SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  15
Rambu Jurnalistik Indonesia
oleh :
Edi kurnia
Jaya purnama
Pengantar Jurnalistik
A. Rambu Kebebasan Pers
Indonesia
Undang-undang,
Kode Etik Jurnalistik,
Dan Code of Conduct.
Batas pemberitaan resmi di Indonesia ada 3 yaitu;
UU No. 40/1999 tentang Pers :
Undang-undang yang mengatur tentang
pers dan penyiaran
1. Pers nasional
berkewajiban
memberikan peristiwa
dan opini dengan
menghormati norma-
norma agama dan rasa
kesusilaan masyarakat
serta asas praduga tak
bersalah.
2. Pers wajib melayani hak
jawab.
3. Pers wajib melayani hak
koreksi
Pasal 3 UU No.32/2002 tentang Penyiaran:
• “Penyiaran diselenggarakan dengan
tujuan untuk memperkukuh integrasi
nasional, terbinanya watak dan jati diri
bangsa yang beriman dan bertaqwa,
mencerdaskan kehidupan bangsa,
memajukan kesejahteraan umum, dalam
rangka membangun masyarakat yang
mandiri, demokratis, adil, dan sejahtera,
serta menumbuhkan industri penyiaran
Indonesia”
Kode Etik Jurnalistik
• Membatasi wartawan seputar apa yang
baik dan tidak baik diberitakan. Ia
dikeluarkan oleh asosiasi profesi
wartawan. Karena itu, sanksi bagi
pelanggarnya diberikan oleh mereka.
Sanksi ini lebih bersifat moral, karena itu
wartawan yang melanggarnya akan
disebut tidak bermoral, dikucilkan dari
kehidupan pers dan diskors
Code of conduct
• merupakan rambu yang dikeluarkan oleh
sebuah media pers tentang apa yang
boleh dan tidak boleh diberitakan. Ia
mengikat wartawan sebagai pekerja di
sebuah media pers. Karena itu, sanksi
bagi pelanggarnya diberikan oleh media
pers yang menerbitkannya. Tidak jarang
sanksinya lebih keras, seperti pemutusan
hubungan kerja (PHK)
Delik pers
• Delik pers adalah
pelanggaran hokum
yang dilakukan oleh
pers. Pelanggaran yang
dimaksud dapat berupa
tindak pidana atas :
1. ketertiban umum,
2. Penghinaan,
3. Hasutan,
4. Penyebaran kabar
bohong,
5. Hingga pelanggaran
susila
Delik aduan dan delik biasa
• Delik aduan adalah delik
yang proses hukumnya
hanya akan terjadi bila ada
yang merasa terganggu
atau mengadukannya
kepada pihak berwajib.
• Delik biasa adalah delik
yang tanpa pengaduan pun
harus diproses menurut
jalur hokum yang berlaku.
B. Rambu Kode Etik Jurnalistik
• Kode Etik Jurnalistik
(KEJ) adalah kode
etik yang disepakati
organisasi wartawan
dan ditetapkan oleh
Dewan Pers. KEJ
pertama kali
dikeluarkan oleh
Persatuan Wartawan
Indonesia (PWI).
7 Pasal KEJ PWI,
1. Kepribadian Wartawan
Indonesia
2. Pertanggung jawaban
3. Cara pemberitaan dan
menyatakan pendapat
4. Pelanggaran Hak Jawab
5. Sumber Berita
6. Kekuatan Kode Etik
7. Pengawasan Pentaatan
Kode Etik
KEWI berisi 7 hal sebagai berikut:
1. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar.
2. Wartawan Indonesia menempuh tatacara yang etis untuk
memperoleh dan menyiarkan informasi serta memberikan identitas
kepada sumber informasi.
3. Wartawan Indonesia menghormati asas praduga tak bersalah, tidak
mencampurkan fakta dengan opini, berimbang dan selalu meneliti
kebenaran informasi serta tidak melakukan plagiat.
4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta,
fitnah, sadis, cabul, serta tidak menyembunyikan identitas korban
kejahatan susila.
5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak
menyalahgunakan profesi.
6. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak, menghargai ketentuan
embargo, informasi latar belakang dan off the record sesuai
kesepakatan.
7. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan
dalam pemberitaan serta melayani hak jawab.
C. Sumber Berita
• Sumber berita atau
narasumber adalah siapa saja
yang berada pada posisi
mengetahui suatu fakta,
peristiwa/kejadian, informasi,
gagasan dan data yang
mengandung nilai berita.
• Deddy Iskandar Muda (2008)
menyebutkan bahwa sumber
berita harus layak dipercaya
dan menyebutkan nama
sumber tersebut. Sumber-
sumber yang tidak disebutkan
identitasnya merupakan isu
yang tidak bisa
dipertanggungjawabkan.
Terima Kasih

Contenu connexe

Tendances

Tendances (20)

Problematika Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik
Problematika Pelaksanaan Kode Etik JurnalistikProblematika Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik
Problematika Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik
 
Dasar Jurnalistik, Peliputan, dan Menulis Berita
Dasar Jurnalistik, Peliputan, dan Menulis BeritaDasar Jurnalistik, Peliputan, dan Menulis Berita
Dasar Jurnalistik, Peliputan, dan Menulis Berita
 
Dasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistikDasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistik
 
HUKUM ETIKA & PENYIARAN - Pengantar Hukum dan Etika
HUKUM ETIKA & PENYIARAN - Pengantar Hukum dan EtikaHUKUM ETIKA & PENYIARAN - Pengantar Hukum dan Etika
HUKUM ETIKA & PENYIARAN - Pengantar Hukum dan Etika
 
Teknik penulisan berita dan feature
Teknik penulisan berita dan featureTeknik penulisan berita dan feature
Teknik penulisan berita dan feature
 
Jurnalistik media cetak
Jurnalistik media cetakJurnalistik media cetak
Jurnalistik media cetak
 
EKONOMI POLITIK MEDIA
EKONOMI POLITIK MEDIAEKONOMI POLITIK MEDIA
EKONOMI POLITIK MEDIA
 
Norma, Etika, dan Kasus Pers
Norma, Etika, dan Kasus PersNorma, Etika, dan Kasus Pers
Norma, Etika, dan Kasus Pers
 
WARTAWAN
WARTAWANWARTAWAN
WARTAWAN
 
Bab1 dasar siskom
Bab1 dasar siskomBab1 dasar siskom
Bab1 dasar siskom
 
Ppt definisi dan hakikat komunikasi
Ppt definisi dan hakikat  komunikasiPpt definisi dan hakikat  komunikasi
Ppt definisi dan hakikat komunikasi
 
Pengertian delik pers
Pengertian delik persPengertian delik pers
Pengertian delik pers
 
Media massa & propaganda ppt
Media massa & propaganda pptMedia massa & propaganda ppt
Media massa & propaganda ppt
 
2. teknik pengumpulan dan pengelolaan bahan naskah kehumasan
2. teknik pengumpulan dan pengelolaan  bahan naskah kehumasan2. teknik pengumpulan dan pengelolaan  bahan naskah kehumasan
2. teknik pengumpulan dan pengelolaan bahan naskah kehumasan
 
Manajemen redaksi
Manajemen redaksiManajemen redaksi
Manajemen redaksi
 
JURNALISTIK ONLINE - Materi 1
JURNALISTIK ONLINE - Materi 1JURNALISTIK ONLINE - Materi 1
JURNALISTIK ONLINE - Materi 1
 
Pengantar jurnalistik
Pengantar jurnalistikPengantar jurnalistik
Pengantar jurnalistik
 
Teori pers
Teori persTeori pers
Teori pers
 
Radio
RadioRadio
Radio
 
Dasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistikDasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistik
 

Similaire à Rambu jurnalistik indonesia ppt

Uu 1999 nomor 40 pers
Uu 1999 nomor 40 persUu 1999 nomor 40 pers
Uu 1999 nomor 40 pers
Mystic333
 
Bab 3 teknik penyiaran
Bab 3 teknik penyiaranBab 3 teknik penyiaran
Bab 3 teknik penyiaran
EKO SUPRIYADI
 
Uu no. 40 tahun 1999 tentang pers
Uu no. 40 tahun 1999 tentang persUu no. 40 tahun 1999 tentang pers
Uu no. 40 tahun 1999 tentang pers
beritasumsel
 
Uu no. 40_tahun_1999_tentang_pers_
Uu no. 40_tahun_1999_tentang_pers_Uu no. 40_tahun_1999_tentang_pers_
Uu no. 40_tahun_1999_tentang_pers_
Danu Hibatullah
 

Similaire à Rambu jurnalistik indonesia ppt (20)

KODE ETIK JURNALISTIK.pptx
KODE ETIK JURNALISTIK.pptxKODE ETIK JURNALISTIK.pptx
KODE ETIK JURNALISTIK.pptx
 
PRESENTASI JURNALISTIK.pptx
PRESENTASI JURNALISTIK.pptxPRESENTASI JURNALISTIK.pptx
PRESENTASI JURNALISTIK.pptx
 
Kode Etik Jurnalistik
Kode Etik JurnalistikKode Etik Jurnalistik
Kode Etik Jurnalistik
 
Kode etik
Kode etikKode etik
Kode etik
 
Kode Etik Jurnalistik (2008)
Kode Etik Jurnalistik (2008)Kode Etik Jurnalistik (2008)
Kode Etik Jurnalistik (2008)
 
Kode Etik Jurnalistik Wartawan.pdf
Kode Etik Jurnalistik Wartawan.pdfKode Etik Jurnalistik Wartawan.pdf
Kode Etik Jurnalistik Wartawan.pdf
 
UU No.40 Tahun 1999 Tentang Pers
UU No.40 Tahun 1999 Tentang PersUU No.40 Tahun 1999 Tentang Pers
UU No.40 Tahun 1999 Tentang Pers
 
Uu nomor 40_tahun_1999
Uu nomor 40_tahun_1999Uu nomor 40_tahun_1999
Uu nomor 40_tahun_1999
 
Uu 1999 nomor 40 pers
Uu 1999 nomor 40 persUu 1999 nomor 40 pers
Uu 1999 nomor 40 pers
 
Insani vol 3_no_1_jun_2016_marleen_m_ukim-f8cc3-2142_531
Insani vol 3_no_1_jun_2016_marleen_m_ukim-f8cc3-2142_531Insani vol 3_no_1_jun_2016_marleen_m_ukim-f8cc3-2142_531
Insani vol 3_no_1_jun_2016_marleen_m_ukim-f8cc3-2142_531
 
PKN SMA - Bab Kode etik jurnalistik
PKN SMA - Bab Kode etik jurnalistikPKN SMA - Bab Kode etik jurnalistik
PKN SMA - Bab Kode etik jurnalistik
 
KEMERDEKAAN PERS
KEMERDEKAAN PERSKEMERDEKAAN PERS
KEMERDEKAAN PERS
 
7
77
7
 
Bab 3 teknik penyiaran
Bab 3 teknik penyiaranBab 3 teknik penyiaran
Bab 3 teknik penyiaran
 
Uu no. 40 tahun 1999 tentang pers
Uu no. 40 tahun 1999 tentang persUu no. 40 tahun 1999 tentang pers
Uu no. 40 tahun 1999 tentang pers
 
Jurnalistik.pptx
Jurnalistik.pptxJurnalistik.pptx
Jurnalistik.pptx
 
Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers
Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang PersUndang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers
Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers
 
Kode Etik Jurnalistik
Kode Etik JurnalistikKode Etik Jurnalistik
Kode Etik Jurnalistik
 
Uu no. 40_tahun_1999_tentang_pers_
Uu no. 40_tahun_1999_tentang_pers_Uu no. 40_tahun_1999_tentang_pers_
Uu no. 40_tahun_1999_tentang_pers_
 
PPT IMPLEMENTASI KODE ETIK JURNALISTIK PASAL 6 DI MEDIA SIBER PIJARNEWS.COM.pptx
PPT IMPLEMENTASI KODE ETIK JURNALISTIK PASAL 6 DI MEDIA SIBER PIJARNEWS.COM.pptxPPT IMPLEMENTASI KODE ETIK JURNALISTIK PASAL 6 DI MEDIA SIBER PIJARNEWS.COM.pptx
PPT IMPLEMENTASI KODE ETIK JURNALISTIK PASAL 6 DI MEDIA SIBER PIJARNEWS.COM.pptx
 

Plus de Jaya Purnama

Plus de Jaya Purnama (17)

Presentasi kreatif-go-jek-kelompok-6 [Ruangojol.com]
Presentasi kreatif-go-jek-kelompok-6  [Ruangojol.com]Presentasi kreatif-go-jek-kelompok-6  [Ruangojol.com]
Presentasi kreatif-go-jek-kelompok-6 [Ruangojol.com]
 
editing copy: Pemeriksaan Tulisan
editing copy: Pemeriksaan Tulisanediting copy: Pemeriksaan Tulisan
editing copy: Pemeriksaan Tulisan
 
Tugas isbd
Tugas isbdTugas isbd
Tugas isbd
 
Ppt isbd venny
Ppt isbd vennyPpt isbd venny
Ppt isbd venny
 
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial ppt
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial pptManusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial ppt
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial ppt
 
Chapter 17 ppt (cognitive dissonance theory)
Chapter 17 ppt (cognitive dissonance theory)Chapter 17 ppt (cognitive dissonance theory)
Chapter 17 ppt (cognitive dissonance theory)
 
Chapter 16 ppt (elaboration likelihood model)
Chapter 16 ppt (elaboration likelihood model)Chapter 16 ppt (elaboration likelihood model)
Chapter 16 ppt (elaboration likelihood model)
 
Chapter 15 ppt (social judgment theory)
Chapter 15 ppt (social judgment theory)Chapter 15 ppt (social judgment theory)
Chapter 15 ppt (social judgment theory)
 
Chapter 13 ppt (communication privacy management theory)
Chapter 13 ppt (communication privacy management theory)Chapter 13 ppt (communication privacy management theory)
Chapter 13 ppt (communication privacy management theory)
 
Chapter 12 ppt (relational dialectics)
Chapter 12 ppt (relational dialectics)Chapter 12 ppt (relational dialectics)
Chapter 12 ppt (relational dialectics)
 
Chapter 09 ppt (social penetration theory)
Chapter 09 ppt (social penetration theory)Chapter 09 ppt (social penetration theory)
Chapter 09 ppt (social penetration theory)
 
Chapter 21 ppt (critical theory of communication in organizations)
Chapter 21 ppt (critical theory of communication in organizations)Chapter 21 ppt (critical theory of communication in organizations)
Chapter 21 ppt (critical theory of communication in organizations)
 
Chapter 19 ppt (symbolic convergence theory)
Chapter 19 ppt (symbolic convergence theory)Chapter 19 ppt (symbolic convergence theory)
Chapter 19 ppt (symbolic convergence theory)
 
Jurnalistik, Komunikasi, dan Pers ppt
Jurnalistik, Komunikasi, dan Pers pptJurnalistik, Komunikasi, dan Pers ppt
Jurnalistik, Komunikasi, dan Pers ppt
 
cara penulisan public relations
cara penulisan public relationscara penulisan public relations
cara penulisan public relations
 
Manusia sebagai makhluk individu (ISBD)
Manusia sebagai makhluk individu (ISBD)Manusia sebagai makhluk individu (ISBD)
Manusia sebagai makhluk individu (ISBD)
 
Aneka ragam budaya dan masyarakat
Aneka ragam budaya dan masyarakatAneka ragam budaya dan masyarakat
Aneka ragam budaya dan masyarakat
 

Dernier

Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
RIMA685626
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Dernier (20)

BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 

Rambu jurnalistik indonesia ppt

  • 1. Rambu Jurnalistik Indonesia oleh : Edi kurnia Jaya purnama Pengantar Jurnalistik
  • 2. A. Rambu Kebebasan Pers Indonesia Undang-undang, Kode Etik Jurnalistik, Dan Code of Conduct. Batas pemberitaan resmi di Indonesia ada 3 yaitu;
  • 3. UU No. 40/1999 tentang Pers : Undang-undang yang mengatur tentang pers dan penyiaran 1. Pers nasional berkewajiban memberikan peristiwa dan opini dengan menghormati norma- norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah. 2. Pers wajib melayani hak jawab. 3. Pers wajib melayani hak koreksi
  • 4. Pasal 3 UU No.32/2002 tentang Penyiaran: • “Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil, dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia”
  • 5. Kode Etik Jurnalistik • Membatasi wartawan seputar apa yang baik dan tidak baik diberitakan. Ia dikeluarkan oleh asosiasi profesi wartawan. Karena itu, sanksi bagi pelanggarnya diberikan oleh mereka. Sanksi ini lebih bersifat moral, karena itu wartawan yang melanggarnya akan disebut tidak bermoral, dikucilkan dari kehidupan pers dan diskors
  • 6. Code of conduct • merupakan rambu yang dikeluarkan oleh sebuah media pers tentang apa yang boleh dan tidak boleh diberitakan. Ia mengikat wartawan sebagai pekerja di sebuah media pers. Karena itu, sanksi bagi pelanggarnya diberikan oleh media pers yang menerbitkannya. Tidak jarang sanksinya lebih keras, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK)
  • 7.
  • 8. Delik pers • Delik pers adalah pelanggaran hokum yang dilakukan oleh pers. Pelanggaran yang dimaksud dapat berupa tindak pidana atas : 1. ketertiban umum, 2. Penghinaan, 3. Hasutan, 4. Penyebaran kabar bohong, 5. Hingga pelanggaran susila
  • 9. Delik aduan dan delik biasa • Delik aduan adalah delik yang proses hukumnya hanya akan terjadi bila ada yang merasa terganggu atau mengadukannya kepada pihak berwajib. • Delik biasa adalah delik yang tanpa pengaduan pun harus diproses menurut jalur hokum yang berlaku.
  • 10. B. Rambu Kode Etik Jurnalistik • Kode Etik Jurnalistik (KEJ) adalah kode etik yang disepakati organisasi wartawan dan ditetapkan oleh Dewan Pers. KEJ pertama kali dikeluarkan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
  • 11. 7 Pasal KEJ PWI, 1. Kepribadian Wartawan Indonesia 2. Pertanggung jawaban 3. Cara pemberitaan dan menyatakan pendapat 4. Pelanggaran Hak Jawab 5. Sumber Berita 6. Kekuatan Kode Etik 7. Pengawasan Pentaatan Kode Etik
  • 12. KEWI berisi 7 hal sebagai berikut: 1. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar. 2. Wartawan Indonesia menempuh tatacara yang etis untuk memperoleh dan menyiarkan informasi serta memberikan identitas kepada sumber informasi. 3. Wartawan Indonesia menghormati asas praduga tak bersalah, tidak mencampurkan fakta dengan opini, berimbang dan selalu meneliti kebenaran informasi serta tidak melakukan plagiat. 4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis, cabul, serta tidak menyembunyikan identitas korban kejahatan susila. 5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak menyalahgunakan profesi. 6. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang dan off the record sesuai kesepakatan. 7. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberitaan serta melayani hak jawab.
  • 13.
  • 14. C. Sumber Berita • Sumber berita atau narasumber adalah siapa saja yang berada pada posisi mengetahui suatu fakta, peristiwa/kejadian, informasi, gagasan dan data yang mengandung nilai berita. • Deddy Iskandar Muda (2008) menyebutkan bahwa sumber berita harus layak dipercaya dan menyebutkan nama sumber tersebut. Sumber- sumber yang tidak disebutkan identitasnya merupakan isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.