3. Latar Belakang Pengelolaan Energi
Konsumsi energi semakin mahal dan berpotensi
merusak lingkungan
Era “energi murah” sudah berlalu (di banyak negara)
Mengurangi konsumsi energi berarti :
• Mengurangi biaya
• Mengurangi emisi gas rumah kaca (GHG)
Peraturan untuk efisiensi energi
Banyak perusahaan belum mampu mengurangi
konsumsi energi
Manfaat pendekatan sistemik dalam pengelolaan energi
4. Energi: sesuatu yang menghasilkan tenaga,
misalnya:
BBM, listrik, nuklir atau radiasi matahari
Energi menurut ISO 50001:
Listrik, BBM, Uap, Panas, Air, Udara
bertekanan, dan Media sejenis lainnya
Energi ?
5. - Nuklir 6%
- Air 7%
- Terbarukan 2% (tumbuh sekitar 2% per tahun di
negara
berkembang)
- BBM, batubara dan gas 85%
- Di negara maju, penggunaan energi meningkat 3%
per tahun, sehingga untuk keseimbangan harus
dilakukan penghematan energi minimal sebesar 4%
per tahun
Sumber Energi dan Keseimbangan
(World Energy Forum, Desember 2012)
6. Within a few decades, energy, water, food and other
commodities such as some metals and minerals will become
scarce. Moreover, more stress will be put on the ecosystem and
its biodiversity.
Energy Water
Other
Commodities
Food
Global
Warming
Ecosystem
Stress
Estimated time since
depletion of energy
sources:
Oil: <50 years
Natural Gas: <70
years
Coal: <120 years
Water consumption will
rise, mainly in
agriculture and industry
Water scarcity will lead
to higher prices and
need for efficiencies
Food prices will
rise as demand
will grow faster
than production
(which is
threatened to even
decrease)
Very high demand for
raw materials by
developing countries
Prices will skyrocket,
especially in rare
metals and minerals
(e.g. indium)
Global temperature to rise 0.5 –
1.5 oC in 20 years
Rising sea levels, desertification
and more extreme weather are to
be expected
Conversion and destruction
of land and loss of
biodiversity will continue
due to agriculture,
infrastructure, climate
change and forestry
6
7. INDONESIA ISO EXPERT ASSOCIATION - IIEA
1
1
THE FUTURE OF ENERGY
a report by harvard business review analytic services
8. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengeluarkan
PERATURAN MENTERI ESDM NO. 14/2012 TENTANG MANAJEMEN
ENERGI yang menetapkan industri dengan penggunaan energi lebih
dari 6000 TOE (ton oil equivalent) wajib menerapkan sistem
manajemen energi dan industri dengan penggunaan energi kurang dari
6000 TOE (ton oil equivalent).
Perusahaan yang menerapkan sistem manajemen energi dan berhasil
3 tahun berturut-turut dapat menurunkan Konsumsi Energi Spesifik
minimal 2% per tahun mendapatkan insentif berupa Audit Energi, dan
mendapat prioritas pasokan energi.
Kewajiban dalam Penerapan
Sistem Manajemen Energi
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15. Industrial Energy Use
Penggunaan energi untuk industri berkontribusi
global sbb:
o 40% dari total penggunaan listrik
o 77% dari total penggunaan batubara dan
turunannya
o 37% dari total penggunaan natural gas
dan
o 1/3 dari total emisi CO2
Industri berpotensi mengurangi intensitas energi dan
emisi sekitar 26–32%, dan menghasilkan
pengurangan penggunaan energi dan emisi CO2
sebesar 8-12%
Sumber : IEA 2010 & 2011
16. Sistem Manajemen Energi (EnMS).
Maksud
“… untuk membuat organisasi menetapkan sistem dan
proses yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja
energi..”
Lingkup:
- persyaratan khusus yang diterapkan pada penggunaan
dan konsumsi energi, termasuk pengukuran, dokumentasi
dan pelaporan, praktek pengadaan peralatan, sistem,
proses dan personel yang berkontribusi pada kinerja
energi’
- ISO 50001 dapat diterapkan di semua organisasi”
ISO 50001
TIDAK menetapkan kriteria kinerja khusus sehubungan
dengan energi
17. Memberikan strategi
pengelolaan untuk:
- meningkatkan efisiensi energi,
- mengurangi biaya, dan
- memperbaiki kinerja energi.
Mengintegrasikan kinerja energi
ke dalam aktifitas manajemen.
Mengapa ISO 50001 ?
18. Membantu memperbaiki pemanfaatan aset yang
membutuhkan energi
Menyediakan sarana komunikasi dan transparansi
dalam pengelolaan sumber energi
Mempromosikan perilaku dan praktek terbaik dalam
pengelolaan energi
Membantu mengevaluasi dan menetapkan prioritas
penerapan teknologi efisiensi energi yang baru untuk
tempat kerja
Mengapa ISO 50001 ?
19. Menyediakan kerangka kerja untuk
mempromosikan efisiensi energi dalam rantai
pasokan (supply chain)
Memfasilitasi peningkatan manajemen energi
untuk program pengurangan emisi gas rumah
kaca
Memungkinkan integrasi dengan sistem
manajemen lainnya yang telah diterapkan di
organisasi, misalnya EMS, OHSMS
Mengapa ISO 50001 ?
20. Keuntungan Efisiensi Energi bagi Industri
Efisiensi energi telah menunjukkan dampak pada:
Menghemat uang perusahaan
Meningkatkan keandalan operasi
Produktifitas dan daya saing
Menawarkan keuntungan finansial dan ekonomi
Mengurangi resiko terhadap kenaikan harga energi
Meningkatkan ketahanan terhadap suplai energi
….
Lalu , mengapa banyak yang belum
merasakannya?
21. Hambatan dalam Efisiensi Energi di Industri
Manajemen umumnya lebih fokus pada produksi bukan pada
efisiensi energi
Kurang informasi dan pemahaman atas keuntungan finansial dan
kuantitatif lainnya
Kurangnya kemampuan teknis yang memadai untuk
mengembangkan dan melaksanakan program / proyek efisiensi
energi
Sistem pemantauan dan pengelolaan data yang kurang
Sikap bertahan: “Saya telah melakukan yang terbaik”
22. Hambatan dalam Efisiensi Energi di Industri
Isu : Efisiensi Energi tidak terintegrasi pada
praktek operasional dan manajemen sehari-
hari
Solusi : Manajemen puncak harus terlibat
dalam pengelolaan energi
23.
24.
25. 1. Energy Performance
(EnPI vs baseline)
2. EnMS
3. Others
- Climate goal
- Reliability
- Cost reduction
- Etc.
INTENDED OUTCOME OF ENMS
I
34. I
I
High Level Structure
(Annex SL)
Organisasi berkelanjutan dengan menerapkan
berbagai sistem manajemen seperti SNI ISO
21001, SNI ISO 45001, SNI ISO 14001, dsb.
35.
36.
37. Penggunaan Energi (Energy Use)
Jenis penggunaan energi
Misal :
Ventilasi; penerangan; pemanasan; pendinginan;
transportasi; proses; produksi.
Konsumsi Energi (Energy Consumption)
Jumlah energi yang dipakai
Efisiensi Energi (Energy Efficiency)
Rasio atau perbandingan kuantitatif lain antara keluaran
/output
(misalnya jasa, barang /produk atau energi, dengan
masukan /input energi)
Istilah
38. Penggunaan Energi (Energy Use)
Jenis penggunaan energi
Misal :
Ventilasi; penerangan; pemanasan; pendinginan;
transportasi; proses; produksi.
Konsumsi Energi (Energy Consumption)
Jumlah energi yang dipakai
Efisiensi Energi (Energy Efficiency)
Rasio atau perbandingan kuantitatif lain antara keluaran
/output
(misalnya jasa, barang /produk atau energi, dengan
masukan /input energi)
Istilah
39. Manajemen Energi / Energy
Management (EnMS)
Serangkaian bagian yang saling
berkaitan untuk menyusun sebuah
kebijakan dan tujuan energi, serta
aktifitas dan prosedur untuk mencapai
tujuan tersebut
Kinerja Energi (Energy performance)
Hasil terukur terkait dengan efisiensi
energi, penggunaan energi dan
konsumsi energi
Baseline (Data Dasar) Energi (Energy
Baseline)
Acuan kuantitatif sebagai dasar
perbandingan dengan kinerja energi
Istilah
40. Key points
Energy use = application
Energy consumption = how much
Energy efficiency = how well
41. 4. Context of the
organization
4. Context of the
organization / Kontek
organisasi
4.1 Understanding the organization and its
context /
Memahami organisasi dan konteknya
4.2 Understanding the needs and
expectations of interested parties /
mamahami kebutuhan dan ekspektasi dari
pihak yang berkepentingan
4.3 Determining the scope of the quality
management system / menetapkan lingkup
dai sistem manajemen energi
4.4 Quality management system / Sistem
manajemen untuk organisas pendidikan
(SMOP)
Plan Do
Check
Action
KLAUSUL 4 KONTEKS ORGANISASI
42. 42
• Memahami isu internal dan eksternal dalam penerapan
system manajemen energi
• Pernyataan kebijakan energy berdasarkan pada hasil audit
energi, program penghematan energi, data penggunaan
energi
• Pernyataan kebijakan energi dan memberikan kerangka kerja
dalam penetapan tujuan pemanfaatan energi yang
berkelanjutan
4.1 Memahami organisasi dan konteksnya
43. 4.2 Memahami kebutuhan dan harapan (persyaratan) pihak yang berkepentingan yang
relevan dengan system manajemen energy
Organisasi harus menentukan, memantau dan meninjau informasi tentang pihak-pihak
yang berkepentingan ini dan persyaratan mereka yang relevan.
Pihak yang
berkepentingan
Kebutuhan dan Harapan
Pengguna energi Penggunaan energi yang optimal
Penghematan energi yang berdampak
pada biaya
Pemerintah • Pemenuhan peraturan perundangan
• Perolehan penghargaan atas program
pengelolaan energi
Pengguna peralatan • Peralatan digunakan dengan baik
• Umur peralatan lebih panjang
44. 44
4.3 Menentukan ruang lingkup, mempertimbangkan:
• pada persyaratan :
• Peralatan Yang Dimiliki (SEU)
• Peralatan Yang Menyumbang Energi terbesar
• Peraturan dan Persyaratan yang ada
Menentukan dan mendokumentasikan ruang lingkup
dan pembatasan EnMS
- hanya untuk area tertentu, atau produk tertentu
45. 4.4 Sistem manajemen energi
Organisasi harus :
a. Menentukan input yang dibutuhkan dan output yang diharapkan dari
proses dalam pengelolaan energi
Plan
b. Menentukan urutan dan interaksi dari proses
c. Menentukan dan menerapkan kriteria dan metode
d. Menentukan sumber daya dan memastikan ketersediaannya
e. Menetapkan tanggung jawab dan wewenang untuk proses
f. Mengatasi risiko dan peluang pada semua proses
g. Mengevaluasi proses dan menerapkan setiap perubahan yang
diperlukan untuk memastikan bahwa proses mencapai hasil yang
diharapkan
Do &
Check
h. Meningkatkan proses dari system manajemen energi Act
46. 5. Leadership / Kepemimpinan
5.1 Leadership and commitment / Kepemimpinan
dan Komitmen
5.2 Policy / Kebijakan
5.3 Organizational roles, responsibilities and
authorities / Aturan organisasi, tanggungjawab
dan wewenang
Plan Do
Check
Action
KLAUSUL 5 KEPEMIMPINAN
47. Top Management
- Menunjukkan komitmen dan dukungan penerapan
- Menyediakan sumber daya
- Memastikan tujuan dan sasaran telah
ditetapkan
- Mengkaji ulang
Management Representative / Manager Energi
- Memastikan EnMS telah disusun dan
dikembangkan, dijalankan, dipelihara
dan diperbaiki terus menerus
- Melaporkan kinerja EnMS
Kepemimpinan
48. Harus mencakup komitmen:
- continual improvement dalam
kinerja energi
- memastikan ketersediaan
informasi dan sumber daya
- memenuhi peraturan dan
persyaratan yang berlaku
Tidak hanya tanda tangan
Kebijakan Energi
49. - Sesuai dengan natural organisasi
- Memberikan kerangka kerja untuk
tujuan energi
- Mendukung pengadaan dan
perancangan energi secara efisien
- Terdokumentasi dan
dikomunikasikan ke seluruh tingkatan
- Secara berkala dikaji dan diperbarui
bila diperlukan
Kebijakan Energi
50. Manajemen puncak harus menunjukkan
kepemimpinan dan komitmen terhadap sistem
manajemen dengan cara:
Mengambil peran dalam penerapan
pengelolaan energi
Menetapkan kebijakan dan sasaran
Mendorong penggunaan pendekatan proses dan
pemikiran berbasis risiko
Memenuhi persyaratan dan peraturan yang
berlaku
Meningkatkan pelaksanaan efisiensi dalam
pengelolaan energi
5.1 Leadership
and commitment /
Kepemimpinan
dan Komitmen
5. Leadership / Kepemimpinan
51. Penetapan Kebijakan Energi
Sesuai dengan tujuan, isu internal/eksternal organisasi
Mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan
Mencakup komitmen untuk peningkatan berkelanjutan
Menyediakan kerangka kerja untuk sasaran penghematan
energi
Dikomunikasikan dan dipahami
Tersedia untuk pihak-pihak yang berkepentingan, sesuai
yang dibutuhkan
5.2 Quality
Policy /
Kebijakan
Energi
5. Leadership / Kepemimpinan
52. Manajemen Puncak memastikan Tanggung Jawab dan
Wewenang ditetapkan, dikomunikasikan, dipahami
dalam organisasi bertujuan untuk:
a) memastikan bahwa system manajemen energi
dijalankan
b) memastikan bahwa proses relevan dengan
organisasi
c) Memastikan kinerja sistem manajemen energi
d) memastikan pentingnya fokus pada program
pengelolaan energi
5.3
Organizational
roles,
responsibilities
and authorities
/ Aturan
Organisasi,
Tanggungjawab
dan Wewenang
5. Leadership / Kepemimpinan
53. 6. Planning /
Perencanaan
6.1 Actions to address risks and
opportunities / Tindakan untuk menangani
risiko dan peluang
6.2 Quality objectives and planning to achieve
them / Sasaran dan perencanaan untuk
mencapainya
6.3 Energy Review
6.4 Energy Performance Indicator
6.5 Energy
Baseline
6.6 Planning Collections of energy data
Plan Do
Check
Action
KLAUSUL 6 PERENCANAAN
54. Organisasi harus merencanakan:
Mengidentifikasi risiko dan tindakan menangani risiko
dan peluang
Cara :
mengintegrasikan dan menerapkan tindakan ke
dalam proses pengelolaan energi
mengevaluasi efektivitas tindakan ini.
Tindakan yang diambil untuk menangani risiko dan
peluang harus proporsional dengan dampak potensial
pada kesesuaian produk dan layanan energi
Menangani risiko bisa dengan :
• Avoiding risk / menghindari risiko
• Taking risk / mengambil risiko
• Sharing Risk / berbagi risiko
• Tranfer / Merubah kemungkinan
• Mitigasi / Mengendalikan dampaknya
Peluang / Opportunity bisa berupa:
• adoption of new practices
• use a equipment environment friendly
• building partnerships
• using new technology
6.1 Actions to
address risks
and
opportunities /
Tindakan untuk
menangani
risiko dan
peluang
6. Planning / Perencanaan
56. RISK AND UNCERTAINTIES
I
Risk Manifestation
Economic and Financial Construction cost increases, interest rates, volatile
energy prices, payment default
Behavioral and Operational Behavioral biases, rebound effect, faulty
operation, unexpected consumption pattern
Measurement and Verification Poor data quality, inconsistent measurement, modeling
errors
Contextual and Technology Poor project design, installation delays,
insufficient information on facility, poor
equipment design, poor performance
Regulatory Changes in grant/subsidy programs, unfavorable
financial regulation, conflicting guidelines, changing
regulation on financial markets
Daniel R. Hill∗
Vienna University of Economics and Business, Welthandelsplatz 1, 1020 Vienna, Austria
58. Penetapan Tujuan/Sasaran Energi
• konsisten dengan kebijakan energi
• memperhitungkan persyaratan yang berlaku
• relevan dengan kesesuaian produk dan layanan
• dipantau dan dikomunikasikan
• didokumentasikan
6.2 Quality
objectives and
planning to
achieve them
/
Tujuan organisasi
dan perencanaan
untuk
mencapainya
6. Planning / Perencanaan
59. Penyusunan Sasaran Energi
Organisasi harus:
mengembangkan dan menerapkan kebijakan energi, menyusun
tujuan, sasaran dan rencana kerja (action plans), dengan
mempertimbangkan persyaratan peraturan dan informasi terkait
penggunaan energi signifikan.
mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja
energi dan menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan Standar.
menyesuaikan dengan kondisi organisasi: kompleksitas, tingkatan
dokumen dan sumber daya, diterapkan untuk aktifitas yang
dikendalikan oleh organisasi.
60. Konsisten dengan Kebijakan
Keterkaitan antara Tujuan – Sasaran – Action Plan
Mempertimbangkan :
- peraturan dan persyaratan,
- penggunaan energi yang signifikan
- peluang (opportunity) dari hasil kaji ulang energi
Action Plan harus terdokumentasi dan mencakup:
- tanggung jawab
- kegiatan dan batas waktu
- metode untuk verifikasi peningkatan / improvement
- metode untuk verifikasi hasil
- monitoring
Menyusun Tujuan, Sasaran dan Action Plan
63. 6.3 Energy Review
/ Kaji Ulang energi
6. Planning / Perencanaan
1. Menganalisa penggunaan energi dan konsumsi energi
- Identifikasi sumber energi yang digunakan saat ini
- Metode dan kriteria (prosedur) kaji ulang energi harus
didokumentasikan
- Evaluasi penggunaan energi dan konsumsi energi (saat ini dan
yang lalu)
2. Tentukan area (proses / bagian / mesin) dengan penggunaan
dan konsumsi energi yang signifikan
- Identifikasi kinerja energi saat ini di masing-masing area
- Perkirakan penggunaan dan konsumsi energi yang akan datang
3. Tentukan dan buat prioritas peluang peningkatan
- Pertimbangkan peluang menggunakan energi terbarukan atau
sumber alternatif lainnya dimasa yang akan dating
-
64. Berapa energi yang kita gunakan ?
Berapa energi yang digunakan
perusahaan dalam 12 bulan terakhir?
Berapa biayanya?
Berapa yang digunakan tahun lalu?
Berapa yang akan digunakan tahun
depan?
Berapa realisasi biaya energi
dibandingkan budget perusahaan?
Apakah perusahaan menggunakan
energi terlalu banyak ?
• Jika ya, berapa sebenarnya yang
harus dipergunakan?
Apakah jumlah uang yang dikeluarkan
untuk energi memang sepadan?
65. 6.4 Energy
Performance
Indicator/Indeks
Kinerja Energi
6. Planning / Perencanaan
Digunakan untuk pemantauan dan pengukuran
kinerja energi
Berkaitan dengan konsumsi energi dalam
parameter tertentu, misalnya:
waktu, ruangan, unit produksi.
Metode untuk menetapkan dan memperbarui
EnPI harus terdokumentasi
67. 6.5 Energy
Baseline / Garis
batas Energi
6. Planning / Perencanaan
Menggunakan data hasil kaji ulang energi
- Mencari periode untuk mendapatkan data kuantitatif yang dapat
dipercaya
- Mencakup semua variable yang berpengaruh dalam penggunaan dan
konsumsi energi, misalnya : cuaca, musim, siklus produksi
- Normalisasi ke dalam parameter yang berpengaruh, misalnya: tingkat
produksi, jumlah karyawan
Menentukan periode untuk memulai perbaikan energi (= tahun ke - 0)
Menetapkan kapan pengelolaan (manajemen) energi akan dimulai
- Pertimbangkan peluang menggunakan energi terbarukan atau
sumber alternatif lainnya dimasa yang akan datang
- Tolok ukur kinerja energi
Data dasar (baseline) energi harus terdokumentasi
68. •Pilih tahun data dasar
(baseline year), misalnya
2008
•Menambahkan data 24
bulan berikutnya
•Memastikan interval data
telah memadai
MENYUSUN BASELINE ENERGI
69. Ketika organisasi menentukan kebutuhan
energy maka harus merencanakan
pengumpulan data energi yang dibutuhkan.
6.6 Planning for
Collective of
Energy Data
6. Planning / Perencanaan
Analysis of existing
energy
performance
• a breakdown of the
energy consumption by
use and source
• energy flows, energy balance
• historical energy
performance
• expected energy performance
• relationships between
energy performance and
relevant variables
• validation of the existing
energy performance
indicator(s) and, if
necessary, proposals for a
new energy performance
indicator
Identification of
improvement
opportunities
• evaluation of the design
and configuration
options to address the
system needs
• Age, condition, operation
and level of maintenance
of the audited objects
• the technology of existing
audited objects in
comparison to the most
efficient on the market
• new advanced technical
solutions
• best practices
70. 7
Support
7.1 Resources / Sumber daya
7.2 Competence / kompetensi
7.3 Awareness / kesadaran
7.4 Communication / komunikasi
7.5 Documented information /
informasi terdokumentasi
Plan Do
Check
Action
KLAUSUL 7 PENDUKUNG
71. 7.1.3 Fasilitas (bangunan, dan pekarangan,peralatan
termasuk perangkat keras dan perangkat lunak, dan
utilitas)
7.1.2 Sumber daya manusia (Manager Energi, Tim
Energi, dan staf)
7.1.1. Umum
Sumber berasal dari organisasi sendiri dan pihak
eksternal
7. Dukungan (Sumber daya)
7.1
Resources /
Sumber daya
7.1.4 Lingkungan kerja
Organisasi harus menetapkan, menyediakan dan memelihara
lingkungan yang diperlukan untuk operasi/menjalankan proses dan
untuk mencapai kesesuaian pengelolaan energi.
72. Kebutuhan Sumber Daya
Management Representative, perwakilan dari manajemen puncak yang
memimpin kegiatan manajemen energi:
o Kegiatan langsung
o Mewakili manajemen pada level senior
o Mendapatkan dukungan untuk manajemen energi
Manajer Energi (sesuai PP 79 Tahun 2009 dan Permen ESDM No. 13/2010)
o Mengetahui pengelolaan energi secara detil
o Mengkoordinasikan kemajuan pengelolaan energi
o Mewakili saat audit eksternal
Tim Pengelolaan Energi
o Perwakilan dari bagian lain yang berhubungan (produksi, keuangan,
engineering, operasional, dll)
o Kerjasama lintas fungsi
73. 7.1.5 Sumber daya pemantauan, pengukuran
Organisasi harus menetapkan dan menyediakan
sumber daya untuk memastikan hasil pemantauan
/pengukuran untuk dengan memastikan bahwa
sumber daya tersebut:
• sesuai untuk kegiatan pemantauan dan
pengukuran
• termasuk kemampuan penelusuran pengukuran
(kalibrasi, vefifikasi dan penjagaan)
• terdokumentasi
7.1
Resources /
Sumber daya
7. Support
74. Organisasi harus:
Memastikan bahwa orang-orang ini kompeten atas dasar
pendidikan, pelatihan, atau pengalaman
Kompetensi personel diperlukan untuk melakukan
pekerjaan.
Menyimpan informasi terdokumentasi yang sesuai sebagai
bukti kompetensi.
Catatan : tindakan untuk meningkatan kompetensi
misalnya,
• penyediaan pelatihan
• mentoring
• merekrut orang yang kompeten
7.2
Competence /
Kompetensi
7. Support
75. - Kompetensi diterapkan untuk:
- karyawan atau sub-kontraktor di area yang menggunakan
energi signifikan
- TNA terkait dengan penggunaan energi signifikan dan
operasional EnMS (terutama untuk operator , maintenance,
engineer dan kontrol operasi SEUs)
- Pengadaan training atau program pengembangan
yang relevan.
Kompetensi
76. Organisasi pendidikan harus memastikan bahwa
orang-orang yang menjalankan system manajemen
energi harus harus mengetahui :
• kebijakan energi
• Tujuan pengelolaan energi
• kontribusi mereka terhadap efektivitas system
manajemen energi
7.3
Awareness /
Kesadaran
7. Support
77. 7.4
Communication
/ Komunikasi
7. Support
4. Organisasi harus memastikan ketersediaan
komunikasi baik internal dan eksternal berupa :
• kebijakan organisasi dan rencana strategis
• produk dan layanan energi
• data kinerja energi
• umpan balik dari pihak yang berkepentingan, termasuk
keluhan pelanggan dan survei kepuasan pihak-pihak yang
berkepentingan
78. Dokumentasi SME harus meliputi:
mendokumentasikan informasi yang diperlukan
oleh Standar Internasional ini
mendokumentasikan informasi yang ditentukan
oleh organisasi yang diperlukan untuk
efektivitas sistem manajemen energi
7.5 Documented
information /
informasi
terdokumentasi
7. Support
79. 8
Operation
8.1 Perencanaan dan pengendalian operasional
8.3 Desain system manajemen energi
8.4 Procurement
Plan Do
Check
Action
KLAUSUL 8 OPERASIONAL
80. 8. Operasi
8.1 Perencanaan dan kendali operasional.
Identifikasi dan merencanakan kegiatan operasi dan
maintenance terkait penggunaan energi :
a) Menetapkan kriteria operasi dan maintenance yang
efektif
b) Fasilitas, proses, sistem dan peralatan operasi dan
maintenance
memenuhi kriteria operasi;
c) Adanya komunikasi yang efektif mengenai
pengendalian
operasional
82. 8.3. Desain
Mempertimbangkan peluang perbaikan kinerja energi
dalam
- Perancangan baru, modifikasi dan renovasi fasilitas,
peralatan, sistem dan proses yang berdampak penting
pada kinerja energi.
Hasil EPE (energy performance evaluation) harus
dipertimbangkan dalam spesifikasi, rancangan dan
pengadaan project yang sesuai.
Hasil kegiatan perancangan harus didokumentasikan.
83. 8.4 Procurement
Diterapkan dalam pengadaan jasa, produk dan peralatan
untuk energi yang berdampak penting pada penggunaan
energi
Harus:
- Seleksi dan evaluasi supplier mencakup kinerja
energi
- Menetapka kriteria penilaian penggunaan, konsumsi
dan
efisiensi energi selama umur operasi barang / jasa
- Mendokumentasikan spesifikasi pembelian energi
(dalam PR, PO)
84. 9 Performance
evaluation
9.1 Monitoring,
Measurement, analysis and
evaluation
9.1 Metode pemantuan dan
pengukuran
9.2 Evaluation & Compliance
9.2 Internal audit
9.3 Management review
9.3.1 General
9.3.2 Management review
inputs
9.3.3 Management review
outputs
Plan Do
Check
Action
KLAUSUL 9 EVALUASI KINERJA
85. 9. Evaluasi kinerja
9.1 Pemantauan, pengukuran, analisis, dan evaluasi.
Diterapkan untuk karakteristik kunci yang telah ditetapkan dalam kinerja
energi
Key characteristics setidaknya mencakup:
a) Penggunaan energi yang signifikan;
b) Variabel terkait penggunaan energi yang signifikan
(suhu, production peak);
c) EnPIs;
d) Efektifitas action plans dalam pencapaian objectives dan targets;
e) Evaluasi antara konsumsi energi yang aktual dengan yang
diharapkan.
Hasil kegiatan pemantauan, pengukuran dan analisa didokumentasikan.
Menetapkan dan melaksanakan Program Pengukuran Energi
87. ANALYSIS
I
Analysis of existing energy
performance
• a breakdown of the energy
consumption by use and
source
• energy flows, energy balance
• historical energy performance
• expected energy performance
• relationships between energy
performance and relevant
variables
• validation of the existing
energy performance
indicator(s) and, if necessary,
proposals for a new energy
performance indicator
Identification of improvement
opportunities
• evaluation of the design and
configuration options to
address the system needs
• Age, condition, operation and
level of maintenance of the
audited objects
• the technology of existing
audited objects in comparison
to the most efficient on the
market
• new advanced technical
solutions
• best practices
Evaluation of improvement
opportunities
• energy savings over an agreed
time period
• financial savings
• necessary investments
• agreed economic criteria
• other non-energy gains
• noting potential interactions
between various opportunities
• definition of any further
analysis that may be needed
88. REPORT
I
No Peluang Penghematan Energi Jenis energi
Penghematan per tahun Penurunan emisi
MWh MMBTU kiloliter GJ TOE (tCO2/y)
1 Penerapan Organic Rankine Cycle di Fasilitas A Listrik 56,064 201,830 4,817 49,953
2 Penerapan Organic Rankine Cycle di Fasilitas A Listrik - - -
3 Penerapan Organic Rankine Cycle di Fasilitas A Listrik - - -
4 Penggantian lampu menjadi LED Listrik 111 399 10 99
5 Optimasi beban gas turbin Gas 156,523 164,349 3,922 9,517
6 Substitusi electric fuel gas heater Listrik 876 3,154 75 781
7 Pemasangan Variable Speed Drive (VSD) pada ESP Listrik 3,583 12,899 308 3,192
8 Setting temperature AC Akomodasi Listrik 47 170 4 42
9
Penggantian lampu dan pemasangan sensor lampu pada
public space
Listrik
5 18 0.4 4
10 Pemasangan subsea cable Diesel 1,351 51,184 1,222 3,793
TOTAL - 60,686 156,523 1,351 434,003 10,358 67,381
No Peluang Penghematan Energi Penghematan Penurunan emisi Investasi Payback Kategori
(GJ/tahun) (Rp Juta/tahun) (%) (tCO2e) (Rp Juta) (Tahun)
1 Penerapan Organic Rankine Cycle di Fasilitas A 201,830 34,169 9.0 49,953.0 291,684 8.5 High cost
2 Penerapan Organic Rankine Cycle di Fasilitas A - - -
3 Penerapan Organic Rankine Cycle di Fasilitas A - - -
4 Penggantian lampu menjadi LED 399 155 0.0 98.7 184 1.2 Medium cost
5 Optimasi beban gas turbin 164,349 12,209 7.3 9,516.6 - - No cost
6 Substitusi electric fuel gas heater 3,154 1,226 0.1 780.5 3,500 2.9 High cost
7 PemasanganVariable Speed Drive (VSD) pada ESP 12,899 5,016 0.6 3,192.4 5,810 1.2 High cost
8 Setting temperature AC Akomodasi 170 66 0.0 42.1 35 0.5 Low cost
9
Penggantian lampu dan pemasangan sensor lampu pada
public space
18 7 0.0 4.5 3 0.5 Low cost
10 Pemasangan subsea cable 51,184 13,505 2.3 3,792.7 67,500 5.0 High cost
TOTAL 382,819 66,353 17.0 63,587.9 301,217 2.5
90. Organisasi harus melakukan audit internal pada
selang waktu terencana untuk memberikan informasi
apakah sistem manajemen energi :
sesuai dengan:
persyaratan organisasi sendiri untuk sistem
manajemen organisasi pendidikan;
persyaratan Standar Internasional ini;
secara efektif diimplementasikan dan dipelihara.
9.2
Internal
audit
9. Performance Evaluation/ Evaluasi
Kinerja
92. Audit Energy Management System
Audit untuk menentukan bahwa persyaratan ISO 50001,
telah didokumentasikan dan dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan standar
Salah satu persyaratannya adalah kajian energi / audit
energi
93. Audit Energi
• Audit energi adalah proses evaluasi pemanfaatan energi dan
identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi
peningkatan efisiensi pada penggunaa energi dan pengguna
sumber energi dalam rangka konservasi energi (SNI 6196:2011).
• Proses audit dapat berupa inspeksi, survei dan analisis aliran
energi untuk konservasi energi pada bangunan, proses atau
sistem untuk mengurangi jumlah masukan energi ke dalam sistem
tanpa menimbulkan dampak negatif pada sisi produktivitas.
94. Tujuan Audit Energi
1. Untuk mengidentifikasi jenis-jenis penggunaan energi dan biaya
yang digunakan dalam mengkonsumsi energi.
2. Untuk mengidentifikasi kemungkinan pemborosan dalam
penggunaan energi.
3. Untuk mengidentifikasi peluang pengurangan pemborosan energi
dan biaya konsumsi energi, baik melalui pencegahan, perbaikan
teknikal/operasional, atau investasi peralatan baru.
4. Untuk menganalisa kelayakan secara ekonomi peluang
pengurangan pemborosan energi dan memberikan rekomendasi
untuk diterapkan.
95. Jenis Audit Energi
• Terdapat beberapa jenis audit energi yang pemilihannya
tergantung pada fungsi, ukuran dan tipe obyek yang akan diaudit,
tingkat kedalaman jenis audit yang dibutuhkan, potensi dan
besarnya penghematan energi dan juga besarnya pengurangan
biaya energi yang diinginkan.
• Standar nasional yang dipakai dalam audit energi adalah
mengacu pada SNI 6196:2011
• Standar internasional yang dipakai dalam audit energi mengacu
pada standar ASHRAE
96. Audit Energi ASHRAE
Standar internasional yang biasanya digunakan dalam audit energi
adalah standar dari ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating
and Air-Conditioning Engineers).
Ada 3 jenis audit yang didefinisikan oleh ASHRAE:
1. ASHRAE Level 1: Walk-through Analysis /Preliminary Audit
2. ASHRAE Level 2 – Energi Survey and Analysis
3. ASHRAE Level 3 – Detailed Analysis of Capital Intensive
Modifications/ Investment Grade energi Audit (IGEA)
97. ENERGY AUDIT (ISO 50001)
“Systematic analysis of energy use and energy consumption of audited objects, in order to identify, quantify
and report on the opportunities for improved energy performance”
Energy Audit Principle
Consistent with scope, boundary and objective;
Appropriate measurement and observation
Representative data
Traceable process
Appropriate economic analysis
I
98. ENERGY AUDIT PROCESS
Energy audit
planning
Opening
meeting
Data
collection
Measurement
plan
Conducting
the site visit
Analysis
Energy audit
report
Closing
meeting
Identification and quantification Analysis Report
Follow
up
I
101. Manajemen puncak harus meninjau sistem
manajemen energi, pada selang waktu
terencana, untuk memastikan kesesuaian,
kecukupan, efektivitas dan keterpaduan dengan
arah strategis organisasi
9.3
Management
review
9. Performance Evaluation/ Evaluasi
Kinerja
102. Management Review
Input:
-Tindak lanjut Tinjauan Manajemen sebelumnya
-Kaji ulang kebijakan energi
-Kaji ulang kinerja energi dan EnPIs
-Hasil evaluasi kepatuhan
-Pencapaian objective & target
-Hasil internal audit EnMS
-Status Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
-Usulan Kinerja Energi periode y.a.d
-Rekomendasi perbaikan
Output:
Keputusan terkait:
-Perubahan kinerja energi
-Perubahan kebijakan energi
-Perubahan EnPIs
-Perubahan objective & target
-Alokasi sumber daya
104. 10. Peningkatan
1.Ketidaksesuaian dan tindakan korektif.
Bereaksi dan mengimplementasikan tindakan korektif untuk menghilangkan
penyebab ketidaksesuaian. Organisasi harus terus meningkatkan
kecukupan, kesesuaian dan keefektifan sistem manajemen energi,
dengan mempertimbangkan praktik terbaik sebagai bagian dari perbaikan
berkelanjutan.
2. Peluang untuk perbaikan. Organisasi harus menentukan peluang untuk
peningkatan pemenuhan persyaratan energi
106. Langkah Penerapan ISO 50001
#1 Komitmen
• Menyusun Tim Energi
• Menetapkan struktur dan keanggotaan
berdasarkan ukuran dan kompleksitas
dari organisasi
• Perwakilan dari bagian lain yang
berhubungan
• Produksi, keuangan, enjinering,
operasional, manajemen senior,
pembelian , PPIC
107. Langkah Penerapan ISO 50001
#2 Significant Energy Users
SEUs – Pertanyaan Kunci
• Sumber energi apa saja yang anda gunakan?
• Berapa besar masing masing sumber energi itu anda
gunakan? (unit energi/tahun)
• Proses atau alat apa yang menggunakan energi
terbesar?
• Proses atau alat apa lagi yang menggunakan energi
terbesar selanjutnya? hingga seluruh proses atau alat
yg menggunakan hingga 80% energi teridentifikasi.
• Catatan : untuk menghitung % penggunaan energi
maka unit energinya harus disamakan. Misal liter
solar, tidak bisa dibandingkan dengan M3 LPG, atau
108. Langkah Penerapan ISO 50001
#3 Energy Performance Indicators (EnPIs)
Langkah 1. Tetapkan Driver
• Driver : Variabel yang terus berubah dan perubahannya
menentukan tingkat konsumsi energi, contoh: jumlah
produksi, jumlah pasien, jarak tempuh dll
• Static Factor : Variabel yang hanya sekali berubah dan
berpengaruh terhadap konsumsi energi, contoh : umur alat,
beda teknologi, jumlah AC, cc mesin mobil dll
• Baseyear : tahun acuan , biasanya kondisinya masih
representatif dengan kondisi saat ini atau ditetapkan
berdasarkan kebijakan.
109. Langkah Penerapan ISO 50001
#3 Energy Performance Indicators (EnPIs)
Langkah 2. Tetapkan Baseline
• Baseline : nilai acuan kinerja energi pada saat base year yang akan
digunakan sebagai pembanding dan menetapkan apakah kinerja
energi meningkat (hemat) atau menurun (boros)
• Baseload : konsumsi energi ketika driver = 0
• Metode penetapan baseline :
a. Baseline absolute : misal : 1000 ton batubara/tahun
b. Baseline intensitas energi : Misal : 10 ton batubara/1 juta pcs
produk
c. Baseline persamaan regresi linear : misal : y = 0.0001 x + 0.01 ,
dimana y adalah ton batubara, x adalah pcs produk .
d. Metode modeling complex lainnya.
110. Langkah Penerapan ISO 50001
#3 Energy Performance Indicators (EnPIs)
Langkah 3. Tetapkan EnPI
• Absolut EnPI : Kwh, Ton Batubara, M3 Gas (layak digunakan
kalau tidak ada variabel yg berpengaruh terhadap konsumsi
energi)
• energi Intensity : Kwh/pcs produk (berlaku kalau baseload =0)
• Persamaan regresi : Kwh = 10 x Pcs product + 100 kwh.
(berlaku jika : R2 diatas 0.75, P value< 0.05, F value < 0.01)
111. Langkah Penerapan ISO 50001
#4 Energy Conservation Opportunity List
Tools Identifikasi Potensi Penghematan Energi
Cara melakukan identifikasi potensi penghematan energi:
Benchmarking
Adalah salah satu cara untuk mengetahui status pemakaian
energi pada suatu fasilitas dibandingkan dengan pemakaian
energi di fasilitas lain yang sejenis.
Audit Energi
Adalah proses evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi
peluang penghematan energi.
112. Langkah Penerapan ISO 50001
#5 Operational Control
Langkah 1 Tetapkan Critical Operational Parameter dari setiap SEU
• Tiap SEU memiliki parameter operasi yang akan mempengaruhi
penggunaan energi
• Hal ini perlu diidentifikasi, dikuantifikasi, dicatat, dikomunikasi,
dimonitor dan dikendalikan
Langkah 2. Identifikasi bagaimana parameter ini ditetapkan dan
dikendalikan saat ini (berapa nilai parameternya, bagaimana
memeriksanya dll).
Langkah 3. Tetapkan nilai parameter dan kontrol operasi baru yang lebih
hemat energi, atau pertahankan bila sudah optimum dengan
mempertimbangkan aspek quality, safety, environment dan juga
productivity.
113. Besarnya sasaran peningkatan kinerja energi tidak ditetapkan
dalam ISO 50001, namun ditetapkan oleh organisasi atau oleh
pemerintah.
Sasaran peningkatan kinerja energi dapat dicapai melalui :
- rencana induk manajemen energi,
- menerapkan ISO 50001,
- membangun baseline,
- melaksanakan perbaikan sesuai dengan kapasitas dan
kemampuan yang ada.
Bagaimana memaksimalkan keuntungan ?
114. Langkah Penerapan ISO 50001
#6 Review / Kaji Ulang
• Apakah kinerja energi meningkat? (hemat)
• Apakah kontrol operasi penggunaan energi membaik?
• Apakah sistem pengukuran, pemantauan, perbaikan ketidak
sesuaian, verifikasi, penetapan program berjalan dengan
baik?
115. Langkah Penerapan ISO 50001
#7 Tinjauan Manajemen
Tujuan Management Review
“mengembangkan sistem yang mendukung implementasi sistem dan peningkatan
kinerja energi secara terus menerus”
• Memperlihatkan pada manajemen puncak seberapa baik sistem tersebut berjalan
• Menyoroti permasalahan yang menghambat upaya peningkatan
• Terus menerus mengembangkan dukungan pada sistem
• Mengusulkan dan menyetujui rencana untuk periode berikutnya
116. Langkah Penerapan ISO 50001
#7 Tinjauan Manajemen
Keluaran dari Management Review
Output management review harus mencakup :
• Perubahan energi performance di organisasi
• Perubahan kebijakan energi
• Perubahan EnPIs
• Perubahan objectives, targets atau elemen EnMS lainnya, konsisten
dengan komitmen organisasi untuk peningkatan berkelanjutan
• Perubahan alokasi sumber daya