI KEBUTUHAN AIR (20)

SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
 
Bab 1 tata
Bab 1  tataBab 1  tata
Bab 1 tata
 
presentasi UIGM Tastaptyani & Alfian Zurfi.pptx
presentasi UIGM Tastaptyani & Alfian Zurfi.pptxpresentasi UIGM Tastaptyani & Alfian Zurfi.pptx
presentasi UIGM Tastaptyani & Alfian Zurfi.pptx
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 
jurnal amirno.pdf
jurnal amirno.pdfjurnal amirno.pdf
jurnal amirno.pdf
 
9.monitoring dan evaluasi kinerja das dan tata air
9.monitoring dan evaluasi kinerja das dan tata air9.monitoring dan evaluasi kinerja das dan tata air
9.monitoring dan evaluasi kinerja das dan tata air
 
deep well
deep welldeep well
deep well
 
Defisit Air Bersih
Defisit Air BersihDefisit Air Bersih
Defisit Air Bersih
 
Faktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air Bersih
Faktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air BersihFaktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air Bersih
Faktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air Bersih
 
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanModul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
 
Analisis Fluktuasi Pemakaian Air Bersih di Pemukiman Desa
Analisis Fluktuasi Pemakaian Air Bersih di Pemukiman DesaAnalisis Fluktuasi Pemakaian Air Bersih di Pemukiman Desa
Analisis Fluktuasi Pemakaian Air Bersih di Pemukiman Desa
 
Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersihPenyediaan air bersih
Penyediaan air bersih
 
1. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 1977
1. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 19771. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 1977
1. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 1977
 
Kualitas%20air
Kualitas%20airKualitas%20air
Kualitas%20air
 
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan air
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan airEvaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan air
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan air
 
Kewenangan BPLH dalam Pengelolaan Air
Kewenangan BPLH dalam Pengelolaan AirKewenangan BPLH dalam Pengelolaan Air
Kewenangan BPLH dalam Pengelolaan Air
 
02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt
02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt
02_Kebutuhan Air Irigasi_Part1.ppt
 
AIR BERSIH(1).pptx
AIR BERSIH(1).pptxAIR BERSIH(1).pptx
AIR BERSIH(1).pptx
 
Perizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya Air
Perizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya AirPerizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya Air
Perizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya Air
 
Jumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga
Jumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tanggaJumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga
Jumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga
 

Dernier

PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 

Dernier (20)

PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 

PROYEKSI KEBUTUHAN AIR

  • 1. PROYEKSI KEBUTUHAN AIR DAN IDENTIFIKASI POLA FLUKTUASI PEMAKAIAN AIR Widyastuti Kusuma Wardhani Widyastuti.Kusuma.W@ugm.ac.id
  • 2.
  • 3. Landasan Hukum • Undang Undang nomor 7 tahun 204 tentang SDA • Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 42 tahun 2008 tentang PSDA • PP no 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan SPAM • Permen PU no 18 tahun 2007 tentang SPAM
  • 4. Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan bagi kebutuhan dasar/suatu unit konsumsi air, dimana kehilangan air dan kebutuhan air untuk pemadam kebakaran juga diperhitungkan. Kebutuhan dasar dan kehilangan tersebut berfluktuasi dari waktu kewaktu, dengan skala jam, hari, minggu, bulan selama kurun waktu satu tahun. Besarnya air yang digunakan untuk berbagai jenis penggunaan / pemakaian air. Besarnya konsumsi air yang digunakan dipengaruhi oleh faktor seperti : • Ketersediaan air baik dari segi kualitas, kuantitas, dan kontiunitas • Kebiasaan penduduk setempat • Pola dan tingkat kehidupan • Harga air Teknis ketersediaan air seperti fasilitas distribusi, fasilitas pembuangan limbah yang dapat mempengaruhi kualitas air bersih dan kemudahan dalam mendapatkannya. Keadaan sosial ekonomi penduduk setempat STANDAR PENYEDIAAN AIR
  • 5. STANDART KEBUTUHAN AIR BERSIH a. Standar Penyediaan Air Domestik Standar Penyediaan Air domestik ditentukan oleh jumlah konsumen domestik yang dapat diketahui dari data penduduk yang ada. Standar penyediaan kebutuhan domestik ini meliputi: minum, mandi, masak, dan lain-lain. Kecenderungan meningkatnya kebutuhan dasar air ditentukan oleh kebiasaan pola hidup masyarakat setempat dan didukung oleh kondisi sosial ekonomi. Untuk dapat mengetahui kebutuhan air pada masa yang akan datang, kita perlu mengetahui jumlah penduduk pada masa yang akan datang; • Jumlah penduduk pada saat ini, sebagai dasar untuk menghitung jumlah penduduk pada saat yang akan datang , serta Kenaikan penduduk. Dengan adanya data tersebut, maka kita dapat menghitung/memperkirakan jumlah penduduk pada masa yang akan datang. Sehingga kita dapat mengetahui kebutuhan air pada masa yang akan datang. Semakin banyak jumlah orang, semakin banyak pula kebutuhan air. Sebagai contoh pengaruh jumlah penduduk terhadap jumlah kebutuhan air dapat dilihat pada grafik berikut ini:
  • 6. Aspek Perencanaan Penyediaan Air Bersih Faktor yang harus di perhitungkan dalam penyediaan Air bersih : Daerah yang harus dilayani dan target waktu Jumlah penduduk dan fasilitas publi Jumlah dan kualitas kebutuhan air bersih Ketersedian sumber air baku Pengolahan air baku menjadi air bersih / minum Sistem distribusi air bersih
  • 7. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan air : Jumlah penduduk Iklim Gaya hidup Plumbing (perpipaan) Sistem pembuangan Industri Harga jual air
  • 8. Kategori Kebutuhan Air Domestik untuk Kota: • Kota Kategori I (Metropolitan) • Kota Kategori II (Kota Besar) • Kota Kategori III (Kota Sedang) • Kota Kategori IV (Kota Kecil) • Kota Kategori V (Desa) Untuk mengetahui kriteria perencanaan air bersih pada tiap-tiap kategori, dapat dilihat pada tabel Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya PU, 1996
  • 9.
  • 10. Standar penyediaan air non domestik ditentukan oleh banyakannya konsumen non domestik yang meliputi fasilitas: perkantoran, kesehatan, industri, komersial, umum, dan lainnya. Konsumsi non domestik terbagi menjadi beberapa kategori yaitu : • Umum (tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, terminal, kantor), • Komersil (hotel, pasar, pertokoan, rumah makan), • Industri (peternakan, industri). STANDART KEBUTUHAN AIR BERSIH a. Standar Penyediaan Air Non Domestik Semakin banyak jumlah sarana yang membutuhkan air, kebutuhan air akan makin banyak pula. 20-30% dari Kebutuhan Domestik
  • 11. Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air non domestik perlu diketahui rencana pengembangan kota serta aktifitasnya. Apabila tidak diketahui, maka prediksi dapat didasarkan pada suatu ekivalen penduduk, dimana konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan standar penyediaan air domestik. Kebutuhan air non domestik menurut kriteria perencanaan pada Dinas PU
  • 12. • Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori V ( Desa ) • Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori Lain Dengan demikian kita perlu mengetahui jenis dan jumlah sarana yang akan datang atau dengan kata lain kita perlu mengetahui: • Jenis dan jumlah sarana yang ada saat ini: Data ini diperlukan sebagai dasar untuk menghitung perkiraan jenis dan jumlah sarana pada masa yang akan datang. •Perkiraan perkembangan jenis dan jumlah sarana pada masa yang akan datang.
  • 13. Jumlah kebutuhan air untuk tiap orang dari tahun ke tahun akan meningkat, hal ini disebabkan antara lain: • Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya air bersih untuk kesehatan • Meningkatnya kebutuhan air untuk pemakaian yang makin beragam, misalnya untuk mencuci mobil, mesin pendingin udara dan sebagainya. Pemakaian air oleh masyarakat bertambah besar selaras dengan kemajuan masyarakat tersebut. Sehingga pemakaian air seringkali dipakai sebagai salah satu tolok ukur tinggi rendahnya suatu masyarakat. Kebutuhan air untuk pemakaian non domestik antara lain dipengaruhi oleh jenis sarana yang membutuhkan air. Sebagai contoh kebutuhan air untuk rumah sakit akan berbeda dengan kebutuhan air untuk perkantoran. Disamping itu kebutuhan air untuk tiap jenis sarana juga tidak selalu sama, misalnya kebutuhan rumah sakit kelas A akan berbeda dengan kebutuhan rumah sakit kelas C. Untuk menghitung kebutuhan air pada masa yang akan datang juga perlu diketahui kebutuhan air untuk tiap pemakai air pada masa yang akan datang. Data-data ini dapat dibuat berdasarkan kecenderungan pemakaian air pada masa lalu dan saat sekarang. STANDART KEBUTUHAN AIR BERSIH c. Jumlah Kebutuhan Air Untuk Tiap Pemakai Air
  • 14. Kehilangan Air • Selisih antara banyaknya air yang disediakan (water supply) dengan air yang dikonsumi (water consumption) Kebocoran pipa distribusi Kerusakan meteran air Teknis Adanya pencurian air dari pipa distribusi air minum Non teknis Besarnya kehilangan air tersebut dapat diperkirakan sebesar 10-20% dari kebutuhan air total
  • 15. • Jumlah pemakaian air dari waktu ke waktu yang selalu tidak sama, dengan kata lain terjadi fluktuasi pemakaian air. Fluktuasi pemakaian air ini dapat digambarkan secara grafis seperti contoh berikut : Sebagai petugas PDAM, perlu dipahami fluktuasi pemakaian air. Karena hal ini merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan untuk membuat jadwal produksi air bersih. Pada pelajaran ini akan dijelaskan secara singkat cara mengidentifikasi dan membuat grafik fluktuasi pemakaian air harian. B. POLA FLUKTUASI PEMAKAIAN AIR Pemakaian yang digunakan konsumen, kebocoran teknis dan non teknis. Fluktuasi pemakaian air harian, dipengaruhi oleh: Jumlah dan jenis pemakaian air dan Karakteristik pemakai air . Walaupun fluktuasi pemakaian air dari hari ke hari tidak mutlak sama, tetapi pada umumnya fluktuasi pemakaian air pada suatu daerah pelayanan akan mengikuti pola fluktuasi pemakaian air tertentu. Karena suatu keadaan khusus, pola pemakaian air mungkin dapat berubah. Misalnya pola pemakaian air pada bulan puasa dapat berbeda dengan pola pemakaian air pada bulan yang bukan bulan puasa.
  • 16. Fluktuasi Air Bersih • Fluktuasi pemakaian air pada waktu hari maksimum : • Selama setahun ada hari-hari tertentu dimana pemakaian air lebih tinggi dari pemakaian air per hari rata-rata, pemakaian inilah yang disebut pemakaian air pada hari maksimum. • fluktuasi pemakaian air pada saat jam puncak • Selama sehari ada jam-jam tertentu dimana penggunaan air bersih lebih tinggi dari pemakaian per jam rata-rata. emakaian air pada saat jam puncak. Pemakaian air pada jam tertinggi inilah yang disebut sebagai pemakaian jam puncak, yang biasa terjadi pada pagi dan sore hari. Hari maksimum = 1,15 x Kebutuhan rata-rata Jam puncak = 1,75 x Kebutuhan rata-rata
  • 17. 3. IDENTIFIKASI POLA PEMAKAIAN AIR Untuk mengidentifikasikan pola pemakaian air bersih harian, maka dapat dilakukan tahapan pekerjaan sebagai berikut : • Pengumpulan dan pencatatan data pemakaian air • Analisa data pemakaian air • Pembuatan grafik pola pemakaian air • Pengumpulan dan pencatatan data pemakaian air Pengumpulan dan pencatatan data pemakaian air harian harus dilakukan setiap hari. Khusus untuk mengidentifikasikan pola pemakaian air harian, maka harus mempunyai data pemakaian harian selama jangka waktu tertentu secara berturut-turut dengan jumlah pemakaian air setiap periode tertentu.
  • 18. Data Pemakaian Air Harian Januari 2018 Makin banyak data pemakaian air yang dipunyai (misalnya 7 hari berturut-turut). Makin pendek periode pencatatan pemakaian air (misalnya setiap jam), maka akan baik pula hasil identifikasi pola pemakaian harian. Berikut ini dapat dilihat contoh formulir dan pencatatan data pemakaian air harian. Pada formulir pencatatan data pemakaian air harian ini terlihat adanya kolom keterangan, yang dapat diisi dengan keterangan yang diperlukan misalnya: Adanya kebocoran pada pipa distribusi; Meter air rusak, sehingga tidak dapat dilakukan pencatatan data. Kolom keterangan ini sangat perlu, karena dari keterangan pada kolom ini dapat dianalisa apakah pemakaian air ini benar-benar digunakan oleh konsumen atau oleh sebab lain, misalnya ada kebocoran. Untuk mendapatkan data pemakaian air harian ini dapat dengan cara melihat jumlah air yang melalui meter induk pada pipa distribusi atau dengan mengukur perubahan volume/tinggi air pada reservoir. Bila untuk mendapatkan data pemakaian harian ini digunakan cara pengukuran perubahan volume/tinggi air dalam reservoir, maka perlu diketahui dan diperhitungkan adanya air yang masuk ke dalam reservoir selama dilakukan pencatatan dan pemakaian air. Jam Pemakaian Air Keterangan Tanggal 1 2 3 4 5 6 7 00-01 147 135 138 143 139 142 131 01-02 133 121 140 135 141 137 126 02-03 132 128 125 140 128 131 137 03-04 147 145 149 138 142 132 148 04-05 129 132 162 151 132 141 158 05-06 237 241 205 228 226 231 218 06-07 276 282 295 272 281 293 278 07-08 273 268 223 269 248 271 265 08-09 255 251 284 265 258 249 278 09-10 273 270 209 228 256 268 238 10-11 205 200 227 235 209 213 247 11-12 219 210 234 218 221 234 208 12-13 202 200 202 231 208 229 217 13-14 172 175 195 187 176 184 177 14-15 215 222 252 235 218 232 218 15-16 202 200 234 226 228 215 227 16-17 223 228 234 215 234 227 230 17-18 228 235 260 244 236 254 241 18-19 228 214 262 253 236 251 237 19-20 147 145 205 148 152 151 143 20-21 205 130 192 135 138 141 136
  • 19. Berdasarkan data pemakaian air harian, maka dianalisa/dihitung fluktuasi pemakaian air. Dari data pemakaian air, kemudian dilakukan analisa fluktuasi pemakaian air harian, yang mencakup: • Jumlah dan persentase pemakaian air rata-rata untuk setiap periode tertentu. • Jumlah pemakaian air rata-rata dalam satu hari. • Jumlah dan saat pemakaian air minimum/maksimum dalam satu periode. Jam Pemakaian Air Jumlah Pemakaian Air Rata- Rata Keterangan Tanggal m3/jam l/det % 1 2 3 4 5 6 7 00-01 147 135 138 143 139 142 131 975 139,286 38,69 3 01-02 133 121 140 135 141 137 126 933 133,286 37,02 2,9 02-03 132 128 125 140 128 131 137 921 131,571 36,55 2,9 03-04 147 145 149 138 142 132 148 1001 143 39,72 3,1 04-05 129 132 162 151 132 141 158 1005 143,571 39,88 3,1 05-06 237 241 205 228 226 231 218 1586 226,571 62,94 4,9 06-07 276 282 295 272 281 293 278 1977 282,429 78,45 6,2 07-08 273 268 223 269 248 271 265 1817 259,571 72,1 5,7 08-09 255 251 284 265 258 249 278 1840 262,857 73,02 5,7 09-10 273 270 209 228 256 268 238 1742 248,857 69,13 5,4 10-11 205 200 227 235 209 213 247 1536 219,429 60,95 4,8 11-12 219 210 234 218 221 234 208 1544 220,571 61,27 4,8 12-13 202 200 202 231 208 229 217 1489 212,714 59,09 4,6 13-14 172 175 195 187 176 184 177 1266 180,857 50,24 3,9 14-15 215 222 252 235 218 232 218 1592 227,429 63,17 5 15-16 202 200 234 226 228 215 227 1532 218,857 60,79 4,8 16-17 223 228 234 215 234 227 230 1591 227,286 63,13 5 17-18 228 235 260 244 236 254 241 1698 242,571 67,38 5,3 18-19 228 214 262 253 236 251 237 1681 240,143 66,71 5,2 19-20 147 145 205 148 152 151 143 1091 155,857 43,29 3,4 20-21 205 130 192 135 138 141 136 1077 153,857 42,74 3,4 21-22 119 120 126 118 121 118 126 848 121,143 33,65 2,6 22-23 107 110 109 98 112 105 117 758 108,286 30,08 2,4 23-24 97 95 80 97 86 92 89 636 90,857 25,24 2 Jumlah 4571 4457 4742 4609 4526 4641 4590 32136 4591 1275 100 Rata-rata 190,5 185,7 197,6 192 188,6 193,4 191,3 1339 191,3 53,1 4,2 Analisa Data Pemakaian Air
  • 20. Perlu diingat bahwa pola pemakaian air harian ini hanya menunjukkan pola pemakaian air harian dan bukan pola kebutuhan air. Karena jumlah pemakaian air tidak selalu sama dengan jumlah kebutuhan air yang sebenarnya. Grafik pola fluktuasi pemakaian air ini harus ditinjau dan disesuaikan kembali dengan keadaan sebenarnya, minimal tiap tiga bulan sekali. Dari tabel fluktuasi pemakaian air bersih, dapat dibuat grafik pola pemakaian air bersih, seperti terlihat pada gambar/grafik: Pembuatan Grafik Pola Pemakaian Air Bersih
  • 21. 3. PROYEKSI PENDUDUK & FASILITAS • Dalam perencanaan suatu sistem distribusi air minum, diperlukan beberapa kriteria sebagai dasar perencanaan. Tujuan untuk mendapatkan suatu hasil perencanaan yang tepat dan terkondisi untuk suatu wilayah perencanaan. • Kebutuhan air bersih semakin lama semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di masa yang akan datang. Diperlukan proyeksi penduduk untuk tahun perencanaan. Walaupun proyeksi bersifat ramalan, dimana kebenarannya bersifat subyektif, namun bukan berarti tanpa pertimbangan dan metoda. Beberapa metoda proyeksi penduduk yang digunakan untuk perencanaan.
  • 22. Pn = Po + a . n Dimana : Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa) Po = jumlah penduduk pada awal tahun dasar (jiwa) a = rata-rata pertambahan penduduk (% jiwa/tahun) n = selisih anatara tahun proyeksi dengan tahun dasar (tahun) Pn = Po ( 1 + r ) n Metoda Aritmatika • Metoda ini sesuai untuk daerah dengan perkembangan penduduk yang selalu meningkat/bertambah secara konstan. Metoda Geometri • Proyeksi dengan metoda ini dianggap bahwa perkembangan penduduk secara otomatis berganda dengan pertambahan penduduk. • Metoda ini tidak memperhatikan adanya suatu saat terjadi perkembangan menurun, disebabkan kepadatan penduduk mendekati maksimum. • Metode ini banyak digunakan karena mudah dan mendekati kebenaran. Po= Jumlah Penduduk mula-mula Pn= Penduduk tahun n dn = kurun waktur = rata-rata persentasetambahan penduduk pertahun
  • 23. Pn = a + b . x Metoda Least Square • Metoda ini juga dapat digunakan untuk daerah dengan perkembangan penduduk yang mempunyai kecenderungan garis linear meskipun perkembangan penduduk tidak selalu bertambah X: tambahan tahun terhitung dari tahun dasar
  • 24.
  • 25. Contoh perhitungan R Metode Geometrik Dalam uji metode proyeksi geometrik, nilai Y merupakan nilai ln setiap tahun.
  • 26. Contoh perhitungan R Metode Aritmatik Dalam uji metode proyeksi aritmatik, nilai Y merupakan selisih penduduk setiap tahun
  • 27. Contoh perhitungan R Metode Least Square alam uji metode proyeksi least square, nilai Y merupakan jumlahpenduduk setiap tahun.
  • 28. Seperti halnya data penduduk, data fasilitas umumada padawilayah perencanaanjuga perlu diperhitungkan dalammemenuhi kebutuhan air minum.  Untuk menghitung proyeksi fasilitas umum dipakai data perkembangan pertumbuhan penduduk sebagai bahan pertimbangan. Ini sesuai dengan pengertian bahwa fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan adalah tuntutan kebutuhan masyarakat, artinya banyaknya fasilitas yang harus tersedia berbanding lurus dengan jumlah penduduk yang menggunakan fasilitas tersebut. Proyeksi Fasilitas (Kebutuhan air non domestik)
  • 29. Kepmen Kimpraswil nomor 534 tahun 2001 tentang Pedoman Penentuan Standar Pelayanan MinimalBidang Penataan Ruang, Permukiman dan Pekerjaan Umum
  • 30. Jumlah air yang diproduksi tidak selalu harus sama dengan kebutuhan air yang sebenarnya. Selain dipengaruhi jumlah air yang sebenarnya dibutuhkan, jumlah air yang diproduksi juga dipengaruhi oleh: 1. Sumber air lain yang ada, dan 2. Kemampuan masyarakat untuk membeli air, dengan kata lain dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat. 4. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR YANG PERLU DIPRODUKSI Kedua faktor tersebut di atas akan mempengaruhi persentase jumlah penduduk atau sarana yang direncanakan akan diberi pelayanan air bersih. Pada suatu daerah pelayanan tertentu banyak pabrik yang sudah menggunakan sumur dalam, maka kawasan pabrik tersebut mungkin tidak perlu lagi mendapat pelayanan air bersih dari PDAM. Demikian juga dengan penduduk yang sudah banyak menggunakan air sumur berkualitas cukup baik, mungkin tidak memerlukan pelayanan air dari PDAM. Akibat adanya sumber air lain ini, biasanya tidak seluruh penduduk dialokasikan mendapat pelayanan dari PDAM. Oleh karena itu kemampuan masyarakat ikut mempengaruhi jumlah air dan tingkat pelayanan air bersih pada konsumen. Dengan tingkat pelayanan air yang berbeda, biasanya harga jual air dan jumlah air yang dapat digunakan akan berbeda. Sebagai contoh harga air yang didapat dari sambungan rumah lebih mahal dibandingkan dengan kran umum. Untuk memperkirakan jumlah kebutuhan air yang diproduksi pada masa yang akan datang, perlu diperhitungkan kebutuhan air untuk operasi dan pemeliharaan sistem penyediaan air bersih, misalnya untuk menguras reservoir dan filter. Selain itu harus diperhitungkan pula air yang hilang atau bocor.
  • 31. Perhitungan kebutuhan air bersih : =(Konsumsi Air Bersih Domestik + Non Domestik)+ Kebocoran Air (10-20%) + Hydrant (10% dari total Konsumsi Air)
  • 32. Faktor yang mempengaruhi kapasitas sistem • Kebocoran/kehilangan air • Kapasitas pengambilan air baku • Fluktuasi kebutuhan air bersih • Jaringan pipa transmisi • Kapasitas reservoir distribusi • Jaringan pipa induk distribusi • Kapasitas aliran dalam pipa • Koefisien kekasaran pipa
  • 33. • Misalnya: Berdasarkan data jumlah penduduk yang lalu dengan angka pertumbuhan tertentu, jumlah penduduk pada masa yang akan datang diproyeksikan sebagai berikut : Kebutuhan air untuk rumah tangga Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) 2019 61551 2024 63981 2029 66411 2034 68841 2039 71271 2044 73683 5. CONTOH PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR PADA MASA YANG AKAN DATANG Berdasarkan data pemakaian air yang lalu dan berdasarkan data penghasilan masyarakat, direncanakan: • Jumlah penduduk yang dapat dilayani oleh sistem PDAM pada tahun 2019 adalah 50% dan meningkat menjadi 75% pada tahun 2044. • Jumlah penduduk yang mendapat sambungan langsung pada tahun 2044 sebesar 30% dari jumlah penduduk yang dilayani dan meningkat menjadi 60% pada tahun 2029. • Jumlah penduduk yang mendapat sambungan halaman diharapkan tetap 25% dari jumlah penduduk yang dilayani. Jumlah penduduk yang dilayani dengan kran umum pada tahun 2019 sebesar 45% dan menurun menjadi 20% pada tahun 2044.
  • 34. • Kebutuhan air bersih untuk rumah tangga dapat dihitung seperti pada tabel berikut ini: Kebutuhan air untuk fasilitas industri/perdagangan Tahun Jumlah Penduduk Jenis Pelayanan Kebutuhan Air Total Jumlah dilayani % Jiwa Liter/Jiwa/Hari m3/hari % Jiwa SL KH KU SL KH KU SL KH KU SL KH KU Total 2019 61551 50 30776 30 25 45 9233 7694 13849 100 60 30 923,27 461,63 415,47 1800,4 2024 63981 55 35190 35 25 40 12316 8797 14076 110 60 30 1354,8 527,84 422,27 2304,9 2029 66411 60 39847 40 25 35 15939 9962 13946 120 60 30 1912,6 597,7 418,39 2928,7 2034 68841 65 44747 45 25 30 20136 11167 13424 130 60 30 2617,7 671,2 402,72 3691,6 2039 71271 70 49890 50 25 25 24945 12472 12472 140 60 30 3492,3 748,35 374,17 4614,8 2044 73683 75 55262 55 25 20 30394 13816 11052 150 60 30 4559,1 828,93 331,57 5719,6 Untuk menghitung kebutuhan air untuk fasilitas industri/perdagangan diperlukan data mengenai fasilitas industri dan perdagangan tersebut. Jika data ini tidak diperoleh, maka kebutuhan air dapat diperkirakan berdasarkan data pemakaian air pada masa yang lalu. Misalnya pada contoh soal ini diperhitungkan kebutuhan air industri pada tahun 2019 adalah 5% dari kebutuhan air untuk rumah tangga. Pada tahun 2044 diperkirakan meningkat menjadi 10%. Dengan demikian kebutuhan air untuk industri adalah:
  • 35. Untuk menghitung kebutuhan air untuk fasilitas sosial, diperlukan data mengenai jenis dan jumlah fasilitas sosial. Standar pemakaian air untuk fasilitas sosial dapat menggunakan angka-angka sebagai berikut: • Kebutuhan air untuk masjid : 1 m3/unit/hari • Kebutuhan air untuk langgar : 0,5 m3/unit/hari • Kebutuhan air untuk gereja : 0,5 m3/unit/hari • Kebutuhan air untuk perkantoran : 30-40 liter/pegawai/hari • Kebutuhan air untuk pendidikan : 10 liter/orang/hari • Kebutuhan air untuk fasilitas kesehatan : 200-400 liter/tempat tidur/hari Jika mengalami kesulitan memperoleh data jenis dan jumlah fasilitas social, dapat digunakan melalui pendekatan persentase terhadap kebutuhan rumah tangga. Misalnya dalam perhitungan ini kebutuhan fasilitas social diperkirakan sebesar 15% dari kebutuhan air untuk rumah tangga. Tahun Rumah Tangga (m3/hari) Kebutuhan Air Industri/Komersil Kebutuhan Air Industri/Komersil % m3/hari % m3/hari 2019 1800,37 5 90,02 15 270,06 2024 2304,92 6 138,3 15 345,74 2029 2928,73 7 205,01 15 439,31 2034 3691,6 8 295,33 15 553,74 2039 4614,8 9 415,33 15 692,22 2044 5719,64 10 571,96 15 857,95
  • 36. Jenis Penggunaan Kebutuhan Air (m3/hari) 2019 2024 2029 2034 2039 2044 A. Rumah tangga 1800,37 2304,92 2928,73 3691,6 4614,8 5719,64 B. Industri/Komersial 90,02 138,3 205,01 295,33 415,33 571,96 C. Sosial 270,06 345,74 439,31 553,74 692,22 857,95 D. Sub Total 2160,44 4 2788,953 3573,051 4540,668 5722,352 7149,55 E. Kebocoran = 10- 20% x D 216,05 334,8 500,23 726,51 1030,02 1429,91 F. Total (m3/hari) 2376,49 4 3123,753 4073,281 5267,178 6752,372 8579,46 Total (liter/detik) 27,51 36,15 47,14 60,96 78,15 99,3 Kehilangan Air • Jumlah air yang hilang karena kebocoran, operasi dan pemeliharaan sistem penyediaan air, hidran kebakaran. Pada umumnya kehilangan air yang dapat ditoleransi adalah 10-20% dari seluruh kebutuhan air. Jumlah Kebutuhan Air • Berdasarkan perhitungan kebutuhan air yang telah diuraikan sebelumnya, maka kebutuhan air seluruhnya dapat dihitung seperti terlihat pada tabel :
  • 37. Fluktuasi Kebutuhan Air • Pada jam-jam tertentu dalam satu hari, kebutuhan air akan memuncak yang disebut “waktu puncak” (peak hour) • Dalam hari-hari tertentu untuk setiap minggu, bulan atau tahun akan terdapat kebutuhan air yang lebih besar dari kebutuhan rata-rata yang disebut “hari maksimum” (maximum day) Kebutuhan air pada hari maksimum dan waktu puncak dihitung berdasarkan kebutuhan air rata-rata dengan pendekatan sebagai berikut: • Kebutuhan air pada hari maksimum : f1 x kebutuhan air rata-rata • Kebutuhan air pada waktu puncak : f2 x kebutuhan air rata-rata Tahun Kebutuhan rata-rata (liter/detik) f1 Kebutuhan pada hari maksimum (liter/detik) f2 Kebutuhan pada jam puncak (liter/detik) 2019 27,51 1,2 33,01 1,5 41,27 2024 36,17 1,2 43,4 1,5 54,26 2029 47,14 1,2 56,57 1,5 70,71 2034 60,96 1,2 73,15 1,5 91,44 2039 78,15 1,2 93,78 1,5 117,23 2044 99,3 1,2 119,16 1,5 148,95
  • 38. 6. KESIMPULAN Pada umumnya kebutuhan air bersih akan meningkat terus menerus. Untuk itu perlu diperkirakan kebutuhan air bersih pada masa yang akan datang. Hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan segala sarana yang dibutuhkan sesuai dengan peningkatan kebutuhan air bersih pada masa yang akan datang dengan baik, efisien dan ekonomis. • Jenis dan jumlah fasilitas yang membutuhkan air • Kebutuhan air tiap jenis pemakai air • Sumber air lain yang ada • Kemampuan masyarakat untuk membeli air. Dalam memperhitungkan jumlah air yang diproduksi dan tingkat pelayanan air bersih pada masa yang akan datang perlu diperhatikan:
  • 39. Studi Kasus Perhitungan Kebutuhan Air • Hitung Kebutuhan Air wilayah tempat kalian tinggal (boleh skala kecamatan, kelurahan atau RT/RW). Proyeksikan hingga tahun 2040. Data yang dibutuhkan : - Data pertambahan penduduk - Fasilitas Pendidikan - Fasilitas Peribadatan - Fasilitas Kesehatan & Perdagangan • Hitung dimensi reservoir yang dibutuhkan Tugas SPAM 2 Deadline : 23 Februari 2021
  • 40. Perhitungan Volume dan Dimensi Reservoir • Menghitung Kapasitas Reservoir ada tiga Metode, salah satunya : Rumus : Kapasitas Reservoir : 39% x Q max Day (Al layla, 1978) Panjang, Lebar, Tinggi Freeboard (10% dari tinggi)
  • 41.
  • 42.
  • 43. Komponen penyusun SPAM • Unit Air Baku • Unit Transmisi • Unit Produksi • Unit Distribusi • Unit Pelayanan
  • 44. Pengertian intake • Intake atau bangunan penyadap air dimaksudkan untuk menyuplai air dari sumber menuju instalasi pengolahan air. Oleh sebab itu, bangunan penyadap air harus diletakkan pada tempat yang mudah untuk mengalirkan air, dan didesain untuk mudah menyuplai air yang dibutuhkan. (Kawamura, 1991)
  • 45. Kriteria penentuAN LOKASI intake : Kualitas air yang tersedia harus baik. Tidak terdapat arus / aliran kuat yang dapat merusak intake. Selama banjir, air tidak boleh masuk ke dalam intake. Sebaiknya sedekat mungkin dengan stasiun pemompaan. Lokasi harus dekat tempat pengolahan untuk meminimalkan biaya perpipaan. Lokasi sebaiknya tidak berada di wilayah cekungan.
  • 46. Sebaiknya tertutup untuk mencegah sinar matahari yang bisa menstimulus pertumbuhan lumut atau ganggang di air. Bangunan intake harus kedap air. Tanah tempat dibangunnya intake harus stabil. Pipa inlet ditempatkan dibawah permukaan sungai atau danau untuk mencegah masuknya benda-benda yang mengapung. Sebaiknya terletak agak jauh dari bahu sungai untuk mencegah kemungkinan pencemaran. Sebaiknya terletak pada bagian hulu kota.
  • 47. Jenis-Jenis intake :  Intake tower, intake berbentuk menara yang dibangun di tengah sumber air baku dan pengaliran air bakunya menggunakan pipa yang dibangun di atas sungai. (Kawamura, 1991)
  • 48. Intake crib, intake yang dibangun di dasar sungai/sumber air baku yang dilengkapi pipa dengan screening dan pipa untuk mengalirkaan air ke instalasi pengolahan. (Kawamura, 1991) (Gambar Intake Crib)
  • 49.  Siphon well intake Bangunan intake pada tepi sungai dan air baku dialirkan dengan menggunakan siphon menuju sumur pengumpul dan selanjutnya dipompakan menuju instalasi pengolahan (Gambar Siphon well Intake) (Kawamura, 1991)
  • 50. Floating Intake Intake dengan rumah pompa yang dapat bergerak mengikuti keringgian muka air dan dihubungkan dengan pipa yang dapat mengikuti pergerekan pompa karena menggunakan flexible joint (Kawamura,1991)
  • 51. Intake Sumuran Intake berupa sumur beton berdiameter 3-6 m yang dilengkapi dua atau lebih pipa besar (penstock) yang dilengkapi dengan katup sehingga memungkinkan air memasuki intake secara berkala. (Layla,1978)
  • 52. Shore Intake intake yang dibangun di tepi sungai berupa rumah pompa dengan intake di bawah permukaan air minum. (Kawamura, 1991)
  • 53. Intake Bendung Intake yang dibuat dengan membendung sungai pada tepinya sehingga air akan masuk pada saluran intake untuk masuk ke instalasi pengolahan air.
  • 56. peralatan Penunjang : Pipa inlet, berfungsi untuk membawa air masuk ke dalam intake. Gate valve, berfungsi untuk mengatur debit aliran air dengan jalan membuka dan menutup aliran. Screen, berfungsi untuk menyaring kotoran atau suspended solid yang mungkin terbawa dalam air. Overflow, berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan air sehingga tinggi muka air dalam bak tetap konstan.
  • 57. • Ventilasi, berfungsi menjaga tekanan udara dalam intake agar selalu sama dengan tekanan udara luar. • Pompa, berfungsi untuk menaikan air dari sumber. • Drain, berfungsi untuk menguras. • Bak mom, berfungsi untuk membubuhkan desinfektan. • Pipa outlet, berfungsi untuk membawa air keluar dari intake. • Ruang operator