SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  38
ACR PHANTOM MRI
DESKRIPSI ALAT
Phantom PRO-MRI adalah phantom untuk
evaluasi menyeluruh terhadap parameter
pencitraan MRI yang dapat digunakan untuk
pengukuran nilai absolut untuk tujuan kalibrasi.
Quality Image Analysis
1.Geometric accuracy
2.High-contrast spatial resolution
3.Slice thickness accuracy
4.Slice position accuracy
5.Image intensity uniformity
6.Percent-signal ghosting
7.Low-contrast object detectability
Prosedur Scanning Phantom
Pemosisian Phantom
• Posisikan phantom pada
bagian tengah head coil
• Pastikan posisi phantom
berada pada posisi tegak
lurus, bila perlu
menggunakan water level..
• Rekam pemosisian
phantom untuk
penggunaan phantom lebih
lanjut.
Parameter scan yang dibutuhkan
phantom
1. Lokaliser sagittal
2. Seri ACR T1 Axial
3. Seri ACR T2 Axial
4. Seri pemeriksaan kepala T1 sehari-hari
5. Seri pemeriksaan kepala T2 sehari-hari
Parameter Scan
Ketepatan pemosisian phantom dari
segi hasil citra..
Parameter scan Sagittal Localizer..
Parameter scan axial T1
Parameter scan axial T2 dan hasil 11 slice
citra MRI
Geometric Accuracy
Tujuan :
Mengetahui ketepatan output image dengan membuat
pengukuran panjang pada gambar dan membandingkannya
dengan keterangan phantom.
Tata cara pengukuran :
1. Display lokaliser citra.
2. Pengaturan display ditetapkan sesempit mungkin 0 atau 1,
dan window level diatur ke nilai yang sama dengan setengah
nilai sinyal rata-rata nilai air dari gambar.
3. Lakukan pengukuran terhadap citra (Line Measurement).
Bandingkan dengan ukuran asli dari phantom :
• Diameter dalam phantom 204 mm.
• Tinggi phantom bagian dalam 130 mm.
Rekomendasi :
Hasil pengukuran ± 2 mm dari ukuran asli phantom.
Penentuan Akurasi Geometri
Dimensi Asli : 204 mm
Dimensi Asli : 130 mm
High Contrast Resolution
Tujuan :
Untuk mengetahui kemampuan scanner untuk
menampilkan objek kecil dengan rasio kontras-to-noise
cukup tinggi. Pengukuran dilakukan secara visual dengan
mendisplay citra.
Tahap-tahap pengukuran dilakukan dengan :
1. Display slice 1.
2. Perbesar gambar dengan faktor perbesaran 2 sampai 4,
jaga resolusi agar tetap terlihat.
3. Atur display window dan level agar lubang terlihat jelas.
4. Catat berapa baris lubang yang terlihat pada gambar ‘kiri
atas’ untuk mengetahui resolusi horizontal.
5. Lakukan step nomer 3 dan 4 lalu catat berapa kolom
lubang yang terlihat pada ‘kanan bawah’ untuk
mengetahui resolusi vertikal.
6. Tes visibilitas terhadap dua seri citra ACR (T1 dan T2).
Rekomendasi :
Resolusi yang terukur pada lubang dengan ukuran spasi 1
mm (kumpulan objek kedua dari arah jam 9 harus terlihat).
Catatan : Pada phantom PRO- MRI terdapat 4 objek kontras tinggi
dengan ukuran : 1,1 ; 1,0 ; 0,9 ; dan 0,8 mm dengan urutan posisi yang
sama dengan citra phantom di atas.
Slice Thickness Accuracy
Tujuan :
Untuk menilai akurasi potongan yang ditentukan dengan
spesifikasi ketebalan yang dicapai.
Tata cara pengukuran :
1. Display slice 1.
2. Perbesar gambar dengan faktor perbesaran 2 sampai 4, jaga
resolusi agar tetap terlihat.
3. Atur sehingga gambar terlihat jelas dengan merendahkan
window level.
4. ROI (kotak) pada masing2 daerah ramp dan dapatkan nilai
rata2 intensitynya (mean pixel)
5. Ukur panjang ramp dengan menggunakan tool pengukuran.
6. Gunakan rumus ini untuk mendapatkan slice thickness
Slice thickness = 0.2 x (top x bottom)/(top + bottom)
1. Lakukan pengukuran pada 2 seri pengukuran ACR
Rekomendasi :
Toleransi pengukuran 5.0 ± 0.7 mm.
Slice Position Accuracy
• Tujuan : Untuk menentukan akurasi irisan yang diberikan
menggunakan citra localizer sebagai referensi posisi.
• Tata cara pengukuran :
1. Pengukuran dilakukan untuk slice 1 dan 11 dari seri ACR
T1 dan T2 ACR.
2. Tampilkan potongan, perbesar gambar dengan faktor 2
sampai 4.
3. Sesuaikan tampilan sehingga ujung garis vertikal dapat
didefinisikan.
4. Gunakan alat ukur panjang di layar untuk mengukur
perbedaan panjang antara bar kiri dan kanan.
Rekomendasi : Perbedaan panjang bar kurang dari 5 mm
Penentuan akurasi posisi slice..
Image Intensity Uniformity
Tujuan :
Untuk mengukur keseragaman intensitas gambar (lakukan pada seri ACR T1 dan
T2).
Tata cara pengukuran :
1. Tampilkan slice 7.
2. ROI citra dengan wilayah antara 195 cm2 dan 205 cm2 (19.500 sampai 20.500
mm2).
3. Catat nilai untuk seri ACR T1 intensitas pixel rata-rata dalam ROI ini diperlukan
untuk percent signal pada uji ghosting (bagian 6.0).
4. Atur tampilan jendela minimum, dan turunkan level sampai seluruh daerah di
dalamROI berwarna putih.
5. Tempatkan 1 cm2 ROI melingkar pada daerah-sinyal rendah diidentifikasi pada
langkah 4. Catat nilai pixel (low signal)
6. Tingkatkan level sehingga di dapat sinyal tertinggi.
7. Tempatkan 1 cm2 melingkar ROI pada daerah-sinyal tinggi yang diidentifikasi.
8. Hitung prosentase integral uniformity dengan formula :
9. PIU = 100 x (1 – { (high – low)/(high + low) } )
Rekomendasi :
PIU harus lebih besar dari atau sama dengan 87,5% untuk sistem MRI dengan
kekuatan medan kurang dari 3 Tesla. PIU harus lebih besar dari atau sama
dengan 82.0% untuk sistem MRI dengan kekuatan medan 3 Tesla.
Percent Signal Ghosting
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat ghosting pada gambar. Ghosting
merupakan artefak samar yang muncul secara superimposisi
dengan citra.
Tata cara pengukuran :
Tampilkan slice 7 dari seri ACR T1.
1. Tempatkan ROI lingkaran citra dengan luas antara 195 cm2 dan
205 cm2 (19.500 sampai 20.500 mm2). ROI kira-kira berpusat pada
phantom, namun tidak mencakup luasan kotak yang ada pada
citra. Bila tidak dapat menggunakan ROI lingkaran, dapat
digunakan ROI kotak dengan luas 130 cm2 and 140 cm2 (13,000 -
14,000 mm2). Catat nilai pixel rata-rata untuk setiap ROI
2. Tempatkan ROI ellips pada 4 bagian tepi kanan, kiri, atas, dan
bawah. ROI harus memiliki rasio panjang dan lebar sekitar 4:1, dan
luas total sekitar 10 cm2 (1000 mm2). Catat nilai pixel rata-rata
untuk setiap ROI.
3. Hitung pengukuran rasio ghosting dengan rumus :
Ghosting ratio = | ( (top + btm) – (left + right) )/( 2 x ( ROI besar) )|
Rekomendasi : Rasio ghosting tidak boleh lebih dari 0,025
Percent Signal Ghosting
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat ghosting pada gambar. Ghosting
merupakan artefak samar yang muncul secara superimposisi
dengan citra.
Tata cara pengukuran :
Tampilkan slice 7 dari seri ACR T1.
1. Tempatkan ROI lingkaran citra dengan luas antara 195 cm2 dan
205 cm2 (19.500 sampai 20.500 mm2). ROI kira-kira berpusat pada
phantom, namun tidak mencakup luasan kotak yang ada pada
citra. Bila tidak dapat menggunakan ROI lingkaran, dapat
digunakan ROI kotak dengan luas 130 cm2 and 140 cm2 (13,000 -
14,000 mm2). Catat nilai pixel rata-rata untuk setiap ROI
2. Tempatkan ROI ellips pada 4 bagian tepi kanan, kiri, atas, dan
bawah. ROI harus memiliki rasio panjang dan lebar sekitar 4:1, dan
luas total sekitar 10 cm2 (1000 mm2). Catat nilai pixel rata-rata
untuk setiap ROI.
3. Hitung pengukuran rasio ghosting dengan rumus :
Ghosting ratio = | ( (top + btm) – (left + right) )/( 2 x ( ROI besar) )|
Rekomendasi : Rasio ghosting tidak boleh lebih dari 0,025
Low-Contrast Object Detectability
Tujuan :
Untuk menilai sejauh mana objek kontras rendah dapat dilihat padacitra.
Untuk tujuan ini, phantom memiliki seperangkat objek low contrast dari
berbagai ukuran dan nilai kontras.
Tata Cara Pengukuran.
1. Pengukuran dilakukan untuk seri ACR dan seri dengan protokol kepala.
2. Objek kontras rendah muncul pada 4 slice: slice 7 sampai 10. Dalam
setiap slice objek kontras rendah muncul sebagai baris kecil disk, dengan
baris yang memancar dari pusat lingkaran seperti jari-jari dalam roda
3. Mulailah pengukuran dari slice 10 dengan objek kontras tertinggi.
4. Atur window width dan window level untuk citra yang lebih visibel.
5. Hitung jumlah lingkaran yang terlihat lengkap. Hitung lingkaran dari arah
jarum jam 12 searah jarum jam.
6. Catat jumlah lingkaran yang terlihat pada masing-masing slice.
7. Jumlahkan setiap slice ini untuk menjadi total lingkaran terlihat tiap seri
citra.
Rekomendasi :
Pada seri ACR :
Lingkaran yang terlihat harus lebih dari 9 lingkaran pada MRI < 3 T
Lingkaran yang terlihat harus lebih dari 37 lingkaran pada MRI 3 T
Bila tidak memenuhi standar protokol seri ACR di atas maka dapat digunakan
seri protokol kepala biasa dengan rekomendasi sama seperti di atas.
MRI Quality Control ACR Phantom PRO MRI

Contenu connexe

Tendances

Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakhea
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakheaTeknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakhea
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakheaNona Zesifa
 
Dosimetry In Nuclear Medicine
Dosimetry In Nuclear MedicineDosimetry In Nuclear Medicine
Dosimetry In Nuclear MedicineKhaeroel Ansory
 
Ppt elektron-Linac
Ppt elektron-LinacPpt elektron-Linac
Ppt elektron-LinacArif Fahmi
 
Radiofotografi 2 Substraksi
Radiofotografi 2 SubstraksiRadiofotografi 2 Substraksi
Radiofotografi 2 SubstraksiNona Zesifa
 
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksiFilm badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksiAgung Oktavianto
 
Bahan kontras radiografi
Bahan kontras radiografiBahan kontras radiografi
Bahan kontras radiografiWira Kusuma
 
Angiografi.
Angiografi.Angiografi.
Angiografi.jaaaw9
 
Penggunaan media kontras
Penggunaan media  kontrasPenggunaan media  kontras
Penggunaan media kontrasIch Bin Fandy
 
Definisi QA dan QC Radiologi
Definisi QA dan QC RadiologiDefinisi QA dan QC Radiologi
Definisi QA dan QC Radiologiagung_smg
 
Benda asing triangulasai
Benda asing triangulasaiBenda asing triangulasai
Benda asing triangulasaiIch Bin Fandy
 
PPT KEL 1 KUALITAS RADIOGRAFI.pptx
PPT KEL 1 KUALITAS RADIOGRAFI.pptxPPT KEL 1 KUALITAS RADIOGRAFI.pptx
PPT KEL 1 KUALITAS RADIOGRAFI.pptxImyLasama
 
Kolimator gamma kamera
Kolimator gamma kameraKolimator gamma kamera
Kolimator gamma kameraArif Fahmi
 

Tendances (20)

Gamma kamera (2)
Gamma kamera (2)Gamma kamera (2)
Gamma kamera (2)
 
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakhea
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakheaTeknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakhea
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakhea
 
Faktor Geometrik
Faktor GeometrikFaktor Geometrik
Faktor Geometrik
 
Dosimetry In Nuclear Medicine
Dosimetry In Nuclear MedicineDosimetry In Nuclear Medicine
Dosimetry In Nuclear Medicine
 
Teori dasar tld
Teori dasar tldTeori dasar tld
Teori dasar tld
 
Ppt elektron-Linac
Ppt elektron-LinacPpt elektron-Linac
Ppt elektron-Linac
 
Radiofotografi 2 Substraksi
Radiofotografi 2 SubstraksiRadiofotografi 2 Substraksi
Radiofotografi 2 Substraksi
 
Uji kesesuaian ct scan
Uji kesesuaian   ct scanUji kesesuaian   ct scan
Uji kesesuaian ct scan
 
Mammografi
MammografiMammografi
Mammografi
 
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksiFilm badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
 
Bahan kontras radiografi
Bahan kontras radiografiBahan kontras radiografi
Bahan kontras radiografi
 
Angiografi.
Angiografi.Angiografi.
Angiografi.
 
Ct scan
Ct scanCt scan
Ct scan
 
Proteksi radiasi
Proteksi radiasiProteksi radiasi
Proteksi radiasi
 
Penggunaan media kontras
Penggunaan media  kontrasPenggunaan media  kontras
Penggunaan media kontras
 
Definisi QA dan QC Radiologi
Definisi QA dan QC RadiologiDefinisi QA dan QC Radiologi
Definisi QA dan QC Radiologi
 
Makalah c arm
Makalah c armMakalah c arm
Makalah c arm
 
Benda asing triangulasai
Benda asing triangulasaiBenda asing triangulasai
Benda asing triangulasai
 
PPT KEL 1 KUALITAS RADIOGRAFI.pptx
PPT KEL 1 KUALITAS RADIOGRAFI.pptxPPT KEL 1 KUALITAS RADIOGRAFI.pptx
PPT KEL 1 KUALITAS RADIOGRAFI.pptx
 
Kolimator gamma kamera
Kolimator gamma kameraKolimator gamma kamera
Kolimator gamma kamera
 

En vedette

Quality control for structural and functional MRI
Quality control for structural and functional MRIQuality control for structural and functional MRI
Quality control for structural and functional MRIKrzysztof Gorgolewski
 
PCP Quality Assessment Protocol
PCP Quality Assessment ProtocolPCP Quality Assessment Protocol
PCP Quality Assessment ProtocolCameron Craddock
 
tube voltage accuracy and linearity output using exposure indicator and mean ...
tube voltage accuracy and linearity output using exposure indicator and mean ...tube voltage accuracy and linearity output using exposure indicator and mean ...
tube voltage accuracy and linearity output using exposure indicator and mean ...Adhianto Dwi
 
Industry overview
Industry overviewIndustry overview
Industry overviewjenkelly3
 
Оренбургская область
Оренбургская областьОренбургская область
Оренбургская областьinformika
 
средња стручна школа ,,борислав михајловић михиз
средња стручна школа ,,борислав михајловић михизсредња стручна школа ,,борислав михајловић михиз
средња стручна школа ,,борислав михајловић михизJelena Radić
 
Investor info english 10 09 2013
Investor info english 10 09 2013Investor info english 10 09 2013
Investor info english 10 09 2013Evolucionapp
 
Челябинская область
Челябинская областьЧелябинская область
Челябинская областьinformika
 
화면스케치디테일
화면스케치디테일화면스케치디테일
화면스케치디테일su90123
 
Оренбургская область
Оренбургская областьОренбургская область
Оренбургская областьinformika
 
Life2day driving through egypt
Life2day driving through egyptLife2day driving through egypt
Life2day driving through egyptLife2day
 
Diapoditivas software libre
Diapoditivas software  libreDiapoditivas software  libre
Diapoditivas software libreyequidu032468
 
Забайкальский край
Забайкальский крайЗабайкальский край
Забайкальский крайinformika
 
Les objectifs 2015 des directeurs marketing
Les objectifs 2015 des directeurs marketingLes objectifs 2015 des directeurs marketing
Les objectifs 2015 des directeurs marketingSmartwords
 
Брянская область
Брянская областьБрянская область
Брянская областьinformika
 
Забайкальский край
Забайкальский крайЗабайкальский край
Забайкальский крайinformika
 
Липецкая область
Липецкая областьЛипецкая область
Липецкая областьinformika
 
Тамбовская область
Тамбовская областьТамбовская область
Тамбовская областьinformika
 
G4 MSL Curriculum 2014-2015
G4 MSL Curriculum 2014-2015G4 MSL Curriculum 2014-2015
G4 MSL Curriculum 2014-2015vera812
 

En vedette (20)

Quality control for structural and functional MRI
Quality control for structural and functional MRIQuality control for structural and functional MRI
Quality control for structural and functional MRI
 
PCP Quality Assessment Protocol
PCP Quality Assessment ProtocolPCP Quality Assessment Protocol
PCP Quality Assessment Protocol
 
Mri hardware
Mri hardwareMri hardware
Mri hardware
 
tube voltage accuracy and linearity output using exposure indicator and mean ...
tube voltage accuracy and linearity output using exposure indicator and mean ...tube voltage accuracy and linearity output using exposure indicator and mean ...
tube voltage accuracy and linearity output using exposure indicator and mean ...
 
Industry overview
Industry overviewIndustry overview
Industry overview
 
Оренбургская область
Оренбургская областьОренбургская область
Оренбургская область
 
средња стручна школа ,,борислав михајловић михиз
средња стручна школа ,,борислав михајловић михизсредња стручна школа ,,борислав михајловић михиз
средња стручна школа ,,борислав михајловић михиз
 
Investor info english 10 09 2013
Investor info english 10 09 2013Investor info english 10 09 2013
Investor info english 10 09 2013
 
Челябинская область
Челябинская областьЧелябинская область
Челябинская область
 
화면스케치디테일
화면스케치디테일화면스케치디테일
화면스케치디테일
 
Оренбургская область
Оренбургская областьОренбургская область
Оренбургская область
 
Life2day driving through egypt
Life2day driving through egyptLife2day driving through egypt
Life2day driving through egypt
 
Diapoditivas software libre
Diapoditivas software  libreDiapoditivas software  libre
Diapoditivas software libre
 
Забайкальский край
Забайкальский крайЗабайкальский край
Забайкальский край
 
Les objectifs 2015 des directeurs marketing
Les objectifs 2015 des directeurs marketingLes objectifs 2015 des directeurs marketing
Les objectifs 2015 des directeurs marketing
 
Брянская область
Брянская областьБрянская область
Брянская область
 
Забайкальский край
Забайкальский крайЗабайкальский край
Забайкальский край
 
Липецкая область
Липецкая областьЛипецкая область
Липецкая область
 
Тамбовская область
Тамбовская областьТамбовская область
Тамбовская область
 
G4 MSL Curriculum 2014-2015
G4 MSL Curriculum 2014-2015G4 MSL Curriculum 2014-2015
G4 MSL Curriculum 2014-2015
 

Similaire à MRI Quality Control ACR Phantom PRO MRI

UJi Uniformity, noise slice thickness dan slice position.pptx
UJi Uniformity, noise slice thickness dan slice position.pptxUJi Uniformity, noise slice thickness dan slice position.pptx
UJi Uniformity, noise slice thickness dan slice position.pptxSubunitITJTRR
 
Tutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI SoftwareTutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI Softwarebramantiyo marjuki
 
Prinsip cctv
Prinsip cctvPrinsip cctv
Prinsip cctvSteven
 
prinsipcctv-130423015928-phpapp02.pdf
prinsipcctv-130423015928-phpapp02.pdfprinsipcctv-130423015928-phpapp02.pdf
prinsipcctv-130423015928-phpapp02.pdfanasannur
 
Kk08 kd1 dasar sinyal video
Kk08 kd1 dasar sinyal videoKk08 kd1 dasar sinyal video
Kk08 kd1 dasar sinyal videoagus saefudin
 
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril LathifahInstrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifahkemenag
 
Materi Gambar Teknik Pemesinan
Materi Gambar Teknik PemesinanMateri Gambar Teknik Pemesinan
Materi Gambar Teknik PemesinanNovi Antoro
 

Similaire à MRI Quality Control ACR Phantom PRO MRI (10)

UJi Uniformity, noise slice thickness dan slice position.pptx
UJi Uniformity, noise slice thickness dan slice position.pptxUJi Uniformity, noise slice thickness dan slice position.pptx
UJi Uniformity, noise slice thickness dan slice position.pptx
 
Lukisan berskala
Lukisan berskalaLukisan berskala
Lukisan berskala
 
Prinsip cctv
Prinsip cctvPrinsip cctv
Prinsip cctv
 
Tutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI SoftwareTutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI Software
 
Prinsip cctv
Prinsip cctvPrinsip cctv
Prinsip cctv
 
prinsipcctv-130423015928-phpapp02.pdf
prinsipcctv-130423015928-phpapp02.pdfprinsipcctv-130423015928-phpapp02.pdf
prinsipcctv-130423015928-phpapp02.pdf
 
Kk08 kd1 dasar sinyal video
Kk08 kd1 dasar sinyal videoKk08 kd1 dasar sinyal video
Kk08 kd1 dasar sinyal video
 
LN s06-machine vision-s2
LN s06-machine vision-s2LN s06-machine vision-s2
LN s06-machine vision-s2
 
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril LathifahInstrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
 
Materi Gambar Teknik Pemesinan
Materi Gambar Teknik PemesinanMateri Gambar Teknik Pemesinan
Materi Gambar Teknik Pemesinan
 

Dernier

konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 

Dernier (20)

konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 

MRI Quality Control ACR Phantom PRO MRI

  • 2. DESKRIPSI ALAT Phantom PRO-MRI adalah phantom untuk evaluasi menyeluruh terhadap parameter pencitraan MRI yang dapat digunakan untuk pengukuran nilai absolut untuk tujuan kalibrasi.
  • 3.
  • 4.
  • 5. Quality Image Analysis 1.Geometric accuracy 2.High-contrast spatial resolution 3.Slice thickness accuracy 4.Slice position accuracy 5.Image intensity uniformity 6.Percent-signal ghosting 7.Low-contrast object detectability
  • 7. Pemosisian Phantom • Posisikan phantom pada bagian tengah head coil • Pastikan posisi phantom berada pada posisi tegak lurus, bila perlu menggunakan water level.. • Rekam pemosisian phantom untuk penggunaan phantom lebih lanjut.
  • 8. Parameter scan yang dibutuhkan phantom 1. Lokaliser sagittal 2. Seri ACR T1 Axial 3. Seri ACR T2 Axial 4. Seri pemeriksaan kepala T1 sehari-hari 5. Seri pemeriksaan kepala T2 sehari-hari
  • 10. Ketepatan pemosisian phantom dari segi hasil citra..
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14. Parameter scan Sagittal Localizer..
  • 16. Parameter scan axial T2 dan hasil 11 slice citra MRI
  • 17. Geometric Accuracy Tujuan : Mengetahui ketepatan output image dengan membuat pengukuran panjang pada gambar dan membandingkannya dengan keterangan phantom. Tata cara pengukuran : 1. Display lokaliser citra. 2. Pengaturan display ditetapkan sesempit mungkin 0 atau 1, dan window level diatur ke nilai yang sama dengan setengah nilai sinyal rata-rata nilai air dari gambar. 3. Lakukan pengukuran terhadap citra (Line Measurement). Bandingkan dengan ukuran asli dari phantom : • Diameter dalam phantom 204 mm. • Tinggi phantom bagian dalam 130 mm. Rekomendasi : Hasil pengukuran ± 2 mm dari ukuran asli phantom.
  • 18. Penentuan Akurasi Geometri Dimensi Asli : 204 mm Dimensi Asli : 130 mm
  • 20. Tujuan : Untuk mengetahui kemampuan scanner untuk menampilkan objek kecil dengan rasio kontras-to-noise cukup tinggi. Pengukuran dilakukan secara visual dengan mendisplay citra. Tahap-tahap pengukuran dilakukan dengan : 1. Display slice 1. 2. Perbesar gambar dengan faktor perbesaran 2 sampai 4, jaga resolusi agar tetap terlihat. 3. Atur display window dan level agar lubang terlihat jelas. 4. Catat berapa baris lubang yang terlihat pada gambar ‘kiri atas’ untuk mengetahui resolusi horizontal. 5. Lakukan step nomer 3 dan 4 lalu catat berapa kolom lubang yang terlihat pada ‘kanan bawah’ untuk mengetahui resolusi vertikal. 6. Tes visibilitas terhadap dua seri citra ACR (T1 dan T2). Rekomendasi : Resolusi yang terukur pada lubang dengan ukuran spasi 1 mm (kumpulan objek kedua dari arah jam 9 harus terlihat).
  • 21. Catatan : Pada phantom PRO- MRI terdapat 4 objek kontras tinggi dengan ukuran : 1,1 ; 1,0 ; 0,9 ; dan 0,8 mm dengan urutan posisi yang sama dengan citra phantom di atas.
  • 22.
  • 24. Tujuan : Untuk menilai akurasi potongan yang ditentukan dengan spesifikasi ketebalan yang dicapai. Tata cara pengukuran : 1. Display slice 1. 2. Perbesar gambar dengan faktor perbesaran 2 sampai 4, jaga resolusi agar tetap terlihat. 3. Atur sehingga gambar terlihat jelas dengan merendahkan window level. 4. ROI (kotak) pada masing2 daerah ramp dan dapatkan nilai rata2 intensitynya (mean pixel) 5. Ukur panjang ramp dengan menggunakan tool pengukuran. 6. Gunakan rumus ini untuk mendapatkan slice thickness Slice thickness = 0.2 x (top x bottom)/(top + bottom) 1. Lakukan pengukuran pada 2 seri pengukuran ACR Rekomendasi : Toleransi pengukuran 5.0 ± 0.7 mm.
  • 25.
  • 26.
  • 27. Slice Position Accuracy • Tujuan : Untuk menentukan akurasi irisan yang diberikan menggunakan citra localizer sebagai referensi posisi. • Tata cara pengukuran : 1. Pengukuran dilakukan untuk slice 1 dan 11 dari seri ACR T1 dan T2 ACR. 2. Tampilkan potongan, perbesar gambar dengan faktor 2 sampai 4. 3. Sesuaikan tampilan sehingga ujung garis vertikal dapat didefinisikan. 4. Gunakan alat ukur panjang di layar untuk mengukur perbedaan panjang antara bar kiri dan kanan. Rekomendasi : Perbedaan panjang bar kurang dari 5 mm
  • 30. Tujuan : Untuk mengukur keseragaman intensitas gambar (lakukan pada seri ACR T1 dan T2). Tata cara pengukuran : 1. Tampilkan slice 7. 2. ROI citra dengan wilayah antara 195 cm2 dan 205 cm2 (19.500 sampai 20.500 mm2). 3. Catat nilai untuk seri ACR T1 intensitas pixel rata-rata dalam ROI ini diperlukan untuk percent signal pada uji ghosting (bagian 6.0). 4. Atur tampilan jendela minimum, dan turunkan level sampai seluruh daerah di dalamROI berwarna putih. 5. Tempatkan 1 cm2 ROI melingkar pada daerah-sinyal rendah diidentifikasi pada langkah 4. Catat nilai pixel (low signal) 6. Tingkatkan level sehingga di dapat sinyal tertinggi. 7. Tempatkan 1 cm2 melingkar ROI pada daerah-sinyal tinggi yang diidentifikasi. 8. Hitung prosentase integral uniformity dengan formula : 9. PIU = 100 x (1 – { (high – low)/(high + low) } ) Rekomendasi : PIU harus lebih besar dari atau sama dengan 87,5% untuk sistem MRI dengan kekuatan medan kurang dari 3 Tesla. PIU harus lebih besar dari atau sama dengan 82.0% untuk sistem MRI dengan kekuatan medan 3 Tesla.
  • 31.
  • 32. Percent Signal Ghosting Tujuan : Untuk mengetahui tingkat ghosting pada gambar. Ghosting merupakan artefak samar yang muncul secara superimposisi dengan citra. Tata cara pengukuran : Tampilkan slice 7 dari seri ACR T1. 1. Tempatkan ROI lingkaran citra dengan luas antara 195 cm2 dan 205 cm2 (19.500 sampai 20.500 mm2). ROI kira-kira berpusat pada phantom, namun tidak mencakup luasan kotak yang ada pada citra. Bila tidak dapat menggunakan ROI lingkaran, dapat digunakan ROI kotak dengan luas 130 cm2 and 140 cm2 (13,000 - 14,000 mm2). Catat nilai pixel rata-rata untuk setiap ROI 2. Tempatkan ROI ellips pada 4 bagian tepi kanan, kiri, atas, dan bawah. ROI harus memiliki rasio panjang dan lebar sekitar 4:1, dan luas total sekitar 10 cm2 (1000 mm2). Catat nilai pixel rata-rata untuk setiap ROI. 3. Hitung pengukuran rasio ghosting dengan rumus : Ghosting ratio = | ( (top + btm) – (left + right) )/( 2 x ( ROI besar) )| Rekomendasi : Rasio ghosting tidak boleh lebih dari 0,025
  • 33. Percent Signal Ghosting Tujuan : Untuk mengetahui tingkat ghosting pada gambar. Ghosting merupakan artefak samar yang muncul secara superimposisi dengan citra. Tata cara pengukuran : Tampilkan slice 7 dari seri ACR T1. 1. Tempatkan ROI lingkaran citra dengan luas antara 195 cm2 dan 205 cm2 (19.500 sampai 20.500 mm2). ROI kira-kira berpusat pada phantom, namun tidak mencakup luasan kotak yang ada pada citra. Bila tidak dapat menggunakan ROI lingkaran, dapat digunakan ROI kotak dengan luas 130 cm2 and 140 cm2 (13,000 - 14,000 mm2). Catat nilai pixel rata-rata untuk setiap ROI 2. Tempatkan ROI ellips pada 4 bagian tepi kanan, kiri, atas, dan bawah. ROI harus memiliki rasio panjang dan lebar sekitar 4:1, dan luas total sekitar 10 cm2 (1000 mm2). Catat nilai pixel rata-rata untuk setiap ROI. 3. Hitung pengukuran rasio ghosting dengan rumus : Ghosting ratio = | ( (top + btm) – (left + right) )/( 2 x ( ROI besar) )| Rekomendasi : Rasio ghosting tidak boleh lebih dari 0,025
  • 34.
  • 35.
  • 37. Tujuan : Untuk menilai sejauh mana objek kontras rendah dapat dilihat padacitra. Untuk tujuan ini, phantom memiliki seperangkat objek low contrast dari berbagai ukuran dan nilai kontras. Tata Cara Pengukuran. 1. Pengukuran dilakukan untuk seri ACR dan seri dengan protokol kepala. 2. Objek kontras rendah muncul pada 4 slice: slice 7 sampai 10. Dalam setiap slice objek kontras rendah muncul sebagai baris kecil disk, dengan baris yang memancar dari pusat lingkaran seperti jari-jari dalam roda 3. Mulailah pengukuran dari slice 10 dengan objek kontras tertinggi. 4. Atur window width dan window level untuk citra yang lebih visibel. 5. Hitung jumlah lingkaran yang terlihat lengkap. Hitung lingkaran dari arah jarum jam 12 searah jarum jam. 6. Catat jumlah lingkaran yang terlihat pada masing-masing slice. 7. Jumlahkan setiap slice ini untuk menjadi total lingkaran terlihat tiap seri citra. Rekomendasi : Pada seri ACR : Lingkaran yang terlihat harus lebih dari 9 lingkaran pada MRI < 3 T Lingkaran yang terlihat harus lebih dari 37 lingkaran pada MRI 3 T Bila tidak memenuhi standar protokol seri ACR di atas maka dapat digunakan seri protokol kepala biasa dengan rekomendasi sama seperti di atas.