SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  27
CONTEXT-FREE GRAMMAR (CFG)
DAN PARSING
 Bentuk umum produksi CFG adalah :
  ,   V,   (VTV N)*
 Analisis sintaks :
Penelusuran sebuah kalimat (sentensial)
sampai pada simbol awal grammar.
Analisis sintaks dapat dilakukan melalui
derivasi atau parsing. Penelusuran melalui
parsing menghasilkan pohon sintaks.
CONTEXT-FREE GRAMMAR (CFG)
DAN PARSING
 Contoh :
Diketahui grammar G = {I  HI HIA, H  abc...z, A 
012...9}
dengan I adalah simbol awal.
Berikut ini kedua cara analisa sintaks untuk. kalimat x23b
cara 1 (derivasi) : cara 2 (parsing) :
I  IH I
 IAH
 IAAH I H
 HAAH
 xAAH I A b
 x2AH
 x23H I A 3
 x23b
H 2
x
CONTEXT-FREE GRAMMAR (CFG)
DAN PARSING
 Contoh :
Diketahui grammar G = {S  SOSA , O  *+, A  012...9}
Kalimat : 2*3+7 mempunyai dua pohon sintaks berikut :
S S
S O S S O S
A * S O S S O S + A
2 A + A A * A 7
3 7 2 3
Sebuah kalimat yang mempunyai lebih dari satu pohon sintaks disebut
kalimat ambigu (ambiguous). Grammar yang menghasilkan paling
sedikit sebuah kalimat ambigu disebut grammar ambigu.
Metoda Parsing
Ada 2 metoda parsing : top-down dan bottom-up.
 Parsing top-down :
Diberikan kalimat x sebagai input. Parsing dimulai dari simbol awal
S sampai kalimat x nyata (atau tidak nyata jika kalimat x memang
tidak bisa diturunkan dari S) dari pembacaan semua leaf dari pohon
parsing jika dibaca dari kiri ke kanan.
 Parsing bottom-up :
Diberikan kalimat x sebagai input. Parsing dimulai dari kalimat x
yang nyata dari pembacaan semua leaf pohon parsing dari kiri ke
kanan sampai tiba di simbol awal S (atau tidak sampai di S jika
kalimat x memang tidak bisa diturunkan dari S)
Parsing Top-down
 Ada 2 kelas metoda parsing top-down :
1. kelas metoda dengan backup,
Contoh: metoda Brute-Force
2. kelas metoda tanpa backup
Contoh: metoda Recursive Descent.
Parsing Top-down - Metoda
Brute-Force
Metoda Brute-Force, adalah kelas metoda
parsing yang menggunakan produksi
alternatif, jika ada, ketika hasil
penggunaan sebuah produksi tidak sesuai
dengan simbol input.
Penggunaan produksi sesuai dengan
nomor urut produksi.
Parsing Top-down - Metoda
Brute-Force
Contoh : Diberikan grammar G={S
aAd|aB, A  b|c, B  ccd|ddc}.
Gunakan metode Brute force untuk
melakukan analisis sintaks terhadap kalimat
x = accd
Parsing Top-down - Metoda
Brute-Force G={S aAd|aB, A  b|c, B  ccd|ddc}
x = accd
Tidak berhasil
menyelesaikan
kalimat dg aAd
Parsing Top-down - Metoda
Brute-Force G={S aAd|aB, A  b|c, B  ccd|ddc}
x = accd
Berhasil
menyelesaikan
kalimat dg aB
Parsing Top-down - Metoda
Brute-Force
Metoda Brute-Force tidak dapat menggunakan
grammar rekursi kiri, yaitu grammar yang
mengandung produksi rekursi kiri (left recursion) :
A  Aα.
Produksi rekursi kiri akan menyebabkan parsing
mengalami looping tak hingga.
Parsing Top-down - Metoda
Brute-Force
Contoh : Diberikan grammar G={S aAc, AAb|},
gunakan metode Brute Force untuk melakukan analisis
sintaks terhadap kalimat x=ac
Parsing Top-down - Metoda
Brute-Force G={S aAc, AAb|},
x=ac
Agar tidak
menghasilkan
looping tak
hingga, grammar
rekursi kiri harus
ditransformasi.
Untuk contoh di
atas transformasi
berarti merubah
produksi A → Ab
menjadi A → bA.
Parsing Top-down
 Metoda Recursive-Descent
 Kelas metoda tanpa backup, termasuk metoda recursive
descent, adalah kelas metoda parsing yang tidak menggunakan
produksi alternatif ketika hasil akibat penggunaan sebuah produksi
tidak sesuai dengan simbol input.
 Jika produksi A mempunyai dua buah ruas kanan atau lebih maka
produksi yang dipilih untuk digunakan adalah produksi dengan
simbol pertama ruas kanannya sama dengan input yang sedang
dibaca. Jika tidak ada produksi yang demikian maka dikatakan
bahwa parsing tidak dapat dilakukan.
 Ketentuan produksi yang digunakan metoda recursive descent
adalah : Jika terdapat dua atau lebih produksi dengan ruas kiri yang
sama maka karakter pertama dari semua ruas kanan produksi
tersebut tidak boleh sama. Ketentuan ini tidak melarang adanya
produksi yang bersifat rekursi kiri.
Parsing Top-down –
Metoda Recursive-Descent
 Contoh : Diketahui grammar
G={SaB|A, Aa, Bb|d}.
 Gunakan metode recursive descent untuk
melakukan analisis sintak terhadap kalimat
x=ac
Parsing Bottom-Up
 Salah satunya adalah grammar preseden sederhana (GPS).
 Pengertian Dasar :
 Jika  dan x keduanya diderivasi dari simbol awal grammar
tertentu, maka  disebut sentensial jika   (VTV N)*, dan x
disebut kalimat jika x  (V T)*
 Misalkan  = Q1 Q2 adalah sentensial dan A  VN :
-  adalah frase dari sentensial  jika : S    Q1  Q2 dan     
-  adalah simple frase dari sentensial  jika : S    Q1  Q2 dan   
- Simple frase terkiri dinamakan handel
- frase, simple frase, dan handel adalah string dengan panjang ≥ 0
Parsing Bottom-Up
Contoh 6 :
I  I H Hb adalah sentensial dan b adalah simple frase
 H H (dibandingkan dengan Q1 Q2 maka Q1 = H,  = b, dan Q2 = )
 H b Perhatikan : simple frase (b) adalah yang terakhir diturunkan
I  I H Hb adalah sentensial dan H adalah simple frase
 I b (dibandingkan dengan Q1 Q2 maka Q1 = ,  = H, dan Q2 = b)
 H b Perhatikan : simple frase (H) adalah yang terakhir diturunkan
 Sentensial Hb mempunyai dua simple frase (b dan H), sedangkan handelnya
adalah H.
Relasi Preseden dan Grammar
Preseden Sederhana
 Relasi preseden adalah relasi antara 2
simbol grammar (baik VT maupun VN)
dimana paling tidak salah satu simbol
tersebut adalah komponen handel.
 Misalkan S dan R adalah 2 simbol. Ada 3
relasi preseden yang : ←, ↔, dan →
Relasi Preseden dan Grammar
Preseden Sederhana
Misalkan S dan R adalah 2 simbol. Ada 3 relasi
preseden yang : ←, ↔, dan →
Perhatikan : komponen handel selalu ‘menunjuk’
yang simbol lainnya
Relasi Preseden dan Grammar
Preseden Sederhana
Contoh :Diketahui grammar G={Z→bMb, M→(L|a,
L→ Ma)}.
Dari 3 sentensial : bab, b(Lb, b(Ma)b, tentukan handel
dan relasi yang ada.
Relasi Preseden dan Grammar
Preseden Sederhana
Secara umum : jika A → aBc adalah sebuah
produksi maka :
• aBc adalah handel dari sentensial yang
mengandung string “aBc”
• relasi preseden antara a, B, dan c adalah :
a ↔ B, B ↔ c
Relasi Preseden dan Grammar
Preseden Sederhana
Dengan memperhatikan ruas kanan produksi
yang ada serta berbagai sentensial yang
dapat diderivasi dari Z maka semua relasi
preseden tercantum dalam tabel berikut :
Relasi Preseden dan Grammar
Preseden Sederhana
Grammar G disebut grammar preseden
sederhana, jika :
1. paling banyak terdapat satu relasi antara
setiap dua simbolnya
2. tidak terdapat dua produksi produksi
dengan ruas kanan yang sama
PARSING Grammar Preseden
Sederhana
Prosedur parsing :
1. Buat tabel 3 kolom dengan label : sentensial dan relasi, handel, dan
ruas kiri produksi.
2. Tuliskan kalimat (atau sentensial) yang diselidiki pada baris pertama
kolom pertama.
3. Dengan menggunakan tabel relasi preseden cantumkan relasi
preseden antara setiap dua simbol yang bertetangga.
4. Tentukan handel dari sentensial tersebut. Handel adalah string yang
dibatasi “←“ terakhir dan “→ “ pertama jika dilakukan penelusuran
dari kiri atau yang saling mempunyai relasi “↔“. Handel tersebut
pastilah merupakan ruas kanan produksi, karena itu tentukan ruas
kiri dari handel tersebut.
5. Ganti handel dengan ruas kiri produksinya. GOTO 3.
6. Kalimat yang diselidiki adalah benar dapat diderivasi dari simbol awal
jika kolom “ruas kiri produksi” menghasilkan simbol awal.
PARSING Grammar Preseden
Sederhana
Contoh : Lakukan parsing atas kalimat x = b(aa)b berdasarkan grammar
G di atas.
Prosedur parsing sampai di simbol awal (Z). Maka kalimat
“b(aa)b” memang dapat diderivasi dari simbol awal Z dengan
menggunakan grammar G.
G={Z→bMb, M→(L|a, L→ Ma)}.
FINISH
CFG dituliskan dalam bentuk 4 komponen (4-tupel)
G = (N, , P, S)
N = himpunan nonterminal.
 = himpunan terminal/ alfabet
P = aturan produksi, yakni A  
dengan A  N,   (N  )*
S = simbol awal

Contenu connexe

Tendances

Algoritma dan Pemrograman C++ (Pseudocode & Flowchart)
Algoritma dan Pemrograman C++ (Pseudocode & Flowchart)Algoritma dan Pemrograman C++ (Pseudocode & Flowchart)
Algoritma dan Pemrograman C++ (Pseudocode & Flowchart)Nabil Muhammad Firdaus
 
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik InformatikaMakalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatikasaid zulhelmi
 
Notasi Bahasa - P 5,6,7
Notasi Bahasa - P 5,6,7 Notasi Bahasa - P 5,6,7
Notasi Bahasa - P 5,6,7 ahmad haidaroh
 
Algoritma untuk mengecek bilangan di antara 2 bilangan masukan
Algoritma untuk mengecek bilangan di antara 2 bilangan masukanAlgoritma untuk mengecek bilangan di antara 2 bilangan masukan
Algoritma untuk mengecek bilangan di antara 2 bilangan masukanputraindo
 
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Fatma Qolbi
 
Materi Basis Data - Anomali dan Normalisasi
Materi Basis Data - Anomali dan NormalisasiMateri Basis Data - Anomali dan Normalisasi
Materi Basis Data - Anomali dan NormalisasiDerina Ellya R
 
Struktur Runtunan Algoritma
Struktur Runtunan AlgoritmaStruktur Runtunan Algoritma
Struktur Runtunan Algoritmacasnadi
 
Teori bahasa formal dan Otomata
Teori bahasa formal dan OtomataTeori bahasa formal dan Otomata
Teori bahasa formal dan OtomataRisal Fahmi
 
Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)zachrison htg
 
Makalah Algoritma kruskal
Makalah Algoritma kruskalMakalah Algoritma kruskal
Makalah Algoritma kruskalzaenal mustofa
 
Bab 3 resolusi logika ta 2019
Bab 3 resolusi logika ta 2019Bab 3 resolusi logika ta 2019
Bab 3 resolusi logika ta 2019Sukma Puspitorini
 
Pengertian dan Representasi Graph
Pengertian dan Representasi GraphPengertian dan Representasi Graph
Pengertian dan Representasi GraphZaldy Eka Putra
 
Algoritma pencarian lintasan jalur terpendek
Algoritma pencarian lintasan jalur terpendekAlgoritma pencarian lintasan jalur terpendek
Algoritma pencarian lintasan jalur terpendekLaili Wahyunita
 
Tugas 2 individu tentang dbms
Tugas 2 individu tentang dbmsTugas 2 individu tentang dbms
Tugas 2 individu tentang dbmsElma Fiana
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierIzhan Nassuha
 
Algoritma - prosedur dan fungsi
Algoritma - prosedur dan fungsiAlgoritma - prosedur dan fungsi
Algoritma - prosedur dan fungsiZombie Black
 

Tendances (20)

Algoritma dan Pemrograman C++ (Pseudocode & Flowchart)
Algoritma dan Pemrograman C++ (Pseudocode & Flowchart)Algoritma dan Pemrograman C++ (Pseudocode & Flowchart)
Algoritma dan Pemrograman C++ (Pseudocode & Flowchart)
 
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik InformatikaMakalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
 
Graf Pohon
Graf PohonGraf Pohon
Graf Pohon
 
Notasi Bahasa - P 5,6,7
Notasi Bahasa - P 5,6,7 Notasi Bahasa - P 5,6,7
Notasi Bahasa - P 5,6,7
 
Algoritma untuk mengecek bilangan di antara 2 bilangan masukan
Algoritma untuk mengecek bilangan di antara 2 bilangan masukanAlgoritma untuk mengecek bilangan di antara 2 bilangan masukan
Algoritma untuk mengecek bilangan di antara 2 bilangan masukan
 
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
 
Materi Basis Data - Anomali dan Normalisasi
Materi Basis Data - Anomali dan NormalisasiMateri Basis Data - Anomali dan Normalisasi
Materi Basis Data - Anomali dan Normalisasi
 
Struktur Runtunan Algoritma
Struktur Runtunan AlgoritmaStruktur Runtunan Algoritma
Struktur Runtunan Algoritma
 
Teori bahasa formal dan Otomata
Teori bahasa formal dan OtomataTeori bahasa formal dan Otomata
Teori bahasa formal dan Otomata
 
Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)
 
Makalah Algoritma kruskal
Makalah Algoritma kruskalMakalah Algoritma kruskal
Makalah Algoritma kruskal
 
Bab 3 resolusi logika ta 2019
Bab 3 resolusi logika ta 2019Bab 3 resolusi logika ta 2019
Bab 3 resolusi logika ta 2019
 
Pengertian dan Representasi Graph
Pengertian dan Representasi GraphPengertian dan Representasi Graph
Pengertian dan Representasi Graph
 
Algoritma pencarian lintasan jalur terpendek
Algoritma pencarian lintasan jalur terpendekAlgoritma pencarian lintasan jalur terpendek
Algoritma pencarian lintasan jalur terpendek
 
Algoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan prosesAlgoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan proses
 
Tugas 2 individu tentang dbms
Tugas 2 individu tentang dbmsTugas 2 individu tentang dbms
Tugas 2 individu tentang dbms
 
Erd dan contoh kasus
Erd dan contoh kasusErd dan contoh kasus
Erd dan contoh kasus
 
Jawaban Struktur data soal-latihan
Jawaban Struktur data soal-latihanJawaban Struktur data soal-latihan
Jawaban Struktur data soal-latihan
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linier
 
Algoritma - prosedur dan fungsi
Algoritma - prosedur dan fungsiAlgoritma - prosedur dan fungsi
Algoritma - prosedur dan fungsi
 

En vedette

P 2 Konsep & Notasi Bahasa - Teknik Kompilasi
P 2 Konsep & Notasi Bahasa - Teknik KompilasiP 2 Konsep & Notasi Bahasa - Teknik Kompilasi
P 2 Konsep & Notasi Bahasa - Teknik Kompilasiahmad haidaroh
 
Top down and botttom up Parsing
Top down     and botttom up ParsingTop down     and botttom up Parsing
Top down and botttom up ParsingGerwin Ocsena
 
Pertemuan 1 - Pendahuluan
Pertemuan 1 -  PendahuluanPertemuan 1 -  Pendahuluan
Pertemuan 1 - Pendahuluanahmad haidaroh
 
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan
Pertemuan 2 - Sistem BilanganPertemuan 2 - Sistem Bilangan
Pertemuan 2 - Sistem Bilanganahmad haidaroh
 
Image Compression - Citra Digital
Image Compression - Citra DigitalImage Compression - Citra Digital
Image Compression - Citra Digitalahmad haidaroh
 
Pertemuan 0 - Sejarah Elektronika
Pertemuan 0 - Sejarah ElektronikaPertemuan 0 - Sejarah Elektronika
Pertemuan 0 - Sejarah Elektronikaahmad haidaroh
 
Sistem Homogen dan Invers-Matrik - Pertemuan 5.
Sistem Homogen dan Invers-Matrik - Pertemuan 5. Sistem Homogen dan Invers-Matrik - Pertemuan 5.
Sistem Homogen dan Invers-Matrik - Pertemuan 5. ahmad haidaroh
 
Analisis Leksikal - P4
Analisis Leksikal - P4Analisis Leksikal - P4
Analisis Leksikal - P4ahmad haidaroh
 
Analisis leksikal tugas
Analisis leksikal tugasAnalisis leksikal tugas
Analisis leksikal tugasAminah Rahayu
 
P 1 Pendahuluan - Teknik Kompilasi
P 1 Pendahuluan - Teknik KompilasiP 1 Pendahuluan - Teknik Kompilasi
P 1 Pendahuluan - Teknik Kompilasiahmad haidaroh
 
Modul 1 pengenalan kecerdasan buatan
Modul 1   pengenalan kecerdasan buatanModul 1   pengenalan kecerdasan buatan
Modul 1 pengenalan kecerdasan buatanahmad haidaroh
 
technik kompilasi
technik kompilasitechnik kompilasi
technik kompilasimastnie
 
Pertemuan 5a gerbang kombinasi-maxtem-minterm
Pertemuan 5a   gerbang kombinasi-maxtem-mintermPertemuan 5a   gerbang kombinasi-maxtem-minterm
Pertemuan 5a gerbang kombinasi-maxtem-mintermahmad haidaroh
 
Pertemuan 1 - Introduction - Citra Digital
Pertemuan 1 - Introduction - Citra DigitalPertemuan 1 - Introduction - Citra Digital
Pertemuan 1 - Introduction - Citra Digitalahmad haidaroh
 
Error Handling - P 7 Teknik Kompilasi
Error Handling - P 7 Teknik Kompilasi Error Handling - P 7 Teknik Kompilasi
Error Handling - P 7 Teknik Kompilasi ahmad haidaroh
 
Analisis Semantik - P 6 Teknik Kompilasi
Analisis Semantik - P 6 Teknik KompilasiAnalisis Semantik - P 6 Teknik Kompilasi
Analisis Semantik - P 6 Teknik Kompilasiahmad haidaroh
 

En vedette (20)

P 2 Konsep & Notasi Bahasa - Teknik Kompilasi
P 2 Konsep & Notasi Bahasa - Teknik KompilasiP 2 Konsep & Notasi Bahasa - Teknik Kompilasi
P 2 Konsep & Notasi Bahasa - Teknik Kompilasi
 
Top down and botttom up Parsing
Top down     and botttom up ParsingTop down     and botttom up Parsing
Top down and botttom up Parsing
 
Teknik Optimasi - P8
Teknik Optimasi - P8Teknik Optimasi - P8
Teknik Optimasi - P8
 
Pertemuan 1 - Pendahuluan
Pertemuan 1 -  PendahuluanPertemuan 1 -  Pendahuluan
Pertemuan 1 - Pendahuluan
 
Presentasi Ordik 2016
Presentasi  Ordik   2016Presentasi  Ordik   2016
Presentasi Ordik 2016
 
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan
Pertemuan 2 - Sistem BilanganPertemuan 2 - Sistem Bilangan
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan
 
Image Compression - Citra Digital
Image Compression - Citra DigitalImage Compression - Citra Digital
Image Compression - Citra Digital
 
Pertemuan 0 - Sejarah Elektronika
Pertemuan 0 - Sejarah ElektronikaPertemuan 0 - Sejarah Elektronika
Pertemuan 0 - Sejarah Elektronika
 
Sistem Homogen dan Invers-Matrik - Pertemuan 5.
Sistem Homogen dan Invers-Matrik - Pertemuan 5. Sistem Homogen dan Invers-Matrik - Pertemuan 5.
Sistem Homogen dan Invers-Matrik - Pertemuan 5.
 
Analisis Leksikal - P4
Analisis Leksikal - P4Analisis Leksikal - P4
Analisis Leksikal - P4
 
Analisis leksikal tugas
Analisis leksikal tugasAnalisis leksikal tugas
Analisis leksikal tugas
 
P 1 Pendahuluan - Teknik Kompilasi
P 1 Pendahuluan - Teknik KompilasiP 1 Pendahuluan - Teknik Kompilasi
P 1 Pendahuluan - Teknik Kompilasi
 
Modul 1 pengenalan kecerdasan buatan
Modul 1   pengenalan kecerdasan buatanModul 1   pengenalan kecerdasan buatan
Modul 1 pengenalan kecerdasan buatan
 
technik kompilasi
technik kompilasitechnik kompilasi
technik kompilasi
 
Presentasi internet
Presentasi internetPresentasi internet
Presentasi internet
 
Bahasa Regular - P3
Bahasa Regular - P3Bahasa Regular - P3
Bahasa Regular - P3
 
Pertemuan 5a gerbang kombinasi-maxtem-minterm
Pertemuan 5a   gerbang kombinasi-maxtem-mintermPertemuan 5a   gerbang kombinasi-maxtem-minterm
Pertemuan 5a gerbang kombinasi-maxtem-minterm
 
Pertemuan 1 - Introduction - Citra Digital
Pertemuan 1 - Introduction - Citra DigitalPertemuan 1 - Introduction - Citra Digital
Pertemuan 1 - Introduction - Citra Digital
 
Error Handling - P 7 Teknik Kompilasi
Error Handling - P 7 Teknik Kompilasi Error Handling - P 7 Teknik Kompilasi
Error Handling - P 7 Teknik Kompilasi
 
Analisis Semantik - P 6 Teknik Kompilasi
Analisis Semantik - P 6 Teknik KompilasiAnalisis Semantik - P 6 Teknik Kompilasi
Analisis Semantik - P 6 Teknik Kompilasi
 

Similaire à Analisis Sintaks dengan CFG dan Parsing

Similaire à Analisis Sintaks dengan CFG dan Parsing (13)

5. cf dan parsing
5. cf dan parsing5. cf dan parsing
5. cf dan parsing
 
Teori bahasa dan otomata 3
Teori bahasa dan otomata 3Teori bahasa dan otomata 3
Teori bahasa dan otomata 3
 
Struktur compiler session 4
Struktur compiler session 4Struktur compiler session 4
Struktur compiler session 4
 
Teori bahasaautomata
Teori bahasaautomataTeori bahasaautomata
Teori bahasaautomata
 
Fungsi Komposisi
Fungsi KomposisiFungsi Komposisi
Fungsi Komposisi
 
Diskret V Relasi Fungsi
Diskret V Relasi FungsiDiskret V Relasi Fungsi
Diskret V Relasi Fungsi
 
Matlab 2
Matlab 2Matlab 2
Matlab 2
 
Kalkulus 1
Kalkulus 1Kalkulus 1
Kalkulus 1
 
9897 bab i._sistem_bilangan_(ok)
9897 bab i._sistem_bilangan_(ok)9897 bab i._sistem_bilangan_(ok)
9897 bab i._sistem_bilangan_(ok)
 
P1 2-tipe data
P1 2-tipe dataP1 2-tipe data
P1 2-tipe data
 
Kalkulus 1-Mkul
Kalkulus 1-MkulKalkulus 1-Mkul
Kalkulus 1-Mkul
 
Ruang Lingkup Matematika Ekonomi dan Bisnis
Ruang Lingkup Matematika Ekonomi dan BisnisRuang Lingkup Matematika Ekonomi dan Bisnis
Ruang Lingkup Matematika Ekonomi dan Bisnis
 
Slide-INF201-Pertemuan-2.pptx
Slide-INF201-Pertemuan-2.pptxSlide-INF201-Pertemuan-2.pptx
Slide-INF201-Pertemuan-2.pptx
 

Plus de ahmad haidaroh

Materi 7 Context Free Grammar
Materi 7   Context Free Grammar Materi 7   Context Free Grammar
Materi 7 Context Free Grammar ahmad haidaroh
 
Materi 4 Regular Expression
Materi 4   Regular ExpressionMateri 4   Regular Expression
Materi 4 Regular Expressionahmad haidaroh
 
Materi 3 Finite State Automata
Materi 3   Finite State AutomataMateri 3   Finite State Automata
Materi 3 Finite State Automataahmad haidaroh
 
Pertemuan 4 Aljabar Boole
Pertemuan 4   Aljabar Boole Pertemuan 4   Aljabar Boole
Pertemuan 4 Aljabar Boole ahmad haidaroh
 
Pertemuan 2&3 - Dasar2 Keamanan Encyption
Pertemuan 2&3 - Dasar2 Keamanan EncyptionPertemuan 2&3 - Dasar2 Keamanan Encyption
Pertemuan 2&3 - Dasar2 Keamanan Encyptionahmad haidaroh
 
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7ahmad haidaroh
 
Pertemuan 3a Rangkaian Aritmatik-Half n Full Adder
Pertemuan 3a   Rangkaian Aritmatik-Half n Full AdderPertemuan 3a   Rangkaian Aritmatik-Half n Full Adder
Pertemuan 3a Rangkaian Aritmatik-Half n Full Adderahmad haidaroh
 
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh MapPertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Mapahmad haidaroh
 
Pertemuan 5 gerbang logika dasar n bentukan
Pertemuan 5   gerbang logika dasar n bentukanPertemuan 5   gerbang logika dasar n bentukan
Pertemuan 5 gerbang logika dasar n bentukanahmad haidaroh
 
Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3ahmad haidaroh
 
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan - Ahmad
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan - AhmadPertemuan 2 - Sistem Bilangan - Ahmad
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan - Ahmadahmad haidaroh
 

Plus de ahmad haidaroh (19)

Materi 7 Context Free Grammar
Materi 7   Context Free Grammar Materi 7   Context Free Grammar
Materi 7 Context Free Grammar
 
8 Rekursif
8 Rekursif8 Rekursif
8 Rekursif
 
6 ANTRIAN - QUEUE
6 ANTRIAN - QUEUE6 ANTRIAN - QUEUE
6 ANTRIAN - QUEUE
 
5 STACK
5 STACK5 STACK
5 STACK
 
4 Adt
4 Adt4 Adt
4 Adt
 
3 Linked List
3   Linked List3   Linked List
3 Linked List
 
2 Array
2 Array2 Array
2 Array
 
Materi 4 Regular Expression
Materi 4   Regular ExpressionMateri 4   Regular Expression
Materi 4 Regular Expression
 
Materi 3 Finite State Automata
Materi 3   Finite State AutomataMateri 3   Finite State Automata
Materi 3 Finite State Automata
 
Presentasi OSPEK 2018
Presentasi OSPEK 2018Presentasi OSPEK 2018
Presentasi OSPEK 2018
 
Pertemuan 4 Dioda1
Pertemuan 4   Dioda1Pertemuan 4   Dioda1
Pertemuan 4 Dioda1
 
Pertemuan 4 Aljabar Boole
Pertemuan 4   Aljabar Boole Pertemuan 4   Aljabar Boole
Pertemuan 4 Aljabar Boole
 
Pertemuan 2&3 - Dasar2 Keamanan Encyption
Pertemuan 2&3 - Dasar2 Keamanan EncyptionPertemuan 2&3 - Dasar2 Keamanan Encyption
Pertemuan 2&3 - Dasar2 Keamanan Encyption
 
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7
 
Pertemuan 3a Rangkaian Aritmatik-Half n Full Adder
Pertemuan 3a   Rangkaian Aritmatik-Half n Full AdderPertemuan 3a   Rangkaian Aritmatik-Half n Full Adder
Pertemuan 3a Rangkaian Aritmatik-Half n Full Adder
 
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh MapPertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
 
Pertemuan 5 gerbang logika dasar n bentukan
Pertemuan 5   gerbang logika dasar n bentukanPertemuan 5   gerbang logika dasar n bentukan
Pertemuan 5 gerbang logika dasar n bentukan
 
Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3
 
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan - Ahmad
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan - AhmadPertemuan 2 - Sistem Bilangan - Ahmad
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan - Ahmad
 

Dernier

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 

Dernier (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 

Analisis Sintaks dengan CFG dan Parsing

  • 1.
  • 2. CONTEXT-FREE GRAMMAR (CFG) DAN PARSING  Bentuk umum produksi CFG adalah :   ,   V,   (VTV N)*  Analisis sintaks : Penelusuran sebuah kalimat (sentensial) sampai pada simbol awal grammar. Analisis sintaks dapat dilakukan melalui derivasi atau parsing. Penelusuran melalui parsing menghasilkan pohon sintaks.
  • 3. CONTEXT-FREE GRAMMAR (CFG) DAN PARSING  Contoh : Diketahui grammar G = {I  HI HIA, H  abc...z, A  012...9} dengan I adalah simbol awal. Berikut ini kedua cara analisa sintaks untuk. kalimat x23b cara 1 (derivasi) : cara 2 (parsing) : I  IH I  IAH  IAAH I H  HAAH  xAAH I A b  x2AH  x23H I A 3  x23b H 2 x
  • 4. CONTEXT-FREE GRAMMAR (CFG) DAN PARSING  Contoh : Diketahui grammar G = {S  SOSA , O  *+, A  012...9} Kalimat : 2*3+7 mempunyai dua pohon sintaks berikut : S S S O S S O S A * S O S S O S + A 2 A + A A * A 7 3 7 2 3 Sebuah kalimat yang mempunyai lebih dari satu pohon sintaks disebut kalimat ambigu (ambiguous). Grammar yang menghasilkan paling sedikit sebuah kalimat ambigu disebut grammar ambigu.
  • 5. Metoda Parsing Ada 2 metoda parsing : top-down dan bottom-up.  Parsing top-down : Diberikan kalimat x sebagai input. Parsing dimulai dari simbol awal S sampai kalimat x nyata (atau tidak nyata jika kalimat x memang tidak bisa diturunkan dari S) dari pembacaan semua leaf dari pohon parsing jika dibaca dari kiri ke kanan.  Parsing bottom-up : Diberikan kalimat x sebagai input. Parsing dimulai dari kalimat x yang nyata dari pembacaan semua leaf pohon parsing dari kiri ke kanan sampai tiba di simbol awal S (atau tidak sampai di S jika kalimat x memang tidak bisa diturunkan dari S)
  • 6. Parsing Top-down  Ada 2 kelas metoda parsing top-down : 1. kelas metoda dengan backup, Contoh: metoda Brute-Force 2. kelas metoda tanpa backup Contoh: metoda Recursive Descent.
  • 7. Parsing Top-down - Metoda Brute-Force Metoda Brute-Force, adalah kelas metoda parsing yang menggunakan produksi alternatif, jika ada, ketika hasil penggunaan sebuah produksi tidak sesuai dengan simbol input. Penggunaan produksi sesuai dengan nomor urut produksi.
  • 8. Parsing Top-down - Metoda Brute-Force Contoh : Diberikan grammar G={S aAd|aB, A  b|c, B  ccd|ddc}. Gunakan metode Brute force untuk melakukan analisis sintaks terhadap kalimat x = accd
  • 9. Parsing Top-down - Metoda Brute-Force G={S aAd|aB, A  b|c, B  ccd|ddc} x = accd Tidak berhasil menyelesaikan kalimat dg aAd
  • 10. Parsing Top-down - Metoda Brute-Force G={S aAd|aB, A  b|c, B  ccd|ddc} x = accd Berhasil menyelesaikan kalimat dg aB
  • 11. Parsing Top-down - Metoda Brute-Force Metoda Brute-Force tidak dapat menggunakan grammar rekursi kiri, yaitu grammar yang mengandung produksi rekursi kiri (left recursion) : A  Aα. Produksi rekursi kiri akan menyebabkan parsing mengalami looping tak hingga.
  • 12. Parsing Top-down - Metoda Brute-Force Contoh : Diberikan grammar G={S aAc, AAb|}, gunakan metode Brute Force untuk melakukan analisis sintaks terhadap kalimat x=ac
  • 13. Parsing Top-down - Metoda Brute-Force G={S aAc, AAb|}, x=ac Agar tidak menghasilkan looping tak hingga, grammar rekursi kiri harus ditransformasi. Untuk contoh di atas transformasi berarti merubah produksi A → Ab menjadi A → bA.
  • 14. Parsing Top-down  Metoda Recursive-Descent  Kelas metoda tanpa backup, termasuk metoda recursive descent, adalah kelas metoda parsing yang tidak menggunakan produksi alternatif ketika hasil akibat penggunaan sebuah produksi tidak sesuai dengan simbol input.  Jika produksi A mempunyai dua buah ruas kanan atau lebih maka produksi yang dipilih untuk digunakan adalah produksi dengan simbol pertama ruas kanannya sama dengan input yang sedang dibaca. Jika tidak ada produksi yang demikian maka dikatakan bahwa parsing tidak dapat dilakukan.  Ketentuan produksi yang digunakan metoda recursive descent adalah : Jika terdapat dua atau lebih produksi dengan ruas kiri yang sama maka karakter pertama dari semua ruas kanan produksi tersebut tidak boleh sama. Ketentuan ini tidak melarang adanya produksi yang bersifat rekursi kiri.
  • 15. Parsing Top-down – Metoda Recursive-Descent  Contoh : Diketahui grammar G={SaB|A, Aa, Bb|d}.  Gunakan metode recursive descent untuk melakukan analisis sintak terhadap kalimat x=ac
  • 16. Parsing Bottom-Up  Salah satunya adalah grammar preseden sederhana (GPS).  Pengertian Dasar :  Jika  dan x keduanya diderivasi dari simbol awal grammar tertentu, maka  disebut sentensial jika   (VTV N)*, dan x disebut kalimat jika x  (V T)*  Misalkan  = Q1 Q2 adalah sentensial dan A  VN : -  adalah frase dari sentensial  jika : S    Q1  Q2 dan      -  adalah simple frase dari sentensial  jika : S    Q1  Q2 dan    - Simple frase terkiri dinamakan handel - frase, simple frase, dan handel adalah string dengan panjang ≥ 0
  • 17. Parsing Bottom-Up Contoh 6 : I  I H Hb adalah sentensial dan b adalah simple frase  H H (dibandingkan dengan Q1 Q2 maka Q1 = H,  = b, dan Q2 = )  H b Perhatikan : simple frase (b) adalah yang terakhir diturunkan I  I H Hb adalah sentensial dan H adalah simple frase  I b (dibandingkan dengan Q1 Q2 maka Q1 = ,  = H, dan Q2 = b)  H b Perhatikan : simple frase (H) adalah yang terakhir diturunkan  Sentensial Hb mempunyai dua simple frase (b dan H), sedangkan handelnya adalah H.
  • 18. Relasi Preseden dan Grammar Preseden Sederhana  Relasi preseden adalah relasi antara 2 simbol grammar (baik VT maupun VN) dimana paling tidak salah satu simbol tersebut adalah komponen handel.  Misalkan S dan R adalah 2 simbol. Ada 3 relasi preseden yang : ←, ↔, dan →
  • 19. Relasi Preseden dan Grammar Preseden Sederhana Misalkan S dan R adalah 2 simbol. Ada 3 relasi preseden yang : ←, ↔, dan → Perhatikan : komponen handel selalu ‘menunjuk’ yang simbol lainnya
  • 20. Relasi Preseden dan Grammar Preseden Sederhana Contoh :Diketahui grammar G={Z→bMb, M→(L|a, L→ Ma)}. Dari 3 sentensial : bab, b(Lb, b(Ma)b, tentukan handel dan relasi yang ada.
  • 21. Relasi Preseden dan Grammar Preseden Sederhana Secara umum : jika A → aBc adalah sebuah produksi maka : • aBc adalah handel dari sentensial yang mengandung string “aBc” • relasi preseden antara a, B, dan c adalah : a ↔ B, B ↔ c
  • 22. Relasi Preseden dan Grammar Preseden Sederhana Dengan memperhatikan ruas kanan produksi yang ada serta berbagai sentensial yang dapat diderivasi dari Z maka semua relasi preseden tercantum dalam tabel berikut :
  • 23. Relasi Preseden dan Grammar Preseden Sederhana Grammar G disebut grammar preseden sederhana, jika : 1. paling banyak terdapat satu relasi antara setiap dua simbolnya 2. tidak terdapat dua produksi produksi dengan ruas kanan yang sama
  • 24. PARSING Grammar Preseden Sederhana Prosedur parsing : 1. Buat tabel 3 kolom dengan label : sentensial dan relasi, handel, dan ruas kiri produksi. 2. Tuliskan kalimat (atau sentensial) yang diselidiki pada baris pertama kolom pertama. 3. Dengan menggunakan tabel relasi preseden cantumkan relasi preseden antara setiap dua simbol yang bertetangga. 4. Tentukan handel dari sentensial tersebut. Handel adalah string yang dibatasi “←“ terakhir dan “→ “ pertama jika dilakukan penelusuran dari kiri atau yang saling mempunyai relasi “↔“. Handel tersebut pastilah merupakan ruas kanan produksi, karena itu tentukan ruas kiri dari handel tersebut. 5. Ganti handel dengan ruas kiri produksinya. GOTO 3. 6. Kalimat yang diselidiki adalah benar dapat diderivasi dari simbol awal jika kolom “ruas kiri produksi” menghasilkan simbol awal.
  • 25. PARSING Grammar Preseden Sederhana Contoh : Lakukan parsing atas kalimat x = b(aa)b berdasarkan grammar G di atas. Prosedur parsing sampai di simbol awal (Z). Maka kalimat “b(aa)b” memang dapat diderivasi dari simbol awal Z dengan menggunakan grammar G. G={Z→bMb, M→(L|a, L→ Ma)}.
  • 27. CFG dituliskan dalam bentuk 4 komponen (4-tupel) G = (N, , P, S) N = himpunan nonterminal.  = himpunan terminal/ alfabet P = aturan produksi, yakni A   dengan A  N,   (N  )* S = simbol awal