1. LANDASAN PENDIDIKAN
Tujuan Instruksional: diharapkan mhs dapat memahami
tentang:
- Landasan filosofis pendidikan dan landasan pendidikan lainnya
- bentuk-bentuk isi ilmu pendidikan
- Alasan diperlukannya landasan psikologis dalam pelaksanaan
pendidikan.
2. Rasionalisasi
Pendidikan itu penting.
Pendidikan itu merupakan hak dasar manusia yang terus diupayakan
dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab bersama
mewujudkannya bagi setiap insan/individu untuk memperoleh hakikat
diri yang makin bertambah sebagai hasil pengalaman sepanjang
kehidupan manusia.
Pendidikan sebagai kekuatan berarti mempunyai kewenangan dan cukup
kuat bagi kita, bagi rakyat banyak, untuk menentukan suatu dunia yang
macam apa yang kita inginkan, dan bagaimana mencapai dunia
semacam itu.
Dalam konteks Pendidikan Nasional di Indonesia adalah pendidikan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang dasar RI Tahun 1945,
yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia
dan tanggap terhadap perubahan zaman.
Kajian tentang landasan pendidikan akan membekali setiap tenaga
pendidik dan kependidikan dengan wawasan dan pengetahuan yang
tepat tentang bidang tugasnya.
Dalam konteks pembelajaran, muncul persoalan yang seharusnya dicari
solusinya yang bertalian dengan pendidikan itu.
3. BEBERAPA HAL YANG MENDORONG PENTINGNYA KAJIAN
MENDALAM TENTANG LANDASAN INI ANTARA LAIN:
- PERKEMBANGAN PERUBAHAN MASY CEPAT
- KEBUTUHAN MASY BERAGAM
- PERKEMB IPTEK YANG CEPAT
- ERA GLOBALISASI YANG KOMPETITIF ANTAR INDIVIDU
DAN KELOMPOK DI DALAM MASY DAN/ATAU ANTAR –
NEGARA BANGSA
- DIBUTUHKANNYA PENYIAPAN, PENINGKATAN, PENGEMBANGAN
KUALITAS SDM MELALUI PEMBANGUNAN DI BIDANG
PENDIDIKAN MEMERLUKAN PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN PROFESIONAL
5. LANDASAN FILSAFAT
Mengkaji landasan kependidikan dari
aspek legalitas (hukum) yang mengatur
tatanan kehidupan yang lebih baik, tertif
dan santun.
Disisi lain Panca sila sebagai landasan
ideal, UUD 1945, Undang-undang , dan
Peraturan Pemirintah, termasuk Kepmen
6. 1. LANDASAN FILOSOFIS
Kata filsafat (philosophy) berasal dari bahasa Yunani: philein artinya
mencintai, dan sophon atau shopis yg berarti hikmah, arif atau bijaksana
Filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh dan konseptual
yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan manusia
dan dunianya, pada umumnya bersumber dari 2 faktor:
(1) religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan dan
(2) ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran.
Jadi filsafat berada diantara keduanya, kawasannya seluas dengan religi,
namun lebih dekat dengan pengetahuan, karena filsafat timbul dari
keraguan dan karena mengandalkan akal manusia
(Redja Mudyhardjo: 1992).
7. Berkenaan dgn makna atau hakikat pendidikan, yg berusaha
menelaah masalah-masalah pokok, seperti :
- apakah pendidikan itu ?
- mengapa pendidikan itu diperlukan?
- apa yang menjadi tujuan pendidikan itu dilaksanakan?
Falsafah Pancasila sebagai landasan Pendidikan Nasional
tercantum pd. pasal 1 ayat 2, yaitu:
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD
Negara RI 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman.
8. Lanjutan …
Istilah filsafat dapat digunakan dalam 2 pendekatan, yakni:
1) Filsafat sbg kelanjutan dari berpikir ilmiah yg dpt dilakukan oleh
setiap orang dan sangat bermanfaat dalam memberi makna kepada
ilmu pengetahuan,
2) Filsafat sbg kajian khusus yang formal, yg mencakup
- logika,
- epistimologi (ttg benar dan salah),
- etika (ttg baik dan buruk),
- estetika (ttg indah dan jelek),
- metafisika (ttg hakikat yang “ada”, termasuk akal itu sendiri) serta
- sosial politik (filsafat pemerintahan).
9. DIMANA HUBUNGAN FILSAFAT DAN PENDIDIKAN ?
Filsafat dan pendidikan berkaitan erat, karena filsafat mencoba
merumuskan citra ttg manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan
berusaha mewujudkan citra itu.
Rumusan ttg harkat dan martabat manusia dan masyarakatnya ikut
menentukan tujuan dan cara-cara penyelenggaraan pendidikan, dan dari
sisi lain pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia.
Jadi filsafat pendidikan berupaya menjawab secara kritis dan mendasar
berbagai pertanyaan pokok sekitar pendidikan, seperti “apa, mengapa, ke
mana, bagaimana pendidikan itu”.
Kejelasan hal itu sangat perlu untuk menjadi landasan berbagai keputusan
dan tindakan itu harus diyakinkan kebenaran dan ketepatannya meskipun
hasilnya belum dapat dipastikan.
Disinilah ketepatan setiap keputusan dan tindakan serta upaya pemantauan
dan penyesuaian yang terus menerus sangat penting karena koreksi
setelah diperoleh hasilnya akan sangat sulit dan sudah terlambat.
10. LANDASAN
PSIKOLOGIK PENDIDIKAN
Menyajikan dan mengkaji, konsep-
konsep dan kaedah-kaedah serta
kenyataan-kenyataan dasar sbg
landasan pendidikan yg disarikan dari
matra psikologik manusia sebagai
partisipan pendidikan
12. LANDASAN
ANTROPOLOGIK PENDIDIKAN
Mengkaji makna pendidikan sebagai proses
budaya atau pendidikan merupakan proses
tranformasi nilai dan kebudayaan dari satu
generasi kepada generasi berikutnya
Implikasi dan konsekuensi yang terjadi, bila
pengembangan pendidikan di Indonesia tdk
menggunakan landasan antropologik
13. LANDASAN
BUDAYA PENDIDIKAN
Mengkaji landasan pendidikan dari konsepsi
pendidikan manusia Indonesia yang
dikembangkan dengan memperhitungkan
faktor sosial budaya bangsa. Lebih lanjut
mengkaji makna pendidikan, makna budaya
daerah sebagai penyumbang kualitas budaya
nasional. Pengaruh budaya terhadap
pendidikan, serta interaksi antara budaya
keluarga, masyarakat, dan sekolah
14. LANDASAN IPTEK
Mengkaji pendidikan berlandaskan upaya
memantapkan pengelolaan, struktur organi-sasi
dan mekanisme kerja serta penyelenggaraan
pendidikan dgn pemanfaatan IPTEK . Pendidikan
dan IPTEK mempunyai kaitan yg sangat erat.
IPTEK menjadi bagian utama dalam isi
pengajaran. Di sisi lain, pengb IPTEK harus
segera diakomodasi oleh pendidikan, yakni dgn
segera memasukkan hasil pengembangan IPTEK
itu ke dalam bahan ajar.
15. Landasan Historis
Mengkaji landasan kependidikan dari
aspek sejarah pendidikan di
Indonesia yang berkontribusi dalam
mencerdaskan bangsa dan
menanamkan nilai-nilai dan
semangat untuk merdeka dan
meningkatkan taraf hidup dan
martabat manusia yang lebih baik.
16. LANDASAN
EKONOMI PENDIDIKAN
Mengkaji landasan pendidikan dari analisis ekonomi
dlm pendidikan, yg mencakup 3 hal pokok:
Pertama, dukungan ekonomi terhadap pendidikan
(menyangkut peranan biaya sebagai salah satu
masukan proses pendidikan;
Kedua, pendidikan sebagai proses ekonomi
(menganalisis pendidikan berdasarkan konsep
dasar ekonomi; dan
Ketiga, pendidikan mempunyai misi untuk
memecahkan masalah ekonomi.
17. LANDASAN
LEGALISTIK (HUKUM)
Salah satu sudut pandang landasan legalistik membantu
pengkaji dan tenaga profesi pendidikan dlm mengenali
posisi, fungsi, dan permasalahan pendidikan agar tdk terjadi
penyimpangan dan kearifan dpt diketahui sendini mungkin.
Pendidikan yg bermatra masyarakat (publik) yg mempersyaratkan
perlindungan hukum. Kajian ini mencakup sumber-sumber hukum
pendidikan, hak dan kewajiban negara dan warga negara
dlm upaya pendidikan serta mempelajari berbagai peraturan
perundang-undangan serta perencanaan
pembangunan pendidikan.
18. Filsafat dan pendidikan terdapat kaitan yg erat karena filsafat mencoba
merumuskan citra ttg manusia dan masyarakat, sedangkan
pendidikan berusaha mewujudkan citra itu.
Rumusan ttg harkat dan martabat manusia dan masyarakatnya ikut
menentukan tujuan dan cara-cara penyelenggaraan pendidikan, dan
dari sisi lain pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia.
Jadi filsafat pendidikan berupaya menjawab secara kritis dan mendasar
berbagai pertanyaan pokok sekitar pendidikan, seperti “apa,
mengapa, ke mana, bagaimana pendidikan itu”.
Kejelasan hal itu sangat perlu untuk menjadi landasan berbagai
keputusan dan tindakan itu harus diyakinkan kebenaran dan
ketepatannya meskipun hasilnya belum dapat dipastikan.
Disinilah ketepatan setiap keputusan dan tindakan serta upaya
pemantauan dan penyesuaian yang terus menerus sangat penting
karena koreksi setelah diperoleh hasilnya akan sangat sulit dan
sudah terlambat.
19. Pandangan filsafat ttg manusia dan dunianya:
Idealisme Vs Naturalisme
Secara historis terdapat 2 aliran filsafat yg saling bertentangan yakni: idealisme dan
naturalisme.
Idealisme menegaskan bahwa hakikat kenyataan adalah ide sbg gagasan kejiwaan. Apa
yang dianggap kebenaran realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari ide sebagai
kebenaran atau nilai sejati yang absolut dan abadi.
Naturalisme menganggap segala kenyataan yang bisa ditangkap oleh pancaindra sebagai
kebenaran yang sebenarnya.
Nama yg berbeda dari aliran ini biasanya disesuaikan dgn variasi penekanan konsepsinya
ttg manusia dan dunianya, seperti:
- realisme,
- materialisme,
- positivisme / neo positivisme.
Realisme menekankan pd pengakuan adanya kenyataan hakiki yg obyektif, di luar manusia.
Positivisme mengemukan bahwa kalau sesuatu itu memang ada, maka adanya itu pastilah
dapat diamati dan diukur. Positivisme sangat mengutamakan pengukuran dalam
penelitian ilmiah. Aliran-aliran ini dengan nama-nama yang bervariasi, menekankan
bahwa nilai-nilai bersifat absolut dan abadi yang berdasarkan hukum alam (nature).
20. Dalam konteks pembelajaran, muncul persoalan yang
seharusnya dicari solusinya adalah bagaimana perangkat
teori, asumsi, prinsip dan konsep serta informasi yang telah
teruji serta cara kerja proses keilmuan yang bertalian dengan
pendidikan itu dikemas dan dikembangkan sebagai suatu
disiplin ilmu yang jelas batas-batas ranah ontologinya,
epistemologinya dan aksiologinya.
ONTOLOGI
EPISTEMOLOGI
AKSIOLOGI
21. ONTOLOGI ILMU
ONTOLOGI : onto yang berarti wujud (being) dan logi yang
artinya ilmu. Jadi ontologi berarti ilmu tentang
wujud atau ilmu tentang hakekat kenyataan.
Runes : ontology is the theory of being qua being, artinya
ontologi adalah teori tentang wujud.
Van Cleeve Morris : Ontology is the study of the real world
ONTOLOGI ILMU : Ilmu yang mengkaji wujud (being) dalam
perspektif ilmu -- ontologi ilmu dapat dimaknai
sebagai teori tentang wujud dalam perspektif
objek materil ke-Ilmuan, konsep-konsep penting
yang diasumsikan oleh ilmu ditelaah secara kritis
dalam ontologi ilmu.
22. Ditinjau dari substansi atau isinya, ilmu pendidikan merupakan
sebuah sistem pengetahuan tentang pendidikan yang
diperoleh melalui riset. Dengan demikian unsur yang menjadi
isi setiap ilmu termasuk ilmu pendidikan adalah konsep.
Keseluruhan konsep yang menjadi isi sebuah ilmu ditata
secara sistematis menjadi satu kesatuan. Sekelompok konsep
yang berkenaan dengan sekelompok hal, yang merupakan
satu kesatuan disebut skema konseptual. Setiap ilmu
termasuk ilmu pendidikan, terbentuk dari beberapa skema
konseptual yang merupakan bagian-bagian atau komponen-
komponen isi ilmu.
23. Cabang-cabang dari landasan filosofis pendidikan
dibagi menjadi tiga:
1. Ontologi Ilmu Pendidikan
Ontologi ilmu pendidikan lebih menekankan
pembahasan tentang hakikat substansi (isi) dan pola
organisasi ilmu pendidikan.
2. Epistimologi Ilmu Pendidikan
Ilmu pendidikan juga mempunyai objek yang
memiliki ruang lingkup dan objek yang diteliti.
3. Aksiologi Ilmu Pendidikan
Pembahasan tentang hakikat nilai kegunaan teoritis
dan praktis ilmu pendidikan merupakan bidang
kajian dan aksiologi
24. SIDI GAZALBA :
Ontologi mempersoalkaan sifat dan keadaan
terakhir daripada kenyataan. Karena itu
disebut ilmu hakekat, hakekat yang
bergantung pada pengetahuan ilmu alam
atau fisika memikirkan yang nyata tanpa
mempersoalkan hakekatnya, ontologi (ilmu
hakekat) justru mempersoalkan hakekat itu,
dengan memisahkan secara tajam antara
subjek dan objek. Dalam agama ontologi
memikirkan tentang tuhan
LANGEVELD :
keseluruhan dan unsur
pengertian sebab
masalah kausalitet alam tertutup
perhubungan antara tubuh dan jiwa
25. EPISTEMOLOGI
Pengertian Epistemologi
EPISTEME = TAHU--- LOGI = Ilmu
Epistemologi adalah ilmu tentang tahu dan
pengetahuan
Epistemology is the name philosopher give to the
study of knowledge and of how knowledge is
gained. (Van Cleve Morris)
26. Epistemologi Ilmu Pendidikan
Ilmu pendidikan mempunyai obyek yang memiliki ruang lingkup
dan hal-hal yang diteliti.
Ditinjau dari fungsinya, obyek ilmu pendidikan dapat dibedakan
menjadi
(1)obyek formal atau bidang yang menjadi keseluruhan ruang
lingkup garapan riset pendidikan, dan
(2)obyek material atau aspek-aspek atau hal-hal yang menjadi
garapan langsung riset pendidikan.
27. Obyek formal ilmu berkenaan dengan bidang yang menjadi keseluruhan
ruang lingkup garapan sebuah ilmu.
Sedangkan obyek material ilmu berkenaan dengan aspek- aspek yang
menjadi garapan penyelidikan langsung ilmu yang bersangkutan.
Dengan demikian dapat terjadi bahwa sekelompok cabang ilmu
mempunyai obyek formal yang sama, misalnya manusia, tetapi setiap
cabang ilmu mempunyai obyek material yang berbeda.
Misalnya, psikologi mempunyai obyek material tingkah laku binatang
dan manusia (Wolman, 1973).
28. SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN
Authority (testimony)
Sense perception
Reason (thinking)
Insight (intuition)
(Harold H. Titus)
Pengalaman
Ingatan
Kesaksian
Minat dan rasa ingintahu
Pikiran dan penalaran
Kehadiran (knowledge by
presence)
29. AXIOLOGI
“ it would seem that the more civilized we
become , the more incapable of maintaining
civilization we are” (Northrop)
The invisible breakdown in our civilization
erosion of value,
the dissipation of human purpose,
the denial of any dictinction between good
and bad, right or wrong,
the reversion to sub human conduct” (Lewis
Mumford)
(Harold H Titus, 1959 : 3)
30. PENGERTIAN AXILOGI
Axios= Nilai (Value)
Logi = Ilmu
Axiologi adalah ilmu yang mengkaji tentang nilai-nilai.
Axiology, derived from a greek word meaning “value”, is coming to be
used for the study of the general theory of value (Ethics and
Esthetics) (Harold H Titus)
Axiologi ilmu = aplikasi axiologi dalam ilmu
31. Aksiologi Ilmu Pendidikan
Pembahasan tentang hakikat nilai kegunaan teoritis dan
praktis ilmu pendidikan merupakan bidang kajian dari
aksiologi. Untuk itu akan dikemukakan secara singkat
kegunaan teoritis dan praktis ilmu pendidikan.
32. 1) Kegunaan teoritis
Hasil ilmu pendidikan adalah konsep-konsep ilmiah tentang aspek-
aspek dan dimensi-dimensi pendidikan sebagai salah satu gejala
kehidupan manusia. Konsep-konsep tersebut sangat berguna untuk
meningkatkan pemahaman tentang berbagai aspek dan dimensi
pendidikan. Pemahaman tersebut secara potensial dapat digunakan
untuk lebih mengembangkan konsep-konsep ilmiah pendidikan, baik
dalam arti meningkatkan mutu konsep-konsep ilmiah pendidikan yang
telah ada, maupun melahirkan atau menciptakan konsep-konsep baru
yang secara langsung atau tidak langsung bersumber pada konsep-
konsep ilmiah pendidikan yang telah ada.
Pemahaman konsep-konsep ilmiah pendidikan secara potensial
mempunyai kegunaan untuk mengembangkan isi dan metode ilmu
pendidikan. Di samping itu, secara potensial dapat pula membantu
meningkatkan wawasan dan keyakinan baik bagi teoritikus maupun
praktisi pendidikan. Dengan kata lain, secara potensial dapat turut
serta mengembangkan mutu profesional teoritikus dan praktisi
pendidikan.
33. 2) Kegunaan bagi praktek pendidikan
Pemahaman tenaga kependidikan secara komprehensif dan
sistematis terhadap bidang tugasnya masing-masing akan
menumbuhkan rasa kepercayaan diri dalam melaksanakan
tugas-tugas profesionalnya. Hal ini terjadi karena konsep-
konsep ilmiah pendidikan menerangkan prinsip-prinsip
bagaimana tenaga kependidikan melaksanakan tugas di bidang
pendidikan.
Pemahaman yang mantap tentang prinsip-prinsip pendidikan
menumbuhkan kepercayaan diri atau keyakinan diri
pendidik/pengelola pendidikan dalam melaksanakan tugasnya.
Dengan demikian dalam melaksanakan praktek pendidikan
seorang pendidik/pengelola pendidikan mempunyai pijakan
atau pedoman dasar kerja yang dihasilkan oleh ilmu pendidikan
berupa prinsip-prinsip pendidikan yang jelas terbaca dan kokoh.
back
34. 2. LANDASAN SOSIOLOGIS
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan positif yg mempelajari
masy. Sosiologi mempelajari berbagai tindakan sosial yg
menjelami realitas sosial. Memperhatikan banyaknya realitas
sosial maka lahirlah berbagai cabang sosiologi seperti sosiologi
kebudayaan, sosiologi ekonomi, sosiologo agama, sosiologi
pengetahuan dan sosiologi pendidikan.
Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses
sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem
pendidikan.
Ruang lingkup yg dipelajari oleh sosiologi pend meliputi 4 bidang:
Hubungan sistem pendidikan dan aspek masyarakat lain,
Hubungan kemanusiaan di sekolah,
Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya, dan
Sekolah dalam kemunitas.
35. 3. Landasan Kultural
Sasaran utama pendidikan adalah manusia, sedang
setiap manusia selalu menjadi anggota masyarakat
yang sekaligus menjadi pendukung kebudayaan
tertentu. Kebudyaan menjadi landasan Pendidikan
Nasional sebagaimana tercantum dalam pasal 1
ayat 2 UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas yakni Pendidikan Nasional adalah
pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD
Negara RI Tahun 1945 yang berakar pada nilai-
nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan zaman.
36. Setiap manusia selalu menjadi anggota masyarakat yg sekaligus
menjadi pendukung kebudayaan tertentu.
Kebudayaan menjadi landasan Pendidikan Nasional.
Kebudyaan menjadi landasan Pendidikan Nasional sebagaimana
tercantum dalam pasal 1 ayat 2 UU RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas yakni Pendidikan Nasional adalah pendidikan
yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945
yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan zaman.
37. Kebudayaan dan pendidikan saling terkait. Kebudayaan
dapat diwariskan, dilestarikan dan dikembangkan
melalui kegiatan pendidikan baik secara informal, non
formal dan formal. Cara informal terjadi di dlm
keluarga, dan non formal dalam masy yg berkelanjutan
dan berlangsung dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan cara formal melibatkan lembaga khusus yang
dibentuk dan dirancang untuk mengarahkan
perkembangan tingkah laku, sikap dan pengetahuan
peserta didik melalui mentransmisi dan
mentransfermasikan kebudayaan secara formal agar
sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Sekolah juga diharapkan dpt melaksanakan kedua
fungsinya sbgi lembaga sosial yakni sebagai proses
sosialisasi dan sebagai agen pembaharuan dalam
bidang kebudayaan.
38. 4. Landasan Psikologis
Landasan psikologis yang dalam kajiannya ditujukan kepada
pemahaman tentang manusia khususnya berkenaan
dengan proses perkembangan dan proses belajar.
Beberapa pandangan tentang hakikat manusia ditinjau dari
segi psikologis dalam kaitannya dengan proses
perkembangan dan proses belajar antara lain seperti
strategi disposisional, behavioral dan
phenomenologis/humanistik.
39. Strategi disposisional terutama pandangan konstitusional dari Kretschmer dan
Sheldon, memberikan tekanan pada faktor hereditas dlm perkembangan
manusia. Schopenhuer juga sama pandangannya tentang faktor heredited
mempengaruhi perkembangan manusia.
Sedangkan strategi behavioral dan phenomenologis ditekankan pada faktor belajar
dalam perkembangan tersebut, akan tetapi keduanya mempunyai pandangan
yang berbeda tentang bagaimana proses belajar itu terjadi.
Strategi behavioral memandang manusia sebagai makhluk pasif yang tergantung
pada pengaruh lingkungannya. Pandangan ini antara lain nampak pada B.F.
Skinner dengan “A Scientific Psychology”.
Strategi phenomenologis memandang manusia sebagai makhluk aktif yang mampu
beraksi dan melakukan pilihan-pilihan sendiri. Pandangan ini nampak pada Carl
R. Rogers dengan “A Humanistik Psychology”.
Psikologi menyediakan sejumnlah informasi tentang kehidupan pribadi manusia
pada umumnya dan gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi. Individu
memiliki bakat, kemampuan minat, kekuatan serta tempo dan irama
perkembangan yang berbeda satu dengan yang lain. Sebagai implikasinya
pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik,
sekalipun mungkin mereka memiliki beberapa kesamaan
40. Perbedaan individual terjadi karena adanya perbedaan berbagai aspek
kejiwaan antar peserta didik, bukan hanya yang berkaitan dengan
kecerdasan dan bakat, tetapi juga perbedaan pengalaman dan tingkat
perkembangan, perbedaan aspirasi dan cita-cita, bahkan perbedaan
kepribadian secara keseluruhan.
Kepribadian itu unik. Keunikan itu bukan hanya karena perbedaan
potensial, tetapi juga perbedaan dalam perkembangannya karena
pengaruh sekitarnya. Oleh karena itu pemahaman perkembangan
kepribadian akan sangat bermanfaat untuk pendidikan, utamanya
dalam membantu setiap peserta didik mengembangkan
kepribadiannya.
41. 5. LANDASAN ILMIAH DAN TEKNOLOGI
Pendidikan dan IPTEK mempunyai kaitan yg sangat erat.
IPTEK menjadi bagian utama dalam isi pengajaran. Di sisi lain,
pengb IPTEK harus segera diakomodasi oleh pendidikan, yakni
dgn segera memasukkan hasil pengembangan IPTEK itu ke
dalam bahan ajar.
Perkembangan IPTEK yg semakin pesat dan kebutuhan
masyarakat yg semakin kompleks mengakibatkan pendidikan
dgn segala aspeknya mau tak mau harus mengakomodasi
kedua jenis perkembangan dimaksud.
Konsekwensinya lembaga pendidikan juga berupaya untuk
memantapkan pengelolaan, struktur organisasi dan mekanisme
kerja serta penyelenggaraan pendidikan dgn pemanfaatan
IPTEK itu.
42. Lembaga pendi utamanya pend formal haruslah
mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan
IPTEK. Bahan ajar seyogianya yang akan disusun dan
digunakan memasukkan hasil perkembangan IPTEK mutakhir,
baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun
cara memperoleh informasi itu serta manfaatnya bagi masyarakat.
Peserta didik hendaknya sedini mungkin mengalami sosialisasi
terhadap kemajuan IPTEK.
Pembentukan keterampilan dan sikap ilmiah sedini mungkin
tersebut akan meletakkan dasar secara serentak terbentuknya
masyarakat yang sadar IPTEK dan calon-calon pakar IPTEK
kelak di kemudian hari.
43. 6. LANDASAN EKONOMI
Berangkat dari pandangan bahwa pendidikan salah satu bidang yang
sangat sebagai investasi (human invesment)
Fitz-ens mengelaborasi konsep ‘modal manusia’ (human capital) dan
peranannya sebagai faktor yg mampu meningkatkan profit dari
ekonomi pengetahuan suatu organisasi/korporasi –Human Capital:
The Profit Lever of a Knowledge Economy.
Di antara faktor-faktor yg mempengaruhi biaya dan pendanaan
sekolah di Indonesia adalah faktor-faktor geografis, besar dan
komposisi penduduk, perencanaan pend, stabilitas politik dan
prosperitas ekonomi. Di sisi lain, untuk menyelenggarakan pendidikan
secara efisiensi dan efektifitas diperlukan biaya (Cost) pendidikan.
Hasil pendidikan dapat dilihat dari : -
- Social of return
- Economic of return
44. Disatu sisi untuk menyelenggarakan pendidikan secara
efisiensi dan efektifitas diperlukan dana atau biaya
(Cost) pendidikan
Hasil pendidikan dapat dilihat dari : -
- Social of return
- Economic of return
45. 7.LANDASAN HITORIS
Pendidikan selalu bertumpu pada suatu wawasan kesejarahan
yakni pengalaman-pengalaman masa lampau, kenyataan
dari kebutuhan yang mendesak masa kini, dan aspirasi
serta harapan masa depan.
Pendidikan setiap masyarakat akan melestarikan nilai-nilai
luhur sosial kebudayaannya yang telah terukir dengan
indahnya dalam sejarah bangsa tersebut.
Melalui pendidikan dpt ditumbuhkan kemampuan untuk
menghadapi tuntutan obyektif masa kini, baik tuntutan dari
dlm maupun tuntutan karena pengaruh dari luar masy ybs.
Melalui pendidikan akan ditetapkan langkah-langkah yang
dipilih masa kini sebagai upaya mewujudkan aspirasi dan
harapan di masa depan.
46. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Pasal 1 ayat 2: Pendidikan Nasional yang berdasarkan
Pancasila dan UUD Negara RI 1945 yang berakar
pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan
zaman.
Penekanan pada bagian tersebut yang mengisyaratkan
bahwa pendidikan dapat dilukiskan sebagai upaya
merumuskan masa depan.
47. ESTIMASI MASYARAKAT MASA DEPAN
Beberapa karakteristik umum dimaksud antara lain adalah sbb:
1. Kecenderungan globalisasi yang makin kuat
Globalisasi yang mengisyaratkan bahwa dunia menjadi
sempit dan tanpa batas di mana kejadian pada bagian dunia
atau suatu bangsa memiliki hubungan secara global, baik
aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya yang terjalin
dalam realita global yang baru. Kondisi ini membutuhkan
warga bangsa yang memiliki kompetensi mampu
beradaptasi serta berkompetisi dalam realitas dunia yang
berubah dengan cepat.
48. Menurut Emil Salim (1990) terdapat empat bidang kekuatan
gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya
dobraknya, yakni:
Bidang-bidang IPTEK
Bidang Ekonomi
Bidang Lingkungan Hidup
Bidang Pendidikan
2. Perkembangan IPTEK yang makin cepat
satu ciri utama dari masyarakat masa depan. Globalisasi
perkembangan IPTEK tersebut dapat berdampak positif atau negative,
tergantung kesiapan bangsa serta kondisi sosial budayanya untuk
menerima limpahan informasi / teknologi itu.
Percepatan perkembangan IPTEK tersebut terkait dengan :
49. Landasan ontologis
Yaitu obyek telaahan berupa pengalaman atau segenap ujud yang dijangkau
lewat indra telah mengalami perkembangan yang pesat karena didapatkannya
peranti (device) yang membantu alat indra tersebut.
Landasan epistomologis
Yaitu cara yang dipakai untuk memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu
pengetahuan tersebut telah mengalami perkembangan yang pesat., jadi
kebenaran suatu fakta harus ditentukan oleh pengamatan.
Landasan axiologis
Yaitu landasang yang mendasari untuk apa IPTEK itu dipergunakan, yang
mempersoalkan ttg penggunaan IPTEK tsb secara moral tertuju kemashlatan
manusia. Ada 4 kegiatan pengembangan dan pemanfaatan IPTEK :
Penelitian dasar
Penelitian terapan
Pengembangan teknologi
Penerapan teknologi
50. 3. Perkembangan arus informasi yg semakin padat dan cepat
Salah satu perkembangan IPTEK yg luar biasa adalah yg berkaitan dgn
informasi dan komunikasi utamanya satelit komunikasi, computer dsb
Sekurang-kurangnya ada 2 buah prinsip pendidikan perlu diterima dalam
kaitannya dengan perkembangan IPTEK, yaitu:
Pertama, bahwa pendidikan atau pembelajaran berlangsung
sepanjang hayat (life long education, lifelong learning) dan tiada batas
usia untuk belajar.
Kedua, bahwa terdapat empat sendi atau pilar pendidikan, yaitu:
1.belajar mengetahui (learning to know),
2. belajar berbuat (learning to do),
3.belajar menjadi seseorang (learning to be), dan
4.belajar hidup bersama, hidup dengan orang lain
(learning to live to gether, to live with others).
51. 4. Peningkatan layanan professional
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah
meningkatkan kebutuhan layanan professional dlm berbagai
bidang kehidupan manusia.
Kerkembangan IPTEK yg makin cepat
Arus informasi yg semakin padat dan cepat,
Masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan
pengetahuannya serta daya kritis yg semakin tinggi.
Manusia masa depan menuntun suatu kualitas hidup yg lebih
baik, termasuk berbagai layanan yang dibutuhkannya.
Layanan yang diberikan oleh pemangku profesi tertentu atau
layanan professional akan semakin penting untuk kebutuhan
masyarakat tersebut.