Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...
Tarian daerah
1. Tarian Daerah Provinsi Bali
1. Tari Kecak
2. Tari Legong
3. Tari Barongan
4. Tari Pendet
Tarian Daerah Banten
1. Tari Prajurit
Tarian Daerah Provinsi Bengkulu
1. Tari Andun
2. Tari Bidadari Terminang Anak
3. Tari Ganau
Tarian Daerah Provinsi DI Aceh
1. Tari Saman
2. Tari Seudati
Tarian Daerah Propinsi DI Yogyakarta
1. Tari Bedaya Pangkur
2. Tari Serimpi
Tarian Daerah Gorontalo
1. Tari Dana-Dana
Tarian Daerah DKI Jakarta
1. Tari Betawi
2. Tari Yapong
Tarian Daerah Jambi
1. Tari Sekapur Sirih
2. Tari Selampir Delapan
Tarian Daerah Provinsi Jawa Barat
1. Tari Jaipong
2. Tari Topeng
Tarian Daerah Provinsi Jawa Tengah
1. Tari Bambang Cakil
2. Tari Sintren
Tarian Daerah Provinsi Jawa Timur
1. Tari Gandrung Banyuwangi
2. Tari Remo
3. Tari Reog Ponorogo
Tarian Daerah Provinsi Kalimantan Barat
1. Tari Monong
2. Tari Zapin
Tarian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
1. Tari Babujugan
2. Tari Radap Rahayu
Tarian Daerah Provinsi Kalimantan Tengah
2. 1. Tari Dadas dan Bawo
2. Tari Giring-Giring
Tarian Daerah Provinsi Kalimantan Timur
1. Tari Gong
Tarian Daerah Kepulauan Riau
1. Tari Tandak,
2. Tori Joged Lambak
Tarian Daerah Propinsi Lampung
1. Tari Bedana
2. Tari Jangget
3. Tari Malinting
Tarian Daerah Propinsi Maluku
1. Tari Cakalele
2. Tari Lenso
3. Tari Nahar Iaa
4. Tari Perang
5. Tari Tidetide
Tarian Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat
1. Tari Batu Nganga
2. Tari Mpaa Lenggogo
Tarian Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat
1. Tari Batu Nganga
2. Tari Mpaa Lenggogo
Tarian Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur
1. Tari Gareng Lameng
2. Tari Perang
Tarian Daerah Propinsi Papua
1. Tari Musyoh
2. Tari Selamat Datang
3. Tari Sojojo Papua
4. Tari Papua
5. Tari Perang
6. Tari Suanggi
Tarian Daerah Propinsi Sulawesi Selatan
1. Tari Bosara
2. Tari Kipas
3. Tari Pakarena
Tarian Daerah Propinsi Sulawesi Tengah
1. Tari patuddu
2. Tari Dero Poso
3. Tari Lumense admin
4. Tari Pamonte admin
3. 5. Tari Peule Cinde
6. Tari Torompio
Tarian Daerah Propinsi Sulawesi Tenggara
1. Tari Balumpa
2. Tari Dinggu
3. Tari Lumense
4. Tari Manguru
Tarian Daerah Propinsi Sulawesi Utara
1. Tari Katrili
2. Tari Maengket
3. Tari Polo-Palo
Tarian Daerah Propinsi Sumatra Barat
1. Tari Lilin
2. Tari Payung
3. Tari Piring
Tarian Daerah Propinsi Sumatra Selatan
1. Tari Gending Sriwijaya
2. Tari Putri Bekhusek
3. Tari Tanggai
Tarian Daerah Propinsi Sumatra Utara
1. Tari Serampang Dua Belas
2. Tari Tor Tor
SINTREN Seni Tradisional Yang Makin Langka
Diposkan oleh SUTIRMAN M PUTU SALLY di 05:35 Jumat, 16 Juli 2010
Sintren adalan kesenian tari tradisional masyarakat Jawa, khususnya di Pekalongan. Kesenian ini
terkenal di pesisir utara Jawa Tengah dan Jawa Barat, antara lain di Pemalang, Pekalongan,
4. Brebes, Banyumas, Kuningan, Cirebon, Indramayu, dan Jatibarang. Kesenian Sintren dikenal
juga dengan nama lais. Kesenian Sintren dikenal sebagai tarian dengan aroma mistis/magis yang
bersumber dari cerita cinta kasih Sulasih dengan Sulandono.
Sejarah
Kesenian Sintren berasal dari kisah Sulandono sebagai putra Ki Baurekso hasil perkawinannya
dengan Dewi Rantamsari. Raden Sulandono memadu kasih dengan Sulasih seorang putri dari
Desa Kalisalak, namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu dari Ki Baurekso,
akhirnya R. Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari. Meskipun demikian
pertemuan di antara keduanya masih terus berlangsung melalui alam gaib.
Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamsari yang memasukkan roh bidadari ke tubuh
Sulasih, pada saat itu pula R. Sulandono yang sedang bertapa dipanggil oleh roh ibunya untuk
menemui Sulasih dan terjadilah pertemuan di antara Sulasih dan R. Sulandono. Sejak saat itulah
setiap diadakan pertunjukan sintren sang penari pasti dimasuki roh bidadari oleh pawangnya,
dengan catatan bahwa hal tersebut dilakukan apabila sang penari masih dalam keadaan suci
(perawan).
Karena itulah dalam pementasan sintren penarinya selalu dimasuki roh yang dipanggil oleh
orang yang berperan sebagai pawang, dengan cara membaca mantera dan membakar kemenyan.
Adapun mantera yang dinyanyikan itu liriknya antara lain sebagai berikut :
Turun-turun sintren
Sintrene bidadari
Nemu Kembang Yun ayunan
Nemu Kembang Yun ayunan
kembange si Jaya Indra
Bidadari temurunan
Setelah roh yang dipanggil masuk, penari menjadi kaserupan dan menari dengan gerakan asal-
asalan. Ia akan terus menari dan baru akan terjatuh ketika ada penonton yang melemparkan uang
atau pakaian ke tubuhnya. Menariknya lagi, dalam pementasa sintren juga ada unsur-unsur
sulapnya, sehingga anak-anak kecil pun banyak yang menyukai, apalagi ditambah bodor atau
pelawak yang turut menyegarkan pementasan sintren ini.
Bentuk pertunjukan
Sintren diperankan seorang gadis yang masih suci, dibantu oleh pawang dengan diiringi gending
6 orang. Dalam perkembangannya tari sintren sebagai hiburan budaya, kemudian dilengkapi
dengan penari pendamping dan bodor (lawak).
Dalam permainan kesenian rakyat pun Dewi Lanjar berpengaruh antara lain dalam permainan
Sintren, si pawang (dalang) sering mengundang Roh Dewi Lanjar untuk masuk ke dalam
permainan Sintren. Bila, roh Dewi Lanjar berhasil diundang, maka penari Sintren akan terlihat
lebih cantik dan membawakan tarian lebih lincah dan mempesona.
5. menurut beberapa catatan, kesenian sintren yang berbau mistis ini konon dulunya cuma berupa
permainan di kalangan anak-anak dan istri nelayan, dan belum terbentuk sebuah kesenian,
permainan ini dimainkan sembari menanti sang suami pulang dari melaut.
Adapula pendapat lain yang mengatakan, permainan tersebut sebelumnya tidak meiliki nama,
namun karena banyak yang menggemari, permainan ini pun sering dipentaskan keliling
kampung. Pada saat itulah dalam permainan tersebut mulai disisipkan beberapa alat musik dari
yang tradisional sampai modern seperti gitar, maka saat itulah permainan ini dinamakan "
Sintren "
Sintren tergolong kesenian yang unik dan berbau mistik. Selain pemainnya harus gadis /perawan
yang masih suci belum belum tersentuh lawan jenis, dalam kesenian ini juga ada ritual yang yang
ditandai dengan bakar kemenyan, dan pembacaan mantera-mantera.
Karena keunikan itulan sintren dulu pernah menjadi kesenian yang populer di kalangan
masyarakat pantura.
Namun seiring kemajuan jaman, kesenian sintren ini nyaris tinggal kenangan. Sebagaimana
Tarling dan kesenian tradisional lainnya, karena sudah terdesak oleh kesenian modern lainnya.
Beruntung Pemerintah Kota Cirebon masih berupaya untuk mencoba menghidupkan kembali
kesenian ini seperti pada setiap perayaan hari jadi Kota Cirebon, kesenian ini sering ditampilkan,
sehingga kesenian ini dapat terjaga eksistensinya.