Lokasi Pembangunan Kawasan Agropolitan Panggungharjo ini berada diatas tanah Kas Desa Panggungharjo yang berada diwilayah pedukuhan Sawit dan Kweni dengan luas sekitar 10 Ha. Kawasan Agropolitan Panggungharjo merupakan Kawasan Terpadu yang meliputi : Wisata, Bisnis, Budidaya, Tempat Pendidikan-Pelatihan-Penelitian (teknik dan manajemen). Posisi Geografis Desa Panggungharjo yang berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta yang merupakan ‘pintu gerbang utama’ memasuki Kabupaten Bantul, merupakan kawasan strategis untuk pengembangan kegiatan ekonomi-bisnis berbasis perdesaan.
Posisi Desa Panggungharjo sebagai Juara Lomba Desa Nasional 2014, yang merupakan salah satu tujuan utama kegiatan study banding dan tempat pembelajaran dari Desa-Desa diseluruh indonesia. Dari sisi sumberdaya manusia di Desa Panggungharjo mencapai Indeks Pendidikan 69,55 ditahun 2013, berada jauh diatas indeks pendidikan nasional yang pada tahun 2012 yang hanya sebesar 62,90. Hal ini merupakan bukti kekuatan dan kemampuan warga Panggungharjo dalam mengelola dan mengembangkan aset Kawasan Agropolitan ini.
Proposal pembangunan kawasan agropolitan panggungharjo
1. Page 1 of 8
PROPOSAL PEMBANGUNAN
KAWASAN AGROPOLITAN
PANGUNGHARJO
INTEGRATED AGRO-INDUSTRIAL RESOURCES, BUSINESS, TOURISM, AND LEARNING CENTER
LATAR BELAKANG :
Desa Panggungharjo merupakan salah satu desa di Kabupaten Bantul yang secara
langsung berbatasan dengan kota Yogyakarta yang merupakan ibu kota D.I. Yogyakarta. Secara lebih
lengkap batas-batas desa Panggungharjo adalah sebagai berikut
Sebelah utara : Kota Yogyakarta
Sebelah timur : Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon
Sebelah Selatan : Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon
Sebelah Barat : Desa Pendowo Harjo Kecamatan Sewon dan
Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan
Sebagai kawasan yang berbatasan langsung dengan kawasan perkotaan Yogyakarta,
desa Panggungharjo merupakan kawasan aglomerasi perkotaan Yogyakarta yang ini juga berarti
merupakan kawasan strategis ekonomi.
Hal ini salah satunya ditunjukan dengan perkembangan penggunaan lahan dimana
dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pola penggunaan lahan di desa Panggungharjo mengalami
perubahan cukup signifikan terutama pada lahan jenis tanah sawah yang mengalami perubahan
fungsi menjadi pemukiman dan kegiatan bisnis dengan laju sekitar 2% per tahun, sebagaimana yang
ditunjukan dalam grafik dibawah ini
Luasan Tanah Berdasarkan Penggunaan (Ha)
Persawahan Tanah Kering Lainnya
283.49 282.69
271.34 272.14
6.14 6.14
2012 2013
Sumber : Data monografi desa 2012 dan 2013
Ditinjau dari aspek pertanian, tingginya laju perubahan lahan sawah menjadi tanah
kering ini perlu dikendalikan agar luasan lahan pertanian yang masih ada tetap mampu mencukupi
kebutuhan dan ketersediaan pangan bagi masyarakat.
2. Dalam meningkatkan akses keluarga terhadap gizi yang berkualitas, pemerintah desa
Panggungharjo mendorong pemanfaatan lahan pekarangan dan pemberdayaan lahan kosong dan
terlantar untuk budidaya tanaman sayuran dan kolam perikanan untuk meningkatkan pemenuhan
kebutuhan gizi keluarga melalui program ‘sejengkal tanah seluas harapan’.
Page 2 of 8
Ibu-ibu anggota Kelompok Wanita Tani ‘Sumber Rejeki’ melakukan kerja bhakti
mempersiapkan media tanam. Kegiatan yang dibiayai menggunakan dana APBDes ini ditujukan dalam
rangka penguatan ketahanan pangan keluarga
Keluaran (outcome) dari program tersebut, ditahun 2014 ini setidaknya satu hektar
lahan kosong dan terlantar telah berubah wujud menjadi lahan pertanian tanaman sayuran dengan
lebih dari 15.000 bibit sayuran yang tertanam diatasnya, dimana ini belum termasuk bibit tanaman
sayuran yang dibudidayakan dengan sistem vertikultur/polybag.
Program penguatan ketahanan gizi keluarga melalui pemberdayaan lahan kosong dan
terlantar ini merupakan program royokan dari berbagai lembaga desa yang ada di desa
Panggungharjo dengan peta peran sebagai berikut; Kelompok Wanita Tani merupakan pihak yang
bertanggung jawab dalam teknis budidaya, TP PKK Desa berperan dalam melakukan rekayasa sosial,
Tim Asistensi Pemberdayaan dan Pembangunan LPMD bertanggung jawab dalam pendampingan dan
desain kelembagaan kelompok sasaran dan BUMDesa Panggung Lestari bertanggung jawab dalam
melakukan inkubasi bisnis.
PERUMUSAN MASALAH :
Kawasan Agropolitan Panggungharjo adalah suatu kawasan yang tumbuh dan berkembang
yang mampu memacu berkembangnya sistem dan usaha agribisnis sehingga dapat melayani,
mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya.
Pengembangan kawasan agropolitan adalah pembangunan ekonomi berbasis pertanian di kawasan
agribisnis, yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada
untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis
kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi
oleh Pemerintah.
3. Konsep agropolitan ini basisnya pada membangun fungsi kawasan agro-industri dalam artian
luas. Dimana pertanian itu tidak dilihat dari sisi bercocok tanam dan mencangkul saja. Di dalam
kawasan agropolitan harus terdapat sektor industri, jasa, pariwisata, dan sebagainya, namun
basisnya pertanian dalam arti yang luas.
Konsep pembangunan Kawasan Agropolitan Panggungharjo sangat sejalan dengan visi misi
Desa Panggungharjo yaitu Menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, transparan dan
bertanggungjawab untuk mewujudkan masyarakat desa Panggungharjo yang demokratis, mandiri,
dan sejahtera serta berkesadaran lingkungan. Visi tersebut mengandung pengertian bahwa
pemerintah desa Panggungharjo berkeinginan mewujudkan kehidupan mandiri dan
berkesejahteraan dalam kehidupan yang demokratis dengan menyelenggarakan pemerintahan yang
bersih, transparan dan bertanggung jawab. Makna lebih luas di bidang pembangunan industri
pertanian adalah upaya meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, harkat dan martabat insan tani,
penduduk pedesaan dan pelaku agribisnis lainnya, melalui pemberdayaan rukun tani, komoditas
usaha tani, dan percepatan pembangunan pertanian serta menjadikan sektor pertanian sebagai basis
pembangunan desa dalam rangka mewujudkan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat
Page 3 of 8
TUJUAN :
Tujuan dari Pembangunan Kawasan Agropolitan Panggungharjo ini adalah : Mewujudkan
sistem produksi milik masyarakat yang efisien, produktif , berdaya saing tinggi dan berkelanjutan,
melalui pengelolaan sumberdaya domestik secara optimal dan berkesinambungan.
SASARAN :
Tujuan tersebut diwujudkan dengan pencapaian sasaran sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesadaran dukungan dan peran serta masyarakat dalam gerakan nata desa.
2. Menciptakan sistem usaha produktif yang berdaya saing tinggi, berkeadilan dan
berkelanjutan.
3. Mengembangkan budaya industri sebagai landasan pengembangan usaha pertanian.
4. Mengoptimalkan keunggulan komparatif wilayah
5. Meningkatkan intensifikasi pertanian dan mengembangkan hortikultura serta home industry.
6. Meningkatkan sarana prasarana pertanian.
7. Menyediakan kawasan peternakan dan perikanan sebagai pendukung pertanian.
8. Menjalin hubungan lintas sektoral yang sehat dan menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan/kursus-kursus.
DAYA DUKUNG DAN DAYA UNGKIT :
Daya dukung yang dimiliki dalam program ini adalah karena kawasan yang akan dibangun
adalah merupakan kawasan yang secara nyata sudah beroperasi dalam berbagai kegiatan
masyarakat yang ada, yaitu meliputi :
1. Rumah Pengolahan Sampah Terpadu yang dikelola BUMDES, yang akan berfungsi sebagai
supporting untuk pengadaan pupuk organik.
2. Kandang Sapi dikelola oleh Kelompok Peternak.
3. Budidaya Kambing dan Kolam Pembesaran Ikan yang dikelola oleh BKM Pangungharjo.
4. Pemancingan Ikan dikelola oleh swasta.
5. Pertanian Sayur dan palawija di tanah kas desa.
6. Kondisi aliran sungai yang sudah dibangket dengan baik.
4. 7. Lingkungan persawahan milik warga yang dikelola dengan baik di sekitar lokasi juga
Puskesmas
Pembantu
Kebun Palawija
Page 4 of 8
merupakan daya dukung utama akan keberhasilan program ini.
Lebih lanjut detail aset yang sudah eksis di kawasan ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Kolam
Pemancingan
Hutan Bambu
(tanggul sungai)
Kebun Sayur
Peternakan Kambing
dan Kolam Ikan
Sekolah
RPS dan
Landmark
Peternakan
Sapi dan Itik
Masjid
Adapun daya ungkit yang akan menambah optimisme keberhasilan program ini adalah :
1. Posisi Desa Panggungharjo sebagai Juara Lomba Desa Nasional 2014, yang merupakan salah
satu tujuan utama kegiatan study banding dan tempat pembelajaran dari Desa-Desa
diseluruh indonesia.
2. Dari sisi sumberdaya manusia di Desa Panggungharjo mencapai Indeks Pendidikan 69,55
ditahun 2013, berada jauh diatas indeks pendidikan nasional yang pada tahun 2012 yang
hanya sebesar 62,90. Hal ini merupakan bukti kekuatan dan kemampuan warga
Panggungharjo dalam mengelola dan mengembangkan aset Kawasan Agropolitan ini.
5. 3. Posisi Geografis Desa Panggungharjo yang berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta
yang merupakan ‘pintu gerbang utama’ memasuki Kabupaten Bantul, merupakan kawasan
strategis untuk pengembangan kegiatan ekonomi-bisnis berbasis perdesaan.
LOKASI KEGIATAN :
Lokasi Pembangunan Kawasan Agropolitan Panggungharjo ini berada diatas tanah Kas Desa
Panggungharjo yang berada diwilayah pedukuhan Sawit dan Kweni dengan luas sekitar 10 Ha.
FASILITAS :
Kawasan Agropolitan Panggungharjo merupakan Kawasan Terpadu yang meliputi : Wisata, Bisnis,
Budidaya, Tempat Pendidikan-Pelatihan-Penelitian (teknik dan manajemen), sebagaimana siteplan
berikut ini :
Embung
Page 5 of 8
Blok 7
Blok 1
Blok 8
Blo k 9
B lok 1 0
B lo k 1 1
Blok 8 (sungai)
Blok 6
Blok 5
Blok 3
Blok 4
Masjid
Blok 2
Kolam
Pemancingan
Hutan Bambu
(sbg penyangga embung)
Kebun Sayur dan
Atraksi Petik Sayur
Taman Sungai
Peternakan Kambing
dan Kolam Ikan
Kebun Palawija
dan Toga
Sekolah
Kuliner dan
Pasar Agro
Parkir dan
Landmark
RPS
Composting
Budidaya Cacing
Peternakan
Sapi dan Itik
B lo k 1 2
Gedung DIKLAT
B u d id a y a
J a m u r
Blok 13
6. Page 6 of 8
1. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Desa Panggungharjo (Blok 2).
Tempat pengolahan sampah terpadu yang sudah berdiri sejak 2013 ini merupakan
tempat pemilahan dan pengolahan sampah yang dikelola oleh KUPAS (Kelompok Usaha
Penarik Sampah) yang merupakan unit usaha BUMDES Panggung Lestari Desa
Panggungharjo. Disamping fungsinya untuk mengelola permasalahan sampah dari warga,
tempat yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pengolahan dan pemilahan sampah ini juga
merupakan tempat pelatihan pengelolaan sampah secara terpadu, sehingga sampah tidak
lagi dipandang sebagai gangguan atau ancaman tetapi dapat berdaya guna dan bernilai
ekonomis.
2. Pembuatan Pupuk Organik (Blok 2A)
Dengan memanfaatkan sampah organik dan KOHE (Kotoran Hewan) dari budidaya
ternak disekitarnya (Sapi dan Kambing) maka dapat dioleh menjadi Pupuk Organik, yang
nantinya akan mensupport kebutuhan pupuk pada budidaya pertanian di kawasan ini, selain
itu juga akan dipasarkan dalam bentuk kemasan pada Gerai Agro yang dibuka dikawasan ini
pula.
3. Budidaya Cacing Tanah / Lumbricus Rubellus (Blok 2B)
Pada prinsipnya cacing adalah sebagai ‘pengurai’, budidaya cacing ini dimanfaatkan
untuk mengurai sampah organik dan KOHE menjadi Pupuk Organik, disamping itu cacing
Lubricus Rubellus juga sebuah komoditi yang bernilai ekonomis cukup tinggi
4. Budidaya Ternak : Kambing + Kolam Ikan (Blok 5), Sapi + Itik (Blok 4)
Budidaya ternak ini sudah eksis sejak tahun 2003, disamping sebagai kegiatan
budidaya penggemukan, fasilitas ini juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran ,
baik untuk calon pelaku usaha maupun untuk anak-anak sekolah yang ingin menambah
pengetahuannya dalam dunia peternakan, disamping itu adanya kandang kelompok sapi,
kambing dan unggas/itik ini juga merupakan salah satu atraksi bagi anak-anak tentang
bagaimana cara meramu pakan ternak dan memberi makan ternak, dalam perkembangan
selanjutnya juga akan dikembangkan dengan atraksi memeras susu kambing etawa.
5. Budidaya Tanaman : Sayur (Blok 8), Palawija + TOGA (Blok 11), dan Rumah Jamur (Blok 13).
Budi daya tanaman sayur dan palawija sudah merupakan kegiatan sehari-hari bagi
petani, untuk TOGA baru dikembangkan pada tahun 2013 yaitu fasilitas bio industri berbasis
tanaman obat atas kerjasama pemerintah desa dengan Puslitbangbun Kementrian
Pertanian di Bogor. Sedangkan Rumah Jamur merupakan pengembangan dari kegiatan
pertanian jamur yang ada di Pedukuhan Pandes. Jenis Jamur yang dikembangkan yaitu :
Jamur Tiram yang dipanen harian, Jamur Kuping yang dipanen mingguan, dan Jamur Ling
Zhie yang akan dipanen bulanan.
Disamping hasil budidaya yang dapat dipasarkan, fasilitas ini juga sebagai fasilitas
media pembelajaran/diklat dan pendampingan untuk calon pelaku usaha/wirausaha tentang
bagaimana bertani sayur, palawija, dan jamur, baik dari sisi teknik budidaya, manajemen,
dan pemasarannya.
6. Atraksi Petik Sayur ‘Organik’ Di Sawah (Blok 8)
Sayur segar yang ditanam dengan sistem ‘organik’ dan memetik sayur langsung dari
kebunnya merupakan pesona tersendiri, disamping mendapatkan kondisi sayuran lebih segar
juga merupakan pengalaman unik bagi sang pemetik sayur tersebut, seperti halnya memetik
buah langsung dari pohonnya dan menjaring ikan langsung dari kolamnya. Disamping itu
harganya-pun juga akan lebih murah dari pada yang sudah dipasarkan di rumah-rumah.
7. Page 7 of 8
7. Wisata Embung Pengendali Banjir (Blok 9).
Salah satu cara untuk menanggulangi kekurangan air di daerah pertanian,
persawahan, dan perikanan adalah dengan membangun kolam penampung air atau sering
disebut embung. Embung merupakan penampungan air yang berbentuk waduk namun
ukurannya lebih kecil. Embung adalah bangunan konservasi air berbentuk kolam/cekungan
untuk menampung air dari hujan, parit atau sungai kecil, mata air serta sumber air lainnya
untuk mendukung usaha pertanian pangan (hortikultura), perkebunan dan peternakan.
Embung yang akan dibangun di kawasan ini adalah merupakan cekungan alami dari
Kali Buntung, fungsi utama embung selain sebagai penampung air juga sebagai pengendali
banjir dan pengikisan tanah dari daerah di sebelah atasnya (Pedukuhan Kweni dan
Karangnongko). Sehingga keberadaan embung ini menjadi sangat “vital” sebagai fasilitas
konservasi lapisan tanah dan pengendali tanah longsor untuk daerah di atasnya tersebut.
Selain fungsi-fungsi tersebut di atas, embung juga menyajikan pemandangan air
yang cukup indah untuk dinikmati sambil bersantai.
8. Konservasi Kebun Bambu (Blok 10)
Kebun bambu ini berfungsi sebagai tanggul pengendali longsoran dari tanah
persawahan milik penduduk yang ada di sebelah barat embung. Fungsi lain dari kebun
bambu ini adalah sebagai lahan konservasi bagi habitat asli beberapa hewan seperti :
kepiting, cacing, bibis, katak, belut, keong, kadal, ular, dan lain-lain. Disamping itu
keberadaan kebun bambu di samping embung juga akan menambah keindahan
pemandangan di sekitar embung itu sendiri.
9. Wisata Taman Sungai/Water Castel (Blok 6A)
Sungai ini merupakan sungai asli sebagai kelanjutan aliran dari Embung Kali Buntung
di Blok 9. Fasilitas wisata taman sungai/water castel ini merupakan latar belakang dari
fasilitas wisata kuliner dan suvenir. Para pengunjung akan disuguhi pemandangan gemericik
sungai asli yang ditata dan didesain dengan pesona taman airnya sambil menikmati hidangan
atau berbelanja. Wisata Taman Sungai/Water Castel ini sekaligus sebagai sarana
‘penyadaran’ kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai, sehingga
sungai tidak lagi dipandang sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah, tetapi sungai
adalah bagian dari sumber kehidupan dan tempat yang indah untuk dinikmati.
10. Wisata Kuliner dan Souvenir-kerajinan-konveksi (Blok 6B)
Sebagaimana tempat wisata lainnya, Blok Kuliner dan Souvenir selalu dicari oleh
pengunjung. Dengan adanya fasilitas ini, masyarakat sekitar dapat membuka kios-kios yang
akan dipersiapkan, sehingga akan menambah penghasilan warga.
11. Gerai Agro : Bibit Tanaman Sayur, Media Tanam, Pupuk Organik(Blok 6C)
Gerai Agro berada satu lokasi dengan Kuliner dan Souvenir, untuk pembibitan
dibutuhkan fasilitas ‘mini green house’. Fasiliatas ini menyediakan Bibit Tanaman Sayur,
Media Tanam, dan Pupuk Organik, secara tidak langsung fasilitas ini akan merupakan bagian
dari gerakan ‘suka makan sayur’. Di samping itu fasilitas ini akan memberikan pemahaman
kepada masyarakat akan pentingnya mengisi lahan kosong untuk dijadikan “kebun sayur
organik”. Fungsi lainnya adalah sebagai media pembelajaran bagi anak-anak tentang cara-cara
menanam sayur dengan media pot, dan kemudian hasil praktek tersebut dapat dibawa
pulang sebagai souvenir dan untuk ditanam di rumah, yang pada akhirnya anak akan
mempunyai kebanggaan karena keberhasilannya membesarkan tanaman sayurnya.
12. Anjungan Potensi Pedukuhan (Blok 6D)
Anjungan Potensi Pedukuhan posisinya adalah sebagai pembuka dari seluruh fasilitas
yang ada di kawasan agropolitan ini, tata-letaknya yang strategis didesain sebagai atraksi
8. pertama yang akan dikunjungi yang ditempatkan setelah gerbang Blok 6, berada satu lokasi
dan disusul dengan dengan Kios Kuliner, Souvenir dan Gerai Agro. Potensi kekayaan budaya
dan ekonomi yang dimiliki warga Panggungharjo sangat banyak dan beragam, hal ini tidak
mungkin semua bisa ditampung di kawasan ini, maka dengan adanya fasilitas ini potensi-potensi
yang ada di Panggungharjo akan bisa ditampilkan dan dinikmati oleh pengunjung.
Anjungan 14 pedukuhan se desa Panggungharjo ini merupakan miniatur dari potensi yang
ada Panggungharjo. Anjungan ini bisa diibaratkan sebagai jendela informasi untuk melihat
potensi yang ada di masing-masing pedukuhan, baik dari potensi ekonomi, seni-budaya,
maupun sumber daya lainnya. Apabila pengunjung merasa tertarik maka akan diarahkan
untuk bisa berkunjung langsung ke workshop atau potensi lain yang ada di tempat yang
diminati.
Page 8 of 8
13. Pemancingan Ikan (Blok 3)
Kolam pemancingan yang tidak pernah sepi pengunjung ini sudah beroperasi lebih
dari 10 tahun dan dikelola secara mandiri oleh salah satu warga Panggungharjo. Dengan
mengintegrasikannya dalam satu kawasan ini, maka akan menambah keragaman yang ada di
kawasan agropolitan ini.
14. Lingkungan Persawahan (Fasilitas di luar Blok)
Lingkungan persawahan melingkari sisi barat dan timur kawasan ini, semuanya
dikelola pribadi oleh masing-masing pemiliknya. Meski dikelola secara pribadi, namun
pemandangan alam persawahan ini akan menambah keindahan kawasan ini. Lingkungan
persawahan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai atraksi mengolah sawah, seperti :
membajak, menanam padi, memanen, mencangkul, dan lain-lain
15. Lembaga Diklat (Blok 12)
Fasilitas ini menempati bangunan Puskesmas Pembantu yang fungsinya dalam
pelayanan kesehatan sudah kurang optimal (buka 1 minggu 1 kali), disamping itu akses ke
fasilitas kesehatan umum lainnya lebih dekat (Puskesmas Sewon II). Lembaga Diklat ini
berfungsi untuk menyelenggarakan pelatihan-pelatihan praktis kepada masyarakat, tentang
budi daya tanaman dan peternakan, baik yang bersifat teknis, manajemen maupun akses
pasar, dengan memanfaatkan semua fasilitas yang ada di kawasan ini sebagai tempat
praktek.
Dalam perkembangan selanjutnya Lembaga Diklat ini akan diarahkan sebagai
“Profesional Konsultan” dalam bidang-bidang Pemberdayaan Masyarakat dan lebih jauh lagi
sebagai konsultan di bidang Pengembangan Tata Pemerintahan Desa.
JUMLAH ANGGARAN DAN SUMBER DANA :
A. Jumlah Anggaran :
1. Survey Pendahuluan
2. Pengukuran dan Pembuatan Siteplan
3. Penyusunan Detail Engineering Design
4. Biaya Pembangunan
5. Biaya Operasional Tahap Pertama (Pre-Launching)
B. Sumber Dana :
1. Bantuan Program dari Pemerintah
2. Hibah Swasta
3. Sponsorship
4. Investasi
5. Retribusi Penyewaan
SUSUNAN PANITIA :