Utsman bin Affan adalah khalifah ketiga Islam yang memerintah dari 644-656 M. Ia dikenal sebagai pedagang kaya dan dermawan awal, namun akhirnya dihujat karena dinilai melakukan nepotisme dengan mengangkat kerabatnya ke jabatan penting. Hal ini memicu pemberontakan yang mengepungnya di Madinah hingga akhirnya dibunuh.
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
SKI Utsman Bin Affan
1.
2.
3. BIOGRAFI
■ Nama Lengkap: Utsman bin Affan Al-Amawi Al-Quarisyi
■ Golongan: Bani Umayyah
■ Tanggal, Tempat Lahir: 574 Masehi /12 Dzulhijjah 35 H di
Ta’if, Jazirah Arab (Sekarang Saudi Arabia)
■ Wafat: Jumat, 18 Dzulhijjah 35 H / 17 Juli 656 M di Madinah
■ Ibu: Arwa binti Kuriz bin Rabiah
■ Ayah: Affan ibn Abi al-'As
4. Pemilihan terhadap dirinya itu berlangsung pada
penghujung bulan Zulhijjah tahun 23 H/ 644
diresmikan pada awal Muharram 24 H/644 M
adalah khalifah ketiga yang memerintah dari tahun
644 (umur 69–70 tahun) hingga 656 (selama 11–
12 tahun). Selain itu sahabat nabi yang satu ini
memiliki sifat yang sangat pemalu.
Utsman bin Affan, seorang yang telah diberi kabar
gembira serta jaminan masuk surga, iapun
termasuk orang
yang memeluk Islam pada priode awal
(As-Shabiqunal Awwalun).
1
2
5. Utsman bin Affan dikenal sebagai pedagang kaya raya
dan ekonomi yang handal namun sangat dermawan.
Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada
umat Islam di awal dakwah Islam.
Misalnya: a. Saat Perang Tabuk, Utsman mendermakan
950 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham
sumbangan pribadi untuk perang Tabuk.
b. Tatkala membeli mata air yang bernama
Rumah dari seorang lelaki suku Ghifar seharga 35.000
dirham. Mata air itu ia wakafkan untuk kepentingan
rakyat umum.
Ia mendapat julukan Dzun Nurain yang berarti yang
memiliki dua cahaya. Julukan ini didapat karena
6. ■ Rasulullah pernah menunjuk Utsman sebagai duta Rasululah pada
saat perundingan antara pemimpin Islam dan pemuka-pemuka
Quraisy pada tahun 6 H ketika kaum mislimin hendak memasuki
kota Mekkah untuk melaksanakan umrah dan tersiar kabar bahwa
Utsman bin Affan dibunuh atau setidaknya telah ditahan oleh orang-
orang kafir Quraisy, sebab Dia tidak kembali sampai pada malam
hari, maka kaum muslimin mengadakan sumpah setia untuk
membela Utsman bin Affan yang terkanal dengan “Bait’at al-
Ridwan”.
■ Ia adalah khalifah kali pertama yang melakukan perluasan Masjid
al-Haram Mekkah dan Masjid Nabawi Madinah karena semakin
ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam kelima (haji).
7. Proses Pengangkatan Utsman Bin Affan
Sebagai Khalifah
Setelah wafatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua,
diadakanlah musyawarah untuk memilih khalifah selanjutnya. Ada
enam orang kandidat khalifah yang diusulkan yaitu Ali bin Abi Thalib,
Utsman bin Affan, Abdul Rahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair
bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah. Selanjutnya Abdul Rahman
bin Auff, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin
Ubaidillah mengundurkan diri hingga hanya Utsman dan Ali yang
tertinggal. Suara masyarakat pada saat itu cenderung memilih
Utsman menjadi khalifah ketiga. Maka diangkatlah Utsman yang
berumur 70 tahun menjadi khalifah ketiga dan yang tertua, serta yang
pertama dipilih dari beberapa calon. Peristiwa ini terjadi pada bulan
Muharram 24 H. Utsman menjadi khalifah di saat pemerintah Islam
telah betul-betul mapan dan terstruktur.
8. Prestasi Yang Dicapai
1. Administrasi Pemerintahan
Khalifah Utsman bin Affan mempercayakannya kepada seorang gubernur untuk
setiap wilayah atau propinsi. Pada masa kekuasaan beliau Madinah dibagi
menjadi 10 propinsi:
1. Nafi’ bin al-Haris al-Khuza’i, Amir wilayah Makkah;
2. Sufyan bin Abdullah al-Tsaqafi, Amir wilayah Thaif;
3. Ya’la bin Munabbih Halif Bani Naufal bin Abd. Manaf, Amir wilayah
Shana’a
4. Abdullah bin Abi Rabiah, Amir wilayah al-Janad
5. Utsman bin Abi al-Ash al-Tsaqafi, Amir wilayah Bahrain;
6. Al-Mughirah bin Syu’bah al-Tsaqafi, Amir wilayah Kuffah;
7. Abu Musa Abdullah bin Qais al-Asy’ari, Amir wilayah Basrah;
8. Muawiyah bin Abi Sufyan, Amir wilayah Damaskus;
9. Umair bin Sa’ad, Amir wilayah Himsh; dan
10. Amr bin Ash al-Sahami, Amir wilayah Mesir.
9. 2. Memperluas Wilayah Islam (Armenia, Afrika (Tunisia),
Tripoli (Libya). Azerbaijan, dan Kepulauan Cyprus. kemudian
dilanjutkan ke Konstantinopel, Turki dan negara-negaram
Balkan (Yugoslavia dan Polandia))
3. Membangun dan Memperluas Masjid Nabawi
4. Pembentukan Armada Laut Islam Pertama
5. Pembangunan Sarana-sarana Kepentingan Umum, berupa
pemukiman, jembatan-jembatan, jalan-jalan, mesjid-mesjid,
wisma-wisma tamu, serta pembangunan kota-kota baru yang
kemudian tumbuh dengan pesat sebagai sentra perekonomian
masa itu.
10. 6. Memperbanyak naskah Al-Qur’an yang sudah dibukukan,
untuk dikirim ke Syam, Yaman, Bahrain, Basrah, dan
Kuffah.
Khalifah Utsman membentuk suatu badan atau panitia
pembukuan al-Qur’an yang terdiri dari:
1. Zaid bin Tsabit: Ketua Panitia
2. Abdullah bin Zubair & Abdurrahman bin Harits: Anggota.
Tugas yang harus dilaksanakan panitia tersebut adalah
membukukan lembaran-lembaran lepas dengan cara
menyalin ulang ayat-ayat al-Qur’an ke dalam sebuah buku
yang disebut Mushaf yang harus berpedoman kepada bacaan
mereka yang menghafalkan al-Qur’an (huffadz).
11. Nepotisme dan Pemberontakan
masa Khalifah Utsman Affan
■ pada masa-masa akhir pemeritahannya timbul kritikan dan protes rakyat,
terutama di daerah Kuffah, Basrah dan Mesir. Mereka menilai bahwa
Utsman bin Affan telah melakukan “Nepotisme” dan “favoritisme”.
■ Mereka berkata bahwa Dia menguntungkan sanak familinya Bani Umayyah,
dengan jabatan-jabatan tertinggi dan harta kekayaan. Mereka menuduh
gubernur-gubernur Umayyah tidak efisien, suka menindas dan
menyalahgunakan Harta Baitul Mal.
■ Khalifah Utsman juga mengangkat Marwan bin Hakam sebagai sekretaris
utamanya, mengangkat Walid bin Aqba sebagai gubernur Kuffah, Mu’awiyah
sebagai gubernur Syiria, Abdullan bin Abu Sarah (saudara sepupunya)
sebagai gubernur Mesir dan masih banyak lagi yang lain diturunkan dari
jabatannya.
12. ■ Sebenarnya kebijakan-kebijakan pemerintahan Utsman bin Affan lebih banyak
dikendalikan oleh Marwah bin Hakam, sehingga Utsman dituduh menganut politik
nepotisme dan pilih kasih, sehingga hal ini dibesar-besarkan oleh tukang fitnah yang
rakus akan kekuasaan dan kedudukan serta keinginan untuk memecah belah
kesatuan umat Muslimin, Abdullah bin Saba yang berkeliling di berbagai kota untuk
menaburkan keraguan aqidah, mengecam Khalifah Utsman dan gubenurnya, serta
mengajak semua orang untuk menurungkan Utsman dan menggatikannya dengan Ali
bin Abi Thalib sebagai usaha menaburkan bibit fitnah dan perpecahan.
■ Para pemberontakan melakukan pengepungan atas rumah Khalifah Utsman bin
Affan dan menuntut satu di antara dua hal :
■ Kedua tuntutan di atas ditolak oleh Khalifah Utsman dengan alasan :
‘Marwah bin Hakam baru berencana membunuh, dan belum benar-benar membunuh.’
1. Marwan bin Hakam dihukum qisas
2. Khalifah Utsman melepaskan jabatannya
sebagai khalifah.
13. Utsman meminta para sahabat yang bersamanya
agar tidak memerangi kaum pemberontak.
Sehingga kepungan dan desakan semakin hebat,
apalagi setelah mendengar berita bahwa
ribuan pasukan bantuan akan segera tiba di
Madinah untuk melepaskan Utsman dari
pengepungan. Hal ini membuat keadaan semakin
tak terkendali dan pasukan pemberontak kian
menguasai keadaan akhirnya tragedi berdarah
yang sangat memilukan dalam sejarah Islam
pun tidak dapat dielakan.