Dokumen tersebut membahas tentang kultur organisasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara singkat, dibahas mengenai (1) pengertian kultur organisasi, (2) proses pembentukan kultur organisasi, dan (3) faktor-faktor seperti pendiri, sumber daya manusia, dan lingkungan luar yang dapat mempengaruhi kultur suatu organisasi.
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
KULTUR ORGANISASI
1. KULTUR ORGANISASI
KULTUR ORGANISASI DAN FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah : Manajemen Pendidikan
Dosen : Dr. H. Fatah Syukur NC,M.Ag
Disusun oleh :
SAHRI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2. PROGRAM PASCASARJANA (S2)
UNIVERSITAS WAHID HASYIM ( UNWAHAS) 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Salawat dan
salam dihaturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW atas perjuangan beliau kita
dapat menikmati pencerahan iman dan islam dalam mengarungi samudera kehidupan ini.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Kultur Organisasi dan Faktor-faktor
Yang Mempengaruhinya” dalam rangka memenuhi tugas Manajemen Pendidikan.
Sebelumnya pemakalah tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada orang-orang
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, antara lain:
1. Bapak Dr. H. Fatah Syukur NC,M.Ag selaku dosen pengampu
2. Orang tua yang selalu membantu baik materi ataupun moril
3. Serta teman-teman PAI Program studi pasca sarjana Universitas Wahid Hasyim semarang
yang turut memberikan motivasi dalam pembuatan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Namun saya tetap berharap agar kehadiran maklah ini tetap memberikan manffat kepada kita
semua. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan
pemakalah minta maaf jika terdapat kekurangan dalm pembuatan makalah ini.
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terjadinya akselerasi perubahan pada era Globalisasi ini, setidaknya mampu
membuka mata untuk melihat fenomena kemandegan dunia pendidikan secara umum dan
pendidikan islam pada khususnya dalam rangka mengantarkan dan membentuk manusia
seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Pendidikan islam dilakukan untuk membentuk insan yang seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman, yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian
disiplin, bekerja keras, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, terampil serta sehat jasmani dan
rohani, Hal ini selaras dengan tujuan pendidikan nasioanal. Pendidikan juga merupakan suatu
jalan atau cara yang mengantarkan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya. Bahkan
pendidikan menjadi sebuah kewajiban yang harus dijalani manusia dalam kehidupannya.
Tantangan pendidikan Islam yang perlu dicarikan alternative jalannya adalah
persoalan metode, mengingat dalam proses pendidikan Islam. Metode memiliki kedudukan
yang sangat signifikan sekalai untuk mencapai tujuan pendidikan. Bahwa esensi pendidikan
agama Islam terletak pada kemampuannya untuk mengembangkan potensi siswa agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa dan dapat tampil sebagai Khalifatullah fil Ard.
Esensi ini menjadi acuan untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal.
Sebagai suatu sistem, pendidikan nasional haruslah dikelola dengan tepat agar sebagai
subsistem dari pembangunan nasional, tujuan SISDIKNAS seperti yang diminta dalam pasal
4 UU no 2 Tahun 1989 dapat tercapai secara efisien dan efektif.
Dari uraian diatas terlihat dengan jelas bahwa pemikiran muslim tentang pendidikan
islam tidaklah monotelik. Setiap pemikir memiliki kecenderungan pemikiran yang khas
dengan setting sosial-kultural pemikir yang bersangkutan. lembaga pendidikan harus dapat
4. mencetak “leader-leader” yang tangguh dan berkualitas. “Leader–leader” pada masa yang
akan datang harus dapat mengubah pola pikir untuk menyelesaikan sesuatu dengan kekuatan
manusia (manpower) menjadi pola pikir kekuatan otak (mindpower). Konsep pendidikan juga
harus dapat menghasilkan out put lembaga pendidikan yang dapat menciptakan “corporate
culture”, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan norma–norma yang berlaku masa itu dan
pada gilirannya tumbuh kreativitas dan inisiatif, sehingga munculah peluang baru (new
opportunity). Out put pendidikan dimasa datang juga diharapkan dapat memandang manusia
bukan sebagai pekerja tetapi sebagai mitra kerja dengan keunggulan yang berbeda. Dengan
demikian, seorang leader yang keluar dari persaingan global, harus dapat memandang
manusia sebagai manusia, bukan pekerja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kultur Organisasi itu?
2. Bagaimana proses pembentukan kultur organisasi?
3. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi kuktur Organisasi?
4. Bagaimana upaya-upaya untuk mewujudkan kultur organisasi?
C. Manfaat
Dengan adanya pembahasan makalah ini kami berharap dapat memberi pencerahan
terhadap para mahasiswa agar memahami Tentang Kultur Organisasi dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
D. Tujuan Penulisan
Untuk mengerti dan mengetahui arti kultur Organisasi secara bahasa maupun istilah
Untuk mengetahuia factor-faktor yang mempengaruhinya
E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu menggunakan metode studi
literature, dimana sumber yang digunakan menggunakan sumber pustaka(buku) dan hasil
browsing dari internet.
F. Sistematika Penulisan
Pendahuluan :Latar Belakang, Rumusan Masalah, Manfaat, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan,
Sistematika Penulisan.
Pembahasan :Pengertian Kultur Organisasi, Proses Pembentukan Kultur Organisasi, Factor-faktor yang
mempengaruhinya dan upaya-upaya kultur organisasi.
Penutup : Kesimpulan dan Saran.
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KULTUR ORGANISASI
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, budaya (culture) diartikan sebagai : pikiran,
adat istiadat, sesuatu yang sudah berkembang, sesuatu yang menjadi kebiasaan yang sukar
diubah. Dalam pemakaian sehari-hari, orang biasanya mensinonimkan pengertian budaya
dengan tradisi (tradition). Dalam hal ini tradisi diartikan sebagai idea-idea umum, sikap dan
kebiasaan dari masyarakat yang nampak dalam perilaku sehari-hari yang menjadi kebiasaan
dari kelompok dalam masyarakat tertentu.
Edward B. Tylor mengatakan bahwa budaya adalah suatu keseluruhan yang kompleks
dari pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, serta kemampuan-
kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Kata organisasi berasal dari bahasa inggris, organization yang berarti organisasi atau
hal yang mengatur. Dalam kamus bahasa Indonesia organisasi merupakan susunan atau
aturan dan berbagai bagian sehingga merupakan satu kesatuan yang teratur.
Istilah organisasi memiliki dua arti secara umum. Pertama, organisasi diartikan
sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah perusahaan, sebuah
sekolah, sebuah perkumpulan dan badan-badan pemerintahan. Kedua, merujuk pada proses
pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara apra anggota,
sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Pengorganisasian sebagai proses
membagi kerja dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada
orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya serta
mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi.
Sedangkan pengertian organisasi menurut para pakar ilmu adalah
1. Menurut Oliver Sheldon
6. Organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan yang para individu atau kelompok-
kelompok harus melakukantugas-tugas, sedemikian rupa, memberikan saluran terbaik untuk
pemakaian yang efisien, sistematis, positif, dan terorganisasi dari usaha yang tersedia.
2. Menurut Schein
Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai
beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan
tanggung jawab.
3. Menurut Kohler
Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu
kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Jadi kultur organisasi ialah suatu kemampuan-kemampuan dan kebiasaan lainnya
yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat yang memiliki aturan-aturan atau
susunan dan berbagai bagian sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur untuk mencapai
suatu tujuan yang diharapkan.
Dari sini dapat dipahami bahwa kultur organisasi terdapat 3 komponen yang harus da
dalam suatu lembaga atau organisasi agar organisasi menjadi lebih baik, yakni : kelompok
orang, kerja sama yang harmonis dan pembagian hak, kewajiban dan tanggung jawab.
Adapaun Prinsip-prinsip Kultur organisasi yang harus dimiliki dalam suatu lembaga atau
kelompok adalah:
1. Perumusan tujuan
Tujuan organisasi harus jelas dan diketahui oleh seluruh elemen yang terkait dalam
organisasi itu. Dengan tujuan tertentu, aktivitas-aktivitas yang dilakukan dengan mengarah
pada tujuan yang telah dirumuskan.
2. Pembagian kerja
Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi, perlu adanya pembagian tugas yang jelas.
Tanpa pembagian tugas yang jelas, akan terjadi tumpang tindih pekerjaan dan dari sini akan
terjadi pemborosan.
3. Pembagian wewenang
Dengan kekuasaan yang jelas pada masing-masing orang/kelompok dalam suatu
organisasi maka dapat dihindarkan terjadinya benturan kepentingan dan tindakan. Hal ini
dimungkinkan karena setiap orang akan mengetahuia batas-batas wewenang untuk bertindak.
4. Kesatuan komando
7. Dalam sistem organisasi yang baik harus ada kesatuan komando/perintah agar tidak
terjadi kebingungan di tingkat pelaksana. Oleh karena itu, sistem organisasi perlu dihindarkan
adanya dualism pengaruh dan kekuasaan dalam berbagai tingkat manajerial, baik manjerial
puncak, manajerial menengah maupun manajerial lini.
5. Koordinasi
Koordinasi merupakan suatu proses pengintegrasian tujuan pada satuan-satuan yang
terpisah dalam suatu lembaga untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Koordinasi ini
sangat penting bagi suatu lembaga untuk menyatukan langkah, mengurangi benturan tugas
dan mengurangi timbulnya konflik.
B. PROSES PEMBENTUKAN KULTUR ORGANISASI
Munculnya gagasan-gagasan atau jalan keluar yang kemudian tertanam dalam suatu
budaya dalam organisasi bisa bermula dari mana pun, dari perorangan atau kelompok, dari
tingkat bawah atau puncak. Taliziduhu Ndraha (1997) menginventarisir sumber-sumber
pembentuk budaya organisasi, diantaranya :
(1) pendiri organisasi;
(2) pemilik organisasi;
(3) Sumber daya manusia asing;
(4) luar organisasi;
(5) orang yang berkepentingan dengan organisasi (stake holder);
(6) masyarakat
Selanjutnya dikemukakan pula bahwa proses budaya dapat terjadi dengan cara: (1)
kontak budaya; (2) benturan budaya; dan (3) penggalian budaya. Pembentukan budaya tidak
dapat dilakukan dalam waktu yang sekejap, namun memerlukan waktu dan bahkan biaya
yang tidak sedikit untuk dapat menerima nilai-nilai baru dalam organisasi.
Dalam suatu organisasi sesungguhnya tidak ada budaya yang “baik” atau
“buruk”, yang ada hanyalah budaya yang “cocok” atau “tidak cocok” . Jika dalam suatu
organisasi memiliki budaya yang cocok, maka manajemennya lebih berfokus pada upaya
pemeliharaan nilai-nilai- yang ada dan perubahan tidak perlu dilakukan. Namun jika terjadi
kesalahan dalam memberikan asumsi dasar yang berdampak terhadap rendahnya kualitas
kinerja, maka perubahan budaya mungkin diperlukan.
Karena budaya ini telah berevolusi selama bertahun-tahun melalui sejumlah proses
belajar yang telah berakar, maka mungkin saja sulit untuk diubah. Kebiasaan lama akan sulit
dihilangkan
8. C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Sekolah sebagai suatu organisasi, memiliki budaya sendiri yang dibentuk dan
dipengaruhi oleh nilai- nilai, persepsi, kebiasaan, kebijakan pendidikan dan perilaku orang
yang ada didalamnya. Sebagai suatu organisasi, sekolah s kekhasan sesuai dengan cure bisnis
yang dijalankan yaitu pembelajaran. Budaya sekolah seharusnya menunjukkan kapabilitas
yang sesuai dengan tuntunan pembelajaran yaitu menumbuh kembangkan peserta didik sesuai
dengan prinsip- prinsip kemanusiaan. Budaya sekolah harus disadari oleh seluruh konstituen
sebagai asumsi dasar yang dapat membuat sekolah tersebut memiliki citra yang
membanggakan stakeholders. Oleh sebab itu, semua individu memiliki posisi yang sama
untuk mengangkat citra melalui performance yang merujuk pada budaya sekolah yang
efektif.
Pembentukan dan Manajemen Budaya sekolah yang Efektif, Pada awal
kemunculanya, budaya organisasi mengacu pada visi pendirinya yang dipengaruhi oleh cita-
cita internal dan tuntutan eksternal yang meliputinya. Pada hakekatnya suatu budaya adalah
sebuah fenomena kelompok. Oleh sebab itu, dalam menelaah proses terbentuknya budaya
organisasi tidak dapat lepas dari proses kelompok. Selain itu, proses kemunculan budaya
organisasi memakan waktu yang cukup lama yang pada umumnya melibatkan seorang tokoh
yang mengintroduksikan visi dan misi kepda stafnya, yang kemudian dijadikan sebagai acuan
anggota kelompok.
Disamping itu pengelolaan kultur organisasi perlu diketahui faktor yang
mempengaruhinya yaitu
1. Komunikasi
Komuniaksi merupakan proses pengintegrasian tujuan terhadap anggota-anggota yang
lainnya. Komunikasi ini sangat penting sekali untuk menyatukan dalam sebuah organisasi,
karena dengan adanya komunikasi diharapkan terjadi saling mengisi secara yang baik dan
lancar yang akan mengurangi timbulnya konflik yang terjadi secara internal.
2. Motifasi
Dalam suatu lembaga harus memiliki motivasi yang sangat kuat untuk mencapai
lembaga yang maju. Dan motivasi ini harus mampu mendorong anggota organisasi agar lebih
kerja keras dalam lembaga. Jangan sampai suatu organisasi tidak memiliki motivasi yang
dibutuhkan dalam lembaga.
3. Karakteristik organisasi
Karakter merupakan watak atau sifat yang ada dialam suatu organisasi. Karakter
sangat berpengaruh untuk kemajuan dan perkembangan dalam suatu organisasi. Karakter
9. dalam suatu organisasi tidak boleh individual, karena dalam suatu organisasi harus memiliki
sifat yang memasyarakat antar anggota.
4. proses administrasi
proses administrasi ini behubungan dengan mekanisme kerja untuk
mengkoordinasikan perkerjaan dalam suatu kesatuan yang harmonis. Pada saat setiap orang
dan setiap bagian melaksanakan pekerjaan, kemungkinan timbul konflik diantara anggota,
dan mekanisme administrasi ini untuk mengkoordinasikan memungkinkan setiap anggota
organisasi untuk tetap bekerja secara efektif.
5. struktur oeganisasi
sturktur organisasi sebagai pola hubungan komponen atau bagian suatu organisasi.
Struktur merupakan sistem formal hubungan kerja yang membagi dan mengkoordinasikan
tugas orang dan kelompok agar tercapai tujuan. Pada struktur organisasi tergambar posisi
kerja, pembagian kerja, jenis kerja yang harus dilakukan, hubungan tasan dan bawa han,
kelompok, komponen atau bagian, tingkat manajemen dan saluran komunikasi.
6. gaya manajemen
melakukan monitoring dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk
mempertahankan dan mneingkatkan manajemen. Gaya untuk mengatur dalam suatu
organisasi harus menarik dan mampu membuat anggota agar bias bekerja dengan baik dan
benar. Gaya menajemn yang baik dan menarik akan menghasilkan potensi atau hasil yang
sangat memuaskan untuk suatu organisasi, namun jika manajemen suatu organisasi rusak,
maka organsisasi itu juga akan mengalami kerusakan dan tidak akan mencapai target atau
tujuan yang diinginkan.
D. UPAYA UPAYA UNTUK MEUWUJUDKAN KULKTUR ORGANISASI
Pembentukan dan pengelolaan budaya organisasi adalah suatu hal yang mutlak untuk
memperoleh budaya organisasi yang kental. Membentuk budaya organisasi merupakan
tanggung jawab pimpinan yang realisasinya merupakan tanggung jawab seluruh personel
sekolah. Pimpinan perlu memahami cara pembentukan dan pengelolaan budaya organisasi.
Budaya organisasi bisa terbentuk dengan tiga cara yaitu:
1. Seleksi, sejak awal sudah ditekankan bahwa hanya pegawai yang memenuhi kriteria
organisasi yang diterima.
2. Manajemen puncak, pimpinan menjadi pendorong kuat bagi tumbuhnya perilaku bawahan.
3. Sisoalisasi, penanaman norma- norma yang ditetapkan organisasi dapat dilakukan dengan
cara membicarakan dalam rapat- rapat, pertemuan atau bahkan dengan media khusus.
10. Untuk mewujudkan organisasi yang efektif, perlu adanya upaya-upaya yang harus
dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan. Adapaun langkah-langkah yang harus ditempuh
yaitu :
1. Organisasi tersebut harus memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas yang diarahkan pada
upaya mewujudkan cita-cita atau tujuan yang diharapkan
2. Organisasi tersebut harus dipimpin oleh orang yang memiliki visi, capability, loby dan
morality. Visi berkaitan dengan gagasan, cita-cita dan imajinasi yang terus mengalir. Adapun
capability berkaitan dengan kesanggupan untuk mewujudkan cita-cita dan visi tersebut.
Sementara loby terkait dengan kemampuan berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan
berbagai pihak yang memungkinkan dapat diakses untuk mencapai tujuan. Selanjutnya
morality berkaitan dengan akhlak yang mulia seperti keihlasan dalam bekerja, jujur, amanah,
sabar, pemaaf, toleransi dan sebagainya.
3. Organisasi tersebut harus memiliki sumber ekonomi yang dihasilkan melalui berbagai usaha.
Untuk ini kelompok yang berada dalam pengelolaan sarana dapat dilihat sebagai market.
4. Organisasi tersebut harus mampu membaca peluang yang memungkinkan dapat dilakukan
berbagai kegiatan yang dibutuhkan oleh kelompok
5. Organisasi tersebut harus didukung oleh sarana dan prasarana pendukung yang baik. Dalam
hal ini teknologi yang canggih dalam bidang komunikasi, informasi dan pengelolaan data
seperti telepon, computer, fakximile dan sebagainya yang harus digunakan
6. Organisasi tersebut harus memperoleh legimitasi dan masyarakat dengan cara menciptakan
berbagai kegaitan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Adapun Kultur organisasi memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
1. Budaya mempunyai suatu peran menempatkan tapal batas; artinya budaya menciptakan
pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan jangkauannya.
2. Budaya membawa satu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada suatu yang lebih luas dari pada
kepentingan-kepentingan dari individual seseorang.
4. Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem social. Budaya merupakan perekat social yang
membantu mempersatuakan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat
untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para anggota.
5. Akhirnya budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memadu
dan membentuk sikap serta perilaku anggaotanya.
11. E. ANALISIS
Dalam budaya organisasi ditandai adanya sharing atau berbagi nilai dan keyakinan yang sama
dengan seluruh anggota organisasi. Misalnya berbagi nilai dan keyakinan yang sama melalui
pakaian seragam. Namun menerima dan memakai seragam saja tidaklah cukup. Pemakaian
seragam haruslah membawa rasa bangga, menjadi alat kontrol dan membentuk citra
organisasi. Dengan demikian, nilai pakaian seragam tertanam menjadi basic.
Dalam suatu organisasi sesungguhnya tidak ada budaya yang “baik” atau “buruk”, yang ada
hanyalah budaya yang “cocok” atau “tidak cocok” . Jika dalam suatu organisasi memiliki
budaya yang cocok, maka manajemennya lebih berfokus pada upaya pemeliharaan nilai-nilai-
yang ada dan perubahan tidak perlu dilakukan. Namun jika terjadi kesalahan dalam
memberikan asumsi dasar yang berdampak terhadap rendahnya kualitas kinerja, maka
perubahan budaya mungkin diperlukan.
Budaya yang strategis cocok secara eksplisit menyatakan bahwa arah budaya harus
menyelaraskan dan memotivasi anggota, jika ingin meningkatkan kinerja organisasi. Konsep
utama yang digunakan di sini adalah “kecocokan”. Jadi, sebuah budaya dianggap baik apabila
cocok dengan konteksnya. Adapun yang dimaksud dengan konteks bisa berupa kondisi
obyektif dari organisasinya atau strategi usahanya.
Karena budaya ini telah berevolusi selama bertahun-tahun melalui sejumlah proses
belajar yang telah berakar, maka mungkin saja sulit untuk diubah. Kebiasaan lama akan sulit
dihilangkan
penerapan konsep budaya organisasi di sekolah sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan penerapan konsep budaya organisasi lainnya. Kalaupun terdapat perbedaan mungkin
hanya terletak pada jenis nilai dominan yang dikembangkannya dan karakateristik dari para
pendukungnya.
Nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah, tentunya tidak dapat dilepaskan dari
keberadaan sekolah itu sendiri sebagai organisasi pendidikan, yang memiliki peran dan
fungsi untuk berusaha mengembangkan, melestarikan dan mewariskan nilai-nilai budaya
kepada para siswanya. Nilai-nilai yang mungkin dikembangkan di sekolah tentunya sangat
beragam
12. BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kultur organisasi ialah suatu kemampuan-kemampuan dan kebiasaan lainnya yang
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat yang memiliki aturan-aturan atau susunan dan
berbagai bagian sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur untuk mencapai suatu tujuan
yang diharapkan.
Disamping itu pengelolaan kultur organisasi perlu diketahui faktor yang
mempengaruhinya yaitu Komunikasi, Motifasi, Karakteristik organisasi, proses administrasi
struktur oeganisasi dan gaya manajemen. Adapun fungsi dari kultur organisasi ialah Budaya
mempunyai suatu peran menempatkan tapal batas; artinya budaya menciptakan pembedaan
yang jelas antara satu organisasi dan jangkauannya, Budaya membawa satu rasa identitas
bagi anggota-anggota organisasi, Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada suatu
yang lebih luas dari pada kepentingan-kepentingan dari individual seseorang., Budaya itu
meningkatkan kemantapan sistem social. Budaya merupakan perekat social yang membantu
mempersatuakan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk apa
yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para anggota dan Akhirnya budaya berfungsi
sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memadu dan membentuk sikap serta
perilaku anggaotanya.
Upaya untuk mengembangkan budaya organisasi di sekolah terutama berkenaan tugas
kepala sekolah selaku leader dan manajer di sekolah. Dalam hal ini, kepala sekolah
hendaknya mampu melihat lingkungan sekolahnya secara holistik, sehingga diperoleh
kerangka kerja yang lebih luas guna memahami masalah-masalah yang sulit dan hubungan-
hubungan yang kompleks di sekolahnya. Melalui pendalaman pemahamannya tentang budaya
organisasi di sekolah, maka ia akan lebih baik lagi dalam memberikan penajaman tentang
nilai, keyakinan dan sikap yang penting guna meningkatkan stabilitas dan pemeliharaan
lingkungan belajarnya.
13. B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makala ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu, kami sebagai penulis makalah ini mengahrapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah ini agar menjadi lebih baik
dalam pembuatan makalah ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Balai
Pustaka, 1991
Fattah, Dr. Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Rosadakarya,2001 cet,5,
Indrafachrudi, Soekarto, Bagaimana Mengakrabkan Sekolah dengan Orang Tua Murid dan
Masyarakat. Malang, IKIP Malang, 1994.
Ismail SM, M.Ag, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Cet ke-IV Semarang:
RaSAIL, 2009
John M.Echols dan hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia, 1980 cet, 8
Komariah, Aan, Visionary Leadership Menuju Sekolah efektif. Jakarta: Bumi Aksara,2005
Laza HS, Manajemen Perpustakaan.Yogyakarta : GAMA Media, 2008) Cet, 2
Muhammad, Dr. Arni, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta, cet.ke-7, 2005
Nata, Prof. Dr. Abudin, MA , Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan pendidikan Islam di
Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010. cet 4
P. Robbins, Stephen, Perilaku Organisasi Konsep Kontroversi Aplikasi, Jilid 2, Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta, PT Prenhallindo, 1996
Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka, 1999, Cet, 8
Sutarto, Dasar-dasar Organisasi, Yogyakarta, 2002
Tilaar, M.Sc, Ed, Prof. Dr. H. A.R.. Manajemen pendidikan nasional. Bandung : Rosdakarya, 1992
Diposkan oleh Sahrun Cakep di 21.26
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Manajemen Pendidikan
Tidak ada komentar:
14. Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Sahrun Cakep
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2015 (10)
o ▼ Juli (3)
SELAYANG PANDANG IKAJATIM
KULTUR ORGANISASI
Ideologi Pendidikan Pesantren: Pesantren ditengah ...
o ► April (5)
o ► Maret (2)
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.