Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Resistensi perubahan merupakan reaksi alamiah terhadap gangguan dan hilangnya keseimbangan. Resistensi dapat muncul karena berbagai sebab seperti ketakutan, kebiasaan, atau ancaman terhadap status quo. Untuk mengatasi resistensi diperlukan berbagai strategi seperti pendidikan, partisipasi, negosiasi, atau manipulasi.
2. A. KONSEP RESISTENSI
Secara konseptual, resistensi perubahan merupakan reaksi alamiah
terhadap sesuatu yang menyebabkan gangguan dan hilangnya
keseimbanggan equilibrium.
Konsekuensinya, resistensi diikuti oleh perubahan, baik atas inisiatif
sendiri atau dilakukan orang lain, hal-hal tersebut terjadi tanpa
memandang bagaimana kejadian tersebut dirasakan positif atau
negatif.
Perubahan pada hakikatnya merupakan upaya pergeseran dari kondisi
status quo ke kondisi yang baru
Perubahan adalah merupakan suatu fenomena yang harus dihadapi,
namun tidak semua orang bersedia menerima kenyataan adanya
perubahan sehingga bersifat resisten (Wibowo, 2006:56).
3. Lanjutan...
Resistensi dapat bersifat overt atau covert (jelas atau tersembunyi).
Resistensi bersifat jelas (overt) terhadap perubahan organisasi
dilakukan melalui memo, rapat, pertukaran satu per satu, dan sarana
umum lainnya.
Sedang resistensi bersifat tersembunyi (covert) dapat berjalan tanpa
pemberitahuan sampai merusak proyek perubahan
4. Sebab Resistensi dalam Perubahan
Organisasi
stabilitas struktural
suboptimalisasi fungsional
kultural keorganisasian
norma kelompok
(Winardi, 2005: 77-78).
5. B. TEORI MENGATASI RESISTENSI DALAM
PERUBAHAN
Kotter & Schelsinger (1979)
7. C. TINGKATAN RESISTENSI
Menurut A.S.Judman (dalam Wibowo, 2006: 61-62)
1. Acceptance
Kesediaan untuk menerima perubahan ditunjukkan oleh
adanya sikap ant sma kesediaan bekerja sama, kerja sama di
bawah tekanan manajemen kesediaan melakukan
perubahan, pengunduran diri secara pasif dan sikap
mengabaikan.
2. Indifference
Sikap tidak acuh ditunjukkan oleh sikap apatis, hilangnya
minat terhadap pekerjaan, bekerja hanya jika diperintah
dan merosotnya perilaku. Karyawan bersikap tidak peduli
atas keinginan untuk dilakukannya perubahan oleh
manajemen
8. Lanjutan....
3. Passive resistance
Resistance secara pasif ditunjukkan oleh adanya sikap tidak
mau belajar, melakukan protes, bekerja berdasar aturan,
dan melakukan kegiatan sesedikit mungkin. Dalam resistensi
pasif, karyawan melakukan penolakan terhadap perubahan
dengan tidak berbuat sesuatu.
4. Active resistance
Resistance secara aktif dilakukan dengan cara melakukan
pekerjaan dengan lebih lambat, memperpanjang waktu
istirahat kerja dan meninggalkan pekerjaan, melakukan
kesalahan, mengganggu dan sengaja melakukan sabotase.
Karyawan melakukan tindakan aktif untuk menolak adanya
perubahan
12. SEBAB-SEBAB RESISTENSI INDIVIDUAL
Ketakutan atas hal yang tidak diketahui
Ancaman terhadap hubungan sosial
Kebiasaan
Proses informasi selektif
Kecenderungan individu terhadap perubahan
Iklim ketidakpercayaan
Ketakutan akan kegagalan
Ketakutan akan kegagalan
Gangguan tradisi budaya dan/atau hubungan kelompok
Konflik pribadi
Kurangnya kebijaksanaan dan/atau waktu tidak tepat
Sistem penghargaan tidak memperkuat
13. SEBAB RESISTENSI KELOMPOK
Kelambatan struktural
Kelambanan kelompok kerja
Tantangan terhadap keseimbangan kekuatan
Usaha perubahan sebelumnya tidak berhasil
Ancaman terhadap keahlian
Ancaman terhadap alokasi sumber daya yang sudah ada
14. D. BAHAYANYA RESISTENSI YANG TIDAK
TERATASI
Rencana perubahan tidak dapat dikerjakan atau tidak dapat
mencapai hasil yang diharapkan apabila menghadapi resistensi
(Wibowo, 2006: 58-59)
Resistensi bersifat menjalar atau menular
Resistensi bersifat melumpuhkan
Resistensi bersifat merintangi
15. E. STRATEGI MENGATASI RESISTENSI
Menurut Wibowo, (2006: 70-76)
Membentuk dinamika politik
Mengidentifikasi dan menetralisir penolakan perubahan
Mendidik angkatan kerja
Mengikutsertakan pekerja pada usaha perubahan
Menghargai perilaku konstruktif
Menciptakan organisasi pembelajaran
Memperhitungkan situasi
16. TANTANGAN MENGATASI RESISTENSI
Menurut Robbins, (1991: 643 644)
(a) pendidikan dan komunikasi,
(b) partisipasi dan keterlibatan,
(c) fasilitasi dan dukungan,
(d) negosiasi dan kesepakatan,
(e) manipulasi dan memilih, dan
(f) pemaksaan eksplisit dan implisit