SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  13
Télécharger pour lire hors ligne
MAKALAH AYAT MUHKAMAT DAN MUTASYABIHAT
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah
Studi Qur’an
Dosen Pengampu :
Ali Alkaf, Le., M.Th.I
Oleh kelompok 7
1. Putri Isabella NPM : 22.12.10.47.0181
2. Dita Ayu Firnanda NPM : 22.12.10.47.0165
TADRIS BAHASA INGGRIS
FAKULTAS TADRIS UMUM
UNIVERSITAS ZAINUL HASAN GENGGONG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik dari pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Probolinggo, 03 maret 2023
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1 Latar Belakang........ .............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian.... .............................................................................................
BAB II: PEMBAHASAN.........................................................................................
2.1. Pengertian Ayat Muhkamat dan Mutashabihat..................................................
2.2. Perbedaan Ayat Muhkamat dan Mutashabitat. ...................................................
2.3. Nilai-nilai pendidikan pada ayat Muhkamat dan Mutashabitat ..........................
BAB III: PENUTUP.................................................................................................
3.1. Kesimpulan...... ...................................................................................................
DAFTAR PUSAKA..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Allah SWT memberi tugas kepada Nabi Muhammad SAW untuk
menyampaikan kaisah dan ajaran agama yang telah disampaikan kepada
manusia secara terperinci, baik kepada bangsa Arab maupun bangsa-bangsa
lain di dunia. Karena itulah semasa hidup beliau menegaskan bahwa ia tidak
meninggalkan Alquran dan Sunah agar umat manusia tidak tidak tersesat
dalam kehidupannya. Sepeninggalnya, tugas mulia untuk menegakkan dan
mengembangkan ajaran tersebut disebabkan kepada para ulama sebagai
pewarisnya.
Disamping sebagai sumber ajaran Islam, Alquran juga sebagai salah satu bukti
mukjizat Nabi Muhammad untuk mereka khususnya yang sangat menentang
sekali kanyak serasulannya dan menentang dakwahnya. Banyak sekali
keistimewaan Alquran disamping bahasa yang digunakan bertutur indah, dan
jika kita leih dalam memaknainya, akan ada banyak kehebatan di dalamnya.
Meskipun dengan tingkat pemahaman yang berbeda.
Pokok-pokok agama tersebut di beberapa tempat dalam Alquran terkadang
datang dengan lafaz, ungkapan dan uslub (gaya bahasa) yang berbeda-beda
tapi maknanya tetap satu. Ayat-ayat Alquran ada yang bersifat samar
(mutasyabihat) yang memberikan peluang kepada maksud yang sebenarnya
(muhkamat) .
Sebagai Kitab yang menjadi pedoman umat Islam. Maka tidak sedikit kaum
muslimmengkaji makna dan ada apa di balik makna-maknanya, tentunya
dengan sudut pandang yang berbeda. Banyak sekali ilmu-ilmu yang lahir
untuk membahas makna-makna Alquran. Namun di balik terlahirnya berbagai
ilmu-ilmu yang membahas makna-makna Alquran tersebut.
Ayat-ayat yang terdapat pada Alquran seluruhnya muhkam maksudnya ialah
seluruh kata-katanya yang kokoh, membedakan mana yang haq dan mana
yang bathil, dan membedakan yang benar dengan yang ayat-ayatnya pun
saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Tidak adanya pembedaan mana ayat yang lebih tinggi kedudukannya atau
lebih mulia, karena semua ayat yang tersusun dengan indah itu adalah
datangnya dari Allah SWT. Seperti yang di kutip pada Q.S Ali Imran ayat 7:
‫ا‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ا‬َ‫ف‬ ۗ ٌ‫ت‬ ٰ‫ه‬ِ‫ب‬ٰ‫َش‬‫ت‬ُ‫م‬ ُ‫َر‬‫خ‬ُ‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫ب‬ٰ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ال‬ ُّ‫م‬ُ‫ا‬ َّ‫ُن‬‫ه‬ ٌ‫ت‬ ٰ‫م‬َ‫ك‬ْ‫ح‬ُّ‫م‬ ٌ‫ت‬ٰ‫ي‬ٰ‫ا‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ب‬ٰ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ال‬ َ‫ْك‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ل‬ َ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ا‬ ْْٓ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫ُو‬‫ه‬
َ‫ف‬ ٌ‫غ‬ْ‫ي‬َ‫ز‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ق‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬
َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬َ‫ي‬
َّ‫الر‬ َ‫ۘو‬ ُ ‫ه‬
‫ّٰللا‬ َّ
‫َِّل‬‫ا‬ ْٓ‫ه‬َ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫و‬ْ‫َأ‬‫ت‬ ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ ٖۚ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫و‬ْ‫َأ‬‫ت‬ َ‫ء‬ۤ‫َا‬‫غ‬ِ‫ت‬ْ‫ب‬‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ن‬ْ‫ت‬ِ‫ف‬ْ‫ال‬ َ‫ء‬ۤ‫َا‬‫غ‬ِ‫ت‬ْ‫ب‬‫ا‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ه‬َ‫ب‬‫َا‬‫ش‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬
ْ‫ن‬ِِّ‫م‬ ٌّ‫ل‬ُ‫ك‬ ٖۙ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ا‬َّ‫ن‬َ‫م‬ٰ‫ا‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ْ‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫خ‬ِ‫س‬‫ا‬
‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ا‬ ْٓ َّ
‫َِّل‬‫ا‬ ُ‫ر‬َّ‫ك‬َّ‫ذ‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ ٖۚ ‫َا‬‫ن‬ِِّ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬
ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ب‬ْ‫ل‬َ ْ
‫َّل‬
Artinya: Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad).
Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-
Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam
hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk
mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada
yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya
mendalam berkata, “Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari
sisi Tuhan kami.” Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang
yang berakal.
Allah SWT memberitakan bahwa di dalam ayat Aquran terdapat ayat-ayat
muhkam, yaitu ayat yang terang dan jelas maksudnya, bagian yang lain yang
terdapat dalam Alquran yaitu ayat-ayat mutasyabihat yaitu yang masih samar
atau belum jelas pengertiannya bagi sebagian orang. Mengenai ayat
mutasyabihat ini, tidak sedikit orang-orang yang merasa bingung dengan
menafsirkannya, namun tidak sedikit pula yang menafsirkannya.
Az-Zamaksyari menyebutkan bahawa yang disebut ayat muhkam adalah
ungkapannya pasti, terjaga dari kemungkinan dan kerancuan arti , sedangkan
yang dimaksud ayat mutasyabihat adalah ayat-ayat yang mengandung arti
yang relatif (kemungkinan)
1.2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa perbedaan ayat muhkamat dan mutashabibat ?
b. Apa itu ayat muhkamat dan mutashabihat
1.3.TUJUAN PENELITIAN
a. Untuk menambah wasan lebih tentang ayat muhkamat dan mutashabihat
b. Agar kita tau perbedaan ayat muhkamat dan mutashabihat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN AYAT MUHKAMAT DAN MUTASHABIHAT
Di dalam AlQuran terdapat ayat-ayat yang mengandung makna muhkamat
dan mutasyabihat. Ayat yang muhkamat ialah ayat yang jelas artinya, seperti ayat-
ayat hukum, dan sebagainya. Muhkam secara bahasa berasal dari kata bakama.
Kata bukm berarti memutuskan antara dua hal atau lebih perkara, maka hakim
adalah orang yang mencegah yang zalim dan memisahkan dua pihak yang sedang
bertikai. Muhkamat adalah sesuatu yang di kokohkan,jelas,fasih dan membedakan
antara yang hak dan batil. Sedangkan, mutasyabib secara bahasa berasal dari kata
syababa, yakni bila salah satu dari dua hal serupa dengan yang lain. Syubbab ialah
keadaan di mana satu dari dua hal itu tidak dapat dibedakan dari yang lain karena
andanya kemiripan di antara keduanya secara konkrit atau abstrak.
Sebaliknya, ayat mutasyabihat merupakan ayat yang tidak jelas artinya, yang
dapat ditafsirkan dengan beragam penafsiran. Seperti ayat-ayat yang berhubungan
dengan hal-hal yang gaib dan sebagainya. Allah SWT telah berfirman:
َ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ل‬َ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ا‬ ْْٓ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ َ‫ُو‬‫ه‬
ٌ‫غ‬ْ‫ي‬َ‫ز‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ق‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ا‬َ‫ف‬ ٌٌۗ‫ت‬ ٰ‫ه‬ِ‫ب‬ٰ‫ش‬َ‫ت‬ُ‫م‬ ُ‫ر‬َ‫خ‬ُ‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫ب‬ٰ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُّ‫م‬ُ‫ا‬ َّ‫ُن‬‫ه‬ ٌ‫ت‬ ٰ‫َم‬‫ك‬ْ‫ح‬ُّ‫م‬ ٌ‫ت‬ٰ‫ي‬ٰ‫ا‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ب‬ٰ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬
ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ه‬َ‫ب‬‫َا‬‫ش‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬َ‫ي‬َ‫ف‬
‫ه‬ُ ّ
‫للا‬ َّ
‫َِّل‬‫ا‬ ْٓ‫ه‬َ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫و‬ْ‫أ‬َ‫ت‬ ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ ٖۚ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫و‬ْ‫أ‬َ‫ت‬ َ‫ء‬ۤ‫ا‬َ‫غ‬ِ‫ت‬ْ‫ب‬‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ن‬ْ‫ت‬ِ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ء‬ۤ‫ا‬َ‫غ‬ِ‫ت‬ْ‫ب‬‫ا‬
ٖۚ‫ا‬َ‫ن‬ِْ ‫ب‬َّ ِ‫ر‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ْ‫ن‬ْ ِ‫م‬ ‫ِم‬ ُّ ُ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ا‬َّ‫ن‬َ‫م‬ٰ‫ا‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ ْ‫و‬َُْ‫ي‬ ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ل‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُُِّْ‫الر‬ َ‫و‬
ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ب‬ْ‫ل‬َ ْ
‫اَّل‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ا‬ ْٓ َّ
‫َِّل‬‫ا‬ ُ‫َّر‬َّّ‫ذ‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬
‫۝‬٧
Artinya: Dialah (Allah) yang menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi
Muhammad). Di antara ayat-ayatnya ada yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi
Kitab (Al-Qur’an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam
hatinya ada kecenderungan pada kesesatan, mereka mengikuti ayat-ayat yang
mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah (kekacauan dan keraguan) dan untuk
mencari-cari takwilnya. Padahal, tidak ada yang mengetahui takwilnya, kecuali
Allah. Orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, “Kami beriman kepadanya
(Al-Qur’an), semuanya dari Tuhan kami.” Tidak ada yang dapat mengambil
pelajaran, kecuali ululalbab. (Q.S Ali 'Imran Ayat 7)
Tujuan Diturunkannya Ayat
Menurut sebagian mufassir, tujuan diturunkannya ayat-ayat ini, adalah :
1. Untuk menguji iman dan keteguhan hati seorang Muslim kepada Allah. Iman
yang benar hendaklah disertai dengan penyerahan diri dalam arti yang seluas-
luasnya kepada Allah. Allah menurunkan ayat-ayat yang dapat dipahami artinya
dengan mudah dan Dia menurunkan ayat-ayat yang sukar diketahui makna dan
maksud yang sebenarnya, yaitu ayat-ayat mutasyabihat.
Dalam menghadapi ayat-ayat mutasyabihat ini, manusia akan merasa bahwa
dirinya bukanlah makhluk yang sempurna, ia hanya diberi Allah pengetahuan
yang sedikit karena itu ia akan menyerahkan pengertian ayat-ayat itu kepada Allah
Yang Maha Mengetahui.
2. Dengan adanya ayat-ayat yang muhkamat dan mutasyabihat kaum Muslimin
akan berpikir sesuai dengan batas-batas yang diberikan Allah; ada yang dapat
dipikirkan secara mendalam dan ada pula yang sukar dipikirkan, lalu diserahkan
kepada Allah.
3. Para nabi dan para rasul diutus kepada seluruh umat manusia yang berbeda-
beda, misalnya, berbeda kepandaiannya, kemampuannya, kekayaannya, berbeda
pula bangsa, bahasa dan daerahnya. Karena itu, cara penyampaian agama kepada
mereka hendaklah disesuaikan dengan keadaan mereka dan kesiapan bahasa yang
dimiliki sesuai dengan kemampuan mereka.
Selain pengertian dari ayat muhkamat dan mutashabihat kita juga harus tau
perbedaan dari kedua ayat tersebut.
2.2. PERBEDAAN AYAT MUHKAMAT DAN MUTASYABIHAT
Setelah mengetahui pengertian tentang muhkamat dan mutasyabihat kita juga
akan membahas tentang perbedaan dari kedua ayat tersebut, ayat mutasyabihat
yaitu ayat yangdisebut sebagai ayat yang samar – samar. Biasanya, ayat
mutasyaabihat sering berkaitan dengan sifat Allah. Dimana kita tidak bisa
memahami hal tersebut secara literal dan mentah. Karena, jika dimaknai secara
literal, akan memberikan kesan bahwa Allah memiliki kekurangan yang sama
dengan makhluk-Nya.
Salah satu contoh ayat mutasyaabihat adalah ayat yang menjelaskan tentang
keberadaan Allah. Dalam surat Thaha ayat 5 disebutkan bahwa Allah ber-istiwa di
atas Arsy. Sedangkan di surat Al-Baqarah ayat 115 dikatakan bahwa Allah berada
di berbagai tempat di muka bumi. Dan di surat ash-Shaffat ayat 99 disebutkan
bahwa Nabi Ibrahim akan pergi menuju kepada Tuhan. Dan dalam kisahnya,
disebutkan bahwa Nabi Ibrahim akan pergi ke Palestina.
Jika dimaknai secara literal, akan muncul kesan bahwa Allah berada di tiga
tempat. Sebagian besar ulama menggolongkan ayat tersebut sebagai ayat
mutasyaabihat. Sehingga, pemaknaannya tidak bisa langsung secara literal. Untuk
ayat seperti ini, maka pemahaman ayat perlu dikembalikan kepada ayat
muhkamat. Sedangkan ayat muhkamat yaitu kebalikan dari ayat mutasyaabihat,
ayat muhkamat adalah ayat – ayat yang memiliki arti yang pasti dan tidak samar –
samar. Artinya, pemahaman ayat muhkamat adalah pemahaman yang tidak
meragukan.
2.3. NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA AYAT MUHKAMAT DAN
MUTASYABIHAT
Al-Qur’an berfungsi sebagai bayan (penjelas) dan hudan (petunjuk) dimana
didalamnya memuat ayat yang tersurat atau muhkam. Al-qur’an juga berfungsi
sebagai mukjizat dan kitab sastra terbesar sepanjang sejarah manusia didalamnya
memuat ayat yang tersirat atau mutasyabih yang tidak akan habis-habisnya untuk
di kaji dengan teliti. Ayat-ayat muhkamat dan mutasyabihat adalah dua hal yang
saling melengkapi dalam Al-Qur’an.
Berdasarkan pembahasan ayat Muhkam dan mutasyabih yang terdapat di dalam
al-qur’an, terdapat beberapa nilai pendidikan sebagai modal kita untuk terus
mendalami ayat-ayat Al-Qur’an.Berdasarkan pembahasan ayat Muhkam dan
mutasyabih yang terdapat di dalam al-qur’an,
terdapat beberapa nilai pendidikan sebagai modal kita untuk terus mendalami
ayat-ayat Al-Qur’an.
1. Nilai Tauhid
Dengan adanya ayat-ayat yang Muhkam dan mutasyabih di dalam Al-Qur’an
mengajarkan kepada kita akan kehebatan Firman Allah yang tidak hanya dengan
membaca saja kita bisa langsung bisa memahami maksudnya, namun juga ada
beberapa ayat yang mengharuskan kita mendalami maknanya dengan metode
yang telah ditentukan. Denganbegitu, sebagai umat muslim harusnya lebih
bertambah lagi keyakinannya kepada Allah, karena tidak ada di dunia ini yang
kitab.sucinya memiliki kelebihan seperti yang dimiliki oleh Al-Qur’an. Kelebihan
Al-Qur’an tersebut salah satunya adalah dengan adanya ayatayat yang Muhkam
dan mutasyabih.Sebagai seorang pelajar, dengan adanya ayat-ayat yang
Muhkamdan mutasyabih seharusnya dapat dijadikan sebagai pemompa semangat
dalam kegiatannya saat menuntut ilmu. Saat menemukan berbagai permasalahan
dalam belajar, maka bukalah Al-Qur’an yang di dalamnya terkandung pemecah
dalam setiap masalah. Dengan begitu, aktivitas menuntut ilmu tidak akan terlepas
dari keyakinan yang tinggi terhadap Allah yang Maha Menentukan Hasil dari
setiap usaha hamba-Nya.
2. Nilai Toleransi
Ayat-ayat yang Muhkam dan mutasyabih merupakan ayat yang berbeda dalam hal
perlakuannya. Ayat Muhkam tanpa harus kita telisik lebih dalam sudah dapat kita
mengerti, namun ayat mutasyabih memerlukan perlakuan yang berbeda, dengan
menakwilnya, dengan menelitinya lebih dalam maka barulah kita dapat
mengetahui maksud yang terkandung di dalamnya. Begitulah kiranya analogi
untuk kita sebagai pendidik dalam menghadapi peserta didik yang memiliki
berbagai macam karakter. Sikap toleransi terhadap keunikan yang dibawa oleh
masing-masing individu perlu diterapkan dalam belajar mengajar di sekolah
tempat para peserta didik menenpa ilmu..
3. Nilai Kebijaksanaan
Keberadaan ayat Muhkam dan mutasyabih memberikan kita gambaran bahwa ada
sebagian manusia yang menyukai tampilan lahiriah (intelektualnya) dalam
menjalani kehidupan, dan ada juga kelompok manusia yang tidak hanya
memikirkan tampilan lahiriahnya saja tetapi sekaligus memikirkan batiniahnya
atau spiritualnya. Karena telah dikatakan bahwa ayat Muhkam dengan tampilan
lahiriah sudah dapat dimengerti maksudnya, dan ayat mutasyabih memerlukan
pemikiran mendalam untuk dapat memahami artinya. Oleh karenanya di dunia ini
ada beberapa orang orang memang lebih tertarik dalam memenuhi kebutuhan
lahiriahnya (intelektualnya) saja, dan ada pula orang yang mementingkan
kebutuhan batiniahnya (spiritualnya). Dengan begitu, sebagai seorang pendidik
haruslah bijaksana dalam mengarahkan peserta didik kita supaya menjadi orang
yang ahli dalam hal intelektualnya atau ahli dalam spiritualnya sesuai dengan
potensi dasar yang dimiliki peserta didik.
4. Nilai Kerja Keras
Ada kata-kata mutiara yang berbunyi usaha tidak akan mengkhianati hasil.
Begitulah kiranya dengan melihat upaya yang dilakukan oleh banyak ulama dalam
menafsirkan ayat-ayat yang mutasyabih, setiap diri manusia baik pendidik
maupun peserta didik harus memiliki rasa semangat dalam melaksanakan setiap
kewajibannya. Karena setelah melalui berbagai usaha penafsiran, para ulama
menemukan penafsiran dan pemaknaan terhadap ayat-ayat yang belum dipahami,
yang kemudian memudahkan umat Islam dalam memahami dan menjalankan
perintah Allah yang terkandung di dalam ayat-ayat mutasyabih.Usaha keras
seorang pendidik dalam melakukan kewajibannya dilakukan oleh banyak ulama
dalam menafsirkan ayat-ayat yang
mutasyabih, setiap diri manusia baik pendidik maupun peserta didik harus
memiliki rasa semangat dalam melaksanakan setiap kewajibannya. Karena setelah
melalui berbagai usaha penafsiran, para
ulama menemukan penafsiran dan pemaknaan terhadap ayat-ayat yang belum
dipahami, yang kemudian memudahkan umat Islam dalam memahami dan
menjalankan perintah Allah yang terkandung di dalam ayat-ayat
mutasyabih.Usaha keras seorang pendidik dalam melakukan kewajibannya akan
membuahkan hasil yang sepadan. Hasil tersebut dapat berupa ilmu yang mudah
dipahami oleh peserta didik, pemahaman baru yang didapat oleh pendidik itu
sendiri selama belajar dengan peserta didik, atau temuan keilmuan lainnya. Bagi
seorang peserta didik, bekerja keras akan memudahkan tercapainya apa yang
menjadi tujuan dalam belajar, memudahkan tercapai apa yang dicita-citakan.
5. Nilai Tanggungjawab
Setiap diri manusia mengemban tanggungjawabnya sendiri sesuai dengan
profesinya, dan setiap apa yang telah diperbuatnya. Melihat ayat Muhkam dan
mutasyabih, dapat diambil kesimpulan bahwa setiap orang muslim harus
mengamlkan apa yang telah diperintahkan oleh Al-Qur’an
baik yang terdapat dalam ayat Muhkam maupun ayat mutasyabih, sebagai seorang
pelajar harus melaksanakan tugasnya yaitu belajar, dan terus berusaha mengubah
diri dari yang belum paham, yang belum bisa, dan belum dilaksanakan, maka
merubah kea rah yang lebih baik adalah bentuk dari bertanggungjawab.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ayat-ayat muhkamat yaitu ayat-ayat yang terang maknanya dan mudah
dipahami. Sedangkan ayat-ayat mutasyabihat adalah ayat-ayat yang samar, sulit
dipahami dan hanya diketahui hakikatnya oleh Allah Ta'ala seperti sifat-sifat
Allah, pemberitaan tentang hal-hal gaib dan huruf-huruf muqaththa'ah di awal
surah Al-Qur'an
.Contoh ayat yang muhkamat adalah yang berbicara tentang halal dan haram
dsb, sementara ayat mutasyabihat misalnya yang berbicara tentang "tangan
Tuhan" dsb. Jika seorang muslim berjumpa dengan ayat-ayat mutasyabihat maka
ia harus dirujuk kepada ayat muhkamat atau bersikap tawaqquf.Dari pengertian
diatas, dapat disimpulkan bahwa muhkam adalah ayat- ayat yang maknanya sudah
jelas, tidak samar lagi. Adapun mutasyabih adalah ayat-ayat yang maknanya
belum jelas sehingga memerlukan pentakwilan untuk mengetahui maksudnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://ejournal.kopertais4.or.id/pantura/index.php/tasyri/article/download/3464/24
75/#:~:text=Adapun%20nilai%20pendidikan%20yang%20dapat,tanggungja
wab%2C%20dan%20nilai%20kerja%20keras Nahar, Syamsu, Keberadaan
Ayat Muhkam dan Mutasyabih dalam Al-Qur’an, Nizhamiyah,
Vol. VI, No.2, Juli-Desember 2016’an. Jakarta: Kencana.Liht Buhuts al-
Mutanawwiah fi Ululm Al-Qur’an, (Maktabah asySyamilah), Juz 7, h.
1.Lihat Buhuts al-Mutanawwiah fi Ululm Al-Qur’an., Op. cit., h. 32
https://iai-darussalam.ac.id/news-detail.cfm?NewsID=12.Hamid, A. 2016.
Pengantar Studi
https://ponpes.alhasanah.sch.id/pengetahuan/apa-perbedaan-ayat-mutasyaabihat-
dan-muhkamat/

Contenu connexe

Similaire à Ayat Muhkamat dan Mutasyabihat.pdf

Terjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wilTerjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wil
Mohamad Bastomii
 
Pendidikan aqidah dalam perspektif
Pendidikan aqidah dalam perspektifPendidikan aqidah dalam perspektif
Pendidikan aqidah dalam perspektif
ahmadm12345
 

Similaire à Ayat Muhkamat dan Mutasyabihat.pdf (20)

Makalah metodologi
Makalah metodologiMakalah metodologi
Makalah metodologi
 
Terjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wilTerjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wil
 
PPT Pengertian muhkam
PPT Pengertian muhkamPPT Pengertian muhkam
PPT Pengertian muhkam
 
Mantuq dan Mafhum.pdf
Mantuq dan Mafhum.pdfMantuq dan Mafhum.pdf
Mantuq dan Mafhum.pdf
 
Makalah al quran hadist
Makalah al quran hadistMakalah al quran hadist
Makalah al quran hadist
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docxKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
 
Materi Keagungan Al-Qur'an kelompok 2
Materi Keagungan Al-Qur'an kelompok 2Materi Keagungan Al-Qur'an kelompok 2
Materi Keagungan Al-Qur'an kelompok 2
 
Pendidikan aqidah dalam perspektif
Pendidikan aqidah dalam perspektifPendidikan aqidah dalam perspektif
Pendidikan aqidah dalam perspektif
 
Mantuq dan Mafhum.docx
Mantuq dan Mafhum.docxMantuq dan Mafhum.docx
Mantuq dan Mafhum.docx
 
Ilmu muhkam dan mutasyabih
Ilmu muhkam dan mutasyabihIlmu muhkam dan mutasyabih
Ilmu muhkam dan mutasyabih
 
Ma'ani al-quran
Ma'ani al-quranMa'ani al-quran
Ma'ani al-quran
 
Mukjizat.pdf
Mukjizat.pdfMukjizat.pdf
Mukjizat.pdf
 
Mukjizat.docx
Mukjizat.docxMukjizat.docx
Mukjizat.docx
 
Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11
Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11
Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11
 
Ilmu Tafsir.pdf
Ilmu Tafsir.pdfIlmu Tafsir.pdf
Ilmu Tafsir.pdf
 
Ilmu Tafsir.docx
Ilmu Tafsir.docxIlmu Tafsir.docx
Ilmu Tafsir.docx
 
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.pdf
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.pdfSejarah Turunnya Al-Qur’an.pdf
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.pdf
 
Makalah muhkam & mutasyabi
Makalah muhkam & mutasyabiMakalah muhkam & mutasyabi
Makalah muhkam & mutasyabi
 
Makalah pai ferry
Makalah pai ferryMakalah pai ferry
Makalah pai ferry
 

Plus de Zukét Printing

Plus de Zukét Printing (20)

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
 
Fiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdfFiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdf
 
Fiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docxFiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
 
Integral.docx
Integral.docxIntegral.docx
Integral.docx
 
Integral.pdf
Integral.pdfIntegral.pdf
Integral.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docx
 
Subjek Pendidikan dalam s. Ar rahman ayat 1-4.pdf
Subjek Pendidikan dalam s. Ar rahman ayat 1-4.pdfSubjek Pendidikan dalam s. Ar rahman ayat 1-4.pdf
Subjek Pendidikan dalam s. Ar rahman ayat 1-4.pdf
 

Dernier

Dernier (9)

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOPresentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 

Ayat Muhkamat dan Mutasyabihat.pdf

  • 1. MAKALAH AYAT MUHKAMAT DAN MUTASYABIHAT Disusun Untuk Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah Studi Qur’an Dosen Pengampu : Ali Alkaf, Le., M.Th.I Oleh kelompok 7 1. Putri Isabella NPM : 22.12.10.47.0181 2. Dita Ayu Firnanda NPM : 22.12.10.47.0165 TADRIS BAHASA INGGRIS FAKULTAS TADRIS UMUM UNIVERSITAS ZAINUL HASAN GENGGONG 2023
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik dari pikiran maupun materi. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Probolinggo, 03 maret 2023 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................. BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................... 1.1 Latar Belakang........ ............................................................................................. 1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 1.3 Tujuan Penelitian.... ............................................................................................. BAB II: PEMBAHASAN......................................................................................... 2.1. Pengertian Ayat Muhkamat dan Mutashabihat.................................................. 2.2. Perbedaan Ayat Muhkamat dan Mutashabitat. ................................................... 2.3. Nilai-nilai pendidikan pada ayat Muhkamat dan Mutashabitat .......................... BAB III: PENUTUP................................................................................................. 3.1. Kesimpulan...... ................................................................................................... DAFTAR PUSAKA..................................................................................................
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Allah SWT memberi tugas kepada Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan kaisah dan ajaran agama yang telah disampaikan kepada manusia secara terperinci, baik kepada bangsa Arab maupun bangsa-bangsa lain di dunia. Karena itulah semasa hidup beliau menegaskan bahwa ia tidak meninggalkan Alquran dan Sunah agar umat manusia tidak tidak tersesat dalam kehidupannya. Sepeninggalnya, tugas mulia untuk menegakkan dan mengembangkan ajaran tersebut disebabkan kepada para ulama sebagai pewarisnya. Disamping sebagai sumber ajaran Islam, Alquran juga sebagai salah satu bukti mukjizat Nabi Muhammad untuk mereka khususnya yang sangat menentang sekali kanyak serasulannya dan menentang dakwahnya. Banyak sekali keistimewaan Alquran disamping bahasa yang digunakan bertutur indah, dan jika kita leih dalam memaknainya, akan ada banyak kehebatan di dalamnya. Meskipun dengan tingkat pemahaman yang berbeda. Pokok-pokok agama tersebut di beberapa tempat dalam Alquran terkadang datang dengan lafaz, ungkapan dan uslub (gaya bahasa) yang berbeda-beda tapi maknanya tetap satu. Ayat-ayat Alquran ada yang bersifat samar (mutasyabihat) yang memberikan peluang kepada maksud yang sebenarnya (muhkamat) . Sebagai Kitab yang menjadi pedoman umat Islam. Maka tidak sedikit kaum muslimmengkaji makna dan ada apa di balik makna-maknanya, tentunya dengan sudut pandang yang berbeda. Banyak sekali ilmu-ilmu yang lahir untuk membahas makna-makna Alquran. Namun di balik terlahirnya berbagai ilmu-ilmu yang membahas makna-makna Alquran tersebut. Ayat-ayat yang terdapat pada Alquran seluruhnya muhkam maksudnya ialah seluruh kata-katanya yang kokoh, membedakan mana yang haq dan mana yang bathil, dan membedakan yang benar dengan yang ayat-ayatnya pun saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
  • 5. Tidak adanya pembedaan mana ayat yang lebih tinggi kedudukannya atau lebih mulia, karena semua ayat yang tersusun dengan indah itu adalah datangnya dari Allah SWT. Seperti yang di kutip pada Q.S Ali Imran ayat 7: ‫ا‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ا‬َ‫ف‬ ۗ ٌ‫ت‬ ٰ‫ه‬ِ‫ب‬ٰ‫َش‬‫ت‬ُ‫م‬ ُ‫َر‬‫خ‬ُ‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫ب‬ٰ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ال‬ ُّ‫م‬ُ‫ا‬ َّ‫ُن‬‫ه‬ ٌ‫ت‬ ٰ‫م‬َ‫ك‬ْ‫ح‬ُّ‫م‬ ٌ‫ت‬ٰ‫ي‬ٰ‫ا‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ب‬ٰ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ال‬ َ‫ْك‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ل‬ َ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ا‬ ْْٓ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫ُو‬‫ه‬ َ‫ف‬ ٌ‫غ‬ْ‫ي‬َ‫ز‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ق‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬َ‫ي‬ َّ‫الر‬ َ‫ۘو‬ ُ ‫ه‬ ‫ّٰللا‬ َّ ‫َِّل‬‫ا‬ ْٓ‫ه‬َ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫و‬ْ‫َأ‬‫ت‬ ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ ٖۚ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫و‬ْ‫َأ‬‫ت‬ َ‫ء‬ۤ‫َا‬‫غ‬ِ‫ت‬ْ‫ب‬‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ن‬ْ‫ت‬ِ‫ف‬ْ‫ال‬ َ‫ء‬ۤ‫َا‬‫غ‬ِ‫ت‬ْ‫ب‬‫ا‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ه‬َ‫ب‬‫َا‬‫ش‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ ْ‫ن‬ِِّ‫م‬ ٌّ‫ل‬ُ‫ك‬ ٖۙ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ا‬َّ‫ن‬َ‫م‬ٰ‫ا‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ْ‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫خ‬ِ‫س‬‫ا‬ ‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ا‬ ْٓ َّ ‫َِّل‬‫ا‬ ُ‫ر‬َّ‫ك‬َّ‫ذ‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ ٖۚ ‫َا‬‫ن‬ِِّ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ب‬ْ‫ل‬َ ْ ‫َّل‬ Artinya: Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al- Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, “Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami.” Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal. Allah SWT memberitakan bahwa di dalam ayat Aquran terdapat ayat-ayat muhkam, yaitu ayat yang terang dan jelas maksudnya, bagian yang lain yang terdapat dalam Alquran yaitu ayat-ayat mutasyabihat yaitu yang masih samar atau belum jelas pengertiannya bagi sebagian orang. Mengenai ayat mutasyabihat ini, tidak sedikit orang-orang yang merasa bingung dengan menafsirkannya, namun tidak sedikit pula yang menafsirkannya. Az-Zamaksyari menyebutkan bahawa yang disebut ayat muhkam adalah ungkapannya pasti, terjaga dari kemungkinan dan kerancuan arti , sedangkan yang dimaksud ayat mutasyabihat adalah ayat-ayat yang mengandung arti yang relatif (kemungkinan) 1.2. RUMUSAN MASALAH a. Apa perbedaan ayat muhkamat dan mutashabibat ? b. Apa itu ayat muhkamat dan mutashabihat 1.3.TUJUAN PENELITIAN a. Untuk menambah wasan lebih tentang ayat muhkamat dan mutashabihat b. Agar kita tau perbedaan ayat muhkamat dan mutashabihat
  • 6. BAB II PEMBAHASAN 2.1. PENGERTIAN AYAT MUHKAMAT DAN MUTASHABIHAT Di dalam AlQuran terdapat ayat-ayat yang mengandung makna muhkamat dan mutasyabihat. Ayat yang muhkamat ialah ayat yang jelas artinya, seperti ayat- ayat hukum, dan sebagainya. Muhkam secara bahasa berasal dari kata bakama. Kata bukm berarti memutuskan antara dua hal atau lebih perkara, maka hakim adalah orang yang mencegah yang zalim dan memisahkan dua pihak yang sedang bertikai. Muhkamat adalah sesuatu yang di kokohkan,jelas,fasih dan membedakan antara yang hak dan batil. Sedangkan, mutasyabib secara bahasa berasal dari kata syababa, yakni bila salah satu dari dua hal serupa dengan yang lain. Syubbab ialah keadaan di mana satu dari dua hal itu tidak dapat dibedakan dari yang lain karena andanya kemiripan di antara keduanya secara konkrit atau abstrak. Sebaliknya, ayat mutasyabihat merupakan ayat yang tidak jelas artinya, yang dapat ditafsirkan dengan beragam penafsiran. Seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan hal-hal yang gaib dan sebagainya. Allah SWT telah berfirman: َ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ل‬َ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ا‬ ْْٓ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ َ‫ُو‬‫ه‬ ٌ‫غ‬ْ‫ي‬َ‫ز‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ق‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ا‬َ‫ف‬ ٌٌۗ‫ت‬ ٰ‫ه‬ِ‫ب‬ٰ‫ش‬َ‫ت‬ُ‫م‬ ُ‫ر‬َ‫خ‬ُ‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫ب‬ٰ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُّ‫م‬ُ‫ا‬ َّ‫ُن‬‫ه‬ ٌ‫ت‬ ٰ‫َم‬‫ك‬ْ‫ح‬ُّ‫م‬ ٌ‫ت‬ٰ‫ي‬ٰ‫ا‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ب‬ٰ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ه‬َ‫ب‬‫َا‬‫ش‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬َ‫ي‬َ‫ف‬ ‫ه‬ُ ّ ‫للا‬ َّ ‫َِّل‬‫ا‬ ْٓ‫ه‬َ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫و‬ْ‫أ‬َ‫ت‬ ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ ٖۚ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫و‬ْ‫أ‬َ‫ت‬ َ‫ء‬ۤ‫ا‬َ‫غ‬ِ‫ت‬ْ‫ب‬‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ن‬ْ‫ت‬ِ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ء‬ۤ‫ا‬َ‫غ‬ِ‫ت‬ْ‫ب‬‫ا‬ ٖۚ‫ا‬َ‫ن‬ِْ ‫ب‬َّ ِ‫ر‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ْ‫ن‬ْ ِ‫م‬ ‫ِم‬ ُّ ُ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ا‬َّ‫ن‬َ‫م‬ٰ‫ا‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ ْ‫و‬َُْ‫ي‬ ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ل‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُُِّْ‫الر‬ َ‫و‬ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ب‬ْ‫ل‬َ ْ ‫اَّل‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ا‬ ْٓ َّ ‫َِّل‬‫ا‬ ُ‫َّر‬َّّ‫ذ‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ ‫۝‬٧ Artinya: Dialah (Allah) yang menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad). Di antara ayat-ayatnya ada yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi Kitab (Al-Qur’an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya ada kecenderungan pada kesesatan, mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah (kekacauan dan keraguan) dan untuk mencari-cari takwilnya. Padahal, tidak ada yang mengetahui takwilnya, kecuali Allah. Orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, “Kami beriman kepadanya (Al-Qur’an), semuanya dari Tuhan kami.” Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran, kecuali ululalbab. (Q.S Ali 'Imran Ayat 7)
  • 7. Tujuan Diturunkannya Ayat Menurut sebagian mufassir, tujuan diturunkannya ayat-ayat ini, adalah : 1. Untuk menguji iman dan keteguhan hati seorang Muslim kepada Allah. Iman yang benar hendaklah disertai dengan penyerahan diri dalam arti yang seluas- luasnya kepada Allah. Allah menurunkan ayat-ayat yang dapat dipahami artinya dengan mudah dan Dia menurunkan ayat-ayat yang sukar diketahui makna dan maksud yang sebenarnya, yaitu ayat-ayat mutasyabihat. Dalam menghadapi ayat-ayat mutasyabihat ini, manusia akan merasa bahwa dirinya bukanlah makhluk yang sempurna, ia hanya diberi Allah pengetahuan yang sedikit karena itu ia akan menyerahkan pengertian ayat-ayat itu kepada Allah Yang Maha Mengetahui. 2. Dengan adanya ayat-ayat yang muhkamat dan mutasyabihat kaum Muslimin akan berpikir sesuai dengan batas-batas yang diberikan Allah; ada yang dapat dipikirkan secara mendalam dan ada pula yang sukar dipikirkan, lalu diserahkan kepada Allah. 3. Para nabi dan para rasul diutus kepada seluruh umat manusia yang berbeda- beda, misalnya, berbeda kepandaiannya, kemampuannya, kekayaannya, berbeda pula bangsa, bahasa dan daerahnya. Karena itu, cara penyampaian agama kepada mereka hendaklah disesuaikan dengan keadaan mereka dan kesiapan bahasa yang dimiliki sesuai dengan kemampuan mereka. Selain pengertian dari ayat muhkamat dan mutashabihat kita juga harus tau perbedaan dari kedua ayat tersebut. 2.2. PERBEDAAN AYAT MUHKAMAT DAN MUTASYABIHAT Setelah mengetahui pengertian tentang muhkamat dan mutasyabihat kita juga akan membahas tentang perbedaan dari kedua ayat tersebut, ayat mutasyabihat yaitu ayat yangdisebut sebagai ayat yang samar – samar. Biasanya, ayat mutasyaabihat sering berkaitan dengan sifat Allah. Dimana kita tidak bisa memahami hal tersebut secara literal dan mentah. Karena, jika dimaknai secara
  • 8. literal, akan memberikan kesan bahwa Allah memiliki kekurangan yang sama dengan makhluk-Nya. Salah satu contoh ayat mutasyaabihat adalah ayat yang menjelaskan tentang keberadaan Allah. Dalam surat Thaha ayat 5 disebutkan bahwa Allah ber-istiwa di atas Arsy. Sedangkan di surat Al-Baqarah ayat 115 dikatakan bahwa Allah berada di berbagai tempat di muka bumi. Dan di surat ash-Shaffat ayat 99 disebutkan bahwa Nabi Ibrahim akan pergi menuju kepada Tuhan. Dan dalam kisahnya, disebutkan bahwa Nabi Ibrahim akan pergi ke Palestina. Jika dimaknai secara literal, akan muncul kesan bahwa Allah berada di tiga tempat. Sebagian besar ulama menggolongkan ayat tersebut sebagai ayat mutasyaabihat. Sehingga, pemaknaannya tidak bisa langsung secara literal. Untuk ayat seperti ini, maka pemahaman ayat perlu dikembalikan kepada ayat muhkamat. Sedangkan ayat muhkamat yaitu kebalikan dari ayat mutasyaabihat, ayat muhkamat adalah ayat – ayat yang memiliki arti yang pasti dan tidak samar – samar. Artinya, pemahaman ayat muhkamat adalah pemahaman yang tidak meragukan. 2.3. NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA AYAT MUHKAMAT DAN MUTASYABIHAT Al-Qur’an berfungsi sebagai bayan (penjelas) dan hudan (petunjuk) dimana didalamnya memuat ayat yang tersurat atau muhkam. Al-qur’an juga berfungsi sebagai mukjizat dan kitab sastra terbesar sepanjang sejarah manusia didalamnya memuat ayat yang tersirat atau mutasyabih yang tidak akan habis-habisnya untuk di kaji dengan teliti. Ayat-ayat muhkamat dan mutasyabihat adalah dua hal yang saling melengkapi dalam Al-Qur’an. Berdasarkan pembahasan ayat Muhkam dan mutasyabih yang terdapat di dalam al-qur’an, terdapat beberapa nilai pendidikan sebagai modal kita untuk terus mendalami ayat-ayat Al-Qur’an.Berdasarkan pembahasan ayat Muhkam dan mutasyabih yang terdapat di dalam al-qur’an,
  • 9. terdapat beberapa nilai pendidikan sebagai modal kita untuk terus mendalami ayat-ayat Al-Qur’an. 1. Nilai Tauhid Dengan adanya ayat-ayat yang Muhkam dan mutasyabih di dalam Al-Qur’an mengajarkan kepada kita akan kehebatan Firman Allah yang tidak hanya dengan membaca saja kita bisa langsung bisa memahami maksudnya, namun juga ada beberapa ayat yang mengharuskan kita mendalami maknanya dengan metode yang telah ditentukan. Denganbegitu, sebagai umat muslim harusnya lebih bertambah lagi keyakinannya kepada Allah, karena tidak ada di dunia ini yang kitab.sucinya memiliki kelebihan seperti yang dimiliki oleh Al-Qur’an. Kelebihan Al-Qur’an tersebut salah satunya adalah dengan adanya ayatayat yang Muhkam dan mutasyabih.Sebagai seorang pelajar, dengan adanya ayat-ayat yang Muhkamdan mutasyabih seharusnya dapat dijadikan sebagai pemompa semangat dalam kegiatannya saat menuntut ilmu. Saat menemukan berbagai permasalahan dalam belajar, maka bukalah Al-Qur’an yang di dalamnya terkandung pemecah dalam setiap masalah. Dengan begitu, aktivitas menuntut ilmu tidak akan terlepas dari keyakinan yang tinggi terhadap Allah yang Maha Menentukan Hasil dari setiap usaha hamba-Nya. 2. Nilai Toleransi Ayat-ayat yang Muhkam dan mutasyabih merupakan ayat yang berbeda dalam hal perlakuannya. Ayat Muhkam tanpa harus kita telisik lebih dalam sudah dapat kita mengerti, namun ayat mutasyabih memerlukan perlakuan yang berbeda, dengan menakwilnya, dengan menelitinya lebih dalam maka barulah kita dapat mengetahui maksud yang terkandung di dalamnya. Begitulah kiranya analogi untuk kita sebagai pendidik dalam menghadapi peserta didik yang memiliki berbagai macam karakter. Sikap toleransi terhadap keunikan yang dibawa oleh masing-masing individu perlu diterapkan dalam belajar mengajar di sekolah tempat para peserta didik menenpa ilmu.. 3. Nilai Kebijaksanaan Keberadaan ayat Muhkam dan mutasyabih memberikan kita gambaran bahwa ada sebagian manusia yang menyukai tampilan lahiriah (intelektualnya) dalam
  • 10. menjalani kehidupan, dan ada juga kelompok manusia yang tidak hanya memikirkan tampilan lahiriahnya saja tetapi sekaligus memikirkan batiniahnya atau spiritualnya. Karena telah dikatakan bahwa ayat Muhkam dengan tampilan lahiriah sudah dapat dimengerti maksudnya, dan ayat mutasyabih memerlukan pemikiran mendalam untuk dapat memahami artinya. Oleh karenanya di dunia ini ada beberapa orang orang memang lebih tertarik dalam memenuhi kebutuhan lahiriahnya (intelektualnya) saja, dan ada pula orang yang mementingkan kebutuhan batiniahnya (spiritualnya). Dengan begitu, sebagai seorang pendidik haruslah bijaksana dalam mengarahkan peserta didik kita supaya menjadi orang yang ahli dalam hal intelektualnya atau ahli dalam spiritualnya sesuai dengan potensi dasar yang dimiliki peserta didik. 4. Nilai Kerja Keras Ada kata-kata mutiara yang berbunyi usaha tidak akan mengkhianati hasil. Begitulah kiranya dengan melihat upaya yang dilakukan oleh banyak ulama dalam menafsirkan ayat-ayat yang mutasyabih, setiap diri manusia baik pendidik maupun peserta didik harus memiliki rasa semangat dalam melaksanakan setiap kewajibannya. Karena setelah melalui berbagai usaha penafsiran, para ulama menemukan penafsiran dan pemaknaan terhadap ayat-ayat yang belum dipahami, yang kemudian memudahkan umat Islam dalam memahami dan menjalankan perintah Allah yang terkandung di dalam ayat-ayat mutasyabih.Usaha keras seorang pendidik dalam melakukan kewajibannya dilakukan oleh banyak ulama dalam menafsirkan ayat-ayat yang mutasyabih, setiap diri manusia baik pendidik maupun peserta didik harus memiliki rasa semangat dalam melaksanakan setiap kewajibannya. Karena setelah melalui berbagai usaha penafsiran, para ulama menemukan penafsiran dan pemaknaan terhadap ayat-ayat yang belum dipahami, yang kemudian memudahkan umat Islam dalam memahami dan menjalankan perintah Allah yang terkandung di dalam ayat-ayat mutasyabih.Usaha keras seorang pendidik dalam melakukan kewajibannya akan membuahkan hasil yang sepadan. Hasil tersebut dapat berupa ilmu yang mudah dipahami oleh peserta didik, pemahaman baru yang didapat oleh pendidik itu sendiri selama belajar dengan peserta didik, atau temuan keilmuan lainnya. Bagi
  • 11. seorang peserta didik, bekerja keras akan memudahkan tercapainya apa yang menjadi tujuan dalam belajar, memudahkan tercapai apa yang dicita-citakan. 5. Nilai Tanggungjawab Setiap diri manusia mengemban tanggungjawabnya sendiri sesuai dengan profesinya, dan setiap apa yang telah diperbuatnya. Melihat ayat Muhkam dan mutasyabih, dapat diambil kesimpulan bahwa setiap orang muslim harus mengamlkan apa yang telah diperintahkan oleh Al-Qur’an baik yang terdapat dalam ayat Muhkam maupun ayat mutasyabih, sebagai seorang pelajar harus melaksanakan tugasnya yaitu belajar, dan terus berusaha mengubah diri dari yang belum paham, yang belum bisa, dan belum dilaksanakan, maka merubah kea rah yang lebih baik adalah bentuk dari bertanggungjawab.
  • 12. BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Ayat-ayat muhkamat yaitu ayat-ayat yang terang maknanya dan mudah dipahami. Sedangkan ayat-ayat mutasyabihat adalah ayat-ayat yang samar, sulit dipahami dan hanya diketahui hakikatnya oleh Allah Ta'ala seperti sifat-sifat Allah, pemberitaan tentang hal-hal gaib dan huruf-huruf muqaththa'ah di awal surah Al-Qur'an .Contoh ayat yang muhkamat adalah yang berbicara tentang halal dan haram dsb, sementara ayat mutasyabihat misalnya yang berbicara tentang "tangan Tuhan" dsb. Jika seorang muslim berjumpa dengan ayat-ayat mutasyabihat maka ia harus dirujuk kepada ayat muhkamat atau bersikap tawaqquf.Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa muhkam adalah ayat- ayat yang maknanya sudah jelas, tidak samar lagi. Adapun mutasyabih adalah ayat-ayat yang maknanya belum jelas sehingga memerlukan pentakwilan untuk mengetahui maksudnya.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA http://ejournal.kopertais4.or.id/pantura/index.php/tasyri/article/download/3464/24 75/#:~:text=Adapun%20nilai%20pendidikan%20yang%20dapat,tanggungja wab%2C%20dan%20nilai%20kerja%20keras Nahar, Syamsu, Keberadaan Ayat Muhkam dan Mutasyabih dalam Al-Qur’an, Nizhamiyah, Vol. VI, No.2, Juli-Desember 2016’an. Jakarta: Kencana.Liht Buhuts al- Mutanawwiah fi Ululm Al-Qur’an, (Maktabah asySyamilah), Juz 7, h. 1.Lihat Buhuts al-Mutanawwiah fi Ululm Al-Qur’an., Op. cit., h. 32 https://iai-darussalam.ac.id/news-detail.cfm?NewsID=12.Hamid, A. 2016. Pengantar Studi https://ponpes.alhasanah.sch.id/pengetahuan/apa-perbedaan-ayat-mutasyaabihat- dan-muhkamat/