Parameter penentu resistensi insulin dapat ditentukan menggunakan berbagai metode seperti euglycemic hyperinsulinemic clamp, analisis minimal model FSIGT, tes toleransi glukosa oral, dan HOMA. Metode yang paling akurat adalah euglycemic hyperinsulinemic clamp namun metode ini rumit dan mahal."
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
Rkk23
1. Faizah Yunianti, dr Dr. Sidarti Soehita SFHS, MS, dr, Sp.PK(K) 9 April 2010 1 TinjauanPustaka PARAMETER PENENTU RESISTENSI INSULIN
2. I. PENDAHULUAN 9 April 2010 2 Resistensi insulin : suatu keadaan terganggunya respon biologis terhadap insulin penurunansensitivitas insulin. Sensitivitas insulin : efektivitas insulin untuk menurunkan glukosa darah dengan cara : - memacu uptake glukosa pada otot dan sel lemak, - meningkatkan simpanan glikogen hepar, serta - mengurangi produksi glukosa hepatik.
3. 9 April 2010 3 Penurunan yang bermakna dari sensitivitas insulin resistensi insulin respon sel terhadap pengaruh insulin kurang dibutuhkan kadar insulin lebih besar agar tercapai euglycemic dengan pemberian beban glukosa
27. akurat, tetapi kompleks,tidak praktis,sangat mahal & tidak cocok untuk penelitian epidemiologis.
28.
29.
30.
31. Beberapa sel tubuh : permukaan sel yg spesifik sebagai reseptor insulin.
32. Pada lemak, hepar, otot, terikatnya insulin pd reseptor berhubungan dgn respon biologi dari jaringan terhadap hormon.
33. Terikatnya insulin pd reseptor terjadi sangat cepat dgn spesifisitas & afinitas yg tinggi Kerja insulin yang utama adalah pengambilan (uptake) glukosa yang cepat pada otot dan sel lemak Kerja tambahan insulin menurunkan glukosa dalam hepar.
34. 9 April 2010 10 - Glukosa sel β dgn bantuan transporter GLUT 2, - diikuti fosforilase glukosa oleh enzim glukokinase Glukosa 6 fosfat - Glukosa 6 fosfat : dimetabolisis melalui jalur glikolisis & siklus Krebs meningkatkanATP sel β - Peningkatan rasio ATP/ADP intraseluler merupakan signal utk menutup membrane potassium channel depolarisasi potensial membran sel - Depolarisasi sel β: calcium channel yg tergantung voltage membuka kalsium masuk ke dlm sel eksositosis dari granula sekretori & pelepasan insulin. - Ketika insulin dilepaskan & mencapai sel target berikatan dgn reseptor glikoprotein spesifik pada membran sel. - Pd otot & sel lemak, terikatnya insulin pada reseptor distimulasi oleh mobilisasi transporter glukosa yaitu GLUT 4.
35. 9 April 2010 11 Gambar 1. Kerja Insulin pada keadaan postprandial
39. V. PARAMETER PENENTU RESISTENSI INSULIN 9 April 2010 15 1. Euglycemic Hyperinsulinemic Clamp 2. Analisis Minimal Model Frequently Sampled Intravenous Glucose Tolerance Test (FISGT) 3. Tes Toleransi Glukosa Oral(TTGO) 4. Homeostatic Model Assessment (HOMA) 5. Quantitative Insulin Sensitivity Check Index (QUICKI) 6. Metode Lainnya
40.
41. dipasang 2 jalur intravena : 1. pd vena antecubital (infus glukosa & insulin). 2. di vena tangan retrograde, lengan bawah ditempatkan pd penghangat tujuan : membuka anastomosis intravena yg kapilarisasinya buruk, agar dapat memasukan kateter pd arah retrograde & mengambil darah vena Jalur ini : mengambil sampel (glukosa).
46. Hasil tes kemudian dianalisis dengan menghitung nilai M untuk tiap interval 20 menit
47.
48. 9 April 2010 22 M dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : M = INF – UC - SC Keterangan : INF : kecepatan infus glukosa UC : perkiraan jumlah glukosa yang hilang lewat urin SC : koreksi distribusi glukosa
49. www.themegallery.com 23 Kesimpulan : - relatif sensitif insulin : dibutuhkan infus glukosa dalam jumlah besar ( 6-12 mg/kgBB/menit) agar jumlah insulin yang diberikan dapat menjaga glukosa darah seseorang tetap dalam keadaaan euglycemic. - relatif resistensi insulin : glukosa yang dibutuhkan lebih sedikit, agar mencapai euglycemic.
50. Keterbatasan euglycemic hyperinsulinemic clamp : 9 April 2010 24 Cara kerjanya rumit, Tehniknya sulit, Mahal, Sensitivitas insulin diukur hanya dalam keadaan steady state Secara realistis tidak menggambarkan kondisi dinamis (setelah makan)
51. 2. Analisis Minimal Model Frequently Sampled Intravenous Glucose Tolerance Test (FSIGT) 9 April 2010 25 mengamati nilai glukosa & insulin yg didapat dari FISGT indeks sensitivitas insulin (Si) Nilai Si dari model minimal menunjukkan jumlah glukosa yg hilang per unit insulin per waktu, hasil : menit-1/µU/mL nilai mean Si untuk yang nondiabetes : 5.1 x 10-4 menit-1/µU/mL (rentang nilai : 1.8 – 9.6 x 10-4 menit-1/µU/mL)
63. Selama TTGO pasien duduk & tidak boleh merokok.Nilai normal TTGO : Puasa : < 95 mg/dL 1 jam : < 180 mg/dL 2 jam : < 155 mg/dL 3 jam : < 140 mg/dL Diabetes Gestasional : Bila mencapai atau melebihi 2 nilai di atas (American Diabetes Association/ADA)
64.
65.
66.
67. 4. Homeostasis Model Assessment (HOMA) www.themegallery.com 33 Rumus HOMA : (Go x Io)/ 22,5 Rumus HOMA R : glukosa puasa x insulin puasa/405 Keterangan : Go adalah kadar glukosa plasma puasa (mmol/L), Io kadar insulin plasma puasa (mU/L) dan, 22,5 adalah suatu konstanta. Glukosa diukur dalam mg/dL, konversi dari mmol/L ke mg/dL menggunakan faktor 18 sehingga 405 merupakan denominator dari persamaan ini.
68.
69. Tabel 3. Hubungan antara HOMA dengan metode yang lain www.themegallery.com 35
71. 5. Quantitative Insulin Sensitivity Check Index (QUICKI) 9 April 2010 37 Relatif lebih mudah untuk memperkirakan sensitivitas insulin. QUICKI dihitung menggunakan rumus sebagai berikut QUICKI : 1/log Io + log Go Keterangan : Io : kadar insulin plasma puasa (μU/mL) Go : kadar glukosa plasma puasa (mg/dL).
72. 9 april 2010 38 Nilai mean QUICKI : Tidak obesitas : 0,382 ± 0,007 Obesitas : 0,331 ± 0,010 Diabetes : 0,304 ± 0,007 Resistensi insulin : ≤ 0,33
73. 9 April 2010 39 Kelebihan QUICKI dan HOMA : tidak mahal dibanding euglycemic hyperinsuliemic clamp dan FSIGT. Lebih praktis utk digunakan pd penelitian epidemiologis skala besar atau utk klinis. Keterbatasan kedua metode ini : tidak bisa memberikan informasi tentang stimulasi glukosa & insulin. Informasi yg diberikan hanya mengenai mekanisme homeostasis pd keadaan puasa & pengaruh respon insulin yg lebih besar pd produksi glukosa hepar
74. 6. Metode Lainnya 9 April 2010 40 Indeks Mc Auley berdasarkan kadar insulin plasma puasa dan trigliserida puasa Indeks Mc Auley : [ 2,63 – 0,28(insulin)- 0,31(trigliserida)] Keterangan : Insulin plasma puasa ( μU/mL), Trigliserida puasa (mmol/L) Resistensi insulin :≤ 5,8
79. Prinsip Dasar Radioimmunoassay (RIA): www.themegallery.com 44 Reaksi antara antibodi dlm kosentrasi terbatas dgn berbagai konsentrasi antigen Bagian dari antigen yg bebas dan yg terikat yg timbul sebagai akibat dari penggunaan antibodi (dlm kadar terbatas) ditentukan dgn menggunakan antigen yg diberi radiolabel Bahan yg mengandung antigen yg akan ditentukan dicampur dg antibodi spesifik (yg diketahui kadarnya dlm jumlah terbatas) terhadap antigen tersebut dan sejumlah tertentu dari antigen yg sama tetapi diberi radiolabel sehingga terjadi kompetisi antara antigen yg akan ditentukan kadarnya dan antigen yg diberi radiolabel dlm mengikat antibodi spesifik tersebut sampai terjadi keseimbangan. Sisa antigen antigen yg diberi label dan tidak terikat pada antibodi dipisahkan dari campuran jumlah antigen berlabel yang terikat pd antibodi dapat ditentukan dengan suatu radiocounter atau gamma counter
81. Immunoradiometric Assay (IRMA) www.themegallery.com 46 Antibodi dilabel radioaktif Pemisahan antara antibodi yg bebas dgn yg terikat dilakukan dgn cara fase padat Jumlah antigen ditentukan dg antibodi berlabel yg terikat, makin besar kadar antigen dlm sampel, makin besar pula jumlah antibodi berlabel yg terikat
83. IRMA Dua Sisi (two sie IRMA) www.themegallery.com 48
84. ELISA Kompetitif www.themegallery.com 49 Prinsip Dasar : Antigen yg diberi label dicampur dg bahan pemeriksaan yg juga mengandung antigen yg sama dan akan ditentukan sehingga terjadi kompetisi dlm mengikat antibodi spesifik (yg terbatas) yg terikat pada fase padat Antigen yg terikat kemudian dipisahkan dari yg bebas (dg pencucian) dan aktivitas enzimnya ditentukan dg penambahan substrat
85. ELISA Kompetitif www.themegallery.com 50 Kadar antigen dlm sampel ditentukan dgn menggunakan suatu kurva baku yg didapatkan dari sera baku yg mengandung berbagai kosentrasi antigen yg telah diketahui Prinsip dasarnya sama dg RIA kompetitif, hanya pada ELISA ada tambahan satu tahap yaitu pemberian substrat Aktivitas dari enzim yg terikat berbanding terbalik dgn kadar antigen yg terdapat dlm bahan pemeriksaan.
86. ELISA Titrasi www.themegallery.com 51 Prinsip Dasar : Sama dgn ELISA kompetitif Penambahan antigen yg berlabel dan antigen yg akan ditentukan (tidak berlabel) tidak dilakukan bersamaan Antigen yg akan ditentukan ditambahkan dulu pd antibodi spesifik (berlebihan) yg terikat pd fase padat Setelah inkubasi, bagian yg tak terikat dibuang dan dicuci lalu ditambahkan sejumlah tertentu antigen yg berlabel, tahap selanjutnya sama dg ELISA Titrasi.
91. Sensitivitas dan spesivisitas insulin puasa sebagai metode diagnostik insulin pada Mc Auley, HOMA dan QUICKI www.themegallery.com 56 Correlation coefficient Fasting Insulin dgn HOMA, QUICKI, Mc Auley : Mc A : CI 95%, r= 0,85, p = < 0,01 HOMA : CI 95%, r= 0,91, p = < 0,01 QUICKI : CI 95%, r= 0,82, p = < 0,01
92. www.themegallery.com 57 = mg/dL x 10 mmol/L BM mEq = mmol/L x Valensi mg/dL x 10 mEq = x Valensi BM
93. 58 METODE PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA METODE RUJUKAN METODE KOLORIMETRI METODE ENZIMATIK METODE ENZIMATIK GLYCEROL BLANK
94. 59 METODE RUJUKAN PRINSIP REAKSI 1. Lipid serum di ekstraksi dengan klorofrom tambah silicic acid menghilangkan fosfolipid dan gliserol bebas 2. Aliquot hasil ekstraksi disafonikasi untuk melepaskan gliserol. 3. Gliserol dioksidasi dengan sodium periodate menghasilkan formaldehid. 4. Formaldehid direaksikan dengan chromotropic acid dan menghasilkan suatu bahan kromogen 5. dibaca absorbansnya pada panjang gelombang 570 nm
95. 60 METODE KOLORIMETRI PRINSIP REAKSI I. Ekstraksi Serum + isopropanol Ekstrak trigliserida II. Safonikasi Trigliserida + sodium methylate gliserol + asam lemak III. Pembentukan warna Gliserol + sodium periodate formaldehid Formaldehid + asetilaseton + NH4 diasetyl dihydrotuluidine Baca absorban pada λ 420 nm
96. 61 REAGEN Heptane Isopropanol Asam sulfat Reagen periodate Reagen asetilaseton . Trigliserida standar (200 mg/dL)
97. 62 CARA PEMERIKSAAN Langkah I Langkah II Langkah III Ekstraksi Safonikasi Pembentukan warna 10 menit ambil supernatan Sodium methylat 3 ml tes standar blanko vortex mixer inkubasi 60 C 10 menit -> dinginkan Reagen periodate 0,1 ml kocok Reagen asetilaseton 0, 1 ml kocok isopropanol 3 ml 3,5ml TG standar 3,5ml As.sulfat 1 ml 1 ml 1 ml heptan 2 ml 2 ml 2 ml serum 0,5 ml 0,5 ml 0,5 ml aquades Vortex mixer 30 detik Inkubasi 60 C 10”Dingin suhu kamar kalkulasi Sentrifus, ambil supernatan Baca absorban pada ketiga superrnatan pada λ 420 nm
98. 63 KALKULASI Serum trigliserida = -------- x kadar trigliserida standar (200 mg/dl) Serum trigliserida (mmol/L) = 0,0113 x mg/dl Kelemahan : metode ini hasilnya masih dipengaruhi oleh adanya gliserol yang berasal dari fosfolipid sehingga pada pemeriksaan hasilnya akan lebih tinggi Abs. Tes Abs. Std
99. 64 METODE ENZIMATIK Trigliserida + 3 H2O Lipoprotein lipase Gliserol + asam lemak ATP piruvat kinase gliserol kinase ATP + Piruvat gliserol-3-fosfat ADP + fosfoenol Gliserol -3-fosfat NADH + H+ O2 NAD Gliseril-3-fosfat dehidrogenase Laktat dehidrogenase Gliseril-3-fosfat oksidase NAD NADH + Tetrazolium H2O2 + 4-aminoamtipirin + Phenol A.1 NADH di baca dengan spektrofotometer λ 340 nm Laktat Dihidroksiaseton fosfat dihidroksiaseton diaporase peroksidase B.Penurunan NADH di baca dengan spektrofotometer λ 340 nm Quinomemonoimine dye + 2 H2O Kompleks warna + NAD+ C.Komplek warna di baca dg fotometer λ 500 nm A.2 Kompleks warna di baca pada λ 500 nm
100. 65 METODE ENZIMATIK DGN GLYCEROL BLANK Gliserol bebas Kadar dalam darah 0,163 mmol/dL Setara 14 mg/dL DM tdk terkontrol, obat, latihan berlebihan, kelainan genetik Endogen Tutup tabung berlapis gliserol, detergen, kontaminasi dari filter strelisasi, produk perawatan kulit Eksogen
101. 66 PRINSIP KERJA TAHAP I TAHAP II lpl Gliserol Trigliserida + 3 H2O Gliserol + asam lemak ATP ATP gliserol kinase ATP gliserol kinase ADP ADP gliserol-3-fosfat gliserol-3-fosfat O2 Gliseril-3-fosfat oksidase O2 Gliseril-3-fosfat oksidase H2O2 H2O2 + 4-aminoantipirin + ESBmT dihidroksiaseton fosfat dihidroksiaseton fosfat katalase H20 + O2 Komponen warna merah keunguan
102. 67 REAGEN Reagen 1 Gliserol kinase Gliserol-3-fosfat oksidase ATP N-Ethyl-N-Solfobutyl-m-toluidine disodium salt (ESBmT) Larutan Buffer pH 7,0
104. 69 PROSEDUR PEMERIKSAAN Serum 3 µm Reagen 1 260 µm Baca Abs I Inkubasi 37 C5 menit Kalkulasi dgn komputer Reagen 2 130 µm Baca Abs II Inkubasi 37 C5 menit Hasil
105. Human Transporter Glucose www.themegallery.com 70 Km represents the levels of blood glucose at which the transporter has reached one half of its maximum capacity to tranport glucose. It is inversely propotionate to the affinity Km,
106. Kadar Insulin www.themegallery.com 71 Sekresi insulin oleh pankreas : 40-50 Unit/hari Kadar insulin basal : 10μU/mL ( 0,4 ng/ml atau 69 pmol/L) Kadar insulin (pada orang normal) sesudah makan : meningkat diatas 100 μU/mL (690 pmol/L)
116. Tolbutamide www.themegallery.com 81 first generation potassium channel blocker, sulfonylureaoral hypoglycemicdrug Tolbutamide stimulates the secretion of insulin by the pancreas. Tolbutamide is used to help control blood sugar levels in people with type 2 diabetes. it is not effective in the management of type I diabetes