Dokumen tersebut membandingkan penggunaan buku pelajaran konvensional dan modul dalam mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Ringkasannya adalah bahwa modul lebih efektif karena dirancang untuk pembelajaran mandiri dengan aktivitas belajar dan penyajian materi yang lebih fokus, sedangkan buku pelajaran cenderung lebih informatif dengan cakupan materi yang lebih luas.
1. KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA BUKU PELAJARAN
DAN MODUL DALAM PENCAPAIAN TUJUAN
PEMPELAJARAN SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN
Agus Kris Triyanto
69090059
Abstrak
Media pembelajaran saat ini telah mejadi hal yang sangat diperlukan dalam rangka
pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efiseien. Sekurang-kurangnya ada
empat fungsi media pembelajaran ini, keempat fungsi tersebut adalah : pertama fungsi
sebagai sumber belajar, kedua fungsi semantik, ketiga fungsi manipulatif dan keempat
fungsi sosio-kultural. Media dalam proses pembelajaran dapat dikelompakkan menjadi
empat kelompok besar, yakni media audio, media visual, media audio visual dan
multimedia. Dari dua media pembelajaran yang dibandingkan, yaitu buku pelaran biasa
dengan modul, dapat disumpulkan bahwa penggunaan modul lebih efektif dan efisien
dalam mendukung pancapaian tujuan pembelajaran, antara lain disebahkan karena
penyusunan modul mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
Pendahuluan
Telah sejak lama berbagai penelitian dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana
penggunaan media pembelajaran dapat miningkatkan pencapaian hasil pembelajaran secara
efektif dan efisein. Penelitian ini diawali dengan evaliasi media untuk melihat apakah suatu
media dapat dipergunakan untuk pembelajaran. Penelitian ini baiasnya berasumsi bahwa
media stimulus dapat mengubah perilaku peserta didik. Akan tetapi hasil itu dianggap kurang
dapat diandalkan karena hasilnya menunjukkan untuk pembelajaran.
Oleh karena itu penelitian selanjutnya lebih diarahkan pada perbandingan media untuk
pembelajaran. Penelitian ini bertujan untuk mengetahui apakah sutu media lebih baik dari
media lainya, dalam tulisan ini akan di sajiakan perbandingan antara buku pelajaran biasa
dengan modul.
2. Mengapa Media Pembelajaran Diperlukan ?
Pernahkah guru menghadiapi kesulitan dalam menjelaskan suatu materi pelajaran
kepada muridnya? Misalnya : guru ingin menjelaskan tentang seekor binatang padang pasir
yang disebut unta kepada murid SD kelas awal. Contoh lain guru ingin menjelaskan tentang
kereta api kepada murid yang tinggal di daerah yang tidak ada kereta api, guru akan
menjelaskan tentang bahaya narkoba dan zat adiktif. Paparan berikut ini adalah beberapa cara
yang mungkin dapat dilakukan oleh guru.
Cara pertama, guru akan bercerita tentang unta, kereta api atau narkoba dan zat adiktif.
Seorang guru dapat berceritamungkin karena menbaca buku, cerita orang lain atau pernah
melihat objek-objek itu. Apabila murid-murid sekolah itu sama sekali belum tahu, belum pernah
melihat secara langsung atau bahkan belum pernah melihat gambar objek-objek itu, maka
betapa sulitnya guru menjelaskan hanya dengan kata-kata tentang objek tersebut. Kalau guru
itu seorang yang ahli bercerita, tentu cerita itu akan menarik bagi murid-muridnya. Namun tidak
semua orang diberikan karunia kepandaian bercerita. Penjelasana dengan kata-kata mungkin
akan menhabiskan waktu yang lama. Pemahaman murid berbeda sesuai dengan pengetahuan
mereka sebelumnya, bahkan mungkin akan menimbulkan kesalahan persepsi.
Cara kedua, guru membawa murid sudi wisata melihat objek-objek itu. Guru membawa
murid ke satsiun kereta, ke RSKO, atau menugasi muridnya melakukan pengamatan dan
wawancara. Cara ini lebih efektif dari pada cara sebelumnya. Namun masalahnya berapa biaya
yang harus ditanggung, berapa lama waktu yang diperlukan. Cara ini efektif namun tidak
efisien. Tidak mungkin semua murid daoat melakukannya karena berbagai keterbatasan yang
ada, misalnya keterbatasan tempat, waktu dan biaya.
Cara ketiga, guru membawa gambar, lukisan, foto,film tentang objek-objek tersebut.
Cara ini akan sangat membantu guru dalam memberikan penjelsan kepada para murid. Selain
meghemat kata-kata, menghemat waktu, penjelasan guru juga menjadi lebih mudah dimengerti,
menghemat waktu, menarik, membangkitkan motivasi belajar, menghilangkan
kesalahpemahaman, serta informasi yang disampaikan menjadi lebih konsisten.
Ketiga cara yang telah dipaparkan di atas, cara ketiga adalah cara yang paling tepat
dan bijaksana dilakukan oleh guru. Media belajar itu diperlukan oleh guru agar pembelajaran
dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Fungsi Media Pembelajaran
Pada dasarnya fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai sumber belajar.
Fungsi-fungsi yang lain merupakan hasil pertimbangan pada kajian-kajian tentang ciri-ciri umum
yang dimilikinya, bahasa yang dipakai dalam penyampaian pesandan dampak yang
ditimbulkannya.
1. Fungsi media Pembelajaran sebagai Sumber Belajar
Mudhoffir dalam bukunya yang berjudul Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber belajar
(1992:1-2) menyebutkan bahwa sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen
sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, tehnik dan lingkungan yang
mana hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber balajar
dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada diluar diri peserta didik dan
memungkinkan serta memudahkan terjadinya proses belajar.
Pemahaman di atas sejalan dengan pernyataan Edger Dale ( Ahmad Rohani, 1997:102)
bahwa sumber belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas,
yaitu seluas kehidupan yang mencakup segala yang dapat dialami, yang dapat
menimbulkan peristiwa belajar.
2. Fungsi Semantik
Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata yang makna atau
maksudnya benar-benar dipahami oleh siswa.
3. Bila kata tersebut merujuk pada peristiwa, sifat sesuatu, tindakan, hubungan konsep dan
lain-lainya, misalnya kata iman, etika atau tanggung jawab, maka masalah komunikasi akan
menjadi tambah rumit apabila komunikasinya hanya menggunakan bahasa verbal. Namun,
bagi guru yang kreatif dan mampu mendayahunakan media pembelajaran secara tepat hal
itu dapat dengan mudah diatasi, yakni dengan memberikan penjelasanmelalui bahasa
dramatisasi, simulasi, cerita, cerita bergambar, dan lain-lain
3. Fungsi Manipulatif
Fungsi manipulatif ini didasrkan pada ciri-ciri (karakteristik) umum yang dimilikinya.
Berdasarkan karakteristik umum ini mediamemiliki dua kemampuan, yakni kemampuan
mengatasi batas-batas ruang dan batas-batas waktu serta mengatasi keterbatasan inderawi
manusia.
Kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas waktu dan ruang, yaitu :
a. Kemampuan media menhadirkan objek atau pristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk
aslinya, seperti peristiwa bencana alam.
b. Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu sangat
panjang menjadi singkat, seperti peristiwa metamorfosis.
c. Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah berlalu
terutama pada pelajaran sejarah dan agama, misalnya: invasi bangsa mongol ke
Bagdad. Peristiwa-peristiwa sejarah itu dapat dituangkan dalam film, dongeng, atau
cerita bergambar.
Kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan inderawi manusia, yaitu :
a. Membantu murid dalam memahami objek yang sulit diamati karena terlalu kecil, seperti
melekul, sel, atom, yakni dengan memanfaatkan gambar, film, dan lain-lainya.
b. Membantu murid dalam memahami objek yang bergerak terlalu cepat atau bahkan
terlalu lambat, seperti proses metamorfosis. Hal ini dapat memanfaatkan gambar.
c. Membantu murid dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan suarau, seperti
bahasa asing dan bernyanyi, yakni dengan memanfaatkan kaset.
d. Membantu murid dalam memahami objek yang terlalu kompleks, misalnya dengan
memanfaatkan diagram, peta dan grafik.
4. Fungsi Psikologis
a. Fungsi Atensi
Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian murid terhadap bahan ajar, media
pembelajaran yang tepat guna adalah media pembelajaran yang mampu menarik dan
memfokuskan perhatian siswa.
b. Fungsi Afektif
Yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan murid
terhadap sesuatu. Media pembelajaranyang tepat guna dapat meningkatkan sambutan
atau penerimaan siswa terhadap stimulus tertentu.
c. Fungsi Kognitif
Siswa yang belajar melalui media pembelajaran nakan memperoleh dan menggunakan
bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi. Objek-objek itu
direpresentasikan atau dihadirkan dalam diri seseorang melalui gagasan atau lambang,
yang dalam psikologi semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental.
d. Fungsi imajinatif
Media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi
siswa.
e. Fungsi Motivasi
Motivasi dalam hal ini dapat diartikan sebagai seni mendorong siswa untuk terdorong
melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Guru dapat
memotivasi murid dengan cara membangkitkan minat belajar siswa dengancara
memberikan dan menimbulkan harapan. Salah satu pemberian harapan itu yakni
dengan cara memudahkan siswa dalam menerima dan memahami isi pelajaran yakni
dengan pemanfaatan media pembelajaran yang tepat guna.
f. Fungsi Sosio Kultural
Fungsi media dilihat dari sosio kultural, yakni mengtasi hambatan sosio kultural antara
guru dan murid. Perbedaan latar belakan antara guru dan murid seringkali menimbulkan
masalah dalam penyampaian pesan pembelajaran. Masalah ini dapat diatasi media
pembelajaran, karena pada pronsipnya media pembelajaran memiliki kemampuan
4. dalam memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama pula.
Media dalam proses pembelajaran dapat dikelompakkan menjadi 4 kelompok besar,
yakni media audio, media visual, media audio visual dan multimedia (Yudhi Munadi,2008:54-
56).
1. Media Audio
Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu
memanipulasi kemampuan suara semata. Dilihat dari sifat pesan yang diterimannya media
audio ini menerima pesan verbal dan non verbal. Yang termasuk jenis media ini antara lain :
program radio, alat perekam, audio tape, cassete dan compact disk.
2. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya dapat melibatkan indera penglihatan. Termasuk
dalam media ini adalah media cetak, papan pamer. OHP, LCD dan lain sebagainya.
3. Media Audio Visual
Media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan
sekaligus dalan satu proses. Yang termasuk media ini misalnya : film dokumenter, film
drama, program televisi, dan lain-lain.
4. Multimedia
Multimedia adalah suatu media yang melibatkan berbagai indera dalam proses
pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang memberikan
pengalaman secara langsung, bisa melalui internet dan komputer.
Buku Pelajaran dan modul
Bila komunikasi nonverbal didefinisikan sebagai komunikasi tanpa kata-kata atau lisan
maka penyederhanaan ini terlalau berlebihan, karena kata yang berbentuk tulisan tetap
dianggan verbal meskipun tidak memiliki unsur suara.
Bahasa verbal dalam bentuk tulisan ini banyak ditemukan dalam buku dan modul. Di
antara kedua sumber belajar tersebut dapat dibedakan , buku merupakan sumber belajar yang
dibuat untuk kepentingan umum dan biasanya seorang siswa yang membaca bukupelajaran
biasa masih memerlukan bantuan orang lain (guru atau orang tua) untuk menjelaskan secara
detail isi buku tersebut.
Dilihat dari sifat penyajian pesannya, buku pelajaran biasa cenderung informatof dan
lebih menekankan pada sajian materi ajar dengan cakupan lebih luas dan umum, maka proses
komunikasi yang berlangsung menjadi satu arah dan pembacanya cenderung pasif.
Sementara modul merupakan bahan belajar yang dapat digunakan oleh siswa untuk
belajar secara mandiri dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain. Dikatakan demikan,
karena modul di buat berdasarkan program pembelajaran yang utuh dan sistematis serta
dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri. Di dalam modul mengandung tujuan, bahan dan
kegiatan belajar, serta evaluasi. Oleh karena itu cakupan bahasan dalam modul lebih fous dan
terukur, serta lebih mementingkan aktivitas belajar pembacanya, semua sajiannya disampaikan
melalui bahasa yang komunikatif. Dengan sifat penyajian tersebut maka proses komunikasinya
dua arah bahkan dapat dikatakan bahwa modul dapat menggantikan peran pengajar.
Sebagai sebuah contoh kasus, dalam materi pejaran biologi tentang ciri- ciri tumbuhan
dikotil dan anakotil. Buku pelajaran biasa akan menyajikan secara panjang lebar tentang
pengertian kata dikotil dan anakolti, ciri-ciri anakotil dan dikotil secara ilmiah serta memberikan
contoh-contoh tumbuhan yang termasuk dalam kelompok anakotil dan dikotil. Kendala yang
sangat mungkin muncul adalah bagi sebagian murid, terutama di perkotaan yang relatif jarang
menjumpai berbagi jenis tumbuhan akan hanya dapat menghafat materi tersebut, tanpa
mempunyai pamahanan yang mendalam. Lain halnya jika guru atau pihak sekolah telah
menyusun suatu medul pembelajaran tentang tumbuhan dikotil dan monokoti. Penyusunan
5. modul ini tentusaja dengan memperhatikan karektristik, keampuan dan potensi lingkungan.
Dalam modul ini siswa diajak secara langsung mengamati ciri-ciri tumbuhan di sekitar rumah
atau sekitar sekolah, sehingga siswa mempunyai pengalaman dalam materi yang diajarkan dan
pada gilirannya nanti dapat mengambil kesimpilan secara lebih mudah ( karena berdasarkan
data dan fakta selama pengamatan) tentang tumbuhan monokotil dan dikotil.
Ilustrasi di atas sekirannya dapat menggambarkan betapa sebuah modul yang disusun
dan digunakan secara tepat, dapat secara efektif dan efiseien berhasil menghatarkan murid
untuk mencapai tujuan pembelajaran, yakni menguasai materi tentang tumbuahan monokotil
dan dikotil melalaui sebuah pemahanan yang didapat serta di susun bukan hanya sekedar
berdasarkan paparan teori serta informasi abstrak, namun semuanya didapatkan berdasarkan
pada sebuah fakta data-data empiris yang dipadapat dari lingkungan sekitarnya.
Untuk mamudahkan dalam membedakan antara buku pelajaran biasa dengan modul,
di bawah ini di sajikan tabel perbandingan antara keduanya :
No Buku Pelajaran Biasa Modul
1 Untuk kepentingan umum/ tatap muka Dirancang untuk sistem pembelajaran
mandiri
2 Bukan merupakan bahan ajar yang Sebuah program pembelajaran yang utuh,
terprogram sitematis dan terprogram
3 Lebih menekankan sajian meteri ajar Mengandung tujuan, bahan/kegiatan dan
eavluasi
4 Cenderung informatif dan komunikasi Disajikan secara komunikatif, dua arah
yang terjadi searah
5 Menekankan fungsi sajian informasi/ Dapat menggantikan beberapa peran
materi pengajar
6 Cakupan materi lebih luas dan umum Cakupan bahasan terfokus dan terukur
karena disusun berdasarkan kebutuhan
riil peserta didik
7 Pembaca cenderung pasif Mementingkan aktifitas belajar
pemakainya
8 Disusun untuk umum, tanpa Disusun dengan memperhatiakan
memperhatikan karakterisrik murid kemampuan dan karekteristik murid
9 Relatif lebih mahal dari pada modul Relatif lebih murah, karena
penyusunannya dapat dilalukan sacara
sederhana dengan memperhatikan
kemampuan yang ada.
6. Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas, sacara sederhana dapat kita simpulkan bahwa dalam banyak hal
modul lebih banyak mempunyai keunggulan dalam rangka mendukung peserta didik mecapai
tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Namun hal yang perlu di perhatikan dalam penyusunan dan penggunaan modul antara lain :
1. Penyusunan dan pengembangan modul pembelajaran dirancang dan didesain
berdasarkan karakteristik dan kebutuhan siswa.
2. Sebuah modul pembelajaran biasanya hanya cocok pada lingkup tertentu sehingga tidah
dapat dipergunakan untuk umum.
3. Perlu adanya kesadaran dan kerelaan pengajar atau tim kurikulum untuk menyusun modul
pembelajaran yang up to date,oleh karena itu perlu selalu dilakukan evaluasi secara
terprogram.
Daftar Pustaka
Rohani,Ahmad, Media Instruksional Pendidikan Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 1997
Muddhoffir, Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar, Bandung: Remaja Rosdakarya,
1992
Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran:Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada Pres,
2008