SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  6
Télécharger pour lire hors ligne
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol. 5 No. 2, Desember 2010


                  ISOLASI ACTINOMYCETES LAUT PENGHASIL METABOLIT
                   SEKUNDER YANG AKTIF TERHADAP SEL KANKER A549
                           Rofiq Sunaryanto*) , Bambang Marwoto*), dan Yoshihide Matsuo**)
            ABSTRAK

                 Telah dilakukan isolasi Actinomycetes laut yang mampu menghasilkan senyawa aktif
            citropeptin yang memiliki efek toksik terhadap sel kanker paru-paru A549. Isolasi dilakukan dengan
            menggunakan medium agar starch casein yang ditambah dengan cycloheximide dan nistatin
            sebagai antifungi serta rifampisin dan nalidixic acid sebagai antibakteri. Sampel sedimen laut
            diperoleh dari pelabuhan Kamaishi-shi Iwate, Jepang pada kedalaman 5 meter. Dari 71 isolat
            yang diperoleh, hanya 9 isolat menunjukkan aktivitas terhadap sel kanker A549 pada konsentrasi
            1 µg/200 µL. Hasil studi lebih lanjut menunjukkan bahwa isolat RS02-85 yang merupakan isolat
            terpilih adalah Streptomyces tsukubaensis dengan tingkat kemiripan 98%. Dari hasil identifikasi
            senyawa aktif, diduga senyawa tersebut adalah citropeptin dengan m/z (M+H)+ 1035,4 g/mol dan
            rumus molekul C 50H82N 8O 15.

            ABSTRACT:         Isolation of marine Actinomycetes producing an active secondary metabolite
                              against A549 cancer cells. By: Rofiq Sunaryanto, Bambang Marwoto and
                              Yoshihide Matsuo

                Isolation of marine Actinomycetes producing active secondary metabolite citropeptin, that is
            toxic against A549 lung cancer cells has been carried out. Isolation was carried out using starch
            casein agar medium added with cycloheximide and nystatin as antifungi, and also rifampicin and
            nalidixic acid as antibacterial. Marine sediment samples were obtained from the port of Kamaishi-
            shi Iwate, Japan at a depth of 5 meters. Seventy one isolates were obtained, but only 9 isolates
            showed activity against A549 cancer cells at concentration of 1 µg/200 µL. The further study
            showed that isolate RS02-85 was Streptomyces tsukubaensis (98% similarity). The identification
            of active compound using ESI-LCMS and 1H NMR indicated that this compound was proposed to
            be citropeptin with a molecular weight of m/z (M+H) + 1035.4 g/mol and molecular formula
            C50H 82N8O 15.

            KEYWORDS:         marine Actinomycetes, citropeptin, Streptomyces tsukubaensis


PENDAHULUAN                                                     diisolasi dari jenis Actinomycetes, kapang, dan
                                                                bakteri. Actinomycetes merupakan kelompok mikroba
   Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab                penghasil antibiotik dan antikanker terbanyak
kematian terbesar di dunia (WHO, 2004). Di Eropa                dibandingkan dengan kapang dan bakteri. Sekitar
kanker paru-paru menempati urutan pertama penyebab              70% antibiotik maupun antikanker yang telah
kematian (Boyle & Ferlay, 2004). Di Indonesia                   ditemukan dihasilkan oleh Actinomycetes. Salah satu
penyakit kanker masuk dalam 6 urutan terbesar                   genus dari kelompok Act inomycetes yai tu
penyebab kematian, dan kanker paru-paru menempati               Streptomyces, terbukti merupakan genus penghasil
urutan pertama penyebab kematian jika dibandingkan              terbanyak antibiotik maupun antikanker (Alcamo,
dengan penyakit kanker lainnya (DEPKES, 2006).                  1996). Hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan
Menurut Tjindarbumi & Mangunkusumo (2001), kasus                bahwa telah banyak senyawa aktif antikanker yang
penyakit kanker di Indonesia terus bertambah. Dari              dihasilkan dari Actinomycetes. Sebagai contoh
hasil penelitian, setiap 100.000 orang terdapat kasus           actinofuranon, antikanker kelompok poliketida yang
baru penyakit kanker sebanyak 170–190 kasus.                    dihasilkan oleh Streptomyces sp. CNQ766 (Cho et
                                                                al., 2006); arenamida, antikanker kelompok non-
   Kebutuhan antibiotik dengan efektivitas tinggi               ribosomal peptide yang dihasilkan oleh Salinispora
sebagai antibakteri, antifungal, dan antikanker baru            arenicola CNT-088 (Asolkar et al., 2009); T-Murolol,
masih sangat diperlukan. Untuk mendapatkan                      antikanker kelompok isoprenoid yang dihasilkan oleh
antikanker baru, para peneliti telah banyak melakukan           Streptomyces sp. M491 (Ding et al., 2009); dan 3,6-
berbagai cara seperti eksplorasi senyawa dari bahan             disubstituted indoles, antikanker kelompok indol yang
alam seperti mikroba, tanaman, dan hewan laut.                  dihasilkan oleh Streptomyces sp. BL-49-58-005 (Zhang
Eksplorasi senyawa aktif dari mikroba biasanya                  et al., 2003).

*)
      Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT, Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang Banten; E-mail: rofiqsn@yahoo.com
**)
      Marine Biotechnology Institute, Heita, 026 Kamaishi-shi, Iwate, Japan




                                                                                                                  111
R. Sunaryanto , B. Marwoto, dan Y. Matsuo


   Indonesi a mem punyai keragaman hayati                beberapa jenis antijamur seperti 100 mg/mL
khususnya perairan yang sangat besar, termasuk di        cycloheximide, 25 mg/mL nistatin, 100 mg/mL
dalamnya mikroba, tanaman maupun hewan. Kondisi          antibakteri nalidixic acid, dan 5 mg/mL rifampisin yang
wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan,              bertujuan untuk menekan pertumbuhan bakteri dan
maritim, dan iklim tropis yang mendukung, menjadikan     jamur kontaminan. Inkubasi dilakukan pada suhu 30oC
Indonesia kaya akan keragaman hayati. Dua pertiga        selama 21 hari.
wilayah Indonesia merupakan daerah perairan.
Menurut Kelecom (2002) biodiversitas mikroba laut           Persiapan Kultur Cair untuk Produksi
jauh lebih besar dibandingkan dengan teritorial. Hal        Senyawa Aktif
yang sama dikatakan oleh Das et al. (2006), bahwa
populasi mikroba laut sangat bervariasi. Mikroba yang       Koloni yang telah dimurnikan ditumbuhkan pada
hidup di permukaan air laut, di dasar laut dalam, batu   medium broth YEME selama 2 hari pada suhu 300 C,
karang dasar laut, dan sedimen atau batu karang          dan ditransfer ke medium fermentasi dengan
memiliki karakteristik yang bervariasi. Hal ini akan     komposisi medium bacto peptone 15 g/L, ekstrak
berpengaruh terhadap keragaman metabolit sekuder         yeast 3 g/L, Fe(III) sitrat hidrat 0,3 g/L, air demineral
yang dihasilkan. Dengan demikian peluang untuk           250 mL, dan air laut 750 mL, pH diatur pada 7,6.
mendapatkan mikroba potensial yang mampu                 Fermentasi dilakukan selama 5 hari dengan inkubasi
menghasilkan metabolit sekunder masih sangat             pada suhu 30o C. Volume kerja proses fermentasi
besar.                                                   adalah 1000 mL dalam labu 2000 mL. Volume kerja
   Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan            masal pada percobaan ini sebanyak 10 L.
senyawa aktif dari Actinomycetes laut yang memiliki         Uji Toksisitas terhadap Sel A549 (bioassay)
toksisitas terhadap sel kanker paru-paru A549 dan
mengetahui rumus molekul dan struktur molekul                Sel A549 yang merupakan sel kanker paru-paru
senyawa aktif yang dihasilkannya.                        manusia (Human Lung Cancer Cell) dikulturkan dalam
                                                         medium Dulbecco’s Modified Eagle Medium (DMEM)
BAHAN DAN METODE                                         yang mengandung 10% Fetal Bovine Serum (FBS).
                                                         Sel didistribusikan ke 96-well microplate (4.000 sel/
   Pengambilan Sampel dan Preparasinya                   200 mL/sumur) dan selanjutnya diinkubasi dalam
                                                         inkubator CO2 (5% CO2-udara, 37° C) selama 14 jam.
    Sampel berupa sedimen laut diperoleh dari
                                                         Sampel uji (dalam pelarut metanol) dengan
pelabuhan Kamaishi-shi Iwate, Jepang pada
                                                         konsentrasi 1 µg/200 µL ditambahkan ke setiap sumur,
kedalaman 5 meter. Sampel ditempatkan pada tabung
                                                         masing-masing 5 mL kecuali blanko yang hanya
falcon 15 mL, ditutup rapat, dan disimpan dalam ruang
dingin (suhu 4oC) sebelum dilakukan proses isolasi.      ditambahkan 5 mL pelarut metanol. Sel dikulturkan
                                                         selama 48 jam dalam inkubator CO2 (Freshney, 2006).
    Sebanyak 1 g padatan sampel dipisahkan air           Jumlah sel yang hidup dihitung dengan metode Alamar
lautnya dengan cara didekantir. Kemudian 4 mL air        Blue (Nasiry et al., 2007).
demineral steril ditambahkan ke dalam sampel
tersebut, diaduk selama 10 menit dan didiamkan              Semua tahapan pemisahan dan purifikasi akan
sampai suspensi mengendap. Sebanyak 1 mL cairan          dipandu dengan uji toksisitas terhadap A549 untuk
sampel diambil dan diencerkan dengan air demineral       menentukan fraksi ataupun fase mana yang memiliki
steril sebanyak 4 mL, untuk dilakukan proses             toksisitas. Fraksi aktif selanjutnya dipilih dan
praperlakuan dengan cara pemanasan. Praperlakuan         digunakan pada tahap berikutnya.
dengan cara panas dilakukan mengacu pada metode
                                                            Pemisahan dan Pemurnian Senyawa Aktif
Pisano et al. (1986) yang dimodifikasi, yaitu dengan
                                                            dari Broth Fermentasi
memanaskan 4 mL cairan sampel pada suhu 65oC
selama 60 menit.                                              Biomasa dan broth fermentasi dipisahkan dengan
    Cairan sampel yang telah mengalami praperlakuan      cara sentrifugasi pada kecepatan 14000 x g selama
selanjutnya diencerkan secara seri dari 10-1 sampai      15 menit. Sepuluh L supernatan yang berwarna coklat
dengan 10-5 menggunakan air demineral steril.            tua diekstraksi menggunakan etil asetat dengan
Selanjutnya 0,1 mL cairan sampel yang telah              perbandingan etil asetat : air (1:1). Selanjutnya fase
diencerkan disebarkan pada permukaan agar media          etil asetat dipisahkan dengan menggunakan corong
isolasi. Komposisi media agar untuk isolasi adalah       pemisah dan fase air diekstraksi kembali dengan etil
sebagai berikut: 10 g soluble starch, 2 g kasein, 4 g    asetat dengan perbandingan volume yang sama.
ekstrak yeast, dan 16 g agar dalam 1000 mL air laut.     Kedua ekstrak etil asetat digabungkan dan dipekatkan
Ke dalam medium tersebut ditambahkan juga                dalam kondisi vakum.



112
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol. 5 No. 2, Desember 2010


    Ekstrak yang sudah dipekatkan selanjutnya             Institute (MBI) Kamaishi-shi, Jepang. Analisis
difraksinasi menggunakan kolom kromatografi (f 25 x       bioinformatics pencarian kemiripan sekuen dilakukan
500 mm), dengan fase diam silika gel 60 (0,063-           dengan program BLASTN yang terdapat di NCBI (http:/
0,200mm) Merck dan fase gerak adalah campuran             /blast.ncbi.nlm.nih.gov/Blast.cgi).
metanol-kloroform, dengan elusi gradien bertahap
menggunakan 0–100% metanol/klorofom. Sebanyak             HASIL DAN BAHASAN
40 fraksi dikumpulkan dan diuji (bioassay) terhadap
sel kanker A549 untuk menentukan fraksi mana yang             Pengambilan sampel pada t ahap isol asi
memiliki toksisitas.                                      Actinomycetes dilakukan di beberapa titik di
                                                          Pelabuhan Kamaishi, Iwate, Jepang. Sampel yang
    Fraksi aktif dimurnikan kembali menggunakan
                                                          telah mengalami praperlakuan dikulturkan dalam
HPLC preparatif. HPLC preparatif dilakukan dengan
                                                          media starch casein agar dan diinkubasi sampai koloni
menggunakan HPLC Waters 2695, dengan
                                                          Actinomycetes tumbuh. Dari 20 sampel sedimen laut
Photodiode Detector Array (PDA), Waters Column
Puresil 5m C18 4,6 x 150 mm, volume injeksi 100 µL/       yang diambil diperoleh 71 isolat Actinomycetes. Dari
injeksi dengan kecepatan alir 1 mL/menit, dan tekanan     71 isolat yang diperoleh, terdapat 9 isolat memiliki
kolom 1350 psi. Konsentrasi sampel yang diinjeksikan      toksisitas kuat terhadap sel kanker A549. Adapun 9
adalah sebesar 5000 µg/mL. Semua fraksi hasil             isolat yang menunjukkan toksisitas yang kuat
pemurnian dengan HPLC preparatif dikumpulkan dan          terhadap sel kanker A549 mampu membunuh sel
diuji (bioassay) terhadap sel kanker A549. Fraksi aktif   kanker lebih dari 50%. Hasil identifikasi menggunakan
murni dikumpulkan dan ditentukan bobot dan struktur       16S rRNA dan toksisitas isolat terhadap sel kanker
molekulnya menggunakan ESI-LCMS dan 1HNMR.                A549 disajikan dalam Tabel 1.
                                                             Tabel 1 menunjukkan bahwa ada 9 isolat
   Elusidasi Struktur Kimia Senyawa Aktif                 Actinomycetes yang memiliki toksisitas tinggi (lebih
                                                          dari 50%) terhadap sel kanker A549. Isolat RS02-085
    Bobot molekul dan rumus molekul senyawa aktif         memiliki toksisitas paling tinggi yaitu sebesar 98%,
ditentukan dengan ESI-LCMS Jeol JMS-SX102A.
                                                          yang selanjutnya diikuti oleh isolat RS02-044, RS02-
Struktur molekul senyawa ditentukan dengan 1HNMR
                                                          032, RS02-019, RS02-041, RS02-012, RS02-024,
(Varian UNITY INOVA 750).
                                                          RS02-062, dan RS02-034. Isolat yang memiliki
   Analisis Sekuen Gen 16S rRNA                           toksisitas terhadap sel kanker A549 sebagian besar
                                                          berasal dari genus Streptomyces. Seperti diketahui
   Analisis sekuen gen 16S rRNA dilakukan di              bahwa Streptomyces merupakan salah satu genus
Laboratorium Teknologi Gen Marine Biotechnology           dari Actinomycetes yang paling banyak menghasilkan

Tabel 1. Isolat Actinomycetes laut yang memiliki toksisitas terhadap sel kanker A549
Table 1. Marine Actinomycetes isolate having toxicity activity against Cancer cell A549

                                                                                 Toksisitas Jumlah Sel
   Kode
          Identitas/                                                            Kanker A549 yang Mati
  Isolat/                                                           No. Akses/
           Identity             Kemiripan/Similarity                               (%)*/Toxicity The
 Isolates                                                         Access Number
             (%)                                                                Number of Dead Cancer
   Code
                                                                                    Cells A549 (%)*
RS02-085       98      Streptomyces tsuk ubaensis                  4TS2861S01S             98
RS02-062       100     Streptomycetaceae bacterium CNQ732          4TSPEMWK016                  75
RS02-044       100     Streptomyces albidoflavus (DSM 46452)      4TUGWEMR01S                   90
RS02-041       99      Streptomyces sp. BR57                       4TUXJBM401S                  85
RS02-034       99      Streptomyces sp. 1A01554                    4TV4CBR401S                  65
RS02-032       99      Micromonospora halophytica                   4TVB30P1016                 87
RS02-024       99      Streptomyces sp. CNQ-525                    4TVCW8XT01S                  76
RS02-019       99      Streptomyces sp. 3490                       4TVEUEV501N                  86
RS02-012       99      Streptomyces cinnamonensis                  4TVGUDCV01N                  85
Keterangan/Note: (*) = Konsentrasi sampel adalah sebesar 1 µg/200 µL setiap sumur/
                       Sample concentration was 1 µg/200 µL each well microplate



                                                                                                          113
R. Sunaryanto , B. Marwoto, dan Y. Matsuo


antibiotik, antikanker, maupun immunosupresan                       menunjukkan sitotoksisitas, dengan demikian
dibandingkan genus lainnya (Alcamo, 1996).                          pemurnian lebih lanjut hanya dilakukan untuk ekstrak
   Hasil identifikasi menggunakan 16S rRNA                          supernatan saja. Hasil analisis menggunakan HPLC
menunjukkan bahwa isolat RS02-085 memiliki                          (Gambar 1) menunjukkan bahwa ekstrak supernatan
kemiripan terhadap Streptomyces tsukubaensis                        memiliki beberapa puncak yang muncul pada rentang
                                                                    waktu retensi 10 sampai dengan 35 menit, yaitu 3
sebesar 98%. S. tsukubaensis dikenal mampu
                                                                    puncak besar pada waktu retensi 10, 25, dan 27
menghasilkan senyawa aktif immunosuppresan
FK506 (Tanaka et al., 1987).                                        menit, serta beberapa puncak kecil pada rentang
                                                                    waktu retensi 28 sampai dengan 35 menit. Dari hasil
    Berdasarkan hasil uji bioassay terhadap sel kanker              pemurnian menggunakan kromatografi kolom dan
A549, selanjutnya dipilih isolat yang paling kuat                   HPLC preparatif diperoleh senyawa aktif tunggal.
toksisitasnya terhadap sel kanker A549. Isolat RS02-
085 yang memiliki toksisitas paling tinggi dipilih                      Senyawa aktif ini memiliki serapan panjang
sebagai isolat untuk penelitian lebih lanjut. Hasil                 gelombang maksimum pada 240 nm seperti yang
produksi secara kultur cair isolat RS02-085                         ditunjukkan pada Gambar 2. Serapan pada panjang
menggunakan medium yeast-pepton menghasilkan                        gelombang 240 nm umumnya adalah senyawa yang
ekstrak kering sebesar 0,35 g dan ekstrak dari sel                  tidak berwarna atau berwarna putih. Hal yang sama
(biomassa) sebesar 3,15 g. Namun demikian dari                      ditunjukkan oleh senyawa aktif hasil pemurnian pada
hasil uji aktivitas, ekstrak sel (biomassa) tidak                   percobaan ini yang menunjukkan warna putih.
                        Unit Absorbancy
                        Absorbansi Unit/




                                                    Waktu (menit)/Time (minutes)

                                   Gambar 1. Kromatogram HPLC ekstrak supernatan isolat RS02-085.
                                Figure 1. HPLC chromatogram of supernatant extract of RS02-085 isolate.
 Relative Absorbancy
  Absorbansi Relatif/




                                                                                 Panjang Gelombang/Wavelength (nm)


      Gambar 2. Serapan panjang gelombang maksimum senyawa aktif yang dihasilkan oleh isolat RS02-85.
        Figure 2. Maximum wavelength absorption of the active compound produced by RS02-85 isolate.



114
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol. 5 No. 2, Desember 2010




Relative Absorbancy
 Absorbansi Relatif/
                                                                                   (M+H) +




                                                                               (M-H) -




                       Gambar 3. Spektrum LC-MS senyawa aktif yang dihasilkan oleh isolat RS02-085.
                        Figure 3. LC-MS spectrum of active compound produced by RS02-085 isolate.




                                                                                         O
                                                                          OH

                                                            HO            O


                                                       NH
                          OH
                           C3     OH                        HN        O
                                                   N
                                  N


                                           O       O O           O
                          O       NH
                                  C3

                                               O
                                                    HN

                                       N                         OH
                                 HN                          O




Gambar 4. Spektrum 1HNMR senyawa aktif yang dihasilkan oleh isolat RS02-085 dan struktur molekul senyawa
          aktif yang dihasilkan oleh isolat RS02-085.
Figure 4. 1HNMR Spectrum of active compound produced by RS02-085 isolate and molecular structure of
          active compound produced by RS02-085.

    Hasil analisis menggunakan LC-MS menunjukkan                                   dihasilkan oleh S. flavidovirens memiliki aktivitas
bahwa senyawa tersebut memiliki bobot molekul                                      antikanker terhadap sel kanker P388 murine leukemia.
1036,0 g/mol dengan rumus molekul C50H82N8O15.                                         Hasil analisis menggunakan 1HNMR menunjukkan
Spektrum LC-MS senyawa aktif yang dihasilkan oleh                                  kesamaan pola spektrum dari senyawa aktif yang
isolat RS02-085 disajikan dalam Gambar 3.                                          dihasilkan oleh isolat RS02-085 dengan citropeptin
    Hasil penelusuran referensi memberikan informasi                               yang ditemukan oleh Hayakawa et al. (1990).
bahwa senyawa ini mirip dengan citropeptin yang telah                              Spektrum 1HNMR senyawa aktif yang dihasilkan oleh
ditemukan sebelumnya oleh Hayakawa et al., 1990.                                   isolat RS02-085 dan struktur molekul senyawa aktif
Senyawa yang ditemukan oleh Hayakawa et al., 1990                                  yang dihasilkan oleh isolat RS02-085 yang diduga
dihasilkan oleh strain K3619 yang teridentifikasi                                  sebagai citropeptin disajikan dalam Gambar 4.
sebagai Streptomyces flavidovirens. Isolat K3619
diperoleh dari sampel tanah di Brazil. Konformasi                                  KESIMPULAN
struktural citropeptin yang ditemukan oleh Hayakawa
et al. (1990) diperjelas dalam Nakagawa et al. (1990).                               Telah diperoleh 9 isolat Actinomycetes laut yang
Menurut Hayakawa et al. (1990) citropeptin yang                                    memiliki toksisitas terhadap sel kanker paru-paru



                                                                                                                                  115
R. Sunaryanto , B. Marwoto, dan Y. Matsuo


A549. Isolat RS02-085 merupakan isolat yang paling                 configuration of previously reported amorphanes. J.
tinggi toksisitasnya terhadap sel kanker A549. Hasil               Nat. Prod. 72(1): 99–101.
identifikasi menggunakan 16S rRNA menunjukkan                  Freshney, R.I. 2006. Basic principles of cell culture. In
                                                                   Vunjak-Novakovic, G. and Freshney, R.I. (eds.).
bahwa isolat RS02-85 memiliki kemiripan dengan                     Culture of Cells for Tissue Engineering. John Wiley &
Streptomyces tsukubaensis 98%. Hasil studi lebih                   Sons, Inc. New York.
lanjut menunjukkan bahwa senyawa aktif yang                    Hayakawa, Y., Nakagawa, M., Toda, Y., and Seto, H. 1990.
dihasilkan oleh isolat RS02-085 diduga adalah                      A new depsipeptide antibiotic, citropeptin. Agric. Biol.
citropeptin dengan rumus molekul C50H82N8O15, bobot                Chem. 54(4): 1007–1011.
molekul sebesar 1036,0 g/mol, dengan serapan                   Kelecom, A. 2002. Secondary metabolites from marine
panjang gelombang maksimum sebesar 240 nm.                         microorganisms. An. Acad. Bras. Cienc. 74(1): 151–
                                                                   170.
                                                               Nakagawa, M., Hayakawa, Y., Furihata, K., and Seto, H.
DAFTAR PUSTAKA                                                     1990. Structural studies on new depsipeptide
                                                                   antibiotics, variapeptin and citropeptin. J. Antibiot. 43:
Alcamo, E. 1996. Fundamental of Microbiology. 4 th ed              477–484.
   Addison W esley Longman, Inc. California
                                                               Nasiry, S.A., Geusens, N., Hanssens, M., Luyten., and
Asolkar, R.N., Freel, K.C., Jensen, P.R., Fenical, W.,             Pijnenborg, R. 2007. The use of Alamar Blue assay
   Kondratyuk, T.P., Park, E.J., and Pezzuto, J.M. 2009.           for quantitative analysis of viability, migration and
   Arenamides A-C, cytotoxic NFkappaB inhibitors from              invasion of choriocarcinoma cells. Hum. Reprod. 10:
   the marine actinomycete Salinispora arenicola. J.               1–6.
   Nat. Prod. 72(3): 396–402.                                  Pisano, M.A., Michael, J.S., and Madelyn, M.L. 1986.
Boyle, P. and Ferlay, J. 2004. Cancer incidence and                Application of pretreatments for the isolation of
   mortality in Europe. Ann. Oncol. 16(3): 481–488.                bioactive Actinomycetes from marine sediments.
Cho, J.Y., Kwon, H.C., W illiams, P.G., Kauffman, C.A.,            Appl. Microbiol. Biotechnol. 25: 285–288.
   Jensen, P.R., and Fenical, W. 2006. Actinofuranones         Tanaka, H., Kuroda, A., Marusawa, H., Hatanaka, H., Kino,
   A and B, polyketides from a marine-derived bacterium            T., Goto, T., Hashimoto, M., and Taga, T. 1987.
   related to the genus Streptomyces (actinomycetales).            Structure of FK506, a novel immunosuppressant
   J. Nat. Prod. 69(3): 425–428.                                   isolated from Streptomyces. J. Am. Chem. Soc. 109:
                                                                   5031–5003.
Das, S., Lyla, P.S., and Khan, S.A. 2006. Marine microbial
                                                               Tjindarbumi, D. and Mangunkusumo, R. 2001. Cancer
   diversity and ecology: importance and future
                                                                   in Indonesia, Present and Future. Jpn. J. Clin. Oncol.
   perspective. Curr. Sci. 90(10):1325–1335                        32: (supplement 1) s17–s21.
DEPKES. 2006. http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/          W HO, 2004. Cancer. http://www.who.int/mediacentre/
   kliping/kankerparu010306.htm. Diakses pada                      factsheets/fs297/en/. Diakses pada tanggal 3
   tanggal 3 November 2010.                                        November 2010
Ding, L., Pfoh, R., Rühl, S., Qin, S., and Laatsch, H. 2009.   Zhang, Q., Schrader, K.K., ElSohly, H.N., and Takamatsu,
   T-muurolol sesquiterpenes from the marine                       S. 2003. New cell-cell adhesion inhibitors from
   Streptomyces sp. M491 and revision of the                       Streptomyces sp. UMA-044. J. Antibiot. 56: 673–681.




116

Contenu connexe

Tendances

Analisis mikroorganisme pembuat bioetanol
Analisis mikroorganisme pembuat bioetanolAnalisis mikroorganisme pembuat bioetanol
Analisis mikroorganisme pembuat bioetanolAhmad Jihad Almuhdhor
 
Andrew hidayat 200428-none
 Andrew hidayat   200428-none Andrew hidayat   200428-none
Andrew hidayat 200428-noneAndrew Hidayat
 
download-fullpapers-phe771413a53full
download-fullpapers-phe771413a53fulldownload-fullpapers-phe771413a53full
download-fullpapers-phe771413a53fullFaruk Alrosyidi
 
Review Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi GasReview Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi GasSalsabila Azzahra
 
Archeabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan BakteriArcheabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan Bakterinadsca
 
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba TropisLaporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropisguestbbed0b
 
TOXIN OF CYANOBACTER (Fresh Water)
TOXIN OF CYANOBACTER (Fresh Water)TOXIN OF CYANOBACTER (Fresh Water)
TOXIN OF CYANOBACTER (Fresh Water)Nur Sa'di
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasiSyahrir Ghibran
 
INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...
INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...
INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...Devi Ningsih
 
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....Repository Ipb
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
Kemampuan degradasi fenol oleh isolat bakteri dari tanah
Kemampuan degradasi fenol oleh isolat bakteri dari tanahKemampuan degradasi fenol oleh isolat bakteri dari tanah
Kemampuan degradasi fenol oleh isolat bakteri dari tanahLuph PaLuphy
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti MikrobaRukmana Suharta
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...Repository Ipb
 
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi -  Sanitasi LingkunganLaporan Mikrobiologi -  Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi LingkunganRukmana Suharta
 

Tendances (20)

Analisis mikroorganisme pembuat bioetanol
Analisis mikroorganisme pembuat bioetanolAnalisis mikroorganisme pembuat bioetanol
Analisis mikroorganisme pembuat bioetanol
 
Andrew hidayat 200428-none
 Andrew hidayat   200428-none Andrew hidayat   200428-none
Andrew hidayat 200428-none
 
download-fullpapers-phe771413a53full
download-fullpapers-phe771413a53fulldownload-fullpapers-phe771413a53full
download-fullpapers-phe771413a53full
 
Review Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi GasReview Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi Gas
 
Archeabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan BakteriArcheabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan Bakteri
 
Mikro laporan
Mikro laporanMikro laporan
Mikro laporan
 
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba TropisLaporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
 
Zaki ppt,
Zaki ppt,Zaki ppt,
Zaki ppt,
 
TOXIN OF CYANOBACTER (Fresh Water)
TOXIN OF CYANOBACTER (Fresh Water)TOXIN OF CYANOBACTER (Fresh Water)
TOXIN OF CYANOBACTER (Fresh Water)
 
Makalah I
Makalah  IMakalah  I
Makalah I
 
4. sesi pangan
4. sesi pangan4. sesi pangan
4. sesi pangan
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi
 
INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...
INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...
INDUKSI POLIPLOIDI DENGAN PEMBERIAN KOLKHISIN PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatie...
 
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....
DAYA INHIBISI EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcrocarpa (Scheff....
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Kemampuan degradasi fenol oleh isolat bakteri dari tanah
Kemampuan degradasi fenol oleh isolat bakteri dari tanahKemampuan degradasi fenol oleh isolat bakteri dari tanah
Kemampuan degradasi fenol oleh isolat bakteri dari tanah
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEREDUKSI SULFAT PADA AREA PERTAMBANGAN BATU...
 
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi -  Sanitasi LingkunganLaporan Mikrobiologi -  Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
 
Jurnal agrobacterium
Jurnal agrobacteriumJurnal agrobacterium
Jurnal agrobacterium
 

En vedette

1630 mark mcconnel
1630 mark mcconnel1630 mark mcconnel
1630 mark mcconnelSymposium
 
Biocombustíveis
BiocombustíveisBiocombustíveis
BiocombustíveisRafael
 
Estudo: O poder do botão Curtir
Estudo: O poder do botão CurtirEstudo: O poder do botão Curtir
Estudo: O poder do botão CurtirBruno de Souza
 
Doa masuk tandas (hafazan)
Doa masuk tandas (hafazan)Doa masuk tandas (hafazan)
Doa masuk tandas (hafazan)zehraginis
 
Freek Bomhof (TNO) - Big Data en kansen in de zorg
Freek Bomhof (TNO) - Big Data en kansen in de zorgFreek Bomhof (TNO) - Big Data en kansen in de zorg
Freek Bomhof (TNO) - Big Data en kansen in de zorgAlmereDataCapital
 

En vedette (7)

1630 mark mcconnel
1630 mark mcconnel1630 mark mcconnel
1630 mark mcconnel
 
Biocombustíveis
BiocombustíveisBiocombustíveis
Biocombustíveis
 
Estudo: O poder do botão Curtir
Estudo: O poder do botão CurtirEstudo: O poder do botão Curtir
Estudo: O poder do botão Curtir
 
Doa masuk tandas (hafazan)
Doa masuk tandas (hafazan)Doa masuk tandas (hafazan)
Doa masuk tandas (hafazan)
 
фото
фотофото
фото
 
для видеоролика
для видеороликадля видеоролика
для видеоролика
 
Freek Bomhof (TNO) - Big Data en kansen in de zorg
Freek Bomhof (TNO) - Big Data en kansen in de zorgFreek Bomhof (TNO) - Big Data en kansen in de zorg
Freek Bomhof (TNO) - Big Data en kansen in de zorg
 

Similaire à 3 rofiq1

Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)Rista Siti Mawarni
 
SISTEM INTEGUMENT SERANGGA
SISTEM INTEGUMENT SERANGGASISTEM INTEGUMENT SERANGGA
SISTEM INTEGUMENT SERANGGAJosua Sitorus
 
Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...
Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...
Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...Dede Safitri
 
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekotonMt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekotonMarkus T Lasut
 
jm_pharmacon,+42.+Cicilia+Kosasi+(351-359).pdf
jm_pharmacon,+42.+Cicilia+Kosasi+(351-359).pdfjm_pharmacon,+42.+Cicilia+Kosasi+(351-359).pdf
jm_pharmacon,+42.+Cicilia+Kosasi+(351-359).pdfYuliWulanSari5
 
Metabolit sekunder hewan laut.
Metabolit sekunder hewan laut.Metabolit sekunder hewan laut.
Metabolit sekunder hewan laut.awarisusanti
 
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...rikitristanto
 
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)Repository Ipb
 
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pareIsolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah parePuspita Eka Rohmah
 
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...Repository Ipb
 
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWAEKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWARepository Ipb
 
Review_Jurnal_Mikrobiologi_Industri.docx
Review_Jurnal_Mikrobiologi_Industri.docxReview_Jurnal_Mikrobiologi_Industri.docx
Review_Jurnal_Mikrobiologi_Industri.docxAgathaHaselvin
 
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...Repository Ipb
 
Kajian awal potensi ekstrak spons sebagai antioksidan
Kajian awal potensi ekstrak spons sebagai antioksidanKajian awal potensi ekstrak spons sebagai antioksidan
Kajian awal potensi ekstrak spons sebagai antioksidanKamal Ghazali II
 
Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027dwifitriyani7
 

Similaire à 3 rofiq1 (20)

Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
 
SISTEM INTEGUMENT SERANGGA
SISTEM INTEGUMENT SERANGGASISTEM INTEGUMENT SERANGGA
SISTEM INTEGUMENT SERANGGA
 
380 855-1-sm
380 855-1-sm380 855-1-sm
380 855-1-sm
 
Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...
Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...
Produksi enzim lignosellulosa menggunakan biofil aspergillus niger diberbagai...
 
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekotonMt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
 
jm_pharmacon,+42.+Cicilia+Kosasi+(351-359).pdf
jm_pharmacon,+42.+Cicilia+Kosasi+(351-359).pdfjm_pharmacon,+42.+Cicilia+Kosasi+(351-359).pdf
jm_pharmacon,+42.+Cicilia+Kosasi+(351-359).pdf
 
11 morfologi
11 morfologi11 morfologi
11 morfologi
 
Metabolit sekunder hewan laut.
Metabolit sekunder hewan laut.Metabolit sekunder hewan laut.
Metabolit sekunder hewan laut.
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnal
 
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...
 
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)
 
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pareIsolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
 
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...
 
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWAEKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
 
Bofar ppt 1
Bofar ppt 1Bofar ppt 1
Bofar ppt 1
 
Review_Jurnal_Mikrobiologi_Industri.docx
Review_Jurnal_Mikrobiologi_Industri.docxReview_Jurnal_Mikrobiologi_Industri.docx
Review_Jurnal_Mikrobiologi_Industri.docx
 
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
 
Kajian awal potensi ekstrak spons sebagai antioksidan
Kajian awal potensi ekstrak spons sebagai antioksidanKajian awal potensi ekstrak spons sebagai antioksidan
Kajian awal potensi ekstrak spons sebagai antioksidan
 
Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027
 
Identifikasi bakteri patogen
Identifikasi bakteri patogenIdentifikasi bakteri patogen
Identifikasi bakteri patogen
 

Dernier

obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 

Dernier (17)

obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 

3 rofiq1

  • 1. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol. 5 No. 2, Desember 2010 ISOLASI ACTINOMYCETES LAUT PENGHASIL METABOLIT SEKUNDER YANG AKTIF TERHADAP SEL KANKER A549 Rofiq Sunaryanto*) , Bambang Marwoto*), dan Yoshihide Matsuo**) ABSTRAK Telah dilakukan isolasi Actinomycetes laut yang mampu menghasilkan senyawa aktif citropeptin yang memiliki efek toksik terhadap sel kanker paru-paru A549. Isolasi dilakukan dengan menggunakan medium agar starch casein yang ditambah dengan cycloheximide dan nistatin sebagai antifungi serta rifampisin dan nalidixic acid sebagai antibakteri. Sampel sedimen laut diperoleh dari pelabuhan Kamaishi-shi Iwate, Jepang pada kedalaman 5 meter. Dari 71 isolat yang diperoleh, hanya 9 isolat menunjukkan aktivitas terhadap sel kanker A549 pada konsentrasi 1 µg/200 µL. Hasil studi lebih lanjut menunjukkan bahwa isolat RS02-85 yang merupakan isolat terpilih adalah Streptomyces tsukubaensis dengan tingkat kemiripan 98%. Dari hasil identifikasi senyawa aktif, diduga senyawa tersebut adalah citropeptin dengan m/z (M+H)+ 1035,4 g/mol dan rumus molekul C 50H82N 8O 15. ABSTRACT: Isolation of marine Actinomycetes producing an active secondary metabolite against A549 cancer cells. By: Rofiq Sunaryanto, Bambang Marwoto and Yoshihide Matsuo Isolation of marine Actinomycetes producing active secondary metabolite citropeptin, that is toxic against A549 lung cancer cells has been carried out. Isolation was carried out using starch casein agar medium added with cycloheximide and nystatin as antifungi, and also rifampicin and nalidixic acid as antibacterial. Marine sediment samples were obtained from the port of Kamaishi- shi Iwate, Japan at a depth of 5 meters. Seventy one isolates were obtained, but only 9 isolates showed activity against A549 cancer cells at concentration of 1 µg/200 µL. The further study showed that isolate RS02-85 was Streptomyces tsukubaensis (98% similarity). The identification of active compound using ESI-LCMS and 1H NMR indicated that this compound was proposed to be citropeptin with a molecular weight of m/z (M+H) + 1035.4 g/mol and molecular formula C50H 82N8O 15. KEYWORDS: marine Actinomycetes, citropeptin, Streptomyces tsukubaensis PENDAHULUAN diisolasi dari jenis Actinomycetes, kapang, dan bakteri. Actinomycetes merupakan kelompok mikroba Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab penghasil antibiotik dan antikanker terbanyak kematian terbesar di dunia (WHO, 2004). Di Eropa dibandingkan dengan kapang dan bakteri. Sekitar kanker paru-paru menempati urutan pertama penyebab 70% antibiotik maupun antikanker yang telah kematian (Boyle & Ferlay, 2004). Di Indonesia ditemukan dihasilkan oleh Actinomycetes. Salah satu penyakit kanker masuk dalam 6 urutan terbesar genus dari kelompok Act inomycetes yai tu penyebab kematian, dan kanker paru-paru menempati Streptomyces, terbukti merupakan genus penghasil urutan pertama penyebab kematian jika dibandingkan terbanyak antibiotik maupun antikanker (Alcamo, dengan penyakit kanker lainnya (DEPKES, 2006). 1996). Hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan Menurut Tjindarbumi & Mangunkusumo (2001), kasus bahwa telah banyak senyawa aktif antikanker yang penyakit kanker di Indonesia terus bertambah. Dari dihasilkan dari Actinomycetes. Sebagai contoh hasil penelitian, setiap 100.000 orang terdapat kasus actinofuranon, antikanker kelompok poliketida yang baru penyakit kanker sebanyak 170–190 kasus. dihasilkan oleh Streptomyces sp. CNQ766 (Cho et al., 2006); arenamida, antikanker kelompok non- Kebutuhan antibiotik dengan efektivitas tinggi ribosomal peptide yang dihasilkan oleh Salinispora sebagai antibakteri, antifungal, dan antikanker baru arenicola CNT-088 (Asolkar et al., 2009); T-Murolol, masih sangat diperlukan. Untuk mendapatkan antikanker kelompok isoprenoid yang dihasilkan oleh antikanker baru, para peneliti telah banyak melakukan Streptomyces sp. M491 (Ding et al., 2009); dan 3,6- berbagai cara seperti eksplorasi senyawa dari bahan disubstituted indoles, antikanker kelompok indol yang alam seperti mikroba, tanaman, dan hewan laut. dihasilkan oleh Streptomyces sp. BL-49-58-005 (Zhang Eksplorasi senyawa aktif dari mikroba biasanya et al., 2003). *) Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT, Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang Banten; E-mail: rofiqsn@yahoo.com **) Marine Biotechnology Institute, Heita, 026 Kamaishi-shi, Iwate, Japan 111
  • 2. R. Sunaryanto , B. Marwoto, dan Y. Matsuo Indonesi a mem punyai keragaman hayati beberapa jenis antijamur seperti 100 mg/mL khususnya perairan yang sangat besar, termasuk di cycloheximide, 25 mg/mL nistatin, 100 mg/mL dalamnya mikroba, tanaman maupun hewan. Kondisi antibakteri nalidixic acid, dan 5 mg/mL rifampisin yang wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan, bertujuan untuk menekan pertumbuhan bakteri dan maritim, dan iklim tropis yang mendukung, menjadikan jamur kontaminan. Inkubasi dilakukan pada suhu 30oC Indonesia kaya akan keragaman hayati. Dua pertiga selama 21 hari. wilayah Indonesia merupakan daerah perairan. Menurut Kelecom (2002) biodiversitas mikroba laut Persiapan Kultur Cair untuk Produksi jauh lebih besar dibandingkan dengan teritorial. Hal Senyawa Aktif yang sama dikatakan oleh Das et al. (2006), bahwa populasi mikroba laut sangat bervariasi. Mikroba yang Koloni yang telah dimurnikan ditumbuhkan pada hidup di permukaan air laut, di dasar laut dalam, batu medium broth YEME selama 2 hari pada suhu 300 C, karang dasar laut, dan sedimen atau batu karang dan ditransfer ke medium fermentasi dengan memiliki karakteristik yang bervariasi. Hal ini akan komposisi medium bacto peptone 15 g/L, ekstrak berpengaruh terhadap keragaman metabolit sekuder yeast 3 g/L, Fe(III) sitrat hidrat 0,3 g/L, air demineral yang dihasilkan. Dengan demikian peluang untuk 250 mL, dan air laut 750 mL, pH diatur pada 7,6. mendapatkan mikroba potensial yang mampu Fermentasi dilakukan selama 5 hari dengan inkubasi menghasilkan metabolit sekunder masih sangat pada suhu 30o C. Volume kerja proses fermentasi besar. adalah 1000 mL dalam labu 2000 mL. Volume kerja Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan masal pada percobaan ini sebanyak 10 L. senyawa aktif dari Actinomycetes laut yang memiliki Uji Toksisitas terhadap Sel A549 (bioassay) toksisitas terhadap sel kanker paru-paru A549 dan mengetahui rumus molekul dan struktur molekul Sel A549 yang merupakan sel kanker paru-paru senyawa aktif yang dihasilkannya. manusia (Human Lung Cancer Cell) dikulturkan dalam medium Dulbecco’s Modified Eagle Medium (DMEM) BAHAN DAN METODE yang mengandung 10% Fetal Bovine Serum (FBS). Sel didistribusikan ke 96-well microplate (4.000 sel/ Pengambilan Sampel dan Preparasinya 200 mL/sumur) dan selanjutnya diinkubasi dalam inkubator CO2 (5% CO2-udara, 37° C) selama 14 jam. Sampel berupa sedimen laut diperoleh dari Sampel uji (dalam pelarut metanol) dengan pelabuhan Kamaishi-shi Iwate, Jepang pada konsentrasi 1 µg/200 µL ditambahkan ke setiap sumur, kedalaman 5 meter. Sampel ditempatkan pada tabung masing-masing 5 mL kecuali blanko yang hanya falcon 15 mL, ditutup rapat, dan disimpan dalam ruang dingin (suhu 4oC) sebelum dilakukan proses isolasi. ditambahkan 5 mL pelarut metanol. Sel dikulturkan selama 48 jam dalam inkubator CO2 (Freshney, 2006). Sebanyak 1 g padatan sampel dipisahkan air Jumlah sel yang hidup dihitung dengan metode Alamar lautnya dengan cara didekantir. Kemudian 4 mL air Blue (Nasiry et al., 2007). demineral steril ditambahkan ke dalam sampel tersebut, diaduk selama 10 menit dan didiamkan Semua tahapan pemisahan dan purifikasi akan sampai suspensi mengendap. Sebanyak 1 mL cairan dipandu dengan uji toksisitas terhadap A549 untuk sampel diambil dan diencerkan dengan air demineral menentukan fraksi ataupun fase mana yang memiliki steril sebanyak 4 mL, untuk dilakukan proses toksisitas. Fraksi aktif selanjutnya dipilih dan praperlakuan dengan cara pemanasan. Praperlakuan digunakan pada tahap berikutnya. dengan cara panas dilakukan mengacu pada metode Pemisahan dan Pemurnian Senyawa Aktif Pisano et al. (1986) yang dimodifikasi, yaitu dengan dari Broth Fermentasi memanaskan 4 mL cairan sampel pada suhu 65oC selama 60 menit. Biomasa dan broth fermentasi dipisahkan dengan Cairan sampel yang telah mengalami praperlakuan cara sentrifugasi pada kecepatan 14000 x g selama selanjutnya diencerkan secara seri dari 10-1 sampai 15 menit. Sepuluh L supernatan yang berwarna coklat dengan 10-5 menggunakan air demineral steril. tua diekstraksi menggunakan etil asetat dengan Selanjutnya 0,1 mL cairan sampel yang telah perbandingan etil asetat : air (1:1). Selanjutnya fase diencerkan disebarkan pada permukaan agar media etil asetat dipisahkan dengan menggunakan corong isolasi. Komposisi media agar untuk isolasi adalah pemisah dan fase air diekstraksi kembali dengan etil sebagai berikut: 10 g soluble starch, 2 g kasein, 4 g asetat dengan perbandingan volume yang sama. ekstrak yeast, dan 16 g agar dalam 1000 mL air laut. Kedua ekstrak etil asetat digabungkan dan dipekatkan Ke dalam medium tersebut ditambahkan juga dalam kondisi vakum. 112
  • 3. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol. 5 No. 2, Desember 2010 Ekstrak yang sudah dipekatkan selanjutnya Institute (MBI) Kamaishi-shi, Jepang. Analisis difraksinasi menggunakan kolom kromatografi (f 25 x bioinformatics pencarian kemiripan sekuen dilakukan 500 mm), dengan fase diam silika gel 60 (0,063- dengan program BLASTN yang terdapat di NCBI (http:/ 0,200mm) Merck dan fase gerak adalah campuran /blast.ncbi.nlm.nih.gov/Blast.cgi). metanol-kloroform, dengan elusi gradien bertahap menggunakan 0–100% metanol/klorofom. Sebanyak HASIL DAN BAHASAN 40 fraksi dikumpulkan dan diuji (bioassay) terhadap sel kanker A549 untuk menentukan fraksi mana yang Pengambilan sampel pada t ahap isol asi memiliki toksisitas. Actinomycetes dilakukan di beberapa titik di Pelabuhan Kamaishi, Iwate, Jepang. Sampel yang Fraksi aktif dimurnikan kembali menggunakan telah mengalami praperlakuan dikulturkan dalam HPLC preparatif. HPLC preparatif dilakukan dengan media starch casein agar dan diinkubasi sampai koloni menggunakan HPLC Waters 2695, dengan Actinomycetes tumbuh. Dari 20 sampel sedimen laut Photodiode Detector Array (PDA), Waters Column Puresil 5m C18 4,6 x 150 mm, volume injeksi 100 µL/ yang diambil diperoleh 71 isolat Actinomycetes. Dari injeksi dengan kecepatan alir 1 mL/menit, dan tekanan 71 isolat yang diperoleh, terdapat 9 isolat memiliki kolom 1350 psi. Konsentrasi sampel yang diinjeksikan toksisitas kuat terhadap sel kanker A549. Adapun 9 adalah sebesar 5000 µg/mL. Semua fraksi hasil isolat yang menunjukkan toksisitas yang kuat pemurnian dengan HPLC preparatif dikumpulkan dan terhadap sel kanker A549 mampu membunuh sel diuji (bioassay) terhadap sel kanker A549. Fraksi aktif kanker lebih dari 50%. Hasil identifikasi menggunakan murni dikumpulkan dan ditentukan bobot dan struktur 16S rRNA dan toksisitas isolat terhadap sel kanker molekulnya menggunakan ESI-LCMS dan 1HNMR. A549 disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa ada 9 isolat Elusidasi Struktur Kimia Senyawa Aktif Actinomycetes yang memiliki toksisitas tinggi (lebih dari 50%) terhadap sel kanker A549. Isolat RS02-085 Bobot molekul dan rumus molekul senyawa aktif memiliki toksisitas paling tinggi yaitu sebesar 98%, ditentukan dengan ESI-LCMS Jeol JMS-SX102A. yang selanjutnya diikuti oleh isolat RS02-044, RS02- Struktur molekul senyawa ditentukan dengan 1HNMR 032, RS02-019, RS02-041, RS02-012, RS02-024, (Varian UNITY INOVA 750). RS02-062, dan RS02-034. Isolat yang memiliki Analisis Sekuen Gen 16S rRNA toksisitas terhadap sel kanker A549 sebagian besar berasal dari genus Streptomyces. Seperti diketahui Analisis sekuen gen 16S rRNA dilakukan di bahwa Streptomyces merupakan salah satu genus Laboratorium Teknologi Gen Marine Biotechnology dari Actinomycetes yang paling banyak menghasilkan Tabel 1. Isolat Actinomycetes laut yang memiliki toksisitas terhadap sel kanker A549 Table 1. Marine Actinomycetes isolate having toxicity activity against Cancer cell A549 Toksisitas Jumlah Sel Kode Identitas/ Kanker A549 yang Mati Isolat/ No. Akses/ Identity Kemiripan/Similarity (%)*/Toxicity The Isolates Access Number (%) Number of Dead Cancer Code Cells A549 (%)* RS02-085 98 Streptomyces tsuk ubaensis 4TS2861S01S 98 RS02-062 100 Streptomycetaceae bacterium CNQ732 4TSPEMWK016 75 RS02-044 100 Streptomyces albidoflavus (DSM 46452) 4TUGWEMR01S 90 RS02-041 99 Streptomyces sp. BR57 4TUXJBM401S 85 RS02-034 99 Streptomyces sp. 1A01554 4TV4CBR401S 65 RS02-032 99 Micromonospora halophytica 4TVB30P1016 87 RS02-024 99 Streptomyces sp. CNQ-525 4TVCW8XT01S 76 RS02-019 99 Streptomyces sp. 3490 4TVEUEV501N 86 RS02-012 99 Streptomyces cinnamonensis 4TVGUDCV01N 85 Keterangan/Note: (*) = Konsentrasi sampel adalah sebesar 1 µg/200 µL setiap sumur/ Sample concentration was 1 µg/200 µL each well microplate 113
  • 4. R. Sunaryanto , B. Marwoto, dan Y. Matsuo antibiotik, antikanker, maupun immunosupresan menunjukkan sitotoksisitas, dengan demikian dibandingkan genus lainnya (Alcamo, 1996). pemurnian lebih lanjut hanya dilakukan untuk ekstrak Hasil identifikasi menggunakan 16S rRNA supernatan saja. Hasil analisis menggunakan HPLC menunjukkan bahwa isolat RS02-085 memiliki (Gambar 1) menunjukkan bahwa ekstrak supernatan kemiripan terhadap Streptomyces tsukubaensis memiliki beberapa puncak yang muncul pada rentang waktu retensi 10 sampai dengan 35 menit, yaitu 3 sebesar 98%. S. tsukubaensis dikenal mampu puncak besar pada waktu retensi 10, 25, dan 27 menghasilkan senyawa aktif immunosuppresan FK506 (Tanaka et al., 1987). menit, serta beberapa puncak kecil pada rentang waktu retensi 28 sampai dengan 35 menit. Dari hasil Berdasarkan hasil uji bioassay terhadap sel kanker pemurnian menggunakan kromatografi kolom dan A549, selanjutnya dipilih isolat yang paling kuat HPLC preparatif diperoleh senyawa aktif tunggal. toksisitasnya terhadap sel kanker A549. Isolat RS02- 085 yang memiliki toksisitas paling tinggi dipilih Senyawa aktif ini memiliki serapan panjang sebagai isolat untuk penelitian lebih lanjut. Hasil gelombang maksimum pada 240 nm seperti yang produksi secara kultur cair isolat RS02-085 ditunjukkan pada Gambar 2. Serapan pada panjang menggunakan medium yeast-pepton menghasilkan gelombang 240 nm umumnya adalah senyawa yang ekstrak kering sebesar 0,35 g dan ekstrak dari sel tidak berwarna atau berwarna putih. Hal yang sama (biomassa) sebesar 3,15 g. Namun demikian dari ditunjukkan oleh senyawa aktif hasil pemurnian pada hasil uji aktivitas, ekstrak sel (biomassa) tidak percobaan ini yang menunjukkan warna putih. Unit Absorbancy Absorbansi Unit/ Waktu (menit)/Time (minutes) Gambar 1. Kromatogram HPLC ekstrak supernatan isolat RS02-085. Figure 1. HPLC chromatogram of supernatant extract of RS02-085 isolate. Relative Absorbancy Absorbansi Relatif/ Panjang Gelombang/Wavelength (nm) Gambar 2. Serapan panjang gelombang maksimum senyawa aktif yang dihasilkan oleh isolat RS02-85. Figure 2. Maximum wavelength absorption of the active compound produced by RS02-85 isolate. 114
  • 5. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol. 5 No. 2, Desember 2010 Relative Absorbancy Absorbansi Relatif/ (M+H) + (M-H) - Gambar 3. Spektrum LC-MS senyawa aktif yang dihasilkan oleh isolat RS02-085. Figure 3. LC-MS spectrum of active compound produced by RS02-085 isolate. O OH HO O NH OH C3 OH HN O N N O O O O O NH C3 O HN N OH HN O Gambar 4. Spektrum 1HNMR senyawa aktif yang dihasilkan oleh isolat RS02-085 dan struktur molekul senyawa aktif yang dihasilkan oleh isolat RS02-085. Figure 4. 1HNMR Spectrum of active compound produced by RS02-085 isolate and molecular structure of active compound produced by RS02-085. Hasil analisis menggunakan LC-MS menunjukkan dihasilkan oleh S. flavidovirens memiliki aktivitas bahwa senyawa tersebut memiliki bobot molekul antikanker terhadap sel kanker P388 murine leukemia. 1036,0 g/mol dengan rumus molekul C50H82N8O15. Hasil analisis menggunakan 1HNMR menunjukkan Spektrum LC-MS senyawa aktif yang dihasilkan oleh kesamaan pola spektrum dari senyawa aktif yang isolat RS02-085 disajikan dalam Gambar 3. dihasilkan oleh isolat RS02-085 dengan citropeptin Hasil penelusuran referensi memberikan informasi yang ditemukan oleh Hayakawa et al. (1990). bahwa senyawa ini mirip dengan citropeptin yang telah Spektrum 1HNMR senyawa aktif yang dihasilkan oleh ditemukan sebelumnya oleh Hayakawa et al., 1990. isolat RS02-085 dan struktur molekul senyawa aktif Senyawa yang ditemukan oleh Hayakawa et al., 1990 yang dihasilkan oleh isolat RS02-085 yang diduga dihasilkan oleh strain K3619 yang teridentifikasi sebagai citropeptin disajikan dalam Gambar 4. sebagai Streptomyces flavidovirens. Isolat K3619 diperoleh dari sampel tanah di Brazil. Konformasi KESIMPULAN struktural citropeptin yang ditemukan oleh Hayakawa et al. (1990) diperjelas dalam Nakagawa et al. (1990). Telah diperoleh 9 isolat Actinomycetes laut yang Menurut Hayakawa et al. (1990) citropeptin yang memiliki toksisitas terhadap sel kanker paru-paru 115
  • 6. R. Sunaryanto , B. Marwoto, dan Y. Matsuo A549. Isolat RS02-085 merupakan isolat yang paling configuration of previously reported amorphanes. J. tinggi toksisitasnya terhadap sel kanker A549. Hasil Nat. Prod. 72(1): 99–101. identifikasi menggunakan 16S rRNA menunjukkan Freshney, R.I. 2006. Basic principles of cell culture. In Vunjak-Novakovic, G. and Freshney, R.I. (eds.). bahwa isolat RS02-85 memiliki kemiripan dengan Culture of Cells for Tissue Engineering. John Wiley & Streptomyces tsukubaensis 98%. Hasil studi lebih Sons, Inc. New York. lanjut menunjukkan bahwa senyawa aktif yang Hayakawa, Y., Nakagawa, M., Toda, Y., and Seto, H. 1990. dihasilkan oleh isolat RS02-085 diduga adalah A new depsipeptide antibiotic, citropeptin. Agric. Biol. citropeptin dengan rumus molekul C50H82N8O15, bobot Chem. 54(4): 1007–1011. molekul sebesar 1036,0 g/mol, dengan serapan Kelecom, A. 2002. Secondary metabolites from marine panjang gelombang maksimum sebesar 240 nm. microorganisms. An. Acad. Bras. Cienc. 74(1): 151– 170. Nakagawa, M., Hayakawa, Y., Furihata, K., and Seto, H. DAFTAR PUSTAKA 1990. Structural studies on new depsipeptide antibiotics, variapeptin and citropeptin. J. Antibiot. 43: Alcamo, E. 1996. Fundamental of Microbiology. 4 th ed 477–484. Addison W esley Longman, Inc. California Nasiry, S.A., Geusens, N., Hanssens, M., Luyten., and Asolkar, R.N., Freel, K.C., Jensen, P.R., Fenical, W., Pijnenborg, R. 2007. The use of Alamar Blue assay Kondratyuk, T.P., Park, E.J., and Pezzuto, J.M. 2009. for quantitative analysis of viability, migration and Arenamides A-C, cytotoxic NFkappaB inhibitors from invasion of choriocarcinoma cells. Hum. Reprod. 10: the marine actinomycete Salinispora arenicola. J. 1–6. Nat. Prod. 72(3): 396–402. Pisano, M.A., Michael, J.S., and Madelyn, M.L. 1986. Boyle, P. and Ferlay, J. 2004. Cancer incidence and Application of pretreatments for the isolation of mortality in Europe. Ann. Oncol. 16(3): 481–488. bioactive Actinomycetes from marine sediments. Cho, J.Y., Kwon, H.C., W illiams, P.G., Kauffman, C.A., Appl. Microbiol. Biotechnol. 25: 285–288. Jensen, P.R., and Fenical, W. 2006. Actinofuranones Tanaka, H., Kuroda, A., Marusawa, H., Hatanaka, H., Kino, A and B, polyketides from a marine-derived bacterium T., Goto, T., Hashimoto, M., and Taga, T. 1987. related to the genus Streptomyces (actinomycetales). Structure of FK506, a novel immunosuppressant J. Nat. Prod. 69(3): 425–428. isolated from Streptomyces. J. Am. Chem. Soc. 109: 5031–5003. Das, S., Lyla, P.S., and Khan, S.A. 2006. Marine microbial Tjindarbumi, D. and Mangunkusumo, R. 2001. Cancer diversity and ecology: importance and future in Indonesia, Present and Future. Jpn. J. Clin. Oncol. perspective. Curr. Sci. 90(10):1325–1335 32: (supplement 1) s17–s21. DEPKES. 2006. http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/ W HO, 2004. Cancer. http://www.who.int/mediacentre/ kliping/kankerparu010306.htm. Diakses pada factsheets/fs297/en/. Diakses pada tanggal 3 tanggal 3 November 2010. November 2010 Ding, L., Pfoh, R., Rühl, S., Qin, S., and Laatsch, H. 2009. Zhang, Q., Schrader, K.K., ElSohly, H.N., and Takamatsu, T-muurolol sesquiterpenes from the marine S. 2003. New cell-cell adhesion inhibitors from Streptomyces sp. M491 and revision of the Streptomyces sp. UMA-044. J. Antibiot. 56: 673–681. 116