4. Menganalisis kehidupan awal masyarakat
Indonesia
Mengidentifikasi peradaban awal masyarakat
di dunia yang berpengaruh terhadap
peradaban Indonesia
Menganalisis asal usul dan persebaran
manusia di kepulauan Indonesia
5. Mengidentifikasi kebudayaan masyarakat pra-
aksara di Indonesia
Memahami kehidupan sosial ekonomi
masyarakat pra-aksara di Indonesia
Mengidentifikasi perkembangan teknologi
masyarakat awal di Indonesia
Menjelaskan perkembangan teknologi
masyarakat awal di Indonesia
6. Megalitikum berasal dari kata mega yang berarti
besar, dan lithos yang berarti batu. Zaman
Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu
besar,karena pada zaman ini manusia sudah dapat
membuat dan meningkatkan kebudayaan yang
terbuat dari batu-batu besar. kebudayaan ini
berkembang dari zaman Neolitikum sampai zaman
Perunggu. Pada zaman ini manusia sudah mengenal
kepercayaan. Walaupun kepercayaan mereka masih
dalam tingkat awal, yaitu kepercayaan terhadap roh
nenek moyang, Kepercayaan ini muncul karena
pengetahuan manusia sudah mulai meningkat.
7. MANUSIA PENDUKUNG
Di sebut kebudayaan batu besar karena pada umumnya
menghasilkankebudayaan dalam bentuk monument yang
terbuat dari batu berukuranbesar. Kebudayaan ini muncul pada
akhir jaman neolhitikum , tetapiperkembangannya justru terjadi
pada jaman perunggu
Jadi, mungkin saja :
1.suku dayak golongan ras proto melayu
2. bangsadeuteuro melayu (melayu muda) yang migrasi ke
Indonesia sambilmembawa kebudayaan dongson. Keturunannya
adalah jawa, bali, bugis,madur, dll. Bahkan ditemukan beberapa
bukti bahwa telah terjadipembaruan antara melayu
monggoloide (proto melayu dengan deuteuromelayu) dan
papua melaneside.
9. PERIODISASI ZAMAN MEGALITIKUM
Menurut Von Heine Geldern, kebudayaan Megalithikum menyebar ke Indonesia
melalui 2 gelombang yaitu :
1. Megalith Tua menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-
1500 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto
Melayu). Contoh bangunan Megalithikum adalah menhir, punden
berundak-undak, Arca-arca Statis.
2. Megalith Muda menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1000-
100 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro
Melayu). Contoh bangunan megalithnya adalah peti kubur batu, dolmen,
waruga Sarkofagus dan arca-arca dinamis.
Apa yang dinyatakan dalam uraian di atas, dibuktikan dengan adanya
penemuan bangunan batu besar seperti kuburan batu pada zaman
prasejarah, banyak ditemukan manik-manik, alat-alat perunggu dan besi.
Hasil kebudayaan megalithikum biasanya tidak dikerjakan secara halus,
tetapi hanya diratakan secara kasar dan terutama hanya untuk
mendapatkan bentuk yang diperlukan.
10. Peninggalan kebudayaan megalithikum ternyata masih dapat Anda lihat sampai
sekarang, karena pada beberapa suku-suku bangsa di Indonesia masih
memanfaatkan kebudayaan megalithikum tersebut. Contohnya seperti suku Nias.
Adapun beberapa hasil-hasil kebudayaan pada zaman megalitikum adalah sebagai
berikut:
menhir : tugu batu digunakan untuk menghormati roh nenek moyang
Punden berundak : terbuat dari batu untuk meletakan sesaji
dolmen : meja batu yang digunakan untuk meletakan sesaji
waruga : kubur batu yang berbentuk kubus
kubur batu : tempat menyimpan mayat
Sarkofagus : kubur batu yang berbentuk lesung
KEBUDAYAAN MEGALITIKUM
11. ARCA BATU
Tidak seberapa jauh dari batas kabupaten, memasuki kota Lahat, di
Kecamatan Merapi Barat, terdapat suatu arca peninggalan megalitik, beserta
dolmen dan menhir. Tinggalan megalitik ini berada di pelataran SMPN 2 Merapi
Barat. Arca tersebut dikenal sebagai Batu Putri atau secara resmi seperti
tertulis di plank: Arca Manusia Tanjungtelang. Arah hadap arca yang berbahan
batupasir volkanik ini berada dalam satu garis lurus dengan diagonal dolmen
dalam arah barat daya. Dolmen yang juga terbuat dari lapisan batupasir
berwarna kuning keputih-putihan, berbentuk seperti meja berukuran 1,5 x 1,5
m. Dolmen ini tergeletak berjarak 20 m dari tempat arca berdiri. Agak terpisah
jauh, sebuah menhir dari batu andesit dengan tinggi 80 cm berdiri tegak di
halaman depan SMP itu.
Kompleks peninggalan megalitik ini berada di sebelah utara dari sebuah sungai
yang menjadi sungai utama di Lahat, yaitu Aek Lematang. Sungai ini di dataran
Lahat mulai menunjukkan pola aliran berkelok-kelok atau bermeander, dengan
teras-teras sungai di bantaran kanan dan kirinya. Ada dugaan, teras sungai ini
– sebagaimana teras-teras sungai besar di peradaban-peradaban kuno –
merupakan tempat yang paling layak menjadi lantai kehidupan masyarakat
purbakala. Di Kabupaten Lahat, tinggalan arca megalitik yang tersebar sangat
luas, cenderungan berada di sekitar Aek Lematang, walapun beberapa di
antaranya terpisah sangat jauh di perbukitan yang mungkin mempunyai makna
12. DOLMEN
Dolmen adalah meja batu tempat meletakkan
sesaji yang dipersembahkan kepada roh nenek
moyang. Di bawah dolmen biasanya sering
ditemukan kubur batu. Dolmen yang merupakan
tempat pemujaan misalnya ditemukan di
Telagamukmin, Sumberjaya, Lampung Barat.
Dolmen yang mempunyai panjang 325 cm, lebar
145 cm, tinggi 115 cm ini disangga oleh beberapa
batu besar dan kecil. Hasil penggalian tidak
menunjukkan adanya sisa-sisa penguburan. Benda-
benda yang ditemukan di antaranya adalah manik-
manik dan gerabah.
13. KUBUR BATU
• Kubur Batu/Peti Mati yang terbuat dari batu
besar yang masing-masing papan batunya
lepas satu sama lain. fungsi dari kubur batu
adalah sebagai tempat menyimpan mayat
yang disertai bekal kuburnya.
14. MENHIR
• Menhir adalah batu tunggal (monolith) yang berasal dari periode
Neolitikum (6000/4000 SM-2000 SM) yang berdiri tegak di atas
tanah. Istilah menhir diambil dari bahasa Keltik dari kata men (batu)
dan hir (panjang). Menhir biasanya didirikan secara tunggal atau
berkelompok sejajar di atas tanah. Diperkirakan benda prasejarah
ini didirikan oleh manusia prasejarah untuk melambangkan phallus,
yakni simbol kesuburan untuk bumi. Menhir adalah batu yang
serupa dengan dolmen dan cromlech, merupakan batuan dari
periode Neolitikum yang umum ditemukan di Perancis, Inggris,
Irlandia, Spanyol dan Italia. Batu-batu ini dinamakan juga megalith
(batu besar) dikarenakan ukurannya. Mega dalam bahasa Yunani
artinya besar dan lith berarti batu. Para arkeolog mempercayai
bahwa situs ini digunakan untuk tujuan religius dan memiliki makna
simbolis sebagai sarana penyembahan arwah nenek moyang.
15. PUNDEN
• Punden berundak merupakan contoh struktur tertua
buatan manusia yang tersisa di Indonesia, beberapa
dari struktur tersebut beranggal lebih dari 2000 tahun
yang lalu. Punden berundak bukan merupakan
“bangunan” tetapi merupakan pengubahan bentang-
lahan atau undak-undakan yang memotong lereng
bukit, seperti tangga raksasa. Bahan utamanya tanah,
bahan pembantunya batu;menghadap ke anak tangga
tegak, lorong melapisi jalan setapak, tangga, dan
monolit tegak.
fungsi dari punden berundak itu sendiri adalah sebagai
tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang
telah meninggal.
16. SARKOFAGUS
Sarkofagus atau keranda yang terbuat dari batu. Bentuknya
menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi tutup
Daerah tempat ditemukannya sarkofagus adalah Bali. Menurut
masyarakat Bali Sarkofagus memiliki kekuatan magis/gaib. Berdasarkan
pendapat para ahli bahwa sarkofagus dikenal masyarakat Bali sejak
zaman logam.
Fungsinya sebagai tempat menyimpan mayat yang disertai bekal
kuburnya. Menurut Von Heine Geldern, kubur batu termasuk
kebudayaan megalitikum gelombang kedua atau disebut juga Megalit
Muda yang menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1.000-100
SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu).
Contoh bangunan megalit gelombang ini adalah peti kubur batu,
dolmen, waruga sarkofagus, dan arca-arca dinamis.
17. WARUGA
• Waruga adalah kubur atau makam leluhur
orang Minahasa yang terbuat dari batu dan
terdiri dari dua bagian. Bagian atas berbentuk
segitiga seperti bubungan rumah dan bagian
bawah berbentuk kotak yang bagian
tengahnya ada ruang.
18. BEBERAPA SITUS BUDAYA LAIN
TINGGALAN DARI ZAMAN
MEGALITIKUM
PASEMAHSITUS GUNUNG PADANG
BOROBUDUR
CANDI SUKUH
19. KEHIDUPAN SOSIAL PADA ZAMAN
MEGALITIKUM
Pada zaman ini manusia melakukan banyak kegiatan
yang menyangkut kehidupannya. Mereka sudah
mepunyai aktifitas seperti berbueu dan
mengumpulkan makanan, bercocok tanam.
Ciri-cirinya adalah:
- Manusia sudah dapat membuat dan meninggalkan
kebudayaan yang terbuat dari batu-batu besar
- Berkembang dari zaman neolitikum sampai zaman
perunggu
- Manusia sudah mengenal kepercayaan utamnya
animism
20. BUDAYA MEGALITIKUM DI INDONESIA
Di Indonesia, beberapa etnik masih memiliki unsur-unsur megalitik yang dipertahankan hingga
sekarang.
1.Pasemah
Pasemah merupakan wilayah dari Propinsi Sumatera Selatan, berada di kaki Gunung Dempo. Tinggalan-
tinggalan megalitik di wilayah ini tersebar sebanyak 19 situs, berdasarkan penelitian yang di lakukan
oleh Budi Wiyana (1996), dari Balai Arkeologi Palembang. Tinggalan megalitik Pasemah muncul dalam
bentuk yang begitu unik, patung-patung dipahat dengan begitu dinamis dan monumental, yang
mencirikan kebebasan sang seniman dalam memahat sehingga tinggalan [megalitik pasemah], disebut
oleh ahli arkeologi sebagai Budaya Megalitik Pasemah.
2.Nias
Rangkaian kegiatan mendirikan batu besar (dolmen) untuk memperingati kematian seorang penting di
Nias (awal abad ke-20).
Etnik Nias masih menerapkan beberapa elemen megalitik dalam kehidupannya. Lompat batu dan kubur
batu masih memperlihatkan elemen-elemen megalitik. Demikian pula ditemukan batu besar sebagai
tempat untuk memecahkan perselisihan.
3.Sumba
Etnik Sumba di Nusa Tenggara Timur juga masih kental menerapkan beberapa elemen megalitik dalam
kegiatan sehari-hari. Kubur batu masih ditemukan di sejumlah perkampungan. Meja batu juga dipakai
sebagai tempat pertemuan adat.