Dokumen tersebut membahas latar belakang permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja pada sektor konstruksi, yang meliputi data kecelakaan konstruksi dan penyebabnya serta karakteristik kegiatan proyek konstruksi. Dokumen juga menjelaskan dasar hukum dan peraturan terkait K3 di bidang konstruksi.
2. 11/21/2016 2
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
1. Data kecelakaan
Sektor konstruksi
puncak kegiatan konst - th 1990 an
- Jumlah kasus 5.191 kasus
- Kerugian Rp. 6.4 milyar.
4. 11/21/2016 4
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Data penyebab kecelakaan
Sektor konstruksi
- Jatuh : 26%
- Terbentur : 12 %
- Tertimpa : 9%
- Mesin dan alat : 8%
- Alat tangan : 7%
- Transport : 7 %
- Lain-lain : 6%
Ref. ILO
5. 11/21/2016 5
Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting
dalam pembangunan
Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai
dampak yang tidak diinginkan antara lain yang
menyangkut aspek keselamatan kerja dan
lingkungan.
Kegiatan konstruksi harus dikelola dengan
memperhatikan standar dan ketentuan K3L yang
berlaku
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
9. 11/21/2016 9
Karakteristik Kegiatan Proyek
Konstruksi
Memiliki masa kerja terbatas
Melibatkan jumlah tenaga kerja yang besar
Melibatkan banyak tenaga kerja kasar
(labour) yang berpendidikan relatif rendah
Memiliki intensitas kerja yang tinggi
Bersifat multidisiplin dan multi crafts
Menggunakan peralatan kerja beragam,
jenis, teknologi, kapasitas dan kondisinya
Memerlukan mobilisasi yang tinggi
(peralatan, material dan tenaga kerja)
10. 11/21/2016 10Safety Talk Mingguan (Team Safety dan seluruh Pekerja Proyek)
Documentasi Pelaksanaan Safety & Housekeeping
11. 11/21/2016 11
Dasar Hukum
UU No. 13/2003 : Ketenagakerjaan
UU No. 1/1970 : Keselamatan Kerja
UU No. 18/1999 : Jasa Konstruksi
SKB Menaker & PU No.174/104/86-K3
Konstruksi
Permenaker No. 5/1996 – SMK3
Inst Menaker No 01/1992 Ttg Pemeriksaan
Unit Organisasi K3
12. 11/21/2016 12
Peraturan Perundangan
K3 Bidang Konstruksi Bangunan
UNDANG UNDANG
NO. 1/TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
NO. PER. 01/MEN/1980
TENTANG K3 KONSTRUKSI BANGUNAN
SKB MENAKER DAN MEN. P U
No. 174 / 1986 DAN No. 104/KPTS/1986
TENTANG
K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI BESERTA PEDOMAN
PELAKSANAAN K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUSKSI
13. 11/21/2016 13
UNDANG UNDANG NO. 1/TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
Ruan lingkup K3 Konstruksi
Bab II Psl 2 (1) K3 disegala tempat kerja didarat, didalam tanah, permukaan
air, didalam air, maupun diudara dalam wil RI
Ket. Psl 2 (2) a. ………. Dst
c. dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan,
pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung atau
bangunan lainnya termasuk bangunan2 pengairan,
saluran atau persiapan
…… dst …….
I. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian, diatas permukaan
tanah atau perairan.
…… dst …….
14. 11/21/2016 14
UNDANG UNDANG NO. 1/TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
Ruang lingkup K3 Konstruksi (lanjutan)
k. Dilakukan pek. Yg mengandung bahaya tertimbun tanah,
kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh, atau
terperosok, hanyut atau terpelanting
…… dst …….
m. Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, ,
kotoran, api, uam, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara atau getaran
15. 11/21/2016 15
UNDANG UNDANG NO. 1/TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
Syarat-syarat K3 (Konstruksi)
Psl 3 (1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat K3
untuk:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
…… dst …….
S/d
r.
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
NO. PER. 01/MEN/1980
TENTANG K3 KONSTRUKSI BANGUNAN
16. 11/21/2016 16
SKB MENAKER DAN MENTERI
PEKERJAAN UMUM No. 174 / 1986 DAN
No. 104/KPTS/1986
TENTANG K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI BESERTA
PEDOMAN PELAKSANAAN K3 PADA TEMPAT KEGIATAN
KONSTRUSKSI
8 PASAL, 14 BAB
Keterkaitan K3 Konstruksi dengan :
U U No 18 Th 1999 ttg JASA KONSTRUKSI
P P No 28 Th 2000 ttg Juklak Jakon
P P No 29 tahun 2000 ttg
Ranc. Kepmen Kimpraswil ttg Pelaksanaan K3 Konstruksi
17. 11/21/2016 17
Ketentuan umum
“Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi
ketentuan tentang keteknikan, keamanan, keselamatan
dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan
lingkungan, untuk mewujudkan terib penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi”
Tentang Kontrak kerja
“Perlindungan tenaga kerja yang memuat ketentuan
tentang kewajiban para pihak dalam pelaksanaan K3
serta Jamsostek”
U U No 18 Th 1999 ttg JASA KONSTRUKSI
18. 11/21/2016 18
KETERKAITAN PERKEMBANGAN PERATURAN DAN
PERUNDANG-UNDANGAN K3 DI KONTRUKSI
1. PP RI No.30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Pembinaan Jasa Kontriksi
2. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan
Menteri Pekerjaan Umum No.Kep.174/MEN/1986,
No.104/KPTS/1986 tentang Keselamatan Kerja pada
tempat kegiatan kontruksi
3. Ranc. Kepmen Kimpraswil ttg Pelaksanaan K3
Konstruksi
19. 11/21/2016 19
Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan konstruksi
“Ketentuan ketenagakerjaan meliputi
persyaratan standar keahlian dan ketrampilan yang
meliputi bidang bidang dan tingkat keahlian serta
ketrampilan yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi”
(termasuk materi K3)
20. 11/21/2016 20
Pembinaan
“Pembinaan dilakukan oleh pemerintah dan
pelaksanaannya melibatkan secara aktif peran
masyarakat jasa konstruksi (LPJK, A2K4, PJK3, dll)
Sangsi
Bentuk sangsi sbb:
- Tegoran tertulis
- Penghentian sementara
- Pembatasan kegiatan
- Pembekuan ijin
- Pencabutan ijin
Pidana --> oleh Depnakertrans
Administratif --> oleh Dep Kimpraswil
21. 11/21/2016 21
PENYELENGGARAAN K3 PADA PROYEK KONSTRUKSI
- Dimulai pada tahap perencanaan
- Unsur yang terlibat
- Komitmen manajemen
- Pembentukan organisasi P2K3
- Kerangka dan penjabaran tugas
- Pembinaan/sosialisasi, awal, rutin, dan khusus
- Aktifitas kegiatan
- Pengawasan internal dan eksternal
- Reward & Punishment
22. 11/21/2016 22
Project Start
Planning
Organizing
Controlling
Clean, Organize, Healthy & Safe
• Mempelajari Standard fasilitas sementara & Quality
Target Housekeeping 2001
• Mempelajari Standar Fasilitas Safety dan Target yang
Harus Dicapai
•Mendata potential problem
• Perencanaan Site Installation
• Menghitung Rencana Anggaran Pelaksanaan
Housekeeping & Safety
• Membentuk Struktur Organisasi Tim
Housekeeping dan Safety
• Mengatur Pembebanan Biaya
• Menetapkan Standard Prosedur
Operasi
•Membuat
Inspection Plan
•Melakukan
Inspeksi
PROGRAM KERJA SAFETY
DAN HOUSEKEEPING
28. 11/21/2016 28
OBYEK-OBYEK SPESIFIK PADA PROYEK KONSTRUKSI
- Kondisi umum
- Tempat dan lingkungan kerja
- Alat, mesin, instalasi
- Perancah
- Tangga
- Alat angkat
- Alat konstruksi/alat berat
- Konstruksi bawah tanah
- Penggalian
- Pemancangan
- Pekerjaan beton
- Pekerjaan peledakan
- Pekerjaan penunjang/finishing
29. 11/21/2016 29
TARGET TEMPAT KERJA
Tersedia Stop Kontak di Los Kerja Formwork disusun dengan RAPI
Lokasi Kerja Bersih dan Rapi Formwork ditata dan dipilah
Diberi Rambu-rambu K3
Besi Ditutup Terpal
Besi dipilah menurut ukuran Los Kerja Rapi dan Bersih
Besi tidak tertimbun Tanah
Hasil Pabrikasi ditata
Rapi
Lokasi Kantor ada Penghijauan, Penerangan Cukup, Ruang Rapat Rapi dan Kantor Bersih
30. 11/21/2016 30
TARGET TEMPAT PENUMPUKAN MATERIAL & GUDANG
nextprevious
Lokasi disekitar Gudang
Bersih & Rapi
Material ditumpuk sesuai
dengan Jenis
Material ditata sesuai
dengan Ukuran
Gudang Diatur serapi
mungkin
Alat Bantu disusun rapi sesuai
jenisnya
Tumpukan material yang
tidak tahan cuaca dilindungi
agar tidak rusak
Rapi, Bersih dan
Nyaman
PEMILAHAN, PENATAAN, PEMBERSIHAN, PEMANTAPAN & PEMBIASAAN
31. 11/21/2016 31Count Down Display, Barikade Void Lift dan Safety Net Void Lift
Documentasi Pelaksanaan Safety & Housekeeping
32. 11/21/2016 32
SAFETY TALK
Kegiatan Safety Talk untuk Tukang Besi, Tukang Cor, Harian Kantor dan Finishing
Kegiatan Safety Talk untuk Tukang Kayu di Los Kerja Kayu Proyek
33. 11/21/2016 33
Safety Talk Bulanan (Seluruh Karyawan, Mandor & Pekerja)
Apabila tidak hadir maka dikenakan Sanksi berupa Denda
masing-masing untuk Manajer Proyek Rp 500.000,00 Key
Personil (SEM, SOM, SAM, GSP) Rp 250.000,00 Karyawan Lain
Rp 150.000,00 potong langsung Gaji/Transport dan Uang
Tilang dibuat menjadi Hadiah bagi yang Disiplin.
Documentasi Pelaksanaan Safety & Housekeeping
37. 11/21/2016 37
PELATIHAN SERTIFIKASI K3 KONSTRUKSI
Persyaratan pelaksana
- SLTA Teknik berpengalaman 4 tahun
- SARMUD Teknik berpengalaman 2 tahun
- SARJANA Teknik berpengalaman 1 tahun
- Jumlah jam pelajaran 40 jam
Persyaratan Ahli K3 Konstruksi
- SARMUD Teknik berpengalaman 4 tahun
- SARJANA Teknik berpengalaman 2 tahun
- Jumlah jam pelajaran 40 jam
Jenjang Ahli K3 Konstruksi
- Ahli K3 Muda
- Ahli K3 Madya
- Ahli K3 Utama
39. 11/21/2016 39
Faktor-faktor Bahaya Lingkungan Kerja
1. Faktor fisik
Kebisingan, temperatur, cahaya, radiasi, getaran dll
2. Faktor kimia
Padat, cair, gas
3. Faktor biologi
Serangga, bakteri, virus, parasit dll.
4. Faktor fisiologi (ergonomi)
Cara kerja, alat
5. Faktor psikologi
– Upah, kerja monoton, lokasi kerja yang terpencil dll
39
40. 11/21/2016 40
Unsur Terkait dalam Proyek
Konstruksi
Proyek
Konstruksi
Pemilik Proyek
Kontraktor
Sub Kontraktor
Pekerja Proyek Pekerja Subkon
Pemasok dll
Instansi Teknis
Masyarakat
41. 11/21/2016 41
Aspek K3 Konstruksi
SKB Menaker & Men PU 174/104/1986
Tata Letak dan Jarak Aman
Penggalian dan Pembebasan Lahan
Pengangkutan dan Transportasi
Pesawat Angkat dan Angkut
Pengelasan
Perancah dan Pengaman di ketinggian
Alat Keselamatan Kerja
Pengelolaan Bahan Berbahaya
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Pengelolaan Limbah
53. 11/21/2016 53
TAHAP I
CONCEPTUAL
ENGINEERING
TAHAP II
Basic
Engineering
Tahap III
Detailed
Engineering
Tahap IV
Equipment
Procurement
and Constr.
Tahap V
Commissioning
& Start-Up
Tahap VI
Operation &
Maintenance
Tahap VII
Demolition
Tahap Kegiatan
Aspek Keselamatan harus telah dimulai sejak proyek
dirancang dengan mempertimbangkan Keselamatan
dalam pembangunan atau pengoperasiannya.
•Safety Review
•AMDAL
TAHAP PENGELOLAAN
K3 PROYEK
54. 11/21/2016 54
Dilakukan Analisa Keselamatan terhadap rancangan
Proyek dengan mengidentifikasi potensi Bahaya serta
standar dan perundangan yang terkait dengan
rancangan
• What If Analysis
TAHAP PENGELOLAAN
K3 PROYEK
TAHAP I
CONCEPTUAL
ENGINEERING
TAHAP II
Basic
Engineering
Tahap III
Detailed
Engineering
Tahap IV
Equipment
Procurement
and Constr.
Tahap V
Commissioning
& Start-Up
Tahap VI
Operation &
Maintenance
Tahap VII
Demolition
Tahap Kegiatan
55. 11/21/2016 55
Dilakukan Analisa Keselamatan lebih rinci setelah
rancangan detail konstruksi selesai dan ada rincian
peralatan dan sistim yang akan digunakan terhadap
rancangan Proyek
• Hazops
• What If Analysis
• Quantitative Risk Analysis
TAHAP PENGELOLAAN
K3 PROYEK
TAHAP I
CONCEPTUAL
ENGINEERING
TAHAP II
Basic
Engineering
Tahap III
Detailed
Engineering
Tahap IV
Equipment
Procurement
and Constr.
Tahap V
Commissioning
& Start-Up
Tahap VI
Operation &
Maintenance
Tahap VII
Demolition
Tahap Kegiatan
56. 11/21/2016 56
Penerapan K3 dalam kegiatan fisik
konstruksi dengan menerapkan manajemen
K3 proyek :
-CSMS
-Safety Audit
-Safety Review
TAHAP PENGELOLAAN
K3 PROYEK
TAHAP I
CONCEPTUAL
ENGINEERING
TAHAP II
Basic
Engineering
Tahap III
Detailed
Engineering
Tahap IV
Equipment
Procurement
and Constr.
Tahap V
Commissioning
& Start-Up
Tahap VI
Operation &
Maintenance
Tahap VII
Demolition
Tahap Kegiatan
57. 11/21/2016 57
Sebelum fasilitas dijalankan dan konstruksi
dinyatakan selesai diadakan kajian ulang
untuk meyakinkan standar keselamatan
yang ada untuk fasilitas tersebut sudah
memenuhi :
- Pre Start-up Safety Review
- Safety Inspection
TAHAP PENGELOLAAN
K3 PROYEK
TAHAP I
CONCEPTUAL
ENGINEERING
TAHAP II
Basic
Engineering
Tahap III
Detailed
Engineering
Tahap IV
Equipment
Procurement
and Constr.
Tahap V
Commissioning
& Start-Up
Tahap VI
Operation &
Maintenance
Tahap VII
Demolition
Tahap Kegiatan
58. 11/21/2016 58
Penerapan K3 dalam operasi (Operational Safety)
sesuai ketentuan yang berlaku untuk kegiatan yang
bersangkutan
-Pabrik kimia
-Industri Umum
-Industri Jasa
-Fasilitas Umum dsb.
TAHAP PENGELOLAAN
K3 PROYEK
TAHAP I
CONCEPTUAL
ENGINEERING
TAHAP II
Basic
Engineering
Tahap III
Detailed
Engineering
Tahap IV
Equipment
Procurement
and Constr.
Tahap V
Commissioning
& Start-Up
Tahap VI
Operation &
Maintenance
Tahap VII
Demolition
Tahap Kegiatan
59. 11/21/2016 59
Pendekatan K3
• Pendekatan Hukum
K3 merupakan ketentuan perundangan .
• Pendekatan Ekonomi
• K3 mencegah kerugian
• Meningkatkan produktivitas
• Pendekatan Kemanusiaan
• Kecelakaan menimbulkan penderitaan bagi
korban.
• K3 melindungi pekerja dan masyarakat
60. 11/21/2016 60
Pencegahan Kecelakaan Konstruksi
Sebab Kecelakaan Konstruksi
– Human Factors
• Unsafe Acts
– Technical Factors
• Materials
• Equipments
• Working Environment
62. 11/21/2016 62
Faktor Manusia
Sangat dominan dilingkungan konstruksi.
Pekerja Heterogen, Tingkat skill dan
edukasi berbeda, Pengetahuan tentang
keselamatan rendah.
Perlu penanganan khusus
63. 11/21/2016 63
Faktor Teknis
Berkaitan dengan kegiatan kerja Proyek
seperti penggunaan peralatan dan alat berat,
penggalian, pembangunan, pengangkutan
dsb.
Disebabkan kondisi teknis dan metoda kerja
yang tidak memenuhi standar keselamatan
(substandards condition)
64. 11/21/2016 64
Pencegahan Faktor Manusia
Pemilihan Tenaga Kerja
Pelatihan sebelum mulai kerja
Pembinaan dan pengawasan selama
kegiatan berlangsung
65. 11/21/2016 65
Pencegahan Faktor Teknis
Perencanaan Kerja yang baik.
Pemeliharaan dan perawatan peralatan
Pengawasan dan pengujian peralatan kerja
Penggunaan metoda dan teknik konstruksi
yang aman
Penerapan Sistim Manajemen Mutu
66. 11/21/2016 66
Strategi Penerapan K3 di Proyek
Konstruksi
Identification
Evaluation
Develop the Plan
Implementation
Monitoring
67. 11/21/2016 67
Setiap proyek memiliki karakteristik berbeda,
misalnya proyek bangunan bertingkat,
pembangunan bendungan, pabrik dsb.
Lakukan identifikasi potensi bahaya dalam
kegiatan konstruksi yang akan dilaksanakan.
Buat mapping potensi bahaya menurut area atau
bidang kegiatan masing-masing
Identification Evaluation
Develops
The Plan
Implementasi Monitoring
68. 11/21/2016 68
Adakan evaluasi tentang potensi bahaya
untuk menentukan skala prioritas
berdasarkan Hazards Rating.
Susun Risk Rating dari semua kegiatan
konstruksi yang akan dilakukan
Identification Evaluation
Develops
The Plan
Implementasi Monitoring
69. 11/21/2016 69
Berdasarkan hasil Identifikasi dan Evaluasi susun
rencana pengendalian dan pencegahan kecelakaan
Terapkan konsep Manajemen Keselamatan Kerja
yang baku
Susun Program Implementasi dan program-
program K3 yang akan dilakukan (buat dalam
bentuk elemen kegiatan)
Identification Evaluation
Develops
The Plan
Implementasi Monitoring
70. 11/21/2016 70
Rencana kerja yang telah disusun
implementasikan dengan baik.
Sediakan sumberdaya yang diperlukan
untuk menjalankan program K3
Susun Kebijakan K3 terpadu
Identification Evaluation
Develops
The Plan
Implementasi Monitoring
71. 11/21/2016 71
Buat program untuk memonitor
pelaksanaan K3 dalam perusahaan.
Susun sistim audit dan inspeksi yang baik
sesuai dengan kondisi perusahaan.
Identification Evaluation
Develops
The Plan
Implementasi Monitoring
72. 11/21/2016 72
Implementasi K3 dalam Kegiatan Proyek
Dikembangkan dengan mempertimbangkan berbagai
aspek antara lain :
– Skala Proyek
– Jumlah Tenaga Kerja
– Lokasi Kegiatan
– Potensi dan Resiko Bahaya
– Peraturan dan standar yang berlaku
– Teknologi proyek yang digunakan
73. 11/21/2016 73
Elemen Program K3 Proyek
Elemen
Program
Investigasi
Audit
Kebijakan Adm/Pros
Emergency
Limbah
Lingkungan
Transport
Safety
Contractor
Safety Equipment
Insp.
Project
Safety
Safety
Inspection
Pembinaan
Safework
Practices
Ijin
Kerja
Safety
Meeting
Safety
Promotion
Identifikasi
74. 11/21/2016 74
1. Kebijakan K3
Merupakan landasan keberhasilan K3 dalam
proyek
Memuat komitment dan dukungan
manajemen puncak terhadap pelaksanaan
K3 dalam proyek
Harus disosialisasikan kepada seluruh
pekerja dan digunakan sebagai landasan
kebijakan proyek lainnya.
77. 11/21/2016 77
2. Administratif dan Prosedur
Menetapkan sistim organisasi pengelolaan
K3 dalam proyek
Menetapkan personal dan petugas yang
menangani K3 dalam proyek
Menetapkan prosedur dan sistim kerja K3
selama proyek berlangsung termasuk tugas
dan wewenang semua unsur terkait
78. 11/21/2016 78
Organisasi dan SDM
Kontraktor harus memiliki organisasi yang menangani K3
yang besarnya sesuai dengan kebutuhan dan lingkup
kegiatan.
Organisasi K3 harus memiliki asses kepada penanggung
jawab projek.
Kontraktor harus memiliki personnel yang cukup yang
bertanggung jawab mengelola kegiatan K3 dalam
perusahaan yang jumlahnya disesuaikan dengan
kebutuhan.
Kontraktor harus memiliki personel atau pekerja yang
cakap dan kompeten dalam menangani setiap jenis
pekerjaan serta mengetahui sistim cara kerja aman untuk
masing-masing kegiatan.
79. 11/21/2016 79
Administratif dan Prosedur
Kontraktor harus memiliki kelengkapan
dokumen kerja dan perijinan yang berlaku.
Kontraktor harus memiliki Manual
Keselamatan Kerja sebagai dasar kebijakan K3
dalam perusahaan.
Kontraktor harus memiliki prosedur kerja
aman sesuai dengan jenis pekerjaan dalam
kontrak yang akan dikerjakannya.
80. 11/21/2016 80
3. Identifikasi Bahaya
Sebelum memulai suatu pekerjaan,harus dilakukan
Identifikasi Bahaya guna mengetahui potensi bahaya
dalam setiap pekerjaan.
Identifikasi Bahaya dilakukan bersama pengawas
pekerjaan dan Safety Departement.
Identifikasi Bahaya menggunakan teknik yang sudah baku
seperti Check List, What If, Hazops, dsb.
Semua hasil identifikasi Bahaya harus didokumentasikan
dengan baik dan dijadikan sebagai pedoman dalam
melakukan setiap kegiatan.
81. 11/21/2016 81
3. Identifikasi Bahaya
Identifikasi Bahaya harus dilakukan pada
setiap tahapan proyek yang meliputi :
– Design Phase
– Procurement
– Konstruksi
– Commisioning dan Start-up
– Penyerahan kepada pemilik
82. 11/21/2016 82
4. Project Safety Review
Sesuai perkembangan proyek dilakukan
kajian K3 yang mencakup kehandalan K3
dalam rancangan dan pelaksanaan
pembangunannya.
Kajian K3 dilaksanakan untuk meyakinkan
bahwa proyek dibangun dengan sstandar
keselamatan yang baik sesuai dengan
persyaratan
83. 11/21/2016 83
4. Project Safety Review
Kontraktor jika diperlukan harus melakukan
project safety review untuk setiap tahapan
kegiatan kerja yang dilakukan, terutama bagi
kontraktor EPC (Engineering-Procurement-
Construction)
Project Safety Review bertujuan untuk
mengevaluasi potensi bahaya dalam setiap tahapan
project secara sistimatis.
84. 11/21/2016 84
5. Pembinaan dan Pelatihan
Pembinaan dan Pelatihan K3 untuk semua pekerja
dari level terendah sampai level tertinggi.
Dilakukan pada saat proyek dimulai dan dilakukan
secara berkala.
Pokok Pembinaan dan Latihan :
– Kebijakan K3 proyek
– Cara melakukan pekerjaan dengan aman
– Cara penyelamatan dan penanggulangan darurat
85. 11/21/2016 85
6. Safety Committee (Panitia Pembina
K3)
Panitia Pembina K3 merupakan salah satu penyangga
keberhasilan K3 dalam perusahaan.
Panitia Pembina K3 merupakan saluran untuk membina
keterlibatan dan kepedulian semua unsur terhadap K3
Kontraktor harus membentuk Panitia Pembina K3 atau
Komite K3 (Safety Committee).
Komite K3 beranggotakan wakil dari masing-masing
fungsi yang ada dalam kegiatan kerja.
Komite K3 membahas permasalahan K3 dalam perusahaan
serta memberikan masukan dan pertimbangan kepada
manajemen untuk peningkatan K3 dalam perusahaan.
86. 11/21/2016 86
7. Promosi K3
Selama kegiatan proyek berlangsung
diselenggarakan program-program Promosi K3
Bertujuan untuk mengingatkan dan meningkatkan
awareness para pekerja proyek.
Kegiatan Promosi berupa poster, spanduk, buletin,
lomba K3 dsb
Sebanyak mungkin keterlibatan pekerja
87. 11/21/2016 87
8. Safe Working Practices
Harus disusun pedoman keselamatan untuk setiap
pekerjaan berbahaya dilingkungan proyek
misalnya :
– Pekerjaan Pengelasan
– Scaffolding
– Bekerja diketinggian
– Penggunaan Bahan Kimia berbahaya
– Bekerja diruangan tertutup
– Bekerja diperalatan mekanis dsb.
88. 11/21/2016 88
9. Sistim Ijin Kerja
Untuk mencegah kecelakaan dari berbagai
kegiatan berbahaya, perlu dikembangkan sistim
ijin kerja.
Semua pekerjaan berbahaya hanya boleh dimulai
jika telah memiliki ijin kerja yang dikeluarkan
oleh fungsi berwenang (pengawas proyek atau K3)
Ijin Kerja memuat cara melakukan pekerjaan,
safety precaution dan peralatan keselamatan yang
diperlukan
89. 11/21/2016 89
10. Safety Inspection
Merupakan program penting dalam phase
konstruksi untuk meyakinkan bahwa tidak
ada “unsafe act dan unsafe Condition”
dilingkungan proyek.
Inspeksi dilakukan secara berkala.
Dapat dilakukan oleh Petugas K3 atau
dibentuk Joint Inspection semua unsur dan
Sub Kontraktor
90. 11/21/2016 90
11. Equipment Inspection
Semua peralatan (mekanis,power tools,alat
berat dsb) harus diperiksa oleh ahlinya
sebelum diijinkan digunakan dalam proyek.
Semua alat yang telah diperiksa harus diberi
sertifikat penggunaan dilengkapi dengan
label khusus.
Pemeriksaan dilakukan secara berkala
91. 11/21/2016 91
12. Keselamatan Kontraktor
(Contractor Safety)
Harus disusun pedoman Keselamatan
Konstraktor/Sub Kontraktor
Subkontrakktor harus memenuhi standar
keselamatan yang telah ditetapkan
Setiap sub kontraktor harus memiliki petugas K3
Pekerja Subkontraktor harus dilatih mengenai K3
secara berkala
93. 11/21/2016 93
Latar Belakang
Kontraktor merupakan unsur penting dalam
perusahaan sebagai mitra yang membantu
kegiatan operasi perusahaan
– Kontraktor Konstruksi
– Kontraktor Jasa
– Kontraktor Operasi
94. 11/21/2016 94
Latar Belakang
Kontraktor rawan terhadap kecelakaan dalam
menjalankan kegiatannya
– Tenaga Kontraktor bersifat sementara
– Pekerja kasar dan pendidikan lebih rendah
– Tingkat disiplin dalam bekerja kurang
– Pemahaman tentang peraturan K3 perusahaan rendah
– Terlibat langsung dalam pelaksanaan pekerjaan
sehingga lebih banyak terpapar bahaya.
95. 11/21/2016 95
Latar Belakang
Kecelakaan yang menimpa kontraktor
tinggi.
Kelalaian yang dilakukan kontraktor dapat
menimbulkan bahaya bagi operasi
perusahaan dan berakibat kecelakaan
perusahaan.
Kecelakaan yang menimpa kontraktor juga
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
96. 11/21/2016 96
Standar PSM
Kegiatan Kontraktor harus dikelola dengan
baik untuk menjamin keselamatan dalam
setiap kegiatan kerja kontraktor yang dapat
membahayakan operasi perusahaan.
Perusahaan harus menerapkan Contractor
Safety Management System (CSMS)
97. 11/21/2016 97
CSMS
CSMS adalah suatu sistim manajemen
untuk mengelola kontraktor yang bekerja di
lingkungan perusahaan.
CSMS merupakan sistim komprehensif
dalam pengelolaan kontraktor sejak tahap
perencanaan sampai pelaksanaan pekerjaan
98. 11/21/2016 98
Tujuan CSMS
Untuk meyakinkan bahwa kontraktor yang bekerja
dilingkungan perusahaan telah memenuhi standar
dan kriteria K3 yang ditetapkan perusahaan.
Sebagai alat untuk menjaga dan meningkatkan
kinerja Keselamatan di lingkungan kontraktor
Untuk mencegah dan menghindarkan kerugian
yang timbul akibat aktivitas kerja kontraktor
99. 11/21/2016 99
Dasar Penerapan CSMS
Undang-undang Keselamatan Kerja No 1 Tahun
1970
– Perusahaan bertanggung jawab menjamin keselamatan
setiap orang yang berada ditempat kerjanya (termasuk
kontraktor dan pihak lainnya yang berada di tempat
kerja).
Undang undang Perlindungan Konsumen
– Perusahaan wajib melindungi keselamatan konsumen
sebagai akibat kegiatan perusahaan.
API RP 2221
100. 11/21/2016 100
Struktur CSMS
CSMS terdiri dari 6 langkah yang terbagi 2 tahapan
sebagai berikut :
Tahap Administrasi
– Risk Assessment
– Prakualifikasi
– Seleksi
Tahap Implementasi
– Pre-Job Activity
– Pelaksanaan Pekerjaan
– Evaluasi
101. 11/21/2016 101
Tahapan CSMS
Risk Assessment
Pra-Kualifikasi
Seleksi
Pre-Job Activity
Job in progress
Evaluasi
Administratif Implementasi
Proses Kontrak
102. 11/21/2016 102
Risk Assessment
Bertujuan untuk mengetahui tingkat resiko
suatu pekerjaan yang akan diserahkan
kepada kontraktor.
Untuk menyesuaikan potensi bahaya
dengan kemampuan kontraktor menjalankan
pekerjaan dengan aman
Sebagai dasar menentukan kriteria
kontraktor yang sesuai melaksanakan
pekerjaan
103. 11/21/2016 103
Penentuan Resiko
Sifat Pekerjaan
Lokasi Kerja
Potensi bahaya di tempat kerja
Potensi/kualifikasi kontraktor
Pekerjaan simultan
Lamanya pekerjaan
Pengalaman dan keahlian kontraktor
104. 11/21/2016 104
Klasifikasi Resiko
Resiko diukur dan diberi peringkat :
– Rendah
– Medium
– Tinggi
Klasifikasi Impak Resiko
– Personnel Safety and Health Risks
– Process Safety Impacts
– Environmental Impacts
105. 11/21/2016 105
Prakualifikasi
Untuk melakukan seleksi awal kontraktor yang
memenuhi persyaratan K3L untuk melakukan
pekerjaan.
Mengevaluasi atas dasar daftar isian yang
diserahkan kontraktor tentang persyaratan
administratif, pengalaman dalam K3L, organisasi
K3L, personnel K3L yang dimiliki, record K3 di
proyek sebelumnya, Manual K3L yang dimiliki,
serta referensi yang pernah diperoleh.
106. 11/21/2016 106
Seleksi
Menentukan kontraktor yang akan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
proses penunjukan atau pelelangan yang
berlaku.
Prakualifikasi aspek K3 sebagai salah satu
unsur menentukan pemenang.
107. 11/21/2016 107
Pre Job Activities
Dilaksanakan setelah pemenang/pelaksana
pekerjaan di tetapkan.
Dilaksanakan kegiatan awal sebagai persiapan
sebelum pekerjaan dijalankan meliputi antara lain
:
– Pertemuan pendahuluan membahas rencana kerja.
– Menentukan strategi pelaksanaan pekerjaan
– Menentukan persyaratan perijinan yang diperlukan
– Menentukan persyaratan tenaga kerja yang diperlukan.
– Menentukan sistim pengawasan selama pekerjaan
berlangsung.
108. 11/21/2016 108
Pelaksanaan Pekerjaan
Program K3 diimplementasikan pada saat kegiatan
kerja berlangsung.
Kontraktor melakukan upaya pencegahan
kecelakaan dalam setiap langkah kegiatannya
sesuai dengan sifat dan jenis bahaya yang ada
Program K3 yang dijalankan disesuaikan dengan
skala pekerjaan, tingkat resiko dan jumlah tenaga
kerja yang dipekerjakan.
109. 11/21/2016 109
Evaluasi
Hasil CSMS harus dievaluasi secara berkala
, khususnya setelah suatu pekerjaan kontrak
selesai.
Hasil evaluasi digunakan untuk menilai
kinerja kontraktor.
Sebagai masukan untuk meningkatkan
program CSMS dalam perusahaan.
Dibentuk tim evaluasi yang melibatkan
semua unsur terkait dalam perusahaan.
110. 11/21/2016 110
13. Keselamatan Transportasi
Kegiatan Proyek melibatkan aktivitas
transportasi yang tinggi
Pembinaan dan Pengawasan transportasi
diluar dan didalamn lokasi Proyek
Semua kendaraan angkutan Proyek harus
memenuhi persyaratan yang ditetapkan
111. 11/21/2016 111
14. Pengelolaan Lingkungan
Selama proyek berlangsung harus dilakukan
pengelolaan lingkungan dengan baik
mengacu dokumen Amdal/UKL dan UPL
Selama proyek berlangsung dampak negatif
harus ditekan seminimal mungkin untuk
menghindarkan kerusakan terhadap
lingkungan
112. 11/21/2016 112
15. Pengelolaan Limbah dan B3
Kegiatan proyek menimbulkan limbah
dalam jumlah besar, dalam berbagai bentuk.
Limbah harus dikelola dengan baik sesuai
dengan jenisnya.
Limbah harus segera dikeluarkan dari lokasi
proyek
113. 11/21/2016 113
16. Keadaan Darurat
Perlu disusun Prosedur keadaan darurat
sesuai dengan kondisi dan sifat bahaya
proyek misalnya bahaya kebakaran,
kecelakaan, peledakan dsb.
SOP Darurat harus disosialisasikan dan
dilatih kepada semua pekerja
114. 11/21/2016 114
17. Accident Investigation and Reporting
System
Semua kecelakaan dan kejadian selama proyek
harus diselidiki oleh petugas yang terlatih dengan
tujuan untuk mencari penyebab utama agar
kejadian serupa tidak terulang kembali.
Semua kecelakaan/kejadian harus dicatat dan
dibuat analisa serta statistik kecelakaan
Digunakan sebagai bahan dalam rapat komite K3
Proyek
115. 11/21/2016 115
18. Audit K3
Secara berkala dilakukan audit K3 sesuai
dengan jangka waktu proyek
Audit K3 berfungsi untuk mengetahui
kelemahan dan kelebihan pelaksanaan K3
dalam proyek sebagai masukan pelaksanaan
proyek berikutnya
Sebagai masukan dalam memberikan
penghargaan K3
116. 11/21/2016 116
Dimaksudkan untuk mencegah atau memperbaiki
kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian,
pelanggaran dan lainnya yang tidak sesuai dengan yang
telah ditentukan
Pengawasan
Sistem
Pengawasan
117. 11/21/2016 117
Dituntut profesional dan memiliki kompetensi :
• memahami peraturan dan standar teknik K3 yang luas,
• ahli mengidentifikasi sumber bahaya dan
• ahli membuat rekomendasi syarat K3 sesuai standar
UNDANG UNDANG
NO 1 TH 1970
KESELAMATAN KERJA
PASAL 5 (1)
PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI KESELAMATAN KERJA
DITUGASKAN MENJALANKAN PENGAWASAN LANGSUNG
TERHADAP DITAATINYA UNDANG UNDANG INI DAN
MEMBANTU PELAKSANAANYA
125. 11/21/2016 125
Pola Pengawasan K3
Commissioning
Pengesahan
gambar rencana
Test &
Commissioning
Pengesahan
Pemakaian
Gambar
rencana
Pasang Pemakaian
Test
Berkala