Dokumen tersebut membahas tentang tawassul atau berwasilah kepada Nabi Muhammad SAW dalam berdoa kepada Allah. Ia menjelaskan definisi tawassul, dalil-dalilnya dari al-Quran dan hadis, serta kesimpulan bahwa tawassul kepada Nabi SAW dalam berdoa kepada Allah adalah dibolehkan.
3. PENGERTIAN TAWASSUL :
Tawassul atau berwasilah merupakan salah satu
cara berdoa dan merupakan salah satu cara
menghadapkan diri kepada Allah.
Pihak yang menjadi wasithah mestilah dicintai oleh
orang yang berwasilah.
Syirik, bagi orang yang mendakwa pihak yang
dijadikan wasithah itu berkuasa mendatangkan
manfaat dan mudarat.
Allah s.w.t berkuasa sepenuhnya untuk
mengkabulkan atau tidak sesuatu wasilah.
4. DALIL TAWASSUL :
“... ” يأيها الذين امنوا اتقوا الله وابتغوا اليه الوسيلة
Maksudnya : “ wahai orang-orang yang beriman
hendaklah kalian bertakwa kepada Allah dan
carilah wasilah (jalan atau cara) yang mendekatkan
(diri kalian) kepadaNya…”
Surah Al-Maidah : 35
5. HADIS UTHMAN BIN HUNAIF :
Seorang buta datang bertemu Rasulullah s.a.w dan
mengeluh kehilangan penglihatannya.
…berkata : “Ya Rasulullah, tidak ada orang yang
menuntunku, aku sangat menderita.”
Uthman bin Hunaif mendengar Rasulullah berkata
kepadanya(si buta) : “ Ambillah air wuduk lalu sembahyanglah
dua rakaat, kemudian berdoalah : “ Ya Allah, aku mohon
kepadaMu dan menghadapkan diri kepadaMu dengan
bertawassul kepada Nabi dan RasulMu Muhammad s.a.w.
Nabi pembawa rahmat. Ya Muhammad Rasulullah, dengan
bertawassul padamu aku menghadapkan diri kepada
Tuhanmu, mohon agar mengembalikan penglihatanku. Ya
Allah, perkenankanlah beliau memberi syafaat kepadaku...”
6. Tawassul dengan Rasulullah s.a.w terbukti bukan
hanya dilakukan ketika baginda masih hidup, tetapi
juga setelah baginda wafat.
At-Thabarani meriwayatkan sebuah Hadis yang
mengisahkan suatu peristiwa yang terjadi pada
zaman Khalifah Uthman bin Affan r.a. sebagaimana
berikut……
7. KESIMPULAN :
Adakah dibolehkan bertawassul pada
Nabi s.a.w dalam memanjatkan doa dan
permohonan kepada Allah ?