1. PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PERANCANGAN MESIN FORMULASI RANSUM BULU AYAM
SEBAGAI BAHAN PAKAN SUMBER PROTEIN RUMINANSIA, NON
RUMINANSIA & UNGGAS
BIDANG KEGIATAN:
PKM KARSA CIPTA
Diusulkan oleh:
Risma Tenti (4103131010) Angkatan 2013
Ahmad Novianto (2204131025) Angkatan 2013
Muhammad Rahim Azali (1103131038) Angkatan 2013
Nurseha Fitri (3204131004) Angkatan 2013
Nurainun (4103131040) Angkatan 2013
POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
BENGKALIS
2015
2. i
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PERANCANGAN MESIN FORMULASI RANSUM BULU AYAM
SEBAGAI BAHAN PAKAN SUMBER PROTEIN RUMINANSIA, NON
RUMINANSIA & UNGGAS
BIDANG KEGIATAN:
PKM KARSA CIPTA
Diusulkan oleh:
Risma Tenti (4103131010) Angkatan 2013
Ahmad Novianto (2204131025) Angkatan 2013
Muhammad Rahim Azali (1103131038) Angkatan 2013
Nurseha Fitri (3204131004) Angkatan 2013
Nurainun (4103131040) Angkatan 2013
POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
BENGKALIS
2015
4. iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
RINGKASAN ................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Luaran yang Diharapkan .................. ............................................... 2
1.4 Manfaat ............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3
2.1 Potensi Limbah Bulu Ayam ............................................................ 3
2.2 Keratin ............................................................................................. 3
2.3 Ransum ............................................................................................ 4
2.4 Ruminansia ...................................................................................... 4
2.5 Non Ruminansia .............................................................................. 4
BAB III METODE PELAKSANAAN ......................................................... 4
3.1 Spesisifikasi Mesin .......................................................................... 5
2.1 Tahap Pekerjaan ............................................................................... 8
2.1 Cara Kerja ........................................................................................ 8
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .......................................... 9
4.1. Anggaran Biaya Program ............................................................... 9
4.2. Jadwal Pelaksanaan Program........................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 10
Lampiran 1 ..................................................................................................... 11
Lampiran 2 ..................................................................................................... 17
Lampiran 3 ..................................................................................................... 19
Lampiran 4 ..................................................................................................... 20
Lampiran 5 .................................................................................................... 21
5. iv
RINGKASAN
Dewasa ini telah banyak sekali kita temui jenis bahan pakan alternatif
untuk ternak unggas maupun ternak ruminansia, contohnya seperti onggok, buah
mengkudu, ampas tahu, limbah sawit, biji karet, dan masih banyak jenis lainnya.
Namun untuk jenis pakan sumber protein masih sedikit dibanding jenis pakan
sumber energi. Sebab bahan pakan sumber protein biasanya harganya relatif
mahal.
Untuk meningkatkan nilai nutrisi bulu ayam ada beberapa metode
pengolahan, yaitu Perlakuan Fisik Dengan Pengaturan Temperatur Dan Tekanan,
Secara Kimiawi Dengan Penambahan Asam Dan Basa (Naoh, Hcl), dan
Kombinasi kedua tersebut. Masalah utama dalam peningkatan produksi bagi
Ruminansia, Non Ruminansia & Unggas adalah penyediaan pakan sumber protein
hewani (tepung ikan) yang harganya relatif mahal.
Untuk memenuhi kebutuhan tepung ikan Indonesia masih mengimport
dari luar negeri karena produk dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan
yang ada sehingga harganya sangat mahal dibanding bahan pakan lain.
Bulu ayam merupakan produk samping yang berasal dari pemotongan
ayam. Potensi bulu ayam sebagai salah satu komponen pakan sangat mungkin
mengingat perkembangan industri perunggasan di Indonesia terutama di
kabupaten Bengkalis berkembang pesat. Seberapa banyak jumlah bulu ayam yang
dapat diperoleh setiap tahunnya akan sangat bergantung dari jumlah ternak ayam
yang dipotong.
Dari berbagai permasalahan diatas, kami mencoba untuk memanfaatkan
limbah bulu ayam sebagai formulasi ransum untuk bahan pakan berupa tepung
ransum agar menghadirkan sumber protein tinggi bagi Ruminansia, Non
Ruminansia & Unggas. Tidak hanya bulu ayam yang digunakan sebagai bahan
pakan tetapi juga digunakan bongkol pisang sebagai pelengkap ransum.
Maka dari itu kami berinisiatif membuat perancangan mesin Formulasi
Ransum Bulu Ayam Sebagai Bahan Pakan Sumber Protein Ruminansia, Non
Ruminansia & Unggas.
6. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap makanan bergizi semakin
meningkat. Bahan makanan yang berasal dari hewan memiliki banyak keunggulan
dibanding bahan makanan yang berasal dari tumbuhan, karena mengandung asam
amino yang lebih lengkap dan lebih mudah diserap oleh tubuh. Kebutuhan
terhadap bahan makanan yang berasal dari hewan atau protein hewani mencapai
15 kg/kapita/tahun dan kebutuhan tersebut terus meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk Peningkatan usaha peternakan ayam
menimbulkan peningkatan limbah bulu ayam yang dihasilkan dari industri rumah
potong ayam dan dari tempat pemotongan ayam lainnya. Pada industri rumah
potong ayam, limbah bulu ayam merupakan suatu hal yang perlu penanganan
khusus karena menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap pencemaran
lingkungan.
Pemanfaatan limbah industri merupakan salah satu kebijakan pemerintah
dalam melestarikan fungsi lingkungan hidup, seperti yang terdapat dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, yang dijelaskan bahwa Pengelolaan Lingkungan Hidup
adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi
kebijakan penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasaan, dan
pengendalian lingkungan hidup.
Salah satu alternatif bahan sumber protein adalah bulu ayam. Bulu ayam
merupakan limbah dari rumah pemotongan ayam (RPA) dengan jumlah berlimpah
dan terus bertambah seiring meningkatnya populasi ayam dan tingkat pemotongan
sebagai akibat meningkatnya permintaan daging ayam di pasar. Bulu ayam
sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan dan hanya sebagian kecil saja yang
dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat kemoceng, pengisi jok, pupuk
tanaman, kerajinan tangan/hiasan dan shuttle cock (ADIATIet al., 2004).
Masalah limbah tak dapat lepas dari adanya aktifitas industri, termasuk
industri ternak ayam pedaging. Semakin meningkat sektor industri maka taraf
hidup masyarakat meningkat pula. Namun perlu dipikirkan efek samping yang
ditimbulkan berupa limbah, yang merupakan hasil samping dari suatu usaha atau
kegiatan. Dampak yang ditimbulkan dari limbah bulu ayam begitu besar terutama
bagi kesehatan masyarakat, karena limbah bulu ayam yang berserakan di
lingkungan rumah potong ayam, menimbulkan bau yang tidak sedap dan
merupakan sumber penyebaran penyakit. Selain itu juga menimbulkan dampak
penurunan kualitas tanah karena limbah bulu ayam sulit terdegradasi di
lingkungan atau proses dekomposernya memakan waktu cukup lama.
7. 2
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan yang dibahas di dalam program ini adalah:
1. Bagaimana cara memanfaatkan limbah bulu ayam menjadi Ransum Bulu
Ayam?
2. Bagaimana cara merancang alat untuk membuat ransum bulu ayam ?
3. Bagaimana menghasilkan suatu metode untuk meminimalisasi dampak
pencemaran limbah bulu ayam dalam rangka Pengelolaan Lingkungan
Hidup?
1.3 Tujuan Program
Tujuan program ini adalah sebagai berikut:
1. Mendiskripsikan pengetahuan dan pengenalan kepada masyarakat bahwa
bulu ayam dapat dimanfaatkan menjadi ransum sebagai pakan sumber
protein.
2. Mengantisipasi terjadinya krisis bahan pakan sumber protein
3. Untuk memanfaatkan bulu ayam yang biasanya dibuang begitu saja tanpa
mengetahui manfaat dari manfaat bulu ayam itu sendiri
4. Menciptakan suatu mesin untuk membuat ransum bulu ayam
1.4 Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari program ini adalah
1. Sebagai media penyalur kreatifitas mahasiswa dalam bereksperimen,
seraya penerapan karsa cipta yang aplikatif dan menemukan hasil karya
yang bermanfaat serta tepat guna.
2. Dapat memanfaatkan bulu ayam yang sebelumnya tidak pernah
dimanfaatkan.
3. Terciptanya sebuah alat alat untuk membuat ransum bulu ayam
1.5 Manfaat
Adapun manfaat program yang dimaksud adalah:
1. Meningkatkan inovatif mahasiswa dalam menemukan hasil karya yang
dapat dimanfaatkan dalam bidang karsa cipta.
2. Untuk meningkatkan kreatifitas dan penalaran pada pengembangan ilmu
teknologi.
3. Memanfaatkan bulu ayam sebagai bahan pakan sumber protein yang
menghasilkan ransum untuk ruminansia, non ruminansia & unggas
4. Mendaur ulang limbah bulu ayam.
8. 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Potensi Limbah Bulu Ayam
Limbah merupakan hasil samping dari suatu kegiatan industri, dalam hal
ini bulu ayam merupakan hasil ikutan usaha pemotongan ayam. Bulu ayam
merupakan salah satu hasil samping ternak ayam (petelur, pedaging dan buras)
dari rumah potong dan tempat pemotongan ayam lainnya. Populasi ayam di
Indonesia tahun 1999 sebesar 726,10 juta ekor (Statistik Peternakan, 1999),
sedangkan untuk tahun 2003 populasi ayam pedaging meningkat sebesar
917.707.000 ekor (Mathius et al, 2003).
Peningkatan populasi ayam ini akan menimbulkan peningkatan limbah
bulu ayam, dan jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan pencemaran
terhadap lingkungan. Pencemaran merupakan suatu kondisi yang tidak nyaman
ditimbulkan dari suatu limbah. Limbah bulu ayam menimbulkan bau yang tidak
sedap dan merupakan sumber penyebaran penyakit. Hal ini merupakan
permasalahan lingkungan yang perlu segera ditangani, seiring dengan peningkatan
populasi ayam. Berat bulu ayam menurut Card (1962) berkisar antara 4-9 % dari
bobot hidup.
Kandungan yang terkandung didalam bulu ayam:
2.2 Keratin
Keratin adalah suatu kelompok protein yang sangat khusus memproduksi
sel epitel tertentu dari hewan bertulang belakang dan lapisan tanduk kulit luar
serta epidermal tambahan seperti rambut, kuku dan bulu ayam. Sedangkan
keratinase adalah spesifik protease hidrolisis keratin yang terdapat pada bulu
ayam, wool dan rambut. Keratin serupa dengan komponen protein lainnya secara
umum dan tidak tampak jelas perbedaan substratnya. Keratin dapat didegradasi
oleh mikroba dari jamur saprofit dan parasit (Dozie et al., 1994), Actynomycetes
(Noval and Nickerson, 1959; Bockle et al., 1995), dan jamur dermatofit. Keratin
9. 4
juga dapat didegradasi oleh mikroorganisme termofilik yaitu mikroba yang dapat
tumbuh pada suhu 50- 65(Zerdani et al., 2004).
2.3 Ransum
Ransum adalah jumlah total bahan makanan yang diberikan pada ternak
selama 24 jam. Sedangkan yang dimaksud dengan bahan pakan adalah komponen
ransum yang dapat memberikan manfaat bagi ternak yang mengkonsumsinya.
Ransum merupakan factor yang sangat penting di dalam suatu usaha peternakan,
karena ransum berpengaruh langsung terhadap produksi ternak. Perubahan
ransum baik secara kualitas maupun kuantitas maupun perubahan pada
komponennya akan dapat menyebabkan penurunan produksi yang cukup serius.
Sehingga untuk mengembalikan produksi seperti semula sebelum perubahan
ransum cukup sulit dicapai dan akan memakan waktu cukup lama (Tawaf : 2010)
2.4 Ruminansia
Ruminansia adalah kelompok hewan mamalia yang bisa memah
(memakan) dua kali sehingga kelompok hewan tersebut dikenal juga sebagai
hewan memamah biak. Dalam sistem klasifikasi, manusia dan hewan ruminansia
pada umumnya mempunyai kesamaan ciri dari sistem pencernaan hewan
ruminansia dan manusia.
2.5 Non Ruminansia
Nonruminansia tergolong pada ternak monogastrik, yaitu ternak yang
memiliki lambung tunggal. Sistem perncernaan ternak ini tidak sempurna
dibandingkan dengan ternak ruminansia.
10. 5
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Spesifikasi mesin
Dalam perancangan mesin Formulasi Ransum Bulu Ayam Sebagai
Bahan Pakan Sumber Protein Ruminansia, Non Ruminansia & Unggas, dirancang
dengan menerapkan kaidah-kaidah perencanaan yang terdiri dari
1. Meja Kerja (Casis)
2. Dinding
3. Motor listrik
4. Geare Box
Perencanaan dimulai dari pemilihan bahan yang digunakan,pembuatan
dan uji alat. Data teknis mesin formulasi bulu ayam Sebagai Bahan Pakan Sumber
Protein Ruminansia, Non Ruminansia & Unggas adalah sebagai berikut:
Table 1. data teknis mesin formulasi bulu ayam Sebagai Bahan Pakan
Sumber Protein Ruminansia, Non Ruminansia & Unggas
No Nama bagian Bahan Ukuran
1 Meja Kerja (Casis) Besi L 1,5 inch x 1,5 inch
2 Dinding Besi Plat 1,2 m x 2,2 m x 4 m
3 Motor Listrik - 1 Pk
4 Geare Box - -
5 Penggiling - -
Pada proses pengerjaan mesin formulasi bulu ayam Sebagai Bahan
Pakan Sumber Protein Ruminansia, Non Ruminansia & Unggas meliputi beberapa
bidang pekerjaan keterampilan, seperti mengelas, memotong, menyambung,
mengebor dan perakitan. Proses pengelasan dilakukan dalam pembuatan meja
kerja (Casis). Dimana bahan baku casis ini terdiri dari besi L yang telah dipotong
sesuai dengan ukuran dan dilas sesuai dengan design, selanjutnya pekerjaan
memotong dan mengebor meliputi pembuatan dinding luar dengan menggunakan
mesin potong landasan gunting plat dan mesin bor. Dan utama pada pengerjaan
ini adalah besi L ukuran 1,5 inch x 1,5 inch. Selanjutnya pekerjaan perakitan yaitu
merangkit semua komponen
3.2 Tahap pekerjaan
Dalam tahap pekerjaan mesin formulasi bulu ayam Sebagai Bahan Pakan
Sumber Protein Ruminansia, Non Ruminansia & Unggas adalah sebagai berikut:
11. 6
1.Persiapan Bahan
2.Peralatan Pengukuran
Start
Studi lapangan
Studi Literatur
Perencanaan pembuatan alat
Pembuatan Mesin Resum
Perakitan alat
Uji Coba Alat resum
menggunakan bulu ayam
Selesai
Pengambilan Data Aplikasi
Ya
Tidak
12. 7
Berikut diuraikan berbagai tahapan pelaksanaan program ini adalah
sebagai berikut:
a. Studi lapangan
Studi lapangan dilakukan yaitu studi masalah keadaan dilapangan
(Survei) melihat bahan-bahan yang digunakan
b. Studi literatur
Studi literatur dilakukan yaitu studi struktur kekuatan mesin. Studi
referensi lain yakni studi ergononi yang sesuai dengan kemanfaatan alat serta
kesesuain kemampuan alat yang dapat diterapkan.
c. Perencanaan
Sebagai langkah awal Tim Penulis, melakukan studi yang
memungkinkan untuk membuat desain mesin formulasi ransum bulu ayam
d. Persiapan, bahan, peralatan dan pengukuran
Mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan, mempersiapkan
kemudian Peralatan-peralatan yang akan digunakan dan bahan-bahan yang
digunakan diukur sesuai perencanaan yang telah direncanakan.
e. Pembuatan Komponen
Membuat segala komponen yang diperlukan dalam perakitan mesin.
f. Perakitan
Merakit komponen-komponen mulai dari merakit komponen meja mesin
sampai merakit komponen pada mesin.
g. Uji coba alat
Menguji kelayakan alat yang telah dirakit dengan cara mengoperasikan
alat dengan memasukkan segala bahan-bahan yang diperlukan dalam
pembuatan formulasi bulu ayam Sebagai Bahan Pakan Sumber Protein
Ruminansia, Non Ruminansia & Unggas
`
h. Pengambilan data aplikasi
Mengambil sample formulasi ransum bulu ayam yang telah diproses
melalui mesin kemudian ditambah dengan bahan-bahan seperti gedebog
pisang, jerami, bungkil kelapa dll.
13. 8
3.3 Cara kerja
Setelah memiliki bahan baku dan peralatan untuk memproses bulu ayam
menjadi tepung , kita dapat melakukan dengan cara sederhana . Jika kondisi bulu
ayam yang akan di proses dalam kondisi bersih dan kering kita dapat mulai
merebus bulu ayam dengan penambahan NaOH 6 % menggunakan tekanan 1 –
1,5 atm (atmosfer) dengan durasi waktu 1 - 2 jam . Setelah selesai melakukan
perebusan tiriskan sisa-sisa uap air, tunggu hingga dingin sambil di angin-
anginkan. ketika bulu ayam sudah dingin lanjutkan dengan menggiling hingga
halus menjadi tepung.
Tahap berikutnya adalah tanpa melalui proses pengeringan lanjutkan
dengan mencampur tepung bulu ayam 3% hingga 5% dari total bahan fermentasi
beserta bahan-bahan lain-nya, seperti gedebog pisang, jerami, bungkil kelapa dll.
14. 9
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Adapun Anggaran Biaya pada kegiatan ini adalah:
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Bahan habis pakai 148.000
2. Peralatan dan bahan Penunjang 9.673.000
3. Perjalanan 450.000
4. Lain-lain 1.380.000
Jumlah Rp. 11.651.000
4.2 Jadwal Kegiatan
Jadwal Pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa 2015
No Uraian Kegiatan
Bulan Ke 1 Bulan Ke 2 Bulan Ke 3 Bulan Ke 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi lapangan studi literatur
2
Perencanaan , persiapan,
bahan, peralatan,
pengukuran
3 Pembuatan
4 Perakitan
5 Uji coba alat
6 Pengambilan data aplikasi
7
Penyusunan laporan
kegiatan
8 Hasil
15. 10
DAFTAR PUSTAKA
Puastuti W. 2007. Teknologi pemrosesan bulu ayam dan pemanfaatannya sebagai
sumber protein pakan ruminansia. Wartazoa 17 (2): 53-60
Anonim. 2009. BALITNAK Ransum Ayam Kampung. Martsiano.
http://wordpress.com Diakses tanggal 02 Oktober 2015 pukul 16.04 WIB
Rasidi. 1998. Formulasi Ransum Lokal Untuk Unggas. PT. Penebar Swadaya.
Jakarta. http://wordpress.com Diakses tanggal 02 Oktober 2015 pukul
16.04 WIB
Kumal, M. 1998. Bahan Pakan dan Penyusunan Ransum. Fakultas Peternakan
Universitas Gajah Mada . Yogyakarta. http://wordpress.com Diakses
tanggal 02 Oktober 2015 pukul 16.04 WIB
Melly, Hatulhasanah. Perbedaan Hewan Ruminansia dan Non Ruminansia.
http://mellyhatulhasanah.blogspot.com/2011/11/perbedaan-hewan-
ruminansia-dan-non.html. 2011. Diakses pada tanggal 02 Oktober 2015
pukul 16.07 WIB
22. 17
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Jenis Pengeluaran
Jumlah
Barang
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah (Rp)
A. Bahan Habis Pakai
1) kertas A4 merek paper one 2 Rim 38.000 76.000
2) sepidol snowman boardmarker 6 Buah 10.000 60.000
3) Clip file merek lucky 4 Buah 3.000 12.000
SUB TOTAL (Rp) 148.000
B. Peralatan dan bahan penunjang
B.1. Peralatan
1) Elektroda las RB 26. 3 Kotak 160.000 480.000
2) Mata gerinda potong 5 Buah 5.000 25.000
3) Mata gerinda asah 3 Buah 7.000 21.000
4) Mata bor besi (1-10mm) 2 Kotak 120.000 240.000
5) Kertas amplas besi no 180 12 Lembar 3.000 36.000
SUB TOTAL (Rp) 802.000
B.2. Bahan Penunjang
Besi plat 1,2mx2,2mx4mm 2 Lembar 1.200.000 2.400.000
Motor listrik 1Pk 1 Buah 1.600.000 1.600.000
Gear box 1 Buah 800.000 800.000
Bahan kimia NaOH 5 botol 350.000 1.750.000
Puli 3 inch 2 Buah 80.000 160.000
Puli 6 inch 2 Buah 95.000 190.000
Bell/ sabuk 4 Buah 30.000 120.000
Bantalan 6 Buah 50.000 300.000
1) Plat almunium 0,8mm. 2 Lembar 175.000 350.000
2) Pipa segi 4 2 inch x 3 inch. 8 Batang 67.000 536.000
3) Besi L 1,5inchx1,5inch 3 Batang 155.000 465.000
Paku keling / rivet 4mm 2 Kotak 50.000 100.000
.Baut 8mmx2inch 50 Batang 1.000 50.000
Hand Tap 2 Kotak 25.000 50.000
SUB TOTAL (Rp) 8.871.000
Total Keseluruhan Peralatan dan Bahan
Penunjang
9.673.000
23. 18
C. Perjalanan
1) Survey lokasi selama kegiatan. 5 Kali 50.000 250.000
2) Transportasi alat untuk analisa efektifitas 1 kali 200.000 200.000
SUB TOTAL (Rp) 450.000
D. Lain – Lain
D.1. Dokumentasi
1) Cuci cetak foto kegiatan. 30 Lembar 2.000 60.000
2) 8gb memory card merek micro. 2 Buah 60.000 120.000
SUB TOTAL (Rp) 180.000
D.2. Uji Coba Peralatan
1) Bulu Ayam, 2 kali, uji coba 50 Kg 2.000 100.000
SUB TOTAL (Rp) 100.000
D.3. Konsumsi & Komunikasi
1) Kosumsi peserta pkm selama pembuatan
alat(5 orang mahasiswa + 1 orang dosen
pendamping) 48 hari kerja x 6 orang
14 Hari 10.000 140.000
2) Kosumsi peserta pkm selama revisi (5 orang
Mahasiswa + 1 orang dosen pembimbing)
18 hari x 6 orang
7 Hari 10.000 70.000
3) Komunikasi 4 bulan 200.000 800.000
SUB TOTAL (Rp) 1.010.000
D.4. Laporan Akhir
1) Penggandaan + jilid laporan Monev 3 Exp 15.000 45.000
2) Penggandaan + jilid Laporan Akhir 3 Exp 15.000 45.000
SUB TOTAL (Rp) 90.000
Total Keseluruhan Sub Lain-laim 1.380.000
Total (Keseluruhan) Rp 11.651.000
Terbilang Sebelas Juta Enam Ratus Lima Puluh
Satu Ribu Rupiah
24. 19
Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No Nama/NIM
Program
Studi
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
Uraian Tugas
1. Risma Tenti/
4103131010
Teknik Sipil 8 jam/minggu a. Mengkoordinasi tim.
b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
program dan meluangkan waktu untuk
kegiatan PKM.
c. Mengkonsultasikan segala permasalahan
dengan semua anggota
d. Koordinasi dalam hal pembimbingan
dengan dosen pembimbing.
2. Ahmad
Novianto/
2204131025
Teknik
Mesin
Produksi &
Perawatan
4 jam/minggu a. Membantu pelaksanaan setiap kegiatan
dalam usaha dan meluangkan waktu
untuk kegiatan PKM.
b. Bertanggung jawab terhadap ketua
pelaksana.
c. Mengkonsultasikan design alat dengan
dosen pembimbing.
3. Muhammad
Rahim Azali/
1103131038
Teknik
Perkapalan
4 jam/minggu a. Membantu pelaksanaan setiap kegiatan
dalam usaha dan meluangkan waktu
untuk kegiatan PKM.
b. Bertanggung jawab terhadap ketua
pelaksana.
c. Mengkonsultasikan design alat dengan
dosen pembimbing.
4. Nurseha Fitri/
3204131004
Teknik
Listrik
4 jam/minggu a. Membantu pelaksanaan setiap kegiatan
dalam usaha dan meluangkan waktu
untuk kegiatan PKM.
b. Bertanggung jawab terhadap ketua
pelaksana.
c. Mengkonsultasikan design alat dengan
dosen pembimbing.
5. Nurainun/
4103131040
Teknik
Sipill
4 jam/minggu a. Membantu pelaksanaan setiap kegiatan
dalam usaha dan meluangkan waktu
untuk kegiatan PKM.
b. Bertanggung jawab terhadap ketua
pelaksana.
c. Mengkonsultasikan design alat dengan
dosen pembimbing.