7. KONSEKUENSINYA
1. Cahaya mutlak dibutuhkan dalam
kegiatan fotografi.
2. Setiap perubahan cahaya yang terjadi
akan mempengaruhi hasil akhir dari
foto itu sendiri.
9. Direct Light:
Pencahayaan yang
diarahkan dari
sumber cahaya
langsung ke obyek
pemotretan.
Direct Light
menghasilkan
kontras cahaya
yang tinggi antara
bidang gelap
dengan bidang
terang.
10. Difused Light:
Pencahayaan yang
bersumber dari
sumber cahaya
yang menyebar
secara merata ke
obyek pemotretan.
Difused Light
menghasilkan
kontras cahaya
yang rendah.
18. Main Light
Cahaya utama yang menerangi dan membentuk
karakter obyek pemotretan. Main Light sebagai
pedoman bukaan diafragma (f stop).
19. Fill in Light
Fill in Light digunakan untuk mengisi bagian obyek yang terlalu
gelap akibat dari penggunaan Main Light yang terlalu keras.
Mengingat fungsinya hanya sebagai cahaya pengisi maka fill in
light tidak boleh lebih kuat dari main light.
20. MAIN LIGHT
(berdasarkan arah pencahayaan)
1. Front Light
2. High Light
3. Side Light
4. Back Light
5. Top Light
6. Bottom Light
21. Front Light :
Pencahayaan dari arah depan.
Sumber cahaya diletakkan dekat/pada badan kamera diarahkan
langsung ke obyek. Bayangan yang dihasilkan minim namun
tekstur objek terlihat datar serta menghasilkan efek tiga
dimensi.
22. High Light :
Pencahayaan dari arah samping kamera 45˚ dan agak ke atas 45˚.
Pada posisi ini
bayangan yang dihasilkan lebih banyak dari front light.
23. Side Light :
Pencahayaan dari arah samping dengan sudut 90˚ dari kamera.
Efek yang dihasilkan pada pemotretan model , pada satu sisi
wajah akan terlihat terang dan pada sisi yang lain akan
24. Back Light :
Pencahayaan yang berasal dari belakang objek.
Pada pemotretan model, bila sumber cahaya langsung dari belakang
objek maka bagian wajah akan gelap, sedang pada garis pinggir
rambut akan terbentuk garis cahaya yang disebut rim light.
25. Top Light :
Pencahayaan yang berasal dari sumber cahaya yang terletak tepat di atas
kepala.
Pada pemotretan model bayangan yang dihasilkan pada kelopak mata,
dibawah hidung, bibir dan leher.
26. Bottom Light :
Pencahayaan yang
berasal dari sumber
cahaya yang terletak
di bawah obyek.
Efek yang dihasilkan
pada pemotretan
model menimbulkan
kesan menyeramkan
karena bayangan yang
dibentuk sangat
ekstrem.
27. Fill in Light
dengan Reflektor
(alat pemantul cahaya)
28. Pada pemotretan
dengan film
berwarna, reflektor
harus netral untuk
mencegah pantulan
warna yang tidak
diinginkan terhadap
obyek.
Pantulan ini harus
diperhitungkan
dengan baik agar foto
tidak over exposure.
Semakin dekat posisi
reflektor dengan
obyek maka semakin
kuat pula pantulan
yang sampai ke obyek
tersebut.
30. Flash dapat
digunakan
sebagai cahaya
pengisi.
Untuk mencegah
pencahayaan yang
tidak alami maka
flash harus diatur
sedemikian rupa
agar kekuatannya
tidak lebih besar
dari main light.
32. KAMERA =
alat untuk merekam
gambar/suatu objek pada
permukaan yang peka
cahaya.
33. Kamera merekam melalui cara
kerja optic, yaitu memasukkan
cahaya dengan bantuan lensa
sehingga terbentuklah gambar
seperti yang tampak pada jendela
bidik pada permukaan film atau
pelat.
39. KELEBIHAN :
1. Objek yang dibidik sama
dengan apa yang diterima
oleh lensa.
2. Lensanya bisa ditukar-
tukar
40. BAGIAN-BAGIAN KAMERA
1. Body Kamera
a. Cermin
terletakdalam badan kamera dan berfungsi untuk
merefleksikan bayangan pada lensa agar terlihat
di jendela bidik.
b. Viewing Screen
sebuah kaca yang di atasnya terdapat bidang
fokus yang menentukan pada saat pencarian titik
fokus.
41. c. Penta Prisma
benda optik segi lima ini merefleksikan
bayangan dari bidang fokus sehingga terlihat
tepat pada sisi kanan kiri pada objek
pemotretan yang kita inginkan.
d. Jendela Bidik
berfungsi untuk melihat bayangan dari penta
prisma. Apa yang kita lihat pada jendela bidik
ini akan sama dengan hasil foto nantinya.
e. Shutter Release/Tobol Pelepas Rana
Shutter ini berupa tombol untuk memulai pemotretan.
Apabila tombol ini ditekan maka cermin pemantul dan
jendela rana akan membuka ke atas sehingga
cahaya dapat mengenai bidang film.
42. f. Rana
sebuah jendela yang terletak tepat di depan bidang
film. Fungsinya adalah untuk melindungi film dari
cahaya sebelum pemotretan dilakukan. Rana dapat
berupa tumpukan plat yang membuka keatas atau
terbuat dari kain yang membuka kesamping.
g. Shutter Speed Dial/Pemilih kecepatan Rana
Fungsinya untuk memilih kecepatan rana yang
kita inginkan.
h. Tangkai Pengokang
Fungsinya untuk memajukan film apabila kita
akan memotret.
43. i. Selongsong Film
terletak di badan kamera. Seleonsong ini tempat
film yang sudah diexpose maupun yang belum.
j. Hot Shoe
adalah tempat untuk memasang lampu kilat.
k. Tombol Pengatur ASA
Tombol ini berguna untuk mengatur kepekaan
film/ASA agar kita dapat mendapatkan
kompensasi pencahayaan yang tepat.
44. l. Self Timer/Penangguh Waktu
tombol untuk menahan waktu pemotretan
(kamera melepas shutter dengan sendirinya).
m. Cable Synchronic Terminal
Berguna untuk menghubungkan kamera
dengan lampu tambahan melalui kabel.
n. Depth of Field Preview Button
Berguna untuk melihat ruang tajam sebelum
pemotretan. Pada saat tombol ini tidak ditekan,
ruang tajam yang terlihat pada jendela bidik
sesuai dengan diafragma yang terkecil angkanya
walaupun diafragma terpasang pada angka selain
angka terkecil.
45. o. Multi Exposure Lever
Berguna untuk pemotretan ganda atau lebih
dalam satu frame.
47. LENSA
Adalah alat optik yang berfungsi untuk
memfokuskan bayangan kepada bidang
film. Bagian-bagian lensa adalah :
1. Ring Fokus
cincin pengatur fokus untuk menyesuaikan jarak antara
lensa dan bidang film sehingga bayangan yang dihasilkan
dapat terlihat dengan jelas dan fokus.
2. Diafragma
merupakan rangkaian plat lingkaran yang berfungsi untuk
mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke
bidang film serta merupakan pintu pertama bagi cahaya
yang masuk untuk mencahayai bidang film.
48. 3. Ring Diafragma
cincin pengatur besar kecilnya bukaan
lubang diafragma.
50. LENSA NORMAL
- 50mm
- gambar yang didapat sama
persis (besar/kecil, jauh/dekat,
luas/sempit) dengan apa yang
dilihat dengan mata telanjang.
51. LENSA TELE
- > 50mm
- Objek terlihat lebih dekat
- Objek terlihat lebih besar
- Range area yang didapat lebih
sempit
52. LENSA WIDE
- < 50mm
- Objek terlihat lebih kecil
- Objek terlihat lebih jauh
- Range area yang didapat lebih
luas
53. DIAFRAGMA
- Celah pada lensa yang
berfungsi sebagai celah
masuknya cahaya
- Besar/kecilnya celah tersebut
dapat diatur sesuai dengan
kenginan kita
54. - Makin besar angka penunjuk
diafragma, makin kecil celah
diafragma yang dibuat maka
main sedikit cahaya yang
masuk kedalam kamera
- Makin kecil angka penunjuk
diafragma, makin besar celah
diafragma yang dibuat maka
makin banyak cahaya yang
masuk kedalam kamera
56. - Makin kecil angka penunjuk
diafragma, makin kecil/sempit
ruang tajam yang terbentuk di
foto.
- Makin besar angka penunjuk,
makin besar/luas ruang tajam
yang terbentuk di foto
58. SPEED/KECEPATAN :
- Kecepatan membuka/menutup
Jendela Rana
- Makin cepat speednya, makin
sedikit cahaya yang masuk
- Makin lambat speednya, makin
banyak cahaya yang masuk
- Speed yang tinggi mampu
menangkap gerakan yang cepat
59. SINGKRONISASI
KECEPATAN
- Batas speed/kecepatan maksimal
yang dapat digunakan pada saat
menggunakan sumber cahaya dari
flash
60. TEKNIK DASAR MEMOTRET
Teknik dasar yang harus dikuasai dalam
pemotretan adalah:
1. Cara memegang kamera
2. Cara memasang film (konvensional)
3. Cara mengatur kualitas image (digital)
4. Cara mengatur fokus
5. Cara mengatur pencahayaan
61. 1. Cara Memegang Kamera
Dalam melakukan pemotretan, harus
diperhatikan cara memegang kamera yang
baik dan benar. Hal ini untuk menghindari
terjadinya goncangan pada kamera (camera
shake) disaat menekan shutter release yang
dapat menyebabkan terjadinya out focus/blur
pada hasil pemotretan.
62. Cara memegang kamera yang dianjurkan adalah:
1. Untuk memotret dengan posisi
horizontal/mendatar, gunakanlah tangan kanan
untuk memegang badan kamera dan jari telunjuk
digunakan untuk menekan shutter release.
Gunakan tangan kiri untuk menopang badan
kamera pada sisi lainnya, juga untuk mengatur ring
fokus dan ring diafragma agar kamera dapat
terpegang kokoh pada saat pemotretan. Tekan
kedua siku dan usahakan menempel kebadan untuk
menahan gerakan yang timbul.
63. b. Posisi vertikal/tegak digunakan untuk
mendapatkan sudut pandang yang objeknya
tinggi. Pada posisi ini salah satu siku harus
ditekan melekat pada badan sebagai penopang.
c. Berdirilah dengan kokoh dengan kaki sedikit
terbuka. Untuk sikap duduk, carilah sandaran atau
duduk dengan satu kaki untuk menopang tangan
seperti sikap strat untuk berlari.
d. Kalungkan tali kamera untuk mencegah agar
kamera tidak jatuh.
64. 3. Cara mengatur fokus
Hal terpenting dalam pemotretan adalah
focusing. Gambar dikatakan fokus apabila
gambar itu tajam, garis-garisnya tajam dan
tidak kabur. Cara pengaturannya adalah
dengan melihat pada jendela bidik kamera
apakah objek pemotretan sudah terlihat tajam
sesuai dengan kenginan kita.
65. 4. Cara mengatur pencahayaan
Untuk mendapatkan pencahayaan yang tepat,
mutlak kita membutuhkan alat pengukur yang
disebut Flash Meter (berada di luar kamera)
atau Light Meter (terdapat di dalam kamera).
Dengan alat tersebut kita dapat menentukan
kombinasi yang tepat dari diafragma dan
speed yang kita gunakan agar didapat gambar
yang tepat pencahayaannya (tidak over/under
expose).