tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
Perkembangan profesi guru indonesia berdasarkan budaya dan religius
1. Perkembangan Profesi Guru Indonesia
Berdasarkan Budaya Dan Religius
Albertus Agung K (2013006002)
Robi Kusumayana (2013006005)
Agung Widiyantoro (2013006012)
Yoga Adi Sasmita (2013006018)
2. Budaya Dalam Komunitas Sekolah
Budaya sekolah adalah nilai-nilai dominan yang didukung
oleh sekolah atau falsafah yang menuntun kebijakan sekolah
terhadap semua unsur dan komponen sekolah, seperti cara
melaksanakan pekerjaan di sekolah serta asumsi atau
kepercayaan dasar yang dianut oleh personil sekolah.
3. Budaya sekolah merujuk pada suatu sistem nilai, kepercayaan
dan norma-norma yang diterima secara bersama, serta
dilaksanakan dengan penuh kesadaran sebagai perilaku alami,
yang dibentuk oleh lingkungan yang menciptakan pemahaman
yang sama diantara seluruh unsur dan personil sekolah baik itu
kepala sekolah, guru, staf, siswa dan jika perlu membentuk
opini masyarakat yang sama dengan sekolah.
4. Budaya sekolah memiliki bentuk-bentuk budaya tertentu dan salah
satunya adalah bentuk budaya guru yang menggambarkan tentang
karakeristik pola-pola hubungan guru di sekolah. Hargreaves telah
mengidentifikasi lima bentuk budaya guru, yaitu :
Individualisme,
Balkanization,
Contrived Collegiality,
Collaboration, dan
Moving Mosaic.
5. Manfaat yang bisa diambil dari upaya
pengembangan budaya sekolah,
diantaranya:1. menjamin kualitas kerja yang lebih baik;
2. membuka seluruh jaringan komunikasi dari segala jenis dan level baik
komunikasi vertical maupun horisontal;
3. lebih terbuka dan transparan;
4. menciptakan kebersamaan dan rasa saling memiliki yang tinggi;
5. meningkatkan solidaritas dan rasa kekeluargaan;
6. jika menemukan kesalahan akan segera dapat diperbaiki; dan
7. dapat beradaptasi dengan baik terhadap perkembangan IPTEK.
6. Nilai-nilai (Religiusitas) Agama di
Sekolah
Keberagamaan (religiusitas) tidak selalu identik dengan agama.
Agama lebih menunjuk kepada kelembagaan kebaktian kepada
Tuhan, dalam aspek yang resmi, yuridis, peraturan-peraturan
dan hukum-hukumnya. Sedangkan keberagamaan atau
religiusitas lebih melihat aspek yang "di dalam lubuk hati
nurani" pribadi.
Dan karena itu, religiusitas lebih dalam dari agama yang
tampak formal.
7. Istilah nilai keberagamaan (religius) merupakan istilah yang tidak mudah untuk
diberikan batasan secara pasti. Ini disebabkan karena nilai merupakan sebuah
realitas yang abstrak.
Secara etimologi nilai keberagamaan berasal dari dua kata yakni: nilai dan
keberagamaan.
Menurut Rokeach dan Bank bahwasannya nilai merupakan suatu tipe
kepercayaan yang berada pada suatu lingkup sistem kepercayaan di mana
seseorang bertindak untuk menghindari suatu tindakan, atau mengenai sesuatu
yang dianggap pantas atau tidak pantas. Ini berarti pemaknaan atau pemberian
arti terhadap suatu objek.
Sedangkan keberagamaan merupakan suatu sikap atau kesadaran yang muncul
yang didasarkan atas keyakinan atau kepercayaan seseorang terhadap suatu
agama.
8. Menurut Gay Hendricks dan Kate Ludeman dalam Ari Ginanjar, terdapat
beberapa sikap agama yang tampak dalam diri seseorang dalam menjalankan
tugasnya, di antaranya:
a. Kejujuran
b. Keadilan
c. Bermanfaat bagi Orang Lain
d. Rendah Hati
e. Bekerja Efisien
f. Visi ke Depan
g. Disiplin Tinggi
h. Keseimbangan
9. Seseorang yang memiliki sifat beragama sangat menjaga
keseimbangan hidupnya, khusunya empat aspek inti dalam
kehidupannya, yaitu:
1. keintiman,
2. pekerjaan,
3. komunitas dan
4. Spiritualitas.
Dalam kontek pembelajaran, beberapa nilai agama tersebut
bukankan tanggung jawab guru agama semata. Kejujuran tidak
hanya disampaikan lewat mata pelajaran agama saja, tetapi juga
lewat mata pelajaran lainnya.
10. Budaya religius sekolah
Budaya religius sekolah adalah cara berfikir dan cara bertindak
warga sekolah yang didasarkan atas nilai-nilai religius
(keberagamaan). Menurut Glock & Stark dalam Muhaimin, ada lima
macam dimensi keberagamaan, yaitu:
1. Dimensi keyakinan
2. Dimensi praktik agama
3. Dimensi pengalaman
4. Dimensi pengetahuan agama
5. Dimensi pengamalan atau konsekuensi
11. Srtategi pengembangan budaya agama
dapat dilakukan dengan 3 cara, Yaitu:
1. Tataran nilai yang dianut.
2. Tataran praktik keseharian.
3. Tataran simbol-simbol budaya.