REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Cara Pemurnian Benih Kedelai
1. TUGAS TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH
OLEH:
AFIF AULIYA 0910483084
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
2. 1. Prinsip Pasca Panen Kedelai
Penanganan pascapanen merupakan tahapan/rangkaian kegiatan yangg dilakukan
pada saat dan setelah panen agar hasil pertanian siap dan aman digunakan oleh konsumen
dan atau diolah lebih lanjut oleh industri
Berdasarkan sifat kegiatannya, pascapanen dapat dikategorikan menjadi dua:
1. Pascapanen primer (penanganan pascapanen)
2. Pascapanen sekunder (pengolahan hasil pertanian)
Tujuan penanganan pascapanen yaitu menekan tingkat kerusakan hasil panen
komoditas pertanian, meningkatkan daya simpan dan daya guna komoditas pertanian agar
dapat menunjang usaha penyediaan bahan baku industri. Meningkatkan nilai tambah dan
pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja, melestarikan sumberdaya alam dan
lingkungan hidup, & meningkatkan devisa negara. Oleh karena itu, penanganan pascapanen
yang tepat merupakan salah satu kunci keberhasilan agribisnis.
Pengumpulan dan Pengeringan
Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur. Kedelai
dikumpulkan kemudian dijemur di atas tikar, anyaman bambu, atau di lantai semen
selama 3 hari. Sesudah kering sempurna dan merata, polong kedelai akan mudah
pecah sehingga bijinya mudah dikeluarkan. Agar kedelai kering sempurna, pada saat
penjemuran hendaknya dilakukan pembalikan berulang kali. Pembalikan juga
menguntungkan karena dengan pembalikan banyak polong pecah dan banyak biji
lepas dari polongnya. Sedangkan biji-biji masih terbungkus polong dengan mudah
bisa dikeluarkan dari polong, asalkan polong sudah cukup kering.
Biji kedelai yang akan digunakan sebagai benih, dijemur secara terpisah. Biji tersebut
sebenarnya telah dipilih dari tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen tersendiri,
kemudian dijemur sampai betul-betul kering dengan kadar air 10-15 %. Penjemuran
benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00 hingga 12.00 siang.
Penyortiran dan Penggolongan
Terdapat beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan. Diantaranya
dengan cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan
3. kayu atau brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukul dimasukkan ke dalam karung,
atau dirontokkan dengan alat pemotong padi.
Setelah biji terpisah, brangkasan disingkirkan. Biji yang terpisah kemudian ditampi
agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput dipisahkan. Biji
yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar airnya 9-11 %. Biji yang
sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan atau disimpan.
Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil panen akan diperoleh biji kedelai
sekitar 18,2 %.
Penyimpanan dan Pengemasan
Sebagai tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama.
Caranya kedelai disimpan di tempat kering dalam karung. Karung-karung kedelai ini
ditumpuk pada tempat yang diberi alas kayu agar tidak langsung menyentuh tanah
atau lantai. Apabila kedelai disimpan dalam waktu lama, maka setiap 2-3 bulan sekali
harus dijemur lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11 %.
2. Suhu benih dan penyimpanan benih kedelai
Tempat penyimpanan untuk benih kedelai harus teduh, kering dan bebas hama/penyakit.
Kadar air biji kedelai yg disimpan: 9-14 %. Khusus biji yang akan dijadikan benih, kadar
airnya maksimal 9 %. Biji yang akan dijadikan benih ini sebaiknya dicampur dengan abu
jerami, disimpan dalam kaleng dan setiap bulan dijemur. Dengan cara ini biji dapat disimpan
lama, sekitar empat bulan, bahkan bisa mencapai setahun.
3. Cara mengetahui pemurnian benih
a) Inventarisasi Tanaman Kedelai
Pilih secara acak minimal 100 Individu tanaman dari lapangan produksi, pemilihan
secara acak ini sangat penting. Sedangkan jumlah tanaman atau polong yang cukup
harus dipilih untuk menjamin bahwa karagaman genetik yang diinginkan diperoleh
dalam populasi yang dipilih, pemilihan secara acak ini harus dilakukan oleh pemilik
tanaman, spesialis benih atau teknis yang berpengalaman atau paling tidak kenal betul
dengan deskripsi varietas yang dimurnikan
Rontok biji dari setiap tanaman dan kemas masing-masingnya (tidak tercampur
dengan biji dari tanaman lain). Perontokkan biasanya dengan tangan, sambil
menghindari pencampuran benih dari tanaman lain
4. b) Seleksi Benih Tanaman Kedelai yang Sudah dirontok pada Kantong Masing – masing
Bandingkan benih dari setiap tanaman dengan varietas tipikal berdasarkan varietas
contoh murni yang diketahui atau deskripsi varietas. Buang semua benih yang
memiliki sifat berbeda dari varietas yang dimurnikan seperti; warna, berbulu atau
tidak atau struktur tambahan lainnya. Perbedaan yang besar dalam ukuran merupakan
sifat –sifat benih yang paling digunakan sebagai dasar seleksi.
c) Seleksi hasil Pertanaman Dilapangan
Pilih dan dipersiapkan dengan baik lapangan yang bersih yang belum ditanami
sedikitnya dua musim tanaman dengan kedelai. Tanam 100 benih dari setiap kemasan
dalam barisan yang berbeda antara satu kemasan dengan lainnya dengan kerapatan
(jarak rumpun) yang lazim, 80 x 20 cm. Dengan antar barisan yang cukup luas 80 cm
untuk memudahkan pengawasan seluruh tanaman
Amati dan bandingkan dengan hati-hati setiap baris tanaman sedikitnya tiga kali
selama periode pertumbuhan yakni seleksi hipokotil, tahap berbunga, tahap masak
dengan menggunakan pengetahuan tentang kipas putih atau deskripsi variatas yang
rinci tentang sifat yang vegetatif dan reproduktif, reaksi terhadap penyakit dan sifat-
sifat yang lebih jelas lainnya sebagai dasar pembanding.
Jika ternyata bahwa tanaman dalam satu baris berbeda dari baris-baris lainnya secara
umum dan sifat-sifat yang dapat dibedakannya tidak sesuai dengan yang terdapat
pada deskripsi varietas. Maka seluruh barisan dan benih yang disimpan
dipenyimpanan harus dimusnahkan. Dalam beberapa hal satu atau dua tipe tanaman
dapat dibuang dari satu barisan dan sisanya dibiarkan, tetapi jika tipe simpang
terdapat melebihi 1 per 50 tanaman (atau 10 persen menurut peraturan yang berlaku
di Indonesia), maka sebaiknya seluruh barisan dibuang. Barisan-barisan individu
yang berbeda lebih dari 2-3 hari dalam waktu pembungaannya dari umumnya baris-
baris selainnya juga harus dibuang.
Panen secara massal tanaman dari barisan-barisan tanaman sisa yang dikeluarkan,
kemudian perbanyak menggunakan teknik produksi benih yang baik untuk mencegah
atau menimbulkan kontaminasi pada waktu yang akan datang.
d) Perbanyakan benih sumber dari tanaman terpilih
5. Untuk pengadaan benih sumber dilaksanakan guna mencukupi kebutuhan satu unit
kelompok tani penangkaran seperti untuk 5 hektar atau untuk ± 25 orang petani
gunakan teknik perbanyakan benih seperti telah disebutkan diatas.
4. Instansi yang melakukan standarisasi
Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
(BPSBTPH) merupakan suatu instansi pemerintah yang memperoleh izin untuk melakukan
sertifikasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pedoman Sertifikasi
Benih, 2001).
Yang dimaksud dengan memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yaitu apabila seseorang atau Badan Hukum yang bersangkutan harus memiliki
tenaga terampil, alat dan laboratorium yang diperlukan yang telah diakreditas oleh Badan
Agribisnis Departemen Pertanian (Pedoman Sertifikasi Benih,2001).
Setiap kegiatan sertifikasi yang dilakukan oleh instansi pemerintah BPSBTPH harus
melaporkan kegiatannya secara berkala kepada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Sedangkan untuk perorangan atau Badan Hukum yang melakukan sertifikasi harus
melaporkan kegiatannya secara berkala kepada instansi pemerintah BPSBTPH untuk
dipergunakan sebagai bahan laporan kepada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Laporan
Tahunan Kegiatan BPSBTPH Kalimantan Selatan, 2001).