Makalah ini membahas tentang tarekat dalam ilmu tasawuf. Tarekat adalah jalan spiritual bagi para sufi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui amalan ibadah dan zikir. Beberapa tarekat utama yang disebutkan meliputi Qadiriyah, Syadziliyah, Rifaiyah, dan Naqsyabandiyah. Tarekat berperan besar dalam melestarikan Islam di dunia, terutama setelah kehancuran kota Baghdad. Di Indonesia, pengar
1. Makalah Ilmu Tasawuf
Jumat, 25 Januari 2013
Tarekat
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
A. PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
B. PEMBAHASAN ............................................................................................................... 2
1. Pengertian Tarekat....................................................................................... 2
2. Tujuan Adanya Tarekat .............................................................................. 3
3. Sejarah dan Perkembangan Tarekat.......................................................... 4
4. Perkembangan Tarekat di Indonesia ......................................................... 5
C. KESIMPULAN ................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 7
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia rahmat hidayah-Nya,
kegiatan penyusunan makalah dapat terlaksana dengan baik.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu kegiatan proses belajar-mengajar
dalam kampus STAIN Padangsidimpuan, dalam upaya meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan yang bernuansa Islami. Makalah yang
berjudul TAREKAT ini menyajikan tentang jalan para sufi untuk mendekatkan diri
kepada Allah swt. Makalah ini berasal dari kumpulan berbagai buku dan situs yang
kami cari, kemudian sedemikian rupa kami singkat menjadi sebuah makalah.
Pemakalah juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengajar yang telah
memberikan kami bimbingan dan bantuan dalam penyelesaian makalah ini. Akhirnya,
semoga Allah meridhoi kegiatan penyusunan makalah ini dan memberikan manfaat bagi
kita semua yang membacanya.
A.Pendahuluan
2. Dalam ilmu Tasawuf diterangkan, bahwa arti “Tarekat” itu ialah jalan atau petunjuk dalam
melakukan sesuatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw.
Dan dikerjakan oleh sahabat-sahabat Nabi, Tabiin dan Tabiin-Tabiin turun-menurun sampai
kepada gurguru/ulama-ulama sambung-menyambung dan rantai-berantai.
Ilmu Tasawuf menerangkan: bahwa “syariat” itu hanyalah peraturan-peraturan belaka,
“tarekatlah” yang merupakan perbuatan untuk melaksanakan syariat itu. Apabila “syariat” dan
“tarekat” itu sudah dikuasai, maka lahirlah “hakekat” yang tidak lain daripada perbaikan keadaan
dan ahwal, sedang tujuan ialah “ma’rifat” yaitu mengenal Tuhan dan mencintai-Nya yang
sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya. Nabi Muhammad saw bersabda, “syariat itu perkataanku,
Tarekat itu perbuatanku dan hakekat itu ialah kelakuanku”.
Demikanlah, para sufiyah membuat sistem “tariqah”, mengadakan latihan-latihan jiwa,
membersihkan dirinya dari sifat-sifat yang tercela/mazmumah dan mengisinya dengan sifat-sifat
terpuji/mahmudah dan memperbanyak zikir dengan penuh ikhlas semata-mata untuk
memperoleh keadaan “tajalli” yakni bertemu dengan Tuhannya sebagai bagian terakhir dan
terbesar.
B.Pembahasan
1. Pengertian Tarekat
Asal kata tarekat dalam bahasa Arab ialah “thariqah” yang berarti jala, keadaan, aliran atau
garis pada sesuatu. Tarekat adalah jalan yang ditempuh para sufi. Dapat pula digambarkan sebagi
jalan yang berpangkal dari syari’at, sebab jalan jalan utama disebut syar’, sedangkan anak jalan
disebut “thariq”.1[1]
Menurut Abu Bakar Aceh, Tarekat ialah jalan, petunjuk dalam melaksanakan suatu ibadat
sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan oleh Nabi dan dikerjakan oleh sahabat
dan tabi’in, turun-menurun sampai kepada guru-guru, atau suatu cara mendidik, mengajar, lama-
kelamaan meluas menjadi kumpulan kekeluargaan yang mengikat penganut-penganut sufi yang
sepahamdan sealiran, guna memudahkan menerima ajaran-ajaran dan latihan-latihan dari para
pemimpinnya dalam suatu ikatan.
Jadi yang dimaksud Tarekat ialah suatu sistem dan cara-cara beramal atas Irsyad seseorang
mursyid terhadapa murid-muridnya yang mengikat dalam suatu mazhab tertentu yang pada
dasarnya untuk menjalankan sunnah Rasulullah saw secara optimaldan sungguh-sungguh.2[2]
Sufi-sufi yang melakukan Tarekat menggambarkan dirinya yang sedang mencari Tuhan
bagaikan pengembara (salik). Mereka melangkah maju dari satu tahap ke tahap berikutnya.
Tahapan-tahapan itu mereka menyebutnya dengan “maqamat”.Jalan yang mereka tempuh
disebut “thariqah”. Tarekat atau jalan sufi ini begitu penting sehingga seringkali Ilmu Tasawuf
disebut juga dengan ilmu suluk.3[3]
1[1] DR. Rosihan Anwar,M.Ag, Ilmu Tasawuf, Pustaka Setia, Bandung,2004, hlm 165
2[2] Damanhuri Basyir,M.Ag, Ilmu Tasawuf, Yayasan Pena, Banda Aceh,2005, hlm 60
3[3] DR.H.Akbarizan,MA.MPd,Tasawuf Integratif Pemikiran dan Ajaran Tasawuf di Indonesia,Suska Press,
Riau,2008, hlm 9-10
3. 2. Tujuan Adanya Tarekat
Tarekat adalah jalan atau petunjuk dalam melakukan sesutu ibadah sesuai dengan agarna
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, dan dikerjakan oleh sahabat-sahabatnya, tabiin
secara berantai sampai pada masa kita ini.
Lebih khusus lagi tarekat dikalangan sufiyah berarti sistem dalam rangka mengadakan
latihan jiwa, membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dan mengisinya dengan sifat-sifat yang
terpuji dan memperbanyak dikir dengan penuh ikhlas semata-mata untuk mengharapkan bertemu
dengan dan bersatu secara ruhiyah dengan tuhan.4[4] Jalan dalam tarekat itu antara lain terus-
menerus berada dalam zikir atau ingat terus kepada Tuhan, Dan terus-menerus menghindarkan
diri dari sesuatu yang melupakan Tuhan.
Harun nasution mengatakan tarekat ialah jalan yang harus di tempuh oleh seorang sufi dalam
tujuan berada sedekat mungkin dengan tuhan.5[5] Hamka mengatakan bahwa diantara makhluk
dan khalik itu ada perjalan hidup yang harus ditempuh, inilah yang kita katakan tarekat.6[6]
Dengan memperhatikan berbagai pendapat tersebut diatas, kiranya dapat diketahui bahwa
yang dimaksud dengan tarekat adalah jalan yang bersifat spiritual bagi seorang sufi yang
didalamnya berisi amalan ibadah dan lainnya bertemakan menyebut nama Allah dan sifat-
sifatnya disertai penghayatan yang mendalam. Amalan dalam tarekat ini ditujukan untuk
memperoleh hubungan sedekat mungkin (secara rohaniah) dengan Tuhan.
3. Sejarah dan Perkembangan Tarekat
Menurut Hamka tarekat yang pertama kali muncul adalah tarekat Thaifuriyah pada abad ke-9
Masehi di Persia sebagai suatu lembaga Pengajaran Tasawuf. Tarekat tersebut dinasabkan
kepada Abu Yazid al-Busthami karena pahamnya bersumber dari ajaran Abu Yazid, pendapat ini
dapat diperkuat dengan kenyataan bahwa tarekat-tarekat yang muncul di Persia terutama daerah
Hurazon, pada umumnya menganut paham Bayazid.
Sejarah islam menunjukan bahwa tarekat-tarekat sejak bermunculan pada abad ke-12 (abad
ke-6 H), mengalami perkembangan pesat. Dapat dikatakan bahwa dunia islam sejak abad
berikutnya (1317 H),pada umumnya dipengaruhi oleh tarekat. Tarekat-tarekat tampak memegang
peranan yang cukup besar dalam menjaga eksistensi dan ketahanan umat islam, setelah mereka
4[4] Mustafa Zahri, 1995. Kunci memahai Ilmu Tasawuf, Bina Ilmu : Jakarta. Hlm 57
5[5] Harun Nasution, 1963. Falsafah dan Mitisisme dalam Islam, Bulan Bintang : Jakarta, hlm 55
6[6] A.J. Arbery. Sufisme. London : George Allen & Unwin Ltd. 1963
4. dilabrak secara mengerikan oleh gelombang-gelombang serbuan tentara Tartar ( kota Bagdad
dimusnahkan tentara Tartar itu pada 1258 M atau 656 H). Sejak penghancuran demi
penghancuran yang dilakukan oleh tentara Tartar itu, islam yang diperkirakan akan lenyap, tetapi
mampu bertahan, bahkan dapat merembes memasuki hati turunan para penyerbu itu dan
memasuki daerah-daerah baru. Pada umumnya sejak kehancuran kota Bagdad para anggota
tarekatlah yang berperan dalam penyebaran islam. Tarekat-tarekatlah yang menguasai kehidupan
umat islam selama zaman pertengahan sejarah islam (abad ke-13 samapi abad ke-18 atau ke-17
sampai 12 H). Pengaruh tarekat mulai mengalami kemunduran, serangan-serangan terhadap
tarekat yang dulunya dipelopori oleh Ibnu Taimiyah (w. 1327 M/ 1728) terdengar semakin
gencar dan kuat pada masa modern. Tokoh-tokoh pembaharu dalam dua abad terakhir ini pada
umumnya memandang bahwa salah satu diantara sebab-sebab mundur dan lemahnya umat islam
adalah pengaruh tarekat yang buruk, antara lain menumbuhkan sikap taqlid, sikap fatalistis,
orientasi yang berlebihan kepada ibadah dan akhirat, dan tidak mementingkan ilmu
pengetahuan.
Ada banyak Aliran-aliran Tarekat di Dunia Islam.
Dari sekian banyak tarekat yang pernah muncul sejak abad ke-12 (abad ke-6 H) itu antara
lain :
1. Tarekat Qadiriyah, (dihubungkan kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, yang wafat di
Irak pada 1161 H) yang mempunyai penganut di Irak, Turki, Turbekistan, Sudan, Cina,
India, dan Indonesia.
2. Tarekat Syadziliah, (dihubungkan kepada Syekh Ahmad Asy-Syadzili, yang wafat di
Mesir pada 1258 M), yang mempunyai pengikut di Mesir, Afrika Utara, Syiria, dan
Negri-negri Arab lainnya. Pokok-pokok ajarannya antara lain :
1. Bertaqwa kepada Allah ditempat sunyi dan ramai
2. Mengikuti sunnah dalam segala perkataan dan perbuatan
3. Berpaling hati dari makhluk waktu berhadapan dari waktu membelakangi
4. Kembali kepada Allah diwaktu senang dan susah7[7]
5. Tarekat Rifaiyah, (dihubungkan kepada Syekh Ahmad Ar-Rifai, yang wafat di
Mesir pada 1182 M), yang mempunyai pengikut di irak dan di Mesir.
6. Tarekat Naqsabandiyah (dihubungkan kepada Syekh Bahaudin Naqsabandi yang
wafat di Bukhara pada 1389 M), yang mempunyai pengikut di Asia Tenggara,
Turki, India, Cina, dan Indonesia. Ciri-ciri tarekat Naqsabandiah antara lain :
1. Berpegang teguh kepada aqidah ahlusunnah
2. Meningggalkan ruqsah
3. Memilih hokum-hukum yang azimah
4. Senantiasa dalam muraqabah
5. Tetap berhadapan dengan Tuhan
6. Menghasilkan malakah hudhur (menghadirkan Tuhan dalam hati)
7. Menyendiri ditengah keramaian serta menghiasi diri dengan hal-hal yang
memberi faedah
8. Berpakaian dengan pakaian mukmin biasa
9. Zikir tanpa suara8[8]
10. Tarekat Syatarriyah, (dihubungkan kepada Syekh Abdullah Asy-Sattari
yang wafat di india pada 1236 M), yang mempunyai pengikut India dan
Indonesia.9[9]
4. Perkembangan Tarekat di Indonesia
Berbicara tentang tarekat di Indonesia tentu tidak akan bisa lepas dari agama Islam
berasal. Islam berasal dari jazirah Arab dibawa oleh Rasulullah, kemudian diteruskan masa
Khulafa ar-Rasyidin ini mengalami perkembangan yang pesat. Penyebarluasan Islam ini
7[7] Solihin, M. 2005. Akhlak Tasawuf, Penerbit Nuansa : Bandung, hlm. 249
8[8] Solihin, M, Op. Cit, hlm 247
9[9] Nata, Abudin, 1996. Akhlak Tasawuf, PT Rajagrafindo Persada : Jakarta
5. bergerak ke seluruh penjuru dunia. Islam datang membawa rahmat bagi seluruh umat
manusia.10[10]
Pembahasan tentang tarekat kadang dibingungkan dengan istilah ‘tasawuf’ dan ‘sufi’.
Dalam tradisi pesantren Jawa, istilah tasawuf dipakai semata-mata dalam kaitan aspek intelektual
dari suatu tarekat. Sedangkan tarekat itu sendiri lebih mengarah pada pengertian yang bersifat
etis dan praktis. Sedangkan sufi, biasanya dialamatkan kepada orang yang menjalani kegiatan
tarekat tersebut.11[11]
Kekurangan informasi yang bersumber dari fakta peninggalan agama Islam. Para kiai dan
ulama kurang dan bahkan dapat dikatakan tidak memiliki pengertian perlunya penulisan
sejarah.12[12] Tidaklah mengherankan bila hal ini menjadi salah satu sebab sulitnya menemukan
fakta tentang masa lampau Islam di Indonesia. Islam di Indonesia tidak sepenuhnya seperti yang
digariskan Al-Qur’an dan Sunnah saja, pendapat ini didasarkan pada kenyataan bahwa kitab-
kitab Fiqih itu dijadikan referensi dalam memahami ajaran Islam di perbagai pesantren, bahkan
dijadikan rujukan oleh para hakim dalam memutuskan perkara di pengadilan pengadilan
agama.13[13] Islam di Asia Tenggara mengalami tiga tahap :
Pertama, Islam disebarkan oleh para pedagang yang berasal dari Arab, India, dan Persia
disekitar pelabuhan (Terbatas).
Kedua : datang dan berkuasanya Belanda di Indonesia, Inggris di semenanjung Malaya,
dan Spanyol di Fhilipina, sampai abad XIX M;
Ketiga : Tahap liberalisasi kebijakan pemerintah Kolonial, terutama Belanda di
Indonesia.14[14] Indonesia yang terletak di antara dua benua dan dua samudra, yang
memungkinkan terjadinya perubahan sejarah yang sangat cepat. Keterbukaan menjadikan
pengaruh luar tidak dapat dihindari. Pengaruh yang diserap dan kemudian disesuaikan dengan
budaya yang dimilikinyam, maka lahirlah dalam bentuk baru yang khas
Indonesia. Misalnya : Lahirnya tarekat Qadiriyah Wa Naqsabandiyah, dua tarekat yang
disatukan oleh Syaikh Ahmad Khatib As-Sambasy dari berbagai pengaruh budaya yang mencoba
memasuki relung hati bangsa Indonesia, kiranya Islam sebagai agama wahyu berhasil
memberikan bentukan jati diri yang mendasar. Islam berhasil tetap eksis di tengah keberadaan
dan dapat dijadikan symbol kesatuan. Berbagai agama lainnya hanya mendapatkan tempat
disebagian kecil rakyat Indonesia. Keberadaan Islam di hati rakyat Indonesia dihantarkan dengan
penuh kelembutan oleh para sufi melalui kelembagaan tarekatnya, yang diterima oleh rakyat
sebagai ajaran baru yang sejalan dengan tuntutan nuraninya.15[15]
C.KESIMPULAN
Dari pembahsaan di atas dapat kita simpulkan bahwa tarekat, adalah dimana suatu jalan
yang ditempuh oleh seseorang untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, kemudian
didalam pelaksanaan tarekat itu sendiri ada berbagai macam cara dan sangat beraneka ragam
antara tarekat yang satu dengan tarekat yang lainnya, diantaranya dengan metode, wirid atau
dikir yang keras, tarian, ratib, dan dengan musik.
Kemudian untuk munculnya tarekat itu sendiri yaitu pertama kali muncul di Persia, pada
abad ke-9 Masehi. Secara umum muncul pada abad ke-12 (abad ke-6 H), mengalami
perkembangann pesat. Dapat dikatakan bahwa dunia islam sejak abad berikutnya (1317 H),
10[10] http://mashajirismail.wordpress.com/2011/02/02/10/
11[11] http://hamdanarfani.blogspot.com/2010/01/tarekat-tarekat-di-indonesia.html
12[12] Ahmad Mansyur Suryanegara ,Menemukan Sejarah Rencana Pergerakan Islam di Indonesia, Nuansa
Bandung : 2005 hlm 73
13[13] Ajid Thohir Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam Jakarta:Rajawali Press, 2004, hlm
292
14[14] Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam”, Bandung:Pustaka Bani Quraisy ,1995, hlm 222
15[15] Ahmad Mansyur Suryanegara, Op.Cit hlm 157
6. kemudian pengaruh tarekat mulai mengalami kemunduran, serangan-serangan terhadap tarekat
yang dulunya dipelopori oleh Ibnu Taimiyah (w. 1327 M/ 1728) terdengar semakin gencar dan
kuat pada masa modern. Kemudian beberapa penyebab kemundurannya tarekat yaitu lemahnya
islam itu sendiri dan aliran sebuah tarekat yang buruk, antara lain menumbuhkan sikap taqlid,
sikap fatalistis, hingga menimbulkan perselisihan, saling memementingkan pendapat masing-
masing yang tentunya hal tersebut sangatlah patal sekali bagi keberadaan tarekat tersebut hingga
akhirnya banyak tarekat yang menyimpang.
Beberapa tarekat yang pernah ada antara lain: Tarekat Qadiriyah,Tarekat Syadziliah,
Tarekat Rifaiyah, Tarekat Syatarriyah, dan masih banyak lagi tarekat yang lainnya yang tentu
sangat beraneka ragam keberadaannya.
Kemudian tujuan tarekat itu sendiri yaitu suatu sistem atau suatu cara dalam rangka
mengadakan latihan jiwa, membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dan mengisinya dengan sifat-
sifat yang terpuji dan memperbanyak dikir kepada Allah SWT, dengan penuh ikhlas semata-mata
untuk mengharapkan bertemu dengan dan bersatu secara ruhiyah dengan Tuhan sebagaimana
yang contohkan oleh Rasulluah SAW.
DAFTAR PUSTAKA
DR. Rosihan Anwar,M.Ag, Ilmu Tasawuf, Pustaka Setia : Bandung, 2004
Damanhuri Basyir,M.Ag, Ilmu Tasawuf, Yayasan Pena : Banda Aceh, 2005
DR.H.Akbarizan,MA.MPd,Tasawuf Integratif Pemikiran dan Ajaran Tasawuf di Indonesia,
Suska Press : Riau, 2008
Mustafa Zahri, Kunci memahai Ilmu Tasawuf, Bina Ilmu : Jakarta, 1995.
Harun Nasution, Falsafah dan Mitisisme dalam Islam, Bulan Bintang : Jakarta, 1963
A.J. Arbery. Sufisme. London : George Allen & Unwin Ltd. 1963
(http://hendrakomara.wordpress.com/2011/05/08/makalah-tarekat/)
Solihin, M, Akhlak Tasawuf, Penerbit Nuansa : Bandung, 2005
Nata, Abudin, Akhlak Tasawuf, PT Rajagrafindo Persada : Jakarta, 2000
http://mashajirismail.wordpress.com/2011/02/02/10/
http://hamdanarfani.blogspot.com/2010/01/tarekat-tarekat-di-indonesia.html
Ahmad Mansur Suryanegara,Menemukan Sejarah Rencana Pergerakan Islam di Indonesia,
Penerbit Nuansa : Bandung, 2005
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Jakara : Rajawali Press, 2004
Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam”, Bandung : Pustaka Bani Quraisy ,1995