SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  20
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya kebutuhan manusia akan sumberdaya hutan khususnya kayu
sangat bertolak belakang dengan ketersediaan sumberdaya hutan (kayu). Salah satu
yang menyebabkan hal itu adalah buruknya pengelolaan hutan. Teknik perencanaan
serta pelaksanaan pemanenan kayu yang baik dan benar juga masihbelum dalam
pemanenan kayu di hutan alam Indonesia . Untuk itu, diperlukan perencanaan yang
baik dalam pemanenan hutan sehingga dapat menjamin ketersediaan kayu di masa
mendatang. Pemanenan hutan merupakan suatu kegiatan memproduksi kayu bulat
(log).
Sebagai kegiatan produksi fungsi perencanaan pemanenan kayu memegang
peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai tujuan usaha. terkait dengan
bidang kehutanan saat ini, tujuan usaha tersebut tidak hanya memaksimalkan
keuntungan secara finansial, melainkan juga harus melestarikan hasil dan
lingkungannya. Pemanenan yang berwawasan lingkungan dapat mengurangi
kerusakan lingkungan.
Penyaradan merupakan salah satu bagian utama dari kegiatan pemanenan
hutan, yang bertujuan untuk memindahkan kayu dari tempat tebangan ke tempat
pengumpulan kayu (TPn). Kegiatan penyaradan ini umumnya dapat menimbulkan
kerusakan pada tegakan yang tinggal dan merusak tanah terutama jika
menggunakan alat berat. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem (fisik
maupun biologi) pada tegakan sisa.
2
Untuk itu dilaksanakan praktikum perencanaan pemanenan hutan sehingga
kegiatan pemanenan dapat di optimalkan. Baik dalam hal keseimbangan ekosistem
maupun keuntungan ekonomi yang didapatkan.
B. Tujuan
Tujuan dari pemanenan hutan adalah untuk mengetahui dan mengamati
secara langsung pohon yang akan ditebang dengan menggunakan tahapan
penebangan yang benar.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perencanaan Pemanenan
Perencanaan pemanenan kayu diartikan sebagai perancangan keterlibatan
hutan beserta isinya, manusia/ organisasi, peralatan dan dana untuk memproduksi
kayu secara lestari bagi masyarakat yang membutuhkannya dan mendapatkan nilai
tamabah baik bagi perusahaan maupun bagimasyarakat lokal (sekitarhutan),
regional dannasional, pada suatu kurun waktu tertentu (Nugroho. 1997).
perencanaan pemanenan adlah tindakan yang perlu dilakukan di masa
datang yang diatur berdasarkan tahapan pemanenan yang paling efisien dengan
teknologi yang telah ditentukan dan dilaksanakan pada saat yangditetapkan untuk
mengeluarkan kayu dari hutan (Conway 1982).
Kegiatan pemanenan kayu menyebabkan meningkatnya keterbukaan
lahan. Besarnya keterbukaan lahan akibat kegiatan ini antara lain dipengaruhi oleh
sistem pemanenan, intensitas pemanenan, perencanaan petak tebang, perencanaan
penyaradan dan kemiringan lapangan. Sistem pemanenan yang dilakukan
berpengaruh terhadap besarnya keterbukaan lahan dan gangguan yang berada pada
tanah.
Unit pengelolaan pemanenan kayu perlu dibagi dalam blok kerja tahunan
sesuai dengan daur tebangan. Blok kemudian dibagi ke dalam petak pemanenan.
Tipe tapak atau kondisi silvikultur yang ada di tiap petak di deliniasi dan di taksir
luasnya masing-masing. Unit pengelolaan harus mempunyai unit administrasi
berupa petak permanen. Hutan produksi dan kebun kayu yang tidak mempunyai
4
petak permanen bisa dikelola. Sama halnya tidak mungkin mengelola penduduk di
sebuah kelurahahn yang tidak mempunyai RT atau RW. Pemonitoran luas hutan
dan keadaan tegakan, pengaturan tat tempat kegiatan dan sistem informasi tidak
akan dapat dilakukan bila hutan tidak dilengkapi dengan petak permanen. Blok
kerja tahunan dibagi dalam petak permenen dengan luas 100 –1000 ha. Dengan
menggunakan sungai, trase jalan. Jalan dan punggung lahan sebagai pembatas.
Pembutan petak tat hutan permanen paling lambat dilakukan setelah trase jalan
diketahui. Karena jalan akan digunakan sebagai batas petak dan petak harus di
petakan dan tidak boleh hanya di sketsa (Sagala, 1994).
Tujuan perencanaan pemanenankayu :
1. Memberikan arahan seberapa banyak kayu dapat dipanen secara lestari
2. Memberikan arahan tentang metode/ sistem pemanenan kayu yang tepat
3. Memilih peralatanyang cocok untuk digunakan
4. Memberikan arahan pelaksanaan pemanenan yang menjamin keselamatan
pekerja dan lingkungan
5. Memberikan gambaran tentang volume pekerjaan yang akan dilaksanakan
pada tahun rencana, serta gambaran keterlibatan peralatan, tenaga kerja dan
dana yang dipelukan
6. Memberikan arahan penjadwalan kegiatan
7. Memberikan gambaran tentang perkiraan keuntungan yang mungkin
dicapai (Nugroho, 1997).
5
B. Penebangan
Terdapat beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam
menentukan arah rebah pohon, yaitu :
a. Kondisi pohon : kondisi pohon yang dimaksud disini adalah posisi pohon
(normal atau miring): kesehatan pohon (gerowong atau terdapat cacat-cacat
lain yang mempengaruhi rebahnya pohon); bentuk tajuk dan keberadaan
banir.
b. Kondisi lapangan di sekitar pohon : kondisi lapangan ini meliputi keadaan
vegetasi di sekitar pohon yang akan ditebang, termasuk keadaan tumbuhan
bawah, lereng, rintangan (jenis-jenis pemanjat, tunggak dan batu-batuan).
c. Keadaan cuaca pada saat penebangan. Apabila hujan turun dan angin
kencang, maka semua kegiatan harus dihentikan.
Keberhasilan penebangan sangat ditentukan oleh arah rebah pohon. Arah
rebah yang benar akan menghasilkan kayu sesuai dengan yang diinginkan dan
kecelakan kerja dapatdihindari serta kerusakan terhadap lingkungan dapat ditekan,
sedangkan apabila arah rebah yang ditentukan tidak benar, maka kayu akan rusak
dan kemungkinan terjadinya kecelakaan sangat besar serta pohon yang rebah akan
merusak lingkungan sekitarnya. Oleh karenanya dalam nenentukan arah rebah
pohon harus berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan (Muhdi,
2006).
6
C. Prosedur Penebangan
Berdasarkan Pedoman RIL Indonesia prosedur penebangan diurutkan
sebagai berikut.
1. Penebangan dimulai sesuai dengan urutan atau pola penebangan yang telah
direncanakan di atas peta.
2. Pemeriksaan keadaan lokasi penebangan, penentuan arah rebah pohon,
persiapan tempat kerja, pembuatan jalur penyelamatan dan pemberi
peringatan.
3. Pembuatan takik rebah dan takik balas pada tunggak serendah mungkin
4. Pembersihan batang dari cabang-cabang dan pemotongan tajuk pohon
5. Pembersihan batang dari banir pohon
6. Pengukuran dan pemotongan batang sesuai dengan permintaan perusahaan
7. Memasang nomor pohon pada tunggak dan pada ujung batang log
8. Membuka jalur winching
9. Menuju pohon lain yang akan ditebang (Elias, 2008).
D. Penyaradan
Penyaradan adalah proses penarikan kayu dari permukaan tanah dengan
alat transportasi dengan menggunakan hewan atau peralatan mekanis. Kayu ditarik
langsung diatas tanah dengan menggunakan sumber tenaga yang digunakan.
Efektifitas penggunaan sumber tenaga mungkin akan mengakibatkan dampak bagi
lantai hutan berupa pembersihan permukaan. Penggunaan hewan sebagai sumber
energi ketika digunakan dalam system penyaradan terbatas pada kemiringan
lapangan, kondisi permukaan, ukuran dan bentuk kayu. Kemiringan yang ideal
7
adalah lebih kecil sama dengan 3%, jika lebih maka hewan akan kesulitan
melakukan penyaradan.
Penyaradan kayu dengan menggunakan trktor sangat popular dalam
kegiatan pemanenan kayu di hutan alam (HPH) di Indonesia. Penyaradan dengan
cara ini sudah dimulai pada tahun 1970-an. Untuk menghindari kerusakan
lingkungan, penggunaan traktor pada daerah yang mempunyai lereng lebih dari
30%, walaupun secara mekanis traktor masih mampu bekerja pada kemiringan
sampai 40%.
Untuk mengurangi kerusakan lingkungan (tanah maupun tegakan tinggal)
yang ditimbun oleh kegiatan penyaradan kayu, penyaradan seharusnya dilakukan
sesuai dengan rute penyaradan yang sudah direncanakan diatas peta kerja, selain itu
juga dimaksudkan agar prestasi kerja yang dihasilkan cukup tinggi. Perencanaan
jalan sarad ini dilakukan satu tahun sebelum kegiatan penebangan dimulai. Letak
jalan sarad ini harus ditandai di lapangan sebagai acuan bagi pengemudi atau
penyarad kayu. Hal ini berlaku untuk penyaradan yang menggunakan traktor
(Muhdi, 2006).
E. Alternatif Meminimalisasi Kerusakan
Untuk mengurangi kerusakan pada pohon dan kerugian ekonomi dari
kegiatan operasional penyadaran traktor maka salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah melakukan rancangan jalan sarad yang dirancang sebelumnya
ternyata lebih menguntungkan dari segi ekonomi dan segi ekologi. Jalan sarad yang
dirancang sebelumnya juga akan memudahkan penebang untuk mengarahkan kayu
8
yang akan ditebang sehingga akan lebih mudah bagi traktor untuk menyaradnya
tanpa membuat manuver-manuver yang akan merugikan.
Pada saat ini teknologi untuk meminimalkankan kerusakan lingkungan
akibat akibat penebangan kayu yang sudah ada yakni yang dikenal dengan Reduced
Impact Logging, teknik operasi yang kurang tepat atau terencana akan
mengakibatkan kerusakan lingkungan (hutan rusak, pemadatan tanah dan
terjadinya pengendapan akibat terjadinya erosi tanah). Untuk meminimalkan
kerusakan tersebut dilakukan dengan merencanakan logging yang baik dan teknik
operasi yang tepat dan terkendali. Reduced Impact Logging adalah pemanenan
kayu yang didasarkan pada rancangan kedepan dari tegakan yang akann dipanen
yang didasari rencana yang akurat untuk digunakan dalam perencanaan dan
digunakan untuk mendisain lay out dari petak-petak tebang dan unit-unit
inventarisasi serta digunakan untuk merencanakan operasi pemanenan kayu
Arah rebah yang terbaik adalah yang mendekati atau menjauhi jalan sarad
dengan membentuk sudut 300-450 (pola sirip ikan) atau arah rebah dalam posisi
sejajar di atas jalan sarad dengan arah berlawanan dengan arah penyaradan. Bila
memungkinkan, arah rebah pohon diarahkan ke tempat kosong dan pada tajuk
pohon yang sudah ditebang sebelumnya (maksimal 3). Pada areal curam, arah rebah
menyerong kesamping lereng (sepanjang kontur). Hindarkan pohon rebah
memotong sungai atau masuk areal kawasan lindung dan kerusakan pada pohon inti
permudaan dan pohon lindung (Elias, 2008).
9
BAB III
METODE PRATIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktek lapangan Pemanenan Hasil Hutan di laksanakan pada hari Rabu
tanggal 17 s/d Kamis 18 Mei 2017. Praktek lapangan Pemanenan Hasil Hutan
bertempat di Hutan pendidikan Bengo-bengo, Desa Limapoccoe, Kecamatan
Cenrana, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
B. Alat
Alat yang kami gunakan adalah sebagai beriku:
1. Abneylevel sebagai alat ukur tinggi pohon
2. Tali raffia untuk membuat plot
3. Meteran sebagai alat pengukur diameter pohon
4. Milimeter A4 sebagai pengambaran peta pohon yaang akan di tebang
5. Kompas sebagai alat penentu arah mata angin
6. Alat tulis sebagai prasarana pendukung terciptanya data
C. Prosedur praktek
1. Pembuatan petak kerja
a. Buatlah plot ukuran 20x20 m dengan menggunakan tali raffia
b. Ukur diameter pohon dengan pita meter/ meteran
c. Ukur tinggi pohon dengan menggunakan abney level
2. Pengamatan wilayah
a. Diamati wilayah yang menjadi area penebangan, meliputi: keadaan
vegetasi di sekitar pohon yang akan di tebang, termasuk keadaan
10
tumbuhan bawah, lereng, rintangan (jenis-jenis pemanjat, tunggak
dan batu-batuan).
b. Tentukan tanda pohon yang akan di tebang menggunakan tanda x
(merah)
3. Pengamatan pohon
a. Diperhatikan pohon yang akan di tebang; posisi pohon (normal atau
miring), kesehatan poho (gerowong ata terdapat cacat-cacat lain
yang mempengaruhi rebahnya pohon); bentuk tajuk dan keadaan
banir.
b. Di buat proyeksi tajuk untuk mengetahui arah tujuan tebangan
c. Di buat arah rebah yang trbaik mendekati arah jalan sarad dengan
membentuk sudut 30 𝑜
-40 𝑜
.
d. Di arahkan pohon ke tempat kosog
4. Simulasi penebangan
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
b. Mengukur diameter pohon dengan menggunakan pita meter
c. Menggambar proyeksi tajuk pohon yang akan di tebang pada kertas
diameter dengan skala 1:100
d. Membuat takik rebah, yakni alas takik dengan kedalaman 1/5
sampai 1/3 batang pohon di ukur dengan menggunakan penggaris
dan di gambar dengan kapur tulis, serta atap takik dengan sudut 45 𝑜
di atas alas takik. Di gambar dengan menggunakan kapur tulis.
11
e. Menentukan jarak takik rebah dengan takik balas (engsel) sebesar
1/10 diameter, baik jarak horizontal maupun vertikalnya.
f. Melakukan simulasi penebangan
g. Menggambar proyeksi tanpak atas hasil penebangan pada kertas
milimeter.
h. Langkah yang sama di lakukan untuk setiap pohon yang akan di
simulasikan kegiatan penebangannya
12
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pengamatan seluruh pohon yang akan di tebang di dalam plot
Tabel 1. Data mentah pengamatan seluruh pohon yang akan di tebang di dalam plot.
No Jenis
Pohon
Tbc
(m)
Diameter Jarak
Pengamat
Tinggi
Pengamat
Titik Koordinat Pohon
X Y
1 Pinus 1 7.3 40 10 1,6 0805691 9446679
2 Pinus 2 10.7 40 13 1,6 0805710 9446676
3 Pinus 3 10 45 12 1,6 0805707 9446675
4 Pinus 4 11.65 35 12 1,6 0805704 9446667
5 Pinus 5 7.2 45 8 1,6 0805707 9446670
6 Pinus 6 7.87 50 11 1,6 0805703 9446674
7 Pinus 7 5.74 45 9 1,6 0805700 9446671
8 Pinus 8 12 42 12 1,6 0805691 9446674
9 Jambu 9 6.16 68 8 1,6 0805680 9446677
Sumber. Data lapangan, (2017).
2. Pengamatan wilayah
Kondisi lapangan dimana daerah disekitar pohon yang akan ditebang
berdasarkan arah rebah pohon tidak terdapat tegakan tinggal hanya terdapat
tanaman paku, pakis, dan ilalang serta kondisi tanah yang tidak terlalu miring
dan tidak bergelombang sehingga pohon yang akan di tebang tidak besar
kemungkinan kerusakannya.
13
a. Kondisi vegetasi di arah barad daya
Kondisi vegetasi di arah barad daya cukup terbuka dan tidak terdapat
tegakan tinggal serta anakan pinus dan kondisi tanahnya tidak terlalu
miring sehingga pada saat pohonya ditebang kemungkinan kerusakan
tidak besar itulah kenapa kami memilih arah barat sebagai arah rebah
selain itu posisi TPn juga berada di arah barad daya. Kondisi wilayah di
arah barad daya dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut:
Gambar 1. vegetasi disekitar pohon arah barat daya
b. Kondisi vegetasi di arah selatan
Kondisi vegetasi diwilayah selatan memiliki banyak tumbuhan
bawah dan agak rapat sehingga tidak memungkinkan untuk mengarahkan
pohon ke arah selatan seperti yang tertera dalam gambar dibawah ini:
Gambar 2. Vegetasi disekitar pohon arah selatan
14
c. Kondisi vegetasi di arah timur
Kondisi wilayah di sekitar pohon arah timur memiliki vegetasi
tumbuhan bawah yang cukup rapat dan keadaan tanahnya agak miring
sehingga kemungkinan kerusakan apabila penebangan pohon di arahkan
ke arah timur sangat besar seperti yang ada dalam gambar dibawah ini:
Gambar 3, vegetasi di sekitar pohon arah timur
15
3. Pengamatan pohon yang akan ditebang
Adapun hasil dari pengamatan pohon yang akan di tebang dilapangan adalah
sebagai berikut:
Tabel 2. Pengamatan pohon
No Jenis
pohon
Diameter
(cm)
Tinggi
(m)
Proyeksi tajuk (m)
Utara Selatan Timur Barat
1 Pinus 8 42,67 12,78 2 4 5 2
Sumber. Data Pengamatan pohon, (2017).
Gambar 4. Pohon yang akan di tebang
Arah rebah : Barat Daya
Takik balas : Selatan
Sudut arah rebah : 60 𝑜
Dari Arah Selatan
Kondisi pohon : Lurus dan baik
16
Tabel 3. Lebar arah rebah, takik balas dan engsel.
Jenis
Pohon
Lebar Arah Rebar (Cm) Lebar Takik Balas
(Cm)
Lebar Engsel
(Cm)
Pinus
8
10.667 27.706 4.267
Sumber. Data penebangan, (2017).
B. Pembahasan
Dari praktek simulasi yang dilaksanakan diperoleh data bahwa arah rebah
untuk mengurangi dampak kerusakan tinggal berdasarkan pedoman RIL (Reduce
Impact Logging) adalah pada arah Barat Daya dengan sudut rebah dari arah selatan
berkisar 600 dan leber takik rebah 10.667 cm, takik balas 27.706 cm, untuk lebar
enselnya 4.267cm. Kenapa kami mengarahkan kebarat daya karena hal ini dilihat
dari kondisi dilapangan dimana pada sekitar daerah tersebut tidak terdapat tanaman
permudaan atau dalam hal ini adalah anakan pinus (pinus Marcusii) dan pada arah
tersebut kondisi tanahnya tidak terlalu miring dimana tidak terdapat tunggul atau
gundukan tanah yang dapat merusak atau mengurangi nilai jual kayu, karena
berdasarkan pedoman RIL dalam Elias (1997) dalam prosedur penebangan ada
beberapa hal yang harus dihindari yaitu pohon rebah memotong sungai atau masuk
17
areal kawasan lindung dan kerusakan pada pohon inti, permudaan dan pohon
lindung.
Dalam praktek simulasi penebangan yang dilakukan arah rebah pohon
berada pada posisi arah barat daya hal ini dilihat dari kondisi lapangan dimana
dalam penebangan ada beberapa hal yang harus diperhatikan di lapangan dalam
menentukan arah rebah pohon yaitu kondisi pohon dalam hal ini kondisi pohon
yang akan ditebang tidak mengalami kerusakan tetapi berada pada arah timur
proyeksi tajuk sepanjang 5 m dan pada arah tersebut terdapat tegakan tinggal hal
ini yang mendasari pada simulasi ini arah rebah pohon berada pada arah barat daya
dan pada arah ini terdapat jalan sarad. berdasarkan Muhdi (2006) bahwa Terdapat
beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam menentukan arah rebah
pohon, kondisi pohon, kondisi lapangan dan Keadaan cuaca.
18
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Arah rebah pohon yang didapat dengan menggunakan Pedoman RIL berada
pada arah barad daya dengan sudut yang diperoleh dari arah rebah berkisar 600, dan
takik balas berada pada arah selatan dengan takik rebah pada arah barat daya.
Kondisi pohon cukup baik dan tidak memiliki cacat pada batang maupun tajuknya,
proyeksi tajuk arah utara 2 m, timur 5 m, selatat 4 m dan arah barat 2 m, berdiameter
42,667 cm dengan tinggi 12 m. Sehingga takik rembahnya 10.667 cm, takik balas
27.706 cm dan untuk engselnya 4.267 cm.
B. Saran
1. Sebaiknya praktek mata kuliah pemanenan di lakukan di tempat yang memang
ada kegiatan penebangan pohon agar tidak hanya simulasi saja.
2. Sebelum melakukan penebangan sebaiknya harus diperhatikan terlebih dahulu
wilayah tebangan dan kondisi tegakannya sehingga dalam melakukan
penebangan tegakan yang didapat maksimal tanpa ada kerusakan terhadap
tegakan maupun ekologi lahan penebangan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Conway. 1982. Timber cutting practices. Principle of timber harvesting revised.
New york (us). Miller freeman publication, inc
Departemen Kehutanan. 1993. Pedoman dan Petujuk Teknis Sistem Silvikultur
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI). Dirjen Pengusahaan Hutan.
Departemen Kehutanan Republik Indonesia Jakarta.
Elias 2008. Bahan Kuliah Pemanenan Hasil Hutan. Fakultas Kehutanan IPB
Bogor. Bogor.
Muhdi. 2006. Pemanenan Hasil Hutan (Buku Ajar). USU. Medan.
Nugroho. 1997. Perencanaan Pemanenan Hasil Hutan. Diktat Kuliah. JTHH IPB.
Bogor.
Sagala, P. 1994. Mengelola Lahan Kehutanan Indonesia. Yayasan Obor
Indonesia. Jakarta.
20
LAMPIRAN
a. Data Lapangan
No Jenis
pohon
keliling
(cm)
Tinggi
(m)
Tinggi
pengamat
Jarak
pengamat
1 Pinus 1 135
30 1,6 10
2 Pinus 2 180
35 1,6 13
3 Pinus 3 176
35 1,6 12
4 Pinus 4 165
40 1,6 12
5 Pinus 5 160
35 1,6 8
6 Pinus 6 217
30 1,6 11
7 Pinus 7 135
25 1,6 9
8 Pinus 8 134
40 1,6 12
9 Jambu 9 68
30 1,6 8
b. Gambar Proyeksi Tajuk Dan Arah Rebah

Contenu connexe

Tendances

Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian TapakPemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian TapakRumbi Oztecilopasunexiss
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaTidar University
 
Laporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanLaporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanFerli Dian SAputra
 
Ph berbasis ekosistem
Ph berbasis ekosistemPh berbasis ekosistem
Ph berbasis ekosistemErwin Radom
 
Acara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanAcara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanperdos5 cuy
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...Moh Masnur
 
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestriAspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestriabdul samad
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIREDIS BLOG
 
Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2Astrijyt
 
Benih dan persemaian acara 1 9
Benih dan persemaian acara 1 9Benih dan persemaian acara 1 9
Benih dan persemaian acara 1 9bayu meido
 
ILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYU
ILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYUILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYU
ILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYUEDIS BLOG
 
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi TanahKeterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi TanahFeisal Rachman Soedibja
 
Laporan Hasil Kajian Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu di Lokasi Usulan Hutan Ce...
Laporan Hasil Kajian Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu di Lokasi Usulan Hutan Ce...Laporan Hasil Kajian Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu di Lokasi Usulan Hutan Ce...
Laporan Hasil Kajian Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu di Lokasi Usulan Hutan Ce...Sani Saragih
 
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsariPeningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsariGilang Putra
 
lapisan tanah vertisol
lapisan tanah vertisollapisan tanah vertisol
lapisan tanah vertisolozielubis
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanPurwandaru Widyasunu
 

Tendances (20)

Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian TapakPemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulma
 
Laporan akhir ilmu kayu
Laporan akhir ilmu kayuLaporan akhir ilmu kayu
Laporan akhir ilmu kayu
 
Laporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanLaporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awan
 
SILVIKA
SILVIKASILVIKA
SILVIKA
 
Ph berbasis ekosistem
Ph berbasis ekosistemPh berbasis ekosistem
Ph berbasis ekosistem
 
Acara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanAcara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanaman
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
 
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestriAspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIR
 
Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2
 
Benih dan persemaian acara 1 9
Benih dan persemaian acara 1 9Benih dan persemaian acara 1 9
Benih dan persemaian acara 1 9
 
ILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYU
ILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYUILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYU
ILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYU
 
Makalah erosi
Makalah erosiMakalah erosi
Makalah erosi
 
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi TanahKeterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
 
Laporan Hasil Kajian Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu di Lokasi Usulan Hutan Ce...
Laporan Hasil Kajian Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu di Lokasi Usulan Hutan Ce...Laporan Hasil Kajian Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu di Lokasi Usulan Hutan Ce...
Laporan Hasil Kajian Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu di Lokasi Usulan Hutan Ce...
 
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsariPeningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
 
lapisan tanah vertisol
lapisan tanah vertisollapisan tanah vertisol
lapisan tanah vertisol
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
 

Similaire à OPTIMALKAN PEMANENAN HUTAN

Paper Kelompok 1 Keteknikan Hutan.pdf
Paper Kelompok 1 Keteknikan Hutan.pdfPaper Kelompok 1 Keteknikan Hutan.pdf
Paper Kelompok 1 Keteknikan Hutan.pdfEkaKim
 
Penerapan ril dalam pembalakan hutan
Penerapan ril dalam pembalakan hutanPenerapan ril dalam pembalakan hutan
Penerapan ril dalam pembalakan hutanRagil Niti Putro
 
Desain perkebunan Kelapa Sawit
Desain perkebunan Kelapa SawitDesain perkebunan Kelapa Sawit
Desain perkebunan Kelapa Sawitandrewahyu04
 
karakteristik kerusakan hutan gambut
karakteristik kerusakan hutan gambutkarakteristik kerusakan hutan gambut
karakteristik kerusakan hutan gambutayundapuspita
 
Makalah agroekologi
Makalah agroekologiMakalah agroekologi
Makalah agroekologiMaki hakim
 
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...NurdinUng
 
pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)Yudha D'pharaoh
 
Pembukaan Lahan.pptx
Pembukaan Lahan.pptxPembukaan Lahan.pptx
Pembukaan Lahan.pptxssuserc1e9cb
 
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkanMakalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkanBondan the Planter of Palm Oil
 
Tugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayanTugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayanWayan Susanto
 
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTIBENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTIEDIS BLOG
 
POLA TANAM AGROFORESTI
POLA TANAM AGROFORESTIPOLA TANAM AGROFORESTI
POLA TANAM AGROFORESTIEDIS BLOG
 
Pengelolaan Gambut Secara Berkelanjutan
Pengelolaan Gambut Secara BerkelanjutanPengelolaan Gambut Secara Berkelanjutan
Pengelolaan Gambut Secara BerkelanjutanEthelbert Phanias
 
Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)
Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)
Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)npgkuja
 
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...Asramid Yasin
 

Similaire à OPTIMALKAN PEMANENAN HUTAN (20)

Paper Kelompok 1 Keteknikan Hutan.pdf
Paper Kelompok 1 Keteknikan Hutan.pdfPaper Kelompok 1 Keteknikan Hutan.pdf
Paper Kelompok 1 Keteknikan Hutan.pdf
 
Penerapan ril dalam pembalakan hutan
Penerapan ril dalam pembalakan hutanPenerapan ril dalam pembalakan hutan
Penerapan ril dalam pembalakan hutan
 
Optimum road density
Optimum road densityOptimum road density
Optimum road density
 
Konservasi
KonservasiKonservasi
Konservasi
 
Desain perkebunan Kelapa Sawit
Desain perkebunan Kelapa SawitDesain perkebunan Kelapa Sawit
Desain perkebunan Kelapa Sawit
 
karakteristik kerusakan hutan gambut
karakteristik kerusakan hutan gambutkarakteristik kerusakan hutan gambut
karakteristik kerusakan hutan gambut
 
Makalah agroekologi
Makalah agroekologiMakalah agroekologi
Makalah agroekologi
 
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
 
Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)
 
Pembukaan Lahan.pptx
Pembukaan Lahan.pptxPembukaan Lahan.pptx
Pembukaan Lahan.pptx
 
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkanMakalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan
 
Tugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayanTugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayan
 
presentasi TPTI
presentasi TPTIpresentasi TPTI
presentasi TPTI
 
presentasi TPTI SHA
presentasi TPTI SHApresentasi TPTI SHA
presentasi TPTI SHA
 
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTIBENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
 
POLA TANAM AGROFORESTI
POLA TANAM AGROFORESTIPOLA TANAM AGROFORESTI
POLA TANAM AGROFORESTI
 
Pengelolaan Gambut Secara Berkelanjutan
Pengelolaan Gambut Secara BerkelanjutanPengelolaan Gambut Secara Berkelanjutan
Pengelolaan Gambut Secara Berkelanjutan
 
Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)
Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)
Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)
 
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...
 

Plus de abdul gonde

Ciri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmu
Ciri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmuCiri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmu
Ciri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmuabdul gonde
 
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UINmakalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UINabdul gonde
 
makalah penyukuran dan pemetaan
makalah penyukuran dan pemetaan makalah penyukuran dan pemetaan
makalah penyukuran dan pemetaan abdul gonde
 
laporan pemanenan hasil hutan
laporan pemanenan hasil hutan laporan pemanenan hasil hutan
laporan pemanenan hasil hutan abdul gonde
 

Plus de abdul gonde (6)

laporan magang
laporan maganglaporan magang
laporan magang
 
Ciri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmu
Ciri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmuCiri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmu
Ciri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmu
 
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UINmakalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UIN
 
makalah penyukuran dan pemetaan
makalah penyukuran dan pemetaan makalah penyukuran dan pemetaan
makalah penyukuran dan pemetaan
 
laporan pemanenan hasil hutan
laporan pemanenan hasil hutan laporan pemanenan hasil hutan
laporan pemanenan hasil hutan
 
Sampul laporan
Sampul laporanSampul laporan
Sampul laporan
 

Dernier

Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerHaseebBashir5
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANdewihartinah
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solojasa marketing online
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppterlyndakasim2
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxnairaazkia89
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerHaseebBashir5
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianHaseebBashir5
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptxlulustugasakhirkulia
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...HaseebBashir5
 
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"HaseebBashir5
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaNovrinKartikaTumbade
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...FORTRESS
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxSintaDosi
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1alvinjasindo
 
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaktugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaksmkpelayarandemak1
 

Dernier (20)

Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
 
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
 
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaktugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
 

OPTIMALKAN PEMANENAN HUTAN

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan manusia akan sumberdaya hutan khususnya kayu sangat bertolak belakang dengan ketersediaan sumberdaya hutan (kayu). Salah satu yang menyebabkan hal itu adalah buruknya pengelolaan hutan. Teknik perencanaan serta pelaksanaan pemanenan kayu yang baik dan benar juga masihbelum dalam pemanenan kayu di hutan alam Indonesia . Untuk itu, diperlukan perencanaan yang baik dalam pemanenan hutan sehingga dapat menjamin ketersediaan kayu di masa mendatang. Pemanenan hutan merupakan suatu kegiatan memproduksi kayu bulat (log). Sebagai kegiatan produksi fungsi perencanaan pemanenan kayu memegang peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai tujuan usaha. terkait dengan bidang kehutanan saat ini, tujuan usaha tersebut tidak hanya memaksimalkan keuntungan secara finansial, melainkan juga harus melestarikan hasil dan lingkungannya. Pemanenan yang berwawasan lingkungan dapat mengurangi kerusakan lingkungan. Penyaradan merupakan salah satu bagian utama dari kegiatan pemanenan hutan, yang bertujuan untuk memindahkan kayu dari tempat tebangan ke tempat pengumpulan kayu (TPn). Kegiatan penyaradan ini umumnya dapat menimbulkan kerusakan pada tegakan yang tinggal dan merusak tanah terutama jika menggunakan alat berat. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem (fisik maupun biologi) pada tegakan sisa.
  • 2. 2 Untuk itu dilaksanakan praktikum perencanaan pemanenan hutan sehingga kegiatan pemanenan dapat di optimalkan. Baik dalam hal keseimbangan ekosistem maupun keuntungan ekonomi yang didapatkan. B. Tujuan Tujuan dari pemanenan hutan adalah untuk mengetahui dan mengamati secara langsung pohon yang akan ditebang dengan menggunakan tahapan penebangan yang benar.
  • 3. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perencanaan Pemanenan Perencanaan pemanenan kayu diartikan sebagai perancangan keterlibatan hutan beserta isinya, manusia/ organisasi, peralatan dan dana untuk memproduksi kayu secara lestari bagi masyarakat yang membutuhkannya dan mendapatkan nilai tamabah baik bagi perusahaan maupun bagimasyarakat lokal (sekitarhutan), regional dannasional, pada suatu kurun waktu tertentu (Nugroho. 1997). perencanaan pemanenan adlah tindakan yang perlu dilakukan di masa datang yang diatur berdasarkan tahapan pemanenan yang paling efisien dengan teknologi yang telah ditentukan dan dilaksanakan pada saat yangditetapkan untuk mengeluarkan kayu dari hutan (Conway 1982). Kegiatan pemanenan kayu menyebabkan meningkatnya keterbukaan lahan. Besarnya keterbukaan lahan akibat kegiatan ini antara lain dipengaruhi oleh sistem pemanenan, intensitas pemanenan, perencanaan petak tebang, perencanaan penyaradan dan kemiringan lapangan. Sistem pemanenan yang dilakukan berpengaruh terhadap besarnya keterbukaan lahan dan gangguan yang berada pada tanah. Unit pengelolaan pemanenan kayu perlu dibagi dalam blok kerja tahunan sesuai dengan daur tebangan. Blok kemudian dibagi ke dalam petak pemanenan. Tipe tapak atau kondisi silvikultur yang ada di tiap petak di deliniasi dan di taksir luasnya masing-masing. Unit pengelolaan harus mempunyai unit administrasi berupa petak permanen. Hutan produksi dan kebun kayu yang tidak mempunyai
  • 4. 4 petak permanen bisa dikelola. Sama halnya tidak mungkin mengelola penduduk di sebuah kelurahahn yang tidak mempunyai RT atau RW. Pemonitoran luas hutan dan keadaan tegakan, pengaturan tat tempat kegiatan dan sistem informasi tidak akan dapat dilakukan bila hutan tidak dilengkapi dengan petak permanen. Blok kerja tahunan dibagi dalam petak permenen dengan luas 100 –1000 ha. Dengan menggunakan sungai, trase jalan. Jalan dan punggung lahan sebagai pembatas. Pembutan petak tat hutan permanen paling lambat dilakukan setelah trase jalan diketahui. Karena jalan akan digunakan sebagai batas petak dan petak harus di petakan dan tidak boleh hanya di sketsa (Sagala, 1994). Tujuan perencanaan pemanenankayu : 1. Memberikan arahan seberapa banyak kayu dapat dipanen secara lestari 2. Memberikan arahan tentang metode/ sistem pemanenan kayu yang tepat 3. Memilih peralatanyang cocok untuk digunakan 4. Memberikan arahan pelaksanaan pemanenan yang menjamin keselamatan pekerja dan lingkungan 5. Memberikan gambaran tentang volume pekerjaan yang akan dilaksanakan pada tahun rencana, serta gambaran keterlibatan peralatan, tenaga kerja dan dana yang dipelukan 6. Memberikan arahan penjadwalan kegiatan 7. Memberikan gambaran tentang perkiraan keuntungan yang mungkin dicapai (Nugroho, 1997).
  • 5. 5 B. Penebangan Terdapat beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam menentukan arah rebah pohon, yaitu : a. Kondisi pohon : kondisi pohon yang dimaksud disini adalah posisi pohon (normal atau miring): kesehatan pohon (gerowong atau terdapat cacat-cacat lain yang mempengaruhi rebahnya pohon); bentuk tajuk dan keberadaan banir. b. Kondisi lapangan di sekitar pohon : kondisi lapangan ini meliputi keadaan vegetasi di sekitar pohon yang akan ditebang, termasuk keadaan tumbuhan bawah, lereng, rintangan (jenis-jenis pemanjat, tunggak dan batu-batuan). c. Keadaan cuaca pada saat penebangan. Apabila hujan turun dan angin kencang, maka semua kegiatan harus dihentikan. Keberhasilan penebangan sangat ditentukan oleh arah rebah pohon. Arah rebah yang benar akan menghasilkan kayu sesuai dengan yang diinginkan dan kecelakan kerja dapatdihindari serta kerusakan terhadap lingkungan dapat ditekan, sedangkan apabila arah rebah yang ditentukan tidak benar, maka kayu akan rusak dan kemungkinan terjadinya kecelakaan sangat besar serta pohon yang rebah akan merusak lingkungan sekitarnya. Oleh karenanya dalam nenentukan arah rebah pohon harus berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan (Muhdi, 2006).
  • 6. 6 C. Prosedur Penebangan Berdasarkan Pedoman RIL Indonesia prosedur penebangan diurutkan sebagai berikut. 1. Penebangan dimulai sesuai dengan urutan atau pola penebangan yang telah direncanakan di atas peta. 2. Pemeriksaan keadaan lokasi penebangan, penentuan arah rebah pohon, persiapan tempat kerja, pembuatan jalur penyelamatan dan pemberi peringatan. 3. Pembuatan takik rebah dan takik balas pada tunggak serendah mungkin 4. Pembersihan batang dari cabang-cabang dan pemotongan tajuk pohon 5. Pembersihan batang dari banir pohon 6. Pengukuran dan pemotongan batang sesuai dengan permintaan perusahaan 7. Memasang nomor pohon pada tunggak dan pada ujung batang log 8. Membuka jalur winching 9. Menuju pohon lain yang akan ditebang (Elias, 2008). D. Penyaradan Penyaradan adalah proses penarikan kayu dari permukaan tanah dengan alat transportasi dengan menggunakan hewan atau peralatan mekanis. Kayu ditarik langsung diatas tanah dengan menggunakan sumber tenaga yang digunakan. Efektifitas penggunaan sumber tenaga mungkin akan mengakibatkan dampak bagi lantai hutan berupa pembersihan permukaan. Penggunaan hewan sebagai sumber energi ketika digunakan dalam system penyaradan terbatas pada kemiringan lapangan, kondisi permukaan, ukuran dan bentuk kayu. Kemiringan yang ideal
  • 7. 7 adalah lebih kecil sama dengan 3%, jika lebih maka hewan akan kesulitan melakukan penyaradan. Penyaradan kayu dengan menggunakan trktor sangat popular dalam kegiatan pemanenan kayu di hutan alam (HPH) di Indonesia. Penyaradan dengan cara ini sudah dimulai pada tahun 1970-an. Untuk menghindari kerusakan lingkungan, penggunaan traktor pada daerah yang mempunyai lereng lebih dari 30%, walaupun secara mekanis traktor masih mampu bekerja pada kemiringan sampai 40%. Untuk mengurangi kerusakan lingkungan (tanah maupun tegakan tinggal) yang ditimbun oleh kegiatan penyaradan kayu, penyaradan seharusnya dilakukan sesuai dengan rute penyaradan yang sudah direncanakan diatas peta kerja, selain itu juga dimaksudkan agar prestasi kerja yang dihasilkan cukup tinggi. Perencanaan jalan sarad ini dilakukan satu tahun sebelum kegiatan penebangan dimulai. Letak jalan sarad ini harus ditandai di lapangan sebagai acuan bagi pengemudi atau penyarad kayu. Hal ini berlaku untuk penyaradan yang menggunakan traktor (Muhdi, 2006). E. Alternatif Meminimalisasi Kerusakan Untuk mengurangi kerusakan pada pohon dan kerugian ekonomi dari kegiatan operasional penyadaran traktor maka salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan rancangan jalan sarad yang dirancang sebelumnya ternyata lebih menguntungkan dari segi ekonomi dan segi ekologi. Jalan sarad yang dirancang sebelumnya juga akan memudahkan penebang untuk mengarahkan kayu
  • 8. 8 yang akan ditebang sehingga akan lebih mudah bagi traktor untuk menyaradnya tanpa membuat manuver-manuver yang akan merugikan. Pada saat ini teknologi untuk meminimalkankan kerusakan lingkungan akibat akibat penebangan kayu yang sudah ada yakni yang dikenal dengan Reduced Impact Logging, teknik operasi yang kurang tepat atau terencana akan mengakibatkan kerusakan lingkungan (hutan rusak, pemadatan tanah dan terjadinya pengendapan akibat terjadinya erosi tanah). Untuk meminimalkan kerusakan tersebut dilakukan dengan merencanakan logging yang baik dan teknik operasi yang tepat dan terkendali. Reduced Impact Logging adalah pemanenan kayu yang didasarkan pada rancangan kedepan dari tegakan yang akann dipanen yang didasari rencana yang akurat untuk digunakan dalam perencanaan dan digunakan untuk mendisain lay out dari petak-petak tebang dan unit-unit inventarisasi serta digunakan untuk merencanakan operasi pemanenan kayu Arah rebah yang terbaik adalah yang mendekati atau menjauhi jalan sarad dengan membentuk sudut 300-450 (pola sirip ikan) atau arah rebah dalam posisi sejajar di atas jalan sarad dengan arah berlawanan dengan arah penyaradan. Bila memungkinkan, arah rebah pohon diarahkan ke tempat kosong dan pada tajuk pohon yang sudah ditebang sebelumnya (maksimal 3). Pada areal curam, arah rebah menyerong kesamping lereng (sepanjang kontur). Hindarkan pohon rebah memotong sungai atau masuk areal kawasan lindung dan kerusakan pada pohon inti permudaan dan pohon lindung (Elias, 2008).
  • 9. 9 BAB III METODE PRATIKUM A. Waktu dan Tempat Praktek lapangan Pemanenan Hasil Hutan di laksanakan pada hari Rabu tanggal 17 s/d Kamis 18 Mei 2017. Praktek lapangan Pemanenan Hasil Hutan bertempat di Hutan pendidikan Bengo-bengo, Desa Limapoccoe, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. B. Alat Alat yang kami gunakan adalah sebagai beriku: 1. Abneylevel sebagai alat ukur tinggi pohon 2. Tali raffia untuk membuat plot 3. Meteran sebagai alat pengukur diameter pohon 4. Milimeter A4 sebagai pengambaran peta pohon yaang akan di tebang 5. Kompas sebagai alat penentu arah mata angin 6. Alat tulis sebagai prasarana pendukung terciptanya data C. Prosedur praktek 1. Pembuatan petak kerja a. Buatlah plot ukuran 20x20 m dengan menggunakan tali raffia b. Ukur diameter pohon dengan pita meter/ meteran c. Ukur tinggi pohon dengan menggunakan abney level 2. Pengamatan wilayah a. Diamati wilayah yang menjadi area penebangan, meliputi: keadaan vegetasi di sekitar pohon yang akan di tebang, termasuk keadaan
  • 10. 10 tumbuhan bawah, lereng, rintangan (jenis-jenis pemanjat, tunggak dan batu-batuan). b. Tentukan tanda pohon yang akan di tebang menggunakan tanda x (merah) 3. Pengamatan pohon a. Diperhatikan pohon yang akan di tebang; posisi pohon (normal atau miring), kesehatan poho (gerowong ata terdapat cacat-cacat lain yang mempengaruhi rebahnya pohon); bentuk tajuk dan keadaan banir. b. Di buat proyeksi tajuk untuk mengetahui arah tujuan tebangan c. Di buat arah rebah yang trbaik mendekati arah jalan sarad dengan membentuk sudut 30 𝑜 -40 𝑜 . d. Di arahkan pohon ke tempat kosog 4. Simulasi penebangan a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan b. Mengukur diameter pohon dengan menggunakan pita meter c. Menggambar proyeksi tajuk pohon yang akan di tebang pada kertas diameter dengan skala 1:100 d. Membuat takik rebah, yakni alas takik dengan kedalaman 1/5 sampai 1/3 batang pohon di ukur dengan menggunakan penggaris dan di gambar dengan kapur tulis, serta atap takik dengan sudut 45 𝑜 di atas alas takik. Di gambar dengan menggunakan kapur tulis.
  • 11. 11 e. Menentukan jarak takik rebah dengan takik balas (engsel) sebesar 1/10 diameter, baik jarak horizontal maupun vertikalnya. f. Melakukan simulasi penebangan g. Menggambar proyeksi tanpak atas hasil penebangan pada kertas milimeter. h. Langkah yang sama di lakukan untuk setiap pohon yang akan di simulasikan kegiatan penebangannya
  • 12. 12 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Pengamatan seluruh pohon yang akan di tebang di dalam plot Tabel 1. Data mentah pengamatan seluruh pohon yang akan di tebang di dalam plot. No Jenis Pohon Tbc (m) Diameter Jarak Pengamat Tinggi Pengamat Titik Koordinat Pohon X Y 1 Pinus 1 7.3 40 10 1,6 0805691 9446679 2 Pinus 2 10.7 40 13 1,6 0805710 9446676 3 Pinus 3 10 45 12 1,6 0805707 9446675 4 Pinus 4 11.65 35 12 1,6 0805704 9446667 5 Pinus 5 7.2 45 8 1,6 0805707 9446670 6 Pinus 6 7.87 50 11 1,6 0805703 9446674 7 Pinus 7 5.74 45 9 1,6 0805700 9446671 8 Pinus 8 12 42 12 1,6 0805691 9446674 9 Jambu 9 6.16 68 8 1,6 0805680 9446677 Sumber. Data lapangan, (2017). 2. Pengamatan wilayah Kondisi lapangan dimana daerah disekitar pohon yang akan ditebang berdasarkan arah rebah pohon tidak terdapat tegakan tinggal hanya terdapat tanaman paku, pakis, dan ilalang serta kondisi tanah yang tidak terlalu miring dan tidak bergelombang sehingga pohon yang akan di tebang tidak besar kemungkinan kerusakannya.
  • 13. 13 a. Kondisi vegetasi di arah barad daya Kondisi vegetasi di arah barad daya cukup terbuka dan tidak terdapat tegakan tinggal serta anakan pinus dan kondisi tanahnya tidak terlalu miring sehingga pada saat pohonya ditebang kemungkinan kerusakan tidak besar itulah kenapa kami memilih arah barat sebagai arah rebah selain itu posisi TPn juga berada di arah barad daya. Kondisi wilayah di arah barad daya dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut: Gambar 1. vegetasi disekitar pohon arah barat daya b. Kondisi vegetasi di arah selatan Kondisi vegetasi diwilayah selatan memiliki banyak tumbuhan bawah dan agak rapat sehingga tidak memungkinkan untuk mengarahkan pohon ke arah selatan seperti yang tertera dalam gambar dibawah ini: Gambar 2. Vegetasi disekitar pohon arah selatan
  • 14. 14 c. Kondisi vegetasi di arah timur Kondisi wilayah di sekitar pohon arah timur memiliki vegetasi tumbuhan bawah yang cukup rapat dan keadaan tanahnya agak miring sehingga kemungkinan kerusakan apabila penebangan pohon di arahkan ke arah timur sangat besar seperti yang ada dalam gambar dibawah ini: Gambar 3, vegetasi di sekitar pohon arah timur
  • 15. 15 3. Pengamatan pohon yang akan ditebang Adapun hasil dari pengamatan pohon yang akan di tebang dilapangan adalah sebagai berikut: Tabel 2. Pengamatan pohon No Jenis pohon Diameter (cm) Tinggi (m) Proyeksi tajuk (m) Utara Selatan Timur Barat 1 Pinus 8 42,67 12,78 2 4 5 2 Sumber. Data Pengamatan pohon, (2017). Gambar 4. Pohon yang akan di tebang Arah rebah : Barat Daya Takik balas : Selatan Sudut arah rebah : 60 𝑜 Dari Arah Selatan Kondisi pohon : Lurus dan baik
  • 16. 16 Tabel 3. Lebar arah rebah, takik balas dan engsel. Jenis Pohon Lebar Arah Rebar (Cm) Lebar Takik Balas (Cm) Lebar Engsel (Cm) Pinus 8 10.667 27.706 4.267 Sumber. Data penebangan, (2017). B. Pembahasan Dari praktek simulasi yang dilaksanakan diperoleh data bahwa arah rebah untuk mengurangi dampak kerusakan tinggal berdasarkan pedoman RIL (Reduce Impact Logging) adalah pada arah Barat Daya dengan sudut rebah dari arah selatan berkisar 600 dan leber takik rebah 10.667 cm, takik balas 27.706 cm, untuk lebar enselnya 4.267cm. Kenapa kami mengarahkan kebarat daya karena hal ini dilihat dari kondisi dilapangan dimana pada sekitar daerah tersebut tidak terdapat tanaman permudaan atau dalam hal ini adalah anakan pinus (pinus Marcusii) dan pada arah tersebut kondisi tanahnya tidak terlalu miring dimana tidak terdapat tunggul atau gundukan tanah yang dapat merusak atau mengurangi nilai jual kayu, karena berdasarkan pedoman RIL dalam Elias (1997) dalam prosedur penebangan ada beberapa hal yang harus dihindari yaitu pohon rebah memotong sungai atau masuk
  • 17. 17 areal kawasan lindung dan kerusakan pada pohon inti, permudaan dan pohon lindung. Dalam praktek simulasi penebangan yang dilakukan arah rebah pohon berada pada posisi arah barat daya hal ini dilihat dari kondisi lapangan dimana dalam penebangan ada beberapa hal yang harus diperhatikan di lapangan dalam menentukan arah rebah pohon yaitu kondisi pohon dalam hal ini kondisi pohon yang akan ditebang tidak mengalami kerusakan tetapi berada pada arah timur proyeksi tajuk sepanjang 5 m dan pada arah tersebut terdapat tegakan tinggal hal ini yang mendasari pada simulasi ini arah rebah pohon berada pada arah barat daya dan pada arah ini terdapat jalan sarad. berdasarkan Muhdi (2006) bahwa Terdapat beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam menentukan arah rebah pohon, kondisi pohon, kondisi lapangan dan Keadaan cuaca.
  • 18. 18 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Arah rebah pohon yang didapat dengan menggunakan Pedoman RIL berada pada arah barad daya dengan sudut yang diperoleh dari arah rebah berkisar 600, dan takik balas berada pada arah selatan dengan takik rebah pada arah barat daya. Kondisi pohon cukup baik dan tidak memiliki cacat pada batang maupun tajuknya, proyeksi tajuk arah utara 2 m, timur 5 m, selatat 4 m dan arah barat 2 m, berdiameter 42,667 cm dengan tinggi 12 m. Sehingga takik rembahnya 10.667 cm, takik balas 27.706 cm dan untuk engselnya 4.267 cm. B. Saran 1. Sebaiknya praktek mata kuliah pemanenan di lakukan di tempat yang memang ada kegiatan penebangan pohon agar tidak hanya simulasi saja. 2. Sebelum melakukan penebangan sebaiknya harus diperhatikan terlebih dahulu wilayah tebangan dan kondisi tegakannya sehingga dalam melakukan penebangan tegakan yang didapat maksimal tanpa ada kerusakan terhadap tegakan maupun ekologi lahan penebangan.
  • 19. 19 DAFTAR PUSTAKA Conway. 1982. Timber cutting practices. Principle of timber harvesting revised. New york (us). Miller freeman publication, inc Departemen Kehutanan. 1993. Pedoman dan Petujuk Teknis Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI). Dirjen Pengusahaan Hutan. Departemen Kehutanan Republik Indonesia Jakarta. Elias 2008. Bahan Kuliah Pemanenan Hasil Hutan. Fakultas Kehutanan IPB Bogor. Bogor. Muhdi. 2006. Pemanenan Hasil Hutan (Buku Ajar). USU. Medan. Nugroho. 1997. Perencanaan Pemanenan Hasil Hutan. Diktat Kuliah. JTHH IPB. Bogor. Sagala, P. 1994. Mengelola Lahan Kehutanan Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
  • 20. 20 LAMPIRAN a. Data Lapangan No Jenis pohon keliling (cm) Tinggi (m) Tinggi pengamat Jarak pengamat 1 Pinus 1 135 30 1,6 10 2 Pinus 2 180 35 1,6 13 3 Pinus 3 176 35 1,6 12 4 Pinus 4 165 40 1,6 12 5 Pinus 5 160 35 1,6 8 6 Pinus 6 217 30 1,6 11 7 Pinus 7 135 25 1,6 9 8 Pinus 8 134 40 1,6 12 9 Jambu 9 68 30 1,6 8 b. Gambar Proyeksi Tajuk Dan Arah Rebah