Sintesis komposit polimer elektrolit LiBOB menggunakan polimer PVdF-HFP dengan variasi komposisi filler TiO2 untuk aplikasi baterai lithium. Tujuannya adalah mengetahui sintesis, karakteristik, dan aplikasi komposit polimer elektrolit LiBOB pada baterai lithium.
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Sintesis Komposit Polimer Elektrolit LiBOB
1. LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
SINTESIS KOMPOSIT POLIMER ELEKTROLIT LiBOB
MENGGUNAKAN POLIMER PVdF-HFP DENGAN VARIASI
KOMPOSISI FILLER TiO2 SEBAGAI APLIKASI BATERAI
LITHIUM
Disusun Oleh:
Ahmad Dzikrullah
24030114140097
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
2. LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
SINTESIS KOMPOSIT POLIMER ELEKTROLIT LiBOB
MENGGUNAKAN POLIMER PVdF-HFP DENGAN VARIASI
KOMPOSISI FILLER TiO2 SEBAGAI APLIKASI BATERAI
LITHIUM
Disusun Oleh:
Ahmad Dzikrullah
24030114140097
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
i
4. Halaman Pengesahan 1
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Judul : Sintesis Komposit Polimer Elektrolit LiBOB
Menggunakan Polimer PVdF-HFP dengan Variasi
Komposisi Filler TiO2 Sebagai Aplikasi Baterai Lithium
Nama : Ahmad Dzikrullah
NIM : 24030114140097
Instansi : Pusat Penelitian Fisika - LIPI
Lokasi Instansi : Jl. Kawasan Puspitek No. 441-442, Setu, Banten 15314
Durasi PKL : (3 Januari 2017 – 2 Februari 2017)
Telah diseminarkan :
Semarang, 20 Februari 2017
Halaman Pengesahan 2
HALAMAN PENGESAHAN
iii
Menyetujui
Dosen Pembimbing PKL
Dr. Agustina LNA, M.Si
NIP. 197008011999032001
Mengetahui,
Koordinator PKL
Dra. Sriyanti, M.Si
NIP. 196902051994032002
5. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Judul : Sintesis Komposit Polimer Elektrolit LiBOB
Menggunakan Polimer PVdF-HFP dengan Variasi
Komposisi Filler TiO2 Sebagai Aplikasi Baterai Lithium
Nama : Ahmad Dzikrullah
NIM : 24030114140097
Instansi : Pusat Penelitian Fisika - LIPI
Lokasi Instansi : Jl. Kawasan Puspitek No. 441-442, Setu, Banten 15314
Durasi PKL : (3 Januari 2017 – 2 Februari 2017)
Telah diseminarkan :
Tangerang Selatan, 20 Februari 2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas berkat, rahmat, serta karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
Pusat Penelitian Fisika (PPF) - LIPI. Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan
judul Sintesis Komposit Polimer Elektrolit LiBOB Menggunakan Polimer PVdF-
iv
Menyetujui
Pembimbing PKL P2F - LIPI
Dra. Titik Lestariningsih
Mengetahui,
Kepala Pusat Penelitian Fisika - LIPI
Dr. Bambang Widiyatmoko, M. Eng
6. HFP dengan Variasi Komposisi Filler TiO2 Sebagai Aplikasi Baterai Lithium ini
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah kewirausahaan
yang akan penulis ambil pada semester VI di Departemen Kimia, Fakultas Sanis
dan Matematika Universitas Diponegoro. Disamping itu, penulis ingin
mengaplikasikan secara langsung bekal ilmu pengetahuan yang telah penulis
terima dari proses belajar mengajar di FSM UNDIP dan memperluas wawasan
bagi penulis untuk terjun langsung ke dalam dunia penelitian khususnya di Pusat
Penelitian Fisika - LIPI.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar -
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis, khususnya kepada :
1. Ibu Dr. Dwi Hudiyanti, M.Sc, selaku kepala Departemen Kimia Fakultas
Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro.
2. Ibu Dra. Sriyanti, M.Si, selaku koordinator Praktek Kerja Lapangan
Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Matematika.
3. Ibu Dr. Agustina LNA, M.Si, selaku dosen pembimbing penulis dalam
Praktek Kerja Lapangan, yang senantiasa memberi masukan dan bimbingan
kepada penulis dalam pelakaan PKL dan penyusunan laporan.
4. Ibu Dra. Titik Lestariningsih, selaku pembimbing penulis dalam
melaksanakan PKL di Pusat Penelitian Fisika LIPI, yang senantiasa memberi
tambahan ilmu kepada penulis dalam pelaksaan PKL dan Penyusunan
laporan.
5. Ibu Qolby, selaku peneliti di Pusat Penelitian Fisika LIPI, yang banyak
mengajarkan ilmu baru ketika penulis melakukan PKL di Pusat Penelitian
Fisika LIPI.
6. Kedua Orang Tua penulis, yang selalu memberikan dukungan, doa, dan
masukan secara materil dan moril.
v
7. DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
ABSTRAK..............................................................................................................ix
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1.Latar Belakang..............................................................................................1
1.2.Perumusan Masalah.......................................................................................1
1.3.Tujuan Kegiatan-...........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.................................................................3
2.1. Sejarah Pusat Penelitian Fisikia – LIPI........................................................3
2.2. Visi dan Misi Pusat Penelitian Fisika – LIPI..............................................3
2.2.1. Visi Pusat Penelitian Fisika – LIPI ......................................................3
2.2.2. Misi Pusat Penelitian Fisika – LIPI .......................................................4
2.3. Tujuan dan Sasaran Pusat Penelitian Fisika – LIPI .....................................4
2.3.1. Tujuan....................................................................................................4
2.3.2. Sasaran...................................................................................................4
2.4. Tugas Pokok dan Fungsi..............................................................................5
2.4.1. Tugas Pokok...........................................................................................5
2.4.2. Fungsi.....................................................................................................5
2.5. Struktur Organisasi.......................................................................................5
BAB III ....................................................................................................................7
vi
9. BAB V....................................................................................................................21
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................21
5.1. Sintesis Komposit Polimer Elektrolit LiBOB ...........................................21
5.2. Karakterisasi SEM .....................................................................................22
5.3. Cyclic Voltammetry...................................................................................25
BAB VI..................................................................................................................29
PENUTUP..............................................................................................................29
6.1.Kesimpulan .................................................................................................29
6.2.Saran............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
LAMPIRAN...........................................................................................................32
viii
10. ABSTRAK
Telah dilakukan sebuah penelitian berjudul Sintesis Komposit Polimer
Elektrolit LiBOB Menggunakan Polimer PVdF – HFP Dengan Variasi Komposisi
Filler TiO Sebagai Aplikasi Baterai Lihitum. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui sintesis komposit polimer elektrolit LiBOB, mengetahui
karakteristik komposit polimer elektrolit LiBOB hasil sintesis, dan mengetahui
aplikasi komposit polimer elektrolit LiBOB pada baterai lihitum.Sintesis LiBOB
dapat dibuat dengan bahan – bahan polimer PVdF – HFP, garam LiBOB, dan
filler TiO2 menggunakan metode casting pada sampel berbentuk slurry diatas plat
kaca. Dibuat tiga variasi komposisi filler TiO2, PVdfF– HFP 70%(wt) LiBOB
30% (wt), dan filler TiO2 0% (wt); PVdfF– HFP 70%(wt) LiBOB 28% (wt), dan
filler TiO2 2% (wt); dan PVdfF– HFP 70%(wt) LiBOB 25% (wt), dan filler TiO2
5% (wt). Dilakukan uji karakteristik dengan SEM untuk mengetahui bentuk
morfologi, dengan EDX untuk mengetahui homogenitas, dan dengan CV untuk
mengetahui reversibilitas ion. Sampel dengan komposisi PVdfF– HFP 70%(wt)
LiBOB 25% (wt), dan filler TiO2 5% (wt) merupakan sampel yang paling dapat
diaplikasikan pada baterai lihitum.
Keyword : LiBOB, filler, casting, baterai, lithium
ix
11. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Baterai merupakan sumber energi utama pada berbagai produk elektronik
pendukung aktivitas manusia seperti laptop, telepon seluler, kendaraan listrik dan
sebagainya. Dari berbagai jenis baterai, baterai litium ion (Li-Ion) merupakan
salah satu baterai yang banyak digunakan di pasaran. Hal ini disebabkan oleh
densitas energi yang dimiliki baterai tersebut cukup besar dibandingkan baterai
lain seperti NiCd dan NiMH (Davison dan Boyce, 2012). Berdasarkan alasan
keamanan, penggunaan elektrolit cair tersebut mulai ditinggalkan dan beralih pada
penggunaan elektrolit padat. Beberapa contoh elektrolit padat yang sudah cukup
lama digunakan di pasaran adalah LiClO4, LiAsF6, dan LiPF6. Akan tetapi,
elektrolit-elektrolit tersebut memiliki kelemahan terkait kandungan unsur halogen
yang menyebabkan produk degradasinya bersifat toksik (Azeez dan Fedkiw,
2010).
Litium Bis(Oksalato) Borat atau LiBOB merupakan senyawa yang saat ini
mulai dikembangkan sebagai elektrolit padat alternatif untuk baterai Li-Ion.
Elektrolit padat LiBOB dianggap lebih ramah lingkungan karena senyawa
tersebut tidak mengandung unsur halogen yang berpotensi mencemari lingkungan.
LiBOB juga memiliki stabilitas panas yang cukup tinggi yakni sebesar 302°C
(Azeez dan Fedkiw, 2010).
Hal ini mendorong penulis untuk mempelajari lebih lanjut tentang sintesis
komposit polimer elektrolit LiBOB menggunakan polimer PVdF-HFP dengan
variasi komposisi filler TiO2 untuk Aplikasi Baterai Lithium melalui praktikum
kerja lapangan (PKL) di Pusat Penelitian Fisika – LIPI.
1.2. Perumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana sintesis komposit polimer elektrolit LiBOB
1.2.2. Bagaimana karakteristik komposit polimer elektrolit LiBOB hasil
sintesis
1
12. 1.2.3. Sampel dengan komposisi filler seberapa yang dapat diaplikasian
baterai litihium
1.3. Tujuan Kegiatan-
1.3.1. Mengetahui sintesis komposit polimer elektrolit LiBOB
1.3.2. Mengetahui karakteristik komposit polimer elektrolit LiBOB hasil
sintesis
1.3.3. Mengetahui aplikasi komposit polimer elektrolit LiBOB pada
baterai lithium
2
13. BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Pusat Penelitian Fisikia – LIPI
Pusat Penelitian Fisika - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2FLIPI)
pada awalnya bernama Lembaga Fisika Nasional (LFN) yang didirikan pada
tahun 1967. Pada tahun 1986 dilakukan reorganisasi di lingkungan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) dimana sesuai dengan tugas dan fungsi barunya
LFN berganti nama menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan
(P3FT) hingga tahun 2001. Pada tahun 2001 kembali LIPI melakukan reorganisasi
dimana P3FT menjadi Pusat Penelitian Fisika - Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (P2F-LIPI) hingga sekarang. Sebagai salah satu Lembaga Pemerintah
Non-Kementerian (dahulu Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND))
eselon II maka perlu mempunyai dokumen Rencana Strategis (Renstra) yang
memuat VISI, MISI, lingkungan strategis, kebijakan, dan arahan program P2F-
LIPI. Dokumen rencana strategis ini, kemudian disebut Renstra Implementatif
P2F-LIPI 2010-2014 merupakan panduan dan pijakan lembaga dan menjadi acuan
bagi seluruh staf peneliti dan staf pendukungnya dalam melakukan kegiatan-
kegiatannya lima tahun ke depan. Disamping itu dokumen ini juga merupakan
acuan bagi pertanggungjawaban mengenai akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
2.2. Visi dan Misi Pusat Penelitian Fisika – LIPI
2.2.1. Visi Pusat Penelitian Fisika – LIPI
Menjadi pusat penelitian berkelas dunia yang menghasilkan IPTEK
berbasis fisika guna memajukan ilmu pengetahuan dan meningkatkan daya
saing nasional.
Dalam mendukung visi LIPI :
”Menjadi lembaga ilmu pengetahuan berkelas dunia yang mendorong
terwujudnya kehidupan bangsa yang adil, makmur, cerdas, kreatif,
integratif, dan dinamis yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi yang humanis”.
3
14. 2.2.2. Misi Pusat Penelitian Fisika – LIPI
Untuk mencapai VISI yang telah ditetapkan diatas, maka ditetapkan
Misi Pusat Penelitian Fisika – LIPI sebagai berikut:
• Menciptakan ‘great science’ (terobosan ilmiah) di bidang fisika.
• Meningkatkan invensi dan inovasi di bidang IPTEK berbasis fisika
untuk memperkuat daya saing industri dan ekonomi nasional
• Meningkatkanpendayagunaan hasil-hasil penelitian dalam memberikan
solusi terhadap masalah-masalah aktual nasional.
• Menyiapkan bahan untuk perumusan kebijakan nasional bidang IPTEK
berbasis fisika.
• Meningkatkan kinerja manajemen penelitian dan pelayanan masyarakat.
2.3. Tujuan dan Sasaran Pusat Penelitian Fisika – LIPI
2.3.1. Tujuan
1. Meningkatkan kapasitas dan kualitas penelitian ilmu pengetahuan dan
teknologi berbasis fisika.
2. Meningkatkan invensi dan inovasi
3. Meningkatkan penyebaran dan pemanfaatan hasil kegiatan penelitian.
4. Meningkatkan kesiapan dalam merumuskan kebijakan dibidang ilmu
pengetahuan dan teknologi
5. Meningkatkan kegiatan penelitian yang mendukung terciptanya
lingkungan yang berkwalitas dan berkelanjutan.
2.3.2. Sasaran
1. Meningkatnya kualitas pengetahuan peneliti di bidang kompetensi
fisika.
2. Meningkatnya kualitas hasil penelitian bidang fisika (produk HAKI).
3. Meningkatnya keterlibatan peneliti dalam kegiatan ilmiah internasional.
4. Meningkatnya hasil litbang yang dipakai masyarakat.
5. Meningkatnya jumlah kerjasama ilmiah
6. Tersedianya dokumen kajian ilmiah/rancangan kebijakan nasional
dalam memajukan IPTEK
4
15. 7. Terwujudnya manajemen organisasi yang efektif, efisien, dan taat azas
8. Terbinanya Sumber Daya Manusia penelitian dan seluruh jajaran
pendukungnya.
2.4. Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas dan fungsi Pusat Penelitian Fisika-LIPI sesuai dengan SK Kepala
LIPI No.1151/M/2001, Tanggal 5 Mei 2001
2.4.1. Tugas Pokok
Pusat Penelitian Fisika – LIPI mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, pemberian
bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan
penelitian bidang fisika serta evaluasi, dan penyusunan laporan.
2.4.2. Fungsi
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Pusat Penelitian
Fisika-LIPI mempunyai fungsi :
• penyiapan bahan perumusan kebijakan penelitian bidang fisika
• penyusunan pedoman, pembinaan, dan pemberian bimbingan teknis
penelitian bidang fisika
• penyusunan rencana, program, dan pelaksanaan penelitian bidang fisika
• pemantauan pemanfaatan hasil penelitian bidang fisika
• pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi bidang fisika
• evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bidang fisika
• pelaksanaan urusan tata usaha
2.5. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam Pusat Penelitian Fisika – LIPI adalah sebagai
berikut :
5
16. Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Penelitian Fisika – LIPI
6
• Kepala Pusat Penelitian Fisika : Bambang Widiyatmoko
•
Kepala Bidang Pengelolaan dan Diseminasi Hasil
Penelitian
: Agus Suheri
• Kepala Subbidang Pengelolaan Hasil Penelitian : Suryadi
• Kepala Subbidang Diseminasi dan Kerja Sama : Hendra Adinanta
• Kepala Bidang Sarana Penelitian : Bambang Prihandoko
• Kepala Subbidang Sarana Penelitian Fisika Khusus : Titi Anggono
• Kepala Subbidang Sarana Penelitian Fisika Umum : Dwi Hanto
• Kepala Bagian Tata Usaha : Agus Sukarto Wismogroho
• Kepala Subbagian Keuangan : Iin Pardini
• Kepala Subbagian Kepegawaian : Kasni Rokhmawati
• Kepala Subbagian Umum : Bambang Hermanto
17. BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Baterai
Baterai merupakan sumber energi utama pada berbagai produk elektronik
pendukung aktivitas manusia seperti laptop, telepon seluler, kendaraan listrik dan
sebagainya. Dari berbagai jenis baterai, baterai litium ion (Li-Ion) merupakan
salah satu baterai yang banyak digunakan di pasaran. Hal ini disebabkan oleh
densitas energi yang dimiliki baterai tersebut cukup besar dibandingkan baterai
lain seperti NiCd dan NiMH (Davison dan Boyce, 2012).
Listrik yang dihasilkan oleh sebuah baterai muncul akibat adanya
perbedaan potensial energi listrik kedua buah elektrodanya. Perbedaan potensial
ini dikenal dengan potensial sel atau gaya gerak listrik (ggl). Untuk melengkapi
reaksi dalam sebuah baterai dibutuhkan media transfer muatan dan sirkuit sebagai
jalur alir listrik (Widitya, 2007).
Komponen utama baterai terdiri atas tiga bagian, yaitu anoda, katoda dan
elekrolit. Elektrolit atau konduktor ionik baterai merupakan penyedia sarana
transfer ion. Elektrolit ini terdiri atas elektrolit cair dan elektrolit padat. Jenis
elektroit cair memiliki kelemahan, karena rentan terhadap kebocoran dan mudah
terbakar. Pemanfaatan elektrolit saat ini lebih banyak dalam bentuk elektolit
padatan (solid). Kecenderungan ini didasarkan pada keamanan, bebas dari
kebocoran, mudah dalam pemakaian, serta dapat dibuat dalam bentuk dimensi
yang lebih kecil berupa lembaran (Linden, 2002).
3.2. Jenis Baterai
Menurut Widitya (2007). Berdasarkan kemampuannya untuk dikosongkan
(discharged) dan diisi ulang (recharged), baterai dibagi menjadi dua, yaitu baterai
primer dan baterai sekunder.
1. Baterai Primer adalah baterai yang tidak dapat diisi ulang. Setelah
kapasitas baterai habis (fully discharged), baterai tidak dapat dipkai
kembali. Beberapa contoh baterai jenis ini adalah baterai seng – karbon
(baterai kering), baterai alkalin, dan baterai merkuri.
7
18. 2. Baterai Sekunder adalah baterai yang dapat diisi ulang. Kemampuan
diisi ulang baterai sekunder bervariasi antara 100 – 500 kali (satu siklus
adalah satu kali pengisian dan pengosongan). Beberapa contoh baterai
sekunder adalah baterai Timbal – Asam (aki), baterai Ni – Cd, baterai
Ni – MH, dan baterai Litium – ion.
3.3. Elektrolit Padat
Elektolit padat adalah elektrolit yang berbentuk padatan yang dapat
mengahantarkan listrik. Saat ini elektrolit padat pada suhu ruang dapat
menunjukan konduktivitas listrik yang sebanding dengan elektrolit cair, namun
kegunaan nilai konduktifitas listrik dpat dicapai melalui berbagai suhu dan kondisi
lingkungan. Penggunaan elektrolit padat memungkinkan terjadinya peningkatan
potensial sel dan kapasitas dengan penggunaan litium metal sebagai anode.
(Goodenough, 2012)
Menurut Holzwarth (2012) Kelebihan dan kekurangan elektrolit padat adalah,
Kelebihannya :
1. Memiliki kestabilan fisika dan kimia yang lebih baik
2. Akan bekerja baik pada bentuk layer tipis (~1mikrometer)
3. Konduksi yang tinggi hanya pada Li+
Dan kekurangannya adalah :
1. Mengurangi area kontak untuk elektroda berkapasitas tinggi
2. Interface lebih ditekankan pada elektroda charging dan discharging
3. Biasanya memiliki konduktivitas ionic yang rendah.
3.4. LiBOB
Lithium Bis oxalate Borate dengan rumus kimia LiB (C2O4)2 merupakan
bahan aktif elektrolit pada baterai lithium. Garam lithium baru Lithium bis
(oxalato) borate (LiBOB) itu diungkapkan pertama kali pada tahun 1999 oleh
Lischka et al [1] dan Xu dan Angell [2] sebagai elektrolit yang sangat menjanjikan
dan menguntungkan bagi baterai Li- ion isi ulang, bukan LiPF6 yang umum
digunakan dalam larutan elektrolit untuk baterai Lithium ion komersial. LiBOB
merupakan kandidat utama pengganti LiPF6 yang sangat toxic dan berbahaya bagi
8
19. kesehatan manusia. Elektrolit padat LiBOB dianggap lebih ramah lingkungan
karena senyawa tersebut tidak mengandung unsur halogen yang berpotensi
mencemari lingkungan. LiBOB juga memiliki stabilitas panas yang cukup tinggi
yakni sebesar 302°C (Azeez dan Fedkiw, 2010). LiBOB mudah dibuat, ramah
lingkungan dan lebih murah harganya. LiBOB merupakan senyawa yang mudah
untuk disintesis, yakni melalui reaksi antara asam oksalat dihidrat, litium
hidroksida monohidrat dengan asam borat.
Pehitungan secara teoritis bahwa LiBOB mempunyai stabilitas termal
sehingga akan memungkinkan baterai Li untuk beroperasi pada suhu tinggi,
terutama yang dibutuhkan oleh kendaraan listrik hybrid (HEV). Beberapa
penelitian yang menggunakan LiBOB sebagai komponen dari baterai baik sebagai
elektrolit maupun sebagai aditif elektrolit lain telah dilakukan. Xu dkk., (2005)
meneliti tentang penggunaan senyawa LiBOB sebagai bahan aditif elektrolit padat
LiPF6 untuk baterai Li-Ion. Wang dkk. (2006) telah melakukan pengujian
karakteristik senyawa LiBOB sebagai elektrolit baterai Li-ion dan siklus kerjanya
pada half cell LiMnO2. Aravindan dan Vickraman (2007) melakukan penelitian
mengenai studi penggunaan senyawa LiBOB untuk nanocomposite gel polymer
electrolytes (NCGPE) untuk baterai Li-ion. Serta Aravindan dan Vickraman
(2012) yang meneliti tentang efek penuaan dari membran polyvinylidenefluoride–
hexafluoropropylene (PVdF–HFP) yang diimpregnasi oleh senyawa LiBOB
terhadap konduktivitas ioniknya (Sahidir, 2014).
3.5. TiO2 (Titanium Oksida)
Titanium dioksida, juga dikenal sebagai titanium(IV) oksida atau titania,
adalah oksida titanium yang terjadi secara lami merupakan gabungan unsur
titanium dan oksigen, dengan rumus kimia TiO2. Umumnya oksida ini bersumber
dari tiga mineral utama, yaitu ilmenite, rutile dan anatase. Titanium dioksida
memiliki beberapa kelemahan, yaitu harganya yang sangat mahal dan abrasive
yang relative tinggi, dan selain itu dapat menyerap sinar ultraviolet. TiO2 dapat
digunakan sebagai filler pada pembentukan komposit polimer elektrolit (Ravi,
2013).
9
20. 3.6. PVdF – HFP
PVdF – HFP atau Poly(vinylidene fluoride-co-hexafluoropropylene)
adalah senyawa gabungan dari poly vinylidene dan hexafluropropylene, kedua
senyawa ini sering digunakan sebagai polimer pembentuk komposit elektrolit.
PVdF memiliki polaritas tinggi dan penyerapan elektrolit yang tinggi, Keuntungan
dari penggunaan material PVdF sebagai host matriks polimer adalah lebih stabil
terhadap bahan kimia keras, tahan pada suhu tinggi, dan mempunyai porositas
yang tinggi. Sedangkan kopolimer HFP memiliki konduktivitas ion tertinggi
dibanding campuran lainnya. Sehingga menarik untuk digabungkan menjadi
PVdF – HFP sebagai polimer (Putro, 2016).
3.7. Separator
Separator adalah bahan isolasi elektrik yang telah direkayasa untuk
memiliki pori-pori yang memungkinkan ion lithium untuk berpindah diantara
kedua elektroda baterai baik saat proses pengisian (charging) maupun
pengosongan (discharging). Fungsi utama dari separator adalah untuk
memastikan terjadinya aliran ion, mencegah terjadinya hubungan arus pendek di
dalam sel baterai, dan mencegah ketidakreaktifan pada saat sel kelebihan muatan,
pemanasan berlebih atau kondisi mekanik rusak (Ting, 2013).
3.8. Scanning Electron Microscopy (SEM)
Scanning Electron Microscopy (SEM) adalah salah satu metode
termutakhir yang digunakan untuk mengetahui struktur permukaan sebuah
material padat. Teknik yang digunakan pada SEM adalah pemfokusan pada
daerah tertentu dari sebuah material padat dan dilakukan pembesaran yang sangat
besar berpuluh ribu kali lebih besar. SEM memiliki kelebihan yaitu rentang
pembesaran SEM lebih memudahkan para peneliti yang memiliki fokus pada
specimen yang awalnya hanya dapat dicitrakan dengan pembesaran yang kecil.
Selanjutnya akan muncul pencitraan 3 dimensi yang akan lebih memudahkan
manusia dalam mengamati spesimen yang sangat kecil (Stadtlender, 2007).
Karena SEM dioperasikan di bawah vakum tinggi, maka spesimen yang
digunakan harus kompatibel dengan vakum tinggi (~ 10-5 mbar). Ini berarti
10
21. bahwa sampel dan bahan yang mengandung air dan komponen volatil lainnya
tidak dapat digunakan secara langsung. Sampel berbentuk bubuk halus perlu
diperbaiki agar dapat ditempatkan di specimen holder substrate sehingga sampel
tersebut tidak akan mencemari ruang spesimen SEM. Bahan non-konduktif harus
melekat pada conductive holder specimen dan dilapisi dengan lapisan konduktif
tipis oleh sputtering atau penguapan. coating khas bahan yang Au, Pt, Pd, alloy ,
serta karbon. Ada beberapa jenis dari instrumen SEM seperti variable-pressure
SEM (VPSEM), environmental SEM (ESEM), untuk non-conductive materials
(VP-SEM) bahkan utnuk spesimen basah (ESEM). Komponen utama dalam SEM
adalah kolom eketron, scanning system, detector, vacuum system, dan control
elektronik.
11
Gambar 2. Skema kerja SEM
22. 3.9. Cyclic Voltammetry
Cyclic voltammetry atau CV adalah salah satu teknik analisa yang paling
sering digunakan untuk memperoleh hasil kuantitatif mengenai reaksi
elektrokimia. Kegunaan dari CV adalah mampu menghasilkan informasi
termodinamika proses reduksi oksidasi, kinetika reaksi transfer electron, dan
proses adsorpsi. Cyclic voltammetry seringkali digunakan sebagai eksperimen
utama pada studi elektroanalisis. Cyclic voltammogram akan dihasilkan dengan
menerapkan potensial linear mengalir pada elktrode yang bekerja. Potensial akan
mengalir balik dan seterusnya kembali ke potensial semula, Eo
analit, arus akan
mengalir melalui elektroda, mengoksidasi atau mereduksi analit. Besarnya arus
adalah tergantung dari konsentrasi analit dalam larutan. Pada eksperimen
menggunakan CV harus menggunakan elektroda padat yang terbuat dari dua
material berbeda, biasanya platina dan glassy karbon. Satu sweep (sapuan)
potensial elektroda bekerja pada sweep rate yang spesifik (volt/second), dan
hasilnya adalah arus versus waktu. Biasanya setiap sweep (sapuan) akan bolak
balik pada mengubah potensial yang berbdea – beda, inilah yang dinamakan
cyclic voltammetry. Ketika sweep rate sudah konstan dan nilai serta perubahan
potensial sudah diketahui, maka grafik akan menunjukan arus versus potensial
yang digunakan.
3.10. Analisa Bahan
3.10.1. Garam LiBOB (Litium Bis Oksalato Borat)
Sifat fisika: berbentuk padatan serbuk, berwarna putih, bersifat
higroskopis, memiliki berat molekul 193,79 g/mol.
12
Gambar 3. Skema Hasil Cyclic Voltammetry
23. Sifat kimia: merupakan hasil sintesis dari Li2CO3, H3BO3, H2C2O4,
memiliki rumus kimia LiB(C2O4)2, kelarutan 17 % dalam
propilen karbonat (25 °C), dan 35 wt% dalam H2O
(hidrolisis), larut baik dalam campuran karbonat, ester
karboksilat, keton, glymes, dan lactones.
(www.rockwoodlithium.com)
3.10.2. PVdF – HFP (Poly(Vinylidene Fluoride-co-Hexafluoropropylene))
Sifat fisika: berbentuk pellet, berwarna putih, memiliki densitas 1.78
g/mL pada 25 °C (77 °F).
Sifat kimia: merupakan agen pengoksidasi yang baik terutana untuk
Titanium oksida. (sigmaaldrich.com)
3.10.3. TiO2 (Titanium Oksida)
Sifat fisika: berbentuk padatan kering granule, berwarna putih, memiliki
densitas 3.7 - 4.2.g/mL, pH 8 - 10.5.
Sifat kimia: tidak larut dalam air, penggabungkan dengan kebanyakan
oksida logam pada temperatur tinggi untuk membentuk kaca,
tidak flammable. (www.psh.ca)
3.10.4. DMAC (Dimetil Asetamida)
Sifat fisika: berbentuk cairan tidak berwarna, memiliki berat molekul
87.12g/mol, titik didih 163°C (325.4°F), titik leleh -18.59°C
(-1.5°F), volatile.
Sifat kimia: lebih larut dalam air dibanding minyak, larut dalam air
dingin, dietil eter, aseton, larut dalam benzene, alkohol. Juga
larut dalam banyak pelarut organic, senyawa aromatik, eter,
dan ester. (spectrumchemical.com)
3.10.5. EC : DEC (Etilen Karbonat dan Dietil Karbonat)
Sifat fisika: merupakan campuran dari EC dan DEC pada konsentrasi (wt
%) 1:1, berbentuk larutan.
13
24. Sifat kimia: larut dalam dietil eter, tidak larut dalam air dingin maupun air
panas. (ScienceLab.com)
3.10.6. Etanol (C2H5OH)
Sifat fisika: berbentuk cairan tidak berwarna, dengan berat molekul 46.07
g/mol, titik didih 78.5°C (173.3°F), titik leleh -114.1°C (-
173.4°F).
Sifat kimia: mudah larut dalam air dingin dan air panas, larut dalam
methanol, dietil eter, aseton, reaktif bila berekasi dengan
agen pengoksidasi, asam dan basa. (ScienceLab.com)
3.10.7. LiFePO4 (Litium Fero Fosfat)
Sifat fisika: berbentuk padatan, berwarna hitam, tidak memiliki bau
Sifat kimia: tidak larut dalam air, bersifat stabil, dalam penggunaannya
tidak boleh dibakar, ditusuk, dirusak, dan dihancurkan.
(flexiva.eu)
3.10.8. Logam Litium
Sifat fisika: berbentuk padatan, berwarna putih-perak, berat molekul 6,94
g/mol, titik didih 1336.5°C (2437.7°F), titik leleh, 180.5°C
(356.9°F).
Sifat kimia: bersifat korosif, iritan, dan sensitive jika bereaksi dengan
kulit, sangat reaktif jika bereaksi dengan agen pengoksidasi,
asam, dan di daerah lembab. Dapat terbakar jika berekasi
dengan air tetapi tidak menimbulkan gas beracun.
(ScienceLab.com)
14
25. BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Alat
4.2 Bahan
- PVdF HFP
- TiO2
- LiBOB
- Etanol
4.3. Gambar alat
15
- Batang Pengaduk
- Plat kaca
- Instrumen Cyclic Voltametry
- Instrumen SEM
- Crimping Machine
- Glove Box
- Neraca digital
- Gelas Beker 250 ml
- Gelas Ukur 10 ml
- Pipet tetes
- Pipet Volume 10 ml
- Bulp
- Pinset
- Magnetic Stirrer
- Multimeter
- EC : DEC
- Logam Li
- Katoda LiFePO4
- Pelarut DMAC
SEM
Hydraulic Crimping
Machine
Neraca
Digital
28. 4.4. Sintesis Komposit Polimer Elektrolit LiBOB
18
Pelarut DMAC
Gelas beker 250 mL
- Pemanasan menggunakan magentik stirrer selama
5 menit pada suhu 80o
C
- Penimbangan garam LiBOB, TiO2 dan PVdF-HFP
- Pemasukan garam LiBOB dan TiO2 kedalam pelarut
DMAC yang sudah dipanaskan
- Pemanasan campuran menggunakan magnetic stirrer
selama 30 menit
- Setelah 30 menit dilakukan penambahan PVdF-HFP
kedalam campuran tadi
- Pemanasan menggunakan magnetic stirrer selama 2
jam
- Disisi lain dilakukan pengelapan plat kaca
menggunakan etanol
- Setelah 2 jam, gelas beker diangkat, lalu dituangkan
pada plat kaca dan di spread menggunakan batang
pengaduk denan sekali gores satu arah
- Ditunggu hingga kering (sekitar 1-2 hari)
- Setelah kering dimasukkan kedalam plastik
30. 4.5. Tabel Pengamatan
Sampe
l
(1,5 g)
PVdF HFP Filler TiO2 Garam LiBOB Pelarut DMAC
% massa % massa % massa
mL
A1 70 0 30 15
A2 70 2 28 15
A3 70 5 25 15
20
Tabel 1. Besaran massa (dalam %) untuk sintesis komposit polimer LiBOB untuk sampel A1, A2, dan A3
31. BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Telah dilakukan sebuah penelitian berjudul Sintesis Komposit Polimer
Elektrolit LiBOB Menggunakan Polimer PVdF – HFP Dengan Variasi Komposisi
Filler TiO2 Sebagai Aplikasi Baterai Lihitum. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui cara mensintesis komposit polimer elektrolit LiBOB,
mengetahui karakteristik komposit polimer elektrolit LiBOB hasil sintesis, dan
mengetahui pengaruh variasi komposisi Filler TiO2 dan garam LiBOB pada hasil
sintesis.
5.1. Sintesis Komposit Polimer Elektrolit LiBOB
Pada sintesis ini bahan – bahan yang digunakan adalah garam LiBOB
(hasil sintesis dari Li2CO3, H2C2O4 dan H3BO3), PVdF – HFP, TiO2, DMAC
(dimetil acetamida). Metode yang digunakan adalah casting pada plat kaca.
LiBOB digunakan sebagai eletrolit padat karena memiliki sifat elektrolit, LiBOB
juga memiliki stabilitas termal yang baik sehingga memungkinkan Li bekerja
pada suhu tinggi. PVdF – HFP digunakan sebagai polimer karena memiliki
porositas yang tinggi, sehingga dapat mengikat campuran LiBOB, TiO2, dan
DMAC. TiO2 digunakan sebagai filler, TiO2 dapat membuka rongga – rongga dari
polimer PVdF – HFP. DMAC digunakan sebagai pelarut karena bersifat polar,
yang dapat melarutkan LiBOB dan TiO2, selain itu dengan adanya pemanasan
pelarut membuat LiBOB dan TiO2 dapat larut lebih cepat dan lebih homogen.
Hasil dari pelarutan LiBOB dan TiO2 dalam DMAC yang telah ditambah polimer
PVdF – HFP adalah larutan kental (slurry) berwarna putih keruh. Dilakukan
penuangan larutan kental (slurry) pada plat kaca lalu dilakukan casting untuk
didapatkan lembaran komposit polimer (karena sampel yang digunakan untuk
karakterisasi dengan CV dan SEM harus dalam bentuk padat). Setelah kering
didapatkan lembaran komposit elektrolit LiBOB, ditunnjukan pada gambar
dibawah ini:
21
32. Sampel A1 merupakan sampel tanpa tambahan filler TiO2, sampel A2 dengan
tambahan filler TiO2 2% (wt), dan sampel A3 dengan tambahan filler TiO2 5%
(wt), pada ketiga sampel warna yang terbentuk sangatlah mirip (putih). Karena
perbedaan hasil sampel sangat sulit diamati secara pandangan mata manusia,
maka perbedaan sampel akan dilihat melalui hasil uji SEM dan CV.
5.2. Karakterisasi SEM
Ketiga sampel (A1, A2, dan A3) di karakterisasi SEM (Scanning Electron
Microscopy) menggunakan instrument SEM Hitachi SU-3500, dan didapatkan
hasil pencitraan sebagai berikut :
22
A1 A2 A3
Gambar 4. Hasil sintesis komposit polimer LiBOB
Gambar 6. Hasil pencitraan komposit polimer LiBOB dengan SEM perbesaran 500 kali
(A1)
(A2) (A3)Gambar 5. Hasil pencitraan komposit polimer LiBOB dengan SEM perbesaran 100 kali
(A1) (A2) (A3)
(A2)(A3)
33. Ketiga sampel jelas memiliki pencitraan morfologi yang berbeda karena ketiga
sampel memiliki komposisi yang berbeda (A1 : PVdF-HFP 70%, LiBOB 30%;
A2 : PVdF-HFP 70%, LiBOB 28%, TiO2 2%; A3 : PVdF-HFP 70%, LiBOB 25%,
TiO2 5%). Pada sampel A1 (TiO2 0% wt) terlihat seperti tidak memiliki rongga
dan memiliki banyak gumpalan yang berbentuk seperti bunga, pada sampel A2
(TiO2 2% wt) terlihat memiliki rongga walaupun tidak banyak dan bagian yang
terlihat menggumpal mulai berkurang, pada sampel A3 (TiO2 5% wt) terlihat
memiliki ronnga yang banyak dan bagian yang mengumpal terlihat lebih sedikit
sampel A2. Sampel A3 (TiO2 5% wt) pada gambar 6 terlihat sebagai sampel yang
memiliki sifat homogenitas tertinggi dibanding sampel A1 (TiO2 0% wt) dan A2
(TiO2 2% wt). Menurut teori semakin banyak penambahan filler TiO2 pada
komposit polimer maka akan menambah sifat amofnya.
23
Gambar 7. Hasil pencitraan komposit polimer LiBOB dengan SEM yang akan di EDX
(A1) (A2) (A3)
(A1)
34. 24
Spectrum 1 Spectrum 2 Spectrum 3
Spectrum 4 Spectrum 5 Spectrum 6
Spectrum 1 Spectrum 2 Spectrum 3
Spectrum 4 Spectrum 5 Spectrum 6
Tabel 2. Persebaran komposisi pada 6 spectrum dalam sampel A1 (PVdF-HFP 70%, LiBOB 30%, TiO2 0%)
(A1)
(A2)
Tabel 3. Persebaran komposisi pada 6 spectrum dalam sampel A2 (PVdF-HFP 70%, LiBOB 28%, TiO2 2%)
35. Pada hasil EDX dapat dilihat kandungan unsur yang terkandung dalam masing –
masing sampel, berdasarkan hasil EDX ini dapat diketahui bahwa hasil sintesis
komposit polimer LiBOB belum memiliki persebaran bahan yang baik. Namun
dari hasil EDX ketiga sampel dapat diketahui bahwa sampel A3 (TiO2 5% (wt))
memiliki homogenitas yang paling baik diantara sampel A1 (TiO2 0% (wt)) dan
A2 (TiO2 2% (wt)).
5.3. Cyclic Voltammetry
Pada uji cyclic voltammetry (CV) ketiga sampel yang digunakan
dilakukan assembling (penyusunan coin cell dan di crimping menggunakan
hydraulic crimping machine) terlebih dahulu didalam glove box (kedap udara).
25
Spectrum 1 Spectrum 2 Spectrum 3
Spectrum 4 Spectrum 5 Spectrum 6
Tabel 4. Persebaran komposisi pada 6 spectrum dalam sampel A3 (PVdF-HFP 70%, LiBOB 25%, TiO2 5%)
(A3)
36. Fungsi dari assembling di dalam glove box adalah agar komposit polimer LiBOB
yang digunakan sebagai separator dan elektrolit tidak mengalami discharge
(penurunan potensial). Susunan penyusunan coin cell adalah cup tutup – anoda –
separator dan elektrolit – katoda – spacer – spring – dan cup besar. CV dilakukan
menggunakan instrument automatic battery cycler (WBCS 3000). Hasil CV ketiga
sampel ( A1, A2, dan A3) adalah sebagai berikut :
26
(A1)
Gambar 9. Hasil CV sampel A1
37. Pada hasil CV ketiga sampel dapat diketahui bahwa proses charging dan
dischargingnya kurang baik, hal ini disebabkan karena elektrolit (komposit
27
(A2)
(A3)
Gambar 10. Hasil CV sampel A2
Gambar 10. Hasil CV sampel A3
38. polimer LiBOB) yang digunakan belum memiliki sifat penghantar yang baik
sehingga proses charging (oksidasi) dari katoda (LiFePO4) ke anoda (Logam Li)
menjadi kurang baik, dan proses discharging (reduksi) dari anoda (logam Li) ke
katoda (LiFePO4) menjadi kurang baik pula. Untuk besar arus dan tegangan
komposit polimer elektrolit LiBOB pada berbagai komposisi saat terjadi reaksi
oksidasi dan reduksi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
berdasarkan hasil pada table 2. Nilai arus dan voltase yang dihasilkan pada proses
redoks dari ketiga sampel, pada sampel A1 memiliki ΔV sebesar 1,75 V, sampel
A2 sebesar 1,15 V, dan sampel A3 sebesar 1,10 V. Semakin kecil nilai ΔV maka
reversibiltas ionnya akan semakin baik, dalam hal ini berarti sampel A3 yang
memiliki komposisi filler TiO2 sebanyak 5% (wt) memiliki reversibilitas ion yang
paling baik disbanding sampel lainnya (A1 dengan komposisi filler TiO2 0% (wt)
dan A2 dengan komposisi filler TiO2 2,5% (wt), karena memiliki nilai ΔV terkecil
yaitu 1,10 V, dibanding 1,15 (A2) dan 1,75 (A1).
Berdasarkan Hasil uji SEM, dan CV dapat diketahui bahwa sampel A3
(TiO2 5%) merupakan hasil sintesis komposit polimer LiBOB terbaik yang dapat
diaplikasikan pada baterai, karena memiliki memiliki banyak rongga (dibuktikan
dengan hasil SEM), homogenitasnya yang paling baik (dibuktikan dengan hasil
EDX), serta reversibilitas ion yang paling baik (dibuktikan dengan hasil CV)
diantara kedua sampel lainnya (A1 (TiO2 0%), dan A2 (TiO2 2%).
28
Sampel
Arus (µA) Voltase (V)
ΔVOksidasi Reduksi Oksidasi Reduksi
A1 3,0 -10 4,3 2,55 1,75
A2 2,2 -5,2 3,65 2,50 1,15
A3 1,2 -3,3 3,60 2,50 1,10
Tabel 5. Nilai arus dan voltase dari sampel A1, A2, dan A3 berdasarkan hasil CV
39. BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
6.1.1. Sintesis komposit polimer elektrolit LiBOB dapat dibuat dari bahan
polimer PVdF – HFP, garam elektrolit LiBOB, dan filler TiO2.
6.1.2. Berdasarkan hasil sintesis, banyaknya rongga pada sampel dari yang
tertinggi ke yang terendah A3 > A2 > A1, homogenitas dari yang
tertinggi ke yang terendah adalah A3 > A2 > A1, reversibiltas ion
dari yang tertinggi ke yang terendah adalah A3 > A2 > A1.
6.1.3. sampel A3 (PVdF – HFP 70%, LiBOB 25%, TiO2 5% (wt))
merupakan sampel yang paling baik untuk diaplikasikan pada baterai
lithium.
6.2. Saran
6.2.1. Dalam menimbang massa bahan yang berbentuk pellet harus benar –
benar cermat dalam menimbang, pastikan massanya pas dengan yang
diinginkan agar hasil sintesis lebih akurat
6.2.2. Gunakan jaslab, sarung tangan, dan masker ketika melakukan
pekerjaan di laboratorium
6.2.3. Teliti ketika menggunting bentuk separator agar pas dengan ukuran
coin cell
29
40. DAFTAR PUSTAKA
Aravindan, V., P. Vickraman. 2007. A Study on LiBOB-based Nano Composite
Gel Polymer Electrolytes (NCGPE) for Lithium ion Batteries. Ionics. 13:
277 – 280.
Aravindan, V., P. Vickraman. 2012. Effect of aging on the ionic conductivity of
polyvinylidenefluoride–hexafluoropropylene (PVdF–HFP) membrane
impregnated with different lithium salts. Indian J. Phys. 86: 341–344.
Azeez, F., Fedkiw, P.S., 2010. Conductivity of libob-based electrolyte for
lithiumion batteries. J. Power Sources 195, 7627–7633.
Davison, J., Boyce, J., 2012. Low Cost, Novel Methods for Fabricating All-Solid-
State Lithium Ion Batteries (Bachelor Thesis). Worcester Polytechnical
Institute.
Goodenough, John B., Youngsik Kim. 2010. Solid Electrolyte Batteries. DOE
Vehicle Technologies Annual Merit Review Meeting. Texas Material
Institute, The University of Texas Austin.
Holzwarth, N. A. W. 2012. Solid Electrolytes for Battery Applications – A
Theoretical Perspective. Seminar at University of Louisville. Wake Forest
University, Winston – Salem.
Linden D. 2002. Primary Batteries-Introduction. Di dalam: Linden D, Reddy TB,
editor. Handbook of Batteries 3Ed. USA: The McGraw-Hill Companies,
Inc. 164-200 p.
Putro, Alviansyah Z. A, dkk. 2016. Membran Polimer Elektrolit Nanokomposit
Berbasis PvdF – HFP (Poly Vinylidene Flouride co-Hexafluoro Propylene)
sebagai Separator Baterai Lihitum Ion dengan Variasi non Solvent.
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”. ISSN 1693-4393
Ravi, M. et al. 2014. Effect of nano TiO2 Filler on The Structure and Electrical
Properties of PVP Based Polymer Electrolyte Films. Polymer Testing. 152
– 160
30
41. Sahidir, Asep. 2014. Sintesis Senyawa LiBOB untuk Elektrolit Padat Baterai
Litium – Ion Melalui Metode Pencampuran Basah (Tesis). Yogyakarta :
Magister Teknik Pengendalian Pencemaran Lingkungan, Program Studi
Teknik Kimia, Sekolah Pascasarjana – UGM.
Stadtlander, C. T. K. H. 2007. Scanning Electron Microscopy and Transmission
Electron Microscopy of Mollicutes : Challenges and Opportunities.
Modern Research and Educational Topics in Microscopy. Department of
Microbiology, Clemson University. USA.
Ting. M, C. Zhenyu, W. Ying. 2013. Preparation of PVDF based
blendmicroporous membrans for lithium ion batteries by thermally
inducedphase separation: I. Effect of PMMA on the membran
formationprocess and the properties, J.Membr. Sci. 444: 213-222
Wang, S., Oiu, W., Li, T., 2006. Properties of lithium bis (oxalate) borate
(LiBOB) as a lithium salt and cycle performance in LiMn2O4 half cell. Int
J Electrochem Sci 1, 250–257.
Widitya, Arsand. 2007. Pengaruh Variasi Elektrolit Jembatan Garam terhadap
Impedansi Sel Galvanik Cu/Zn. Bandung : Kimia, FMIPA – ITB.
Wigayati, E. M., Titik L., 2013. Sintesis LiBOB untuk Komponen Elektrolit
Baterai Lithium. Seminar dan Fokus Group Discussion (FGD) Material
Maju : Magnet dan Aplikasi 2013. Pusat Penelitian Fisika LIPI. ISBN :
978–979–8580–27–7
Xu, K., Zhang, S., Jow, T.R., 2005. LiBOB as Additive in LiPF[sub 6]-Based
Lithium Ion Electrolytes. Electrochem. Solid-State Lett. 8, A365.
www.flexiva.eu/download/safety_data_sheet_190_004_2
www.psh.ca/MSDS/Titanium%20Dioxide
www.rockwoodlithium.com/pdf/408504
www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9923746
www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9923969
www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9923955
www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927559
31