Kwashiorkor dan marasmus merupakan dua bentuk KEP yang disebabkan oleh kekurangan protein. Kwashiorkor ditandai dengan kekurangan protein saja, sedangkan marasmus kekurangan protein dan kalori. Gejala kwashiorkor antara lain edema, gangguan pertumbuhan, dan perubahan rambut dan kulit. Pencegahannya meliputi pemberian ASI, makanan seimbang, dan pencegahan penyakit.
3. Makan makanan bergizi termasuk
protein sangat dianjurkan agar kebutuhan
gizi dalam tubuh terpenuhi.
Anjuran makan makanan yang bergizi
tersebut disebutkan dalam al Quran surat
An-Nahl ayat 14:
Dan Dia yang menguasai laut supaya kamu
makan daging(ikan) yang lembut (segar)
(An-Nahl(16) :14)
4. “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua
tahun penuh.... (QS. Al Baqarah [2]: 233)
5. PROTEIN
Protein merupakan salah satu makromolekul yang
sangat penting dalam kehidupan ini terutama untuk
pertumbuhan. Protein dalam tubuh akan mengalami
proses metabolisme sehingga dari proses metabolisme
inilah protein dapat dimanfaatkan dalam tubuh.
Makan makanan bergizi termasuk protein sangat
dianjurkan agar kebutuhan gizi dalam tubuh
terpenuhi
6. Protein merupakan suatu zat makanan yang
sangat penting bagi tubuh, karena zat ini
disamping berfungsi sebagai zat
pembangun dan pengatur, Protein adalah
sumber asam-asam amino yang
mengandung unsur C, H, O dan N yang
tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.
Molekul protein mengandung pula posfor,
belerang dan ada jenis protein yang
mengandung unsur logam seperti besi dan
tembaga .
7. Menurut (Sediatoema, 1999) Kurang kalori
protein (KKP) adalah suatu penyakit
gangguan gizi yang dikarenakan adanya
defisiensi kalori dan protein dengan tekanan
yang bervariasi pada defisiensi protein
maupun energi Kekurangan kalori protein
8. Sedangkan menurut
(Ngastiyah, 1997) KKP adalah
defisiensi gizi terjadi pada anak
yang kurang mendapat masukan
makanan yang cukup bergizi, atau
asupan kalori dan protein kurang
dalam waktu yang cukup lama
9. Penyakit Kurang Kalori Protein pada dasarnya
terjadi karena defisiensi energi dan defisiensi
protein, disertai susunan hidangan yang tidak
seimbang. Penyakit KKP terutama menyerang
anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan,
dan dapat pula menyerang orang dewasa yang
biasanya kekurangan makan secara menyeluruh.
Penyakit Kurang Energi Protein merupakan
bentuk malnutrisi yang terdapat terutama pada
anak-anak di bawah umur 5 tahun dan
kebanyakan di negara-negara sedang berkembang.
10. Penyakit kekurangan protein atau mungkin lebih
tepat disebut dengan penyakit kurang gizi
disebabkan kekurangan konsumsi protein atau
kekurangan gizi pada anak-anak yang dapat
menyebabkan terganggunya pertumbuhan badan
pada anak.
Pada orang dewasa kekurangan protein
mempunyai gejala yang kurang spesifik, akan
tetapi pada keadaan yang telah sangat parah dapat
berdampak buruk seperti busung lapar.
12. Ada dua bentuk KEP yaitu sering kita ketahui
yaitu marasmus dan kwashiorkor. Baik marasmus
maupun kwashiorkor keduanya disebabkan oleh
kekurangan protein.
Akan tetapi pada marasmus di samping
kekurangan protein terjadi juga kekurangan
energi.Sedangkan pada kwashiorkor yang kurang
hanya protein, sementara kalori cukup.Marasmus
terjadi pada anak usia yang sangat muda yaitu
pada bulan pertama setelah lahir, sedangkan
kwashiorkor umumnya ditemukan pada usia 6
bulan sampai 4 tahun.
13. Kwashiorkor
Kata “kwarshiorkor” berasal dari bahasa
Ghana-Afrika yang berati “anak yang
kekurangan kasih sayang ibu”. Istilah ini
pertama kali diperkenalkan oleh Cicely D.
Williams pada rangkaian saintifik
internasional melalui artikelnya Lancet 1935.
Beliau pada tahun 1933 melukiskan suatu
sindrom tersebut berhubungan dengan
defisiensi dari suatu nutrien. Akhirnya baru
diketahui defisiensi protein menjadi
penyebabnya.
14. Kwashiorkor adalah suatu bentuk
malnutrisi energi protein yang ditimbulkan
oleh defisiensi protein yang berat.
Ini ditandai dengan hambatan
pertumbuhan, perubahan pada pigmen
rambut dan kulit, edema, pembesaran
perut, imunodefisiensi, dan perubahan
patologik pada hati termasuk infiltrasi
lemak, nekrosis dan fibrosis.
15. Ciri-Ciri Kwashiorkor :
Adanya oedema pada kaki, tumit dan bagian tubuh
lain seperti bengkak karena ada cairan tertumpuk.
Gangguan pertumbuhan badan. Berat dan panjang
badan anak tidak dapat mencapai berat dan panjang
yang semestinya sesuai dengan umurnya.
Perubahan aspek kejiwaan, yaitu anak kelihatan
memelas, cengeng, lemah dan tidak ada selera makan.
Otot tubuh terlihat lemah dan tidak berkembang
dengan baik walaupun masih tampak adanya lapisan
lemak di bawah kulit.
16. Penyebab Kwashiorkor
Penyebab secara umum
1.Intake protein yang buruk.
2. Infeksi suatu penyakit.
3. Masalah penyapihan.
17. Contoh penyebab:
Adanya pemberian makanan yang buruk yang
mungkin diberikan oleh ibu karena alasan:
miskin, kurang pengetahuan, dan adanya
pendapat yang salah tentang makanan.
Adanya infeksi, misalnya:
- Diare akan mengganggu penyerapan
makanan.
-Infeksi pernapasan (termasuk TBC dan batuk
rejan) yang menambah kebutuhan tubuh
akan protein dan dapat mempengaruhi nafsu
makan.
Kekurangan ASI.
18. Gejala dan Tanda-Tanda Kwashiorkor
Gejala Kwashiorkor (Guyton,1997):
1. Pertumbuhan yang terganggu. Selain berat badan juga
tinggi badan kurang dibandingkan anak sehat
2. Perubahan mental.
3. Pada sebagian besar penderita ditemukan edema baik
yang ringan maupun yang berat.
4. Gejala gastrointestinal, anoreksia kadang-kadang
demikian hebatnya
5. Perubahan rambut sering dijumpai, baik mengenai
bangunnya (texture), maupun warnanya. Sangat
khas untuk penderita kwashiorkor adalah rambut
kepala yang mudah dicabut.
19. 6. Kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan
garis-garis kulit yang lebih mendalam dan lebar.
7. Pembesaran hati merupakan gejala yang juga sering
ditemukan
8. Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita
demikian
9. Kelainan kimia darah
10. Hasil autopsi penderita kwashiorkor yang berat
menunjukkan hampir semua organ mengalami
perubahan, seperti degenerasi otot
jantung, osteoporosis tulang dan sebagainya.
20.
21. Pencegahannya
Pencegahan kwashiorkor dapat dilakukan
dengan memberikan makanan yang bergizi
seimbang yaitu makanan yang mengandung
karbohidrat (seperti
nasi, kentang, jagung), makanan yang
mengandung protein (telur, ikan
,daging, tahu, tempe, dll), makanan yang
mengandung vitamin dan mineral seperti
sayur-sayuran dan buah-buahan. Serta
dilakukan penyuluhan terkait pentingnya
pemenuhan kebutuhan gizi
22. 1. Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun
merupakan sumber energi yang paling baik untuk bayi.
2. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang
bergizi pada umur 6 tahun ke atas.
3. Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan
kebersihan lingkungan dan kebersihan perorangan.
4. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan
yang adekuat merupakan usaha pencegahan jangka panjang.
5. Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di
daerah yang endemis kurang gizi, dengan cara penimbangan
berat badan tiap bulan.
6. Pemberian imunisasi.
23. Metabolisme Protein pada Penderita Kwashiorkor
Ada tiga kemungkinan mekanisme pengubahan
protein , yaitu (Poejdiadi, 1994):
Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses
penguraian atau katabolisme dan dibentuk sel-sel
baru
Masing-masing protein mengalami proses
penguraian dan terjadi sintesis protein baru, tanpa
ada sel yang mati
Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan
sinteis protein baru
24. Protein dalam
Pada penderita
makanan
pencernaan
Kwashiorkor, asupan
Asam Amino protein dari makanan
absorbsi kurang sehingga
A. A dalam darah menyebabkan neraca
protein negatif
A.A. dl HATI A. A. dl Hati
A.A. Dalam darah
(ektrasel) (intra sel) (keluaran>masukan)
sehingga asam amino
A. A. ektra sel
Senyawa N lain
PROTEIN
dalam darah, hati dan
intrasel mengalami
defisiensi yang
A. A. intra sel Sik. A. Sitrat
A. Keto NH3 menyebabkan proses
metabolisme
selanjutnya terganggu.
S
PROTEI A. Keto Asam lemak urea
N
25. Pengobatan
Segera dilakukan pengobatan jika sudah terdapat
gejala.
Sesudah pengobatan dimulai, penderita dapat
kehilangan berat badannya selama beberapa minggu
karena menghilangnya edem. Enzim serum dan usus
kembali ke normal, penyerapan lemak dan usus
kembali membaik.
Diet berkalori tinggi dan protein tinggi tidak
diberikan terlalu cepat karena hati dapat menjadi
besar, abdomen menjadi sangat kembung dan anak
membaiknya lebih lamabat.