SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  18
Sistem Imun Dan Hematologi
Askep PASIEN TERPASANG TRANSFUSI
Disusun Oleh :
Reni Nur Indah
Rita Yuliana
Ria Khusnul K
Setyo hary N
Singgih Suhartoyo
Syaifur rahman
Agus Budhi Setyadji
Misbahul Munir
Yolenta Soares
Yahya Urias B
Roswhita
Yusfrit
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
2011/2012
DAFTAR ISI
Halaman judul........................................................................................................
Daftar isi .................................................................................................................
Kata pengantar.......................................................................................................
BAB 1 :PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB 11 :TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian.........................................................................................................2
2.2 Tujuan transfuse darah...................................................................................2
2.3 Darah dan komponen darah...........................................................................3
2.4 Prosedur transfusi darah ................................................................................4
2.5 Komplikasi transfusi........................................................................................5
2.6 Gejala. ...............................................................................................................5
2.7 Tindakan pada reaksasi akut..........................................................................5
2.8 Terapi................................................................................................................6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian ........................................................................................................7
3.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................................7
3.3 Planning. ...........................................................................................................7
3.4 Implementasi. ...................................................................................................8
3.5 Evaluasi.............................................................................................................11
BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................14
4.2 Saran. ................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karuniaNya,
penulis dapat menyelesaikan makalah Sistem Hemetologi & Imunologi yang berjudul ”
Askep Px dengan terpasang transfusi” tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pengerjakan makalah ini.
Makalah Sistem Imun ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas agar mahasiswa
dapat mengetahui tentang px dengan terpasang transfusi
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada:
• Ibu Dra. Soelijah Hadi, M.Kes. M.M, selaku ketua STIKES HUSADA JOMBANG
• Bapak Wahyu S.Kep,,Ns selaku dosen pembimbing dan dosen wali
• Teman – teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis dapat berbuat lebih banyak di
kemudian hari. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Jombang , 30 Mei 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transfusi Darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen darah dari seseorang (donor)
kepada orang lain (resipien). 2
Adapun beberapa tujuan transfusi darah dalam pembahasan ini
adalah sebagai berikut:
 Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor.
 Memelihara keadaan biologis darah atau komponen – komponennya agar tetap
bermanfaat.
 Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah
(stabilitas peredaran darah).
 Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah.
 Memperbaiki fungsi Hemostatis.

Tindakan terapi kasus tertentu. 3
Tergantung kepada alasan dilakukannya transfusi, bisa diberikan darah lengkap atau
komponen darah (misalnya sel darah merah, trombosit, faktor pembekuan, plasma segar yang
dibekukan/bagian cairan dari darah atau sel darah putih). Jika memungkinkan, akan lebih
baik jika transfusi yang diberikan hanya terdiri dari komponen darah yang diperlukan oleh
resipien. Memberikan komponen tertentu lebih aman dan tidak boros.
2.2 TUJUAN
Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan terpasang
transfusi
BAB II
Tinjauan pustaka
2.I DEFINISI
Transfusi Darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen darah dari seseorang
(donor) kepada orang lain (resipien). 2
2.2 TUJUAN TRANSFUSI DARAH
Adapun beberapa tujuan transfusi darah dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:
 Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor.
 Memelihara keadaan biologis darah atau komponen – komponennya agar tetap
bermanfaat.
 Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah
(stabilitas peredaran darah).
 Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah.
 Memperbaiki fungsi Hemostatis.

Tindakan terapi kasus tertentu. 3
Tergantung kepada alasan dilakukannya transfusi, bisa diberikan darah lengkap atau
komponen darah (misalnya sel darah merah, trombosit, faktor pembekuan, plasma segar yang
dibekukan/bagian cairan dari darah atau sel darah putih). Jika memungkinkan, akan lebih
baik jika transfusi yang diberikan hanya terdiri dari komponen darah yang diperlukan oleh
resipien. Memberikan komponen tertentu lebih aman dan tidak boros.
Teknik penyaringan darah sekarang ini sudah jauh lebih baik, sehingga transfusi lebih
aman dibandingkan sebelumnya. Tetapi masih ditemukan adanya resiko untuk resipien,
seperti reaksi alergi dan infeksi. Meskipun kemungkinan terkena AIDS atau hepatitis melalui
transfusi sudah kecil, tetapi harus tetap waspada akan resiko ini dan sebaiknya transfusi
hanya dilakukan jika tidak ada pilihan lain.
2.3 DARAH & KOMPONEN DARAH
Seseorang yang membutuhkan sejumlah besar darah dalam waktu yang segera
(misalnya karena perdarahan hebat), bisa menerima darah lengkap untuk membantu
memperbaiki volume cairan dan sirkulasinya. Darah lengkap juga bisa diberikan jika
komponen darah yang diperlukan tidak dapat diberikan secara terpisah. Komponen darah
yang paling sering ditransfusikan adalah packed red blood cells (PRC), yang bisa
memperbaiki kapasitas pengangkut oksigen dalam darah.
Komponen ini bisa diberikan kepada seseorang yang mengalami perdarahan atau
penderita anemia berat. Yang jauh lebih mahal daripada PRC adalah frozen-thawed red blood
cells, yang biasanya dicadangkan untuk transfusi golongan darah yang jarang. Beberapa
orang yang membutuhkan darah mengalami alergi terhadap darah donor. Jika obat tidak
dapat mencegah reaksi alergi ini, maka harus diberikan sel darah merah yang sudah dicuci.
Jumlah trombosit yang terlalu sedikit (trombositopenia) bisa menyebabkan perdarahan
spontan dan hebat. Transfusi trombosit bisa memperbaiki kemampuan pembekuandarah.
Faktor pembekuan darah adalah protein plasma yang secara normal bekerja dengan
trombosit untuk membantu membekunya darah. Tanpa pembekuan, perdarahan karena suatu
cedera tidak akan berhenti. Faktor pembekuan darah yang pekat bisa diberikan kepada
penderita kelainan perdarahan bawaan, seperti hemofilia atau penyakit von Willebrand.
Plasma juga merupakan sumber dari faktor pembekuan darah. Plasma segar yang
dibekukan digunakan pada kelainan perdarahan, dimana tidak diketahui faktor pembekuan
mana yang hilang atau jika tidak dapat diberikan faktor pembekuan darah yang pekat. Plasma
segar yang dibekukan juga digunakan pada perdarahan yang disebabkan oleh pembentukan
protein faktor pembekuan yang tidak memadai, yang merupakan akibat dari kegagalan hati.
Meskipun jarang, sel darah putih ditransfusikan untuk mengobati infeksi yang mengancam
nyawa penderita yang jumlah sel darah putihnya sangat berkurang atau penderita yang sel
darah putihnya tidak berfungsi secara normal. Pada keadaan ini biasanyadigunakanantibiotik.
Antibodi (imunoglobulin), yang merupakan komponen darah untuk melawan
penyakit, juga kadang diberikan untuk membangun kekebalan pada orang-orang yang telah
terpapar oleh penyakit infeksi (misalnya cacar air atau hepatitis) atau pada orang yang kadar
antibodinya rendah. 4
2.4 PROSEDUR TRANSFUSI DARAH
Transfusi darah harus melalui prosedur yang ketat untuk mencegah efek samping ( reaksi
transfusi ) yang dapat timbul. Prosedur itu adalah:
1. Penentuan golongan darah ABO dan Rh. Baik donor maupun resipien harus
mempunyai golongan darah yang sama.
2. Pemeriksaan untuk donor terdiri atas:
a. penapisan (screening) terhadap antibodi dalam serum donor dengan tes
antiglobulin indirek (tes Coombs indirek)
b. tes serologik untuk hepatitis (B&C), HIV, sifilis (VDRL) dan CMV.
3. Pemeriksaan untuk resipien:
a. major side cross match: serum resipien diinkubasikan dengan RBC donor
untuk mencari antibodi dalam serum resipien.
b. minor side cross match: mencari antibodi dalam serum donor. Tujuannya
hamper sama dengan prosedur 2a.
4. Pemeriksaan klerikal (identifikasi):
Memeriksa dengan teliti dan mencocokkan label darah resipien dan donor. Reaksi
transfusi berat sebagian besar timbul akibat kesalahan identifikasi (klerikal).
5. Prosedur pemberian darah, yaitu:
a. hangatkan darah perlahan-lahan
b. catat nadi, tensi, suhu dan respirasi sebelum transfusi
c. pasang infus dengan infus set darah (memakai alat penyaring)
d. pertama diberi larutan NaCl fisiologik
e. pada 5 menit pertama pemberian darah-beri tetesan pelan-pelan---awasi
adanya urtikaria, bronkhospasme, rasa tidak enak, menggigil. Selanjutnya
awasi tensi, nadi, suhu, dan respirasi.
6. Kecepatan transfusi, yaitu:
a. untuk syok hipovolemik---beri tetesan cepat.
b. normovolemi---beri 500 ml/6jam;
c. pada anemia kronik, penyakit jantung dan paru beri tetesan perlahan-lahan 500
ml/24 jam atau beri diuretika (furosemid) sebelum transfusi.
2.5 KOMPLIKASI TRANSFUSI
Komplikasi yang dapat timbul akibat transfusi darah disebut sebagai reaksi transfusi.
Reaksi transfusi dapat berupa:
1 Reaksi segera (immediate reactions), yaitu:
a. reaksi hemolitik akibat lisis eritrosit donor oleh antibodi dalam serum resipien;
b. reaksi fibril karena antibodi terhadap leukosit atau trombosit;
c. reaksi sensivitas paru dan bronkhospasme karena antibodi terhadap leukosit
d. reaksi alergik anafilaktoid terhadap suatu antigen protein dalam plasma;
e. endotoksinema akibat transfusi mamakai darah yang terkontaminasi kuman
gram negative;
2 Reaksi lambat (delayed reactions)
f. reaksi hemolitik lambat
g.
penularan infeksi: hepatitis B dan C, cytomegalovirus (CMV), malaria dan
sifilis 5
2.6 GEJALA
Gejala timbul akibat terjadi hemolisis intravaskuler akut dan gagal ginjal akut:
1. Fase syok hemolitik (haemolytic shock phase), yaitu :
a. timbul segera atau 1-2 jam setelah transfuse;
b. urtikaria, nyeri pinggang, flushing, sakit kepala, nyeri dada, sesak napas,
muntah, menggigil, febris, hipotensi sampai syok. Dapat terjadi
hemoglobinema, bilirubinemia, ikterus atau DIC;
2. Fase oliguria: timbul akibat acute tubular necrosis yang dapat menimbulkan GGA
(gagal ginjal akut)
3. Fase diuresis: timbul setelah rekoveri dari GGA
2.7 TINDAKAN PADA REAKSI HEMOLITIK AKUT
Pada reaksi hemolitik akibat transfusi harus di ambil tindakan tepat dan cepat karena
keadaan ini termasuk keadaan gawat darurat, seperti:
1. Segera hentikan transfusi. Kerusakan berbanding langsung dengan jumlah drah yang
masuk. Ganti infus set.
2. Berikan tindakan penanggulangan.
3. Ambil contoh darah dari penderita, periksa adanya hemoglobinemia
4. Ambil serum antara lain:
a. satu dikirim kembali ke dinas transfusi untuk pemeriksaan ulang golongan
darah dan pemeriksaan serologik
b. satu lagi dikirim ke laboratorium klinik untuk pemeriksaan ulang bilirubin,
hemoglobinema dan methemalbunemia.
5. Serahkan kembali sisa darah ke dinas transfusi untuk pemeriksaan kembali golongan
darah dan serologik.
6. periksa adanya hemoglobinuria.
7. Setelah 8-10jam, ambil contoh darah kedua untuk pemeriksaan kembali bilirubin dan
methalbuminemia.
2.8 TERAPI
Prinsip pengobatan reaksi transfusi hemolitik ialah mempertahankan tekanan darah dan
perfusi ke ginjal. Tindakan tersebut berupa:
a. berikan infus plasma expander. (Dextran, plasma atau NaCl fisiologik). Pertahankan
keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa;
b. forced diuresis : pemberian furosemid atau manitol;
c. pemberian hidrokortison 100 mg iv dan antihistamin;
d. jika terjadi anemia berat, berikan transfusi darah yang cocok dengan pengawasan ketat;
e.
GGA di atasi, seperti biasa, jika perlu dilakukan dialisis. 6
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a. Kaji riwayat penyakit
b. Kaji apakah pasien pernah mendapat transfuse sebelumnya dan apakah pernah
terjadi reaksi alergi, pirogenik atau lainnya
c. Kaji tanda vital : status pernafasan, sirkulasi, nadi, TD, recappillary refill, suhu.
d. Kaji terapi medis yang sedang dijalani dan apakah berpengaruh pada system
hematologi dan system imun pasien
e. Lakukan pengkajian hematologi (termasuk jumlah darah pasien secara lengkap) dan
system imunologik
f. Cek instruksi dokter : jumlah komponen darah/darah yang dibutuhkan, jenis dan
kecepatan pemberian
g. Cek hasil cross test darah pasien
h. Tanyakan agama pasien : apakah menolak terapi transfuse
3.2 Diagnosa keperawatan
Diagnose yang timbul pada pasien yang menjalani transfuse antara lain :
1. Kekurangan cairan tubuh
2. Menurunnya cardiac output
3. Gangguan pertukaran gas
Sedangkan diagnose yang dapat terjadi pada pasien dengan transfuse yang berhubungan
dengan infeksi nosokomial antara lain :
1. Potensial cedera sehubungan dengan pembentukan komplek antigen antibody
2. Hipertermi sehubungan dengan reaksi transfuse
3.3 Planning
1. Keadaan cairan pasien seimbang
Aktifitas pasien toleran
Kardiak output meningkat
Klien tidak mengalami tranfusi
Tetesan harus dipertahankan sesuai program
2. Keriteria hasil
Klien terbebas dari tanda dan gejala reaksi alergi tranfusi
Hb & Ht dalam keadaan normal
Tanda dan gejala peradangan/pleblitis tidak ada
3. Berikan formulir dan tanda persetujuan klien
4. Pesan darah ke bang darah yang akan dianat beberapa waktu kemudian dalam waktu tidak
lebih dari 30 menit
5. Jelaskan tentang prosedur dan tujuan pemberian pada pasien
6. Anjurkan kepada pasien untuk memberi tahu perawat bila mengalami nafas pendek,
menggigil, sakit kepala, nyeri dan tanda-tanda bintik kemerahan pada kulit
7. Bersama perawat yang lain kaji :
Nama dan indentitas klien dan cocokkan pada pak darah, bank darah
Golongan darah dan Rh
Lakukan Cross darah
Jenis resus dan golongan darah pendonor
Nomor unit RS
Tanggal dan waktu pemberian darah
Jenis tranfusi cek kembali instruksi dokter
Jika terjadi pembekuan darah kembalikan ke bank darah
8. Catat hasil pengontrolan
3.4 IMPLEMENTASI RASIONALISASI
1. Periksa tanda-tanda vital 30 menit
sebelum pemberian tranfusi, lakukan
peningkatan suhu ke dokter
Sebelum melakukan trenfusi kepada klien,
amati temperatur, nadi, tekanan darah,
pernafasan , cek reaksi dengan mencatat
perubahan tanda vital
2. Buang urine klien dan kosongkan urine
bag
Jika terjadi reksi tranfusi ambil contoh
urine yang dibutuhkan dari urine setelah
dilakkan trenfusi darah
3. Cuci tangan dan gunakan hand schon
yang disposibel
Mengurangi tertularnya virus HIV,
Hepatitis, Bakteri darah
4. Pemberian tranfusi darah
Untuk pemberian pada slang
(bercabang) ketiga klem plane
dipasang pada posisi off
Untuk pemberian pada satu
slang klem dipasang pada posisi
off
Mempersiapkan pemberian darah dalam
slang pemindahan klem pada posisi off
untuk mencegah tumpahnya darah dan
mencegah kerusaan darah tersebut
5. Untuk slang yang bercabang
masukkan kedalam kantong 0,9 %
normal salin
Untmakan slang dengan pemberian 0,9
% normal salin
Menggnakan slang yang memungkinkan
perawat dengan cepat memasukkan 0,9 %
normal salin kedalam darah. Cairan
Dextrose tidak pernah digunakan karena
dapat menyebabkan pembekuan darah.
Dalam pemberian Normal salin perawat
menggunakan vena yang tetap atau paten.
Pada pelaksanaan slang bercabang
seharusnya dapat diantisipasi pada berbagai
tranfusi dengan mengikuti petunjuk dan
menlihat banyaknya unit yang dapat
diberikan sebelum slang dirubah
Buka klem pada slang bercaang
dengan menghubungkan
kantong normal salin dan
lepaskan klem yang tidak
digunakan didalam slang
sampai kantong berisi normal
Berikan cairan mengalir dari
kantong normal salin ke kantong
yang kosong
salin
Tutup klem pada slang yang
tidak digunkan
Mencegah aliran infus yang cepat
Putar sisi dari tetmapat drip,
biarkan sarngan sebagai bagian
penutup
Mencegah masuknya gelembung
udara
Bua bagian yang rendah dari
role klem dan isi slang dengan
normal salin
Mengeluarkan semua udara dari
slang
Tutup bagian yang lebihrendah
dari role klem
6. Untuk pelaksanaan satu slang
Memngisi slang dengan darah
Mempersiapkan pelaksanaan
penyaringan dan slang berisi darah
Putar klep infus sampai
saringan terisi dengan darah
Melakukan dengan cepat dengan
menghubungkan mulai dari
persiapan slang infus ke slang
kateter intra vena
Bila menggunakan satu slang
pemberian darah slang lain yang
berisi cairan NaCL 0,9 %
dihubungkan dengan slang
darah tersebut dan gunakan
plester sebagai pengaman
sambungan
Sambungkan slang tranfusi ke
slang kateter untuk menjaga
keseterilan dan buka bagian
yang terrendah dari klem
Tranfusi darah tidak dapat
menggunakan infus set biasa, untuk
mengurangi kerusakan darah
dengan melalui dua cara
dengan jarum
Slang untuk IV yang dapat
menyebabkan trauma pada sel,
masukkan darah melalui vena
7. Perhatikan klem selama 15 - 30 menit
pertama setelah dipasang transusi
pastikan jumlah tetesan 2 - 5 ml/menit
Banyak reaksi yang bisa terjadi dalam 15-
30 menit pertama pada klien dengan
trenfusi, pemasukan sedikit pada
permulaan menurunkan volume darah
klien, akan memperkecil bahaya reaksi
8. Monitor tanda vital setiap 5 menit pada
15 menit pertama, selanjutnya setiap 15
menit setiap jam berikutnya dalam satu
jam sampai semuah darah dimasukkan
dan satu jam setelah trenfusi darah
Kewaspadaan terhadap perubahan tanda-
tanda vital yang ditandai reaksi sedini
mungkin
9. Pasang infus sesusi instruksi dokter.
Darah pack sel biasanya menyebar
keseluruh tubuh setelah 1,5 -2 jam dan
mengalir secara keseluruhan keseluruh
tubuh setelah 2-3 jam
Kondisi klien akan teratur bila tetesan
darah 10 tetes/menit
10. Lakukan spul slang infus dengan NaCL Sisa pemasukan darah lewat IV dan adanya
NaCL dapat mencegah hemolisis
11. Pastikan semua tindakan berlangsung
dengan baik. Lepas sarung tangan dan
cuci tangan
Untuk mengurang transmisi
mikroorganisme
3.5 EVALUASI
1. Observasi reaksi : kedinginan,
kemerahan, gatal, dispnoe, kram dan
bengkak
Tanda-tanda dini reaksi infus
2. Observasi klien dan kaji hasil
laboratorium untuk dapat mencatat
hasil pemberian komponen darah
Untuk mengkaji ada tidaknya perubahan
fisiologis
3. Monitor tempat pemasangan infus dan
kaji keadaan fisiologis setiap
pengukuran tanda vital
Mendeteksi adanya infeltrasi atau plebitis
4. Hasil yang tidak diharapkan bisa terjadi
seperti.
klien menunjukkan tanda
Terjadi bila darah donor tidak sesuai
dengan resipien
kedinginan, panas, urtuikaria,
dispnue, sakitkepala, nyeri dada
Gejala anafilaktik shock:
hipertensi takikardi, kemerahan,
kesdran menurun kardiak ares
Walaupun jarang terjadi tapi biasanya
karena kesalahan pada bank darah atau
salah pemberian/tertukar
Tanda overload cairan :
Dispnoe, takikardi, takipnoe,
cracless
Banyaknya seldarah merah menarik cairan
ke dalam vaskuler karena penambahan
tekanan osmotik
Infiltarsi dan flebitis terjadi
pada vena
Terjadi pada lokasi infus
Pencatatan dan Pelaporan
Mencatat tipe dan jumlah pemberian darah serta respon klien terhadap trenfusi darah
biasanya pencatatan tranfusi dibuat terpisah
Folow up
1. Reaksi tranfusi
Stop darah segera dan ikuti anjuran
Pelihara keadaan infus dengan NaCL
Kembalikan darah ke bank darah
2. Anaphilatic Shock
Ketidak lancaran tranfusi
panggil petugas imergensi
bila perlu CPR
pelihara keadaan IV
3. Overload cairan
Lambatkan atau stop cairan
Turunkan kepala klien
Berikan deuritik, morfin, O2 sesuai anjuran
4. Infiltrasi atau infeksi pada lokasi infus
Pasang infus kembali pada tempat lain
Mengadakan penilain untuk menurunkan infiltrasi atau inflamasi
5. Secara perlahan atau menggoyang bagian bagian infus dapat mencegah timbulnya
kepadatan cairan. Pemberian NaCL secara bersamaan dengan infus darah dapat
mencairkan darah yang terlalu kental
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Transfusi Darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen darah dari seseorang
(donor) kepada orang lain (resipien).
Seseorang yang membutuhkan sejumlah besar darah dalam waktu yang segera
(misalnya karena perdarahan hebat), bisa menerima darah lengkap untuk membantu
memperbaiki volume cairan dan sirkulasinya. Darah lengkap juga bisa diberikan jika
komponen darah yang diperlukan tidak dapat diberikan secara terpisah. Komponen
darah yang paling sering ditransfusikan adalah packed red blood cells (PRC), yang
bisa memperbaiki kapasitas pengangkut oksigen dalam darah.
SARAN
Mahasiswa harus mampu memahami mengenai pengertian, penyebab,
penatalaksanaan transfusi agar dalam menjalankan proses keperawatan dapat
membuat intervensi dan menjalankan implementasi dengan tepat sehingga mencapai
evaluasi dan tingkat kesembuhan yang maksimal pada klien. Selain itu Mahasiswa
juga dapat memperbanyak ilmu dengan mengunjungi seminar dan membaca dari
berbagai sumber.
Daftar pustaka
[1] http://www.suaramerdeka.com/harian/050907/19/ragam1.htm
[2] http://id.wikipedia.org/2007/wiki/Transfusi_darah
[3] http://utdd-pmijateng.blogspot.com/2007/08/pengertian-transfusi-darah.html
[4] http://www.medicastore.com/med/detail_pyk./
[5] Hoffbrand, A.V.2005. Kapita Selekta Hematologi Edisi 4. Jakarta: EGC
[6] Bakta, I Made.2006. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC

Contenu connexe

Tendances

Makalah darah dan golongan darah
Makalah darah dan golongan darahMakalah darah dan golongan darah
Makalah darah dan golongan darah
Sherly ShEra
 
3 komplikasi transfusi darah
3 komplikasi transfusi darah3 komplikasi transfusi darah
3 komplikasi transfusi darah
riski albughari
 
3 fungsi dan tugas utd & bdrs
3 fungsi dan tugas utd & bdrs3 fungsi dan tugas utd & bdrs
3 fungsi dan tugas utd & bdrs
riski albughari
 
laporan Anfisman penentuan golongan darah
laporan Anfisman penentuan golongan darahlaporan Anfisman penentuan golongan darah
laporan Anfisman penentuan golongan darah
Nurramadhani A.Sida
 
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darah
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darahPraktikum i jantung dan sistem peredaran darah
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darah
Biologi Faisal
 
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yangPerbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Nugroho Tristyanto
 

Tendances (20)

Sistem darah a
Sistem darah aSistem darah a
Sistem darah a
 
Gol dar anisa edited
Gol dar anisa editedGol dar anisa edited
Gol dar anisa edited
 
Transfusi darah
Transfusi  darahTransfusi  darah
Transfusi darah
 
Makalah golongan darah
Makalah golongan darahMakalah golongan darah
Makalah golongan darah
 
sistem golongan darah dan transfusi darah
sistem golongan darah dan transfusi darah sistem golongan darah dan transfusi darah
sistem golongan darah dan transfusi darah
 
Makalah darah dan golongan darah
Makalah darah dan golongan darahMakalah darah dan golongan darah
Makalah darah dan golongan darah
 
Sains - Darah Manusia
Sains - Darah ManusiaSains - Darah Manusia
Sains - Darah Manusia
 
Tranfusi darah
Tranfusi darahTranfusi darah
Tranfusi darah
 
3 komplikasi transfusi darah
3 komplikasi transfusi darah3 komplikasi transfusi darah
3 komplikasi transfusi darah
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
 
LKPD Golongan Darah.docx
LKPD Golongan Darah.docxLKPD Golongan Darah.docx
LKPD Golongan Darah.docx
 
3 fungsi dan tugas utd & bdrs
3 fungsi dan tugas utd & bdrs3 fungsi dan tugas utd & bdrs
3 fungsi dan tugas utd & bdrs
 
Donor darah
Donor darahDonor darah
Donor darah
 
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran DarahLaporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
 
laporan Anfisman penentuan golongan darah
laporan Anfisman penentuan golongan darahlaporan Anfisman penentuan golongan darah
laporan Anfisman penentuan golongan darah
 
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darah
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darahPraktikum i jantung dan sistem peredaran darah
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darah
 
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yangPerbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
 
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 

Similaire à Transfusi

Kimia klinik
Kimia klinikKimia klinik
Kimia klinik
hunun
 
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxReferat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
ssuserdc4acc
 
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiAnatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Warnet Raha
 
SISTEM PEREDARAN DARAH HEWAN.pptx
SISTEM PEREDARAN DARAH HEWAN.pptxSISTEM PEREDARAN DARAH HEWAN.pptx
SISTEM PEREDARAN DARAH HEWAN.pptx
Ateh1
 
Darah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natipDarah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natip
Asfar Syafar
 
17.moh. amuy saepudin
17.moh. amuy saepudin17.moh. amuy saepudin
17.moh. amuy saepudin
jackruto
 
17.moh. amuy saepudin
17.moh. amuy saepudin17.moh. amuy saepudin
17.moh. amuy saepudin
jackruto
 

Similaire à Transfusi (20)

BAB II_4.docx
BAB II_4.docxBAB II_4.docx
BAB II_4.docx
 
Makalah transfusi darah
Makalah transfusi darahMakalah transfusi darah
Makalah transfusi darah
 
Makalah pemeriksaan lab darah
Makalah pemeriksaan lab darahMakalah pemeriksaan lab darah
Makalah pemeriksaan lab darah
 
Kimia klinik
Kimia klinikKimia klinik
Kimia klinik
 
Pemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJ
Pemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJPemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJ
Pemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJ
 
Hemogram dan Sediaan Apus
Hemogram dan Sediaan ApusHemogram dan Sediaan Apus
Hemogram dan Sediaan Apus
 
Biologi Sistem Sirkulasi Manusia Kelas 11
Biologi Sistem Sirkulasi Manusia Kelas 11Biologi Sistem Sirkulasi Manusia Kelas 11
Biologi Sistem Sirkulasi Manusia Kelas 11
 
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxReferat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
 
toksikologi 2-dikonversi.docx
toksikologi 2-dikonversi.docxtoksikologi 2-dikonversi.docx
toksikologi 2-dikonversi.docx
 
Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darahSistem peredaran darah
Sistem peredaran darah
 
Peredaran darah dan pengangkutan
Peredaran darah dan pengangkutanPeredaran darah dan pengangkutan
Peredaran darah dan pengangkutan
 
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiAnatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
 
Tugas kelompok agama
Tugas kelompok agamaTugas kelompok agama
Tugas kelompok agama
 
Tugas kelompok agama
Tugas kelompok agamaTugas kelompok agama
Tugas kelompok agama
 
Tugas kelompok agama
Tugas kelompok agamaTugas kelompok agama
Tugas kelompok agama
 
SISTEM PEREDARAN DARAH HEWAN.pptx
SISTEM PEREDARAN DARAH HEWAN.pptxSISTEM PEREDARAN DARAH HEWAN.pptx
SISTEM PEREDARAN DARAH HEWAN.pptx
 
ppt_darah_asli_ppt.ppt
ppt_darah_asli_ppt.pptppt_darah_asli_ppt.ppt
ppt_darah_asli_ppt.ppt
 
Darah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natipDarah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natip
 
17.moh. amuy saepudin
17.moh. amuy saepudin17.moh. amuy saepudin
17.moh. amuy saepudin
 
17.moh. amuy saepudin
17.moh. amuy saepudin17.moh. amuy saepudin
17.moh. amuy saepudin
 

Transfusi

  • 1. Sistem Imun Dan Hematologi Askep PASIEN TERPASANG TRANSFUSI Disusun Oleh : Reni Nur Indah Rita Yuliana Ria Khusnul K Setyo hary N Singgih Suhartoyo Syaifur rahman Agus Budhi Setyadji Misbahul Munir Yolenta Soares Yahya Urias B Roswhita Yusfrit SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN 2011/2012
  • 2. DAFTAR ISI Halaman judul........................................................................................................ Daftar isi ................................................................................................................. Kata pengantar....................................................................................................... BAB 1 :PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.................................................................................................1 1.3 Tujuan...............................................................................................................2 BAB 11 :TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian.........................................................................................................2 2.2 Tujuan transfuse darah...................................................................................2 2.3 Darah dan komponen darah...........................................................................3 2.4 Prosedur transfusi darah ................................................................................4 2.5 Komplikasi transfusi........................................................................................5 2.6 Gejala. ...............................................................................................................5 2.7 Tindakan pada reaksasi akut..........................................................................5 2.8 Terapi................................................................................................................6 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian ........................................................................................................7 3.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................................7 3.3 Planning. ...........................................................................................................7 3.4 Implementasi. ...................................................................................................8 3.5 Evaluasi.............................................................................................................11 BAB IV : PENUTUP 4.1 Kesimpulan.......................................................................................................14 4.2 Saran. ................................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
  • 3. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr.wb Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan makalah Sistem Hemetologi & Imunologi yang berjudul ” Askep Px dengan terpasang transfusi” tepat pada waktunya. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengerjakan makalah ini. Makalah Sistem Imun ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas agar mahasiswa dapat mengetahui tentang px dengan terpasang transfusi Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada: • Ibu Dra. Soelijah Hadi, M.Kes. M.M, selaku ketua STIKES HUSADA JOMBANG • Bapak Wahyu S.Kep,,Ns selaku dosen pembimbing dan dosen wali • Teman – teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Penulis juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis dapat berbuat lebih banyak di kemudian hari. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Jombang , 30 Mei 2013 Penulis
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transfusi Darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). 2 Adapun beberapa tujuan transfusi darah dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:  Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor.  Memelihara keadaan biologis darah atau komponen – komponennya agar tetap bermanfaat.  Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran darah).  Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah.  Memperbaiki fungsi Hemostatis.  Tindakan terapi kasus tertentu. 3 Tergantung kepada alasan dilakukannya transfusi, bisa diberikan darah lengkap atau komponen darah (misalnya sel darah merah, trombosit, faktor pembekuan, plasma segar yang dibekukan/bagian cairan dari darah atau sel darah putih). Jika memungkinkan, akan lebih baik jika transfusi yang diberikan hanya terdiri dari komponen darah yang diperlukan oleh resipien. Memberikan komponen tertentu lebih aman dan tidak boros. 2.2 TUJUAN Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan terpasang transfusi
  • 5. BAB II Tinjauan pustaka 2.I DEFINISI Transfusi Darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). 2 2.2 TUJUAN TRANSFUSI DARAH Adapun beberapa tujuan transfusi darah dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:  Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor.  Memelihara keadaan biologis darah atau komponen – komponennya agar tetap bermanfaat.  Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran darah).  Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah.  Memperbaiki fungsi Hemostatis.  Tindakan terapi kasus tertentu. 3 Tergantung kepada alasan dilakukannya transfusi, bisa diberikan darah lengkap atau komponen darah (misalnya sel darah merah, trombosit, faktor pembekuan, plasma segar yang dibekukan/bagian cairan dari darah atau sel darah putih). Jika memungkinkan, akan lebih baik jika transfusi yang diberikan hanya terdiri dari komponen darah yang diperlukan oleh resipien. Memberikan komponen tertentu lebih aman dan tidak boros. Teknik penyaringan darah sekarang ini sudah jauh lebih baik, sehingga transfusi lebih aman dibandingkan sebelumnya. Tetapi masih ditemukan adanya resiko untuk resipien, seperti reaksi alergi dan infeksi. Meskipun kemungkinan terkena AIDS atau hepatitis melalui transfusi sudah kecil, tetapi harus tetap waspada akan resiko ini dan sebaiknya transfusi hanya dilakukan jika tidak ada pilihan lain.
  • 6. 2.3 DARAH & KOMPONEN DARAH Seseorang yang membutuhkan sejumlah besar darah dalam waktu yang segera (misalnya karena perdarahan hebat), bisa menerima darah lengkap untuk membantu memperbaiki volume cairan dan sirkulasinya. Darah lengkap juga bisa diberikan jika komponen darah yang diperlukan tidak dapat diberikan secara terpisah. Komponen darah yang paling sering ditransfusikan adalah packed red blood cells (PRC), yang bisa memperbaiki kapasitas pengangkut oksigen dalam darah. Komponen ini bisa diberikan kepada seseorang yang mengalami perdarahan atau penderita anemia berat. Yang jauh lebih mahal daripada PRC adalah frozen-thawed red blood cells, yang biasanya dicadangkan untuk transfusi golongan darah yang jarang. Beberapa orang yang membutuhkan darah mengalami alergi terhadap darah donor. Jika obat tidak dapat mencegah reaksi alergi ini, maka harus diberikan sel darah merah yang sudah dicuci. Jumlah trombosit yang terlalu sedikit (trombositopenia) bisa menyebabkan perdarahan spontan dan hebat. Transfusi trombosit bisa memperbaiki kemampuan pembekuandarah. Faktor pembekuan darah adalah protein plasma yang secara normal bekerja dengan trombosit untuk membantu membekunya darah. Tanpa pembekuan, perdarahan karena suatu cedera tidak akan berhenti. Faktor pembekuan darah yang pekat bisa diberikan kepada penderita kelainan perdarahan bawaan, seperti hemofilia atau penyakit von Willebrand. Plasma juga merupakan sumber dari faktor pembekuan darah. Plasma segar yang dibekukan digunakan pada kelainan perdarahan, dimana tidak diketahui faktor pembekuan mana yang hilang atau jika tidak dapat diberikan faktor pembekuan darah yang pekat. Plasma segar yang dibekukan juga digunakan pada perdarahan yang disebabkan oleh pembentukan protein faktor pembekuan yang tidak memadai, yang merupakan akibat dari kegagalan hati. Meskipun jarang, sel darah putih ditransfusikan untuk mengobati infeksi yang mengancam nyawa penderita yang jumlah sel darah putihnya sangat berkurang atau penderita yang sel darah putihnya tidak berfungsi secara normal. Pada keadaan ini biasanyadigunakanantibiotik. Antibodi (imunoglobulin), yang merupakan komponen darah untuk melawan penyakit, juga kadang diberikan untuk membangun kekebalan pada orang-orang yang telah terpapar oleh penyakit infeksi (misalnya cacar air atau hepatitis) atau pada orang yang kadar antibodinya rendah. 4
  • 7. 2.4 PROSEDUR TRANSFUSI DARAH Transfusi darah harus melalui prosedur yang ketat untuk mencegah efek samping ( reaksi transfusi ) yang dapat timbul. Prosedur itu adalah: 1. Penentuan golongan darah ABO dan Rh. Baik donor maupun resipien harus mempunyai golongan darah yang sama. 2. Pemeriksaan untuk donor terdiri atas: a. penapisan (screening) terhadap antibodi dalam serum donor dengan tes antiglobulin indirek (tes Coombs indirek) b. tes serologik untuk hepatitis (B&C), HIV, sifilis (VDRL) dan CMV. 3. Pemeriksaan untuk resipien: a. major side cross match: serum resipien diinkubasikan dengan RBC donor untuk mencari antibodi dalam serum resipien. b. minor side cross match: mencari antibodi dalam serum donor. Tujuannya hamper sama dengan prosedur 2a. 4. Pemeriksaan klerikal (identifikasi): Memeriksa dengan teliti dan mencocokkan label darah resipien dan donor. Reaksi transfusi berat sebagian besar timbul akibat kesalahan identifikasi (klerikal). 5. Prosedur pemberian darah, yaitu: a. hangatkan darah perlahan-lahan b. catat nadi, tensi, suhu dan respirasi sebelum transfusi c. pasang infus dengan infus set darah (memakai alat penyaring) d. pertama diberi larutan NaCl fisiologik e. pada 5 menit pertama pemberian darah-beri tetesan pelan-pelan---awasi adanya urtikaria, bronkhospasme, rasa tidak enak, menggigil. Selanjutnya awasi tensi, nadi, suhu, dan respirasi. 6. Kecepatan transfusi, yaitu: a. untuk syok hipovolemik---beri tetesan cepat. b. normovolemi---beri 500 ml/6jam; c. pada anemia kronik, penyakit jantung dan paru beri tetesan perlahan-lahan 500 ml/24 jam atau beri diuretika (furosemid) sebelum transfusi.
  • 8. 2.5 KOMPLIKASI TRANSFUSI Komplikasi yang dapat timbul akibat transfusi darah disebut sebagai reaksi transfusi. Reaksi transfusi dapat berupa: 1 Reaksi segera (immediate reactions), yaitu: a. reaksi hemolitik akibat lisis eritrosit donor oleh antibodi dalam serum resipien; b. reaksi fibril karena antibodi terhadap leukosit atau trombosit; c. reaksi sensivitas paru dan bronkhospasme karena antibodi terhadap leukosit d. reaksi alergik anafilaktoid terhadap suatu antigen protein dalam plasma; e. endotoksinema akibat transfusi mamakai darah yang terkontaminasi kuman gram negative; 2 Reaksi lambat (delayed reactions) f. reaksi hemolitik lambat g. penularan infeksi: hepatitis B dan C, cytomegalovirus (CMV), malaria dan sifilis 5 2.6 GEJALA Gejala timbul akibat terjadi hemolisis intravaskuler akut dan gagal ginjal akut: 1. Fase syok hemolitik (haemolytic shock phase), yaitu : a. timbul segera atau 1-2 jam setelah transfuse; b. urtikaria, nyeri pinggang, flushing, sakit kepala, nyeri dada, sesak napas, muntah, menggigil, febris, hipotensi sampai syok. Dapat terjadi hemoglobinema, bilirubinemia, ikterus atau DIC; 2. Fase oliguria: timbul akibat acute tubular necrosis yang dapat menimbulkan GGA (gagal ginjal akut) 3. Fase diuresis: timbul setelah rekoveri dari GGA 2.7 TINDAKAN PADA REAKSI HEMOLITIK AKUT Pada reaksi hemolitik akibat transfusi harus di ambil tindakan tepat dan cepat karena keadaan ini termasuk keadaan gawat darurat, seperti:
  • 9. 1. Segera hentikan transfusi. Kerusakan berbanding langsung dengan jumlah drah yang masuk. Ganti infus set. 2. Berikan tindakan penanggulangan. 3. Ambil contoh darah dari penderita, periksa adanya hemoglobinemia 4. Ambil serum antara lain: a. satu dikirim kembali ke dinas transfusi untuk pemeriksaan ulang golongan darah dan pemeriksaan serologik b. satu lagi dikirim ke laboratorium klinik untuk pemeriksaan ulang bilirubin, hemoglobinema dan methemalbunemia. 5. Serahkan kembali sisa darah ke dinas transfusi untuk pemeriksaan kembali golongan darah dan serologik. 6. periksa adanya hemoglobinuria. 7. Setelah 8-10jam, ambil contoh darah kedua untuk pemeriksaan kembali bilirubin dan methalbuminemia. 2.8 TERAPI Prinsip pengobatan reaksi transfusi hemolitik ialah mempertahankan tekanan darah dan perfusi ke ginjal. Tindakan tersebut berupa: a. berikan infus plasma expander. (Dextran, plasma atau NaCl fisiologik). Pertahankan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa; b. forced diuresis : pemberian furosemid atau manitol; c. pemberian hidrokortison 100 mg iv dan antihistamin; d. jika terjadi anemia berat, berikan transfusi darah yang cocok dengan pengawasan ketat; e. GGA di atasi, seperti biasa, jika perlu dilakukan dialisis. 6
  • 10. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian a. Kaji riwayat penyakit b. Kaji apakah pasien pernah mendapat transfuse sebelumnya dan apakah pernah terjadi reaksi alergi, pirogenik atau lainnya c. Kaji tanda vital : status pernafasan, sirkulasi, nadi, TD, recappillary refill, suhu. d. Kaji terapi medis yang sedang dijalani dan apakah berpengaruh pada system hematologi dan system imun pasien e. Lakukan pengkajian hematologi (termasuk jumlah darah pasien secara lengkap) dan system imunologik f. Cek instruksi dokter : jumlah komponen darah/darah yang dibutuhkan, jenis dan kecepatan pemberian g. Cek hasil cross test darah pasien h. Tanyakan agama pasien : apakah menolak terapi transfuse 3.2 Diagnosa keperawatan Diagnose yang timbul pada pasien yang menjalani transfuse antara lain : 1. Kekurangan cairan tubuh 2. Menurunnya cardiac output 3. Gangguan pertukaran gas Sedangkan diagnose yang dapat terjadi pada pasien dengan transfuse yang berhubungan dengan infeksi nosokomial antara lain : 1. Potensial cedera sehubungan dengan pembentukan komplek antigen antibody 2. Hipertermi sehubungan dengan reaksi transfuse 3.3 Planning 1. Keadaan cairan pasien seimbang Aktifitas pasien toleran Kardiak output meningkat
  • 11. Klien tidak mengalami tranfusi Tetesan harus dipertahankan sesuai program 2. Keriteria hasil Klien terbebas dari tanda dan gejala reaksi alergi tranfusi Hb & Ht dalam keadaan normal Tanda dan gejala peradangan/pleblitis tidak ada 3. Berikan formulir dan tanda persetujuan klien 4. Pesan darah ke bang darah yang akan dianat beberapa waktu kemudian dalam waktu tidak lebih dari 30 menit 5. Jelaskan tentang prosedur dan tujuan pemberian pada pasien 6. Anjurkan kepada pasien untuk memberi tahu perawat bila mengalami nafas pendek, menggigil, sakit kepala, nyeri dan tanda-tanda bintik kemerahan pada kulit 7. Bersama perawat yang lain kaji : Nama dan indentitas klien dan cocokkan pada pak darah, bank darah Golongan darah dan Rh Lakukan Cross darah Jenis resus dan golongan darah pendonor Nomor unit RS Tanggal dan waktu pemberian darah Jenis tranfusi cek kembali instruksi dokter Jika terjadi pembekuan darah kembalikan ke bank darah 8. Catat hasil pengontrolan 3.4 IMPLEMENTASI RASIONALISASI 1. Periksa tanda-tanda vital 30 menit sebelum pemberian tranfusi, lakukan peningkatan suhu ke dokter Sebelum melakukan trenfusi kepada klien, amati temperatur, nadi, tekanan darah, pernafasan , cek reaksi dengan mencatat perubahan tanda vital
  • 12. 2. Buang urine klien dan kosongkan urine bag Jika terjadi reksi tranfusi ambil contoh urine yang dibutuhkan dari urine setelah dilakkan trenfusi darah 3. Cuci tangan dan gunakan hand schon yang disposibel Mengurangi tertularnya virus HIV, Hepatitis, Bakteri darah 4. Pemberian tranfusi darah Untuk pemberian pada slang (bercabang) ketiga klem plane dipasang pada posisi off Untuk pemberian pada satu slang klem dipasang pada posisi off Mempersiapkan pemberian darah dalam slang pemindahan klem pada posisi off untuk mencegah tumpahnya darah dan mencegah kerusaan darah tersebut 5. Untuk slang yang bercabang masukkan kedalam kantong 0,9 % normal salin Untmakan slang dengan pemberian 0,9 % normal salin Menggnakan slang yang memungkinkan perawat dengan cepat memasukkan 0,9 % normal salin kedalam darah. Cairan Dextrose tidak pernah digunakan karena dapat menyebabkan pembekuan darah. Dalam pemberian Normal salin perawat menggunakan vena yang tetap atau paten. Pada pelaksanaan slang bercabang seharusnya dapat diantisipasi pada berbagai tranfusi dengan mengikuti petunjuk dan menlihat banyaknya unit yang dapat diberikan sebelum slang dirubah Buka klem pada slang bercaang dengan menghubungkan kantong normal salin dan lepaskan klem yang tidak digunakan didalam slang sampai kantong berisi normal Berikan cairan mengalir dari kantong normal salin ke kantong yang kosong
  • 13. salin Tutup klem pada slang yang tidak digunkan Mencegah aliran infus yang cepat Putar sisi dari tetmapat drip, biarkan sarngan sebagai bagian penutup Mencegah masuknya gelembung udara Bua bagian yang rendah dari role klem dan isi slang dengan normal salin Mengeluarkan semua udara dari slang Tutup bagian yang lebihrendah dari role klem 6. Untuk pelaksanaan satu slang Memngisi slang dengan darah Mempersiapkan pelaksanaan penyaringan dan slang berisi darah Putar klep infus sampai saringan terisi dengan darah Melakukan dengan cepat dengan menghubungkan mulai dari persiapan slang infus ke slang kateter intra vena Bila menggunakan satu slang pemberian darah slang lain yang berisi cairan NaCL 0,9 % dihubungkan dengan slang darah tersebut dan gunakan plester sebagai pengaman sambungan Sambungkan slang tranfusi ke slang kateter untuk menjaga keseterilan dan buka bagian yang terrendah dari klem Tranfusi darah tidak dapat menggunakan infus set biasa, untuk mengurangi kerusakan darah dengan melalui dua cara dengan jarum Slang untuk IV yang dapat menyebabkan trauma pada sel, masukkan darah melalui vena 7. Perhatikan klem selama 15 - 30 menit pertama setelah dipasang transusi pastikan jumlah tetesan 2 - 5 ml/menit Banyak reaksi yang bisa terjadi dalam 15- 30 menit pertama pada klien dengan trenfusi, pemasukan sedikit pada
  • 14. permulaan menurunkan volume darah klien, akan memperkecil bahaya reaksi 8. Monitor tanda vital setiap 5 menit pada 15 menit pertama, selanjutnya setiap 15 menit setiap jam berikutnya dalam satu jam sampai semuah darah dimasukkan dan satu jam setelah trenfusi darah Kewaspadaan terhadap perubahan tanda- tanda vital yang ditandai reaksi sedini mungkin 9. Pasang infus sesusi instruksi dokter. Darah pack sel biasanya menyebar keseluruh tubuh setelah 1,5 -2 jam dan mengalir secara keseluruhan keseluruh tubuh setelah 2-3 jam Kondisi klien akan teratur bila tetesan darah 10 tetes/menit 10. Lakukan spul slang infus dengan NaCL Sisa pemasukan darah lewat IV dan adanya NaCL dapat mencegah hemolisis 11. Pastikan semua tindakan berlangsung dengan baik. Lepas sarung tangan dan cuci tangan Untuk mengurang transmisi mikroorganisme 3.5 EVALUASI 1. Observasi reaksi : kedinginan, kemerahan, gatal, dispnoe, kram dan bengkak Tanda-tanda dini reaksi infus 2. Observasi klien dan kaji hasil laboratorium untuk dapat mencatat hasil pemberian komponen darah Untuk mengkaji ada tidaknya perubahan fisiologis 3. Monitor tempat pemasangan infus dan kaji keadaan fisiologis setiap pengukuran tanda vital Mendeteksi adanya infeltrasi atau plebitis 4. Hasil yang tidak diharapkan bisa terjadi seperti. klien menunjukkan tanda Terjadi bila darah donor tidak sesuai dengan resipien
  • 15. kedinginan, panas, urtuikaria, dispnue, sakitkepala, nyeri dada Gejala anafilaktik shock: hipertensi takikardi, kemerahan, kesdran menurun kardiak ares Walaupun jarang terjadi tapi biasanya karena kesalahan pada bank darah atau salah pemberian/tertukar Tanda overload cairan : Dispnoe, takikardi, takipnoe, cracless Banyaknya seldarah merah menarik cairan ke dalam vaskuler karena penambahan tekanan osmotik Infiltarsi dan flebitis terjadi pada vena Terjadi pada lokasi infus Pencatatan dan Pelaporan Mencatat tipe dan jumlah pemberian darah serta respon klien terhadap trenfusi darah biasanya pencatatan tranfusi dibuat terpisah Folow up 1. Reaksi tranfusi Stop darah segera dan ikuti anjuran Pelihara keadaan infus dengan NaCL Kembalikan darah ke bank darah 2. Anaphilatic Shock Ketidak lancaran tranfusi panggil petugas imergensi bila perlu CPR pelihara keadaan IV
  • 16. 3. Overload cairan Lambatkan atau stop cairan Turunkan kepala klien Berikan deuritik, morfin, O2 sesuai anjuran 4. Infiltrasi atau infeksi pada lokasi infus Pasang infus kembali pada tempat lain Mengadakan penilain untuk menurunkan infiltrasi atau inflamasi 5. Secara perlahan atau menggoyang bagian bagian infus dapat mencegah timbulnya kepadatan cairan. Pemberian NaCL secara bersamaan dengan infus darah dapat mencairkan darah yang terlalu kental
  • 17. BAB IV PENUTUP Kesimpulan Transfusi Darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Seseorang yang membutuhkan sejumlah besar darah dalam waktu yang segera (misalnya karena perdarahan hebat), bisa menerima darah lengkap untuk membantu memperbaiki volume cairan dan sirkulasinya. Darah lengkap juga bisa diberikan jika komponen darah yang diperlukan tidak dapat diberikan secara terpisah. Komponen darah yang paling sering ditransfusikan adalah packed red blood cells (PRC), yang bisa memperbaiki kapasitas pengangkut oksigen dalam darah. SARAN Mahasiswa harus mampu memahami mengenai pengertian, penyebab, penatalaksanaan transfusi agar dalam menjalankan proses keperawatan dapat membuat intervensi dan menjalankan implementasi dengan tepat sehingga mencapai evaluasi dan tingkat kesembuhan yang maksimal pada klien. Selain itu Mahasiswa juga dapat memperbanyak ilmu dengan mengunjungi seminar dan membaca dari berbagai sumber.
  • 18. Daftar pustaka [1] http://www.suaramerdeka.com/harian/050907/19/ragam1.htm [2] http://id.wikipedia.org/2007/wiki/Transfusi_darah [3] http://utdd-pmijateng.blogspot.com/2007/08/pengertian-transfusi-darah.html [4] http://www.medicastore.com/med/detail_pyk./ [5] Hoffbrand, A.V.2005. Kapita Selekta Hematologi Edisi 4. Jakarta: EGC [6] Bakta, I Made.2006. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC