SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  23
KOMPETENSI DASAR
3.11.Menganalisis besaran-besaran fisis gelombang stasioner dan gelombang berjalan
pada berbagai kasus nyata
PETA KONSEP
A. Gelombang Berjalan
Gelombang berjalan adalah gelombang yang bergerak dengan amplitudo
tetap.Grafik simpangan terhadap jarak tempuh suatu gelombang ditunjukkan pada
gambar 1.1.
Untuk menentukan simpangan gelombang disuatu titik,tinjau titik P pada gambar
1.1.
Misalnya,gelombang merambat dengan kecepatan v searah sumbu-x positif.Waktu
yang diperlukan gelombang untuk merambat dari titik O ke titik P adalah ∆𝑡 =
𝑥
𝑣
sehingga ketika titik O telah bergetar t sekon,titik P baru bergetar selama 𝑡 𝑝=𝑡 𝑜-∆t
atau 𝑡 𝑝= t-
𝑥
𝑣
.Dari persamaan getaran (y =A sin 𝜔t ) ,simpangan titik P pada saat
titik O telah bergetar t sekon adalah
y = A sin 𝜔 [𝑡 −
𝑥
𝑣
] = A sin [𝜔𝑡 −
𝜔
𝑣
𝑥]
atau
y = A sin (𝜔𝑡 − 𝑘𝑥) (1_1)
dengan :
y =simpangan di titik P (m atau cm)
A =amplitudo atau simpangan maksimum (m atau cm)
ω =
2𝜋
𝑇
=frekuensi sudut (rad/s)
x = posisi titik P dari sumber getar/titik O (m atau cm )
t = waktu (s), dan
k =
𝜔
𝑣
=
2𝜋
𝜆
= bilangan gelombang (𝑚−1
)
Persamaan (1_1) berlaku jika pada t = 0 ,titik O berada dititik
setimbang.Jika pada t = 0 titik O berada pada simpangan tertentu dari titik
setimbangnya,Persamaan (1_1) dapat ditulis menjadi
y = A sin (kx- ωt + 𝜃𝑜) (1_2)
dengan 𝜃𝑜= sudut fase awal gelombang (𝑚−1
)
Besaran yang berada dalam kurung pada persamaan (1_2) disebut sudut fase
gelombang yang dinyatakan dalam satuan radian.Secara matematis,sudut fase ditulis
𝜃 = 2𝜋𝜑= (kx- ωt + 𝜃𝑜) (1_3)
𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝜑 = 𝑓𝑎𝑠𝑒 𝑔𝑒𝑙𝑜𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 (𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛)
Dari persamaan (1_3),beda fase antara dua titik pada waktu yang sama memenuhi
persamaan
∆𝜑 =
∆𝑥
𝜆
(1_4)
Dengan ∆𝑥 = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑑𝑢𝑎 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 (𝑚)
Dua titik pada gelombang dikatakan sefase apabila jarak dua titik merupakan
kelipatan bilangan bulat dari panjang gelombangnya, yakni
∆𝜑 = 0,1,2,3,4,...... (1_5)
Sebaliknya, dua titik pada geombang dikatakan berlawanan fase apabila jarak antara
dua titik merupakan bilangan ganjil setengah panjang gelombang,yakni
∆𝜑 =
∆𝑥
𝜆
=
1
2
,
3
2
,
5
2
,...... (1_6)
a. Kecepatan dan Percepatan Partikel
Anda telah mengetahui bahwa selama gelombang merambat, partikel-
partikel sepanjang tali, misalnya di titik P (lihat gambar 1), hanya bergerak
harmonis naik-turun. Jika simpangan titik P terhadap waktu t diketahui, maka
kecepatan dan percepatan partikel dititik P bisa dihitung dengan cara turunan
(diferensial).
Untuk simpanagn partikel di P dinyatakan sebagai y=A sin (𝜔𝑡 − 𝑘𝑥). kecepatan
Partikel di titik P adalah turunan pertama dari fungsi simpangan terhadap waktu.
𝑣 𝑝 =
𝑑𝑦
𝑑𝑡
=
𝑑
𝑑𝑡
[ 𝐴sin (𝜔𝑡 − 𝑘𝑥) ]
𝑣 𝑝 = 𝜔𝐴cos( 𝜔𝑡 − 𝑘𝑥)
Percepatan partikel di titik P adalah turunan pertama kecpatan di titik P terhadap
waktu
𝑎 𝑝 =
𝑑𝑣 𝑝
𝑑𝑡
=
𝑑
𝑑𝑡
[ 𝜔𝐴 𝑐𝑜𝑠( 𝜔𝑡 − 𝑘𝑥)]
𝑎 𝑝 = - 𝜔2
A sin ( 𝜔𝑡 − 𝑘𝑥)
= - 𝜔2
𝑦 𝑝
b. Contoh Gelombang pada Tali dengan Ujung tak Terikat (Bebas)
Salah satu contoh gelombang berjalan adalah gelombang tali yang ujung
satunya digetarkan dan ujung lain bebas.Gelombang datang dan gelombang pantul
di ujung bebas adalah 0, jadi Δφ= 0. Ini berarti bahwa fase gelombang datang sama
dengan fase gelombang pantul. Perhatikan Gambar 1.2 :
Gambar 1.2
Pemantulan pada ujung bebas menghasilkan pulsa pantul sefase dengan
pulsa datangnya. Dengan demikian jika gelombang datang yang merambat ke kanan
dapat dinyatakan dengan y1 = A sin (kx - ωt), maka gelombang pantul yang
merambat ke kiri tetapi sefase dinyatakan dengan :
y2 = A sin (-kx - ω t)
Dengan menggunakan sifat trigonometri sin (-α) = -sin α, dapat ditulis:
y2 = -A sin (kx - ωt)
Hasil superposisi gelombang datang, y1, dan gelombang pantul, y2, menghasilkan
gelombang y, dengan persamaan:
y = y1 + y2
= A sin (kx - ωt) – A sin (kx + ωt)
y = A [sin (kx -ω t) – sin (kx + ωt)]
mengingat sin A – sin B = 2 cos
maka
y = A × 2 cos
atau dengan
y = 2 A cos kx sin ωt ..........................................1_7
y = As sin ωt ......................................................1_8
As = 2 A cos kx ..................................................1.11
Letak simpul dan perut
Perhatikan Gambar 1.3, karena di ujung bebas B (x = 0), pertikel bebas
bergerak, maka di ujung bebas selalu terjadi perut. Jarak simpul dan perut yang
berdekatan adalah , sehingga simpul ke-1 terletak di
x =
Gambar 1.3.Letak simpul dan perut dari
ujung bebas
Jadi, letak simpul ke-1, ke-2, ke-3, dan seterusnya adalah:
Atau
Dengan (2n + 1) menunjukkan bilangan ganjil.
Bagaimanakah dengan letak perutnya? Dengan cara yag sama akan Anda peroleh
letak perut ke-1, ke-2, ke-3, dan seterusnya adalah:
Atau
Dengan 2 n menunjukan bilangan genap.
Catatan : Simpul adalah titik yang amplitudonya adalah nol dan perut adalah titik
yang amplitudonya maksimum.
B. Gelombang Berdiri (Stasioner)
Gambar 1. Dua pengeras suara identik mengeluarkan gelombang suara terhadap
satu sama lain dalam arah yang berlawanan dan akan membentuk gelombang
berdiri.
Gelombang suara dari speaker pada contoh di atas meninggalkan speaker
dalam arah maju, dan kita menganggap interferensi pada titik di dalam ruang di
depan speaker. Dua speaker tersebut mengeluarkan suara dengan frekuensi dan
amplitudo yang sama. Dalam situasi ini, dua gelombang yang identik berjalan dalam
arah berlawanan dalam medium yang sama. Gelombang ini bergabung sesuai
dengan gelombang dalam model gangguan. Secara matematis, simpangan
gelombangnya adalah:
y1 y2
y1 = A sin (kx - wt)
y2 = A sin (kx + wt)
dimana y1 merupakan gelombang berjalan dalam arah x positif dan y2 merupakan
perjalanan gelombang dalam arah x negatif. Hasil superposisi kedua gelombang
tersebut sebagai berikut:
𝑦 = 𝑦1 + 𝑦2
𝑦 = 𝐴[sin (kx – wt) + sin (kx + wt)]
Jika kitamenggunakan identitas trigonometri sin 𝛼 + sin 𝛽 = 2 sin(
𝛼+𝛽
2
)cos(
𝛼−𝛽
2
),
dengan mengganti (𝛼 = 𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) dan (𝛽 = 𝑘𝑥 + 𝜔𝑡) maka diperoleh
𝑦 = (2 𝐴sin 𝑘𝑥)cos 𝜔t
Persamaan ini merupakan persamaan untuk gelombang berdiri. Terlihat
bahwa amplitude resultan bergantung pada posisi (x). Amplitude resultan akan
bernilai maksimum 2A (jika sin kx=1), dan bernilai minimum nol (jika sin kx=0)
namun tidak bergantung waktu.
Pada gelombang stasioner, partikel-partikel yang dilalui gelombang bergetar
naik-turun dengan amplitude berbeda, bergantung pada posisinya. Titik-titik yang
memiliki amplitude maksimum disebut perut (antinode) dan titik-titik yang
memiliki amplitude nol disebut simpul (node).
Gambar 2. Contoh pembentukan gelombang stasioner
Posisi simpul terjadi ketika:
sin 𝑘𝑥 = 0
2𝜋
𝜆
𝑥 = 0, 𝜋, 2𝜋, 3𝜋, …
𝑥 = 0,
𝜆
2
, 𝜆,
3𝜆
2
, 2𝜆
𝑥 = 𝑛
𝜆
2
dengan n= 0, 1, 2, 3, …
Posisi perut terjadi ketika:
sin 𝑘𝑥 = ±1
2𝜋
𝜆
𝑥 =
𝜋
2
,
3𝜋
2
,
5𝜋
2
𝑥 =
𝜆
4
,
3𝜆
4
,
5𝜆
4
𝑥 = 𝑛
𝜆
4
; dengan n= 1, 3, 5,…
Jarak antara dua titik perut yang berdekatan (xpp) sama dengan jarak dua
simpul yang berdekatan (xss) dan memenuhi hubungan:
𝑥 𝑝𝑝 = 𝑥 𝑠𝑠 =
𝜆
2
Sementara itu, jarak antara titik simpul dan titik perut adalah:
𝑥 𝑝𝑠 =
𝜆
4
Contoh gelombang stasioner adalah gelombang berdiri pada dawai dan pipa organa.
1. Gelombang stasioner pada dawai
Pada senar atau dawai gitar kedua ujungnya terikat dan jika digetarkan akan
membentuk suatu gelombang stasioner seperti berikut:
Gambar 3. Gelombang stasioner pada dawai
Cepat rambat gelombang transversal dalam dawai sebanding dengan akar
dari gaya tegang dawai dan berbanding terbalik dengan akar dari massa persatuan
panjang. Dirumuskan:
𝑣 = √
𝐹

𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑣 = √
𝐹 𝑙
𝑚
Keterangan:
F = gaya tegangan dawai (N)
 = massa per satuan panjang dawai (kg/ m)
v = cepat rambat gelombang (m/s)
m = massa tali/dawai (kg)
l = panjang tali/dawai (m)
Jika kita petik senar sebuah gitar ( misalnya ), pada tempat yang berbeda,
dan kita amati benar, maka kita akan mendengar bunyi dengan frekuensi yang
berbeda . Perbedaan ini dikarenakan perbedaan panjang gelombang yang terjadi,
meskipun tegangan senar / dawainya sama. Hal ini dapat kita lihat seperti gambar
dibawah ini
Gambar 4. Pola panjang gelombang pada dawai
Frekuensi nada yang dihasilkan tergantung pada pola gelombang yang
terbentuk.
a. Pada gambar a, nada yang dihasilkan disebut dengan nada dasar (harmonis ke-
1), dimana pada keadaan ini berlaku L = ½.0 atau  = 2 L
b. Pada gambar b, nada yang dihasilkan disebut dengan nada atas pertama
(harmonis ke-2), dimana pada keadaan ini berlaku L =1
c. Pada gambar c, nada yang dihasilkan disebut dengan nada atas kedua (harmonis
ke-3), dimana pada keadaan ini berlaku L = 3/2.2 atau  = 2/3L
Secara umum, ketiga panjang gelombang tersebut dapat dinyatakan dengan
persamaan
𝜆 𝑛 =
2𝐿
𝑛 + 1
Frekuensi nada yang dihasilkan dawai memenuhi persamaan
𝑓𝑛 =
𝑣
𝜆 𝑛
𝑓𝑛 = (𝑛 + 1)
𝑣
2𝐿
𝑓𝑛 = (𝑛 + 1)
1
2𝐿
√
𝐹

dengan
𝑓𝑛 = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑛𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒 − 𝑛 ( 𝐻𝑧)
𝑣 = 𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡 𝑔𝑒𝑙𝑜𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑎𝑤𝑎𝑖
𝐿 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑤𝑎𝑖 (𝑚)
𝐹 = 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑤𝑎𝑖 (𝑁)
 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑑𝑎𝑤𝑎𝑖 (𝑚)
Nilai n=0, 1, 2, … menyatakan nada dasar, nada atas pertama, nada atas kedua, dan
seterusnya
Bentuk Persamaan diatas dikenal dengan “Hukum Marsenne” yang
berbunyi:
Frekuensi senar yang kedua ujungnya terikat adalah :
1. berbanding terbalik dengan panjang senar
2. berbanding lurus dengan akar kuadrat dari Gaya tegangan senar
3. berbanding terbalik dengan akar kuadrat dari massa jenis bahan senar,
dan
4. berbanding terbalik dengan akar kuadrat dari luas penampang senar
5.
Perbandingan frekuensinya adalah:
fo : f1 : f2 =

F
L
.
.2
1
:

F
L
.
.2
2
:

F
L
.
.2
3
fo : f1 : f2 =
L.2
1
:
L.2
2
:
L.2
3
fo : f1 : f2 = 1 : 2 : 3
Frekuensi nada atas yang dihasilkan dawai merupakan kelipatan bulat dari
frekuensi nada dasarnya dan selisih frekuensi antara dua nada berurutan sama
dengan frekuensi nada dasarnya. Pada Dawai akan berlaku hubungan banyaknya
simpul dan perut adalah :
∑ 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑢𝑙 = ∑ 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑡 + 1
2. Pipa Organa
Pipa organa merupakan kolom udara yang dapat berfungi sebagai sumber
bunyi, misalnya seruling, peluit, pianika, terompet, Saluang, Clarinyet, Saxophone
dan harmonika. Ada dua jenis pipa organa, yaitu pipa organa terbuka (kedua
ujungnya terbuka) dan pipa organa tertutup (salah satu ujungnya tertutup).
a. Pipa Organa Terbuka
Pipa organa menghasilkan bunyi dengan nada tertentu ketika ditiup. Pola
gelombang stasioner yang terjadi pada nada dasar, nada atas pertama, dan nada atas
kedua adalah sebagai berikut
Gambar 5. Pola gelombang pada pipa organa terbuka saat terjadi (a) nada dasar (b)
nada atas pertama (c) nada atas kedua
Ketiga panjang gelombang yang terbentuk dapat dinyatakan dengan persamaan:
𝜆 𝑛=
2𝐿
𝑛+1
Frekuensi yang dihasilkan pipa organa terbuka memenuhi persamaan
𝑓𝑛 =
𝑣
𝜆 𝑛
𝑓𝑛 = (𝑛 + 1)
𝑣
2𝐿
𝑓𝑛 = (𝑛 + 1)𝑓0
dengan
𝑓𝑛 = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑛𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒 − 𝑛 ( 𝐻𝑧)
𝑓0 = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑛𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 ( 𝐻𝑧)
𝑣 = 𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡 𝑔𝑒𝑙𝑜𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑎𝑤𝑎𝑖
𝐿 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑤𝑎𝑖 (𝑚)
Nilai n=0, 1, 2, … menyatakan nada dasar, nada atas pertama, nada atas kedua, dan
seterusnya
Selanjutnya, perbandingan frekuensi setiap nada memenuhi
fo : f1 : f2 = 1 : 2 : 3
Pada Pipa Organa Terbuka perbandingan frekuensinya merupakan kelipatan
bilangan bulat. Jumlah simpul dan perut memiliki hubungan :
∑ 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑡 = ∑ 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑢𝑙 + 1
b. Pipa Organa Tertutup
Berbeda dengan pipa orhana terbuka, pola gelombang pada pipa organa tertutup
adalah sebagai berikut
Gambar 6. Pola gelombang pada pipa organa tertutup saat terjadi (a) nada dasar, (b)
nada atas pertama dan (c) nada atas kedua
Ketiga panjang gelombang yang terbentuk dapat dinyatakan dengan persamaan:
𝜆
𝑛=
4𝐿
2𝑛+1
Frekuensi yang dihasilkan pipa organa terbuka memenuhi persamaan
𝑓𝑛 =
𝑣
𝜆 𝑛
𝑓𝑛 = (2𝑛 + 1)
𝑣
4𝐿
𝑓𝑛 = (2𝑛 + 1)𝑓0
dengan
𝑓𝑛 = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑛𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒 − 𝑛 ( 𝐻𝑧)
𝑓0 = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑛𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 ( 𝐻𝑧) 𝑣 =
𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡 𝑔𝑒𝑙𝑜𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑎𝑤𝑎𝑖
𝐿 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑤𝑎𝑖 (𝑚)
Nilai n=0, 1, 2, … menyatakan nada dasar, nada atas pertama, nada atas kedua, dan
seterusnya
Selanjutnya, perbandingan frekuensi setiap nada memenuhi
fo : f1 : f2 = 1 : 3 : 5
Pada Pipa Organa Terbuka perbandingan frekuensinya merupakan kelipatan
bilangan bulat. Jumlah simpul dan perut memiliki hubungan :
∑ 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑡 = ∑ 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑢𝑙
3 .Percobaan Melde
Percobaan Melde digunakan untuk menyelidiki cepat rambat gelombang
transversal dalam dawai. Perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar diatas merupakan seperangkat alat percobaan melde yang dapat kita
gunakan. Pada salah satu ujung tangkai garpu tala diikatkan erat-erat sehelai kawat
halus lagi kuat. kawat halus tersebut ditumpu pada sebuah katrol dan ujung kawat
diberi beban, misalnya sebesar g gram. Garpu tala digetarkan dengan elektromagnet
secara terus menerus, hingga amplitudo yang ditimbulkan oleh garpu tala konstan.
Untuk menggetarkan ujung kawat A dapat pula dipakai alat vibrator. Dalam kawat
akan terbentuk pola gelombang stasioner. Jika diamati akan terlihat adanya simpul
dan perut di antara simpul-silpul tersebut.Rumus yang digunakan untuk perhitungan
atau yang berhubungan dengan percobaan melde adalah sebagai berikut :
𝑣 = √
𝐹

𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑣 = √
𝐹 𝑙
𝑚
SOAL-SOAL
1. Pernyataan-pernyataan berikut benar, kecuali . . . .
A. Gelombang pada tali merupakan gelombang transversal
B. Gelombang stasioner memiliki amplitudo berubah-ubah berupa simpul dan perut
C. Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik
D. Gelombang cahaya merupakan gelombang elektromagnetik
E. Bunyi dapat merambat tanpa zat perantara.
2. Seekor lumba-lumba memancarkan suatu gelombang ultrasonik dengan frekuensi 150
kHz. Laju gelombang ultrasonik tersebut di dalam air 1500 m/s, panjang
gelombangnya di dalam air adalah . . . .
A. 0,001 m
B. 0,01 m
C. 10 m
D. 100 m
E. 1000 m
3. Sebuah gelombang merambat pada seutas tali menuju ujung tali bebas, dengan
amplitudo 20 cm, periode 0,1 s, dan panjang gelombang 120 cm. Jika panjang tali 4
meter, amplitudo gelombang stasioner pada jarak 3,80 m dari titik asal getaran adalah .
. . .
A. 0 cm
B. 10 cm
C. 20 cm
D. 30 cm
E. 40 cm
4. Jarak antara dua perut yang berdekatan pada sebuah gelombang stasioner adalah 20
cm. Jika frekuensi gelombang tersebut 800 Hz, cepat rambat gelombangnya . . . .
A. 80 m/s
B. 120 m/s
C. 160 m/s
D. 320 m/s
E. 640 m/s
5. Sebuah gelombang memiliki persamaan simpangan y = 0,01 sin π (32t + 2x) serta x
dan y dalam meter, dan t dalam sekon. Perhatikan pernyataan berikut ! 1. amplitudonya
1 cm 2. banyaknya gelombang tiap detiknya adalah 16. 3. panjang gelombangnya 1
meter 4. cepat rambatnya 160 cm/s Pernyataan yang benar adalah : .....
A. 1, 2 dan 3
B. 1 dan3
C. 2 dan 4
D. 4 saja
E. 1, 2, 3 dan 4
6. Sebuah dawai yang kaku memiliki massa per satuan panjang 5,0 g/cm dan mendapat
gaya tegangan 10 N. suatu gelombang sinusoidal merambat pada dawai dengan
amplitude 0,12 mm dan frekuensi 100 Hz. Bila gelombang merambat dalam arah
sumbu X positif, tulislah persamaannya.
7. Seutas kawat menghasilkan nada dasar 80 Hz. Bila kawat diperpendek 8 cm tanpa
mengubah tegangan, dihasilkan frekuensi 85 Hz. Berapa frekuensi yang dihasilkan jika
kawat dipendekkan 2 cm lagi?
8. Dawai gitar yang tidak dijepit dengan jari memiliki panjang 0,7 m dan dipetik hingga
menghasilkan frekuensi nada dasar 330 Hz. Berapakah panjang dari ujung dawai yang
harus dijepit dengan jari agar dihasilkan frekuensi nada dasar 440 Hz?
9. Dua pemain music sedang membandingkan clarinet yang mereka miliki. Clarinet
pertama menghasilkan nada dengan frekuensi 441 Hz. Ketika dua clarinet itu
dimainkan bersamaan, diperoleh 8 pelayangan setiap 2 sekon. Bila clarinet kedua
menghasilkan nada lebih tinggi daripada clarinet pertama, tentukan frekuensi clarinet
kedua.
10. Persamaan gelombang transversal yang merambat sepanjang tali yang sangat
panjang adalah 𝑦 = 6sin(0,02𝜋𝑥 + 4𝜋𝑡) dengan y dan x dalam cm dan t dalam sekon.
Tentukan:
a. Amplitude gelombang
b. Panjang gelombang
c. Frekuensi gelombang
d. Arah perambatan gelombang
LEMBAR MINI RISET
Aplikasi gelombang stasioner dan gelombang berjalan dalam kehidupan sehari-hari
Nama :......................................................................................................
NIM :......................................................................................................
Prodi :......................................................................................................
*Berilah tanda ( √ ) pada kolom B jika pernyataan benar dan pada kolom S jika pernyataan
salah. Kemudian tulislah alasan anda.
No Pernyataan B S Alasan
1 Gelombang memindahkan materi
2 Gelombang longitudinal hanya dapat
merambat dalam medium cair atau gas
3 Amplitudo gelombang stasioner berubah-
ubah bergantung pada posisinya
4 Suara merambat paling cepat melalui
ruang hampa atau ruang yang tidak ada
udara
5 Dawai atau senar yang kedua ujungnya
terikat, jika digetarkan akan membentuk
gelombang stasioner
6 Cepat rambat gelombang pada dawai
dapat diperbesar dengan cara mengganti
dawai yang lebih pendek
7 Jika senar dikendurkan, maka suara
lengkingannya akan semakin tinggi
8 Pada pipa organa, di bagian pipa tertutup
tekanan udaranya lebih besar
9 Gelombang air laut merupakan contoh
gelombang berjalan
10 Ketika mandi di laut, tubuh kita terhempas
ketika diterpa gelombang laut karena
terdapat energi pada gelombang laut.
KUNCI JAWABAN MINI RISET
1. Salah
Gelombang merupakan proses merambatnya suatu getaran yang tidak disertai
dengan perpindahan medium perantaranya, tetapi hanya memindahkan energi.
2. Salah
Gelombang longitudinal dapat meambat dalam medium padat, cair, maupun gas,
contohnya gelombang bunyi.
3. Benar
Amplitudo gelombang stasioner berubah-ubah bergantung pada posisinya
4. Salah
Gelombang bunyi tidak dapat merambat dalam ruang hampa
5. Benar
Dawai atau senar yang kedua ujungnya terikat, jika digetarkan akan timbul 2
gelombang dengan amplitudo dan frekuensi yang sama, namun arahnya berlawanan,
sehingga membentuk gelombang stasioner
6. Salah
Cepat rambat gelombang pada dawai dapat diperbesar dengan memperpanjang
dawai. Sesuai dengan persamaan 𝑣 = √
𝐹𝑙
𝑚
, cepat rambat gelombang berbanding
lurus terhadap panjang tali/dawai
7. Salah
Frekuensi bunyi semakin tinggi jika tegangan tali bertambah besar. Oleh karena itu,
suara lengkingan akan semakin tinggi jika tali dikencangkan (tali bertambah tegang)
8. Benar
Pada bagian pipa organa yang tertutup, terbentuk simpul gelombang. Pada saat ini
amplitudo gelombang minimum dan tekanan maksimum
9. Salah
Gelombang air laut merupakan gelombang stasioner karena amplitudonya berubah-
ubah bergantung posisi
10. Benar
Saat mandi di laut, kita akan merasa terhempas ketika diterpa gelombang karena
setiap gelombang selalu membawa energy dari satu tempat ke tempat lain. Energi
gelombang laut bisa bersumber dari angin.
DAFTAR PUSTAKA
Saripudin,Aip,dkk.2009.Praktis Belajar Fisika kelas XII Menengah Atas.Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (BSE).

Contenu connexe

Tendances

ppt Gelombang cahaya
ppt Gelombang cahayappt Gelombang cahaya
ppt Gelombang cahayasuyono fis
 
hukum 2 newton dan bidang miring
hukum 2 newton dan bidang miringhukum 2 newton dan bidang miring
hukum 2 newton dan bidang miringDavi Conan
 
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak MilikanLaporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak MilikanLatifatul Hidayah
 
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLatifatul Hidayah
 
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12ShafrinaLee
 
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatifPuteri01
 
energi potensial dan potensial listrik
energi potensial dan potensial listrikenergi potensial dan potensial listrik
energi potensial dan potensial listrikVieRgo NaYa
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnetumammuhammad27
 
Medan & Gaya Magnet (FisikaDasar 2)
Medan & Gaya Magnet (FisikaDasar 2)Medan & Gaya Magnet (FisikaDasar 2)
Medan & Gaya Magnet (FisikaDasar 2)Khoirul Ummah
 
ANGKA PENTING dan NOTASI ILMIAH
ANGKA PENTING dan NOTASI ILMIAHANGKA PENTING dan NOTASI ILMIAH
ANGKA PENTING dan NOTASI ILMIAHshafirahany22
 
PPT Arus Bolak-balik.pptx
PPT Arus Bolak-balik.pptxPPT Arus Bolak-balik.pptx
PPT Arus Bolak-balik.pptxWildanAngelou
 
Penurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulanPenurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulannooraisy22
 
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiSamantars17
 

Tendances (20)

Fisika gelombang cahaya
Fisika gelombang cahayaFisika gelombang cahaya
Fisika gelombang cahaya
 
ppt Gelombang cahaya
ppt Gelombang cahayappt Gelombang cahaya
ppt Gelombang cahaya
 
hukum 2 newton dan bidang miring
hukum 2 newton dan bidang miringhukum 2 newton dan bidang miring
hukum 2 newton dan bidang miring
 
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak MilikanLaporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
 
Makalah interferensi
Makalah interferensiMakalah interferensi
Makalah interferensi
 
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
 
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
 
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
 
energi potensial dan potensial listrik
energi potensial dan potensial listrikenergi potensial dan potensial listrik
energi potensial dan potensial listrik
 
3.2. gelombang bunyi
3.2. gelombang bunyi3.2. gelombang bunyi
3.2. gelombang bunyi
 
Interferensi gelombang
Interferensi gelombangInterferensi gelombang
Interferensi gelombang
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
 
Medan & Gaya Magnet (FisikaDasar 2)
Medan & Gaya Magnet (FisikaDasar 2)Medan & Gaya Magnet (FisikaDasar 2)
Medan & Gaya Magnet (FisikaDasar 2)
 
ANGKA PENTING dan NOTASI ILMIAH
ANGKA PENTING dan NOTASI ILMIAHANGKA PENTING dan NOTASI ILMIAH
ANGKA PENTING dan NOTASI ILMIAH
 
PERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLERPERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLER
 
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek FotolistrikLaporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
 
Efek Doppler
Efek  DopplerEfek  Doppler
Efek Doppler
 
PPT Arus Bolak-balik.pptx
PPT Arus Bolak-balik.pptxPPT Arus Bolak-balik.pptx
PPT Arus Bolak-balik.pptx
 
Penurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulanPenurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulan
 
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
 

En vedette

Power Point (Gejala Gelombang)
Power Point (Gejala Gelombang)Power Point (Gejala Gelombang)
Power Point (Gejala Gelombang)Fefi Puspitasari
 
materi fisika XII IPA slide ke-1 pengenalan gelombang
materi fisika XII IPA slide ke-1 pengenalan gelombangmateri fisika XII IPA slide ke-1 pengenalan gelombang
materi fisika XII IPA slide ke-1 pengenalan gelombangAmalia Lia
 
PPt Gelombang
PPt Gelombang PPt Gelombang
PPt Gelombang marhenz66
 
Ppt. listrik-statis
Ppt. listrik-statisPpt. listrik-statis
Ppt. listrik-statisHusain Anker
 

En vedette (9)

Power Point (Gejala Gelombang)
Power Point (Gejala Gelombang)Power Point (Gejala Gelombang)
Power Point (Gejala Gelombang)
 
materi fisika XII IPA slide ke-1 pengenalan gelombang
materi fisika XII IPA slide ke-1 pengenalan gelombangmateri fisika XII IPA slide ke-1 pengenalan gelombang
materi fisika XII IPA slide ke-1 pengenalan gelombang
 
Gelombang XII-IPA-III
Gelombang XII-IPA-IIIGelombang XII-IPA-III
Gelombang XII-IPA-III
 
PPt Gelombang
PPt Gelombang PPt Gelombang
PPt Gelombang
 
Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII
 
Gelombang cahaya
Gelombang cahayaGelombang cahaya
Gelombang cahaya
 
Gelombang cahaya fisika unnes
Gelombang cahaya fisika unnesGelombang cahaya fisika unnes
Gelombang cahaya fisika unnes
 
Fisika listrik statis
Fisika listrik statisFisika listrik statis
Fisika listrik statis
 
Ppt. listrik-statis
Ppt. listrik-statisPpt. listrik-statis
Ppt. listrik-statis
 

Similaire à gelombang stasioner ppt

Gelombang mekanik
Gelombang mekanikGelombang mekanik
Gelombang mekanikRisha Putri
 
KELOMPOK 2 PERTEMUAN 6 (VIBRASI KRISTAL MONOATOMIK).pptx
KELOMPOK 2 PERTEMUAN 6 (VIBRASI KRISTAL MONOATOMIK).pptxKELOMPOK 2 PERTEMUAN 6 (VIBRASI KRISTAL MONOATOMIK).pptx
KELOMPOK 2 PERTEMUAN 6 (VIBRASI KRISTAL MONOATOMIK).pptxPramandaUns
 
gerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.pptgerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.pptlutfiamaulidina
 
gerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.pptgerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.pptChristianRegil
 
Gerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soalGerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soalSonitehe Waruwu
 
MATERI GELOMBANG KELAS XI - Gelombang Stasioner dan Gelombang Bunyi
MATERI GELOMBANG KELAS XI - Gelombang Stasioner dan Gelombang Bunyi MATERI GELOMBANG KELAS XI - Gelombang Stasioner dan Gelombang Bunyi
MATERI GELOMBANG KELAS XI - Gelombang Stasioner dan Gelombang Bunyi Stevania Hadinda
 
Gelombang Transversal
Gelombang TransversalGelombang Transversal
Gelombang TransversalAzmi14015
 
Fisika- Gelombang
Fisika- GelombangFisika- Gelombang
Fisika- Gelombangsari_sweet
 
Getaran gelombang-bunyi
Getaran gelombang-bunyiGetaran gelombang-bunyi
Getaran gelombang-bunyiipan1992
 
Gelombang 11.pdf
Gelombang 11.pdfGelombang 11.pdf
Gelombang 11.pdfdiadia29
 
BAB 1 : GELOMBANG | KELAS XII
BAB 1 : GELOMBANG | KELAS XIIBAB 1 : GELOMBANG | KELAS XII
BAB 1 : GELOMBANG | KELAS XIIkhairunnisak880
 
Materi Gelombang Berjalan apk.pdf
Materi Gelombang Berjalan apk.pdfMateri Gelombang Berjalan apk.pdf
Materi Gelombang Berjalan apk.pdfLarasFS1
 

Similaire à gelombang stasioner ppt (20)

Gelombang mekanik
Gelombang mekanikGelombang mekanik
Gelombang mekanik
 
Gelombang
GelombangGelombang
Gelombang
 
Gelombang mekanik
Gelombang mekanikGelombang mekanik
Gelombang mekanik
 
KELOMPOK 2 PERTEMUAN 6 (VIBRASI KRISTAL MONOATOMIK).pptx
KELOMPOK 2 PERTEMUAN 6 (VIBRASI KRISTAL MONOATOMIK).pptxKELOMPOK 2 PERTEMUAN 6 (VIBRASI KRISTAL MONOATOMIK).pptx
KELOMPOK 2 PERTEMUAN 6 (VIBRASI KRISTAL MONOATOMIK).pptx
 
gerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.pptgerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.ppt
 
gerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.pptgerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.ppt
 
Gerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soalGerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soal
 
MATERI GELOMBANG KELAS XI - Gelombang Stasioner dan Gelombang Bunyi
MATERI GELOMBANG KELAS XI - Gelombang Stasioner dan Gelombang Bunyi MATERI GELOMBANG KELAS XI - Gelombang Stasioner dan Gelombang Bunyi
MATERI GELOMBANG KELAS XI - Gelombang Stasioner dan Gelombang Bunyi
 
Gelombang Transversal
Gelombang TransversalGelombang Transversal
Gelombang Transversal
 
Gelombang mekanik
Gelombang mekanikGelombang mekanik
Gelombang mekanik
 
Fisika gelombang
Fisika gelombangFisika gelombang
Fisika gelombang
 
Fisika- Gelombang
Fisika- GelombangFisika- Gelombang
Fisika- Gelombang
 
Gelombang stasioner SMA
Gelombang stasioner SMAGelombang stasioner SMA
Gelombang stasioner SMA
 
Getaran gelombang-bunyi
Getaran gelombang-bunyiGetaran gelombang-bunyi
Getaran gelombang-bunyi
 
Gelombang 11.pdf
Gelombang 11.pdfGelombang 11.pdf
Gelombang 11.pdf
 
Gelombang
GelombangGelombang
Gelombang
 
BAB 1 : GELOMBANG | KELAS XII
BAB 1 : GELOMBANG | KELAS XIIBAB 1 : GELOMBANG | KELAS XII
BAB 1 : GELOMBANG | KELAS XII
 
fisika_gelombang XII IPA 3
fisika_gelombang XII IPA 3fisika_gelombang XII IPA 3
fisika_gelombang XII IPA 3
 
Materi Gelombang Berjalan apk.pdf
Materi Gelombang Berjalan apk.pdfMateri Gelombang Berjalan apk.pdf
Materi Gelombang Berjalan apk.pdf
 
Gelombang
GelombangGelombang
Gelombang
 

Plus de Ajeng Rizki Rahmawati

RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMPRPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMPAjeng Rizki Rahmawati
 
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMISINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMIAjeng Rizki Rahmawati
 
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabolaSoal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabolaAjeng Rizki Rahmawati
 
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkarPpt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkarAjeng Rizki Rahmawati
 

Plus de Ajeng Rizki Rahmawati (20)

Pts FISIKA X MIPA 1920
Pts FISIKA X MIPA 1920 Pts FISIKA X MIPA 1920
Pts FISIKA X MIPA 1920
 
Pts bio lintas minat x ips 1920
Pts bio lintas minat x ips 1920 Pts bio lintas minat x ips 1920
Pts bio lintas minat x ips 1920
 
Kisi kisi fisika x pts 1 1920
Kisi kisi fisika x pts 1 1920Kisi kisi fisika x pts 1 1920
Kisi kisi fisika x pts 1 1920
 
RPP HAKIKAT FISIKA
RPP HAKIKAT FISIKA RPP HAKIKAT FISIKA
RPP HAKIKAT FISIKA
 
Rpp teks eksposisi
Rpp teks eksposisiRpp teks eksposisi
Rpp teks eksposisi
 
Rpp unsur zat senyawa smp
Rpp unsur zat senyawa smpRpp unsur zat senyawa smp
Rpp unsur zat senyawa smp
 
Rpp perubahan zat fisika smp
Rpp perubahan zat fisika smpRpp perubahan zat fisika smp
Rpp perubahan zat fisika smp
 
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMPRPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMISINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
 
Puisi jasamu
Puisi jasamuPuisi jasamu
Puisi jasamu
 
Tetaplah Tersenyum Indonesiaku
Tetaplah Tersenyum IndonesiakuTetaplah Tersenyum Indonesiaku
Tetaplah Tersenyum Indonesiaku
 
materi siapsiaga bencana PMR WIRA
materi siapsiaga bencana PMR WIRAmateri siapsiaga bencana PMR WIRA
materi siapsiaga bencana PMR WIRA
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
Momentum dan impuls
Momentum dan impuls Momentum dan impuls
Momentum dan impuls
 
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabolaSoal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
 
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkarPpt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
 
Gerak parabola fisika sma
Gerak parabola fisika smaGerak parabola fisika sma
Gerak parabola fisika sma
 
Gerak melingkar fisika sma
Gerak melingkar fisika smaGerak melingkar fisika sma
Gerak melingkar fisika sma
 
mini riset gelombang stasioner
mini riset gelombang stasionermini riset gelombang stasioner
mini riset gelombang stasioner
 

Dernier

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 

Dernier (20)

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

gelombang stasioner ppt

  • 1. KOMPETENSI DASAR 3.11.Menganalisis besaran-besaran fisis gelombang stasioner dan gelombang berjalan pada berbagai kasus nyata PETA KONSEP
  • 2. A. Gelombang Berjalan Gelombang berjalan adalah gelombang yang bergerak dengan amplitudo tetap.Grafik simpangan terhadap jarak tempuh suatu gelombang ditunjukkan pada gambar 1.1. Untuk menentukan simpangan gelombang disuatu titik,tinjau titik P pada gambar 1.1. Misalnya,gelombang merambat dengan kecepatan v searah sumbu-x positif.Waktu yang diperlukan gelombang untuk merambat dari titik O ke titik P adalah ∆𝑡 = 𝑥 𝑣 sehingga ketika titik O telah bergetar t sekon,titik P baru bergetar selama 𝑡 𝑝=𝑡 𝑜-∆t atau 𝑡 𝑝= t- 𝑥 𝑣 .Dari persamaan getaran (y =A sin 𝜔t ) ,simpangan titik P pada saat titik O telah bergetar t sekon adalah y = A sin 𝜔 [𝑡 − 𝑥 𝑣 ] = A sin [𝜔𝑡 − 𝜔 𝑣 𝑥] atau y = A sin (𝜔𝑡 − 𝑘𝑥) (1_1) dengan : y =simpangan di titik P (m atau cm) A =amplitudo atau simpangan maksimum (m atau cm)
  • 3. ω = 2𝜋 𝑇 =frekuensi sudut (rad/s) x = posisi titik P dari sumber getar/titik O (m atau cm ) t = waktu (s), dan k = 𝜔 𝑣 = 2𝜋 𝜆 = bilangan gelombang (𝑚−1 ) Persamaan (1_1) berlaku jika pada t = 0 ,titik O berada dititik setimbang.Jika pada t = 0 titik O berada pada simpangan tertentu dari titik setimbangnya,Persamaan (1_1) dapat ditulis menjadi y = A sin (kx- ωt + 𝜃𝑜) (1_2) dengan 𝜃𝑜= sudut fase awal gelombang (𝑚−1 ) Besaran yang berada dalam kurung pada persamaan (1_2) disebut sudut fase gelombang yang dinyatakan dalam satuan radian.Secara matematis,sudut fase ditulis 𝜃 = 2𝜋𝜑= (kx- ωt + 𝜃𝑜) (1_3) 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝜑 = 𝑓𝑎𝑠𝑒 𝑔𝑒𝑙𝑜𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 (𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛) Dari persamaan (1_3),beda fase antara dua titik pada waktu yang sama memenuhi persamaan ∆𝜑 = ∆𝑥 𝜆 (1_4) Dengan ∆𝑥 = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑑𝑢𝑎 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 (𝑚) Dua titik pada gelombang dikatakan sefase apabila jarak dua titik merupakan kelipatan bilangan bulat dari panjang gelombangnya, yakni ∆𝜑 = 0,1,2,3,4,...... (1_5) Sebaliknya, dua titik pada geombang dikatakan berlawanan fase apabila jarak antara dua titik merupakan bilangan ganjil setengah panjang gelombang,yakni ∆𝜑 = ∆𝑥 𝜆 = 1 2 , 3 2 , 5 2 ,...... (1_6)
  • 4. a. Kecepatan dan Percepatan Partikel Anda telah mengetahui bahwa selama gelombang merambat, partikel- partikel sepanjang tali, misalnya di titik P (lihat gambar 1), hanya bergerak harmonis naik-turun. Jika simpangan titik P terhadap waktu t diketahui, maka kecepatan dan percepatan partikel dititik P bisa dihitung dengan cara turunan (diferensial). Untuk simpanagn partikel di P dinyatakan sebagai y=A sin (𝜔𝑡 − 𝑘𝑥). kecepatan Partikel di titik P adalah turunan pertama dari fungsi simpangan terhadap waktu. 𝑣 𝑝 = 𝑑𝑦 𝑑𝑡 = 𝑑 𝑑𝑡 [ 𝐴sin (𝜔𝑡 − 𝑘𝑥) ] 𝑣 𝑝 = 𝜔𝐴cos( 𝜔𝑡 − 𝑘𝑥) Percepatan partikel di titik P adalah turunan pertama kecpatan di titik P terhadap waktu 𝑎 𝑝 = 𝑑𝑣 𝑝 𝑑𝑡 = 𝑑 𝑑𝑡 [ 𝜔𝐴 𝑐𝑜𝑠( 𝜔𝑡 − 𝑘𝑥)] 𝑎 𝑝 = - 𝜔2 A sin ( 𝜔𝑡 − 𝑘𝑥) = - 𝜔2 𝑦 𝑝 b. Contoh Gelombang pada Tali dengan Ujung tak Terikat (Bebas) Salah satu contoh gelombang berjalan adalah gelombang tali yang ujung satunya digetarkan dan ujung lain bebas.Gelombang datang dan gelombang pantul di ujung bebas adalah 0, jadi Δφ= 0. Ini berarti bahwa fase gelombang datang sama dengan fase gelombang pantul. Perhatikan Gambar 1.2 :
  • 5. Gambar 1.2 Pemantulan pada ujung bebas menghasilkan pulsa pantul sefase dengan pulsa datangnya. Dengan demikian jika gelombang datang yang merambat ke kanan dapat dinyatakan dengan y1 = A sin (kx - ωt), maka gelombang pantul yang merambat ke kiri tetapi sefase dinyatakan dengan : y2 = A sin (-kx - ω t) Dengan menggunakan sifat trigonometri sin (-α) = -sin α, dapat ditulis: y2 = -A sin (kx - ωt) Hasil superposisi gelombang datang, y1, dan gelombang pantul, y2, menghasilkan gelombang y, dengan persamaan: y = y1 + y2 = A sin (kx - ωt) – A sin (kx + ωt) y = A [sin (kx -ω t) – sin (kx + ωt)] mengingat sin A – sin B = 2 cos maka y = A × 2 cos atau dengan y = 2 A cos kx sin ωt ..........................................1_7 y = As sin ωt ......................................................1_8 As = 2 A cos kx ..................................................1.11
  • 6. Letak simpul dan perut Perhatikan Gambar 1.3, karena di ujung bebas B (x = 0), pertikel bebas bergerak, maka di ujung bebas selalu terjadi perut. Jarak simpul dan perut yang berdekatan adalah , sehingga simpul ke-1 terletak di x = Gambar 1.3.Letak simpul dan perut dari ujung bebas Jadi, letak simpul ke-1, ke-2, ke-3, dan seterusnya adalah: Atau Dengan (2n + 1) menunjukkan bilangan ganjil. Bagaimanakah dengan letak perutnya? Dengan cara yag sama akan Anda peroleh letak perut ke-1, ke-2, ke-3, dan seterusnya adalah:
  • 7. Atau Dengan 2 n menunjukan bilangan genap. Catatan : Simpul adalah titik yang amplitudonya adalah nol dan perut adalah titik yang amplitudonya maksimum. B. Gelombang Berdiri (Stasioner) Gambar 1. Dua pengeras suara identik mengeluarkan gelombang suara terhadap satu sama lain dalam arah yang berlawanan dan akan membentuk gelombang berdiri. Gelombang suara dari speaker pada contoh di atas meninggalkan speaker dalam arah maju, dan kita menganggap interferensi pada titik di dalam ruang di depan speaker. Dua speaker tersebut mengeluarkan suara dengan frekuensi dan amplitudo yang sama. Dalam situasi ini, dua gelombang yang identik berjalan dalam arah berlawanan dalam medium yang sama. Gelombang ini bergabung sesuai dengan gelombang dalam model gangguan. Secara matematis, simpangan gelombangnya adalah: y1 y2
  • 8. y1 = A sin (kx - wt) y2 = A sin (kx + wt) dimana y1 merupakan gelombang berjalan dalam arah x positif dan y2 merupakan perjalanan gelombang dalam arah x negatif. Hasil superposisi kedua gelombang tersebut sebagai berikut: 𝑦 = 𝑦1 + 𝑦2 𝑦 = 𝐴[sin (kx – wt) + sin (kx + wt)] Jika kitamenggunakan identitas trigonometri sin 𝛼 + sin 𝛽 = 2 sin( 𝛼+𝛽 2 )cos( 𝛼−𝛽 2 ), dengan mengganti (𝛼 = 𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) dan (𝛽 = 𝑘𝑥 + 𝜔𝑡) maka diperoleh 𝑦 = (2 𝐴sin 𝑘𝑥)cos 𝜔t Persamaan ini merupakan persamaan untuk gelombang berdiri. Terlihat bahwa amplitude resultan bergantung pada posisi (x). Amplitude resultan akan bernilai maksimum 2A (jika sin kx=1), dan bernilai minimum nol (jika sin kx=0) namun tidak bergantung waktu. Pada gelombang stasioner, partikel-partikel yang dilalui gelombang bergetar naik-turun dengan amplitude berbeda, bergantung pada posisinya. Titik-titik yang memiliki amplitude maksimum disebut perut (antinode) dan titik-titik yang memiliki amplitude nol disebut simpul (node). Gambar 2. Contoh pembentukan gelombang stasioner Posisi simpul terjadi ketika:
  • 9. sin 𝑘𝑥 = 0 2𝜋 𝜆 𝑥 = 0, 𝜋, 2𝜋, 3𝜋, … 𝑥 = 0, 𝜆 2 , 𝜆, 3𝜆 2 , 2𝜆 𝑥 = 𝑛 𝜆 2 dengan n= 0, 1, 2, 3, … Posisi perut terjadi ketika: sin 𝑘𝑥 = ±1 2𝜋 𝜆 𝑥 = 𝜋 2 , 3𝜋 2 , 5𝜋 2 𝑥 = 𝜆 4 , 3𝜆 4 , 5𝜆 4 𝑥 = 𝑛 𝜆 4 ; dengan n= 1, 3, 5,… Jarak antara dua titik perut yang berdekatan (xpp) sama dengan jarak dua simpul yang berdekatan (xss) dan memenuhi hubungan: 𝑥 𝑝𝑝 = 𝑥 𝑠𝑠 = 𝜆 2 Sementara itu, jarak antara titik simpul dan titik perut adalah: 𝑥 𝑝𝑠 = 𝜆 4 Contoh gelombang stasioner adalah gelombang berdiri pada dawai dan pipa organa. 1. Gelombang stasioner pada dawai Pada senar atau dawai gitar kedua ujungnya terikat dan jika digetarkan akan membentuk suatu gelombang stasioner seperti berikut: Gambar 3. Gelombang stasioner pada dawai
  • 10. Cepat rambat gelombang transversal dalam dawai sebanding dengan akar dari gaya tegang dawai dan berbanding terbalik dengan akar dari massa persatuan panjang. Dirumuskan: 𝑣 = √ 𝐹  𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑣 = √ 𝐹 𝑙 𝑚 Keterangan: F = gaya tegangan dawai (N)  = massa per satuan panjang dawai (kg/ m) v = cepat rambat gelombang (m/s) m = massa tali/dawai (kg) l = panjang tali/dawai (m) Jika kita petik senar sebuah gitar ( misalnya ), pada tempat yang berbeda, dan kita amati benar, maka kita akan mendengar bunyi dengan frekuensi yang berbeda . Perbedaan ini dikarenakan perbedaan panjang gelombang yang terjadi, meskipun tegangan senar / dawainya sama. Hal ini dapat kita lihat seperti gambar dibawah ini Gambar 4. Pola panjang gelombang pada dawai
  • 11. Frekuensi nada yang dihasilkan tergantung pada pola gelombang yang terbentuk. a. Pada gambar a, nada yang dihasilkan disebut dengan nada dasar (harmonis ke- 1), dimana pada keadaan ini berlaku L = ½.0 atau  = 2 L b. Pada gambar b, nada yang dihasilkan disebut dengan nada atas pertama (harmonis ke-2), dimana pada keadaan ini berlaku L =1 c. Pada gambar c, nada yang dihasilkan disebut dengan nada atas kedua (harmonis ke-3), dimana pada keadaan ini berlaku L = 3/2.2 atau  = 2/3L Secara umum, ketiga panjang gelombang tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan 𝜆 𝑛 = 2𝐿 𝑛 + 1 Frekuensi nada yang dihasilkan dawai memenuhi persamaan 𝑓𝑛 = 𝑣 𝜆 𝑛 𝑓𝑛 = (𝑛 + 1) 𝑣 2𝐿 𝑓𝑛 = (𝑛 + 1) 1 2𝐿 √ 𝐹  dengan 𝑓𝑛 = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑛𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒 − 𝑛 ( 𝐻𝑧) 𝑣 = 𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡 𝑔𝑒𝑙𝑜𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑎𝑤𝑎𝑖 𝐿 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑤𝑎𝑖 (𝑚) 𝐹 = 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑤𝑎𝑖 (𝑁)  = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑑𝑎𝑤𝑎𝑖 (𝑚) Nilai n=0, 1, 2, … menyatakan nada dasar, nada atas pertama, nada atas kedua, dan seterusnya
  • 12. Bentuk Persamaan diatas dikenal dengan “Hukum Marsenne” yang berbunyi: Frekuensi senar yang kedua ujungnya terikat adalah : 1. berbanding terbalik dengan panjang senar 2. berbanding lurus dengan akar kuadrat dari Gaya tegangan senar 3. berbanding terbalik dengan akar kuadrat dari massa jenis bahan senar, dan 4. berbanding terbalik dengan akar kuadrat dari luas penampang senar 5. Perbandingan frekuensinya adalah: fo : f1 : f2 =  F L . .2 1 :  F L . .2 2 :  F L . .2 3 fo : f1 : f2 = L.2 1 : L.2 2 : L.2 3 fo : f1 : f2 = 1 : 2 : 3 Frekuensi nada atas yang dihasilkan dawai merupakan kelipatan bulat dari frekuensi nada dasarnya dan selisih frekuensi antara dua nada berurutan sama dengan frekuensi nada dasarnya. Pada Dawai akan berlaku hubungan banyaknya simpul dan perut adalah : ∑ 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑢𝑙 = ∑ 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑡 + 1 2. Pipa Organa Pipa organa merupakan kolom udara yang dapat berfungi sebagai sumber bunyi, misalnya seruling, peluit, pianika, terompet, Saluang, Clarinyet, Saxophone dan harmonika. Ada dua jenis pipa organa, yaitu pipa organa terbuka (kedua ujungnya terbuka) dan pipa organa tertutup (salah satu ujungnya tertutup).
  • 13. a. Pipa Organa Terbuka Pipa organa menghasilkan bunyi dengan nada tertentu ketika ditiup. Pola gelombang stasioner yang terjadi pada nada dasar, nada atas pertama, dan nada atas kedua adalah sebagai berikut Gambar 5. Pola gelombang pada pipa organa terbuka saat terjadi (a) nada dasar (b) nada atas pertama (c) nada atas kedua Ketiga panjang gelombang yang terbentuk dapat dinyatakan dengan persamaan: 𝜆 𝑛= 2𝐿 𝑛+1 Frekuensi yang dihasilkan pipa organa terbuka memenuhi persamaan 𝑓𝑛 = 𝑣 𝜆 𝑛 𝑓𝑛 = (𝑛 + 1) 𝑣 2𝐿 𝑓𝑛 = (𝑛 + 1)𝑓0 dengan 𝑓𝑛 = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑛𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒 − 𝑛 ( 𝐻𝑧) 𝑓0 = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑛𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 ( 𝐻𝑧) 𝑣 = 𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡 𝑔𝑒𝑙𝑜𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑎𝑤𝑎𝑖 𝐿 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑤𝑎𝑖 (𝑚) Nilai n=0, 1, 2, … menyatakan nada dasar, nada atas pertama, nada atas kedua, dan seterusnya
  • 14. Selanjutnya, perbandingan frekuensi setiap nada memenuhi fo : f1 : f2 = 1 : 2 : 3 Pada Pipa Organa Terbuka perbandingan frekuensinya merupakan kelipatan bilangan bulat. Jumlah simpul dan perut memiliki hubungan : ∑ 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑡 = ∑ 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑢𝑙 + 1 b. Pipa Organa Tertutup Berbeda dengan pipa orhana terbuka, pola gelombang pada pipa organa tertutup adalah sebagai berikut Gambar 6. Pola gelombang pada pipa organa tertutup saat terjadi (a) nada dasar, (b) nada atas pertama dan (c) nada atas kedua Ketiga panjang gelombang yang terbentuk dapat dinyatakan dengan persamaan: 𝜆 𝑛= 4𝐿 2𝑛+1 Frekuensi yang dihasilkan pipa organa terbuka memenuhi persamaan 𝑓𝑛 = 𝑣 𝜆 𝑛 𝑓𝑛 = (2𝑛 + 1) 𝑣 4𝐿 𝑓𝑛 = (2𝑛 + 1)𝑓0 dengan 𝑓𝑛 = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑛𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒 − 𝑛 ( 𝐻𝑧) 𝑓0 = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑛𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 ( 𝐻𝑧) 𝑣 = 𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡 𝑔𝑒𝑙𝑜𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑎𝑤𝑎𝑖 𝐿 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑤𝑎𝑖 (𝑚)
  • 15. Nilai n=0, 1, 2, … menyatakan nada dasar, nada atas pertama, nada atas kedua, dan seterusnya Selanjutnya, perbandingan frekuensi setiap nada memenuhi fo : f1 : f2 = 1 : 3 : 5 Pada Pipa Organa Terbuka perbandingan frekuensinya merupakan kelipatan bilangan bulat. Jumlah simpul dan perut memiliki hubungan : ∑ 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑡 = ∑ 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑢𝑙 3 .Percobaan Melde Percobaan Melde digunakan untuk menyelidiki cepat rambat gelombang transversal dalam dawai. Perhatikan gambar di bawah ini. Gambar diatas merupakan seperangkat alat percobaan melde yang dapat kita gunakan. Pada salah satu ujung tangkai garpu tala diikatkan erat-erat sehelai kawat halus lagi kuat. kawat halus tersebut ditumpu pada sebuah katrol dan ujung kawat diberi beban, misalnya sebesar g gram. Garpu tala digetarkan dengan elektromagnet secara terus menerus, hingga amplitudo yang ditimbulkan oleh garpu tala konstan. Untuk menggetarkan ujung kawat A dapat pula dipakai alat vibrator. Dalam kawat akan terbentuk pola gelombang stasioner. Jika diamati akan terlihat adanya simpul dan perut di antara simpul-silpul tersebut.Rumus yang digunakan untuk perhitungan atau yang berhubungan dengan percobaan melde adalah sebagai berikut : 𝑣 = √ 𝐹  𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑣 = √ 𝐹 𝑙 𝑚
  • 16. SOAL-SOAL 1. Pernyataan-pernyataan berikut benar, kecuali . . . . A. Gelombang pada tali merupakan gelombang transversal B. Gelombang stasioner memiliki amplitudo berubah-ubah berupa simpul dan perut C. Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik D. Gelombang cahaya merupakan gelombang elektromagnetik E. Bunyi dapat merambat tanpa zat perantara. 2. Seekor lumba-lumba memancarkan suatu gelombang ultrasonik dengan frekuensi 150 kHz. Laju gelombang ultrasonik tersebut di dalam air 1500 m/s, panjang gelombangnya di dalam air adalah . . . . A. 0,001 m B. 0,01 m C. 10 m D. 100 m E. 1000 m 3. Sebuah gelombang merambat pada seutas tali menuju ujung tali bebas, dengan amplitudo 20 cm, periode 0,1 s, dan panjang gelombang 120 cm. Jika panjang tali 4 meter, amplitudo gelombang stasioner pada jarak 3,80 m dari titik asal getaran adalah . . . . A. 0 cm B. 10 cm C. 20 cm D. 30 cm E. 40 cm
  • 17. 4. Jarak antara dua perut yang berdekatan pada sebuah gelombang stasioner adalah 20 cm. Jika frekuensi gelombang tersebut 800 Hz, cepat rambat gelombangnya . . . . A. 80 m/s B. 120 m/s C. 160 m/s D. 320 m/s E. 640 m/s 5. Sebuah gelombang memiliki persamaan simpangan y = 0,01 sin π (32t + 2x) serta x dan y dalam meter, dan t dalam sekon. Perhatikan pernyataan berikut ! 1. amplitudonya 1 cm 2. banyaknya gelombang tiap detiknya adalah 16. 3. panjang gelombangnya 1 meter 4. cepat rambatnya 160 cm/s Pernyataan yang benar adalah : ..... A. 1, 2 dan 3 B. 1 dan3 C. 2 dan 4 D. 4 saja E. 1, 2, 3 dan 4 6. Sebuah dawai yang kaku memiliki massa per satuan panjang 5,0 g/cm dan mendapat gaya tegangan 10 N. suatu gelombang sinusoidal merambat pada dawai dengan amplitude 0,12 mm dan frekuensi 100 Hz. Bila gelombang merambat dalam arah sumbu X positif, tulislah persamaannya. 7. Seutas kawat menghasilkan nada dasar 80 Hz. Bila kawat diperpendek 8 cm tanpa mengubah tegangan, dihasilkan frekuensi 85 Hz. Berapa frekuensi yang dihasilkan jika kawat dipendekkan 2 cm lagi? 8. Dawai gitar yang tidak dijepit dengan jari memiliki panjang 0,7 m dan dipetik hingga menghasilkan frekuensi nada dasar 330 Hz. Berapakah panjang dari ujung dawai yang harus dijepit dengan jari agar dihasilkan frekuensi nada dasar 440 Hz?
  • 18. 9. Dua pemain music sedang membandingkan clarinet yang mereka miliki. Clarinet pertama menghasilkan nada dengan frekuensi 441 Hz. Ketika dua clarinet itu dimainkan bersamaan, diperoleh 8 pelayangan setiap 2 sekon. Bila clarinet kedua menghasilkan nada lebih tinggi daripada clarinet pertama, tentukan frekuensi clarinet kedua. 10. Persamaan gelombang transversal yang merambat sepanjang tali yang sangat panjang adalah 𝑦 = 6sin(0,02𝜋𝑥 + 4𝜋𝑡) dengan y dan x dalam cm dan t dalam sekon. Tentukan: a. Amplitude gelombang b. Panjang gelombang c. Frekuensi gelombang d. Arah perambatan gelombang
  • 19. LEMBAR MINI RISET Aplikasi gelombang stasioner dan gelombang berjalan dalam kehidupan sehari-hari Nama :...................................................................................................... NIM :...................................................................................................... Prodi :...................................................................................................... *Berilah tanda ( √ ) pada kolom B jika pernyataan benar dan pada kolom S jika pernyataan salah. Kemudian tulislah alasan anda. No Pernyataan B S Alasan 1 Gelombang memindahkan materi 2 Gelombang longitudinal hanya dapat merambat dalam medium cair atau gas 3 Amplitudo gelombang stasioner berubah- ubah bergantung pada posisinya 4 Suara merambat paling cepat melalui ruang hampa atau ruang yang tidak ada udara 5 Dawai atau senar yang kedua ujungnya terikat, jika digetarkan akan membentuk gelombang stasioner 6 Cepat rambat gelombang pada dawai dapat diperbesar dengan cara mengganti dawai yang lebih pendek 7 Jika senar dikendurkan, maka suara lengkingannya akan semakin tinggi 8 Pada pipa organa, di bagian pipa tertutup tekanan udaranya lebih besar
  • 20. 9 Gelombang air laut merupakan contoh gelombang berjalan 10 Ketika mandi di laut, tubuh kita terhempas ketika diterpa gelombang laut karena terdapat energi pada gelombang laut. KUNCI JAWABAN MINI RISET 1. Salah Gelombang merupakan proses merambatnya suatu getaran yang tidak disertai dengan perpindahan medium perantaranya, tetapi hanya memindahkan energi. 2. Salah Gelombang longitudinal dapat meambat dalam medium padat, cair, maupun gas, contohnya gelombang bunyi. 3. Benar Amplitudo gelombang stasioner berubah-ubah bergantung pada posisinya 4. Salah Gelombang bunyi tidak dapat merambat dalam ruang hampa 5. Benar Dawai atau senar yang kedua ujungnya terikat, jika digetarkan akan timbul 2 gelombang dengan amplitudo dan frekuensi yang sama, namun arahnya berlawanan, sehingga membentuk gelombang stasioner 6. Salah Cepat rambat gelombang pada dawai dapat diperbesar dengan memperpanjang dawai. Sesuai dengan persamaan 𝑣 = √ 𝐹𝑙 𝑚 , cepat rambat gelombang berbanding lurus terhadap panjang tali/dawai 7. Salah Frekuensi bunyi semakin tinggi jika tegangan tali bertambah besar. Oleh karena itu, suara lengkingan akan semakin tinggi jika tali dikencangkan (tali bertambah tegang)
  • 21. 8. Benar Pada bagian pipa organa yang tertutup, terbentuk simpul gelombang. Pada saat ini amplitudo gelombang minimum dan tekanan maksimum 9. Salah Gelombang air laut merupakan gelombang stasioner karena amplitudonya berubah- ubah bergantung posisi 10. Benar Saat mandi di laut, kita akan merasa terhempas ketika diterpa gelombang karena setiap gelombang selalu membawa energy dari satu tempat ke tempat lain. Energi gelombang laut bisa bersumber dari angin.
  • 22.
  • 23. DAFTAR PUSTAKA Saripudin,Aip,dkk.2009.Praktis Belajar Fisika kelas XII Menengah Atas.Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (BSE).