SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  15
MAKALAH KURIKULUM

  KOMPONEN – KOMPONEN KURIKULUM




              DISUSUN :

           ANNISA NURUL HIDAYATI
              HENNY SYAFITRI
           PURNA YULIAWARDHANY




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

  UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

              2010 / 2011
BAB I
                                   PENDAHULUAN



Latar Belakang Masalah
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena
seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya kurikulum
sebagaimana sentral kegiatan pendidikan, maka didalam penyusunannya memerlukan
landasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran dan penelitian secara mendalam
Dan pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa
komponen. Melihat bahwa sangat pentingnya komponen-komponen dalam kurikulum maka
kami akan mencoba membahas tentang “komponen-komponen dalam kurikulum”


Rumusan Maslah
1. Apakah maksud kurikulum sebagai sistem?
2. Apa saja komponen-komponen dalam kurikulum?
BAB II
                                      PEMBAHASAN


Kurikulum sebagai sistem
Sistem adalah suatu kesatuan sejumlah elemen (objek, manusia, kegiatan, informasi, dsb)
yang terkait dalam proses atau struktur dan dianggap berfungsi sebagai satu kesatuan
organisasai dalam mencapai satu tujuan.
Jika pemahaman sistem diatas dipergunakan melihat kurikulum itu ada sejumlah komponen
yang terkait dan berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan. Dengan demikian,
dipandang sistem terhadapa kurikulum, artinya kurikulum itu dipandang memiliki sejumlah
komponen-komponen yang saling berhubungan, sebagai kesatuan yang bulat untuk
mencapai tujuan.


Definisi diatas memberikan gambaran bahwa pendekatan sistem dalam pengembangan
kurikulum merupakan bentuk berputar dan dinamis dimana empat komponen dari suatu
model saling berhubungan. Jadi dapat disimpulkan dilihat dari gambar diatas bahwa anatara
satu komponen dengan komponen yang lain mempunyai hubungan erat dan tidak dapat
dipisahahkan hal itu ditunjukkan dengan tanda panah yang memiliki dua mata panah.



Komponen-komponen kurikulum


Dalam komponen kurikulum ada hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu: a).
tujuan yang ingin dicapai, b). materi yang perlu disiapkan untuk mencapai tujuan, c).
susunan materi/pengalaman belajar, d). Organisasi kurikulum dan e). evaluasi apakah tujuan
yang ditetapkan tercapai (Tyler, 1949). Komponen yang satu dengan yang lain saling
berkaitan dan membentuk satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Tujuan                 Materi/Pengalaman Belajar                Organisasi



                                             Evaluasi                   Organisasi


  Bagan diatas menggambarkan bahwa system kurikulum terbentuk oleh komponen-
  komponen yang menyatu menjadi suatu kesatuan system yang menjadikan saling
  keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lain dan tidak dapat dipisahkan,
  apabila salah satu komponen terganggu atau tidak berkaitan maka system kurikulum pun
  akan terganggu juga.


  Komponen-komponen kurikulum antara lain:
1. Komponen Tujuan Kurikulum
  Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan
  diberikan pada anak didik Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional
  dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
  Pendidikan Nasional, bahwa : " Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
  dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
  mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
  agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
  mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
  serta bertanggung jawab".


   Tujuan pendidikan antara lain:
   1) Tujuan Institusional (Kompetensi Lulusan)
       Adalah tujuan yang yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, contoh : SD,
       SMP, SMA
   2) Tujuan kurikuler (Standart Kompetensi)
       Adalah tujuan bidang studi atau mata pelajaran sehingga mencapai hakikat keilmuan
       yang ada didalamnya.
3) Tujuan instruksional (Kompetensi Dasar)
       Tujuan instruksional (Kompetensi Dasar) dirumuskan sebagai kemampuan-
      kemampuan yang diharapkan dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan
      prosesbelajar mengajar.
        Tujuan instruksional Umum (Indikator Umum)
        Kemampuan tersebut sifatnya lebih luas dan mendalam.
        Tujuan instruksional khusus (Indikator khusus)
        Kemampuan lebih terbatas dan harus dapat diukur pada saat berlangsunganya prose
        belajar mengajar.


Sedangkan di dalam KBK tujuan kurikulum : Dalam pendidikan terdapat 2 jenis standart yaitu
standart akademis (academic content standarat) dan standart kompetensi (performance
standart).


Kaitan Tujuan-tujuan Pendidikan
Menurut Bloom, dengan bukunya Taxonomy of Educational Objectives terbitan 1965, bentuk
perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan kedalam 3 domain, yaitu:
a.   Domain Kognitif


     Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual
     seperti mengingat dan memecahkan masalah. Domain kognitif terbagi menjadi 6
     tingkatan yaitu; pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan
     (application), analisa, sintesis dan evaluasi.


b. Domain Afektif


     Afektif berkenaan dengan sikaf, nilai-nilai dan afresiasi. Domain ini memiliki tingkatan,
     yaitu; penerimaan, merespon, menghargai, mengorganisasi dan karakterisasi nilai.


c.   Domain Psikomotor


     Psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau
     skill seseorang. Dan tingkatannya yaitu ; persepsi (perception), kesiapan, meniru
(imitation), membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaption) dan menciptakan
      (organization).


2. Komponen Isi/Materi
   Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam
   kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis
   bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut. Bidang-
   bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada.


   Isi / materi kurikulum hakikatnya adalah semua kegiatan dan pengalaman yang
   dikembangkan dan disusun untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara umum isi kurikulum
   itu dapat dikelompokan menjadi :
         Logika, yaitu pengetahuan tentang benar salah berdasarkan prosedur keilmuan.
         Etika, yaitu pengetahuan tentang baik buruk, nilai dan moral
         Estetika, pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seninya.


   Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan disusun
   dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
         Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau topik-topik
           pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran
         Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran
         Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.


   Terdapat beberapa criteria dalam menyusun kurikulum. Hilda Taba (1962:267), kriteria
   untuk memilih isi materi kurikulum yaitu :
          Materi harus sahih dan signifikan, artinya menggambarkan pengetahuan mutakir.
          Relevan dengan kenyataan social dan kultur agar anak lebih memahaminya.
           Materi harus seimbang antara keluasan dan kedalaman.
          Materi harus mencakup berbagai ragam tujuan.
          Sesuai dengan kemampuan dan pengalaman peserta didik.
          Materi harus sesuai kebutuhan dan minat peserta didik.


   Pengembangan materi kurikulum harus berdasarkan prinsif-prinsif sebagai berikut:
Mengandung bahan kajian yang dapat dipelajari siswa dalam pembelajaran.
             Berorientasi pada tujuan, sesuai dengan hirarki tujuan pendidikan.


  Materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk :
1. Teori; seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling berhubungan,
   yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan –
   hubungan antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala
   tersebut.
2. Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-kekhususan,
   merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.
3. Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari analisis,
   pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
4. Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan
   hubungan antara beberapa konsep.
5. Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus
   dilakukan peserta didik.
6. Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri dari
   terminologi, orang dan tempat serta kejadian.
7. Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam
   materi.
8. Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas
   suatu uraian atau pendapat.
9. Definisi:yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/kata dalam
   garis besarnya.
10. Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya
   mencapai tujuan kurikulum.
3. Komponen Strategi pelaksanaan kurikulum
   Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang digunakan
   dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada
   hal itu saja.. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh dalam
   melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbiungan dan mengatur
   kegiatan, baik yang secara umum berlaku maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran.
   Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu
   dilaksanakan disekolah. Kurikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang harus
   diwujudkan secara nyata disekolah, sehingga mampu mampu mengantarkan anak didik
   mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak akan mencapai hasil yang
   maksimal, jika pelaksanaannya tidak menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak didik..


   Metode pmbelajaran mempunyai fungsi penting dalam kurikulum. Karena itu
   penyusunannya harus berdasarkan analisis tugas yang mengacu pada tujuan kurikulumdan
   berdasarkan perilaku awal siswa (entry behavior).


   Dalam kajian ini ada 3 alternatif pendekatan yang dapat digunakan yaitu :
          a. Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran (subject oriented)
          b. Pendekatan yang berpusat siswa (student oriented).
          c. Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat (social oriented).


   Landasan dalam tolak ukur untuk pemakaian jenis metode yaitu bahwa “ tidak ada metode
   satupun yang dapat dikatakan lebih baik, namun metode pembelajaran hendaknya bersipat
   multi metode”. Untuk memilih metode perlu pendekatan sebagai pedoman, ada beberapa
   pendekatan yaiti; Pendekatan Heuristik, adalah pendekatan yang sifatnya menyampaikan
   informasi termasuk metode ceramah dan sejenisnya. Pendekatan Ekspositorik, yaitu
   pendekatan yang sifatnya praktek, termasuk percobaan, observasi, discovery inquiri dan
   sejenisnya.
   Rowntree (1974), strategi pembelajaran dibagi atas Strategi Exposition dan Discovery
   Learning; serta strategi Groups dan individual learning. Dalam exposition, bahan ajar sudah
   dikemas sedemikian rupa sehingga mahasiswa tinggal menguasai saja dan metode yang
   banyak digunakan adalam ceramah. Dalam discovery learning, bahan ajar tidak dikemas
   dalam bentuk yang sudah jadi, tetapi mahasiawa harus kreativ secara penuh, mencari dan
mengumpulkan informasi, membandingkan, menganalisa, dan sebagainya maka itu
    metode yang sering dipakai adalah metode pemecahan masalah.



4. Komponen Organisasi Kurikulum



Komponen organiasi berkaitan dengan bagaimana materi disusun (diorganisasikan) sehingga
peserta     didik   memperoleh      pengalaman      belajar    untuk   mencapai       tujuan.
Organisasi materi dan pengalaman belajar memiliki dua dimensi : horizontal dan vertikal.
Organisasi horizontal menyangkut ruang lingkup dan keterpaduan dari keseluruhan materi.
Organisasi horizontal merupakan kaitan antara satu mata pelajaran dengan pelajaran lain pada
kelas yang sama. Organisasi vertikal mencakup urutan dan kesinambungan materi pelajaran
berupa hubungan longitudinal/pengalaman belajar peserta didik.

Beragamnya pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum memunculkan terjadinya
keragaman dalam mengorgansiasikan kurikulum. Setidaknya terdapat enam ragam
pengorganisasian kurikulum, yaitu:

1. Mata pelajaran terpisah (isolated subject); kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran
   yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dengan mata
   pelajaran lainnya. Masing-masing diberikan pada waktu tertentu dan tidak
   mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik, semua materi
   diberikan sama
2. Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-
   kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang ditempuh adalah
   menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan peserta didik
   memahami pelajaran tertentu.
3. Bidang studi (broad field); yaitu organisasi kurikulum yang berupa pengumpulan beberapa
   mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-ciri yang sama dan dikorelasikan
   (difungsikan) dalam satu bidang pengajaran. Salah satu mata pelajaran dapat dijadikan
   “core subject”, dan mata pelajaran lainnya dikorelasikan dengan core tersebut.
4. Program yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program kurikulum yang
   menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran.
5. Inti Masalah (core program), yaitu suatu program yang berupa unit-unit masalah, dimana
   masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran tertentu, dan mata pelajaran lainnya
   diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya memecahkan masalahnya. Mata
   pelajaran-mata pelajaran yang menjadi pisau analisisnya diberikan secara terintegrasi.
6. Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi
   kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik

Berkenaan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tampaknya lebih cenderung
menggunakan pengorganisasian yang bersifat eklektik, yang terbagi ke dalam lima kelompok
mata pelajaran, yaitu : (1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; (2) kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; (3) kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; (4) kelompok mata pelajaran estetika; dan (5) kelompok mata
pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok-kelompok mata pelajaran tersebut selanjutnya dijabarkan lagi ke dalam sejumlah
mata pelajaran tertentu, yang disesuaikan dengan jenjang dan jenis sekolah. Di samping itu,
untuk memenuhi kebutuhan lokal disediakan mata pelajaran muatan lokal serta untuk
kepentingan penyaluran bakat dan minat peserta didik disediakan kegiatan pengembangan diri.


Ada 5 kriteria organisasi materi pelajaran / pengalaman belajat yaitu :
    a) Kriteria ruang lingkup, mencakup materi dan pengalaman belajar. Menyangkut jawaban
       atas pertanyaan : “materi dan pengalaman belajar apa yang harus diajarkan? Berapa
       jauh ruang lingkup dan organisasi materi itu harus ditetapkan untuk mencapai tujuan?”
    b) Kriteria integrasi menyangkut mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang
       lain yang terkait. Bertujuan untuk membantu peserta didik melihat kesatuan yang ada
       antara semua materi pelajaran yang terkait.
    c) Kriteria urutan menyangkut usaha untuk menghasilkan belajar kumulatif dan
       berkelanjutan secara vertikal.
    d) Kriteria kontinuitas, menyangkut hubungan vertikal materi/kegiatan belajar. Umpama
       untuk mengembangkan kemampuan menulis, guru memberikan kesempatan kepada
       siswa untuk latihan terus-menerus dan berulang-ulang.
    e) Kriteria keseimbangan, memperhatikan agar ada tekanan yang seimbang pada semua
       asfek yang ada. Keseimbangan dicapai kalau semua peserta didik berkesempatan
       memahami materi, baik pada asfek personal, sosial maupun intelektual.
5. Komponen Evaluasi kurikulum
  Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan. Dalam konteks
  kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan
  telah tercapai atau belum, juga digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi
  yang ditetapkan. Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum, dengan evaluasi
  dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran, keberhasilah
  siswa, guru dan proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan hasil evaluasi dapat dibuat
  keputusan kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang
  diperlukan.


      Jenis-jenis penilaian meliputi :
  a) Penilaian awal pembelajaran (Input program)
  b) Penilaian proses pembelajaran (Program)
  c) Penilaian akhir pembelajaran.(output program)


  Persyaratan suatu instrument penilaian adalah aspek validitas, realiabilitas, obyektivitas,
  kepraktisan dan pembedaan. Penilaian harus bernilai objektif, dilakukan berdasarkan
  tanggung jawab kelompok guru, rencana terkait dengan pelaksanaan kurikulum sesuai
  tujuan dan materi kurikulum dengan alat ukur yang handal dan mudah dilaksanakan serta
  memberikan hasil yang akurat.


  Dalam evaluasi dapat dukelompokan kedalam dua jenis yaitu:


   1. Tes
      Tes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam asfek kognitif. Tes
      memiliki dua kriteria yaitu tes memiliki tingkat validitas seandainya dapat mengukur
      yang hendak diukur. Kedua memiliki tingkat reliabilitas/kendalan jika tes tersebut bias
      menghasilkan informasi yang konsisten.


      Tes berdasarkan jumlah peserta dibedakan jadi tes kelompok yaitu dilakukan terhadap
      sejumlah siswa secara bersama-sama dan tes individu adalah tes yang dilakukan kepada
      seorang individu secara perorangan.
Tes dilihat dari cara penyusunannya yaitu tes buatan guru yaitu untuk menghasilkan
  informasi yang dibutuhkan oleh guru bersangkutan dan tes standar adalah tes yang
  digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dan memprediksi kemampuan siswa
  pada masa yang akan datang.


  Tes dilihat dari pelaksanaannya dibedakan menjadi tes tertulis adalah dengan cara siswa
  menjawab sejumlah soal secara tertulis dan tes lisan adalah tes yang dilakukan langsung
  komunikasi dengan siswa secara verbal.
2. Non Tes
  Non tes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk asfek tingkah laku termasuk
  sikap, minat dan motivasi. Beberapa jenis non tes yaitu :
       a. Observasi
  Observasi adalah penilaian dengan cara mengamati tingkah laku pada situasi tertentu.
  Observasi dibedakan jadi observasi partisipatif yaitu dimana observer ikut kedalam
  objek yang sedang dia observasi. Observasi non partisipatif yaitu observasi yang
  dilakukan dengan cara observer murni sebagai pengamat.


       b. Wawancara
  Wawancara adalah komunikasi langsung antara pewawancara dan yang diwawancarai.
  Ada dua jenis wawancara yaitu wawancara langsung apabila pewawancara melakukan
  komunikasi dengan subjek yang akan dievaluasi. Wawancara tidak langsung apabila
  pewawancara mengumpulkan data subjek melalui pelantara.


       c. Studi kasus
  Studi kasus dilaksanakan untuk mempelajari individu dalam periode tertentu secara
  terus menerus.


       d. Skala Penilaian
  Skala penilaian/rating acale adalah salah satu alat penilaian dengan mengunakan alat
  yang telah disusun dari yang negatif sampai positif, sehingga pada skala tersebut penilai
  tunggal membubuhi tanda.
BAB III
                                        PENUTUP


Kesimpulan
sistem terhadapa kurikulum, artinya kurikulum itu dipandang memiliki sejumlah komponen-
komponen yang saling berhubungan, sebagai kesatuan yang bulat untuk mencapai tujuan.
Dalam komponen kurikulum ada hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu: a.
tujuan yang ingin dicapai, b. materi yang perlu disiapkan untuk mencapai tujuan, c. susunan
materi/pengalaman belajar dan d. evaluasi apakah tujuan yang ditetapkan tercapai (Tyler,
1949).
REFERENSI
  Hamid syarif. Pengembanagan kurikulum Pasuruan: garoeda buana indah, 1993
  Nana Sudjan. Pembinaan dan pengembangan kurikulum disekolah Bandung: Sinar Baru,
  1991
  Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi konsep, karakteristik, dan implementasi Bandung:
  PT Remaja Rosdakarya, 2003


  http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/komponen-komponen-kurikulum



E. Mulyasa. 2002. “Kurikulum Berbasis Kompetensi”. Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya
Didi, Sukiyudi,dkk. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : UPI Press
Ansyar, Mohd & H. Nurtain. 1991. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta :
DEPDIKBUD        DIKTI     Proyek      Pembinaan      Tenaga      Kependidikan
Tim Pengembang MKDK Kurikulum & Pembelajaran. 2002. Kurikulum Pembelajaran.
Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI




Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Bahan Kajian; Pelayanan
      Profesional Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur
      Balitbang.


________. 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif; Pelayanan
     Profesional Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur
     Balitbang

________. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi; Pelayanan
     Profesional Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur
     Balitbang.


________. 2003. Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus; Pelayanan Profesional
     Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang.
________. 2003. Pengelolaan Kurikulum di Tingkat Sekolah; Pelayanan Profesional Kurikulum
     Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang.
________. 2003. Penilaian Kelas; Pelayanan Profesional Kurikulum Berbasis Kompetensi.
     Jakarta: Puskur Balitbang.
E. Mulyasa.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan Implementasi.
     Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.
_________. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi; Panduan Pembelajaran KBK.
     Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.
_________. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya
Nana Syaodih Sukmadinata. 1997. Pengembangan Kurikum; Teori dan Praktek. Bandung: P.T.
     Remaja Rosdakarya.
Permendiknas No. 22, 23 dan 24 Tahun 2007
Tim Pengembang MKDK. 2002.. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum
     dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.
Uyoh Sadulloh.1994. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: P.T.
    Media Iptek
===========

Contenu connexe

Tendances

Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranNURHAENI
 
Komponen esensial kurikulum
Komponen esensial kurikulumKomponen esensial kurikulum
Komponen esensial kurikulumAhmad Jayadi
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranyunitasari_31
 
Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
Komponen-Komponen Pengembangan KurikulumKomponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
Komponen-Komponen Pengembangan KurikulumSita Nurhalimah
 
Kurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editanKurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editanRirin Romayanti
 
pengembangan kurikulum pai
pengembangan kurikulum paipengembangan kurikulum pai
pengembangan kurikulum paiRoisMansur
 

Tendances (11)

Aan rukanda
Aan rukandaAan rukanda
Aan rukanda
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
Komponen esensial kurikulum
Komponen esensial kurikulumKomponen esensial kurikulum
Komponen esensial kurikulum
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaran
 
Andi alfina ulandari dpkb
Andi alfina ulandari dpkbAndi alfina ulandari dpkb
Andi alfina ulandari dpkb
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
Komponen-Komponen Pengembangan KurikulumKomponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
 
Kurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editanKurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editan
 
Hub.kur&pemb
Hub.kur&pembHub.kur&pemb
Hub.kur&pemb
 
pengembangan kurikulum pai
pengembangan kurikulum paipengembangan kurikulum pai
pengembangan kurikulum pai
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 

Similaire à 45622822 makalah-kurikulum

Tugas 1 kurikulum dan pembelajaran
Tugas 1   kurikulum dan pembelajaranTugas 1   kurikulum dan pembelajaran
Tugas 1 kurikulum dan pembelajaranKadek Kariasa
 
Kurikulum Dan Pembljrn Irma
Kurikulum Dan Pembljrn IrmaKurikulum Dan Pembljrn Irma
Kurikulum Dan Pembljrn IrmaIRMA HERDIANTI
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranNhachachie Ncie
 
Pengertian pengembangan kurikulum
Pengertian pengembangan kurikulumPengertian pengembangan kurikulum
Pengertian pengembangan kurikulumslamet haryanto
 
Pengembangan Kurikulum 09
Pengembangan Kurikulum 09Pengembangan Kurikulum 09
Pengembangan Kurikulum 09ida parida
 
Pengembangan Kurikulum 09
Pengembangan Kurikulum 09Pengembangan Kurikulum 09
Pengembangan Kurikulum 09ida parida
 
Pengembangan Kurikulum 09
Pengembangan Kurikulum 09Pengembangan Kurikulum 09
Pengembangan Kurikulum 09ida parida
 
Kurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKhifdul Qolby
 
Kurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKhifdul Qolby
 
Kurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKhifdul Qolby
 
Kurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKhifdul Qolby
 
Komponen Kurikulum
Komponen KurikulumKomponen Kurikulum
Komponen KurikulumPTIK BB
 
hakikat kurikulum
hakikat kurikulumhakikat kurikulum
hakikat kurikulumendang zr
 
Ilmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam IIlmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam IFauzi Din
 
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format Link
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format LinkSansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format Link
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format LinkSansan Riyana
 

Similaire à 45622822 makalah-kurikulum (20)

Tugas 1 kurikulum dan pembelajaran
Tugas 1   kurikulum dan pembelajaranTugas 1   kurikulum dan pembelajaran
Tugas 1 kurikulum dan pembelajaran
 
Kurikulum Dan Pembljrn Irma
Kurikulum Dan Pembljrn IrmaKurikulum Dan Pembljrn Irma
Kurikulum Dan Pembljrn Irma
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
Pengertian pengembangan kurikulum
Pengertian pengembangan kurikulumPengertian pengembangan kurikulum
Pengertian pengembangan kurikulum
 
Aan rukanda
Aan rukandaAan rukanda
Aan rukanda
 
Pengembangan Kurikulum 09
Pengembangan Kurikulum 09Pengembangan Kurikulum 09
Pengembangan Kurikulum 09
 
Pengembangan Kurikulum 09
Pengembangan Kurikulum 09Pengembangan Kurikulum 09
Pengembangan Kurikulum 09
 
Pengembangan Kurikulum 09
Pengembangan Kurikulum 09Pengembangan Kurikulum 09
Pengembangan Kurikulum 09
 
Kurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaran
 
Kurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaran
 
Kurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaran
 
Kurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaran
 
Komponen Kurikulum
Komponen KurikulumKomponen Kurikulum
Komponen Kurikulum
 
hakikat kurikulum
hakikat kurikulumhakikat kurikulum
hakikat kurikulum
 
Ilmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam IIlmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam I
 
Dikiii
DikiiiDikiii
Dikiii
 
Dikiii
DikiiiDikiii
Dikiii
 
San
SanSan
San
 
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format Link
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format LinkSansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format Link
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format Link
 

45622822 makalah-kurikulum

  • 1. MAKALAH KURIKULUM KOMPONEN – KOMPONEN KURIKULUM DISUSUN : ANNISA NURUL HIDAYATI HENNY SYAFITRI PURNA YULIAWARDHANY PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2010 / 2011
  • 2. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya kurikulum sebagaimana sentral kegiatan pendidikan, maka didalam penyusunannya memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran dan penelitian secara mendalam Dan pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Melihat bahwa sangat pentingnya komponen-komponen dalam kurikulum maka kami akan mencoba membahas tentang “komponen-komponen dalam kurikulum” Rumusan Maslah 1. Apakah maksud kurikulum sebagai sistem? 2. Apa saja komponen-komponen dalam kurikulum?
  • 3. BAB II PEMBAHASAN Kurikulum sebagai sistem Sistem adalah suatu kesatuan sejumlah elemen (objek, manusia, kegiatan, informasi, dsb) yang terkait dalam proses atau struktur dan dianggap berfungsi sebagai satu kesatuan organisasai dalam mencapai satu tujuan. Jika pemahaman sistem diatas dipergunakan melihat kurikulum itu ada sejumlah komponen yang terkait dan berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, dipandang sistem terhadapa kurikulum, artinya kurikulum itu dipandang memiliki sejumlah komponen-komponen yang saling berhubungan, sebagai kesatuan yang bulat untuk mencapai tujuan. Definisi diatas memberikan gambaran bahwa pendekatan sistem dalam pengembangan kurikulum merupakan bentuk berputar dan dinamis dimana empat komponen dari suatu model saling berhubungan. Jadi dapat disimpulkan dilihat dari gambar diatas bahwa anatara satu komponen dengan komponen yang lain mempunyai hubungan erat dan tidak dapat dipisahahkan hal itu ditunjukkan dengan tanda panah yang memiliki dua mata panah. Komponen-komponen kurikulum Dalam komponen kurikulum ada hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu: a). tujuan yang ingin dicapai, b). materi yang perlu disiapkan untuk mencapai tujuan, c). susunan materi/pengalaman belajar, d). Organisasi kurikulum dan e). evaluasi apakah tujuan yang ditetapkan tercapai (Tyler, 1949). Komponen yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
  • 4. Tujuan Materi/Pengalaman Belajar Organisasi Evaluasi Organisasi Bagan diatas menggambarkan bahwa system kurikulum terbentuk oleh komponen- komponen yang menyatu menjadi suatu kesatuan system yang menjadikan saling keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lain dan tidak dapat dipisahkan, apabila salah satu komponen terganggu atau tidak berkaitan maka system kurikulum pun akan terganggu juga. Komponen-komponen kurikulum antara lain: 1. Komponen Tujuan Kurikulum Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan pada anak didik Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa : " Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab". Tujuan pendidikan antara lain: 1) Tujuan Institusional (Kompetensi Lulusan) Adalah tujuan yang yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, contoh : SD, SMP, SMA 2) Tujuan kurikuler (Standart Kompetensi) Adalah tujuan bidang studi atau mata pelajaran sehingga mencapai hakikat keilmuan yang ada didalamnya.
  • 5. 3) Tujuan instruksional (Kompetensi Dasar) Tujuan instruksional (Kompetensi Dasar) dirumuskan sebagai kemampuan- kemampuan yang diharapkan dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan prosesbelajar mengajar. Tujuan instruksional Umum (Indikator Umum) Kemampuan tersebut sifatnya lebih luas dan mendalam. Tujuan instruksional khusus (Indikator khusus) Kemampuan lebih terbatas dan harus dapat diukur pada saat berlangsunganya prose belajar mengajar. Sedangkan di dalam KBK tujuan kurikulum : Dalam pendidikan terdapat 2 jenis standart yaitu standart akademis (academic content standarat) dan standart kompetensi (performance standart). Kaitan Tujuan-tujuan Pendidikan Menurut Bloom, dengan bukunya Taxonomy of Educational Objectives terbitan 1965, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan kedalam 3 domain, yaitu: a. Domain Kognitif Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual seperti mengingat dan memecahkan masalah. Domain kognitif terbagi menjadi 6 tingkatan yaitu; pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisa, sintesis dan evaluasi. b. Domain Afektif Afektif berkenaan dengan sikaf, nilai-nilai dan afresiasi. Domain ini memiliki tingkatan, yaitu; penerimaan, merespon, menghargai, mengorganisasi dan karakterisasi nilai. c. Domain Psikomotor Psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang. Dan tingkatannya yaitu ; persepsi (perception), kesiapan, meniru
  • 6. (imitation), membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaption) dan menciptakan (organization). 2. Komponen Isi/Materi Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut. Bidang- bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada. Isi / materi kurikulum hakikatnya adalah semua kegiatan dan pengalaman yang dikembangkan dan disusun untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara umum isi kurikulum itu dapat dikelompokan menjadi :  Logika, yaitu pengetahuan tentang benar salah berdasarkan prosedur keilmuan.  Etika, yaitu pengetahuan tentang baik buruk, nilai dan moral  Estetika, pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seninya. Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :  Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran  Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran  Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Terdapat beberapa criteria dalam menyusun kurikulum. Hilda Taba (1962:267), kriteria untuk memilih isi materi kurikulum yaitu : Materi harus sahih dan signifikan, artinya menggambarkan pengetahuan mutakir. Relevan dengan kenyataan social dan kultur agar anak lebih memahaminya. Materi harus seimbang antara keluasan dan kedalaman. Materi harus mencakup berbagai ragam tujuan. Sesuai dengan kemampuan dan pengalaman peserta didik. Materi harus sesuai kebutuhan dan minat peserta didik. Pengembangan materi kurikulum harus berdasarkan prinsif-prinsif sebagai berikut:
  • 7. Mengandung bahan kajian yang dapat dipelajari siswa dalam pembelajaran. Berorientasi pada tujuan, sesuai dengan hirarki tujuan pendidikan. Materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk : 1. Teori; seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan – hubungan antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. 2. Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala. 3. Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian. 4. Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan antara beberapa konsep. 5. Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus dilakukan peserta didik. 6. Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian. 7. Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam materi. 8. Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas suatu uraian atau pendapat. 9. Definisi:yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/kata dalam garis besarnya. 10. Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
  • 8. 3. Komponen Strategi pelaksanaan kurikulum Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang digunakan dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja.. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbiungan dan mengatur kegiatan, baik yang secara umum berlaku maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran. Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu dilaksanakan disekolah. Kurikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang harus diwujudkan secara nyata disekolah, sehingga mampu mampu mengantarkan anak didik mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak akan mencapai hasil yang maksimal, jika pelaksanaannya tidak menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak didik.. Metode pmbelajaran mempunyai fungsi penting dalam kurikulum. Karena itu penyusunannya harus berdasarkan analisis tugas yang mengacu pada tujuan kurikulumdan berdasarkan perilaku awal siswa (entry behavior). Dalam kajian ini ada 3 alternatif pendekatan yang dapat digunakan yaitu : a. Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran (subject oriented) b. Pendekatan yang berpusat siswa (student oriented). c. Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat (social oriented). Landasan dalam tolak ukur untuk pemakaian jenis metode yaitu bahwa “ tidak ada metode satupun yang dapat dikatakan lebih baik, namun metode pembelajaran hendaknya bersipat multi metode”. Untuk memilih metode perlu pendekatan sebagai pedoman, ada beberapa pendekatan yaiti; Pendekatan Heuristik, adalah pendekatan yang sifatnya menyampaikan informasi termasuk metode ceramah dan sejenisnya. Pendekatan Ekspositorik, yaitu pendekatan yang sifatnya praktek, termasuk percobaan, observasi, discovery inquiri dan sejenisnya. Rowntree (1974), strategi pembelajaran dibagi atas Strategi Exposition dan Discovery Learning; serta strategi Groups dan individual learning. Dalam exposition, bahan ajar sudah dikemas sedemikian rupa sehingga mahasiswa tinggal menguasai saja dan metode yang banyak digunakan adalam ceramah. Dalam discovery learning, bahan ajar tidak dikemas dalam bentuk yang sudah jadi, tetapi mahasiawa harus kreativ secara penuh, mencari dan
  • 9. mengumpulkan informasi, membandingkan, menganalisa, dan sebagainya maka itu metode yang sering dipakai adalah metode pemecahan masalah. 4. Komponen Organisasi Kurikulum Komponen organiasi berkaitan dengan bagaimana materi disusun (diorganisasikan) sehingga peserta didik memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan. Organisasi materi dan pengalaman belajar memiliki dua dimensi : horizontal dan vertikal. Organisasi horizontal menyangkut ruang lingkup dan keterpaduan dari keseluruhan materi. Organisasi horizontal merupakan kaitan antara satu mata pelajaran dengan pelajaran lain pada kelas yang sama. Organisasi vertikal mencakup urutan dan kesinambungan materi pelajaran berupa hubungan longitudinal/pengalaman belajar peserta didik. Beragamnya pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum memunculkan terjadinya keragaman dalam mengorgansiasikan kurikulum. Setidaknya terdapat enam ragam pengorganisasian kurikulum, yaitu: 1. Mata pelajaran terpisah (isolated subject); kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dengan mata pelajaran lainnya. Masing-masing diberikan pada waktu tertentu dan tidak mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik, semua materi diberikan sama 2. Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan- kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang ditempuh adalah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan peserta didik memahami pelajaran tertentu. 3. Bidang studi (broad field); yaitu organisasi kurikulum yang berupa pengumpulan beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-ciri yang sama dan dikorelasikan (difungsikan) dalam satu bidang pengajaran. Salah satu mata pelajaran dapat dijadikan “core subject”, dan mata pelajaran lainnya dikorelasikan dengan core tersebut. 4. Program yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program kurikulum yang menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran. 5. Inti Masalah (core program), yaitu suatu program yang berupa unit-unit masalah, dimana masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran tertentu, dan mata pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya memecahkan masalahnya. Mata pelajaran-mata pelajaran yang menjadi pisau analisisnya diberikan secara terintegrasi.
  • 10. 6. Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik Berkenaan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tampaknya lebih cenderung menggunakan pengorganisasian yang bersifat eklektik, yang terbagi ke dalam lima kelompok mata pelajaran, yaitu : (1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; (2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; (3) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; (4) kelompok mata pelajaran estetika; dan (5) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan Kelompok-kelompok mata pelajaran tersebut selanjutnya dijabarkan lagi ke dalam sejumlah mata pelajaran tertentu, yang disesuaikan dengan jenjang dan jenis sekolah. Di samping itu, untuk memenuhi kebutuhan lokal disediakan mata pelajaran muatan lokal serta untuk kepentingan penyaluran bakat dan minat peserta didik disediakan kegiatan pengembangan diri. Ada 5 kriteria organisasi materi pelajaran / pengalaman belajat yaitu : a) Kriteria ruang lingkup, mencakup materi dan pengalaman belajar. Menyangkut jawaban atas pertanyaan : “materi dan pengalaman belajar apa yang harus diajarkan? Berapa jauh ruang lingkup dan organisasi materi itu harus ditetapkan untuk mencapai tujuan?” b) Kriteria integrasi menyangkut mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain yang terkait. Bertujuan untuk membantu peserta didik melihat kesatuan yang ada antara semua materi pelajaran yang terkait. c) Kriteria urutan menyangkut usaha untuk menghasilkan belajar kumulatif dan berkelanjutan secara vertikal. d) Kriteria kontinuitas, menyangkut hubungan vertikal materi/kegiatan belajar. Umpama untuk mengembangkan kemampuan menulis, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk latihan terus-menerus dan berulang-ulang. e) Kriteria keseimbangan, memperhatikan agar ada tekanan yang seimbang pada semua asfek yang ada. Keseimbangan dicapai kalau semua peserta didik berkesempatan memahami materi, baik pada asfek personal, sosial maupun intelektual.
  • 11. 5. Komponen Evaluasi kurikulum Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, juga digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum, dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran, keberhasilah siswa, guru dan proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan hasil evaluasi dapat dibuat keputusan kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang diperlukan. Jenis-jenis penilaian meliputi : a) Penilaian awal pembelajaran (Input program) b) Penilaian proses pembelajaran (Program) c) Penilaian akhir pembelajaran.(output program) Persyaratan suatu instrument penilaian adalah aspek validitas, realiabilitas, obyektivitas, kepraktisan dan pembedaan. Penilaian harus bernilai objektif, dilakukan berdasarkan tanggung jawab kelompok guru, rencana terkait dengan pelaksanaan kurikulum sesuai tujuan dan materi kurikulum dengan alat ukur yang handal dan mudah dilaksanakan serta memberikan hasil yang akurat. Dalam evaluasi dapat dukelompokan kedalam dua jenis yaitu: 1. Tes Tes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam asfek kognitif. Tes memiliki dua kriteria yaitu tes memiliki tingkat validitas seandainya dapat mengukur yang hendak diukur. Kedua memiliki tingkat reliabilitas/kendalan jika tes tersebut bias menghasilkan informasi yang konsisten. Tes berdasarkan jumlah peserta dibedakan jadi tes kelompok yaitu dilakukan terhadap sejumlah siswa secara bersama-sama dan tes individu adalah tes yang dilakukan kepada seorang individu secara perorangan.
  • 12. Tes dilihat dari cara penyusunannya yaitu tes buatan guru yaitu untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh guru bersangkutan dan tes standar adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dan memprediksi kemampuan siswa pada masa yang akan datang. Tes dilihat dari pelaksanaannya dibedakan menjadi tes tertulis adalah dengan cara siswa menjawab sejumlah soal secara tertulis dan tes lisan adalah tes yang dilakukan langsung komunikasi dengan siswa secara verbal. 2. Non Tes Non tes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk asfek tingkah laku termasuk sikap, minat dan motivasi. Beberapa jenis non tes yaitu : a. Observasi Observasi adalah penilaian dengan cara mengamati tingkah laku pada situasi tertentu. Observasi dibedakan jadi observasi partisipatif yaitu dimana observer ikut kedalam objek yang sedang dia observasi. Observasi non partisipatif yaitu observasi yang dilakukan dengan cara observer murni sebagai pengamat. b. Wawancara Wawancara adalah komunikasi langsung antara pewawancara dan yang diwawancarai. Ada dua jenis wawancara yaitu wawancara langsung apabila pewawancara melakukan komunikasi dengan subjek yang akan dievaluasi. Wawancara tidak langsung apabila pewawancara mengumpulkan data subjek melalui pelantara. c. Studi kasus Studi kasus dilaksanakan untuk mempelajari individu dalam periode tertentu secara terus menerus. d. Skala Penilaian Skala penilaian/rating acale adalah salah satu alat penilaian dengan mengunakan alat yang telah disusun dari yang negatif sampai positif, sehingga pada skala tersebut penilai tunggal membubuhi tanda.
  • 13. BAB III PENUTUP Kesimpulan sistem terhadapa kurikulum, artinya kurikulum itu dipandang memiliki sejumlah komponen- komponen yang saling berhubungan, sebagai kesatuan yang bulat untuk mencapai tujuan. Dalam komponen kurikulum ada hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu: a. tujuan yang ingin dicapai, b. materi yang perlu disiapkan untuk mencapai tujuan, c. susunan materi/pengalaman belajar dan d. evaluasi apakah tujuan yang ditetapkan tercapai (Tyler, 1949).
  • 14. REFERENSI Hamid syarif. Pengembanagan kurikulum Pasuruan: garoeda buana indah, 1993 Nana Sudjan. Pembinaan dan pengembangan kurikulum disekolah Bandung: Sinar Baru, 1991 Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi konsep, karakteristik, dan implementasi Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003 http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/komponen-komponen-kurikulum E. Mulyasa. 2002. “Kurikulum Berbasis Kompetensi”. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya Didi, Sukiyudi,dkk. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : UPI Press Ansyar, Mohd & H. Nurtain. 1991. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta : DEPDIKBUD DIKTI Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Tim Pengembang MKDK Kurikulum & Pembelajaran. 2002. Kurikulum Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Bahan Kajian; Pelayanan Profesional Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang. ________. 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif; Pelayanan Profesional Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang ________. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi; Pelayanan Profesional Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang. ________. 2003. Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus; Pelayanan Profesional Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang.
  • 15. ________. 2003. Pengelolaan Kurikulum di Tingkat Sekolah; Pelayanan Profesional Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang. ________. 2003. Penilaian Kelas; Pelayanan Profesional Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang. E. Mulyasa.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan Implementasi. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya. _________. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi; Panduan Pembelajaran KBK. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya. _________. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya Nana Syaodih Sukmadinata. 1997. Pengembangan Kurikum; Teori dan Praktek. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya. Permendiknas No. 22, 23 dan 24 Tahun 2007 Tim Pengembang MKDK. 2002.. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI. Uyoh Sadulloh.1994. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: P.T. Media Iptek ===========