SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  23
QC-Uji Kesesuaian X Ray ,
     langkah awal “safety patient”
dan kepatuhan peraturan perundangan
                    Oleh :
        Agung Nugroho O, Dipl.Rad, ST, MSi
UU 10 tahun 1997
  tentang : KETENAGANUKLIRAN
Pasal 4.
1) Pemerintah membentuk Badan Pengawas yang
   berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
   kepada Presiden, yang bertugas melaksanakan
   pengawasan terhadap segala kegiatan pemanfaatan
   tenaga nuklir.
2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
   pada ayat (1), Badan Pengawas menyelenggarakan
   peraturan, perizinan, dan inspeksi.
PP no. 33 TAHUN 2007
   tentang : KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN
         KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
Pasal 4
(1) Setiap orang atau badan yang akan memanfaatkan Tenaga
   Nuklir wajib memiliki izin Pemanfaatan Tenaga Nuklir dan
   memenuhi persyaratan Keselamatan Radiasi

(3) Persyaratan Keselamatan Radiasi sebagaimana dimaksud
   pada ayat (1) meliputi:
   a. persyaratan manajemen;
   b. persyaratan Proteksi Radiasi;
   c. persyaratan teknik; dan
   d. verifikasi keselamatan.
Lanjutan : PP no. 33 TAHUN 2007




Pasal 29
(1) Pemegang Izin wajib melaksanakan
  pemantauan Dosis pekerja sebagaimana
  dimaksud dalam Pasal 24 huruf d.
(2) Hasil pemantauan Dosis pekerja
  sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
  dievaluasi oleh laboratorium dosimetri yang
  terakreditasi.
Lanjutan : PP no. 33 TAHUN 2007



Pasal 40
(1) Untuk memastikan bahwa Tingkat Panduan
    untuk Paparan Medik sebagaimana dimaksud
    dalam Pasal 37 sampai dengan Pasal 39
    dipatuhi, uji kesesuaian wajib dilakukan
    terhadap pesawat sinar-X untuk radiologi
    diagnostik dan intervensional.
(2) Uji kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat
  (1) harus dilaksanakan oleh penguji yang
  berkualifikasi.
Sertifikat Akreditasi KAN
Lanjutan Akreditasi KAN
PERKA BAPETEN no 9 tahun 2011
tentang UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI
         DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL
Pasal 3
(1) Pesawat Sinar-X sebagaimana dimaksud dalam
  Pasal 2 meliputi jenis Pesawat Sinar-X:
  a. Radiografi Umum;
  b. Radiografi Mobile;
  c. Fluoroskopi;
  d. Mamografi;
  e. CT-Scan; dan
  f. Pesawat Gigi.
Lanjutan :Perka Bapeten no.9 / 2011




Pasal 4
(1) Setiap orang atau badan yang mengajukan
  permohonan izin baru, perpanjangan izin,
  dan/atau memiliki izin penggunaan Pesawat
  Sinar-X wajib melaksanakan Uji Kesesuaian
  Pesawat Sinar-X.
Lanjutan :Perka Bapeten no.9 / 2011



Pasal 4.
(2) Pesawat Sinar-X sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
   meliputi:
a. Pesawat Sinar-X yang belum memiliki sertifikat Uji
   Kesesuaian;
b. Pesawat Sinar-X dengan masa berlaku sertifikat Uji
   Kesesuaian yang telah berakhir; dan
c. Pesawat Sinar-X yang telah memiliki sertifikat Uji
   Kesesuaian, tetapi mengalami perubahan spesifikasi
   teknis yang dikarenakan perbaikan dan/atau
   penggantian komponen signifikan
Lanjutan :Perka Bapeten no.9 / 2011




Pasal 8
(1) Untuk dapat ditetapkan sebagai Penguji
  Berkualifikasi,
  badan hukum sebagaimana dimaksud dalam
  Pasal 7 ayat (2) harus mengajukan permohonan
  tertulis kepada Kepala BAPETEN dengan
  melampirkan dokumen persyaratan.
(2) Dalam hal permohonan tertulis sebagaimana
  dimaksud pada ayat (1) disetujui, Kepala
  BAPETEN mengeluarkan ketetapan sebagai
  Penguji Berkualifikasi.
Surat penunjukan tester Uji X Ray
UU no 44 th. 2009 tentang Rumah Sakit
BAB IV TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH
Pasal 6
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab untuk :
d. memberikan perlindungan kepada Rumah Sakit agar dapat memberikan pelayanan kesehatan
    secara profesional dan bertanggung jawab;
e. memberikan perlindungan kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan Rumah Sakit sesuai
    dengan ketentuan peraturan perundangundangan;

Bagian Ketujuh Peralatan
Pasal 16
(1) Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) meliputi peralatan
      medis dan nonmedis harus memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan,
      keselamatan dan laik pakai.
2) Peralatan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diuji dan dikalibrasi secara
    berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi pengujian fasilitas
    kesehatan yangberwenang.
(3) Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan dan harus diawasi
    oleh lembaga yang berwenang.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
                 NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG
                  PERLINDUNGAN KONSUMEN
Pasal 2
• Perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan,
   keamanan dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukum.

Pasal 4
Hak konsumen adalah:
a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi
    barang dan/atau jasa;
b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau
    jasatersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
    dijanjikan;
c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
    barang dan/atau jasa;
d. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
    digunakan;
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
                   NOMOR 1250/MENKES/SK/XII/2009
                              TENTANG
              PEDOMAN KENDALI MUTU (QUALITY CONTROL)
                     PERALATAN RADIODIAGNOSTIK

Tujuan umum:
• meningkatkan mutu pelayanan radiodiagnostik yang
   diselenggarakan oleh sarana pelayanan kesehatan diseluruh
   Indonesia

Tujuan Khusus:
• sebagai pedoman bagi sarana pelayanan kesehatan dalam
   upaya meningkatkan mutu pelayanan radiodiagnostik.
• sebagai acuan bagi sarana pelayanan kesehatan dalam
   menyelenggarakan kendali mutu peralatan radiodiagnostik
Referensi :
Stake holder
QA in Diagnostic Radiology :
EFEK STOKHASTIK DAN DETERMINISTIK [9].




    Gambar 1. Kurva dosis respon
•   Kurva A – Deterministik / non stokhastik :
    Merupakan suatu bentuk khas suatu efek biologis yang memperlihatkan dosis ambang – titik a.
    Rentangan kurva dari titik ambang a hingga respon 100% dianggap disebabkan oleh ’variabilitas biologis’
    di sekitar dosis rata-rata titik c, yang disebut dosis 50%.
•   Kurva B –stokhastik :
    menyajikan ambang ’nol’ atau respon linier, titik b menyajikan dosis 50% bagi efek biologis ambang ’nol’
    (Chember, 2009)

                                                                                                       18
Katarak pada mata pekerja radiasi intervensional .
(Photograph from Vañó et al. (1998) ICRP 85.
Skin reactions

                           Threshold
                                                Weeks to
         Injury             Dose to
                                                    Onset
                           Skin (Sv)
Early transient erythema         2                      <<1
   Temporary epilation           3                       3
      Main erythema              6                      1.5
   Permanent epilation           7                       3
    Dry desquamation            10                       4
                                                                                Skin damage
     Invasive fibrosis          10                                              from prolonged
                                                                                fluoroscopic
      Dermal atrophy            11                     >14                      exposure
      Telangiectasis            12                     >52
   Moist desquamation           15                       4
      Late erythema             15                     6-10
     Dermal necrosis            18                     >10
  Secondary ulceration          20                      >6
                                 3 : Biological effects of ionizing radiation
Skin injuries
SKIN INJURIES
Berapakah dosis radiasi yang saya terima?
 Apakah alat rontgennya sudah ter-UJI ?
            Amankah saya ?




         Copy right : Radiologi RS. Husada Jakarta

Contenu connexe

Tendances

3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
Dokter Tekno
 

Tendances (20)

Radiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposi
Radiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposiRadiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposi
Radiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposi
 
Kasus 1
Kasus 1Kasus 1
Kasus 1
 
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
 
PTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDISPTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDIS
 
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
 
Makalah tentang radiasi
Makalah tentang radiasiMakalah tentang radiasi
Makalah tentang radiasi
 
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat KerjaSNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
 
3. Pelayanan_Informasi_Obat ( PIO ).pptx
3. Pelayanan_Informasi_Obat ( PIO ).pptx3. Pelayanan_Informasi_Obat ( PIO ).pptx
3. Pelayanan_Informasi_Obat ( PIO ).pptx
 
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakitManajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
 
Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker
 
Perhitungan indikator por 2019
Perhitungan indikator por 2019 Perhitungan indikator por 2019
Perhitungan indikator por 2019
 
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
 
Pemanfaatan Teknologi Dalam Bidang Kesehatan
Pemanfaatan Teknologi Dalam Bidang KesehatanPemanfaatan Teknologi Dalam Bidang Kesehatan
Pemanfaatan Teknologi Dalam Bidang Kesehatan
 
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
 
Contoh SOP Apotek
Contoh SOP Apotek Contoh SOP Apotek
Contoh SOP Apotek
 
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
 
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
 

En vedette (10)

proteksi radiasi - sinar x
proteksi radiasi - sinar xproteksi radiasi - sinar x
proteksi radiasi - sinar x
 
PPT pengamanan radiasi
PPT pengamanan radiasiPPT pengamanan radiasi
PPT pengamanan radiasi
 
Proteksi radiasi
Proteksi radiasiProteksi radiasi
Proteksi radiasi
 
Uu-no-44-tahun-2009-rumah-sakit-28-oktober-2009
 Uu-no-44-tahun-2009-rumah-sakit-28-oktober-2009 Uu-no-44-tahun-2009-rumah-sakit-28-oktober-2009
Uu-no-44-tahun-2009-rumah-sakit-28-oktober-2009
 
Kmk no. 410 ttg perubahan kmk no. 1014 th 2008
Kmk no. 410 ttg perubahan kmk no. 1014 th 2008Kmk no. 410 ttg perubahan kmk no. 1014 th 2008
Kmk no. 410 ttg perubahan kmk no. 1014 th 2008
 
KESELAMATAN RADIASI
KESELAMATAN RADIASIKESELAMATAN RADIASI
KESELAMATAN RADIASI
 
Program kerja radiologi 2014
Program kerja radiologi 2014Program kerja radiologi 2014
Program kerja radiologi 2014
 
Program Kerja
Program KerjaProgram Kerja
Program Kerja
 
Quality Control
Quality ControlQuality Control
Quality Control
 
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusContoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
 

Similaire à Peraturan perundangan radiasi

RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdfRAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
IFRSCitraHusada
 
peraturan_asprof.pdf
peraturan_asprof.pdfperaturan_asprof.pdf
peraturan_asprof.pdf
VandyIkra1
 
Program proteksi baru rs. hafsah
Program proteksi baru rs. hafsahProgram proteksi baru rs. hafsah
Program proteksi baru rs. hafsah
rshapsah
 

Similaire à Peraturan perundangan radiasi (11)

Perka napeten 2013
Perka napeten 2013Perka napeten 2013
Perka napeten 2013
 
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdfRAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
 
Perka bapeten 3_2013
Perka bapeten 3_2013Perka bapeten 3_2013
Perka bapeten 3_2013
 
Pasien pedoman dosis
Pasien pedoman dosisPasien pedoman dosis
Pasien pedoman dosis
 
REGULASI PERIZINAN RADIODIAGNOSTIK
REGULASI PERIZINAN RADIODIAGNOSTIKREGULASI PERIZINAN RADIODIAGNOSTIK
REGULASI PERIZINAN RADIODIAGNOSTIK
 
PP 33 Tahun 2007.pdf
PP 33 Tahun 2007.pdfPP 33 Tahun 2007.pdf
PP 33 Tahun 2007.pdf
 
peraturan_asprof.pdf
peraturan_asprof.pdfperaturan_asprof.pdf
peraturan_asprof.pdf
 
Program proteksi baru rs. hafsah
Program proteksi baru rs. hafsahProgram proteksi baru rs. hafsah
Program proteksi baru rs. hafsah
 
PPT ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN.pdf
PPT ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN.pdfPPT ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN.pdf
PPT ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN.pdf
 
Sop ukp kkp
Sop ukp kkpSop ukp kkp
Sop ukp kkp
 
Week 13 pengamanan dampak radiasi
Week 13   pengamanan dampak radiasiWeek 13   pengamanan dampak radiasi
Week 13 pengamanan dampak radiasi
 

Plus de Agung Oktavianto

Tbr di bidang kesehatan kepres 48 th 1995 dan kepmenkes 1267 th 1995
Tbr di bidang kesehatan kepres 48 th 1995 dan kepmenkes 1267 th 1995Tbr di bidang kesehatan kepres 48 th 1995 dan kepmenkes 1267 th 1995
Tbr di bidang kesehatan kepres 48 th 1995 dan kepmenkes 1267 th 1995
Agung Oktavianto
 
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksiFilm badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Agung Oktavianto
 
Dosis personal pada pemeriksaan radiologi intervensional
Dosis personal pada pemeriksaan radiologi intervensionalDosis personal pada pemeriksaan radiologi intervensional
Dosis personal pada pemeriksaan radiologi intervensional
Agung Oktavianto
 
Perlindungan pasien anak dan dosis efektif pada pemanfaatan radiasi pengion
Perlindungan pasien anak  dan dosis efektif pada pemanfaatan radiasi pengion  Perlindungan pasien anak  dan dosis efektif pada pemanfaatan radiasi pengion
Perlindungan pasien anak dan dosis efektif pada pemanfaatan radiasi pengion
Agung Oktavianto
 

Plus de Agung Oktavianto (13)

Permenkes 83 tahun 2015 tentang standar pelayanan fisika medik
Permenkes 83 tahun 2015 tentang standar pelayanan fisika medikPermenkes 83 tahun 2015 tentang standar pelayanan fisika medik
Permenkes 83 tahun 2015 tentang standar pelayanan fisika medik
 
Permenkes 83 tahun 2015 tentang standar pelayanan fisika medik
Permenkes 83 tahun 2015 tentang standar pelayanan fisika medikPermenkes 83 tahun 2015 tentang standar pelayanan fisika medik
Permenkes 83 tahun 2015 tentang standar pelayanan fisika medik
 
Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatanPermenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
 
Permenkes no 56 tahun 2015 tentang penetapan nilai tingkat tunjangan bahaya ...
Permenkes  no 56 tahun 2015 tentang penetapan nilai tingkat tunjangan bahaya ...Permenkes  no 56 tahun 2015 tentang penetapan nilai tingkat tunjangan bahaya ...
Permenkes no 56 tahun 2015 tentang penetapan nilai tingkat tunjangan bahaya ...
 
Tunjangan bahaya radiasi di bidang kesehatan kepres 48 th 1995 dan kepmenkes...
Tunjangan bahaya radiasi  di bidang kesehatan kepres 48 th 1995 dan kepmenkes...Tunjangan bahaya radiasi  di bidang kesehatan kepres 48 th 1995 dan kepmenkes...
Tunjangan bahaya radiasi di bidang kesehatan kepres 48 th 1995 dan kepmenkes...
 
Tbr di bidang kesehatan kepres 48 th 1995 dan kepmenkes 1267 th 1995
Tbr di bidang kesehatan kepres 48 th 1995 dan kepmenkes 1267 th 1995Tbr di bidang kesehatan kepres 48 th 1995 dan kepmenkes 1267 th 1995
Tbr di bidang kesehatan kepres 48 th 1995 dan kepmenkes 1267 th 1995
 
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksiFilm badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
 
Dosis personal pada pemeriksaan radiologi intervensional
Dosis personal pada pemeriksaan radiologi intervensionalDosis personal pada pemeriksaan radiologi intervensional
Dosis personal pada pemeriksaan radiologi intervensional
 
Perlindungan pasien anak dan dosis efektif pada pemanfaatan radiasi pengion
Perlindungan pasien anak  dan dosis efektif pada pemanfaatan radiasi pengion  Perlindungan pasien anak  dan dosis efektif pada pemanfaatan radiasi pengion
Perlindungan pasien anak dan dosis efektif pada pemanfaatan radiasi pengion
 
Uji kesesuaian ct scan
Uji kesesuaian   ct scanUji kesesuaian   ct scan
Uji kesesuaian ct scan
 
Uji kesesuaian ct scan
Uji kesesuaian   ct scanUji kesesuaian   ct scan
Uji kesesuaian ct scan
 
Qa prosesing film
Qa   prosesing filmQa   prosesing film
Qa prosesing film
 
Teori dasar tld
Teori dasar tldTeori dasar tld
Teori dasar tld
 

Peraturan perundangan radiasi

  • 1. QC-Uji Kesesuaian X Ray , langkah awal “safety patient” dan kepatuhan peraturan perundangan Oleh : Agung Nugroho O, Dipl.Rad, ST, MSi
  • 2. UU 10 tahun 1997 tentang : KETENAGANUKLIRAN Pasal 4. 1) Pemerintah membentuk Badan Pengawas yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden, yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir. 2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Pengawas menyelenggarakan peraturan, perizinan, dan inspeksi.
  • 3. PP no. 33 TAHUN 2007 tentang : KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF Pasal 4 (1) Setiap orang atau badan yang akan memanfaatkan Tenaga Nuklir wajib memiliki izin Pemanfaatan Tenaga Nuklir dan memenuhi persyaratan Keselamatan Radiasi (3) Persyaratan Keselamatan Radiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. persyaratan manajemen; b. persyaratan Proteksi Radiasi; c. persyaratan teknik; dan d. verifikasi keselamatan.
  • 4. Lanjutan : PP no. 33 TAHUN 2007 Pasal 29 (1) Pemegang Izin wajib melaksanakan pemantauan Dosis pekerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf d. (2) Hasil pemantauan Dosis pekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dievaluasi oleh laboratorium dosimetri yang terakreditasi.
  • 5. Lanjutan : PP no. 33 TAHUN 2007 Pasal 40 (1) Untuk memastikan bahwa Tingkat Panduan untuk Paparan Medik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 sampai dengan Pasal 39 dipatuhi, uji kesesuaian wajib dilakukan terhadap pesawat sinar-X untuk radiologi diagnostik dan intervensional. (2) Uji kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilaksanakan oleh penguji yang berkualifikasi.
  • 8. PERKA BAPETEN no 9 tahun 2011 tentang UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL Pasal 3 (1) Pesawat Sinar-X sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi jenis Pesawat Sinar-X: a. Radiografi Umum; b. Radiografi Mobile; c. Fluoroskopi; d. Mamografi; e. CT-Scan; dan f. Pesawat Gigi.
  • 9. Lanjutan :Perka Bapeten no.9 / 2011 Pasal 4 (1) Setiap orang atau badan yang mengajukan permohonan izin baru, perpanjangan izin, dan/atau memiliki izin penggunaan Pesawat Sinar-X wajib melaksanakan Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X.
  • 10. Lanjutan :Perka Bapeten no.9 / 2011 Pasal 4. (2) Pesawat Sinar-X sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Pesawat Sinar-X yang belum memiliki sertifikat Uji Kesesuaian; b. Pesawat Sinar-X dengan masa berlaku sertifikat Uji Kesesuaian yang telah berakhir; dan c. Pesawat Sinar-X yang telah memiliki sertifikat Uji Kesesuaian, tetapi mengalami perubahan spesifikasi teknis yang dikarenakan perbaikan dan/atau penggantian komponen signifikan
  • 11. Lanjutan :Perka Bapeten no.9 / 2011 Pasal 8 (1) Untuk dapat ditetapkan sebagai Penguji Berkualifikasi, badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) harus mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala BAPETEN dengan melampirkan dokumen persyaratan. (2) Dalam hal permohonan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetujui, Kepala BAPETEN mengeluarkan ketetapan sebagai Penguji Berkualifikasi.
  • 13. UU no 44 th. 2009 tentang Rumah Sakit BAB IV TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH Pasal 6 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab untuk : d. memberikan perlindungan kepada Rumah Sakit agar dapat memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan bertanggung jawab; e. memberikan perlindungan kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; Bagian Ketujuh Peralatan Pasal 16 (1) Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) meliputi peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai. 2) Peralatan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yangberwenang. (3) Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan dan harus diawasi oleh lembaga yang berwenang.
  • 14. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Pasal 2 • Perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukum. Pasal 4 Hak konsumen adalah: a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa; b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasatersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa; d. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;
  • 15. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1250/MENKES/SK/XII/2009 TENTANG PEDOMAN KENDALI MUTU (QUALITY CONTROL) PERALATAN RADIODIAGNOSTIK Tujuan umum: • meningkatkan mutu pelayanan radiodiagnostik yang diselenggarakan oleh sarana pelayanan kesehatan diseluruh Indonesia Tujuan Khusus: • sebagai pedoman bagi sarana pelayanan kesehatan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan radiodiagnostik. • sebagai acuan bagi sarana pelayanan kesehatan dalam menyelenggarakan kendali mutu peralatan radiodiagnostik
  • 17. Stake holder QA in Diagnostic Radiology :
  • 18. EFEK STOKHASTIK DAN DETERMINISTIK [9]. Gambar 1. Kurva dosis respon • Kurva A – Deterministik / non stokhastik : Merupakan suatu bentuk khas suatu efek biologis yang memperlihatkan dosis ambang – titik a. Rentangan kurva dari titik ambang a hingga respon 100% dianggap disebabkan oleh ’variabilitas biologis’ di sekitar dosis rata-rata titik c, yang disebut dosis 50%. • Kurva B –stokhastik : menyajikan ambang ’nol’ atau respon linier, titik b menyajikan dosis 50% bagi efek biologis ambang ’nol’ (Chember, 2009) 18
  • 19. Katarak pada mata pekerja radiasi intervensional . (Photograph from Vañó et al. (1998) ICRP 85.
  • 20. Skin reactions Threshold Weeks to Injury Dose to Onset Skin (Sv) Early transient erythema 2 <<1 Temporary epilation 3 3 Main erythema 6 1.5 Permanent epilation 7 3 Dry desquamation 10 4 Skin damage Invasive fibrosis 10 from prolonged fluoroscopic Dermal atrophy 11 >14 exposure Telangiectasis 12 >52 Moist desquamation 15 4 Late erythema 15 6-10 Dermal necrosis 18 >10 Secondary ulceration 20 >6 3 : Biological effects of ionizing radiation
  • 23. Berapakah dosis radiasi yang saya terima? Apakah alat rontgennya sudah ter-UJI ? Amankah saya ? Copy right : Radiologi RS. Husada Jakarta