SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  40
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
Kelompok 5 :
IRWAN (F1C1 13072)
LA ODE AGUS SALIM (F1C1 13068)
AMINA SARI MUIS (F1C1 13006)
WIWI DAYANTI (F1C1 13074)
“BIOTEKNOLOGI MOLEKULER”
SEKUENSING DNA
SEJARAH
SEKUENSING
SUB MATERI
PENDAHULUAN
PRINSIP
SEKUENSING
METODE
SEKUENSING
DNA (DEOXYRIBO NUCLEIC
ACID
PENDAHULUAN
Suatu Asam Nukleat yang
menyimpan segala informasi
biologis dari setiap makhluk
hidup yang menentukan
jenis rambut, warna kulit
dan sifat-sifat khusus dari
manusia
DNA dapat mereplikasi
membentuk salinannya sendiri
dan setiap untainya berisi atas
unit berulang yang disebut
nukleotida
Metode Penentukan urutan basa nukleotida,
adenin, guanin, citosin, timin pada sepotong DNA.
Sekuensing
Urutan Basa
Nukleotida
Urutan
Asam Amino
Struktur
Protein Dan
Fungsinya
Perubahan
Sequence
DNA
Perubahan
Protein
Protein Non
Fungsional
SEJARAH SEKUENSING DNA
Robert Holley (1965)
Cornell University di
New York, Amerika
Serikat
Mempublikasikan sekuens tRNA alanin dari
khamir yang terdiri atas 77 nukleotida selama 7
tahun dan hasilnya merupakan sekuens DNA
yang pertama kali dipubilkasikan adalah DNA
sepanjang 12 nukleotida dari bakteriofag lambda
(1971)
Federick Sanger dan
Alan Coulson (1975)
Medical Research
Council Inggris
Mempublikasikan metode sekuensing DNA
secara langsung disebut teknik plus-minus.
Dan berhasil melakukan sekuensing DNA
sebagian besar Genom bakteriofog
sepanjang 5.375 nukleotida dan dipublis
pada tahun 1977
Februari 1977, Allan Maxam
dan Waltert Gilbert dari
Harvard University
mempublikasikan sekuensing DNA mereka
PRINSIP DASAR
SEKUENSING DNA
DNA sequencing menggunakan metode PCR
(Polymerase Chain Reaction) sebagai pijakannya.
DNA yang akan ditentukan urutan basa ACGT-nya
dijadikan sebagai cetakan (template)
kemudian diamplifikasi menggunakan enzim dan
bahan-bahan yang mirip dengan reaksi PCR,
namun ada penambahan beberapa pereaksi tertentu
seperti buffer, dNTPs dan ddNTP. Proses ini
dinamakan cycle sequencing
KOMPENEN-KOMPONEN SEQUENSING
Bahan-bahan sekuensing DNA Fungsi
DNA Template/ DNA Strand Sebagai Cetakan DNA
DNA Primer Beberapa pasang basa pada
DNA
DNA Polimerase I Enzim yang merepikasi DNA,
berfungsi memperpanjang
dNTP Bahan pembentuk sintesis DNA
ddNTPs (ddATP, ddTTP, ddCTP,
ddGTP)
Menghentikan reaksi
pemanjangan untai DNA atau
sintesis DNA
Maxam Gilbert Method
(REAKSI KIMIA)
Sanger Method
(REAKSI ENZIMATIK)
Next Generation
Sequensing
Maxam Gilbert Method
(Reaksi Kimia)
♦ Metode pengakhiran rantai (chain
termination) dan degradasi kimia.
♦ Didasarkan pada pembelahan nukleotida
oleh bahan kimia yang spesifik.
♦ tidak mmerlukan DNA untai ganda
sehingga tidak memerlukan primer untuk
mensintesi untai baru kembali.
♦ Pemotongan DNA terjadi secara kimia
sehingga reagen kimia tertentu harus
ditambahkan kedalam sistem reaksi.
• piperidin
• Hidrazin
• Dimetil sulfat
• Asam format
SENYAWA KIMIA METODE
MAXAM- GILBERT
Tahapan Metode Maxam Gilbert
► Sekuen molekul DNA untai ganda yang akan digunakan dipotong bagian posisi
ikatan antara fosfat dan guladeoksiribosa menggunakan piperidin
► Fragmen DNA diberilabel pada salah satu ujungnya atau pada nukleotida 3’
menggunakan fosfat radioaktif
► Basa dimodifikasi dengan spesifik menggunakan bahan kimia tertentu.
a.Dimetilsulfat (DMS) akan memetilasi basa G
b. Asam format menyerang A dan G
c.Hidrazin akan menghidrolisis C dan T
d.Hidrazin, piperidin dan garam bekerja pada C
► Kemudian akan diperoleh empat fragmen yang berbeda masing-
masing ujungnya adalah G, A atau G, C atau T dan C.
► Dilihat laju migrasi masing-masing fragmen dalam bentuk pita. Dengan cara
membandingkan lajur pertama dan kedua, serta lajur ketiga dengan keempat.
► Diurutkan berdasarkan lajur migrasinya dari yang terkecil ke yang besar.
Reaksi Purin dengan dimetil sulfat Reaksi Pirimidin dengan dimetil sulfat
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN
KELEBIHAN KEKURANGAN
Memiliki Tekhnik yang Rumit
Menggunakan Bahan Kimia yang
berbahaya seperti hydrazine yang bersifat
neurotoxin
Kesulitan dalam Scale-up
Dapat digunakan baik untuk
DNA ganda maupun tunggal
Menghasilkan fragmen yang
bermacam-macam
Metode Sanger
Metode yang pertama kali
dikembangkan oleh Frederick
Sanger pada tahun 1975,
yaitu dengan melakukan
reaksi cycle sequencing pada
empat tabung terpisah yang
masing-masing berisi semua
pereaksi yang dibutuhkan.
Metode Sanger menggunakan dideoxynucleotide triphosphates (ddNTPs) yang
memiliki sebuah H pada karbon-3 dari gula ribosa. Yang normal memiliki OH pada
deoxynucleotide triphosphates (dNTPs).
Dideoxynucleotides merupakan penghenti rantai. Dalam reaksi sintesis jika
dideoxynucleotide ditambahkan dan bukan normal deoxynucleotide, sintesis akan
berhenti karena 3’OH yang diperlukan untuk penambahan nukleotida berikutnya
tidak ada.
Metode Sanger
1. DNA utas sebagai template DNA
2. Primer yang sesuai (sepotong kecil DNA yang berpasangan dengan
template DNA dan berfungsi sebagai starting point untuk replikasi
3. DNA polymerase (enzim yang mengkopi DNA, menambahkan nukleotida
baru ke ujung 3 dari template
4. Sejumlah kecil dideoxynucleotide yang dilabel (radioaktif atau dengan
pewarna fluorescent)
6.Template DNA direplikasi melibatkan nukeotida normal tetapi secara
random dideoxy nukleotida diambil (dipasangkan).
7. Penambahan dideoxynukeotida menyebabkan reaksi berhenti. Khusus
untuk ddNTP, yang ditambahkan hanya 1 jenis untuk setiap tabung. Setiap
tabung diberi tanda, A jika yang ditambahkan adalah ddATP, G jika ddGTP, C
jika ddCTP dan T jika ddTTP.
8. Karena tiap panjang yang berbeda bergerak dengan kecepatan yang
berbeda selama elektroforesis, maka urutannya dapat ditentukan
1
2
3
4
• kelebihAN DAN KEKURANGAN
• VIDEO
Ekstraksi DNA
Untuk
sekuensing DNA
Sekuensing
menggunakan Dye
Terminator Sekuensing
Dengan
bahan Kimia
Faktor Penentu
keberhasilan
sekuensing
DNA
FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
SEKUENSING DNA
Sekuensing
menggunakan
Dye primers
Nex Generation
Teknik pemetaan DNA yang
berdasarkan deteksi terhadap
pirofosfat (PPi) yang dilepaskan
selama sintesis DNA.
Teknik ini memanfaatkan reaksi
enzimatik yang dikatalisis oleh ATP
sulfurilase dan luciferase untuk
pirofosfat inorganik yang
dilepaskan selama penambahan
nukleotida.
Pyrosequencing
Metode sekuensing ini ditemukan
oleh perusahaan Illumina.
 Sekuensing Illumina
menggunakan primer yang akan
berkomplemen dengan adaptor
yang telah disediakan oleh
perusahaan pada sebuah plat.
Proses sekuensing ini
menggunakan teknik bridge PCR,
yaitu terbentuknya jembatan pada
saat elongasi. Nukleotida penghenti
akan diberikan dan pendaranan
fluoresens akan direkam oleh
kamer
Ilumina
Aplikasi Sekuensing DNA
untuk menentukan
identitas maupun fungsi
gen atau fragmen DNA
lainnya dengan cara
membandingkan
sekuens-nya dengan
sekuens DNA lain yang
sudah diketahui.
riset dasar biologi
Kedokteran
bioteknologi
forensik
Sekuensing DNA dapat digunakan untuk
mengidentifikasi, mendiagnosis, dan
mengembangkan pengobatan penyakit
genetik
ilmu pengobatan
Sebagai Contoh :
ALAT-ALAT SEKUENSING
DNA
APPLIED BIOSYSTEMS PRISM 3100
(CAPILLARY, 16 CAPILLARIES) APPLIED BIOSYSTEMS PRISM 3700
(CAPILLARY, 96 CAPILLARIES)
Metode untuk sekuensing protein
umumnya melibatkan pemutusan ikatan
yang diikuti dengan identifikasi asam
amino.
SEKUENSING PROTEIN
Sekuensing protein atau sekuensing
peptida adalah penentuan urutan asam
amino pada suatu protein atau peptida
(oligopeptida maupun polipeptida
Senyawa organik kompleks
berbobot molekul tinggi dari
monomer-monomer asam
amino yang dihubungkan satu
sama lain oleh ikatan peptida
PROTEIN
Metode Klasik Metode Modern
Edman
Degradation
Mass
Spectrometry
Metode Sekuencing Protein
Setelah setiap pemotongan, residu asam amino yang
telah dipotong tersebut dapat diidentifikasi
menggunakan kromatografi
METODE KLASIK
DEGRADASI EDMAN
metode degradasi Edman, residu pada ujung-N
(ujung amino) protein dipotong satu per satu
dengan reaksi kimia
Metode Degradasi Edman
Reaksi Edman untuk memotong dan menderivatisasi asam amino
yang terpenggal. Derivat asam amino diidentifikasi menggunakan
kromatografi atau elektroforesis dengan standar 20 asam amino
derivat.
METODE MODERN
MASS SPECTROSCOPY
Metode ini memanfaatkan spektrometri massa yang mampu mengukur
massa peptida dengan tepat
Protein yang hendak di-sekuensing dipotong-potong secara enzimatik
maupun kimia menjadi peptida-peptida yang kemudian dianalisis
menggunakan spektrometri massa.
Dalam proses spektrometri massa, peptida-peptida tersebut dipecah
secara ionisasi, misalnya dengan bantuan laser
MS PROCEDURES FOR
SEQUENCE IDS
PROTEIN SEQUENCING:
OVERLAPPING SEQUENCES
PROTEIN SEQUENCE
FROM DNA SEQUENCE
APLIKASI SEKUENSING
DNA DAN PROTEIN
Sekuensing DNA dapat dimanfaatkan untuk :
-Mengidentifikasi tersangka potensial yang mungkin
cocok dengan DNA bukti di TKP
-Mencocokkan donor organ dengan penerima dalam
program transplantasi
-Menentukan silsilah untuk benih atau bibit ternak.
Sekian dan Terima Kasih

Contenu connexe

Tendances

Polymerase chain reaction (pcr)
Polymerase chain reaction (pcr)Polymerase chain reaction (pcr)
Polymerase chain reaction (pcr)cumipaus
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESdewisetiyana52
 
Biosentesis metabolit sekunder
Biosentesis metabolit sekunderBiosentesis metabolit sekunder
Biosentesis metabolit sekunderSyahrir Ghibran
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinariindrawati2
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...UNESA
 
Elektroforesis bahan presentasi
Elektroforesis bahan presentasiElektroforesis bahan presentasi
Elektroforesis bahan presentasiAdjie Affan
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnafahmiganteng
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
 Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariotAliyah Purwanti
 
Kurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standarKurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standarRestu Frodo
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visHafifa Marza
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 

Tendances (20)

Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Polymerase chain reaction (pcr)
Polymerase chain reaction (pcr)Polymerase chain reaction (pcr)
Polymerase chain reaction (pcr)
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Transkripsi eukariot-prokariot
Transkripsi eukariot-prokariotTranskripsi eukariot-prokariot
Transkripsi eukariot-prokariot
 
Biosentesis metabolit sekunder
Biosentesis metabolit sekunderBiosentesis metabolit sekunder
Biosentesis metabolit sekunder
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 
Elektroforesis bahan presentasi
Elektroforesis bahan presentasiElektroforesis bahan presentasi
Elektroforesis bahan presentasi
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
 
Elektroforesis
ElektroforesisElektroforesis
Elektroforesis
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
 Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
 
Kurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standarKurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standar
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-vis
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 

En vedette

En vedette (20)

ISOLASI PROTEIN DAN WESTERN BLOTING
ISOLASI PROTEIN DAN WESTERN BLOTINGISOLASI PROTEIN DAN WESTERN BLOTING
ISOLASI PROTEIN DAN WESTERN BLOTING
 
Isolasi DNA dan RNA dari mikroba
Isolasi DNA dan RNA dari mikrobaIsolasi DNA dan RNA dari mikroba
Isolasi DNA dan RNA dari mikroba
 
5. PPT sidang penlitian
5. PPT sidang penlitian5. PPT sidang penlitian
5. PPT sidang penlitian
 
modul pengujian material metode ut
modul pengujian material metode utmodul pengujian material metode ut
modul pengujian material metode ut
 
Fitokimia gietha
Fitokimia giethaFitokimia gietha
Fitokimia gietha
 
Dn aand rna1
Dn aand rna1Dn aand rna1
Dn aand rna1
 
Elektroforesis
Elektroforesis Elektroforesis
Elektroforesis
 
Koloid
Koloid Koloid
Koloid
 
Imunokimia - Biokimia
Imunokimia - BiokimiaImunokimia - Biokimia
Imunokimia - Biokimia
 
Bab i awal
Bab i awalBab i awal
Bab i awal
 
Analisis makanan pada protein
Analisis makanan pada proteinAnalisis makanan pada protein
Analisis makanan pada protein
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 
Lecture Notes 1 : Overview of Immunology
Lecture Notes 1 :  Overview of ImmunologyLecture Notes 1 :  Overview of Immunology
Lecture Notes 1 : Overview of Immunology
 
Sifat koloid
Sifat koloidSifat koloid
Sifat koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Kelompok 8 Kimia B ( Elektroforesis)
Kelompok 8 Kimia B ( Elektroforesis)Kelompok 8 Kimia B ( Elektroforesis)
Kelompok 8 Kimia B ( Elektroforesis)
 
SISTEM IMUN
SISTEM IMUNSISTEM IMUN
SISTEM IMUN
 
Polymerase chain reactions (pcr)
Polymerase chain reactions (pcr)Polymerase chain reactions (pcr)
Polymerase chain reactions (pcr)
 
File proses pembuatan roda gigi supriyadi
File proses pembuatan roda gigi supriyadiFile proses pembuatan roda gigi supriyadi
File proses pembuatan roda gigi supriyadi
 
imunologi klasifikasi dan sistem limfatik
imunologi  klasifikasi dan sistem limfatikimunologi  klasifikasi dan sistem limfatik
imunologi klasifikasi dan sistem limfatik
 

Similaire à Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)

Sekuensing - Rekayasa Genetika
Sekuensing - Rekayasa GenetikaSekuensing - Rekayasa Genetika
Sekuensing - Rekayasa GenetikaDewi Ayu Maryati
 
materi tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidin
materi tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidinmateri tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidin
materi tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidinyohanes meor
 
MIKROBIOLOGI MOLEKUL KEL. 6.pptx
MIKROBIOLOGI MOLEKUL KEL. 6.pptxMIKROBIOLOGI MOLEKUL KEL. 6.pptx
MIKROBIOLOGI MOLEKUL KEL. 6.pptxaliciamargaretha1
 
Kit Pemurnian Fragmen DNA/RNA Hasil PCR atau reaksi enzim dari Brand Magen
Kit Pemurnian Fragmen DNA/RNA Hasil PCR atau reaksi enzim dari Brand MagenKit Pemurnian Fragmen DNA/RNA Hasil PCR atau reaksi enzim dari Brand Magen
Kit Pemurnian Fragmen DNA/RNA Hasil PCR atau reaksi enzim dari Brand MagenSalesIndogen
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
PPT_genetika.pptx
PPT_genetika.pptxPPT_genetika.pptx
PPT_genetika.pptxMutiaDwisa
 
Materi genetika kel.4_ok
Materi genetika kel.4_okMateri genetika kel.4_ok
Materi genetika kel.4_okNursidiq 92
 
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxPPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxAgathaHaselvin
 
Substansi Genetika - Kelas 12 SMA - SMT 1
Substansi Genetika - Kelas 12 SMA - SMT 1Substansi Genetika - Kelas 12 SMA - SMT 1
Substansi Genetika - Kelas 12 SMA - SMT 1Yves Belgiaswara Susilo
 
SUBSTANSI GENETIKA
SUBSTANSI GENETIKASUBSTANSI GENETIKA
SUBSTANSI GENETIKAmelva cindy
 
KELOMPOK 1 BIOMOL.pptx
KELOMPOK 1 BIOMOL.pptxKELOMPOK 1 BIOMOL.pptx
KELOMPOK 1 BIOMOL.pptxIndaErlisa1
 
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetik
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetikTUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetik
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetikAasastriani1
 
Genetika mikroba
Genetika mikrobaGenetika mikroba
Genetika mikrobaSerlin Idji
 

Similaire à Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA) (20)

Sekuensing - Rekayasa Genetika
Sekuensing - Rekayasa GenetikaSekuensing - Rekayasa Genetika
Sekuensing - Rekayasa Genetika
 
materi tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidin
materi tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidinmateri tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidin
materi tentang Dna,rna,metabolisme purin,pirimidin
 
Pcr ii
Pcr iiPcr ii
Pcr ii
 
MIKROBIOLOGI MOLEKUL KEL. 6.pptx
MIKROBIOLOGI MOLEKUL KEL. 6.pptxMIKROBIOLOGI MOLEKUL KEL. 6.pptx
MIKROBIOLOGI MOLEKUL KEL. 6.pptx
 
Kit Pemurnian Fragmen DNA/RNA Hasil PCR atau reaksi enzim dari Brand Magen
Kit Pemurnian Fragmen DNA/RNA Hasil PCR atau reaksi enzim dari Brand MagenKit Pemurnian Fragmen DNA/RNA Hasil PCR atau reaksi enzim dari Brand Magen
Kit Pemurnian Fragmen DNA/RNA Hasil PCR atau reaksi enzim dari Brand Magen
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
PPT_genetika.pptx
PPT_genetika.pptxPPT_genetika.pptx
PPT_genetika.pptx
 
Materi genetika kel.4_ok
Materi genetika kel.4_okMateri genetika kel.4_ok
Materi genetika kel.4_ok
 
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxPPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
 
DNA
DNADNA
DNA
 
Substansi Genetika - Kelas 12 SMA - SMT 1
Substansi Genetika - Kelas 12 SMA - SMT 1Substansi Genetika - Kelas 12 SMA - SMT 1
Substansi Genetika - Kelas 12 SMA - SMT 1
 
SUBSTANSI GENETIKA
SUBSTANSI GENETIKASUBSTANSI GENETIKA
SUBSTANSI GENETIKA
 
KELOMPOK 1 BIOMOL.pptx
KELOMPOK 1 BIOMOL.pptxKELOMPOK 1 BIOMOL.pptx
KELOMPOK 1 BIOMOL.pptx
 
PPT GENETIKA DNA REKOMBINAN.ppt
PPT GENETIKA DNA REKOMBINAN.pptPPT GENETIKA DNA REKOMBINAN.ppt
PPT GENETIKA DNA REKOMBINAN.ppt
 
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetik
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetikTUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetik
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetik
 
TUGAS PPT EKTRAKSI DNA MANGGA_Anisah Siregar dan Irayana Nurul_5J.pptx
TUGAS PPT EKTRAKSI DNA MANGGA_Anisah Siregar dan Irayana Nurul_5J.pptxTUGAS PPT EKTRAKSI DNA MANGGA_Anisah Siregar dan Irayana Nurul_5J.pptx
TUGAS PPT EKTRAKSI DNA MANGGA_Anisah Siregar dan Irayana Nurul_5J.pptx
 
Asam nukleat1
Asam nukleat1Asam nukleat1
Asam nukleat1
 
Bahan Genetik.pptx
Bahan Genetik.pptxBahan Genetik.pptx
Bahan Genetik.pptx
 
Genetika mikroba 2011
Genetika mikroba 2011Genetika mikroba 2011
Genetika mikroba 2011
 
Genetika mikroba
Genetika mikrobaGenetika mikroba
Genetika mikroba
 

Dernier

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 

Dernier (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 

Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)

  • 1. JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016 Kelompok 5 : IRWAN (F1C1 13072) LA ODE AGUS SALIM (F1C1 13068) AMINA SARI MUIS (F1C1 13006) WIWI DAYANTI (F1C1 13074) “BIOTEKNOLOGI MOLEKULER” SEKUENSING DNA
  • 3. DNA (DEOXYRIBO NUCLEIC ACID PENDAHULUAN Suatu Asam Nukleat yang menyimpan segala informasi biologis dari setiap makhluk hidup yang menentukan jenis rambut, warna kulit dan sifat-sifat khusus dari manusia DNA dapat mereplikasi membentuk salinannya sendiri dan setiap untainya berisi atas unit berulang yang disebut nukleotida
  • 4. Metode Penentukan urutan basa nukleotida, adenin, guanin, citosin, timin pada sepotong DNA. Sekuensing Urutan Basa Nukleotida Urutan Asam Amino Struktur Protein Dan Fungsinya Perubahan Sequence DNA Perubahan Protein Protein Non Fungsional
  • 5. SEJARAH SEKUENSING DNA Robert Holley (1965) Cornell University di New York, Amerika Serikat Mempublikasikan sekuens tRNA alanin dari khamir yang terdiri atas 77 nukleotida selama 7 tahun dan hasilnya merupakan sekuens DNA yang pertama kali dipubilkasikan adalah DNA sepanjang 12 nukleotida dari bakteriofag lambda (1971) Federick Sanger dan Alan Coulson (1975) Medical Research Council Inggris Mempublikasikan metode sekuensing DNA secara langsung disebut teknik plus-minus. Dan berhasil melakukan sekuensing DNA sebagian besar Genom bakteriofog sepanjang 5.375 nukleotida dan dipublis pada tahun 1977 Februari 1977, Allan Maxam dan Waltert Gilbert dari Harvard University mempublikasikan sekuensing DNA mereka
  • 6. PRINSIP DASAR SEKUENSING DNA DNA sequencing menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) sebagai pijakannya. DNA yang akan ditentukan urutan basa ACGT-nya dijadikan sebagai cetakan (template) kemudian diamplifikasi menggunakan enzim dan bahan-bahan yang mirip dengan reaksi PCR, namun ada penambahan beberapa pereaksi tertentu seperti buffer, dNTPs dan ddNTP. Proses ini dinamakan cycle sequencing
  • 7. KOMPENEN-KOMPONEN SEQUENSING Bahan-bahan sekuensing DNA Fungsi DNA Template/ DNA Strand Sebagai Cetakan DNA DNA Primer Beberapa pasang basa pada DNA DNA Polimerase I Enzim yang merepikasi DNA, berfungsi memperpanjang dNTP Bahan pembentuk sintesis DNA ddNTPs (ddATP, ddTTP, ddCTP, ddGTP) Menghentikan reaksi pemanjangan untai DNA atau sintesis DNA
  • 8. Maxam Gilbert Method (REAKSI KIMIA) Sanger Method (REAKSI ENZIMATIK) Next Generation Sequensing
  • 9. Maxam Gilbert Method (Reaksi Kimia) ♦ Metode pengakhiran rantai (chain termination) dan degradasi kimia. ♦ Didasarkan pada pembelahan nukleotida oleh bahan kimia yang spesifik. ♦ tidak mmerlukan DNA untai ganda sehingga tidak memerlukan primer untuk mensintesi untai baru kembali. ♦ Pemotongan DNA terjadi secara kimia sehingga reagen kimia tertentu harus ditambahkan kedalam sistem reaksi.
  • 10. • piperidin • Hidrazin • Dimetil sulfat • Asam format SENYAWA KIMIA METODE MAXAM- GILBERT
  • 11. Tahapan Metode Maxam Gilbert ► Sekuen molekul DNA untai ganda yang akan digunakan dipotong bagian posisi ikatan antara fosfat dan guladeoksiribosa menggunakan piperidin ► Fragmen DNA diberilabel pada salah satu ujungnya atau pada nukleotida 3’ menggunakan fosfat radioaktif ► Basa dimodifikasi dengan spesifik menggunakan bahan kimia tertentu. a.Dimetilsulfat (DMS) akan memetilasi basa G b. Asam format menyerang A dan G c.Hidrazin akan menghidrolisis C dan T d.Hidrazin, piperidin dan garam bekerja pada C ► Kemudian akan diperoleh empat fragmen yang berbeda masing- masing ujungnya adalah G, A atau G, C atau T dan C. ► Dilihat laju migrasi masing-masing fragmen dalam bentuk pita. Dengan cara membandingkan lajur pertama dan kedua, serta lajur ketiga dengan keempat. ► Diurutkan berdasarkan lajur migrasinya dari yang terkecil ke yang besar.
  • 12. Reaksi Purin dengan dimetil sulfat Reaksi Pirimidin dengan dimetil sulfat
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KELEBIHAN KEKURANGAN Memiliki Tekhnik yang Rumit Menggunakan Bahan Kimia yang berbahaya seperti hydrazine yang bersifat neurotoxin Kesulitan dalam Scale-up Dapat digunakan baik untuk DNA ganda maupun tunggal Menghasilkan fragmen yang bermacam-macam
  • 18. Metode Sanger Metode yang pertama kali dikembangkan oleh Frederick Sanger pada tahun 1975, yaitu dengan melakukan reaksi cycle sequencing pada empat tabung terpisah yang masing-masing berisi semua pereaksi yang dibutuhkan.
  • 19. Metode Sanger menggunakan dideoxynucleotide triphosphates (ddNTPs) yang memiliki sebuah H pada karbon-3 dari gula ribosa. Yang normal memiliki OH pada deoxynucleotide triphosphates (dNTPs). Dideoxynucleotides merupakan penghenti rantai. Dalam reaksi sintesis jika dideoxynucleotide ditambahkan dan bukan normal deoxynucleotide, sintesis akan berhenti karena 3’OH yang diperlukan untuk penambahan nukleotida berikutnya tidak ada.
  • 20. Metode Sanger 1. DNA utas sebagai template DNA 2. Primer yang sesuai (sepotong kecil DNA yang berpasangan dengan template DNA dan berfungsi sebagai starting point untuk replikasi 3. DNA polymerase (enzim yang mengkopi DNA, menambahkan nukleotida baru ke ujung 3 dari template 4. Sejumlah kecil dideoxynucleotide yang dilabel (radioaktif atau dengan pewarna fluorescent) 6.Template DNA direplikasi melibatkan nukeotida normal tetapi secara random dideoxy nukleotida diambil (dipasangkan).
  • 21. 7. Penambahan dideoxynukeotida menyebabkan reaksi berhenti. Khusus untuk ddNTP, yang ditambahkan hanya 1 jenis untuk setiap tabung. Setiap tabung diberi tanda, A jika yang ditambahkan adalah ddATP, G jika ddGTP, C jika ddCTP dan T jika ddTTP. 8. Karena tiap panjang yang berbeda bergerak dengan kecepatan yang berbeda selama elektroforesis, maka urutannya dapat ditentukan 1 2 3 4
  • 22.
  • 23.
  • 24. • kelebihAN DAN KEKURANGAN
  • 26. Ekstraksi DNA Untuk sekuensing DNA Sekuensing menggunakan Dye Terminator Sekuensing Dengan bahan Kimia Faktor Penentu keberhasilan sekuensing DNA FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN SEKUENSING DNA Sekuensing menggunakan Dye primers
  • 27. Nex Generation Teknik pemetaan DNA yang berdasarkan deteksi terhadap pirofosfat (PPi) yang dilepaskan selama sintesis DNA. Teknik ini memanfaatkan reaksi enzimatik yang dikatalisis oleh ATP sulfurilase dan luciferase untuk pirofosfat inorganik yang dilepaskan selama penambahan nukleotida. Pyrosequencing
  • 28. Metode sekuensing ini ditemukan oleh perusahaan Illumina.  Sekuensing Illumina menggunakan primer yang akan berkomplemen dengan adaptor yang telah disediakan oleh perusahaan pada sebuah plat. Proses sekuensing ini menggunakan teknik bridge PCR, yaitu terbentuknya jembatan pada saat elongasi. Nukleotida penghenti akan diberikan dan pendaranan fluoresens akan direkam oleh kamer Ilumina
  • 29. Aplikasi Sekuensing DNA untuk menentukan identitas maupun fungsi gen atau fragmen DNA lainnya dengan cara membandingkan sekuens-nya dengan sekuens DNA lain yang sudah diketahui. riset dasar biologi Kedokteran bioteknologi forensik Sekuensing DNA dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mendiagnosis, dan mengembangkan pengobatan penyakit genetik ilmu pengobatan Sebagai Contoh :
  • 30. ALAT-ALAT SEKUENSING DNA APPLIED BIOSYSTEMS PRISM 3100 (CAPILLARY, 16 CAPILLARIES) APPLIED BIOSYSTEMS PRISM 3700 (CAPILLARY, 96 CAPILLARIES)
  • 31. Metode untuk sekuensing protein umumnya melibatkan pemutusan ikatan yang diikuti dengan identifikasi asam amino. SEKUENSING PROTEIN Sekuensing protein atau sekuensing peptida adalah penentuan urutan asam amino pada suatu protein atau peptida (oligopeptida maupun polipeptida Senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain oleh ikatan peptida PROTEIN
  • 32. Metode Klasik Metode Modern Edman Degradation Mass Spectrometry Metode Sekuencing Protein
  • 33. Setelah setiap pemotongan, residu asam amino yang telah dipotong tersebut dapat diidentifikasi menggunakan kromatografi METODE KLASIK DEGRADASI EDMAN metode degradasi Edman, residu pada ujung-N (ujung amino) protein dipotong satu per satu dengan reaksi kimia
  • 34. Metode Degradasi Edman Reaksi Edman untuk memotong dan menderivatisasi asam amino yang terpenggal. Derivat asam amino diidentifikasi menggunakan kromatografi atau elektroforesis dengan standar 20 asam amino derivat.
  • 35. METODE MODERN MASS SPECTROSCOPY Metode ini memanfaatkan spektrometri massa yang mampu mengukur massa peptida dengan tepat Protein yang hendak di-sekuensing dipotong-potong secara enzimatik maupun kimia menjadi peptida-peptida yang kemudian dianalisis menggunakan spektrometri massa. Dalam proses spektrometri massa, peptida-peptida tersebut dipecah secara ionisasi, misalnya dengan bantuan laser
  • 39. APLIKASI SEKUENSING DNA DAN PROTEIN Sekuensing DNA dapat dimanfaatkan untuk : -Mengidentifikasi tersangka potensial yang mungkin cocok dengan DNA bukti di TKP -Mencocokkan donor organ dengan penerima dalam program transplantasi -Menentukan silsilah untuk benih atau bibit ternak.

Notes de l'éditeur

  1. Untuk mengetahui informasi genetik yang terdapat dalam DNA maka digunakan teknik DNA Sequencing, yaitu metode yang digunakan untuk menentukan urutan basa nukleotida (adenine, guanine, cytosine dan thymine) pada molekul DNA.
  2. Urutan nukleotida menentukan urutan asam amino, yang akhirnya menentukan struktur protein dan fungsinya. Hal ini dikarenakan berdasarkan penelitian dari Crick pada tahun 1958 menjelaskan bahwa ururan nukleotida dalam DNA menentukan urutan nukleotida dalam RNA yang selanjutnya menentukan urutan asam amino dalam protein. Hal ini dapat terjadi karena perkembangan biologi molekuler dengan munculnya rekayasa genetik maupun mutasi gen (perubahan materi genetik suatu makhluk yang terjadi secara tiba-tiba atau acak . Perubahan sekuens DNA dapat mengakibatkan perubahan protein atau menyebabkan terbentuknya protein non fungsional. Perubahan tersebut dapat terjadi tergantung dari letak perubahannya pada gen. bila penggantian basa berlangsung didalam gen yang mengkode protein, maka mRNA yang ditranskripsi dari gen akan membawa basa yang salah. Bila mRNA tersebut ditranslasi menjadi protein, maka kesalahan basa tersebut dapat menyebabkan tidak terjadinya pembentukan protein atau bahkan terbentuk protein yang nonfungsional atau terbentuknya stop kodon yang menghentikan sintesis lengkap protein fungsional .