Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik masyarakat di Medan Denai dan Desa Tembung. Secara ringkas, Medan Denai dan Desa Tembung memiliki karakteristik masyarakat yang mirip dengan masyarakat perkotaan karena sudah maju dan modern. Desa Tembung secara khusus tergolong dalam wilayah peri-urban karena memiliki ciri kekotaan meski masih berstatus desa.
3. Latar Belakang
Masyarakat menurut wilayah dibagi atas dua yaitu
masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
Masyarakat perkotaan dan pedesaan memiliki karakteristik
yang berbeda baik fisik maupun nonfisik dan karakteristik
tersebut secara perlahan mengalami perubahan. Perubahan
tersebut dinamakan dengan dinamika.
Kota dan desa pasti selalu berkaitan sehingga unsur-unsur
yang ada dikota bisa mirip dengan unsur-unsur yang ada di
desa.
4. Kota dan Masyarakat Kota
Max Weber berpendapat bahwa “suatu tempat adalah kota apabila penghuni
setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar
lokal. Barang-barang itu harus dihasilkan oleh penduduk dari pedalaman dan
dijualbelikan di pasar itu. Jadi menurut Max Weber, ciri kota adalah adanya pasar,
dan sebagai benteng, serta mempunyai sistem hukum dan lain-lain tersendiri, dan
bersifat kosmopolitan.
Karl Marx dan F.Engels memandang kota sebagai “persekutuan yang dibentuk
guna melindungi hak milik dan guna memperbanyak alat-alat produksi dan alat -alat
yang diperlukan agar anggota masing-masing dapat mempertahankan diri”.
Perbedaan antara kota dan pedesaan menurut mereka adalah pemisahan yang
besar antara kegiatan rohani dan materi.
5. Karakteristik Masyarakat Kota Secara Umum :
1. Kehidupan keagamaan berkurang dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di
desa.
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung
pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-
batas yang nyata.
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak
diperoleh warga kota dari pada warga desa.
5. Interaksi yang lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada
faktor pribadi.
6. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya
terbuka dalam menerima pengaruh.
6. Karakteristik Masyarakat Medan Denai
1. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus
bergantung pada orang lain.
2. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan
mempunyai batas-batas atau spesialisasi
3. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih
banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
4. Interaksi yang lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan
daripada faktor pribadi.
5. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab
kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh.
7. Karakteristik Fisik Medan Denai
1. Topografi
Medan Denai terletak di topografi yang halus artinya di daratan rendah dan
datar.
2. Tipologi permukiman
Tipologi permukiman di Medan Denai cenderung mengelompok di wilayah-
wilayah tertentu.
3. Penggunaan lahan
Sebagian besar lahan digunakan untuk kawasan industri, pertokoan,
permukiman dan lain lain. Hanya sedikit ruang terbuka hijau yang terdapat
disana.
4. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana yang ada di Medan Denai bisa dikatakan lengkap baik
fasilitas umum maupun milik pribadi.
9. Sistem Kemasyarakatan Medan Denai
Secara umum mayoritas suku yang merupaka penduduk Medan
Denai adalah Suku Jawa. Namun ada juga suku yang lain yaitu
Batak, Melayu, Nias, dll.
Berdasarkan keadaan materi: adanya lapisan atas, menengah
dan bawah.
Berdasarkan profesi mata pencaharian: pegawai negeri,
pengusaha, pedagang, petani, buruh, nelayan dan lain-lain.
10. Desa dan Masyarakat Desa
Menurut prof. Drs. Bintarto, desa merupakan perwujudan atau
kesatuan geografis, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang terdapat
di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik
dengan daerah lain.
Pola keruangan desa bersifat agraris yang sebagian atau seluruhnya
terisolasi dari kota. Tempat kediaman penduduk mencerminkan
tingkat penyesuaian penduduk terhadap lingkungan alam, seperti
iklim, tanah, topografi, tata air, sumber alam, dan lain-lain. Tingkat
penyesuaian penduduk desa terjhadap lingkungan alam bergantung
faktor ekonomi, sosial, pendidikan dan kebudayaan.
11. Karakteristik Masyarakat Peri-Urban
1. Letaknya berada di pinggiran kota
2. Merupakan zona transisi dari sifat pedesaan menuju sifat perkotaan
3. Merupakan dampak dari penyebaran perkembangan kota ke daerah pinggiran yang
diakibatkan oleh keterbatasan lahan dan eksistensi aktivitas pedesaan
4. Terjadinya transformasi wilayah baik dalam:
• Aspek fisik (pemanfaatan lahan, harga lahan)
• Aspek sosial-ekonomi (kepadatan penduduk, mata pencaharian) Didalam
masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih
mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar
batas wilayahnya.
5. Pergeseran mata pencaharian pertanian kearah non-pertanian dan terjadi penurunan
hasil produksi pertanian
12. Peri Urban
Kawasan peri urban merupakan kawasan yang berdimensi multi, hal ini
dikarenakan pengkaburan makna sekitar perkotaan, yang berarti memiliki
makna sifat kekotaan dan sifat kedesaan. Pengidentifikasian kawasan peri
urban sangat sulit jika dilihat dari dimensi non-fisik, oleh karena itu pada
tahap pengenalan kawasan peri urban hanya didasarkan pada istilah
kedesaan maupun kekotaan dari segi fisik morfologi yang diindikasikan oleh
bentuk pemanfaatan lahan non-agrarisversus penggunaan lahan agraris.
Dari sisi ini wilayah perkotaan merupakan suatu wilayah yang didominasi
oleh bentuk pemanfaatan lahan non-agraris, sedangkan wilayah kedesaan
adalah wilayah yang didominasi oleh bentuk pemanfaatan lahan agraris.
13. Analisis Karakteristik Masyarakat Desa Tembung
• Pekerjaan
Pekerjaan masyarakat desa Tembung kini sudah beragam, jika biasanya sebuah desa
memiliki penduduk yang bermata pencaharian mayoritas seragam maka di Desa
Tembung pekerjaan masyarakatnya sudah sangat beragam dan menyerupai kota.
• Pendidikan
Pendidikan masyarakat Desa Tembung juga rata-rata sudah menempuh jenjang
pendidikan mengengah atas dan bahkan perguruan tinggi dengan title sarjana, master.
• Heterogenitas
Keberagaman atau heterogenitas ini dapat dilihat dari suku dan agama yang mereka
anut. Keberagaman agama disana sudah sangat kompleks, ada yang beragama Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Suku yang ada disana seperti suku Jawa,
Mandailing, Batak ,Melayu, Bugis dan lain-lain
14. Lanjutan..
• Dari segi fisik sendiri Desa Tembung termasuk telah memiliki sarana dan
prasarana yang lengkap seperti toko-toko, rumah sakit, klinik, perkantoran,
pabrik, sekolah-sekolah, dan sebagainya.
• Menurut kami daerah Tembung merupakan daerah per i-urban yang berada
di pinggir kota Medan dan memiliki karakteristik yang hamper sama dengan
kota Medan. Keduanya saling berhubungan dimana masyarakat Tembung ada
yang sekolah dan bekerja di Kota Medan begitu juga dengan masyarakat
Medan Denai ada yang sekolah dan bekerja di daerah Tembung. Akses
transportasi juga sudah lancar dari Tembung Ke Medan Denai.
16. Kesimpulan
• Masyarakat Medan Denai termasuk masyarakat kota yang sudah
modern dan maju.
• Kawasan Desa Tembung sudah tergolong dalam kawasan peri-urban.
Karena memiliki karakteristik yang hampir sama dengan kota
• Sistem masyarakat Medan Denai dan Desa Tembung sudah cukup maju,
cukup dapat dilihat dari perkembangan, spesialisasi, dan kemajuan
masyarakatnya