SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  10
Télécharger pour lire hors ligne
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER INDONESIA



            SISTEM BILANGAN DAN
               PENGKODEAN (2)
       Dosen            Albaar Rubhasy, S.Si., M.T.I.
       Mata Kuliah      Rangkaian Logika (MKK3403)
       Pertemuan        2
       Tanggal          28-09-2011



                        © STMIK-Indonesia 2010




                     Pembahasan
• Komplemen
• Bilangan Biner Bertanda
• Pengkodean Biner
Komplemen
• Komplemen digunakan untuk menyederhanakan
  operasi pengurangan dan manipulasi logikal
  biayanya menjadi lebih murah karena
  menyederhanakan implementasi sirkuit.
• Ada dua tipe komplemen untuk setiap sistem berbasis
  r:
   – radix complement (kompelemen r)
   – diminished radix complement (komplemen r – 1).
• Dalam sistem biner atau basis 2, kedua komplemen
  tersebut dinamakan 2 komplemen dan 1 komplemen.
  Pada sistem desimal dinamakan 10 komplemen dan 9
  komplemen.




  Diminished Radix Complement 1
• Diberikan suatu angka N pada basis r yang
  memiliki n digit, komplemen r – 1 dari N
  didefinisikan sebagai (rn – 1) – N.
• Pada bilangan desimal, r = 10 dan r – 1 = 9,
  sehingga 9 merupakan komplemen (r – 1) dari
  (10n – 1) – N.
• Contoh:
  N = 546700 yang memiliki 6 digit (n = 6),
  komplemen 9 dari 546700 adalah
  (106 – 1) – 546700 = 999999 – 546700 = 453299.
  Jadi, komplemen 9 dari 546700 adalah 453299.
Diminished Radix Complement 2
• Untuk bilangan biner, r = 2 dan r – 1 = 1, sehingga
  1 merupakan komplemen (r – 1) dari (2n – 1) – N.
• Contoh:
  N = 1011000 yang memiliki 7 digit (n = 7),
  komplemen 1 dari 1011000 adalah
  (27 – 1) – 1011000 = (10000000 – 1) – 1011000 =
  1111111 – 1011000 = 0100111.
  Jadi, komplemen 1 dari 1011000 adalah 0100111.




  Diminished Radix Complement 3
• Jika diperhatikan, komplemen 1 dari N
  merupakan kebalikan dari setiap digitnya,
  sehingga tinggal mengubah dari 0 menjadi 1
  dan 1 menjadi 0. Hal ini disebabkan karena
  hasil pengurangan biner hanya akan
  menghasilkan 0 dan satu, misalnya pada 1 – 0
  = 1 dan 1 – 1 = 0.
• Contoh:
  Komplemen 1 dari 1010 adalah 0101
Radix Complement
• Komplemen r dari n digit dari angka N pada basis r
  didefinisian dengan rn – N. Jika dibandingkan dengan
  komplemen r – 1, pada komplemen r ada penambahan
  dengan angka 1, sehingga dapat ditulis dengan [(rn – 1)
  – N] + 1.
• Contoh 1:
  Komplemen 10 dari 546700 adalah
  453299 + 1 = 453300.
• Contoh 2:
  Kemudian komplemen 2 dari 1011000 adalah
  0100111 + 1 = 0101000.




Pengurangan Menggunakan Komplemen 1

• Proses pengurangan bilangan tak bertanda
  (unsigned) M – N dengan menggunakan
  komplemen dapat dilakukan dengan proses
  berikut:
   – Jumlahkan M dengan komplemen r dari N. Secara
     matematis dapat ditulis, M + (rn – N) = M – N + rn.
   – Jika M ≥ N akan menghasilkan bilangan yang
     positif.
   – Jika M < N akan menghasilkan bilangan yang
     negatif.
Pengurangan Menggunakan Komplemen 2

• Contoh 1: (M ≥ N)
  Gunakan komplemen 10 untuk pengurangan 72532 – 3250

                                   M    =    72532
                  Komplemen 10 dari N   = + 96750
                              Jumlah    = 169282
               Pengurangan dengan 105   = – 100000
                                Hasil   =    69282




Pengurangan Menggunakan Komplemen 3

• Contoh 2: (M < N)
  Gunakan komplemen 10 untuk pengurangan 3250 – 72532

                                 M =        03250
                Komplemen 10 dari N = +     27468
                            Jumlah =        30718

     Hasil (–komplemen 10 dari 30718) = –   69282
Pengurangan Menggunakan Komplemen 4

    • Contoh 3:
      Diberikan bilangan biner X = 1010100 dan Y = 1000011.
      Lakukan pengurangan (a) X – Y dan (b) Y – X dengan
      menggunakan komplemen 2.
  (M ≥ N) (a)                          X   =    1010100
                      Komplemen 2 dari Y   = + 0111101
                                 Jumlah    = 10010001
                   Pengurangan dengan 28   = – 10000000
                                   Hasil   = 00010001




     Pengurangan Menggunakan Komplemen 5



(M < N) (b)                                   Y =       1000011
                             Komplemen 2 dari X = +     0101100
                                        Jumlah =        1101111

                Hasil (–komplemen 2 dari 1101111) = –   0010001
Pengurangan Menggunakan Komplemen 6

• Ulangi contoh 3, tetapi dengan menggunakan
  komplemen 1
   (a)                                X   =    1010100
                     Komplemen 2 dari Y   = + 0111100
                                Jumlah    =   10010000
                 Pengurangan dengan 108   = – 10000000
                                  Hasil   =   00010001


   (b)                                Y =       1000011
                     Komplemen 2 dari X = +     0101011
                                Jumlah =        1101110


         Hasil (komplemen 1 dari 1101110) = –   0010001




         Bilangan Biner Bertanda 1
• Bilangan bulat positif (termasuk nol) dapat
  direpresentasikan sebagai bilangan yang tak bertanda.
  Adapun, untuk merepresentasikan bilangan negatif,
  dibutuhkan suatu notasi.
• Pada aritmatika biasa, bilangan negatif ditandai dengan
  tanda negatif dan bilangan positif ditandai dengan
  tanda positif. Namun, karena keterbatasan komputer
  digital, seluruh informasi harus direpresentasikan
  dalam digit-digit biner yang terdiri dari 8 bit (1 byte).
  Pada bilangan biner, bilangan positif dan negatif dapat
  dilihat pada digit yang paling kiri.
Bilangan Biner Bertanda 2
• Secara konvensi, bit 0 digunakan untuk bilangan positif dan bit 1
  untuk bilangan negatif. Sebagai contoh, bit 01001 merupakan
  representasi angka 9 pada bilangan desimal yang tak bertanda,
  sedangkan bit 11001 merupakan representasi angka 25 pada
  bilangan desimal bertanda.Representasi ini dinamakan konvensi
  signed-magnitude.
• Ada konvensi lain yaitu dengan menggunakan komplemennya
  sebagai representasi bilangan positif dan negatif dalam bilangan
  biner yang disebut dengan konvensi signed-complement. Jika yang
  digunakan komplemen 1, representasinya disebut dengan signed-
  1’s-complement dan komplemen 2 disebut signed-2’s-complement.
  Dalam konvensi tersebut, penggunaan bit 0 dan 1 sebagai penanda
  bilangan positif dan negatif masih tetap digunakan.




Representasi Bilangan Biner Bertanda 1
• Berikut ini adalah beberapa cara untuk
  merepresentasikan angka –9:
   – Representasi signed-magnitude:      10001001
   – Representasi signed-1’s-complement: 11110110
   – Representasi signed-2’s-complement: 11110111
Representasi Bilangan Biner Bertanda 2
    Desimal      Signed-magnitude    Signed-1’s    Signed-2’s
                                    complement    complement
      +7              0111              0111          0111
      +6              0110              0110          0110
      +5              0101              0101          0101
      +4              0100              0100          0100
      +3              0011              0011          0011
      +2              0010              0010          0010
      +1              0001              0001          0001
      +0              0000              0000          0000
      –0              1000              1111
      –1              1001              1110         1111
      –2              1010              1101         1110
      –3              1011              1100         1101
      –4              1100              1011         1100
      –5              1101              1010         1011
      –6              1110              1001         1010
      –7              1111              1000         1001
      –8                                             1000




  Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bertanda 1

• Operasi penjumlahan mengikuti aturan aritmatika biasa.
  Jika kedua bilangan memiliki tanda yang berbeda, bilangan
  yang terkecil akan dikurangi dan diberi tanda yang berbeda.
  Sebagai contoh, (+25) + (–37) = –(37 – 25) = –12.
• Untuk melakukannya, dibutuhkan perbandingan antara
  kedua tanda dan nilai dari kedua bilangan. Prosedur ini juga
  berlaku pada representasi signed-magnitude pada bilangan
  biner.
• Namun, hal ini tidak berlaku untuk representasi signed-
  complement. Prosedurnya sangat sederhana karena hanya
  melibatkan penjumlahan dari dua bilangan biner, termasuk
  bit penandanya (bit yang paling kiri).
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bertanda 2

               + 6 00000110                   – 6 11111010
               +13 00001101                   +13 00001101
               +19 00010011                   +17 00000111

               + 6 00000110                   – 6 11111010
               –13 11110011                   –13 11110011
               – 7 11111001                   –19 11101101




  Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bertanda 3

• Prosedur pada operasi pengurangan bilangan biner bertanda dapat
  dilakukan dengan cara mengubahnya ke operasi penjumlahan,
  sehingga dapat dilakukan proses yang lebih sederhana, seperti yang
  telah dijelaskan sebelumnya.
• Berikut ini adalah ilustrasi bagaimana cara mengubah operasi
  pengurangan menjadi penjumlahan:
  (±A) – (+B) = (±A) + (–B)
  (±A) – (–B) = (±A) + (+B)
• Misalkan, untuk pengurangan (–6) – (–13) = (–6) + (+13) = +7. Pada
  bilangan biner 8 bit, operasi tersebut direpresentasikan dengan,
  (11111010 – 11110011) = (11111010 + 00001101) = 00000111 atau
  (+7).
• Dengan mengubah operasi pengurangan menjadi penjumlahan,
  komputer hanya membutuhkan satu sirkuit saja untuk menangani
  kedua jenis operasi aritmatika.

Contenu connexe

Tendances

Relasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskritRelasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
haqiemisme
 
Aljabar boolean(1)
Aljabar boolean(1)Aljabar boolean(1)
Aljabar boolean(1)
tafrikan
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Dyas Arientiyya
 

Tendances (20)

Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
 
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskritRelasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
 
Bab 4 aljabar boolean
Bab 4 aljabar booleanBab 4 aljabar boolean
Bab 4 aljabar boolean
 
Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)
 
Neuron Mc Culloch Pitts dan Hebb
Neuron Mc Culloch Pitts dan HebbNeuron Mc Culloch Pitts dan Hebb
Neuron Mc Culloch Pitts dan Hebb
 
Soal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaanSoal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaan
 
ALJABAR LINIER
ALJABAR LINIERALJABAR LINIER
ALJABAR LINIER
 
Matriks elementer
Matriks elementerMatriks elementer
Matriks elementer
 
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
 
Aljabar boolean(1)
Aljabar boolean(1)Aljabar boolean(1)
Aljabar boolean(1)
 
Deret Fourier
Deret FourierDeret Fourier
Deret Fourier
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linier
 
Sistem Homogen dan Invers-Matrik - Pertemuan 5.
Sistem Homogen dan Invers-Matrik - Pertemuan 5. Sistem Homogen dan Invers-Matrik - Pertemuan 5.
Sistem Homogen dan Invers-Matrik - Pertemuan 5.
 
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
 
Kombinasi, Permutasi dan Peluang ppt
Kombinasi, Permutasi dan Peluang pptKombinasi, Permutasi dan Peluang ppt
Kombinasi, Permutasi dan Peluang ppt
 
Gerbang logika
Gerbang logikaGerbang logika
Gerbang logika
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode euler
 

En vedette

Tugas1 rangkaian logika
Tugas1 rangkaian logikaTugas1 rangkaian logika
Tugas1 rangkaian logika
Albaar Rubhasy
 
Softwarelegal dirjenaptika-sholeh
Softwarelegal dirjenaptika-sholehSoftwarelegal dirjenaptika-sholeh
Softwarelegal dirjenaptika-sholeh
Muchammad Sholeh
 

En vedette (8)

Tugas1 ai
Tugas1 aiTugas1 ai
Tugas1 ai
 
Se legal foss makassar
Se legal foss makassarSe legal foss makassar
Se legal foss makassar
 
Ai 20111024
Ai 20111024Ai 20111024
Ai 20111024
 
Tugas1 rangkaian logika
Tugas1 rangkaian logikaTugas1 rangkaian logika
Tugas1 rangkaian logika
 
Softwarelegal dirjenaptika-sholeh
Softwarelegal dirjenaptika-sholehSoftwarelegal dirjenaptika-sholeh
Softwarelegal dirjenaptika-sholeh
 
Kerangka Strategis Indonesia National Cybersecurity
Kerangka Strategis Indonesia National CybersecurityKerangka Strategis Indonesia National Cybersecurity
Kerangka Strategis Indonesia National Cybersecurity
 
Web Application Hacking
Web Application HackingWeb Application Hacking
Web Application Hacking
 
Ooo writer
Ooo writerOoo writer
Ooo writer
 

Similaire à RL_20110928

Kuliah 1 sistem_bilangan
Kuliah 1 sistem_bilanganKuliah 1 sistem_bilangan
Kuliah 1 sistem_bilangan
Nyssa Makkiyah
 
operasi arithematik
operasi arithematik operasi arithematik
operasi arithematik
Lela Warni
 
Pertemuan 10 sistem bilangan
Pertemuan 10 sistem bilanganPertemuan 10 sistem bilangan
Pertemuan 10 sistem bilangan
France Rhezhek
 

Similaire à RL_20110928 (20)

Kuliah 1 sistem_bilangan
Kuliah 1 sistem_bilanganKuliah 1 sistem_bilangan
Kuliah 1 sistem_bilangan
 
Sistem_bilangan.ppt
Sistem_bilangan.pptSistem_bilangan.ppt
Sistem_bilangan.ppt
 
15. representasi data 3 jul2
15. representasi data 3   jul215. representasi data 3   jul2
15. representasi data 3 jul2
 
Bilangan biner
Bilangan binerBilangan biner
Bilangan biner
 
operasi arithematik
operasi arithematik operasi arithematik
operasi arithematik
 
OPERASI SISTEM BILANGAN.ppt
OPERASI SISTEM BILANGAN.pptOPERASI SISTEM BILANGAN.ppt
OPERASI SISTEM BILANGAN.ppt
 
Aritmatika biner
Aritmatika binerAritmatika biner
Aritmatika biner
 
RL_20110921
RL_20110921RL_20110921
RL_20110921
 
Aritmatika biner
Aritmatika binerAritmatika biner
Aritmatika biner
 
Teori Bilangan Biner
Teori Bilangan BinerTeori Bilangan Biner
Teori Bilangan Biner
 
Bilangan Biner.doc
Bilangan Biner.docBilangan Biner.doc
Bilangan Biner.doc
 
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4 Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
 
Ch03 indonesia
Ch03 indonesiaCh03 indonesia
Ch03 indonesia
 
Sistem digital ii
Sistem digital iiSistem digital ii
Sistem digital ii
 
Sistem bilangan dan konversi bilangan.pptx
Sistem bilangan dan konversi bilangan.pptxSistem bilangan dan konversi bilangan.pptx
Sistem bilangan dan konversi bilangan.pptx
 
Elektronika Digital.pptx
Elektronika Digital.pptxElektronika Digital.pptx
Elektronika Digital.pptx
 
bil
bilbil
bil
 
Pertemuan 10 sistem bilangan
Pertemuan 10 sistem bilanganPertemuan 10 sistem bilangan
Pertemuan 10 sistem bilangan
 
02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputer02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputer
 
Sistem bilangan
Sistem bilanganSistem bilangan
Sistem bilangan
 

Plus de Albaar Rubhasy

Satuan acara perkuliahan rl
Satuan acara perkuliahan rlSatuan acara perkuliahan rl
Satuan acara perkuliahan rl
Albaar Rubhasy
 
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi InformasiMetodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Albaar Rubhasy
 
Indonesia E-Agriculture Strategic Framework: A Direction of ICT Usage as Enab...
Indonesia E-Agriculture Strategic Framework: A Direction of ICT Usage as Enab...Indonesia E-Agriculture Strategic Framework: A Direction of ICT Usage as Enab...
Indonesia E-Agriculture Strategic Framework: A Direction of ICT Usage as Enab...
Albaar Rubhasy
 
Model kms v1-snati_2011 v3.0
Model kms v1-snati_2011 v3.0Model kms v1-snati_2011 v3.0
Model kms v1-snati_2011 v3.0
Albaar Rubhasy
 
Multidimensional approach in cbmmirs full paper v4.0
Multidimensional approach in cbmmirs  full paper  v4.0Multidimensional approach in cbmmirs  full paper  v4.0
Multidimensional approach in cbmmirs full paper v4.0
Albaar Rubhasy
 
Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011
Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011
Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011
Albaar Rubhasy
 
Panduan Penelitian Kerjasama luar negeri dan publikasi internasional 2011
Panduan Penelitian Kerjasama luar negeri dan publikasi internasional 2011Panduan Penelitian Kerjasama luar negeri dan publikasi internasional 2011
Panduan Penelitian Kerjasama luar negeri dan publikasi internasional 2011
Albaar Rubhasy
 
Panduan Penelitian Hibah Kompetensi 2011
Panduan Penelitian Hibah Kompetensi 2011Panduan Penelitian Hibah Kompetensi 2011
Panduan Penelitian Hibah Kompetensi 2011
Albaar Rubhasy
 

Plus de Albaar Rubhasy (20)

Mp 20111101
Mp 20111101Mp 20111101
Mp 20111101
 
RL_20111005
RL_20111005RL_20111005
RL_20111005
 
RL_20111019
RL_20111019RL_20111019
RL_20111019
 
Satuan acara perkuliahan rl
Satuan acara perkuliahan rlSatuan acara perkuliahan rl
Satuan acara perkuliahan rl
 
Rl intro rev
Rl intro revRl intro rev
Rl intro rev
 
Rl 20111005
Rl 20111005Rl 20111005
Rl 20111005
 
AI_20111003
AI_20111003AI_20111003
AI_20111003
 
AI_20111010
AI_20111010AI_20111010
AI_20111010
 
MP_20111004
MP_20111004MP_20111004
MP_20111004
 
MP_20111018
MP_20111018MP_20111018
MP_20111018
 
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi InformasiMetodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
 
Ai 20110926
Ai 20110926Ai 20110926
Ai 20110926
 
Ai 20110919
Ai 20110919Ai 20110919
Ai 20110919
 
MP 20110927
MP 20110927MP 20110927
MP 20110927
 
Indonesia E-Agriculture Strategic Framework: A Direction of ICT Usage as Enab...
Indonesia E-Agriculture Strategic Framework: A Direction of ICT Usage as Enab...Indonesia E-Agriculture Strategic Framework: A Direction of ICT Usage as Enab...
Indonesia E-Agriculture Strategic Framework: A Direction of ICT Usage as Enab...
 
Model kms v1-snati_2011 v3.0
Model kms v1-snati_2011 v3.0Model kms v1-snati_2011 v3.0
Model kms v1-snati_2011 v3.0
 
Multidimensional approach in cbmmirs full paper v4.0
Multidimensional approach in cbmmirs  full paper  v4.0Multidimensional approach in cbmmirs  full paper  v4.0
Multidimensional approach in cbmmirs full paper v4.0
 
Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011
Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011
Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011
 
Panduan Penelitian Kerjasama luar negeri dan publikasi internasional 2011
Panduan Penelitian Kerjasama luar negeri dan publikasi internasional 2011Panduan Penelitian Kerjasama luar negeri dan publikasi internasional 2011
Panduan Penelitian Kerjasama luar negeri dan publikasi internasional 2011
 
Panduan Penelitian Hibah Kompetensi 2011
Panduan Penelitian Hibah Kompetensi 2011Panduan Penelitian Hibah Kompetensi 2011
Panduan Penelitian Hibah Kompetensi 2011
 

Dernier

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Dernier (20)

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 

RL_20110928

  • 1. SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER INDONESIA SISTEM BILANGAN DAN PENGKODEAN (2) Dosen Albaar Rubhasy, S.Si., M.T.I. Mata Kuliah Rangkaian Logika (MKK3403) Pertemuan 2 Tanggal 28-09-2011 © STMIK-Indonesia 2010 Pembahasan • Komplemen • Bilangan Biner Bertanda • Pengkodean Biner
  • 2. Komplemen • Komplemen digunakan untuk menyederhanakan operasi pengurangan dan manipulasi logikal biayanya menjadi lebih murah karena menyederhanakan implementasi sirkuit. • Ada dua tipe komplemen untuk setiap sistem berbasis r: – radix complement (kompelemen r) – diminished radix complement (komplemen r – 1). • Dalam sistem biner atau basis 2, kedua komplemen tersebut dinamakan 2 komplemen dan 1 komplemen. Pada sistem desimal dinamakan 10 komplemen dan 9 komplemen. Diminished Radix Complement 1 • Diberikan suatu angka N pada basis r yang memiliki n digit, komplemen r – 1 dari N didefinisikan sebagai (rn – 1) – N. • Pada bilangan desimal, r = 10 dan r – 1 = 9, sehingga 9 merupakan komplemen (r – 1) dari (10n – 1) – N. • Contoh: N = 546700 yang memiliki 6 digit (n = 6), komplemen 9 dari 546700 adalah (106 – 1) – 546700 = 999999 – 546700 = 453299. Jadi, komplemen 9 dari 546700 adalah 453299.
  • 3. Diminished Radix Complement 2 • Untuk bilangan biner, r = 2 dan r – 1 = 1, sehingga 1 merupakan komplemen (r – 1) dari (2n – 1) – N. • Contoh: N = 1011000 yang memiliki 7 digit (n = 7), komplemen 1 dari 1011000 adalah (27 – 1) – 1011000 = (10000000 – 1) – 1011000 = 1111111 – 1011000 = 0100111. Jadi, komplemen 1 dari 1011000 adalah 0100111. Diminished Radix Complement 3 • Jika diperhatikan, komplemen 1 dari N merupakan kebalikan dari setiap digitnya, sehingga tinggal mengubah dari 0 menjadi 1 dan 1 menjadi 0. Hal ini disebabkan karena hasil pengurangan biner hanya akan menghasilkan 0 dan satu, misalnya pada 1 – 0 = 1 dan 1 – 1 = 0. • Contoh: Komplemen 1 dari 1010 adalah 0101
  • 4. Radix Complement • Komplemen r dari n digit dari angka N pada basis r didefinisian dengan rn – N. Jika dibandingkan dengan komplemen r – 1, pada komplemen r ada penambahan dengan angka 1, sehingga dapat ditulis dengan [(rn – 1) – N] + 1. • Contoh 1: Komplemen 10 dari 546700 adalah 453299 + 1 = 453300. • Contoh 2: Kemudian komplemen 2 dari 1011000 adalah 0100111 + 1 = 0101000. Pengurangan Menggunakan Komplemen 1 • Proses pengurangan bilangan tak bertanda (unsigned) M – N dengan menggunakan komplemen dapat dilakukan dengan proses berikut: – Jumlahkan M dengan komplemen r dari N. Secara matematis dapat ditulis, M + (rn – N) = M – N + rn. – Jika M ≥ N akan menghasilkan bilangan yang positif. – Jika M < N akan menghasilkan bilangan yang negatif.
  • 5. Pengurangan Menggunakan Komplemen 2 • Contoh 1: (M ≥ N) Gunakan komplemen 10 untuk pengurangan 72532 – 3250 M = 72532 Komplemen 10 dari N = + 96750 Jumlah = 169282 Pengurangan dengan 105 = – 100000 Hasil = 69282 Pengurangan Menggunakan Komplemen 3 • Contoh 2: (M < N) Gunakan komplemen 10 untuk pengurangan 3250 – 72532 M = 03250 Komplemen 10 dari N = + 27468 Jumlah = 30718 Hasil (–komplemen 10 dari 30718) = – 69282
  • 6. Pengurangan Menggunakan Komplemen 4 • Contoh 3: Diberikan bilangan biner X = 1010100 dan Y = 1000011. Lakukan pengurangan (a) X – Y dan (b) Y – X dengan menggunakan komplemen 2. (M ≥ N) (a) X = 1010100 Komplemen 2 dari Y = + 0111101 Jumlah = 10010001 Pengurangan dengan 28 = – 10000000 Hasil = 00010001 Pengurangan Menggunakan Komplemen 5 (M < N) (b) Y = 1000011 Komplemen 2 dari X = + 0101100 Jumlah = 1101111 Hasil (–komplemen 2 dari 1101111) = – 0010001
  • 7. Pengurangan Menggunakan Komplemen 6 • Ulangi contoh 3, tetapi dengan menggunakan komplemen 1 (a) X = 1010100 Komplemen 2 dari Y = + 0111100 Jumlah = 10010000 Pengurangan dengan 108 = – 10000000 Hasil = 00010001 (b) Y = 1000011 Komplemen 2 dari X = + 0101011 Jumlah = 1101110 Hasil (komplemen 1 dari 1101110) = – 0010001 Bilangan Biner Bertanda 1 • Bilangan bulat positif (termasuk nol) dapat direpresentasikan sebagai bilangan yang tak bertanda. Adapun, untuk merepresentasikan bilangan negatif, dibutuhkan suatu notasi. • Pada aritmatika biasa, bilangan negatif ditandai dengan tanda negatif dan bilangan positif ditandai dengan tanda positif. Namun, karena keterbatasan komputer digital, seluruh informasi harus direpresentasikan dalam digit-digit biner yang terdiri dari 8 bit (1 byte). Pada bilangan biner, bilangan positif dan negatif dapat dilihat pada digit yang paling kiri.
  • 8. Bilangan Biner Bertanda 2 • Secara konvensi, bit 0 digunakan untuk bilangan positif dan bit 1 untuk bilangan negatif. Sebagai contoh, bit 01001 merupakan representasi angka 9 pada bilangan desimal yang tak bertanda, sedangkan bit 11001 merupakan representasi angka 25 pada bilangan desimal bertanda.Representasi ini dinamakan konvensi signed-magnitude. • Ada konvensi lain yaitu dengan menggunakan komplemennya sebagai representasi bilangan positif dan negatif dalam bilangan biner yang disebut dengan konvensi signed-complement. Jika yang digunakan komplemen 1, representasinya disebut dengan signed- 1’s-complement dan komplemen 2 disebut signed-2’s-complement. Dalam konvensi tersebut, penggunaan bit 0 dan 1 sebagai penanda bilangan positif dan negatif masih tetap digunakan. Representasi Bilangan Biner Bertanda 1 • Berikut ini adalah beberapa cara untuk merepresentasikan angka –9: – Representasi signed-magnitude: 10001001 – Representasi signed-1’s-complement: 11110110 – Representasi signed-2’s-complement: 11110111
  • 9. Representasi Bilangan Biner Bertanda 2 Desimal Signed-magnitude Signed-1’s Signed-2’s complement complement +7 0111 0111 0111 +6 0110 0110 0110 +5 0101 0101 0101 +4 0100 0100 0100 +3 0011 0011 0011 +2 0010 0010 0010 +1 0001 0001 0001 +0 0000 0000 0000 –0 1000 1111 –1 1001 1110 1111 –2 1010 1101 1110 –3 1011 1100 1101 –4 1100 1011 1100 –5 1101 1010 1011 –6 1110 1001 1010 –7 1111 1000 1001 –8 1000 Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bertanda 1 • Operasi penjumlahan mengikuti aturan aritmatika biasa. Jika kedua bilangan memiliki tanda yang berbeda, bilangan yang terkecil akan dikurangi dan diberi tanda yang berbeda. Sebagai contoh, (+25) + (–37) = –(37 – 25) = –12. • Untuk melakukannya, dibutuhkan perbandingan antara kedua tanda dan nilai dari kedua bilangan. Prosedur ini juga berlaku pada representasi signed-magnitude pada bilangan biner. • Namun, hal ini tidak berlaku untuk representasi signed- complement. Prosedurnya sangat sederhana karena hanya melibatkan penjumlahan dari dua bilangan biner, termasuk bit penandanya (bit yang paling kiri).
  • 10. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bertanda 2 + 6 00000110 – 6 11111010 +13 00001101 +13 00001101 +19 00010011 +17 00000111 + 6 00000110 – 6 11111010 –13 11110011 –13 11110011 – 7 11111001 –19 11101101 Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bertanda 3 • Prosedur pada operasi pengurangan bilangan biner bertanda dapat dilakukan dengan cara mengubahnya ke operasi penjumlahan, sehingga dapat dilakukan proses yang lebih sederhana, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. • Berikut ini adalah ilustrasi bagaimana cara mengubah operasi pengurangan menjadi penjumlahan: (±A) – (+B) = (±A) + (–B) (±A) – (–B) = (±A) + (+B) • Misalkan, untuk pengurangan (–6) – (–13) = (–6) + (+13) = +7. Pada bilangan biner 8 bit, operasi tersebut direpresentasikan dengan, (11111010 – 11110011) = (11111010 + 00001101) = 00000111 atau (+7). • Dengan mengubah operasi pengurangan menjadi penjumlahan, komputer hanya membutuhkan satu sirkuit saja untuk menangani kedua jenis operasi aritmatika.