Program kesehatan usia lanjut di Sumatera Barat bertujuan untuk meningkatkan kemandirian, produktivitas, dan ketergunaan usia lanjut melalui peningkatan pembinaan dan pelayanan kesehatan, serta koordinasi antara lembaga pemerintah dan swasta. Program ini meliputi peningkatan layanan kesehatan dasar di puskesmas dan rumah sakit, penyuluhan kesehatan, perawatan di rumah, serta pemberdayaan kelompok usia lanjut.
2. PRGRAM PENGEMBANGAN
• KESEHATAN OLAHRAGA
• KESEHATAN USILA
• KESEHATAN JIWA
• KESEHATAN INDERA
• KESEHATAN GIGI MULUT
• PERKESMAS
• KESEHATAN KERJA
• KESEHATAN PERKOTAAN
3. UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA
Subdit Bina Upaya Kesehatan Perkotaan dan Olahraga
Direktorat Bina Kesehatan Komunitas
Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan RI
3
4. PENYELENGGARAAN
UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA
Pemerintah
• Puskesmas
• BKOM
• Rumah Sakit
• Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota
Masyarakat/Dunia Usaha
• Organisasi OR
• Pusat Kebugaran/Klub OR
• LSM
4
5. UPAYA KESEHATAN OR DI PUSKESMAS
(dalam & luar gedung)
• PROMOTIF :
- Pengadaan media informasi : leaflet/brosur, poster, VCD, dll
- Pendataan kelompok OR : klub, fitness centre dll
- Pertemuan sosialisasi-advokasi ttg kesehatan OR
- Penyuluhan kelompok ttg kesehatan OR
- Pelatihan teknis ttg kesehatan OR
• PREVENTIF :
- Pembinaan kelomp OR : bumil, usila, PTM, jemaah haji, atlet, dll
- Pengukuran kebugaran jasmani
- Surveilans ttg kesehatan OR: sarana -prasarana, FR, dll
5
6. UPAYA KESEHATAN OR DI PUSKESMAS
(dalam & luar gedung))
• KURATIF :
- Sebagai tim medis kegiatan OR (P3K)
- Konsultasi individu ttg kesehatan OR
- Pembentukan kelompok OR berdasarkan kondisi khusus:
bumil, usila, haji, PTM, penyandang cacat ,dll
• REHABILITATIF :
Pembentukan kelompok latihan fisik untuk kelompok khusus:
pasca stroke, PJK, pasca cedera, napza dll (bekerjasama dengan RS/
konsultan rehabilitasi medik-fisioterapi)
6
7. DO
PUSKESMAS YG MENGEMBANGKAN
UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA
Puskesmas menyelenggarakan pendataan &
pembinaan kelompok OR di wilayah kerjanya
• Puskesmas menyelenggarakan yankes. OR :
– penyuluhan kesehatan OR
– konsultasi kesehatan OR
– pelayanan cedera OR akut
– tim medis event OR
– dll
7
8. DO
KAB/KOTA YG MENGEMBANGKAN UPAYA
KESEHATAN OLAHRAGA
• Kab/Kota minimal ada 3 puskesmas
mengembangkan Upaya Kesehatan OR di wilayah
kerjanya
• Serta melakukan minimal 2 kegiatan :
– Sosialisasi & Advokasi Upaya Kes. OR tk Kab/Kota
– Perencanaan & Evaluasi Upaya Kes. OR tk
Kab/Kota
– Bimtek Penyelenggaraan Upaya Kes. OR
– Forkom LP/LS dlm Penyelenggaraan Kes. OR tk
Kab/Kota
– Menyediakan anggaran utk melaksanakan Upaya
Kes. OR 8
9. PROVINSI YG MENGEMBANGKAN UPAYA DO
KESEHATAN OLAHRAGA
• Provinsi minimal ada 3 kab/ kota
mengembangkan Upaya Kesehatan OR di wilayah
kerjanya
• Serta melakukan minimal 2 kegiatan :
– Sosialisasi & Advokasi Upaya Kes. OR di
Prov/Kab/Kota
– Perencanaan & Evaluasi Upaya Kes. OR tk Provinsi
– Bimtek Penyelenggaraan Upaya Kes. OR
– Forkom LP/LS dlm Penyelenggaraan Kes. OR tk
Provinsi
– Menyediakan anggaran utk melaksanakan Upaya
Kes. OR
9
10. INDIKATOR KESEHATAN OLAHRAGA
NO INDIKATOR PUSK BKOM
1. Jml kelompok/klub OR yg dibina (%) V
Jml tenaga yg mendapat pelatihan teknis kes. OR tingkat
2. V
Puskesmas
3. Jml orang yg mendapat yankes. OR V V
4. Jml kab/kota yg telah dilatih upaya kes. OR (%) V
5. Jml puskesmas yg telah dilatih upaya kes. OR (%) V
6. Jml kelompok/klub OR yg dibina di wilayahnya (%) V
7. Jml tenaga yg mendapat pelatihan teknis kes. OR V
10
11. INDIKATOR KESEHATAN OLAHRAGA
KAB/
NO INDIKATOR PROV
KOTA
1. Rekap jml Puskesmas yg menyelenggarakan upaya kes. OR (%) V
2. Rekap jml kelompok OR yg dibina di wilayahnya (%) V
Rekap jumlah tenaga yg mendapat pelatihan teknis kes.OR
3. sampai tingkat kab/kota V
4. Rekap, jumlah orang yg mendapat yankes. OR V V
5. Rekap jml Kab/Kota yg menyelenggarakan upaya kes OR (%) V
6. Rekap jml Puskesmas yg menyelenggarakan upaya kes OR (%) V
7. Rekap jml kelompok OR yg dibina di wilayahnya (%) V
Rekap jml tenaga yg mendapat pelatihan teknis kes OR sampai
8. V
tingkat Provinsi
11
12. TARGET & PENCAPAIAN
UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA
TAHUN 2005-2009
INDIKATOR 2005 2006 2007 2008 2009
1. Prov. yg mengembangkan upaya 13 20 25 28 31
kes. OR 17 18 21 21 23
2. Kab/ Kota yg mengembangkan 52 80 100 112 124
upaya kes. OR 82
3. Puskesmas yg menyelenggarakan 104 160 200 224 248
upaya kes. OR 145
4. BKOM yg dibentuk 6 8 10 12 14
5 7 8 10 12
12
13. TARGET & PENCAPAIAN
UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA
TAHUN 2010-2014
INDIKATOR 2010 2011 2012 2013 2014
1. Prov yg mengembangkan upaya 25 27 29 31 33
kes. OR
2. Kab/ Kota yg mengembangkan 75 81 85 102 120
upaya kes. OR
3. Puskesmas yg menyelenggarakan 225 243 265 306 360
upaya kes. OR
4. BKOM yg dibentuk 13 15 16 18 20
13
14. N KEGIATANN DI MASYARAKAT DI SEKOLAH CALON ATLET/ATLET
O KELOMPOK OR melalui KONI
1 PELAYANAN Dikoordinir oleh BPMD. Dikoordinir oleh Diknas Dikoordinir oleh KONI
KESEHATA Kegiatannya berupa : Kegiatannya berupa : Kegiatannya berupa :
OLAHRAGA 1. Pemeriksaan skrining 1. Pemeriksaan skrining 1. Evaluasi kapasitas
dan kebugaran dan kebugaran fungsional periodik
jasmani periodik jasmani periodik termasuk
2. Konsultasi kesehatan 2. Konsultasi kesehatan periodisasi latihan
dan kebugaran dan kebugaran 2. Konsultasi
3. Pemeriksaan kesehatan dan
Antropometri untuk kebugaran untuk
talent scouting peningkatan
prestasi atlet
14
15. 2 PELATIHAN
/PENDIDIK 1. Pelatihan olahraga yang 1. Pelatihan olahraga yang 1. Pelatihan peningkatan
AN baik, benar , teratur , baik, benar , teratur , prestasi atlet ditinjau
terukur dan terprogram terukur dan terprogram dari aspek kesehatan
bagi berbagai usia bagi berbagai usia dan kebugaran
2. Pelatihan cara sekolah 2. Pelatihan gizi olahraga
pemeriksaan kebugaran 2. Pelatihan cara 3. Pelatihan penanganan
jasmani bagi pemeriksaan kebugaran cedera olahraga dan
masyarakat jasmani kegawatdaruratan
3. Pelatihan gizi olahraga 3. Pelatihan gizi olahraga medik bagi pelatih
4. Pelatihan penanganan 4. Pelatihan penanganan 4. Pelatihan tentang
cedera olahraga dan cedera olahraga dan Dopping
kegawatdaruratan medik kegawatdaruratan medik
bagi awam , instruktur bagi guru
olahraga 5. Pelatihan talent scouting
3 PROMOSI
/SOSIALISASI 1. Pola Hidup sehat 1. Pola Hidup sehat dengan 1. Jejaring penanganan
KESEHATA dengan aktivitas fisik di aktivitas fisik serta cedera olahraga
N berbagai kelompok berolahraga di berbagai dalam event olahraga
OLAHRAG masyarakat dan usia usia sekolah 2. Perilaku hidup sehat
A 2. Kebugaran jemaah haji dalam meningkatkan
melalui olahraga ( dan mempertahankan
sebelum keberangkatan prestasi atlet.
, selama menunaikan
ibadah haji dan sesudah
kembali )
15
16. DATA DATA PROGRAM KESEHATAN OLAH RAGA
KAB/KOTA :
TRIWULAN :
JUMLAH KELOMPOK
OR Jml Kelompok Yg Dibina
Non Non
NO Puskesmas Prestasi Prestasi Sekolah Prestasi Cakupan Prestasi Cakupan Sekolah Cakupan
% % %
17. INDIKATOR RENSTRA
TAHUN 2010
Jumlah Kabupaten/Kota minimal memiliki 3 (tiga) Puskesmas
yang menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga
TARGET
75
17
18. MASALAH
1. Pengetahuan kes OR: belum merata
2. Perbedaan ant event OR (tupoksi Dinas OR)
dg kes OR ( tupoksi Dinkes): belum dipahami
3. Riil: kegiatan upaya kes OR sdh dilaksanakan
di Puskesmas (LP) tidak tercatat sbg
kegiatan kes OR dlm SP2TP/laptah
Puskesmas
4. Data dasar kegiatan upaya kes OR: tidak ada
18
19. MASALAH
5. Keterpaduan LP pelaksanaan & pencatatan
kegiatan upaya kes OR di Puskesmas: belum
dipahami
6. Pembinaan keb jasm jemaah haji di Puskesmas
(pengemb program kes OR dg LS): belum
dimanfaatkan
7. Koordinasi & pemahaman ant Dinas Kesehatan
Prov/Kab/Kota dg BKOM (pembina teknis kes OR
thd Puskesmas: masih kurang
19
20. PROGRAM KESEHATAN
USIA LANJUT
Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat
21. Program Usia Lanjut
Tujuan Umum Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan :
• Mandiri • Kesadaran menjaga
kesehatan
• Produktif • Peranserta kel &
masyarakat
• Berguna • Mutu pembinaan&
pelayanan
• Koordinasi LP dan LS
22. SASARAN
LANGSUNG TAK LANGSUNG
Pra usila (55-59 th)
• Keluarga
Usia lanjut (60-69 tg)
Usila Risti (>70 th/ 60 • Masyarakat
dg masalah kes) • Organisasi sosial
• Petugas kesehatan
23. PROGRAM
1. PENINGKATAN DAN PEMANTAPAN UPAYA
YANKES USILA DI SARANA YANKES DASAR,
PUSKESMAS
STRATEGI PUSKESMAS
SANTUN USILA
25. 3. Penyuluhan & penyebaran informasi
kesehatan bagi Usila.
4. Perawatan kesehatan bagi Usila dan keluarga
di rumah (Home Care).
5. Peningkatan pemberdayaan masyarakat
melalui kelompok Usila
6. Pengembangan lembaga tempat perawatan
bagi Usila
26. PUSKESMAS SANTUN USIA
LANJUT
Melakukan pelayanan kepada usia
lanjut, meliputi aspek promotif,
preventif, disamping aspek kuratif &
rehabilitatif, secara pro-aktif, baik &
sopan serta memberikan kemudahan
dukungan bagi usia lanjut.
27. PELAYANAN PUSKESMAS
Kegiatan promotif:
Dilakukan kepada usila, keluarga, masy
- penyuluhan kesehatan, gizi
- upaya peningkatan kebugaran jasmani
- pemeliharaan kemandirian
- pemeliharaan produktivitas
31. Puskesmas Santun Usila
Pelayanan dalam gedung
• Memberikan kemudahan dalam akses dan
biaya
• Pelayanan dilakukan : pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium,
penyuluhan/konseling dan pengobatan.
32. Puskesmas Santun Usila
Pelayanan Luar Gedung :
1. Pembinaan pada kelompok Lansia
2. Perawatan Kesehatan Masyarakat
3. Pelayanan kesehatan di Panti Sosial Tresna
Wredha
33. Kegiatan
di Kelompok Usia Lanjut
1. Pemeriksaan aktivitas sehari-hari
2. Pemeriksaan status mental
3. Pemeriksaan status gizi
4. Pengukuran tekanan darah, denyut nadi
5. Pemeriksaan Hb, gula darah, protein
6. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas
7. Penyuluhan kesehatan
8. Kunjungan kader dan tenaga kesehatan
kerumah usila yang tidak datang
34. Kegiatan tambahan
di Kelompok Usia Lanjut
1. Pemberian makanan tambahan sebagai
contoh menu makanan
2. Kegiatan olahraga
3. Kerohaniaan
4. Rekreasi
5. Forum diskusi
6. Penyaluran dan pengembangan hobi
35. Indikator dan Target Program Lansia
2010 - 2014
INDIKATOR TARGET
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Puskesmas Santun
Lanjut Usia (Indikator Kab)
Cakupan pelayanan kesehatan
pra lanjut Usia
20% 25% 30% 35% 40%
Cakupan pelayanan kesehatan
Lanjut Usia
30% 40% 50% 60% 70%
Cakupan Pembinaan
Kelompok Lansia
36. Definisi Operasional
• Kabupaten/kota yang mengembangkan program
kesehatan Lansia adalah kab/kota yang telah
melaksanakan pelatihan/ pembinaan teknis/ monitoring
dan evaluasi program kesehatan Lansia kepada
puskesmas di wilayahnya.
• Puskesmas Santun Lansia adalah Puskesmas yang telah
mengembangkan program kesehatan Lansia dalam
bentuk penyuluhan, pencegahan penyakit, deteksi dini,
pengobatan dasar, rujukan dan melakukan pembinaan
kepada kelompok Lanjut Usia serta menyediakan
minimal loket, ruang tunggu dan ruang pemeriksaan
khusus bagi Lansia.
37. Definisi Operasional (lanjutan…)
• Cakupan pelayanan kesehatan Pra Lansia adalah
Cakupan pra Lanjut Usia (umur 45-59 tahun)
yang memperoleh pelayanan kesehatan baik
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
• Cakupan pelayanan kesehatan Lansia adalah
Lanjut Usia (umur ≥ 60 tahun)yang memperoleh
pelayanan kesehatan baik promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif, di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu.
38. INDIKATOR KEBERHASILAN
• BEBERAPA INDIKATOR KEBERHASILAN DAN TARGET YANG
DIHARAKAN DAPAT DICAPAI.
• 1. PELAYANAN MEDIS:
- Skrining kesehatan pada usia lanjut = 30 %
- Skrining Kes pada usia alnjut di Panti Wredha = 100 %
- Puskesmas melaksanakan konseling Lansia = 30 %
• 2. KEGIATAN NON MEDIS:
- Puskesmas membina kelolpok usia lanjut = 70 %
- Desa mempunyai kelompok usia lanjut = 50 %
- Klpk usia lanjut melaksanakan senam usia lanjut = 50 %
38
39. PROGRAM KESWA
DINAS KESEHATAN PROVINSI
SUMATERA BARAT
40. VISI KESWAMAS
MENUJU INDONESIA SEHAT 2010 MELALUI UPAYA
KESWA PARIPURNA
• PENDUDUK HIDUP DLM LINGKUNGAN YG SEHAT
• PENDUDUK BERPERILAKU HIDUP SEHAT
• MAMPU JANGKAU PELAYANAN KESWA
• MEMILIKI DERAJAT KESWA YANG OPTIMAL
41. MISI KESWAMAS
• MEMELIHARA DAN MENINGKATKAN DERAJAT
KESWA
• MENGEMBANGKAN DAN MENINGKAT-KAN
MUTU, PEMERATAAN DAN JANG-KAUAN
PELAYANAN KESWA
• MENDORONG KEMANDIRIAN MASY.
• MENINGKATKAN PROFESIONALISME SDM
KESWA DG IPTEK, KETERAMPILAN DAN ETIKA
PROFESI
42. KEWENANGAN WAJIB DAN
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
PELAYANAN KESEHATAN JIWA
INDIKATOR KINERJA
Persentase (%) Pelayanan Kasus Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan
Kesehatan Umum, yaitu jumlah kunjungan Kasus gangguan jiwa yang
terdeteksi di Sarana Pelayanan Kesehatan Umum dibagi dengan
jumlah seluruh Kunjungan di Sarana Pelayanan Kesehatan Umum
Nominator : Jumlah kunjungan kasus gangguan jiwa yang
terdeteksi di Sarana Pelayanan Kesehatan
Umum
Denominator: Jumlah seluruh kunjungan di Sarana Pelayanan
Kesehatan Umum
44. Persentase Pelayanan Kasus Gangguan Jiwa, adalah :
• Kunjungan Baru dan Lama pasien yang datang
di Sarana Pely.Kes. Umum untuk berobat.
• Kunjungan tersebut, dapat dideteksi
gangguannya, untuk dilakukan Diagnosis (Fisik,
psikosomatik dan Mental Emosional) dan
therapinya
45. UPAYA PELAYANAN KESEHATAN
JIWA
• PELAYANAN KESWA SECARA TERINTEGRASI
DI PUSKESMAS DAN RSU KAB/KOTA
• PELAYANAN KESWA DI MASY : FORMAL
DAN INFORMAL
• PELAYANAN KESWA SPESIALISTIK
(RUJUKAN) : RSJ DAN RS KHUSUS
46. UPAYA PELAYANAN KESWA
TERINTEGRASI
A. DETEKSI DAN TERAPI DINI GGN
JIWA (BP, KB, KIA, KLINIK GIGI)
B. PENYEDIAAN OBAT PSIKOTROPIKA
C. RUJUKAN KASUS SECARA BER-JENJANG
D. MONITORING DAN EVALUASI OLEH DINKES
47. UPAYA PELAYANAN KESWA
TERINTEGRASI
• PERSIAPAN TENAGA : PELATIHAN DOKTER
DAN PERAWAT UNTUK DETEKSI DAN
TERAPI DINI
• PELATIHAN PENYULUHAN KESWA KE
MASYARAKAT
• KETERLIBATAN LINTAS SEKTOR DAN
MASYARAKAT TPKJM
• BIMBINGAN TEKNIS
48. PROGRAM KESWA PUSKESMAS
TDK MASUK 6 PROGRAM WAJIB
TAPI TERINTEGRASI DG UPAYA KES.WAJIB
SERTA MENJADI UPAYA PENGEMBANGAN
PROMOSI GIZI
KIA/KB PENGOBATAN KESLING P2M
KESEHATAN MASY
YANKESWA
TERINTEGRASI PERILAKU
•LIFE SKILL
•POLA ASUH HIDUP SEHAT
•PARENTING
EDUCATION
KESWA HAJI (TDK •POLA ASUH VCT
•KESWA REMAJA MEROKOK, •PARENTING
SKILL
•NAPZA ALKOHOL & SKILL
NAPZA/HIV
NAPZA)
49. IBU HAMIL/BAYI DLM
KANDUNGAN KIA
• DETEKSI DINI MA-SALAH
KESWA IBU HAMIL
• PERSIAPAN UNTUK
MENJADI ORANG TUA
• CARA MERAWAT ANAK
DALAM KAN-DUNGAN
• TUGAS AYAH
50. BAYI KIA
• POLA ASUH : CARA
MEMBERI KASIH
SAYANG DAN RASA
AMAN, MEMBERI
MAKAN
• DETEKSI DINI GGN
TUMBUH KEMBANG
51. BALITA KIA, BP,TK
• POLA ASUH SESUAI
PERKEMBANGAN
• DETEKSI DINI GGN
TUMBUH KEMBANG
• KETERAMPILAN SOSIAL
52. USIA SEKOLAH BP, UKS
• DETEKSI DINI
MASALAH KESWA,
KESULITAN BELA-JAR,
NGOMPOL,
HIPERAKTIF DLL
• KETERAMPILAN
SOSIAL
• PERSIAPAN HAID DAN
MIMPI BASAH
53. REMAJA PUSKESMAS, UKS,
KARANG TARUNA
• DETEKSI DINI MA-
SALAH KESWA, KE-
SULITAN BELAJAR,
DEPRESI, ANXIETAS,
NAPZA, PSIKOTIK
• PENDIDIKAN AGAR
REMAJA MEMAHAMI
PERK. SEKSUAL DAN
BERTANGGUNG JA-
WAB THD PERK. TSB
• PELATIHAN
KETERAMPILAN
SOSIAL
54. DEWASA MUDA
• PEMBINAAN KARIER
• PERSIAPAN PER-
KAWINAN
• DETEKSI DINI :
DEPRESI, ANXIE-TAS,
PSIKOTIK
• PEMBINAAN KEL
55. USIA PERTENGAHAN
• PEMBINAAN KE-
LUARGA
• PERSIAPAN ME-
NOPAUSE/PENO-
PAUSE
• DETEKSI DINI
MASALAH KESWA
• PERSIAPAN PENSIUN
56. USIA LANJUT
• DETEKSI DINI
DEMENSIA DAN
DEPRESI
• PEMBINAAN DAN
PEMBERDAYAAN
USILA & KEL
• KONSELING
KELUARGA USILA
57.
58. Masy. Indonesia mempunyai :
VISI Penglihatan yg optimal pd thn 2020
Dan
Pendengaran yg optimal pd thn 2030
1. Promosi kes utk memberdayakan masy.
2. Menanggulangi gangguan penglihatan &
pendengaran serta kebutaan & ketulian
MISI 3. Memfasilitasi pemerataan pelay kes Indera yg
bermutu dan terjangkau
4. Menggalang kemitraan dgn masy. dan pihak terkait
October 28, 2011 58
59. TUJUAN UMUM
• Me kan angka gangguan penglihatan dan
dan kebutaan sebesar 30% (2010)
• Me kan angka gangguan pendengaran dan
ketulian yang dapat dicegah sebesar 50% (2010)
October 28, 2011 59
60. TUJUAN KHUSUS:
• Me nya upaya pelayanan Kes Indera
• Tersedianya sumber dana yg memadai
• Tersedianya fasilitas pelayanan Kes Indera
• Me nya SDM dibid. kes Indera
• Me nya kepedulian dan peranserta stake holder
termasuk Pemda
• Mantapnya manajemen PGPK dan PGP Ketulian
October 28, 2011 60
61. PRIORITAS PENYAKIT MATA & TELINGA
YG DITANGGULANGI:
1.KATARAK 1.OMSK
2.TULI KONGENITAL
2.KEL. REFRAKSI 3. NIHL (TULI AKIBAT BISING)
3.GLAUKOMA 4. PRESBIKUSIS
4. XEROFTALIA
October 28, 2011 61
62. INDIKATOR PELAYANAN DI PUSKESMAS
NO INDIKATOR
1 Jumlah Kasus Katarak yang ditemukan
2 Jumlah Kasus Katarak yang dioperasi
3 Jumlah kasus kelainan refraksi
4 Persentase kelaian refraksi pada anak sekolah
5 Jumlah kasus Glaukoma yang ditemukan dan diobatii/dirujuk
6 Jumlah kasus xeroftalmia yang ditemukan diobati
7 Persentase serumen prop pada anak sekolah yang ditemukan dan
dibersihkan
8 Persentase kasus OMSK pada anak sekolah yang ditemukan dan
diobati
9 Frekuensi penyuluhan untuk pencegahan tuli akibat pemaparan
bising
63. TUGAS PENGELOLA PROGRAM
• Melakukan Penjaringan Kasus
– Kelainan Refraksi
– Katarak
– Xeroftalmia ( Rabun Senja )
– Glukoma
– OMSK ( Congekan / Kopok )
– Cerumen Prop ( Kotoran Telinga )
• Penyuluhan Kes Mata Dan Telinga
• Membuat Laporan
68. Apakah Xeroftalmia?
• Kelainan pada mata akibat kurang vit A (KVA)
• Xeroftalmia: “mata kering”. Kekeringan terjadi
pada selaput lendir (konjungtiva) & selaput
bening (kornea).
70. Apakah glaukoma
Peningkatan Tekanan Intra Okular
Defek Lapangan Pandang
Kerusakan Papil Syaraf Optik
Menyebabkan kebutaan secara perlahan-
lahan yang sifatnya permanen
71. Pembagian glaukoma
• Glaukoma simpel (kronis)
– TIO meningkat perlahan-lahan
– Penurunan visus perlahan, sering tidak disadaRI
– Sudut terbuka
• Glaukoma akut
– TIO meningkat secara mendadak
– Nyeri mata yang hebat, merah
– Sakit kepala, mual & muntah
– Sudut tertutup (sempit)
72. Gejala
• Tahap awal
– Tidak ada keluhan
– TIO meningkat
perlahan-lahan
– Lapang pandangan
menyempit
73. Diagnosis glaukoma
• Glaukoma klasik
“TRIAS GLAUKOMA”
• TIO meningkat
• Kerusakan saraf optik
• Penyempitan lapang-pandangan
74. CONGEK
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS (OMSK)
DEFINISI : INFEKSI KRONIK TELINGA TENGAH,
GENDANG TELINGA BERLUBANG, KELUAR
CAIRAN
GENDANG TELINGA BERLUBANG &
NORMAL KELUAR NANAH
75.
76. Jenis Ketulian
• Tuli Bawaan Lahir ( Kongenital )
• Tuli Akibat Bising ( NIHL )
• Tuli Akibat Usia ( PRESBIKUSIS )
79. LATAR BELAKANG
UU KES 23 / 1992 PASAL 10
MEWUJUDKAN DERAJAT KESEHATAN YANG
OPTIMAL DISELENGGARAKAN UPAYA
KESEHATAN DENGAN PENDEKATAN
PEMELIHARAAN
1. PENINGKAAN KESEHATAN ( PROMOTIF)
2. PENCEGAHAN ( PREVENTIV )
3. PENYEMBUHAN ( KURATIF )
4. PEMULIHAN KESEHATAN (REHABILITATIF )
SECARA MENYELURUH, TERPADU , DAN
BERKESINAMBUNGAN.
80. UPAYA KES.GIGI DAN MULUT SALAH
SATU KEGIATAN POKOK PUSKESMAS
BERSIFAT MENYELURUH DAN TEPADU.
DIKEMBANGKAN MODEL PELAYANAN
KESEHATAN GIGI BERLAPIS (LEVEL OF CARE )
DIMANA INSTITUSI PELAYANAN KESEHATAN
HARUS DAPAT MENYEDIAKAN PELAYANAN
PERTOLONGAN PERTAMA ( DARURAT DASAR )
YANG MELIBATKAN TENAGA NON DENTAL
(KADER KESEHATAN, BIDAN, PERAWAT DSB ).
82. SECARA PEDOMAN OLEH TINGKAT PUSAT ,
OPERASIONAL DIKEMBANGKAN
SESUAI DENGAN KEBUTUHAN DAERAH
83. UPAYA KESEHATAN GIGI DAN MULUT
ANALISA SITUASI.
1. STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT.
PENY.GILUT MASYARAKAT ADALAH
KARIES DAN PENYAKIT PERIODONTAL.
84. SKRT
• 63 % - 80,2 % KARIES AKTIF
• GOL UMUR MUDA ( < 45 TAHUN ) LEBIH BANYAK
( 66,8 – 69 % ) BERARTI BANYAK TERJADI PADA
GOL USIA PRODUKTIF.
• DMF-T RATA RATA 6,44 DENGAN VARIASI 5,4 –
7,8 ( KALIMANTAN ).
• PENYAKIT PERIODONTAL 42,8 %.
• KELUHAN SAKIT GIGI PERINGKAT 6 YANG
MENYEBABKAN TERGANGGUNYA AKTIVITAS.
85. • PERILAKU MASYARAKAT
MASYARAKAT YANG BEROBAT GIGI
KEBANYAKAN SUDAH DALAM KEADAAN
TERLAMBAT,
SUSENAS MENYATAKAN BAHWA 87 % YANG
MENGELUH SAKIT GIGI TIDAK BEROBAT
YANG MEMPERGUNAKAN FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN HANYA 12,3 %.
PENDUDUK YANG TIDAK MENYIKAT GIGI 22, 8 %
,
DENGAN PROSENTASE 69,1 % MENYIKAT TIDAK
TEPAT WAKTU.
86. • KEMAMPUAN INFRA STRUKTUR
PUSKESMAS DGN.YANKESGI BARU 75,58 % (
SUMATERA BARAT SUDAH 95 % )
RATIO DOKTER GIGI PER PUSKESMAS 0.69 %
RATIO PERAWAT GIGI PER PUSKESMAS 0, 92 %
RATIO PERALATAN GIGI STATIS PER
PUSKESMAS 0,48 %.
87. KEADAAN LINGKUNGAN
PEMAKAIAN AIR MINUM OLEH MASYARAKAT
KEBANYAKAN DARI SUMBER AIR MAUPUN SUMUR
YANG MENGANDUNG FLUOR KURANG DARI
STANDARD ( KURANG DARI 0,3 PPM ) , DAN
JUGA AIR YANG DIPERDAGANGKAN ( HANYA
0,07 PPM ) MERUPAKAN FAKTOR YANG
MENYEBABKAN TINGGINYA PREVALENSI KARIES.
88. B. KEBIJAKSANAAN
KARENA ADANYA KENDALA ANTARALAIN
SARANA, TENAGA, BIAYA MAUPUN KONDISI
MASYARAKAT, MAKA DIKEMBANGKAN MODEL
PELAYANAN BERLAPIS ( LEVEL OF CARE ) .
TUJUAN NYA UNTUK MEMBERIKAN PELAYANAN
YANG MENYELURUH DENGAN TINGKAT TINGKAT
PELAYANAN YANG DIKAITKAN DENGAN SUMBER
DAYA YANG ADA DI MASYARAKAT DAN INSTITUSI
PELAYANAN
89. 1. BASIC EMERGENCY
CARE
PELAYANAN DARURAT DASAR YANG
HARUS DAPAT MELAYANI SIAPA SAJA
DAN DIMANA SAJA
UPAYA MENGHILANGKAN/ MENGURANGI
SAKIT
DIBERIKAN KADER, PETUGAS KES
90. 2. PREVENTIV CARE
BERSIFAT PENCEGAHAN
KEPADA KOMUNITAS MEL :
A. FLUORIDASI.
B. PEMASARAN PASTA GIGI FLUOR.
C. KAMPANYE KESEHATAN
KEPADA KELOMPOK MELALUI
A. PROMOSI DENGAN PENDIDIKAN.
B. PEMBERIAN FLUOR, KUMUR KUMUR, SIKAT
GIGI MASAL.
C. TOP. FLUORIDASI, SCALING, FISURE SEALANT
KEPADA PERORANGAN MEL
A. PEMERIKSAAN PERORANGAN.
B. KONSULTASI HYGIENE MULUT.
C. FLUOR.
D. PENAMBALAN GIGI DENGAN ART
OLEH PERAWAT GIGI.
91. 3. SELF CARE
DILAKUKAN PERORANGAN DIMASYARAKAT
A. HYGIENE MULUT YANG BAIK.
B. KONSUMSI MAKANAN YANG BAIK.
C. KEBIASAAN BAIK.
D. PENGGUNAAN FLUOR .
E. PEMERIKSAAN DINI.
F. PATUH NASEHAT KESGI
92. 4. SIMPEL CARE
• PELAYANAN PROFESIONAL
SEDERHANA / PEL.MEDIK DASAR
UMUM
A. SCALNG.
B. EKSTRAKSI BIASA.
C. FILLING.
D. INTERSEPTIK ORTHODONTIC.
E. RUJUKAN SELAIN DIATAS.
• DIBERIKAN PADA TINGKAT
PUSKESMAS OLEH DRG / PRG
93. • 5. MODERATE CARE
PELAYANAN MEDIK DASAR KHUSUS /
SEPERTI TINGKATAN SPESIALISTIK
A. PERIODONTAL LANJUT.
B. EKSTRAKSI.
C. ENDODONTIK
D. PROTHESA CEKAT/ LEPASAN.
E. ORTHODONTIK
F. FRAKTUR GIGI.
G. RUJUAN SPESIALIS.
OLEH RS . D DAN C
OLEH DRG PLUS.
94. • 6. COMPLEX CARE
PELAYANAN PROFESIONAL OLEH
SPESIALIS.
A. PERIODONTAL KOMPLEKS.
B. EKSTRAKSI KOMPLIKASI.
C. ENDODONTIK AKAR > 1.
D. PROTHETIK COMPLICATED.
E. ORTHODONTIK COREKTIV.
F. TRAUMA MUKA DAN RAHANG.
G. LESI.
H. DISFUNGSI TMJ.
I. PASIEN DENGAN PENYAKIT LAIN.
95. C. STRATEGI :
1. PENGINTEGRASIAN UPAYA PROMOTIF DAN
PREVENTIV KESEHATAN GGIGI DAN
MULUT KEPADA TENAGA KESEHATAN LAIN.
2. PENDELEGASIAN UPAYA PELAYANAN
DARURAT DASAR KESEHATAN GIGI DAN
MULUT KEPADA TENAGA KESEHATAN LAIN.
3. PEMBINAAN TENAGA NON KESEHATAN
GIGI.
4. PENINGKATAN PROFESIONALISME TENAGA
KESEHATAN GIGI .
96. KEGIATAN DALAM/LUAR GEDUNG
• PELAYANAN DASARKES • POSYANDU
GIMUL. • UKGS
• PROMOTIF/PENYULUH • BAKSOS
AN • RAKORBANG KEC
• PREVENTIF (ART.DLL)
• LOKMIN PUSK
97. PELAYANAN DALAM GDG
• PASIEN UMUM
• PASIEN ASKES
• PASIEN ASKESKIN
• PASIEN ASTEK
• PASIEN RUJUKAN
98. USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH
• PENYULUHAN KESGIMUL
• PEMERIKSAAN KESGIMUL
• PLAK KONTROL
• SIKAT GIGI BERSAMA
• RUJUKAN KE BPG
• PELATIHAN DOKCIL
• PELAPORAN
• LOMBA GIGI SEHAT
100. PEKERJA YANG
VISI
SEHAT &PRODUKTIF 2010
MISI
1. MENINGKTKN CAK YANKESJA.
2. MENDORONG TERCIPTANYA LINGJA YG SEHAT
3. MENDORONG KEMANDIRIAN MASY PEKERJA TUK
HIDUP SEHAT & PRODUKTIF.
4. MENINGKATKAN KEMITRAAN.
PELAYANAN
PROMOTIF
PREVENTIF
KURATIF
REHABILITATIF
101. PERSENTASE PEKERJA INDONESIA MENURUT LAPANGAN PEKERJAAN -
TAHUN 2006
11%
PERTANIAN
1%
PERTAMBANGAN
6%
INDUSTRI OLAHAN
45% LISTRIK, GAS, AIR
BANGUNAN
19% PERDAGANGAN,
ANGKUTAN
KEUANGAN,ASURANSI
5%
1% JASA KEMAS
0% 12%
103. MASYARAKAT PEKERJA PENENTU PEMBANGUNAN
Usila 4.53% Balita 10.09%
Berdaya ungkit
penuruan IMR & Usia Sekolah 20.53%
MMR
Usia Kerja 65.03%
UPAYA KESEHATAN KERJA
Kemiskinan
Berkurang
Ekonomi
Pekerja
keluarga
sehat & produktif
meningkat
104. Tujuan Program Kes. Kerja
Memelihara & Meningkatkan derajad kesehatan
masyarakat pekerja disemua lapangan pekerjaan.
Mencegah timbulnya gangguan kesehatan kerja yang
disebabkan oleh lingkungan kerja.
Memberikan perlindungan bagi pekerja dari bahaya
yang dapat membahaykan kesehatan.
Menempatkan & memelihara kesehatan pekerja
disuatu lingkungan kerja yang sesuai dengan
kemampuan fisik dan psikis pekerja.
105. Sasaran Kesehatan Kerja
Langsung :
Masyarakat Pekerja disektor Kesehatan:
Institusi Yankesdas ( Pusk, BP dll).
Institusi yankes rujukan ( BKKM, BLK dll).
Pos UKK.
Jaringan Dokter Perusahaan bidang Kesja.
Tidak Langsung :
Masy. Pekrja di berbagai sektor pemb.
Dunia Usaha.
LSM
107. Pekerja
TUJUAN
- Sehat
UPAYA KESEHATAN KERJA
- Selamat
Lingkungan Kerja
- Sejahtera
-Fisik - Produktif
-Kimia
-Biologi
Beban Kerja
- Fisik
- Mental
Kapasitas Pekerja
- Antropometri
- Status Kesehatan
- Status Kebugaran
- Penyakit
- dll.
108. POKOK-POKOK PROG KESEHATAN KERJA
1. Pengembangan Kebijakaan & Manajemen Kesehatan Kerja
di bidang kesehatan kerja
2. Peningkatan pelayanan kesehatan kerja
3. Pengembangan Promosi Kesehatan Kerja
4. Pengembangan lingkungan kerja yang sehat, aman &
ergonomis
5. Pengembangan SDM Kesehatan Kerja
6. Pengembangan Norma, Standar kesehatan kerja
berdasarkan kajian risiko ilmiah
7. Pengembangan Surveilan & Sistim informasi Kesehatan
Kerja
8. Pengembangan Jejaring Kesehatan kerja dan
Pemberdayaan Masyarakat Pekerja
109. 1. PENGEMBANGAN KEBIJAKAN & MANAJEMEN KESEHATAN KERJA DI
BIDANG KESEHATAN KERJA
UU, PP, PERMEN, STANDAR
NORMA DIBID KES KERJA
PENGEMBANGAN MODEL2
PELAYANAN KES KERJA
PENGEMBANGAN ORGANI- SASI
& KELEMBAGAAN
PEMBIAYAAN PELAYANAN
KESEHATAN KERJA PEKERJA SEHAT
FASILITASI & MONEV
PENYELENGGARAAN
110. 2. PENINGKATAN PELAYANAN KES KERJA
PENATALAKSANAAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA
PENEGAKAN DIAGNOSTIK
MONITORING BIOLOGIS
PELAYANAN KES KERJA PADA
PEKERJA RENTAN
P
PENGEMBANGAN MODEL2
PELAYANAN KES KERJA
REGISTRASI, SERTIFIKASI AKRIDITASI
YANKES KERJA
111. 3. PENGEMBANGAN PROMOSI KES KERJA
MEDIA INFORMASI
PROMOSI HIDUP SEHAT
GIZI PEKERJA
AMAN DLM BEKERJA
MEDIA INFORMASI
MEDIA INFORMASI
PENINGKATAN KEBUGARAN
112. 4. PENGEMBANGAN LINGKUNGAN KERJA YANG SEHAT, AMAN
& ERGONOMIS
PENILAIAN RISIKO
LINGKUNGAN KERJA
PENINGKATAN HS DI
TEMPAT KERJA
PENGEDALIAN B3
PENGEMBANGAN
EMERGENCY RESPONS DI
TEMPAT KERJA
ERGONOMIK
113. 5. PENGEMBANGAN SD KES KERJA
• DIKLAT DI BIDANG
KESEHATAN KERJA
• PENGADAAN SARANA
& PRASA- RANA KES
KERJA
• PENGEMBANGAN
PEMBIAYAAN KES
KERJA
• JAB. FUNGSIONAL KES
KERJA
114. 6. PENGEMBANGAN STANDAR KESEHATAN KERJA BERBASIS
KAJIAN RISIKO ILMIAH
• STUDI LITERATUR, SURVEI
& UJI PETIK
• PENGKAJIAN &
PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI KESEHATAN
KERJA TEPAT GUNA
• KOMITE NILAI BATAS
PAJANAN, BERBASIS
KESEHATAN
115. 7. PENGEMBANGAN SUTRVEILANS & SISTEM
INFORMASI KESEHATAN KERJA
• SURVEILANS KESEHATAN
KERJA
• SISTIM INFORMASI
KESEHATAN KERJA YANG
TERINTEGRASI DALAM
SISTEM KES NASIONAL
• PROFIL KESEHATAN
PEKERJA
116. 8. PENGEMBANGAN JEJARING KES KERJA & PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT PEKERJA
• FORKOM KES KERJA
NASIONAL, REGIONAL &
INTERNASIONAL
• UKBM & DUNIA USAHA
117. UPAYA
KESEHATAN KERJA
POS UKK
Salah satu bentuk UKBM bagi kelompok pekerja diutamakan pekerja sektor
informal
118. PENGERTIAN POS UKK
• Pos UKK adalah bentuk operasional dari Upaya
Kesehatan Dasar (Primary Health Care) di lingkungan
pekerja yang merupakan wadah dari serangkaian
upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang
terencana, teratur dan berkesinambungan yang
diselenggara-kan dari, oleh dan untuk masyarakat
pekerja serta berkordinasi dengan Puskesmas
(sebagai pembina)
• Pos UKK dibentuk untuk meningkatkan produktivitas
kerja terutama untuk pekerja disektor informal.
119. BENTUK KOORDINASI
POSKESRI DENGAN POS UKK
KEGIATAN UTAMA POSKESRI KEGIATAN POS UKK
Pengamatan & • Mendata jenis pekerjaan
kewaspadaan dini agar dapat mengetahui
risiko yang mungkin
Surveilans penyt, KOOR DINASI timbul
Gizi, perilaku • Pengenalan risiko bahaya
berisiko, Kesling dan di tempat kerja
masalah kes. Lainnya • Pemeriksaaan kesehatan
awal dan berkala (oleh
Penaganan kegawat petugas kesehatan)
darurat an kes & • P3K dan P3P
Kesiap siagaan
bencana
• Yankes Dasar
120. Lanjutan BENTUK KOORDINASI POSKESDES DENGAN POS UKK ……
KEGIATAN PENGEMBANGAN KEGIATAN POS UKK
POSKESDES
• Dasar-dasar hidup sehat
( PHBS)
• Promkes • Penyuluhan sederhana
• Konsultasi kesehatan kerja
• Kesling Koordinasi Sederhana (gizi, APD,
kebugaran, dll
• Pembinaan UKBM • Sarasehan untuk melakukan
perubahan menuju norma
• Pencatatan dan sehat dalam bekerja
Pelaporan • Mendorong upaya perbaikan
lingkungan kerja seperti
• dll perbaikan aliran udara,
pengolahan limbah cair dan
perbaikan ergonomic (Posisi
kerja)
• Pencatatan dan pelaporan
121. UPAYA KESEHATAN KERJA
1. Puskesmas kawasan industri
2. K3 di Sarana Kesehatan (RS, Pusk, Lab, KKP,
Perkantoran dll)
3. Kes Kerja yang mendukung kebijakan sektor
lain
4. dll
122. PROGRAM UKK DI PUSKESMAS
TENAGA KERJA
SDM YANG PENTING
PEMBANGUNAN PELAKSANA
NASIONAL PEMBANGUNAN
KESEJAHTERAAN UMUM DAN KUALITAS KEHIDUPAN
PERLINDUNGAN KESEHATAN TENAGA KERJA WAJIB HUKUMNYA
123. TENAGA KERJA
FORMAL
INFORMAL
15 %
85 %
PRIORITAS
JUMLAH TENAGA
PEMETIK MELATI
5778 ORG
GAMBIR
90 % WANITA
BAHAN PEWANGI TEH
124. PROGRAM UKK SEKTOR INFORMAL
( TENAGA PEMETIK MELATI GAMBIR)
BEKERJA DARI JAM 06.00 S/D 13.00
DALAM LINGKUNGAN YANG TDK BERSIH
(RUMPUT/GULMA)
SUHU 30 ° C
KELEMBABAN 52 %
GANGGUAN BINATANG BERBISA
TIDAK MEMAKAI SEPATU KERJA
PENGHASILAN RENDAH
TIDAK ADA JAMSOSTEK
125. MASALAH KESEHATAN
PADA PEKERJA PEMETIK MELATI
PAK : PENYAKIT KUTU AIR ( Tenia Pedis )
62 % ,MENINGKAT PADA MUSIM HUJAN
KECELAKAAN AKIBAT KERJA 5 %
( TERTUSUK BATANG / POHON MELATI )
PELAYANAN KESEHATAN 5 %
126. Jml Pekerja iNFormal yg mendapatkan
Yankes kerja
Jumlah Pos UKK Yg Terbentuk
Cakupan Pembinaan Pekerja Formal
128. Konsep Dasar
Puskesmas di Perkotaan
• Konsep dasar tidak berbeda dgn Puskesmas
pada umumnya
Hal berbeda karena :
– Masalah kesehatan yg lebih kompleks
– Kebutuhan cara dan jenis pelayanan yang
meningkat sesuai dgn karakteristik
masyarakat
129. 1. PENGEMBANGAN FUNGSI PUSKESMAS
2. PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN
3. PENGEMBANGAN SARANA , PRASARANA DAN
SDM
130. Puskesmas yang menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Perkotaan :
• Puskesmas di Perkotaan yang menyelenggarakan
penanganan masalah kesehatan spesifik perkotaan
dengan target waktu tertentu.
• Yang dimaksud Puskesmas di Perkotaan adalah :
Puskesmas yang berada di Ibukota Provinsi, Ibukota
Kabupaten dan Kota otonom serta kawasan perkotaan
yang mempunyai jumlah penduduk 100.000 – 500.000
jiwa (Kawasan Kota sedang)
131. Yang dimaksud penanganan masalah spesifik
perkotaan adalah :
• Menyelenggarakan 6 langkah penanganan masalah spesifik
• Pengembangan/ modifikasi upaya kesehatan wajib dan upaya
kesehatan pilihan seperti :
Program pembinaan kesehatan anak jalanan, Klinik VCT ,
Poliklinik sanitasi atau poliklinik sehat, program PTM dsb
• Pengembangan / modifikasi tata cara pelayanan :
Puskesmas UGD 24 jam,
Puskesmas online dsb
132. 1. PEMBENTUKAN POKJA
2. IDENTIFIKASI MASALAH :
Masalah Kesehatan atau Tata cara pelayanan
a. mengumpulkan data : data primer dan sekunder
b. validasi data
c. pengolahan data
d. analisis data
OUTPUT : daftar masalah kes : apa, besar, sifat, dimana
dan kapan
3. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
OUTPUT : urutan masalah berdasarkan prioritas
133. 4. PENETAPAN ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH
berdasarkan :
- potensi yang dimiliki (SDM, sarana, dana)
- waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
- tingkat kemudahan
- punya daya ungkit/ manfaat yg besar
OUTPUT : Rencana Tidak Lanjut
5. PELAKSANAAN KEGIATAN
Selama pelaksanaan kegiatan di Puskesmas, Dinkes
Kab/ Kota melakukan pendampingan.
6. EVALUASI
134. INDIKATOR :
ADANYA PENYELENGGARAAN
PENANGANAN MASALAH SPESIFIK
PERKOTAAN
135. Kab/Kota yang di wilayahnya minimal ada 2 puskesmas
yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perkotaan
Juga melakukan minimal 2 kegiatan seperti :
• Sosialisasi dan Advokasi Program Kesehatan Perkotaan
tingkat Kab/Kota
• Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Perkotaan
tingkat Kab/ Kota
• Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Perkotaan
• Forum Komunikasi LP/LS dalam Penyelenggaraan Kesehatan
Perkotaan tingkat Kab/ Kota
136. REKAPITULASI JUMLAH PUSKESMAS YANG
MENYELENGGARAKAN UPAYA KESEHATAN
PERKOTAAN (%)
REKAPITULASI JUMLAH TENAGA YANG
MENDAPATKAN PELATIHAN MANAJEMEN
KESEHATAN PERKOTAAN
137. Provinsi yang di wilayahnya minimal ada 2 Kab/Kota
yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perkotaan
Juga melakukan minimal 2 kegiatan seperti :
• Sosialisasi dan Advokasi Program Kesehatan Perkotaan
tingkat Prov/ Kab/Kota
• Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Perkotaan
tingkat Provinsi
• Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Perkotaan
• Forum Komunikasi LP/LS dalam Penyelenggaraan Kesehatan
Perkotaan tingkat Provinsi
• Menyelenggarakan pelatihan manajemen kesehatan perkotaan
bagi tenaga Puskesmas
138. DINAS KESEHATAN PROVINSI
• REKAPITULASI JUMLAH KABUPATEN/ KOTA YANG
MENYELENGGARAKAN UPAYA KESEHATAN PERKOTAAN (%)
• REKAPITULASI JUMLAH PUSKESMAS YANG
MENYELENGGARAKAN UPAYA KESEHATAN PERKOTAAN (%)
• REKAPITULASI JUMLAH TENAGA PUSKESMAS YANG TELAH
MENDAPATKAN PELATIHAN MANAJEMEN KESEHATAN
PERKOTAAN
139. SUBDIT BUK KESEHATAN PERKOTAAN DAN
OLAHRAGA DEPKES
• REKAPITULASI JUMLAH PROVINSI YANG MENYELENGGARAKAN UPAYA
KESEHATAN PERKOTAAN (%)
• REKAPITULASI JUMLAH KAB/KOTA YANG MENYELENGGARAKAN UPAYA
KESEHATAN PERKOTAAN
• REKAPITULASI JUMLAH PUSKESMAS YANG MENYELENGGARAKAN UPAYA
KESEHATAN PERKOTAAN (%)
• REKAPITULASI JUMLAH TENAGA PUSKESMAS YANG TELAH MENDAPATKAN
PELATIHAN MANAJEMEN KESEHATAN PERKOTAAN
• REKAPITULASI JUMLAH PUSKESMAS PERKOTAAN PILOT PROJECT
140. PILOT PROJECT
PUSKESMAS PERKOTAAN
TUJUAN UMUM
Terbentuknya suatu sistem manajemen puskesmas
perkotaan yg dianggap optimal dan realistis untuk
suatu periode tertentu, agar dapat memberikan
pelayanan kesehatan sesuai dengan karakteristik dan
permasalahan kesehatan di wilayahnya.
141. WAKTU : TAHUN 2004 - 2007
Lokasi :
1. Provinsi Sulawesi Selatan
Puskesmas Kassi-Kassi : Prioritas masalah : Hipertensi
Puskesmas Batua : Prioritas masalah : Penyakit kulit (air
tercemar limbah pabrik dan perilaku MCK masy)
2. Provinsi Jawa Timur
Puskesmas Putat Jaya : Prioritas masalah : PMS
Puskesmas Jagir : Prioritas masalah : Penyakit Degeneratif
3. Provinsi Bali
Puskesmas Denpasar Timur I : Prioritas masalah : Penyakit DHF
Puskesmas Denpasar Barat II : Prioritas masalah : Penyakit DHF
142. MENU DEKONSENTRASI
UPAYA KESEHATAN PERKOTAAN 2011
1. Pertemuan Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Perkotaan
2. Pelatihan / Orientasi Manajemen Kesehatan Perkotaan bagi Tenaga
Puskesmas
3. Seminar Pengembangan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Perkotaan
4. Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perkotaan
5. Konsultasi Teknis Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perkotaan ke Pusat
6. Sosialisasi dan Advokasi Program Kesehatan Perkotaan
7. Forum Komunikasi LP/LS dalam Penyelenggaraan Kesehatan Perkotaan
8. Pilot Project Puskesmas Perkotaan
142