Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang program studi Magister Hukum Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Surabaya dan daftar mahasiswanya.
2. Dibahas pula tentang sumber-sumber ekonomi Islam seperti Al-Quran, hadis, dan pemikiran cendekiawan Muslim.
3. Dibahaskan juga konsep time value of money dalam ekonomi konvensional dan pandangan ekonomi Islam terhadap konsep tersebut.
4. Ekonomi Islam bersumber dari:
• Al-Qur'an
• Al-Hadits
• Pemikiran Cendekiawan Muslim.
Tiga Sumber Nilai fundamental ini
mendasari pemikiran ekonom muslim
dalam mengkaji fungsi uang dalam
kehidupan ekonomi.
4
5. عن أبى سعيد الخدرى رض ي الله عنه أن رسول الله
صلى الله عليه و أله وسلم قال: إنما البيع عن
تراض. )رواه البيهقي وابن ماجه و صحصه ابن
حبان(
5
7. Menurut mereka, ada dua fungsi uang:
1. alat pengukur harga, dan
2. alat pembayaran.
• Fungsi uang sebagai alat penyimpan nilai
tidak diakui karena dianggap mendekati
riba.
• Fungsi uang yang dilarang inilah yang
melahirkan teori Time Value of Money.
• Konsekuensi logis, Ekonom muslim tidak
sependapat dengan konsep ini.
7
9. Ekonomi Konvensional, menjelaskan Time Value Of
Money memakai definisi "A dollar today is worth more
than a dollar in the future because a dollar today can be
invested to get a return"
Pemahaman ini tidak akurat karena setiap investasi
selalu punya kemungkinan untuk mendapatkan hasil
positive, negative, atau no return. Itulah sebabnya dalam
teori keuangan, selalu dikenal risk-return relationship
(hubungan searah antara resiko dan hasil).
Semakin tinggi tingkat resiko yang dihadapi, maka
semakin besar hasil yang diinginkan / didapatkan, and
acontrario.
9
10. Menurut ekonom konvensional, dua hal yg
mendasari konsep time value of money, yaitu:
1. Presence of Inflation
Misal: tingkat inflasi 10% per tahun. Seseorang dapat membeli 10
onde-onde hari ini dengan membayar Rp.10.000. Namun bila ia
membelinya tahun depan, dengan sejumlah uang yang sama
Rp.10.000 ia hanya dapat membeli 9 onde-onde. Karena itu, ia akan
meminta kompensasi untuk hilangnya daya beli uangnya akibat
inflasi.
2. Preference present consumption to future consumption
Misal: tingkat inflasi nol, sehingga dengan Rp.10.000 seseorang dapat
membeli 10 onde-onde hari ini maupun tahun depan. Bagi kebanyakan
orang, mengkonsumsi 10 onde-onde sekarang lebih disenangi daripada
mengkonsumsi 10 onde-onde tahun depan. Dengan alasan ini, walaupun
tingkat inflasi nihil, Rp.10.000 lebih disukai dan dikonsumsi hari ini. Oleh
sebab itu, untuk menunda konsumsi, ia mensyaratkan kompensasi.
10
11. • Argumen pertama disanggah karena tidak lengkap kondisinya. Dalam
perekonomian selalu ada inflasi dan deflasi. Seharusnya keadaan
deflasi menjadi alasan adanya negative time value of money. Misal
tingkat deflasi 10% /tahun. 10 onde-onde hari ini harganya Rp.10.000
Namun bila ia membelinya tahun depan dengan uang sama maka
dapat 11 onde-onde. Karena itu, ia akan memberi kompensasi atas
naiknya daya beli uangnya akibat deflasi. Tapi nyatanya hal ini tak
berlaku, hanya satu kondisi saja yg diakomodir oleh time value of
money.
• Ekonomi Konvensional memasukkan unsur ketidakpastian return dan
menyebut kompensasinya sebagai discount rate yang lebih bersifat
umum dibandingkan istilah interest rate.
• Ketidakpastian return dikonversi menjadi suatu kepastian melalui
premium for uncertainty (hadiah ketidakpastian). Investasi selalu ada
kemungkinan mendapat positif return, negative return, dan no return.
Inilah penyebab ketidakpastian (uncertainty), tetapi probabilitas
negative return dan no return ditukar dengan sesuatu yg pasti,
premium for uncertainty.
• Keadaan inilah yang ditolak dalam Ekonomi Islam, yaitu keadaan al-ghunmu
bi la ghurmi (gaining return without responsible for any risk)
dan al-kharaj bi la dhaman (gaining income without responsible for
any expense). Keadaan ini juga ditolak oleh teori keuangan yang
menjelaskan ada hubungan searah antara risk dan return.
11
12. • Kuantitas waktu sama bagi semua orang, yaitu 24 jam sehari
semalam, 7 hari sepekan. Namun berbeda dari satu orang
dibandingkan ke orang lainnya.
Misal: seorang buruh kasar 1 jam kerja bernilai Rp.25.000, bagi
manajer keuangan menghasilkan Rp.250.000, bagi pakar
Ekonomi Islam dihargai Rp.2.500.000.
• Faktor yang menentukan nilai waktu adalah bagaimana
memanfaatkan waktu itu. Semakin efektif (tepat guna) dan
efisien (tepat cara), maka akan semakin tinggi nilai waktunya.
• Efektif dan efisien akan mendatangkan keuntungan di dunia
bagi siapa saja yang melaksanakannya secara sunnatullah.
• Dalam Islam yang dicari keuntungan di dunia dan akhirat.
Karenanya pemanfaatan waktu harus efektif dan efisien serta
harus didasari keimanan.
• Keimananlah yang akan mendatangkan keuntungan di
akhirat. Sebaliknya, jika keimanan tidak mampu
mendatangkan keuntungan di dunia, berarti ada faktor yang
belum diamalkan.
12
13. Risiko Fluktuasi Ekonomi dan Bisnis
Keadaan suatu perekonomian tentu berfluktuasi dari periode satu
ke periode lainnya. Aktivitas bisnis tentu dipengaruhi keadaan
makro ekonomi, sehingga harus memperhitungkan factor resiko
dalam menjalankan usahanya.
Mengacu pada time value of money, ekonomi konvensional
menggunakan besaran tingkat bunga untuk mengukur factor
ketidakpastian dan inflasi untuk mensiasati agar tingkat resiko lebih
kecil dan memperoleh tingkat keuntungan yang diinginkan.
Ketidakpastian dalam pemikiran ekonomi konvensional
disandarkan pada 2 hal:
1. ketidakpastian disebabkan adanya beberapa pilihan investasi
dengan tingkat resiko dan harapan keuntungan yang berbeda.
2. ketidakpastian sebagai akibat dari kondisi perekonomian yang
tidak menentu dan tidak bisa diprediksi. Keadaan yang serba
tidak menentu ini biasanya diatasi dengan kebijakan moneter
melalui bunga sebagai instrumen utama untuk mengontrol
jumlah uang beredar / mengatasi inflasi.
13
14. • Sistem instrumen bunga untuk mengantisipasi ketidakpastian
dalam kajian Ekonomi Islam sendiri tidak dikehendaki
keberadaannya. Namun demikian, sebuah aktivitas bisnis tentu
dipengaruhi oleh faktor makro ekonomi berupa inflasi. Hal
inilah yg mendasari diberikan tambahan pada nilai uang yg
dibayar kredit dengan memperhitungkan inflasi. Tambahan ini
dibolehkan agar nilai uang tersebut tetap dan tdk termasuk riba.
• Besarnya tambahan itu tidak diperkenankan ditentukan di
awal/diprediksi untuk jangka panjang tetapi harus sesuai
dengan kenyataan yang telah terjadi.
• Keuangan bisnis modern seringkali dipenuhi unsur spekulasi
(ghoror) dan bunga (riba). Islam melarang keras unsur-unsur
tersebut dan menggunakan analisis riil untuk menghitung
tingkat keuntungan dan risiko setiap usaha. Sehingga
dimungkinkan mendapatkan keuntungan dan kerugian yang
berbeda untuk jumlah pinjaman yang sama.
• Kajian Ekonomi Islam terhadap teori bunga ini masih pada
pendekatan mikro ekonomi, dan belum begitu mendalam dan
komprehensif pada ekonomi makro dan moneter.
14
15. Sistem Bagi Hasil sebagai Solusi
• Sebagai jawaban atas ketidaksetujuan teori bunga (time value of
money), Ekonomi Islam menawarkan sistem kerjasama dengan
menggunakan mekanisme bagi hasil (profit and loss sharing). Sistem
yang lebih adil ini berangkat dari asumsi bahwa setiap usaha selalu
mengandung resiko untung rugi sehingga kedua belah pihak harus siap
berbagi dan menerima.
• Pada Lembaga Keuangan Syariah, prinsip dan mekanisme bagi hasil
diterapkan menjadi produk mudharabah dan musyarakah. Namun
sayang proporsi produk utama ini masih lebih kecil dibandingkan
produk lainnya.
• Kekurangan ini terjadi karena sosialisasi pemahaman pada lembaga dan
masyarakat belum berjalan optimal. Sehingga diperlukan edukasi publik
yang lebih lanjut untuk menyamakan persepsi antara lembaga dengan
masyarakat.
• Ide dan konsep sistem bagi hasil yang berkeadilan akan sukses jika
dijalankan dengan konsisten dan profesional. Namun sulit diaplikasikan
dalam dunia nyata, karena menghadapi ketidakpastian dan inflasi.
• Hambatan ini dapat diatasi dengan modifikasi (masih dlm kerangka
syariah). Melalui sistem Islam yang adil ini, Lembaga Keuangan Syariah
masih berpeluang utk memberdayakan ekonomi pada bisnis usaha kecil.
15
16. القرأن الكريم – سورة البقرة, النساء, الجمعة, الروم, المائدة
المكتبة الشاملة -كتب التفسير و الحديث و الفقه العام والمقارن - للوهبه
الزحيلى: الفقه الإسلامى وأدلته
الفقه المقارن لعبد الرحمن الجزيرى
فقه السنة لسيد سابق
Muhammad Syafi’i Antonio, Ekonomi Syari’ah Dalam Teori Dan
Praktek.
Muhammad Basri,MA.
16
17. • Saputra, Desy, 2013, Presiden Canangkan Canangkan GRES! Di
Monas, http://www.antaranews.com/
• Widi, 2013, Peran Ekonomi Syariah Makin Penting,
http://economy.okezone.com/
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008
Tentang Perbankan Syariah
• Ibrahim Warde, Islamic Finance Keuangan Islam dalam Perekonomian
Global, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2009), Hlm. 420
• _____, Tujuan Ekonomi dalam Islam,
• ________,”BI Dorong Perkembangan Keuangan Syariah”,
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/
• Abdul Ghofur Anshori, 2008, “Sejarah Perkembangan Hukum
Perbankan Syariah di Indonesia dan Implikasinya bagi Praktik Perbankan
Nasional”, Jurnal La Riba “Jurnal Ekonomi Islam”, Vol.II No 2,
Yogyakarta : UGM
17