Dokumen tersebut membahas tentang proyeksi kebutuhan air dan identifikasi pola fluktuasi pemakaian air. Secara garis besar dibahas mengenai landasan hukum yang terkait, faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air, standar penyediaan air, dan cara mengidentifikasi pola fluktuasi pemakaian air harian berdasarkan data.
1. PROYEKSI KEBUTUHAN AIR DAN
IDENTIFIKASI POLA
FLUKTUASI PEMAKAIAN AIR
Widyastuti Kusuma Wardhani
Widyastuti.Kusuma.W@ugm.ac.id
2.
3. Landasan Hukum
• Undang Undang nomor 7 tahun 204 tentang SDA
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 42 tahun 2008 tentang
PSDA
• PP no 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan SPAM
• Permen PU no 18 tahun 2007 tentang SPAM
4. Kebutuhan air merupakan jumlah
air yang diperlukan bagi kebutuhan
dasar/suatu unit konsumsi air,
dimana kehilangan air dan
kebutuhan air untuk pemadam
kebakaran juga diperhitungkan.
Kebutuhan dasar dan kehilangan
tersebut berfluktuasi dari waktu
kewaktu, dengan skala jam, hari,
minggu, bulan selama kurun waktu
satu tahun.
Besarnya air yang digunakan untuk
berbagai jenis penggunaan /
pemakaian air. Besarnya konsumsi
air yang digunakan dipengaruhi
oleh faktor seperti :
• Ketersediaan air baik dari segi
kualitas, kuantitas, dan kontiunitas
• Kebiasaan penduduk setempat
• Pola dan tingkat kehidupan
• Harga air
Teknis ketersediaan air seperti
fasilitas distribusi, fasilitas
pembuangan limbah yang dapat
mempengaruhi kualitas air bersih
dan kemudahan dalam
mendapatkannya.
Keadaan sosial ekonomi penduduk
setempat
STANDAR PENYEDIAAN AIR
5. STANDART KEBUTUHAN AIR BERSIH
a. Standar Penyediaan Air Domestik
Standar Penyediaan Air domestik ditentukan oleh jumlah konsumen domestik
yang dapat diketahui dari data penduduk yang ada.
Standar penyediaan kebutuhan domestik ini meliputi: minum, mandi, masak, dan
lain-lain.
Kecenderungan meningkatnya kebutuhan dasar air ditentukan oleh kebiasaan
pola hidup masyarakat setempat dan didukung oleh kondisi sosial ekonomi.
Untuk dapat mengetahui kebutuhan air pada masa yang akan datang, kita perlu
mengetahui jumlah penduduk pada masa yang akan datang;
• Jumlah penduduk pada saat ini, sebagai dasar untuk menghitung jumlah
penduduk pada saat yang akan datang , serta Kenaikan penduduk.
Dengan adanya data tersebut,
maka kita dapat
menghitung/memperkirakan
jumlah penduduk pada masa
yang akan datang. Sehingga
kita dapat mengetahui
kebutuhan air pada masa yang
akan datang.
Semakin banyak jumlah orang,
semakin banyak pula
kebutuhan air.
Sebagai contoh pengaruh
jumlah penduduk terhadap
jumlah kebutuhan air dapat
dilihat pada grafik berikut ini:
6. Aspek Perencanaan Penyediaan Air Bersih
Faktor yang harus di perhitungkan dalam penyediaan Air bersih :
Daerah yang
harus
dilayani dan
target waktu
Jumlah
penduduk
dan fasilitas
publi
Jumlah dan
kualitas
kebutuhan
air bersih
Ketersedian
sumber air
baku
Pengolahan
air baku
menjadi air
bersih /
minum
Sistem
distribusi air
bersih
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
kebutuhan air :
Jumlah
penduduk
Iklim Gaya hidup
Plumbing
(perpipaan)
Sistem
pembuangan
Industri Harga jual air
8. Kategori Kebutuhan Air Domestik untuk Kota:
• Kota Kategori I (Metropolitan)
• Kota Kategori II (Kota Besar)
• Kota Kategori III (Kota Sedang)
• Kota Kategori IV (Kota Kecil)
• Kota Kategori V (Desa)
Untuk mengetahui kriteria perencanaan air bersih
pada tiap-tiap kategori, dapat dilihat pada tabel
Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya
PU, 1996
9.
10. Standar penyediaan air non domestik ditentukan oleh
banyakannya konsumen non domestik yang meliputi
fasilitas: perkantoran, kesehatan, industri, komersial,
umum, dan lainnya.
Konsumsi non domestik terbagi menjadi beberapa kategori
yaitu :
• Umum (tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, terminal,
kantor),
• Komersil (hotel, pasar, pertokoan, rumah makan),
• Industri (peternakan, industri).
STANDART KEBUTUHAN AIR BERSIH
a. Standar Penyediaan Air Non Domestik
Semakin banyak jumlah sarana yang membutuhkan air, kebutuhan air akan makin banyak pula.
20-30% dari Kebutuhan Domestik
11. Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air non domestik perlu diketahui
rencana pengembangan kota serta aktifitasnya. Apabila tidak diketahui, maka
prediksi dapat didasarkan pada suatu ekivalen penduduk, dimana konsumen non
domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan standar penyediaan air
domestik.
Kebutuhan air non domestik menurut kriteria perencanaan pada Dinas PU
12. • Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori V ( Desa )
• Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori Lain
Dengan demikian kita perlu
mengetahui jenis dan jumlah
sarana yang akan datang atau
dengan kata lain kita perlu
mengetahui:
• Jenis dan jumlah sarana yang ada
saat ini: Data ini diperlukan sebagai
dasar untuk menghitung perkiraan
jenis dan jumlah sarana pada masa
yang akan datang.
•Perkiraan perkembangan jenis
dan jumlah sarana pada masa yang
akan datang.
13. Jumlah kebutuhan air untuk tiap orang dari tahun ke tahun akan meningkat, hal ini disebabkan antara lain:
• Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya air bersih untuk kesehatan
• Meningkatnya kebutuhan air untuk pemakaian yang makin beragam, misalnya untuk mencuci mobil, mesin
pendingin udara dan sebagainya.
Pemakaian air oleh masyarakat bertambah besar selaras dengan kemajuan masyarakat tersebut. Sehingga
pemakaian air seringkali dipakai sebagai salah satu tolok ukur tinggi rendahnya suatu masyarakat.
Kebutuhan air untuk pemakaian non domestik antara lain dipengaruhi oleh jenis sarana yang membutuhkan air.
Sebagai contoh kebutuhan air untuk rumah sakit akan berbeda dengan kebutuhan air untuk perkantoran.
Disamping itu kebutuhan air untuk tiap jenis sarana juga tidak selalu sama, misalnya kebutuhan rumah sakit kelas A
akan berbeda dengan kebutuhan rumah sakit kelas C.
Untuk menghitung kebutuhan air pada masa yang akan datang juga perlu diketahui kebutuhan air untuk tiap
pemakai air pada masa yang akan datang. Data-data ini dapat dibuat berdasarkan kecenderungan pemakaian air
pada masa lalu dan saat sekarang.
STANDART KEBUTUHAN AIR BERSIH
c. Jumlah Kebutuhan Air Untuk Tiap Pemakai Air
14. Kehilangan Air
• Selisih antara banyaknya air yang disediakan (water supply) dengan
air yang dikonsumi (water consumption)
Kebocoran pipa
distribusi
Kerusakan
meteran air
Teknis Adanya pencurian
air dari pipa
distribusi air
minum
Non
teknis
Besarnya kehilangan air
tersebut dapat diperkirakan
sebesar 10-20% dari
kebutuhan air total
15. • Jumlah pemakaian air dari waktu ke waktu yang
selalu tidak sama, dengan kata lain terjadi
fluktuasi pemakaian air. Fluktuasi pemakaian air
ini dapat digambarkan secara grafis seperti contoh
berikut :
Sebagai petugas PDAM, perlu dipahami
fluktuasi pemakaian air. Karena hal ini
merupakan salah satu faktor yang perlu
dipertimbangkan untuk membuat jadwal
produksi air bersih.
Pada pelajaran ini akan dijelaskan secara
singkat cara mengidentifikasi dan membuat
grafik fluktuasi pemakaian air harian.
B. POLA FLUKTUASI PEMAKAIAN AIR
Pemakaian yang digunakan konsumen, kebocoran teknis dan
non teknis. Fluktuasi pemakaian air harian, dipengaruhi oleh:
Jumlah dan jenis pemakaian air dan Karakteristik pemakai
air .
Walaupun fluktuasi pemakaian air dari hari ke hari tidak
mutlak sama, tetapi pada umumnya fluktuasi pemakaian air
pada suatu daerah pelayanan akan mengikuti pola fluktuasi
pemakaian air tertentu. Karena suatu keadaan khusus, pola
pemakaian air mungkin dapat berubah. Misalnya pola
pemakaian air pada bulan puasa dapat berbeda dengan pola
pemakaian air pada bulan yang bukan bulan puasa.
16. Fluktuasi Air Bersih
• Fluktuasi pemakaian air pada waktu hari maksimum :
• Selama setahun ada hari-hari tertentu dimana pemakaian air lebih tinggi
dari pemakaian air per hari rata-rata, pemakaian inilah yang disebut
pemakaian air pada hari maksimum.
• fluktuasi pemakaian air pada saat jam puncak
• Selama sehari ada jam-jam tertentu dimana penggunaan air bersih lebih
tinggi dari pemakaian per jam rata-rata. emakaian air pada saat jam
puncak. Pemakaian air pada jam tertinggi inilah yang disebut sebagai
pemakaian jam puncak, yang biasa terjadi pada pagi dan sore hari.
Hari maksimum = 1,15 x Kebutuhan rata-rata
Jam puncak = 1,75 x Kebutuhan rata-rata
17. 3. IDENTIFIKASI POLA PEMAKAIAN AIR
Untuk mengidentifikasikan pola pemakaian air bersih harian,
maka dapat dilakukan tahapan pekerjaan sebagai berikut :
• Pengumpulan dan pencatatan data pemakaian air
• Analisa data pemakaian air
• Pembuatan grafik pola pemakaian air
• Pengumpulan dan pencatatan data pemakaian air
Pengumpulan dan pencatatan data pemakaian air harian harus
dilakukan setiap hari. Khusus untuk mengidentifikasikan pola
pemakaian air harian, maka harus mempunyai data pemakaian
harian selama jangka waktu tertentu secara berturut-turut
dengan jumlah pemakaian air setiap periode tertentu.
18. Data Pemakaian Air Harian Januari 2018
Makin banyak data pemakaian air yang dipunyai (misalnya 7
hari berturut-turut). Makin pendek periode pencatatan
pemakaian air (misalnya setiap jam), maka akan baik pula hasil
identifikasi pola pemakaian harian. Berikut ini dapat dilihat
contoh formulir dan pencatatan data pemakaian air harian.
Pada formulir pencatatan data pemakaian air harian ini
terlihat adanya kolom keterangan, yang dapat diisi dengan
keterangan yang diperlukan misalnya: Adanya kebocoran
pada pipa distribusi; Meter air rusak, sehingga tidak dapat
dilakukan pencatatan data.
Kolom keterangan ini sangat perlu, karena dari keterangan
pada kolom ini dapat dianalisa apakah pemakaian air ini
benar-benar digunakan oleh konsumen atau oleh sebab lain,
misalnya ada kebocoran.
Untuk mendapatkan data pemakaian air harian ini dapat
dengan cara melihat jumlah air yang melalui meter induk pada
pipa distribusi atau dengan mengukur perubahan
volume/tinggi air pada reservoir. Bila untuk mendapatkan data
pemakaian harian ini digunakan cara pengukuran perubahan
volume/tinggi air dalam reservoir, maka perlu diketahui dan
diperhitungkan adanya air yang masuk ke dalam reservoir
selama dilakukan pencatatan dan pemakaian air.
Jam
Pemakaian Air
Keterangan
Tanggal
1 2 3 4 5 6 7
00-01 147 135 138 143 139 142 131
01-02 133 121 140 135 141 137 126
02-03 132 128 125 140 128 131 137
03-04 147 145 149 138 142 132 148
04-05 129 132 162 151 132 141 158
05-06 237 241 205 228 226 231 218
06-07 276 282 295 272 281 293 278
07-08 273 268 223 269 248 271 265
08-09 255 251 284 265 258 249 278
09-10 273 270 209 228 256 268 238
10-11 205 200 227 235 209 213 247
11-12 219 210 234 218 221 234 208
12-13 202 200 202 231 208 229 217
13-14 172 175 195 187 176 184 177
14-15 215 222 252 235 218 232 218
15-16 202 200 234 226 228 215 227
16-17 223 228 234 215 234 227 230
17-18 228 235 260 244 236 254 241
18-19 228 214 262 253 236 251 237
19-20 147 145 205 148 152 151 143
20-21 205 130 192 135 138 141 136
20. Perlu diingat bahwa pola pemakaian air harian
ini hanya menunjukkan pola pemakaian air
harian dan bukan pola kebutuhan air. Karena
jumlah pemakaian air tidak selalu sama dengan
jumlah kebutuhan air yang sebenarnya.
Grafik pola fluktuasi pemakaian air ini harus
ditinjau dan disesuaikan kembali dengan
keadaan sebenarnya, minimal tiap tiga bulan
sekali.
Dari tabel fluktuasi pemakaian air bersih, dapat
dibuat grafik pola pemakaian air bersih, seperti
terlihat pada gambar/grafik:
Pembuatan Grafik Pola Pemakaian Air Bersih
21. 3. PROYEKSI PENDUDUK & FASILITAS
• Dalam perencanaan suatu sistem distribusi air minum, diperlukan beberapa
kriteria sebagai dasar perencanaan. Tujuan untuk mendapatkan suatu hasil
perencanaan yang tepat dan terkondisi untuk suatu wilayah perencanaan.
• Kebutuhan air bersih semakin lama semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk di masa yang akan datang. Diperlukan
proyeksi penduduk untuk tahun perencanaan. Walaupun proyeksi bersifat
ramalan, dimana kebenarannya bersifat subyektif, namun bukan berarti
tanpa pertimbangan dan metoda.
Beberapa metoda proyeksi penduduk yang digunakan untuk perencanaan.
22. Pn = Po + a . n
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada awal tahun dasar (jiwa)
a = rata-rata pertambahan penduduk (% jiwa/tahun)
n = selisih anatara tahun proyeksi dengan tahun dasar
(tahun)
Pn = Po ( 1 + r ) n
Metoda Aritmatika
• Metoda ini sesuai untuk daerah dengan
perkembangan penduduk yang selalu
meningkat/bertambah secara konstan.
Metoda Geometri
• Proyeksi dengan metoda ini dianggap bahwa
perkembangan penduduk secara otomatis berganda
dengan pertambahan penduduk.
• Metoda ini tidak memperhatikan adanya suatu saat
terjadi perkembangan menurun, disebabkan
kepadatan penduduk mendekati maksimum.
• Metode ini banyak digunakan karena mudah dan
mendekati kebenaran.
Po= Jumlah Penduduk mula-mula
Pn= Penduduk tahun n
dn = kurun waktur = rata-rata persentasetambahan penduduk
pertahun
23. Pn = a + b . x
Metoda Least Square
• Metoda ini juga dapat digunakan untuk
daerah dengan perkembangan
penduduk yang mempunyai
kecenderungan garis linear meskipun
perkembangan penduduk tidak selalu
bertambah
X: tambahan tahun terhitung dari tahun dasar
24.
25. Contoh perhitungan R Metode Geometrik
Dalam uji metode
proyeksi geometrik,
nilai Y merupakan nilai
ln setiap tahun.
26. Contoh perhitungan R Metode Aritmatik
Dalam uji metode proyeksi
aritmatik, nilai Y merupakan
selisih penduduk setiap tahun
27. Contoh perhitungan R Metode Least Square
alam uji metode proyeksi least
square, nilai Y merupakan
jumlahpenduduk setiap tahun.
28. Seperti halnya data penduduk, data fasilitas umumada padawilayah perencanaanjuga
perlu diperhitungkan dalammemenuhi kebutuhan air minum.
Untuk menghitung proyeksi fasilitas umum dipakai data perkembangan pertumbuhan
penduduk sebagai bahan pertimbangan.
Ini sesuai dengan pengertian bahwa fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan adalah tuntutan
kebutuhan masyarakat, artinya banyaknya fasilitas yang harus tersedia berbanding lurus
dengan jumlah penduduk yang menggunakan fasilitas tersebut.
Proyeksi Fasilitas (Kebutuhan air non domestik)
29. Kepmen Kimpraswil nomor 534 tahun 2001 tentang Pedoman Penentuan
Standar Pelayanan MinimalBidang Penataan Ruang, Permukiman dan
Pekerjaan Umum
30. Jumlah air yang diproduksi tidak selalu harus sama
dengan kebutuhan air yang sebenarnya. Selain
dipengaruhi jumlah air yang sebenarnya dibutuhkan,
jumlah air yang diproduksi juga dipengaruhi oleh:
1. Sumber air lain yang ada, dan
2. Kemampuan masyarakat untuk membeli air, dengan
kata lain dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat.
4. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR YANG PERLU DIPRODUKSI
Kedua faktor tersebut di atas akan
mempengaruhi persentase jumlah
penduduk atau sarana yang direncanakan
akan diberi pelayanan air bersih.
Pada suatu daerah pelayanan tertentu banyak pabrik yang sudah
menggunakan sumur dalam, maka kawasan pabrik tersebut
mungkin tidak perlu lagi mendapat pelayanan air bersih dari
PDAM. Demikian juga dengan penduduk yang sudah banyak
menggunakan air sumur berkualitas cukup baik, mungkin tidak
memerlukan pelayanan air dari PDAM. Akibat adanya sumber air
lain ini, biasanya tidak seluruh penduduk dialokasikan mendapat
pelayanan dari PDAM.
Oleh karena itu kemampuan masyarakat ikut mempengaruhi
jumlah air dan tingkat pelayanan air bersih pada konsumen.
Dengan tingkat pelayanan air yang berbeda, biasanya harga jual air
dan jumlah air yang dapat digunakan akan berbeda. Sebagai
contoh harga air yang didapat dari sambungan rumah lebih mahal
dibandingkan dengan kran umum.
Untuk memperkirakan jumlah kebutuhan air yang
diproduksi pada masa yang akan datang, perlu
diperhitungkan kebutuhan air untuk operasi dan
pemeliharaan sistem penyediaan air bersih, misalnya
untuk menguras reservoir dan filter. Selain itu harus
diperhitungkan pula air yang hilang atau bocor.
31. Perhitungan kebutuhan air bersih :
=(Konsumsi Air Bersih Domestik + Non Domestik)+
Kebocoran Air (10-20%) + Hydrant (10% dari total
Konsumsi Air)
32. Faktor yang mempengaruhi kapasitas sistem
• Kebocoran/kehilangan air
• Kapasitas pengambilan air baku
• Fluktuasi kebutuhan air bersih
• Jaringan pipa transmisi
• Kapasitas reservoir distribusi
• Jaringan pipa induk distribusi
• Kapasitas aliran dalam pipa
• Koefisien kekasaran pipa
33. • Misalnya: Berdasarkan data jumlah penduduk yang lalu dengan angka pertumbuhan
tertentu, jumlah penduduk pada masa yang akan datang diproyeksikan sebagai berikut :
Kebutuhan air untuk rumah tangga
Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)
2019 61551
2024 63981
2029 66411
2034 68841
2039 71271
2044 73683
5. CONTOH PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR PADA MASA YANG AKAN DATANG
Berdasarkan data pemakaian air yang lalu dan
berdasarkan data penghasilan masyarakat,
direncanakan:
• Jumlah penduduk yang dapat dilayani oleh sistem PDAM
pada tahun 2019 adalah 50% dan meningkat menjadi 75%
pada tahun 2044.
• Jumlah penduduk yang mendapat sambungan langsung
pada tahun 2044 sebesar 30% dari jumlah penduduk yang
dilayani dan meningkat menjadi 60% pada tahun 2029.
• Jumlah penduduk yang mendapat sambungan halaman
diharapkan tetap 25% dari jumlah penduduk yang dilayani.
Jumlah penduduk yang dilayani dengan kran umum pada
tahun 2019 sebesar 45% dan menurun menjadi 20% pada
tahun 2044.
34. • Kebutuhan air bersih untuk rumah tangga dapat dihitung seperti pada tabel
berikut ini: Kebutuhan air untuk fasilitas industri/perdagangan
Tahun Jumlah Penduduk Jenis Pelayanan Kebutuhan Air
Total Jumlah
dilayani
% Jiwa Liter/Jiwa/Hari m3/hari
% Jiwa SL KH KU SL KH KU SL KH KU SL KH KU Total
2019 61551 50 30776 30 25 45 9233 7694 13849 100 60 30 923,27 461,63 415,47 1800,4
2024 63981 55 35190 35 25 40 12316 8797 14076 110 60 30 1354,8 527,84 422,27 2304,9
2029 66411 60 39847 40 25 35 15939 9962 13946 120 60 30 1912,6 597,7 418,39 2928,7
2034 68841 65 44747 45 25 30 20136 11167 13424 130 60 30 2617,7 671,2 402,72 3691,6
2039 71271 70 49890 50 25 25 24945 12472 12472 140 60 30 3492,3 748,35 374,17 4614,8
2044 73683 75 55262 55 25 20 30394 13816 11052 150 60 30 4559,1 828,93 331,57 5719,6
Untuk menghitung kebutuhan air untuk fasilitas industri/perdagangan diperlukan data mengenai fasilitas
industri dan perdagangan tersebut. Jika data ini tidak diperoleh, maka kebutuhan air dapat diperkirakan
berdasarkan data pemakaian air pada masa yang lalu. Misalnya pada contoh soal ini diperhitungkan
kebutuhan air industri pada tahun 2019 adalah 5% dari kebutuhan air untuk rumah tangga. Pada tahun
2044 diperkirakan meningkat menjadi 10%. Dengan demikian kebutuhan air untuk industri adalah:
35. Untuk menghitung kebutuhan air untuk fasilitas sosial, diperlukan data
mengenai jenis dan jumlah fasilitas sosial. Standar pemakaian air untuk fasilitas
sosial dapat menggunakan angka-angka sebagai berikut:
• Kebutuhan air untuk masjid : 1 m3/unit/hari
• Kebutuhan air untuk langgar : 0,5 m3/unit/hari
• Kebutuhan air untuk gereja : 0,5 m3/unit/hari
• Kebutuhan air untuk perkantoran : 30-40 liter/pegawai/hari
• Kebutuhan air untuk pendidikan : 10 liter/orang/hari
• Kebutuhan air untuk fasilitas kesehatan : 200-400 liter/tempat tidur/hari
Jika mengalami kesulitan
memperoleh data jenis dan jumlah
fasilitas social, dapat digunakan
melalui pendekatan persentase
terhadap kebutuhan rumah tangga.
Misalnya dalam perhitungan ini
kebutuhan fasilitas social
diperkirakan sebesar 15% dari
kebutuhan air untuk rumah tangga.
Tahun
Rumah Tangga
(m3/hari)
Kebutuhan Air
Industri/Komersil
Kebutuhan Air
Industri/Komersil
% m3/hari % m3/hari
2019 1800,37 5 90,02 15 270,06
2024 2304,92 6 138,3 15 345,74
2029 2928,73 7 205,01 15 439,31
2034 3691,6 8 295,33 15 553,74
2039 4614,8 9 415,33 15 692,22
2044 5719,64 10 571,96 15 857,95
36. Jenis Penggunaan
Kebutuhan Air (m3/hari)
2019 2024 2029 2034 2039 2044
A. Rumah tangga 1800,37 2304,92 2928,73 3691,6 4614,8 5719,64
B. Industri/Komersial 90,02 138,3 205,01 295,33 415,33 571,96
C. Sosial 270,06 345,74 439,31 553,74 692,22 857,95
D. Sub Total
2160,44
4
2788,953 3573,051 4540,668 5722,352 7149,55
E. Kebocoran = 10-
20% x D
216,05 334,8 500,23 726,51 1030,02 1429,91
F. Total (m3/hari)
2376,49
4
3123,753 4073,281 5267,178 6752,372 8579,46
Total (liter/detik) 27,51 36,15 47,14 60,96 78,15 99,3
Kehilangan Air
• Jumlah air yang hilang
karena kebocoran,
operasi dan
pemeliharaan sistem
penyediaan air, hidran
kebakaran. Pada
umumnya kehilangan air
yang dapat ditoleransi
adalah 10-20% dari
seluruh kebutuhan air.
Jumlah Kebutuhan Air
• Berdasarkan perhitungan
kebutuhan air yang telah
diuraikan sebelumnya,
maka kebutuhan air
seluruhnya dapat
dihitung seperti terlihat
pada tabel :
37. Fluktuasi
Kebutuhan Air
• Pada jam-jam tertentu dalam satu hari, kebutuhan air akan memuncak yang disebut
“waktu puncak” (peak hour)
• Dalam hari-hari tertentu untuk setiap minggu, bulan atau tahun akan terdapat
kebutuhan air yang lebih besar dari kebutuhan rata-rata yang disebut “hari
maksimum” (maximum day)
Kebutuhan air pada hari maksimum
dan waktu puncak dihitung
berdasarkan kebutuhan air rata-rata
dengan pendekatan sebagai berikut:
• Kebutuhan air pada hari maksimum
:
f1 x kebutuhan air rata-rata
• Kebutuhan air pada waktu puncak :
f2 x kebutuhan air rata-rata
Tahun
Kebutuhan
rata-rata
(liter/detik)
f1
Kebutuhan
pada hari
maksimum
(liter/detik)
f2
Kebutuhan
pada jam
puncak
(liter/detik)
2019 27,51 1,2 33,01 1,5 41,27
2024 36,17 1,2 43,4 1,5 54,26
2029 47,14 1,2 56,57 1,5 70,71
2034 60,96 1,2 73,15 1,5 91,44
2039 78,15 1,2 93,78 1,5 117,23
2044 99,3 1,2 119,16 1,5 148,95
38. 6. KESIMPULAN
Pada umumnya kebutuhan air bersih akan meningkat terus menerus.
Untuk itu perlu diperkirakan kebutuhan air bersih pada masa yang
akan datang. Hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan segala
sarana yang dibutuhkan sesuai dengan peningkatan kebutuhan air
bersih pada masa yang akan datang dengan baik, efisien dan
ekonomis.
• Jenis dan jumlah fasilitas yang membutuhkan air
• Kebutuhan air tiap jenis pemakai air
• Sumber air lain yang ada
• Kemampuan masyarakat untuk membeli air.
Dalam memperhitungkan jumlah air yang diproduksi dan tingkat
pelayanan air bersih pada masa yang akan datang perlu diperhatikan:
39. Studi Kasus Perhitungan Kebutuhan Air
• Hitung Kebutuhan Air wilayah tempat kalian tinggal (boleh skala
kecamatan, kelurahan atau RT/RW). Proyeksikan hingga tahun 2040.
Data yang dibutuhkan :
- Data pertambahan penduduk
- Fasilitas Pendidikan
- Fasilitas Peribadatan
- Fasilitas Kesehatan & Perdagangan
• Hitung dimensi reservoir yang dibutuhkan
Tugas SPAM 2
Deadline : 23 Februari 2021
40. Perhitungan Volume dan Dimensi Reservoir
• Menghitung Kapasitas Reservoir ada tiga Metode, salah satunya :
Rumus : Kapasitas Reservoir : 39% x Q max Day (Al layla, 1978)
Panjang, Lebar, Tinggi
Freeboard (10% dari tinggi)
41.
42.
43. Komponen penyusun SPAM
• Unit Air Baku
• Unit Transmisi
• Unit Produksi
• Unit Distribusi
• Unit Pelayanan
44. Pengertian intake
• Intake atau bangunan penyadap air dimaksudkan
untuk menyuplai air dari sumber menuju instalasi
pengolahan air. Oleh sebab itu, bangunan
penyadap air harus diletakkan pada tempat yang
mudah untuk mengalirkan air, dan didesain untuk
mudah menyuplai air yang dibutuhkan.
(Kawamura, 1991)
45. Kriteria penentuAN LOKASI intake :
Kualitas air yang tersedia harus baik.
Tidak terdapat arus / aliran kuat yang dapat
merusak intake.
Selama banjir, air tidak boleh masuk ke dalam
intake.
Sebaiknya sedekat mungkin dengan stasiun
pemompaan.
Lokasi harus dekat tempat pengolahan untuk
meminimalkan biaya perpipaan.
Lokasi sebaiknya tidak berada di wilayah
cekungan.
46. Sebaiknya tertutup untuk mencegah sinar matahari yang bisa
menstimulus pertumbuhan lumut atau ganggang di air.
Bangunan intake harus kedap air.
Tanah tempat dibangunnya intake harus stabil.
Pipa inlet ditempatkan dibawah permukaan sungai atau danau
untuk mencegah masuknya benda-benda yang mengapung.
Sebaiknya terletak agak jauh dari bahu sungai untuk mencegah
kemungkinan pencemaran.
Sebaiknya terletak pada bagian hulu kota.
47. Jenis-Jenis intake :
Intake tower,
intake berbentuk menara yang dibangun di tengah sumber air baku dan
pengaliran air bakunya menggunakan pipa yang dibangun di atas
sungai. (Kawamura, 1991)
48. Intake crib,
intake yang dibangun di dasar sungai/sumber air baku yang
dilengkapi pipa dengan screening dan pipa untuk
mengalirkaan air ke instalasi pengolahan. (Kawamura, 1991)
(Gambar Intake Crib)
49. Siphon well intake
Bangunan intake pada tepi sungai dan air baku dialirkan dengan
menggunakan siphon menuju sumur pengumpul dan selanjutnya
dipompakan menuju instalasi pengolahan
(Gambar Siphon well Intake)
(Kawamura, 1991)
50. Floating Intake
Intake dengan rumah pompa yang dapat
bergerak mengikuti keringgian muka air dan
dihubungkan dengan pipa yang dapat mengikuti
pergerekan pompa karena menggunakan flexible
joint (Kawamura,1991)
51. Intake Sumuran
Intake berupa sumur beton berdiameter 3-6 m
yang dilengkapi dua atau lebih pipa besar
(penstock) yang dilengkapi dengan katup
sehingga memungkinkan air memasuki intake
secara berkala. (Layla,1978)
52. Shore Intake
intake yang dibangun di tepi sungai berupa
rumah pompa dengan intake di bawah
permukaan air minum. (Kawamura, 1991)
53. Intake Bendung
Intake yang dibuat dengan membendung sungai
pada tepinya sehingga air akan masuk pada saluran
intake untuk masuk ke instalasi pengolahan air.
56. peralatan Penunjang :
Pipa inlet, berfungsi untuk membawa air masuk ke dalam intake.
Gate valve, berfungsi untuk mengatur debit aliran air dengan jalan
membuka dan menutup aliran.
Screen, berfungsi untuk menyaring kotoran atau suspended solid
yang mungkin terbawa dalam air.
Overflow, berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan air sehingga
tinggi muka air dalam bak tetap konstan.
57. • Ventilasi, berfungsi menjaga tekanan udara
dalam intake agar selalu sama dengan tekanan
udara luar.
• Pompa, berfungsi untuk menaikan air dari
sumber.
• Drain, berfungsi untuk menguras.
• Bak mom, berfungsi untuk membubuhkan
desinfektan.
• Pipa outlet, berfungsi untuk membawa air
keluar dari intake.
• Ruang operator