SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  27
INDUSTRI
POLYETHYLENE TEREPHTHALATE
Oleh :

Akhmad Kautsar
Dimas Febrianto
PENDAHULUAN
Polyethylene Terepthalate (PET) ini sering dikenal
dengan nama polyester memiliki rumus struktur
sebagai berikut :




adalah suatu resin polimer termoplastik dari
kelompok poliester. PET banyak diproduksi dalam
industri kimia dan digunakan dalam serat sintetis,
botol minuman, wadah makanan, aplikasi
thermoforming, dan resin teknik yang sering
dikombinasikan dengan serat kaca.
PET merupakan salah satu bahan mentah
terpenting dalam industri tekstil. Kebanyakan
(sekitar 60%) dari produksi PET dunia digunakan
dalam serat sintetis, dan produksi botol mencapai
30% dari permintaan dunia. Dalam penggunaannya
di bidang tekstil, PET biasanya disebut dengan
poliester saja.

PET terdiri dari polimerisasi unit – unit monomer
etilen tereptalat, dengan pengulangan unit C10H8O4

PET umumnya didaur ulang, dan diberi angka “1”,
yang menandakan simbol dapat didaur ulang
PETF




BOPET
Berdasarkan data impor statistik tahun 2002-2004,
kebutuhan polyethylene terepthalate (PET) di
Indonesia adalah sebagai berikut :

Tabel 1.Data Statistik Impor Polyethylene
  terepthalate (PET)
                    Kebutuhan Polietilen
   Tahun                      Tereptalat
                             (Kg/Tahun)
   2002                      23.634.708
   2003                      24.834.183
   2004                      74.437.170
 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2002 –
 2004
SEJARAH

Pada tahun 1942, John Rex
Whinfield dan James Tennant
Dickson yang bekerja pada
perusahaan Calico Printers
Association di Inggris
menemukan sintetis polimer
linier yang dapat diproduksi
melalui Ester Exchange antara   JR Whinfield (kiri) dan JT Dickson
                                (kanan)
Ethylene Glycol (EG) dan
Dimethyl terepthalate (DMT)
yang menghasilkan
polyethylene terepthalate.
Pada perkembangan selanjutnya produksi PET untuk
serat-serat sintetis menggunakan bahan baku
Terepthalate Acid (TPA) dan Ethylene Glycol (EG).

Produksi serat polyester (PET) secara komersial dimulai
pada tahun 1944 di Inggris dengan nama dagang
“Terylene” dan pada tahun 1953 di Amerika Serikat
(Dupont) dengan nama dagang “Dacron”.
Sifat-sifat
PET dapat berwujud padatan amorf (transparan)
atau sebagai bahan semi-kristal yang putih dan tidak
transparan, tergantung kepada proses dan riwayat
termalnya.
 Densitas                : + 1,4        g/cm3
                          : 1,370 g/cm3 (amorf)
                          : 1,455 g/cm3 (kristal)
 Modulus young (E)       : 2800-3100 MPa
 Tensile strength (σt)           : 55-75 MPa
 Temperatur glass (Tg) : 75 oC
 Titik leleh             : 260 oC
 Konduktivitas thermal   : 0,24 W /(m.K)
   Kapasitas panas spesifik          : 1,0 kJ / (kg.K)
   Penyerapan air (ASTM) : 0,16
   Viscositas intrinsik              : 0,629 dl/g
   Index rerfraksi (nD)       : 1,57 – 1,58
   Batas elastisitas          : 50 – 150 %
   PET mudah larut dalam asam sulfat, asam nitrat,
    trifluoro asetat, fenol, meta kresol, dan
    tetrakloroetan.
   Bila dipanaskan pada suhu tinggi dengan adanya
    air, PET akan terhidrolisa

PET unggul karena titik leleh yang relatif tinggi,
kesetabilan dimensi baik, kekakuan-kekuatan
mekanik-ketahanan impact tinggi, serapan air-
koefisien ekspansi termal rendah.
Proses Produksi
Polyethylene Terepthalate (PET) dapat diperoleh dengan
2 cara, yaitu melalui reaksi ester exchange antara
dimethylterepthalate (DMT) dengan ethylene glycol (EG)
dan melalui reaksi esterifikasi langsung antara
terepthalate acid (TPA) dan ethylene glycol (EG).

A. Persiapan monomer Bis-Hydroxyethyl Terephthalate
: 1.DMT dengan EG                    O
                                    C O      CH2CH2OH
      COOCH3
                   CH2OH
           +   2                                   + 2CH3OH
                   CH2OH
                                    C    O   CH2CH2OH
      COOCH3                            O

                           Bishidroksietil Tereptalat   Metanol
2.TPA dengan EG
       O                             O
      C OH                          C O      CH2CH2OH

                    CH2OH
            +   2                                         +       2   H2O
                    CH2OH

      C    OH                       C    O   CH2CH2OH
          O                             O
                            Bishidroksietil Tereptalat                Air
                            (BHET)

B. Reaksi Prepolimerisasi
       O                                     O                O
      C O CH2CH2OH           HOCH2CH2 O       C               C   O    CH2CH2 OH
                                                                             20

 20                                            Prepolimer
      C O CH2CH2OH                                  +
       O                                          CH2OH
                                             19
                                                  CH2OH
C. Reaksi
Polikondensasi
            O                 O
                                                           CH2OH
5   HOCH2CH2 O   C            C   O   CH2CH2 OH        4
                                                           CH2OH
                                            20
                 Prepolimer
                                                           +
                                        O          O
                        HOCH2CH2 O      C          C   O   CH2CH2 OH

                                                                   100
                                             PET


Dalam tahap prepolimerisasi DP meningkat dari 1,5 – 30. Pada
akhir tahap polikondensasi, dimana DP mencapai 100, viskositas
polimer meningkat sampai beberapa ribu poise dan pembatasan
transfer massa menjadi penting.

Kecepatan polikondensasi ditentukan oleh laju pengambilan EG.
Reaksi Samping
                                            CH2OH
     CH2OH   suasana asam
 2                                    O     CH2
                                                    +    H2O
     CH2OH                  HOH2C      CH2
                              Diethylene glycol


Dari reaksi yang telah dijelaskan maka akan
dibahas lebih lanjut Industri Pembuatan Polietilen
Tereptalat dengan proses/ reaksi esterifikasi
langsung , dengan pertimbanagan sebagai berikut :
                                    Proses
 Parameter
                 Ester exchange         Esterifikasi langsung
Bahan baku     DMT dan EG            TPA dan EG
Konversi       90 - 95 %             95 - 99 %
Waktu reaksi 4 - 6 Jam               4 - 8 Jam
Deskripsi Pembuatan PET cara Batch dengan Sistem
Slurry
 Tranportasi TPA
 TPA yang berasal dari kontainer bulk dengan bantuan N2
 bertekanan dikirim ke storage tank, kemudian menuju scale tank
 untuk ditimbang, kemudian masuk ke Cyclone untuk dipisahkan
 TPA dan N2 pembawa. TPA turun ke bawah masuk ke dalam TPA
 Hoper, sedangkan N2 masuk ke Bag Filter dan sebagian TPA
 yang terbawa disaring dengan Filter Clothes.

 Distribusi EG
 EG ditransfer dengan menggunakan pompa menuju EG
 measuring, setelah ditimbang EG turun dan masuk ke dalam
 mixing vessel agar bercampur dengan TPA dan membentu
 slurry.
 Persiapan Katalis Sb2O3
 Sb2O3 mempunyai bentuk berupa serbuk kristal yang mudah
 larut dalam EG panas, berfungsi untuk mempertahankan
 stabilitas thermal dari reaksi pada proses polykondensasi.
 Persiapan Zat Pemburam (Dulling Agent)
 Persiapan TiO2 dibuat mencapai konsentari tertentu sesuai yang
 diinginkan.

 Proses Mixing
 Semua bahan baku dari TPA hoper dan EG measuring dicampur
 sedikit demi sedikit dalam Tangki Pencampuran dengan Anchor
 Agitator dilengkapi Pemecah aliran secara konstan dengan
 kecepatan 50-60 rpm. Kemudian slurry dimasukan kedalam
 slurry tank yang dilengkapi jacket pendingin.

 Reaksi Esterifikasi
 Semua bahan baku yang sudah berbentuk slurry dimasukan ke
 dalam reaktor esterifikasi (reaktor jenis CSTR yang dilengkapi
 dengan pengaduk, jacket, dan isolasi. Dengan kondisi Tempratur
 250 oC, Tekanan 1 Kg/cm2G , Waktu tinggal 4 jam, Fase Cair,
 Konversi 97,5 %.

 Reaksi yang terjadi antara TPA dan EG membentuk BHET dan
 Air. Reaksi dikatakan selesai apabila H2O pada splitter box
 mencapai 97,5%.
Hasil reaksi berupa uap air dan EG berlebih naik menuju kolom
 distilasi yang tersambung di bagian atas reaktor. Uap air keluar
 dari bagian atas kolom dan menuju kondenser, sedangkan EG
 yang terkondensasi dalam kolom dikembalikan kedalam reaktor.

 BHET dari bangian bawah reaktor esterifikasi dikeluarkan
 secara grafitasi dengan bantuan gas N2 sebagai pendorong.

 Reaksi Polymerisasi
 Merupakan tahap penggabungan molekul-molekul BHET menjadi
 PET dengan bantuan katalis. Proses polymerisasi berlangsung
 pada tekanan vakum dan perbedaan tempatur dengan
 menggunakan reaktor CSTR yang dilengkapi jacket, pengaduk,
 isolasi.

 Tempratur awal reaktor 260 oC, dengan adanya panas dari
 dowtherm dan pengadukan 44 rpm sehingga tempratur menjadi
 300 oC. BHET dalam reaktor sedikit demi sedikit berpolimerisasi
 membentuk PET sedangkan uap EG yang dihasilkan akan
 terhisap oleh steam ejector dengan tekanan MPS (Medium
 Pressure Steam) dan LPS (Low Pressure Steam), sedangkan air
 yang terbentuk di tampung di hot well.
Steam ejector menghisap uap EG juga berfungsi memvakumkan
 reaktor polykondensasi. EG yang sudah divakumkan
 dipisahkan dengan condensor (pendingin air) dan eliminator
 sehingga EG yang tealh dipisahkan turun kembali dengan gaya
 grafitasi menuju primary EG receiver dan secondary EG receiver
 lalu masuk ke dalam tangki R-EG untuk di recovery dan dipakai
 kembali sebagai bahan baku bersama EG murni pada R-
 Esterifikasi.

 Pengambilan EG dengan memvakumkan, mengakibatkan
 pembentukan rantai molekul, semakin panjang rantai molekul
 maka berat molekul semakin tinggi, sehingga nilai viskositas
 intrisik akan naik sesuai dengan angka yang diinginkan.
 Hasil samping
 Diethylene Glycol (DEG) merupakan hasil reaksi samping dari
 EG berlebih dalam suasana asam. Pembentukan DEG sangat
 sulit dihilangkan , namun jumlahnya dapat diperkecil dengan
 mongontrol tempratur atau menambahkan katalis Tetra Ethylene
 Amonium Hidroksida (TEAH).
Proses polimerisasi berlangsung 2-3 jam diakhiri dengan
kondisi suhu 300 oC. PET yang dihasilkan selanjutnya dialiri ke
tahap extrusi

Tahap Ektrusi
 PET dalam bentuk lelehan yang dihasilkan dari reaktor
 polimerisasi dimasukan ke dalam die head. Disini terjadi proses
 perubahan fisik dari lelehan menjadi strand (serat dengan
 ukuran cukup besar). Dengan batuan N2 bertekanan tinggi
 lelehan PET ditekan melalui celah spineret yang ada dalam die
 head pada tempratur 291 oC. Strand keluar dari die head
 (lubang spineret) setelah mengalami pendinginan secara tiba-
 tiba dengan air pada suhu 17 oC.

 Selanjutnya strand masuk USG (Under Strand Granulator)
 Cutter untuk dipotong kecil-kecil dengan ukuran 3 x 3 x 5 mm.
 untuk mengurangi kadar air chips PET diseprotkan dengan
 udara bertekanan 3 kg/cm2G.
Chips PET




            Benang dan Serat PET
Pembuatan Botol
TERIMA KASIH
    Wasallam…

Contenu connexe

Tendances (20)

Katalis
KatalisKatalis
Katalis
 
Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2
 
Destilasi batch
Destilasi batchDestilasi batch
Destilasi batch
 
Neraca panas materi
Neraca panas materiNeraca panas materi
Neraca panas materi
 
Alat Kristalisasi
Alat KristalisasiAlat Kristalisasi
Alat Kristalisasi
 
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
 
Katalis heterogen
Katalis heterogenKatalis heterogen
Katalis heterogen
 
Adsorpsi
AdsorpsiAdsorpsi
Adsorpsi
 
Ppt reaktor
Ppt reaktorPpt reaktor
Ppt reaktor
 
Fluidisasi
FluidisasiFluidisasi
Fluidisasi
 
Minyak bumi (ppt. show)
Minyak bumi (ppt. show)Minyak bumi (ppt. show)
Minyak bumi (ppt. show)
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 
3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massa3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massa
 
Reaksi Eliminasi
Reaksi EliminasiReaksi Eliminasi
Reaksi Eliminasi
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gas
 
Presentasi poli propilena (pp)
Presentasi poli propilena (pp)Presentasi poli propilena (pp)
Presentasi poli propilena (pp)
 
Reactor volume konstan
Reactor volume konstanReactor volume konstan
Reactor volume konstan
 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
 
Distilasi
DistilasiDistilasi
Distilasi
 

Similaire à Polimer PET Polyethylene Terephthalate

Bab10 molekul-molekul organik
Bab10 molekul-molekul organikBab10 molekul-molekul organik
Bab10 molekul-molekul organikImo Priyanto
 
Efek Panas- Thermodinamika
Efek Panas- ThermodinamikaEfek Panas- Thermodinamika
Efek Panas- ThermodinamikaFadhly M S
 
Senyawa - senyawa organik sederhana
Senyawa - senyawa organik sederhanaSenyawa - senyawa organik sederhana
Senyawa - senyawa organik sederhanaAsy Shahid
 
Ppt hidrokarbon kelompok 1
Ppt hidrokarbon kelompok 1Ppt hidrokarbon kelompok 1
Ppt hidrokarbon kelompok 1mudek
 
W4_Steam Cracking_2021_2 - Part 1 (1).pdf
W4_Steam Cracking_2021_2 - Part 1 (1).pdfW4_Steam Cracking_2021_2 - Part 1 (1).pdf
W4_Steam Cracking_2021_2 - Part 1 (1).pdfshilpyakurniasih1
 
Eman ppt organik ii
Eman ppt organik iiEman ppt organik ii
Eman ppt organik iiechman94
 
MATERI Katabolisme KELAS XI SMA
MATERI Katabolisme KELAS XI SMAMATERI Katabolisme KELAS XI SMA
MATERI Katabolisme KELAS XI SMAZona Bebas
 
Ppt teknologi pembuatan formaldehid
Ppt teknologi pembuatan formaldehid Ppt teknologi pembuatan formaldehid
Ppt teknologi pembuatan formaldehid Ridho Majid
 
Termokimia-Entalpi juga.ppt
Termokimia-Entalpi juga.pptTermokimia-Entalpi juga.ppt
Termokimia-Entalpi juga.pptHaruGinting1
 
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.pptjbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt070bebiardilaningsih
 
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke Atmosfer
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke AtmosferPengurangan Pelepasan CO2 Ke Atmosfer
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke AtmosferRissa Deshanty
 

Similaire à Polimer PET Polyethylene Terephthalate (20)

Bab10 molekul-molekul organik
Bab10 molekul-molekul organikBab10 molekul-molekul organik
Bab10 molekul-molekul organik
 
Celup poliester dg zw disperse net
Celup poliester dg zw disperse   netCelup poliester dg zw disperse   net
Celup poliester dg zw disperse net
 
Celup poliester dg zw disperse net
Celup poliester dg zw disperse   netCelup poliester dg zw disperse   net
Celup poliester dg zw disperse net
 
Efek Panas- Thermodinamika
Efek Panas- ThermodinamikaEfek Panas- Thermodinamika
Efek Panas- Thermodinamika
 
Celup poliester dg zw disperse net
Celup poliester dg zw disperse   netCelup poliester dg zw disperse   net
Celup poliester dg zw disperse net
 
Minyak bumi new fix
Minyak bumi new fixMinyak bumi new fix
Minyak bumi new fix
 
Industri berbasis propanol - pRO
Industri berbasis propanol - pROIndustri berbasis propanol - pRO
Industri berbasis propanol - pRO
 
absorber2.pdf
absorber2.pdfabsorber2.pdf
absorber2.pdf
 
Senyawa - senyawa organik sederhana
Senyawa - senyawa organik sederhanaSenyawa - senyawa organik sederhana
Senyawa - senyawa organik sederhana
 
Ppt hidrokarbon kelompok 1
Ppt hidrokarbon kelompok 1Ppt hidrokarbon kelompok 1
Ppt hidrokarbon kelompok 1
 
W4_Steam Cracking_2021_2 - Part 1 (1).pdf
W4_Steam Cracking_2021_2 - Part 1 (1).pdfW4_Steam Cracking_2021_2 - Part 1 (1).pdf
W4_Steam Cracking_2021_2 - Part 1 (1).pdf
 
Eman ppt organik ii
Eman ppt organik iiEman ppt organik ii
Eman ppt organik ii
 
MATERI Katabolisme KELAS XI SMA
MATERI Katabolisme KELAS XI SMAMATERI Katabolisme KELAS XI SMA
MATERI Katabolisme KELAS XI SMA
 
Ppt teknologi pembuatan formaldehid
Ppt teknologi pembuatan formaldehid Ppt teknologi pembuatan formaldehid
Ppt teknologi pembuatan formaldehid
 
Termokimia-Entalpi juga.ppt
Termokimia-Entalpi juga.pptTermokimia-Entalpi juga.ppt
Termokimia-Entalpi juga.ppt
 
4
44
4
 
KATABOLISME
KATABOLISMEKATABOLISME
KATABOLISME
 
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.pptjbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianandria-23521-3-3.kimia-a.ppt
 
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke Atmosfer
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke AtmosferPengurangan Pelepasan CO2 Ke Atmosfer
Pengurangan Pelepasan CO2 Ke Atmosfer
 
Katabolisme
KatabolismeKatabolisme
Katabolisme
 

Dernier

Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 

Dernier (19)

Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 

Polimer PET Polyethylene Terephthalate

  • 2. PENDAHULUAN Polyethylene Terepthalate (PET) ini sering dikenal dengan nama polyester memiliki rumus struktur sebagai berikut : adalah suatu resin polimer termoplastik dari kelompok poliester. PET banyak diproduksi dalam industri kimia dan digunakan dalam serat sintetis, botol minuman, wadah makanan, aplikasi thermoforming, dan resin teknik yang sering dikombinasikan dengan serat kaca.
  • 3. PET merupakan salah satu bahan mentah terpenting dalam industri tekstil. Kebanyakan (sekitar 60%) dari produksi PET dunia digunakan dalam serat sintetis, dan produksi botol mencapai 30% dari permintaan dunia. Dalam penggunaannya di bidang tekstil, PET biasanya disebut dengan poliester saja. PET terdiri dari polimerisasi unit – unit monomer etilen tereptalat, dengan pengulangan unit C10H8O4 PET umumnya didaur ulang, dan diberi angka “1”, yang menandakan simbol dapat didaur ulang
  • 4.
  • 6. Berdasarkan data impor statistik tahun 2002-2004, kebutuhan polyethylene terepthalate (PET) di Indonesia adalah sebagai berikut : Tabel 1.Data Statistik Impor Polyethylene terepthalate (PET) Kebutuhan Polietilen Tahun Tereptalat (Kg/Tahun) 2002 23.634.708 2003 24.834.183 2004 74.437.170 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2002 – 2004
  • 7. SEJARAH Pada tahun 1942, John Rex Whinfield dan James Tennant Dickson yang bekerja pada perusahaan Calico Printers Association di Inggris menemukan sintetis polimer linier yang dapat diproduksi melalui Ester Exchange antara JR Whinfield (kiri) dan JT Dickson (kanan) Ethylene Glycol (EG) dan Dimethyl terepthalate (DMT) yang menghasilkan polyethylene terepthalate.
  • 8. Pada perkembangan selanjutnya produksi PET untuk serat-serat sintetis menggunakan bahan baku Terepthalate Acid (TPA) dan Ethylene Glycol (EG). Produksi serat polyester (PET) secara komersial dimulai pada tahun 1944 di Inggris dengan nama dagang “Terylene” dan pada tahun 1953 di Amerika Serikat (Dupont) dengan nama dagang “Dacron”.
  • 9. Sifat-sifat PET dapat berwujud padatan amorf (transparan) atau sebagai bahan semi-kristal yang putih dan tidak transparan, tergantung kepada proses dan riwayat termalnya.  Densitas : + 1,4 g/cm3 : 1,370 g/cm3 (amorf) : 1,455 g/cm3 (kristal)  Modulus young (E) : 2800-3100 MPa  Tensile strength (σt) : 55-75 MPa  Temperatur glass (Tg) : 75 oC  Titik leleh : 260 oC  Konduktivitas thermal : 0,24 W /(m.K)
  • 10. Kapasitas panas spesifik : 1,0 kJ / (kg.K)  Penyerapan air (ASTM) : 0,16  Viscositas intrinsik : 0,629 dl/g  Index rerfraksi (nD) : 1,57 – 1,58  Batas elastisitas : 50 – 150 %  PET mudah larut dalam asam sulfat, asam nitrat, trifluoro asetat, fenol, meta kresol, dan tetrakloroetan.  Bila dipanaskan pada suhu tinggi dengan adanya air, PET akan terhidrolisa PET unggul karena titik leleh yang relatif tinggi, kesetabilan dimensi baik, kekakuan-kekuatan mekanik-ketahanan impact tinggi, serapan air- koefisien ekspansi termal rendah.
  • 11. Proses Produksi Polyethylene Terepthalate (PET) dapat diperoleh dengan 2 cara, yaitu melalui reaksi ester exchange antara dimethylterepthalate (DMT) dengan ethylene glycol (EG) dan melalui reaksi esterifikasi langsung antara terepthalate acid (TPA) dan ethylene glycol (EG). A. Persiapan monomer Bis-Hydroxyethyl Terephthalate : 1.DMT dengan EG O C O CH2CH2OH COOCH3 CH2OH + 2 + 2CH3OH CH2OH C O CH2CH2OH COOCH3 O Bishidroksietil Tereptalat Metanol
  • 12. 2.TPA dengan EG O O C OH C O CH2CH2OH CH2OH + 2 + 2 H2O CH2OH C OH C O CH2CH2OH O O Bishidroksietil Tereptalat Air (BHET) B. Reaksi Prepolimerisasi O O O C O CH2CH2OH HOCH2CH2 O C C O CH2CH2 OH 20 20 Prepolimer C O CH2CH2OH + O CH2OH 19 CH2OH
  • 13. C. Reaksi Polikondensasi O O CH2OH 5 HOCH2CH2 O C C O CH2CH2 OH 4 CH2OH 20 Prepolimer + O O HOCH2CH2 O C C O CH2CH2 OH 100 PET Dalam tahap prepolimerisasi DP meningkat dari 1,5 – 30. Pada akhir tahap polikondensasi, dimana DP mencapai 100, viskositas polimer meningkat sampai beberapa ribu poise dan pembatasan transfer massa menjadi penting. Kecepatan polikondensasi ditentukan oleh laju pengambilan EG.
  • 14. Reaksi Samping CH2OH CH2OH suasana asam 2 O CH2 + H2O CH2OH HOH2C CH2 Diethylene glycol Dari reaksi yang telah dijelaskan maka akan dibahas lebih lanjut Industri Pembuatan Polietilen Tereptalat dengan proses/ reaksi esterifikasi langsung , dengan pertimbanagan sebagai berikut : Proses Parameter Ester exchange Esterifikasi langsung Bahan baku DMT dan EG TPA dan EG Konversi 90 - 95 % 95 - 99 % Waktu reaksi 4 - 6 Jam 4 - 8 Jam
  • 15.
  • 16. Deskripsi Pembuatan PET cara Batch dengan Sistem Slurry  Tranportasi TPA TPA yang berasal dari kontainer bulk dengan bantuan N2 bertekanan dikirim ke storage tank, kemudian menuju scale tank untuk ditimbang, kemudian masuk ke Cyclone untuk dipisahkan TPA dan N2 pembawa. TPA turun ke bawah masuk ke dalam TPA Hoper, sedangkan N2 masuk ke Bag Filter dan sebagian TPA yang terbawa disaring dengan Filter Clothes.  Distribusi EG EG ditransfer dengan menggunakan pompa menuju EG measuring, setelah ditimbang EG turun dan masuk ke dalam mixing vessel agar bercampur dengan TPA dan membentu slurry.  Persiapan Katalis Sb2O3 Sb2O3 mempunyai bentuk berupa serbuk kristal yang mudah larut dalam EG panas, berfungsi untuk mempertahankan stabilitas thermal dari reaksi pada proses polykondensasi.
  • 17.  Persiapan Zat Pemburam (Dulling Agent) Persiapan TiO2 dibuat mencapai konsentari tertentu sesuai yang diinginkan.  Proses Mixing Semua bahan baku dari TPA hoper dan EG measuring dicampur sedikit demi sedikit dalam Tangki Pencampuran dengan Anchor Agitator dilengkapi Pemecah aliran secara konstan dengan kecepatan 50-60 rpm. Kemudian slurry dimasukan kedalam slurry tank yang dilengkapi jacket pendingin.  Reaksi Esterifikasi Semua bahan baku yang sudah berbentuk slurry dimasukan ke dalam reaktor esterifikasi (reaktor jenis CSTR yang dilengkapi dengan pengaduk, jacket, dan isolasi. Dengan kondisi Tempratur 250 oC, Tekanan 1 Kg/cm2G , Waktu tinggal 4 jam, Fase Cair, Konversi 97,5 %. Reaksi yang terjadi antara TPA dan EG membentuk BHET dan Air. Reaksi dikatakan selesai apabila H2O pada splitter box mencapai 97,5%.
  • 18. Hasil reaksi berupa uap air dan EG berlebih naik menuju kolom distilasi yang tersambung di bagian atas reaktor. Uap air keluar dari bagian atas kolom dan menuju kondenser, sedangkan EG yang terkondensasi dalam kolom dikembalikan kedalam reaktor. BHET dari bangian bawah reaktor esterifikasi dikeluarkan secara grafitasi dengan bantuan gas N2 sebagai pendorong.  Reaksi Polymerisasi Merupakan tahap penggabungan molekul-molekul BHET menjadi PET dengan bantuan katalis. Proses polymerisasi berlangsung pada tekanan vakum dan perbedaan tempatur dengan menggunakan reaktor CSTR yang dilengkapi jacket, pengaduk, isolasi. Tempratur awal reaktor 260 oC, dengan adanya panas dari dowtherm dan pengadukan 44 rpm sehingga tempratur menjadi 300 oC. BHET dalam reaktor sedikit demi sedikit berpolimerisasi membentuk PET sedangkan uap EG yang dihasilkan akan terhisap oleh steam ejector dengan tekanan MPS (Medium Pressure Steam) dan LPS (Low Pressure Steam), sedangkan air yang terbentuk di tampung di hot well.
  • 19. Steam ejector menghisap uap EG juga berfungsi memvakumkan reaktor polykondensasi. EG yang sudah divakumkan dipisahkan dengan condensor (pendingin air) dan eliminator sehingga EG yang tealh dipisahkan turun kembali dengan gaya grafitasi menuju primary EG receiver dan secondary EG receiver lalu masuk ke dalam tangki R-EG untuk di recovery dan dipakai kembali sebagai bahan baku bersama EG murni pada R- Esterifikasi. Pengambilan EG dengan memvakumkan, mengakibatkan pembentukan rantai molekul, semakin panjang rantai molekul maka berat molekul semakin tinggi, sehingga nilai viskositas intrisik akan naik sesuai dengan angka yang diinginkan.  Hasil samping Diethylene Glycol (DEG) merupakan hasil reaksi samping dari EG berlebih dalam suasana asam. Pembentukan DEG sangat sulit dihilangkan , namun jumlahnya dapat diperkecil dengan mongontrol tempratur atau menambahkan katalis Tetra Ethylene Amonium Hidroksida (TEAH).
  • 20. Proses polimerisasi berlangsung 2-3 jam diakhiri dengan kondisi suhu 300 oC. PET yang dihasilkan selanjutnya dialiri ke tahap extrusi Tahap Ektrusi PET dalam bentuk lelehan yang dihasilkan dari reaktor polimerisasi dimasukan ke dalam die head. Disini terjadi proses perubahan fisik dari lelehan menjadi strand (serat dengan ukuran cukup besar). Dengan batuan N2 bertekanan tinggi lelehan PET ditekan melalui celah spineret yang ada dalam die head pada tempratur 291 oC. Strand keluar dari die head (lubang spineret) setelah mengalami pendinginan secara tiba- tiba dengan air pada suhu 17 oC. Selanjutnya strand masuk USG (Under Strand Granulator) Cutter untuk dipotong kecil-kecil dengan ukuran 3 x 3 x 5 mm. untuk mengurangi kadar air chips PET diseprotkan dengan udara bertekanan 3 kg/cm2G.
  • 21.
  • 22. Chips PET Benang dan Serat PET
  • 23.
  • 24.
  • 26.
  • 27. TERIMA KASIH Wasallam…