SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  90
Faizah Yunianti, dr Dr. Sidarti Soehita SFHS, MS, dr, Sp.PK(K) 9 April 2010 1 TinjauanPustaka PARAMETER PENENTU RESISTENSI INSULIN
I. PENDAHULUAN 9 April 2010 2 Resistensi insulin : suatu keadaan terganggunya respon biologis terhadap insulin   penurunansensitivitas insulin.  Sensitivitas insulin : efektivitas insulin untuk menurunkan glukosa darah dengan cara :     -  memacu uptake glukosa pada otot dan sel lemak,     -  meningkatkan simpanan glikogen hepar, serta     -  mengurangi produksi glukosa hepatik.
9 April 2010 3 Penurunan yang bermakna dari sensitivitas insulin  resistensi insulin  respon sel terhadap pengaruh insulin  kurang  dibutuhkan kadar insulin lebih besar agar tercapai euglycemic dengan pemberian beban glukosa
Sindroma metabolik atau sindrom X  resistensi insulin www.themegallery.com 4 National Cholesterol Education Program  (NCEP), sedikitnya 3 dari kriteria berikut ini :   ,[object Object]
 obesitas abdomen  (lingkar perut: ♂ 102 cm,♀ 88 cm)
 TG serum ≥ 150 mg/dL,
 HDL serum ♂ < 40 mg/dL dan ♀ < 50 mg/dL,
 TD  ≥ 130/85 mmHgAmerican  association of Clinical Endocrinologists (AACE) : ,[object Object]
  TG  ≥ 150 mg/dL,
  HDL : ♂ < 40 mg/dL , ♀ < 50 mg/dL,
  TD ≥ 130/85 mmHg,
  glukosa 2 jam setelah  pemberian glukosa 75 gram   ≥ 140 mg/dL,
  glukosa puasa 110-126mg/dL ,[object Object]
 hipertensi,
 penyakit jantung koroner,
polycystic ovary syndrome (PCOS),
 aktivitas fisik  yang kurang,
 usia lanjut,
 etnis tertentu yg berisiko tinggi DM tipe 2 &   penyakit jantung koroner
Beberapa metode untuk menentukan resistensi insulin www.themegallery.com 6 ,[object Object]
 homeostasis model assessment (HOMA)
 tes toleransi insulin,
 tes supresi insulin,
 metode glukosa plasma steady state,
 euglycemic hyperinsulinemic clamp,
 tehnik model minimal  & frequently sampled intravenous   glucose tolerance test (FSIVGTT/FISGT), ,[object Object],  glukosa setelah pemberian beban glukosa  oral  Euglycemic-hyperinsulinemic clamp ,[object Object]
 akurat, tetapi kompleks,tidak praktis,sangat mahal & tidak   cocok untuk penelitian  epidemiologis.
9 April 2010 7 Mattews dkk: ,[object Object],   resistensi insulin yg ditentukan dgn euglycemic hyperinsulinemic clamp (clamp IR). Anderson dkk : ,[object Object],   konsisten dgn Clamp IR pd DM tipe 2.  Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas tentang resistensi insulin dan beberapa parameter yang digunakan untuk menentukan resistensi insulin
II. MEKANISME KERJA INSULIN 9 April 2010 8 ,[object Object],   oleh sel β pankreas.  ,[object Object],   berasal dari         retikulum     endoplasma &    dipecah oleh enzim     mikrosomal      proinsulin ,[object Object],  dlm granula    sekretori, ,[object Object],   oleh enzim     insulin & C-peptide    yg ekuimolar ,[object Object],   diketahui fungsi     fisiologis C-peptide¸  ,[object Object],   pengukurannya     dlm plasma     digunakan sebagai     petanda sekresi     insulin endogen
9 April 2010 9 ,[object Object]
 Beberapa sel tubuh :  permukaan sel yg spesifik sebagai reseptor insulin.
 Pada lemak, hepar, otot, terikatnya  insulin  pd reseptor berhubungan dgn respon  biologi dari jaringan terhadap hormon.
 Terikatnya insulin pd reseptor terjadi  sangat cepat dgn spesifisitas & afinitas yg tinggi Kerja insulin yang utama adalah pengambilan (uptake) glukosa yang cepat pada otot dan sel lemak Kerja tambahan  insulin menurunkan glukosa dalam hepar.
9 April 2010 10 - Glukosa   sel β dgn bantuan                          transporter GLUT 2,  - diikuti fosforilase  glukosa oleh     enzim glukokinase   Glukosa 6 fosfat - Glukosa 6 fosfat :    dimetabolisis  melalui jalur     glikolisis & siklus Krebs  meningkatkanATP sel β  - Peningkatan rasio ATP/ADP     intraseluler merupakan signal utk   menutup membrane potassium     channel depolarisasi  potensial                       membran sel                         - Depolarisasi sel β: calcium channel yg tergantung     voltage membuka kalsium     masuk  ke dlm sel eksositosis     dari granula sekretori &     pelepasan insulin.  - Ketika insulin dilepaskan &      mencapai sel target     berikatan dgn reseptor         glikoprotein spesifik pada        membran sel.  - Pd otot & sel lemak, terikatnya    insulin pada reseptor distimulasi     oleh  mobilisasi  transporter     glukosa yaitu GLUT 4.
9 April 2010 11 Gambar 1. Kerja Insulin pada keadaan postprandial
III. PATOGENESIS RESISTENSI INSULIN        DAN DIABETES TIPE 2 9 April 2010 12 Pd DM tipe 2 : ,[object Object],  tidak dpt      mengkompensasi    kebutuhan  insulin   yg meningkat gagal untuk    memproduksi      insulin  yg cukup       utk meningkatkan     uptake glukosa yg     adekuat ke dlm sel. hiperglikemia yang     berlangsung lama
9 April 2010 13 Gambar.2 Penyebab timbulnya diabetes melitus tipe 2 (Courtney, 2005)                  Keterangan :  IGT : Impaired Glucose Tolerance                                        T2DM : Tipe 2 Diabetes Melitus                                        HGO : Hepatic Glucose Uptake
IV. PENYEBAB  RESISTENSI  INSULINTabel 1. Penyebab Resistensi Insulin www.themegallery.com 14
V. PARAMETER PENENTU RESISTENSI     INSULIN 9 April 2010 15 1. Euglycemic Hyperinsulinemic Clamp   2. Analisis  Minimal Model Frequently Sampled          Intravenous  Glucose Tolerance Test (FISGT) 3. Tes Toleransi  Glukosa Oral(TTGO)   4. Homeostatic Model Assessment (HOMA) 5. Quantitative Insulin Sensitivity Check Index  (QUICKI) 6. Metode Lainnya
1.  Euglycemic Hyperinsulinemic Clamp 9 April 2010 16 Prinsip Pemeriksaan : ,[object Object],                       - sensitivitas insulin pd jar. Tubuh                          (otot, lemak & hepar). Cara Kerja : ,[object Object]
  dipasang 2 jalur intravena :   1. pd vena antecubital  (infus glukosa  & insulin).     2. di vena tangan retrograde, lengan bawah ditempatkan pd penghangat  tujuan :  membuka anastomosis intravena yg kapilarisasinya                           buruk, agar dapat memasukan kateter pd arah retrograde  & mengambil darah vena        Jalur ini : mengambil sampel (glukosa).
9 April 2010 17 Tujuan :  ,[object Object],  (lebih tinggi dari kadar insulin basal, sampai    mencapai kadar postprandial yang stabil   untuk waktu 2-4 jam) regular insulin dalam  NaCl  isotonis + 2 ml  darah subyek atau 5 ml albumin 25%  (mencegah absorpsi insulin oleh  kantong   i.v plastik)  Infus  Insulin De Fronzo, Tobin & Andres (1979) ,[object Object],  menaikan atau menurunkan infusnya   (mencapai kadar insulin yg diinginkan)
9 April 2010 18 Mempertahankan agar seseorang  tetap euglicemic  (90 ± 2 mg/dL)  Jumlah : tergantung sensitivitas                insulin seseorang Infus  Glukosa mengontrol kecepatan infus  : ,[object Object],[object Object]
9 April 2010 20 ,[object Object]
 Kadar insulin ditentukan setiap 30-60 menit
Hasil tes kemudian dianalisis dengan menghitung nilai M untuk tiap interval 20 menit
Nilai M  menunjukkan jumlah metabolisis glukosa dan nilai dilaporkan mg/(kg x menit),[object Object]
9 April 2010 22 M  dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :                  M =  INF – UC - SC Keterangan :     INF : kecepatan infus glukosa     UC  : perkiraan jumlah glukosa yang hilang lewat               urin     SC   : koreksi distribusi glukosa
www.themegallery.com 23 Kesimpulan :     - relatif sensitif insulin :        dibutuhkan  infus glukosa dalam jumlah besar        ( 6-12 mg/kgBB/menit) agar jumlah insulin yang        diberikan  dapat  menjaga  glukosa darah        seseorang tetap dalam keadaaan euglycemic.     - relatif resistensi insulin :        glukosa yang dibutuhkan lebih sedikit, agar        mencapai euglycemic.
Keterbatasan euglycemic hyperinsulinemic clamp : 9 April 2010 24 Cara kerjanya rumit, Tehniknya sulit, Mahal, Sensitivitas insulin diukur hanya dalam keadaan steady state Secara realistis tidak menggambarkan kondisi dinamis (setelah makan)
2. Analisis Minimal Model Frequently Sampled    Intravenous Glucose Tolerance Test (FSIGT) 9 April 2010 25 mengamati nilai glukosa &  insulin yg didapat dari FISGT indeks sensitivitas insulin (Si) Nilai Si dari model  minimal menunjukkan  jumlah glukosa yg hilang  per unit insulin per waktu, hasil : menit-1/µU/mL nilai mean   Si  untuk yang nondiabetes  :  5.1 x 10-4 menit-1/µU/mL  (rentang nilai : 1.8 –  9.6 x 10-4 menit-1/µU/mL)
Persiapan pasien FSIGT:   www.themegallery.com 26 Sebelum tes dimulai : ,[object Object]
 Terapi insulin dihentikan
 Dipasang  2 jalur intravena :  1 untuk sampel darah,    1 untuk  infus glukosa atau glukosa dan insulin                          Sampel  awal (baseline) : ,[object Object]
 jenis infus : dekstrosa  50%  selama 1-2  menit,                     dosis   300 mg/kgBB. Injeksi insulin intravena : ,[object Object]
 dosis  0.02 - 0.03 U/kgBB, ,[object Object]
Keterbatasan FSIGT 9 April 2010 28 tehnik tidak sederhana dan mahal terbatas utk penelitian epidemiologi yg besar. Sulit  dilakukan pd penderita yg  sensitivitas insulinnya jelas menurun
3.  Tes Toleransi Glukosa Oral(TTGO) 9 April 2010 29 seseorang yg tidak hamil, kadar glukosa plasma, 2 jam setelah pemberian glukosa 75 g  : ,[object Object]
  140 – 199 mg/dL toleransi glukosa tergangguwanita hamil (masa gestasi   24 – 28 mgg) : ,[object Object],    < 140 mg/dL pd 1 jam setelah pemberian glukosa  Normal     ≥ 140 mg/dL  glukosa 100 g  TTGO 3 jam untuk diagnosis
9 April 2010 30 Cara Kerja : ,[object Object]
 puasa semalam ( 8-14 jam)
Diet selama 3 hari sebelumnya : KH ≥150 g/hari.
Selama TTGO pasien duduk & tidak boleh merokok.Nilai normal TTGO :	 Puasa     : <  95 mg/dL 1 jam     : < 180 mg/dL 2 jam     : < 155 mg/dL 3 jam     : < 140 mg/dL Diabetes Gestasional : Bila mencapai atau melebihi 2 nilai di atas  (American Diabetes Association/ADA)
Keterbatasan TTGO www.themegallery.com 31 ,[object Object]
 tidak memberikan informasi yg adekuat mengenai dinamika kerja    glukosa & insulin.   ,[object Object],   komponen dari sensitivitas &  sekresi insulin.  Mengatasi  keterbatasan : ,[object Object]
 Matsuda dan De Fronzo (1999 ): -  glukosa 75 g setelah 10-12 jam puasa  semalaman.   -  diambil sampel darah  pada menit :      – 30, -15, 0, 30,60,90 & 120 setelah  beban glukosa  menentukan  glukosa                                                                                              plasma  & kadar  insulin.  ,[object Object],[object Object]
4. Homeostasis Model Assessment (HOMA) www.themegallery.com 33 Rumus HOMA : (Go x Io)/ 22,5     Rumus HOMA R : glukosa puasa x insulin puasa/405 Keterangan : Go adalah kadar glukosa plasma puasa (mmol/L),  Io kadar insulin plasma puasa (mU/L) dan,  22,5 adalah suatu konstanta.  Glukosa diukur dalam mg/dL, konversi dari mmol/L ke mg/dL  menggunakan  faktor 18 sehingga 405 merupakan denominator dari persamaan ini.
9 April 2010 34 Pengambilan Sampel  ,[object Object],   yg  diambil   dengan  interval  5 menit,   hal   ini   lebih  baik   dari      sampel  tunggal    ,[object Object],Penggunaan HOMA : ,[object Object],   satunya utk penelitian epidemiologi & genetik. ,[object Object],   digunakan  dibanding  utk perkiraan  fungsi sel β (%B).
Tabel 3. Hubungan antara HOMA dengan               metode yang lain www.themegallery.com 35
Tabel 4. Beberapa contoh penggunaan HOMA 9 April 2010 36
5.   Quantitative Insulin Sensitivity Check        Index (QUICKI) 9 April 2010 37 Relatif   lebih mudah untuk memperkirakan sensitivitas insulin. QUICKI dihitung menggunakan rumus  sebagai  berikut    QUICKI : 1/log Io + log Go Keterangan : Io :  kadar insulin plasma puasa (μU/mL)  Go : kadar glukosa plasma puasa (mg/dL).
9 april 2010 38 Nilai mean  QUICKI : Tidak obesitas : 0,382 ± 0,007 Obesitas           : 0,331 ± 0,010 Diabetes           : 0,304 ± 0,007 Resistensi insulin : ≤ 0,33
9 April 2010 39 Kelebihan  QUICKI dan HOMA : tidak mahal dibanding euglycemic hyperinsuliemic clamp dan FSIGT.  Lebih praktis utk digunakan pd penelitian epidemiologis skala besar atau utk klinis.  Keterbatasan kedua metode ini :  tidak bisa memberikan informasi tentang stimulasi glukosa & insulin.  Informasi yg diberikan hanya mengenai mekanisme homeostasis pd keadaan puasa & pengaruh respon insulin yg lebih besar pd produksi glukosa hepar
 6.  Metode Lainnya 9 April 2010 40 Indeks Mc Auley  berdasarkan kadar  insulin  plasma puasa dan trigliserida puasa        Indeks Mc Auley : [ 2,63 – 0,28(insulin)- 0,31(trigliserida)] Keterangan : Insulin plasma puasa ( μU/mL),  Trigliserida puasa (mmol/L)  Resistensi insulin :≤ 5,8
Tabel 5.Perbandingan berbagai metode yang              	  	  digunakan untuk menilai resistensi  insulin.             9 April 2010 41
RINGKASAN www.themegallery.com 42 Resistensi insulin : terganggunya respon biologis terhadap insulin  penurunan sensitivitas insulin.  Sensitivitas insulin : efektivitas insulin utk menurunkan glukosa darah dgn cara memacu uptake glukosa pd otot dan sel lemak, meningkatkan simpanan glikogen hepar serta mengurangi produksi glukosa hepatik. Beberapa metode utk resistensi insulin  : ,[object Object]
Homeostatic model assessment (HOMA)    indeks matematis yg relatif sederhana
Terima Kasih
Prinsip Dasar Radioimmunoassay (RIA): www.themegallery.com 44 Reaksi antara antibodi dlm kosentrasi terbatas dgn berbagai konsentrasi antigen Bagian dari antigen yg bebas dan yg terikat yg timbul sebagai akibat dari penggunaan antibodi (dlm kadar terbatas) ditentukan dgn menggunakan antigen yg diberi radiolabel  Bahan yg mengandung antigen yg akan ditentukan dicampur dg antibodi spesifik (yg diketahui kadarnya dlm jumlah terbatas) terhadap antigen tersebut dan sejumlah tertentu dari antigen yg sama tetapi diberi radiolabel sehingga terjadi kompetisi antara antigen yg akan ditentukan kadarnya dan antigen yg diberi radiolabel dlm mengikat antibodi spesifik tersebut sampai terjadi keseimbangan. Sisa antigen antigen yg diberi label dan tidak terikat pada antibodi dipisahkan dari campuran jumlah antigen berlabel yang terikat pd antibodi dapat ditentukan dengan suatu radiocounter  atau  gamma counter
www.themegallery.com 45
Immunoradiometric Assay (IRMA) www.themegallery.com 46 Antibodi dilabel radioaktif Pemisahan antara antibodi yg bebas dgn yg terikat dilakukan dgn cara fase padat Jumlah antigen ditentukan dg antibodi berlabel yg terikat, makin besar kadar antigen dlm sampel, makin besar pula jumlah antibodi  berlabel yg terikat
IRMA yg menggunakan antigen pada fase padat www.themegallery.com 47
IRMA Dua Sisi (two sie IRMA) www.themegallery.com 48
ELISA Kompetitif www.themegallery.com 49 Prinsip Dasar : Antigen yg diberi label dicampur dg bahan pemeriksaan yg juga mengandung antigen yg sama dan akan ditentukan sehingga terjadi kompetisi dlm mengikat antibodi spesifik (yg terbatas) yg terikat pada fase padat  Antigen yg terikat kemudian dipisahkan  dari yg bebas (dg pencucian) dan aktivitas enzimnya ditentukan dg penambahan substrat
ELISA Kompetitif www.themegallery.com 50 Kadar antigen dlm sampel ditentukan dgn menggunakan suatu kurva baku yg didapatkan dari sera baku  yg mengandung berbagai kosentrasi antigen yg telah diketahui Prinsip dasarnya sama dg RIA kompetitif, hanya pada ELISA ada tambahan satu tahap yaitu pemberian substrat Aktivitas dari enzim yg terikat berbanding terbalik dgn kadar antigen yg terdapat dlm bahan pemeriksaan.
ELISA Titrasi www.themegallery.com 51 Prinsip Dasar : Sama dgn ELISA kompetitif Penambahan antigen yg berlabel dan antigen yg akan ditentukan (tidak berlabel) tidak dilakukan bersamaan  Antigen yg akan ditentukan ditambahkan dulu pd antibodi spesifik (berlebihan) yg terikat pd fase padat Setelah inkubasi, bagian yg tak terikat dibuang dan dicuci lalu ditambahkan sejumlah tertentu antigen yg berlabel, tahap selanjutnya sama dg ELISA Titrasi.
ELISA Titrasi www.themegallery.com 52
MetodeHeksokinase www.themegallery.com 53 Prinsip : Glukosa + ATP --------------> Glukosa 6-Fosfat + ADP Glukosa 6-Fosfat  + NAD --------------> 6 Fosfoglukonat + NADH Heksokinase G-6-PD Diukur dengan fotometer
MetodeGlukosaoksidase www.themegallery.com 54 Prinsip : β-D-Glukosa + 2H2O + O2    ------------> asam glukonat + 2H2O2 O-Dianisidine + H2O2 -------------> Oxidized-o- dianisidine +H2O (kromogen)                                     (kompleks warna) Glukosa oksidase Peroksidase Diukur absorbannya
www.themegallery.com 55

Contenu connexe

Tendances (20)

Bun
BunBun
Bun
 
Th5
Th5Th5
Th5
 
Aspek laboratorium dan klinis Ret he & IPF
Aspek laboratorium dan klinis Ret he & IPFAspek laboratorium dan klinis Ret he & IPF
Aspek laboratorium dan klinis Ret he & IPF
 
PPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimePPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting Time
 
Tutor 1
Tutor 1Tutor 1
Tutor 1
 
Rkik5
Rkik5Rkik5
Rkik5
 
Ekspertise Trombositosis Esensial
Ekspertise Trombositosis EsensialEkspertise Trombositosis Esensial
Ekspertise Trombositosis Esensial
 
Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi
 
Sel darah merah
Sel darah merahSel darah merah
Sel darah merah
 
Pelatihan Quality Control
Pelatihan Quality Control Pelatihan Quality Control
Pelatihan Quality Control
 
Tutor 2
Tutor 2Tutor 2
Tutor 2
 
Th6
Th6Th6
Th6
 
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
 
126996728 darah-samar-frida
126996728 darah-samar-frida126996728 darah-samar-frida
126996728 darah-samar-frida
 
Resistensi insulin
Resistensi insulinResistensi insulin
Resistensi insulin
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Dibetes Melitus Tipe 2
Dibetes  Melitus Tipe 2Dibetes  Melitus Tipe 2
Dibetes Melitus Tipe 2
 
Px gol.darah (4)
Px gol.darah (4)Px gol.darah (4)
Px gol.darah (4)
 
Leukosit 2
Leukosit 2Leukosit 2
Leukosit 2
 
Rim8
Rim8Rim8
Rim8
 

En vedette

Identifikasi Bakteri Indigenous Pereduksi Logam Berat Cr(VI) dengan metode Mo...
Identifikasi Bakteri Indigenous Pereduksi Logam Berat Cr(VI) dengan metode Mo...Identifikasi Bakteri Indigenous Pereduksi Logam Berat Cr(VI) dengan metode Mo...
Identifikasi Bakteri Indigenous Pereduksi Logam Berat Cr(VI) dengan metode Mo...Easter Tawy
 
Protein interferon
Protein interferonProtein interferon
Protein interferonEaster Tawy
 

En vedette (7)

Th7
Th7Th7
Th7
 
Rkk25
Rkk25Rkk25
Rkk25
 
Identifikasi Bakteri Indigenous Pereduksi Logam Berat Cr(VI) dengan metode Mo...
Identifikasi Bakteri Indigenous Pereduksi Logam Berat Cr(VI) dengan metode Mo...Identifikasi Bakteri Indigenous Pereduksi Logam Berat Cr(VI) dengan metode Mo...
Identifikasi Bakteri Indigenous Pereduksi Logam Berat Cr(VI) dengan metode Mo...
 
Protein interferon
Protein interferonProtein interferon
Protein interferon
 
Tkik3
Tkik3Tkik3
Tkik3
 
Reproduksi sel
Reproduksi selReproduksi sel
Reproduksi sel
 
Ti15
Ti15Ti15
Ti15
 

Similaire à Rkk23

Farmakologi kuliah 11 12. h pankreas - antidiabet
Farmakologi kuliah 11 12. h pankreas - antidiabetFarmakologi kuliah 11 12. h pankreas - antidiabet
Farmakologi kuliah 11 12. h pankreas - antidiabetsnowman Saputra
 
Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulindian dian
 
6_Metabolisme_Karbohidrat_dalam_hubungannya_dengan_Diabetes_Mellitus.pptx
6_Metabolisme_Karbohidrat_dalam_hubungannya_dengan_Diabetes_Mellitus.pptx6_Metabolisme_Karbohidrat_dalam_hubungannya_dengan_Diabetes_Mellitus.pptx
6_Metabolisme_Karbohidrat_dalam_hubungannya_dengan_Diabetes_Mellitus.pptxUlinNikmatus
 
Hubungan karbohidrat dengan diabetes
Hubungan karbohidrat dengan diabetesHubungan karbohidrat dengan diabetes
Hubungan karbohidrat dengan diabetesNirma Syari Vutry
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrinAsuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrinOperator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrinAsuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrinOperator Warnet Vast Raha
 
Diabetes mellitus
Diabetes mellitusDiabetes mellitus
Diabetes mellitusPharmacy
 
DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptxDOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptxSriRiaranti
 
13_Petunjuk Praktis Terapi Insulin pada Pasien Diabetes Melitus.PDF
13_Petunjuk Praktis Terapi Insulin pada Pasien Diabetes Melitus.PDF13_Petunjuk Praktis Terapi Insulin pada Pasien Diabetes Melitus.PDF
13_Petunjuk Praktis Terapi Insulin pada Pasien Diabetes Melitus.PDFHandrisSupriadi1
 
13 petunjuk praktis terapi insulin pada pasien diabetes melitus
13 petunjuk praktis terapi insulin pada pasien diabetes melitus13 petunjuk praktis terapi insulin pada pasien diabetes melitus
13 petunjuk praktis terapi insulin pada pasien diabetes melitusTira Maharani
 
13-petunjuk-praktis-terapi-insulin-pada-pasien-diabetes-melitus.pdf
13-petunjuk-praktis-terapi-insulin-pada-pasien-diabetes-melitus.pdf13-petunjuk-praktis-terapi-insulin-pada-pasien-diabetes-melitus.pdf
13-petunjuk-praktis-terapi-insulin-pada-pasien-diabetes-melitus.pdfTagelArya1
 
Pertimbangan anestesi pada pasien diabetes mellitus (1) (2).pptx
Pertimbangan anestesi pada pasien diabetes mellitus (1) (2).pptxPertimbangan anestesi pada pasien diabetes mellitus (1) (2).pptx
Pertimbangan anestesi pada pasien diabetes mellitus (1) (2).pptxTaraManurung
 

Similaire à Rkk23 (20)

Farmakologi kuliah 11 12. h pankreas - antidiabet
Farmakologi kuliah 11 12. h pankreas - antidiabetFarmakologi kuliah 11 12. h pankreas - antidiabet
Farmakologi kuliah 11 12. h pankreas - antidiabet
 
Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulin
 
6_Metabolisme_Karbohidrat_dalam_hubungannya_dengan_Diabetes_Mellitus.pptx
6_Metabolisme_Karbohidrat_dalam_hubungannya_dengan_Diabetes_Mellitus.pptx6_Metabolisme_Karbohidrat_dalam_hubungannya_dengan_Diabetes_Mellitus.pptx
6_Metabolisme_Karbohidrat_dalam_hubungannya_dengan_Diabetes_Mellitus.pptx
 
Antidiabetes
AntidiabetesAntidiabetes
Antidiabetes
 
Hubungan karbohidrat dengan diabetes
Hubungan karbohidrat dengan diabetesHubungan karbohidrat dengan diabetes
Hubungan karbohidrat dengan diabetes
 
Insulin
InsulinInsulin
Insulin
 
Diabetes Militus
Diabetes MilitusDiabetes Militus
Diabetes Militus
 
Adiponektin
AdiponektinAdiponektin
Adiponektin
 
9-1-9.pdf
9-1-9.pdf9-1-9.pdf
9-1-9.pdf
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrinAsuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrinAsuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
 
Diabetes mellitus
Diabetes mellitusDiabetes mellitus
Diabetes mellitus
 
Diabetes mellitus
Diabetes mellitusDiabetes mellitus
Diabetes mellitus
 
DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptxDOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhan
 
13_Petunjuk Praktis Terapi Insulin pada Pasien Diabetes Melitus.PDF
13_Petunjuk Praktis Terapi Insulin pada Pasien Diabetes Melitus.PDF13_Petunjuk Praktis Terapi Insulin pada Pasien Diabetes Melitus.PDF
13_Petunjuk Praktis Terapi Insulin pada Pasien Diabetes Melitus.PDF
 
13 petunjuk praktis terapi insulin pada pasien diabetes melitus
13 petunjuk praktis terapi insulin pada pasien diabetes melitus13 petunjuk praktis terapi insulin pada pasien diabetes melitus
13 petunjuk praktis terapi insulin pada pasien diabetes melitus
 
13-petunjuk-praktis-terapi-insulin-pada-pasien-diabetes-melitus.pdf
13-petunjuk-praktis-terapi-insulin-pada-pasien-diabetes-melitus.pdf13-petunjuk-praktis-terapi-insulin-pada-pasien-diabetes-melitus.pdf
13-petunjuk-praktis-terapi-insulin-pada-pasien-diabetes-melitus.pdf
 
Insulin reseptor
Insulin reseptorInsulin reseptor
Insulin reseptor
 
Pertimbangan anestesi pada pasien diabetes mellitus (1) (2).pptx
Pertimbangan anestesi pada pasien diabetes mellitus (1) (2).pptxPertimbangan anestesi pada pasien diabetes mellitus (1) (2).pptx
Pertimbangan anestesi pada pasien diabetes mellitus (1) (2).pptx
 

Plus de andreei

Plus de andreei (20)

Tibaru18
Tibaru18Tibaru18
Tibaru18
 
Tibaru17
Tibaru17Tibaru17
Tibaru17
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16
 
Tibaru15
Tibaru15Tibaru15
Tibaru15
 
Tibaru14
Tibaru14Tibaru14
Tibaru14
 
Tibaru13
Tibaru13Tibaru13
Tibaru13
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru9
Tibaru9Tibaru9
Tibaru9
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru10
Tibaru10Tibaru10
Tibaru10
 
Tibaru8
Tibaru8Tibaru8
Tibaru8
 
Tibaru7
Tibaru7Tibaru7
Tibaru7
 
Refhemabaru8
Refhemabaru8Refhemabaru8
Refhemabaru8
 
Refhemabaru7
Refhemabaru7Refhemabaru7
Refhemabaru7
 
Refhemabaru6
Refhemabaru6Refhemabaru6
Refhemabaru6
 
Refhemabaru5
Refhemabaru5Refhemabaru5
Refhemabaru5
 
12
1212
12
 
12
1212
12
 
11
1111
11
 

Dernier

Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...AGHNIA17
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfBangKoko
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxArdianAdhiwijaya
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 

Dernier (20)

Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 

Rkk23

  • 1. Faizah Yunianti, dr Dr. Sidarti Soehita SFHS, MS, dr, Sp.PK(K) 9 April 2010 1 TinjauanPustaka PARAMETER PENENTU RESISTENSI INSULIN
  • 2. I. PENDAHULUAN 9 April 2010 2 Resistensi insulin : suatu keadaan terganggunya respon biologis terhadap insulin  penurunansensitivitas insulin. Sensitivitas insulin : efektivitas insulin untuk menurunkan glukosa darah dengan cara : - memacu uptake glukosa pada otot dan sel lemak, - meningkatkan simpanan glikogen hepar, serta - mengurangi produksi glukosa hepatik.
  • 3. 9 April 2010 3 Penurunan yang bermakna dari sensitivitas insulin resistensi insulin respon sel terhadap pengaruh insulin kurang dibutuhkan kadar insulin lebih besar agar tercapai euglycemic dengan pemberian beban glukosa
  • 4.
  • 5. obesitas abdomen (lingkar perut: ♂ 102 cm,♀ 88 cm)
  • 6. TG serum ≥ 150 mg/dL,
  • 7. HDL serum ♂ < 40 mg/dL dan ♀ < 50 mg/dL,
  • 8.
  • 9. TG ≥ 150 mg/dL,
  • 10. HDL : ♂ < 40 mg/dL , ♀ < 50 mg/dL,
  • 11. TD ≥ 130/85 mmHg,
  • 12. glukosa 2 jam setelah pemberian glukosa 75 gram ≥ 140 mg/dL,
  • 13.
  • 17. aktivitas fisik yang kurang,
  • 19. etnis tertentu yg berisiko tinggi DM tipe 2 & penyakit jantung koroner
  • 20.
  • 21. homeostasis model assessment (HOMA)
  • 22. tes toleransi insulin,
  • 23. tes supresi insulin,
  • 24. metode glukosa plasma steady state,
  • 26.
  • 27. akurat, tetapi kompleks,tidak praktis,sangat mahal & tidak cocok untuk penelitian epidemiologis.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31. Beberapa sel tubuh : permukaan sel yg spesifik sebagai reseptor insulin.
  • 32. Pada lemak, hepar, otot, terikatnya insulin pd reseptor berhubungan dgn respon biologi dari jaringan terhadap hormon.
  • 33. Terikatnya insulin pd reseptor terjadi sangat cepat dgn spesifisitas & afinitas yg tinggi Kerja insulin yang utama adalah pengambilan (uptake) glukosa yang cepat pada otot dan sel lemak Kerja tambahan insulin menurunkan glukosa dalam hepar.
  • 34. 9 April 2010 10 - Glukosa  sel β dgn bantuan transporter GLUT 2, - diikuti fosforilase glukosa oleh enzim glukokinase  Glukosa 6 fosfat - Glukosa 6 fosfat : dimetabolisis melalui jalur glikolisis & siklus Krebs  meningkatkanATP sel β - Peningkatan rasio ATP/ADP intraseluler merupakan signal utk menutup membrane potassium channel depolarisasi potensial membran sel - Depolarisasi sel β: calcium channel yg tergantung voltage membuka kalsium masuk ke dlm sel eksositosis dari granula sekretori & pelepasan insulin. - Ketika insulin dilepaskan & mencapai sel target berikatan dgn reseptor glikoprotein spesifik pada membran sel. - Pd otot & sel lemak, terikatnya insulin pada reseptor distimulasi oleh mobilisasi transporter glukosa yaitu GLUT 4.
  • 35. 9 April 2010 11 Gambar 1. Kerja Insulin pada keadaan postprandial
  • 36.
  • 37. 9 April 2010 13 Gambar.2 Penyebab timbulnya diabetes melitus tipe 2 (Courtney, 2005) Keterangan : IGT : Impaired Glucose Tolerance T2DM : Tipe 2 Diabetes Melitus HGO : Hepatic Glucose Uptake
  • 38. IV. PENYEBAB RESISTENSI INSULINTabel 1. Penyebab Resistensi Insulin www.themegallery.com 14
  • 39. V. PARAMETER PENENTU RESISTENSI INSULIN 9 April 2010 15 1. Euglycemic Hyperinsulinemic Clamp 2. Analisis Minimal Model Frequently Sampled Intravenous Glucose Tolerance Test (FISGT) 3. Tes Toleransi Glukosa Oral(TTGO) 4. Homeostatic Model Assessment (HOMA) 5. Quantitative Insulin Sensitivity Check Index (QUICKI) 6. Metode Lainnya
  • 40.
  • 41. dipasang 2 jalur intravena : 1. pd vena antecubital (infus glukosa & insulin). 2. di vena tangan retrograde, lengan bawah ditempatkan pd penghangat  tujuan : membuka anastomosis intravena yg kapilarisasinya buruk, agar dapat memasukan kateter pd arah retrograde & mengambil darah vena Jalur ini : mengambil sampel (glukosa).
  • 42.
  • 43.
  • 44.
  • 45. Kadar insulin ditentukan setiap 30-60 menit
  • 46. Hasil tes kemudian dianalisis dengan menghitung nilai M untuk tiap interval 20 menit
  • 47.
  • 48. 9 April 2010 22 M dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : M = INF – UC - SC Keterangan : INF : kecepatan infus glukosa UC : perkiraan jumlah glukosa yang hilang lewat urin SC : koreksi distribusi glukosa
  • 49. www.themegallery.com 23 Kesimpulan : - relatif sensitif insulin : dibutuhkan infus glukosa dalam jumlah besar ( 6-12 mg/kgBB/menit) agar jumlah insulin yang diberikan dapat menjaga glukosa darah seseorang tetap dalam keadaaan euglycemic. - relatif resistensi insulin : glukosa yang dibutuhkan lebih sedikit, agar mencapai euglycemic.
  • 50. Keterbatasan euglycemic hyperinsulinemic clamp : 9 April 2010 24 Cara kerjanya rumit, Tehniknya sulit, Mahal, Sensitivitas insulin diukur hanya dalam keadaan steady state Secara realistis tidak menggambarkan kondisi dinamis (setelah makan)
  • 51. 2. Analisis Minimal Model Frequently Sampled Intravenous Glucose Tolerance Test (FSIGT) 9 April 2010 25 mengamati nilai glukosa & insulin yg didapat dari FISGT indeks sensitivitas insulin (Si) Nilai Si dari model minimal menunjukkan jumlah glukosa yg hilang per unit insulin per waktu, hasil : menit-1/µU/mL nilai mean Si untuk yang nondiabetes : 5.1 x 10-4 menit-1/µU/mL (rentang nilai : 1.8 – 9.6 x 10-4 menit-1/µU/mL)
  • 52.
  • 53. Terapi insulin dihentikan
  • 54.
  • 55.
  • 56.
  • 57. Keterbatasan FSIGT 9 April 2010 28 tehnik tidak sederhana dan mahal terbatas utk penelitian epidemiologi yg besar. Sulit dilakukan pd penderita yg sensitivitas insulinnya jelas menurun
  • 58.
  • 59.
  • 60.
  • 61. puasa semalam ( 8-14 jam)
  • 62. Diet selama 3 hari sebelumnya : KH ≥150 g/hari.
  • 63. Selama TTGO pasien duduk & tidak boleh merokok.Nilai normal TTGO : Puasa : < 95 mg/dL 1 jam : < 180 mg/dL 2 jam : < 155 mg/dL 3 jam : < 140 mg/dL Diabetes Gestasional : Bila mencapai atau melebihi 2 nilai di atas (American Diabetes Association/ADA)
  • 64.
  • 65.
  • 66.
  • 67. 4. Homeostasis Model Assessment (HOMA) www.themegallery.com 33 Rumus HOMA : (Go x Io)/ 22,5   Rumus HOMA R : glukosa puasa x insulin puasa/405 Keterangan : Go adalah kadar glukosa plasma puasa (mmol/L), Io kadar insulin plasma puasa (mU/L) dan, 22,5 adalah suatu konstanta. Glukosa diukur dalam mg/dL, konversi dari mmol/L ke mg/dL menggunakan faktor 18 sehingga 405 merupakan denominator dari persamaan ini.
  • 68.
  • 69. Tabel 3. Hubungan antara HOMA dengan metode yang lain www.themegallery.com 35
  • 70. Tabel 4. Beberapa contoh penggunaan HOMA 9 April 2010 36
  • 71. 5. Quantitative Insulin Sensitivity Check Index (QUICKI) 9 April 2010 37 Relatif lebih mudah untuk memperkirakan sensitivitas insulin. QUICKI dihitung menggunakan rumus sebagai berikut QUICKI : 1/log Io + log Go Keterangan : Io : kadar insulin plasma puasa (μU/mL) Go : kadar glukosa plasma puasa (mg/dL).
  • 72. 9 april 2010 38 Nilai mean QUICKI : Tidak obesitas : 0,382 ± 0,007 Obesitas : 0,331 ± 0,010 Diabetes : 0,304 ± 0,007 Resistensi insulin : ≤ 0,33
  • 73. 9 April 2010 39 Kelebihan QUICKI dan HOMA : tidak mahal dibanding euglycemic hyperinsuliemic clamp dan FSIGT. Lebih praktis utk digunakan pd penelitian epidemiologis skala besar atau utk klinis. Keterbatasan kedua metode ini : tidak bisa memberikan informasi tentang stimulasi glukosa & insulin. Informasi yg diberikan hanya mengenai mekanisme homeostasis pd keadaan puasa & pengaruh respon insulin yg lebih besar pd produksi glukosa hepar
  • 74. 6. Metode Lainnya 9 April 2010 40 Indeks Mc Auley berdasarkan kadar insulin plasma puasa dan trigliserida puasa    Indeks Mc Auley : [ 2,63 – 0,28(insulin)- 0,31(trigliserida)] Keterangan : Insulin plasma puasa ( μU/mL), Trigliserida puasa (mmol/L) Resistensi insulin :≤ 5,8
  • 75. Tabel 5.Perbandingan berbagai metode yang digunakan untuk menilai resistensi insulin. 9 April 2010 41
  • 76.
  • 77. Homeostatic model assessment (HOMA)  indeks matematis yg relatif sederhana
  • 79. Prinsip Dasar Radioimmunoassay (RIA): www.themegallery.com 44 Reaksi antara antibodi dlm kosentrasi terbatas dgn berbagai konsentrasi antigen Bagian dari antigen yg bebas dan yg terikat yg timbul sebagai akibat dari penggunaan antibodi (dlm kadar terbatas) ditentukan dgn menggunakan antigen yg diberi radiolabel Bahan yg mengandung antigen yg akan ditentukan dicampur dg antibodi spesifik (yg diketahui kadarnya dlm jumlah terbatas) terhadap antigen tersebut dan sejumlah tertentu dari antigen yg sama tetapi diberi radiolabel sehingga terjadi kompetisi antara antigen yg akan ditentukan kadarnya dan antigen yg diberi radiolabel dlm mengikat antibodi spesifik tersebut sampai terjadi keseimbangan. Sisa antigen antigen yg diberi label dan tidak terikat pada antibodi dipisahkan dari campuran jumlah antigen berlabel yang terikat pd antibodi dapat ditentukan dengan suatu radiocounter atau gamma counter
  • 81. Immunoradiometric Assay (IRMA) www.themegallery.com 46 Antibodi dilabel radioaktif Pemisahan antara antibodi yg bebas dgn yg terikat dilakukan dgn cara fase padat Jumlah antigen ditentukan dg antibodi berlabel yg terikat, makin besar kadar antigen dlm sampel, makin besar pula jumlah antibodi berlabel yg terikat
  • 82. IRMA yg menggunakan antigen pada fase padat www.themegallery.com 47
  • 83. IRMA Dua Sisi (two sie IRMA) www.themegallery.com 48
  • 84. ELISA Kompetitif www.themegallery.com 49 Prinsip Dasar : Antigen yg diberi label dicampur dg bahan pemeriksaan yg juga mengandung antigen yg sama dan akan ditentukan sehingga terjadi kompetisi dlm mengikat antibodi spesifik (yg terbatas) yg terikat pada fase padat Antigen yg terikat kemudian dipisahkan dari yg bebas (dg pencucian) dan aktivitas enzimnya ditentukan dg penambahan substrat
  • 85. ELISA Kompetitif www.themegallery.com 50 Kadar antigen dlm sampel ditentukan dgn menggunakan suatu kurva baku yg didapatkan dari sera baku yg mengandung berbagai kosentrasi antigen yg telah diketahui Prinsip dasarnya sama dg RIA kompetitif, hanya pada ELISA ada tambahan satu tahap yaitu pemberian substrat Aktivitas dari enzim yg terikat berbanding terbalik dgn kadar antigen yg terdapat dlm bahan pemeriksaan.
  • 86. ELISA Titrasi www.themegallery.com 51 Prinsip Dasar : Sama dgn ELISA kompetitif Penambahan antigen yg berlabel dan antigen yg akan ditentukan (tidak berlabel) tidak dilakukan bersamaan Antigen yg akan ditentukan ditambahkan dulu pd antibodi spesifik (berlebihan) yg terikat pd fase padat Setelah inkubasi, bagian yg tak terikat dibuang dan dicuci lalu ditambahkan sejumlah tertentu antigen yg berlabel, tahap selanjutnya sama dg ELISA Titrasi.
  • 88. MetodeHeksokinase www.themegallery.com 53 Prinsip : Glukosa + ATP --------------> Glukosa 6-Fosfat + ADP Glukosa 6-Fosfat + NAD --------------> 6 Fosfoglukonat + NADH Heksokinase G-6-PD Diukur dengan fotometer
  • 89. MetodeGlukosaoksidase www.themegallery.com 54 Prinsip : β-D-Glukosa + 2H2O + O2 ------------> asam glukonat + 2H2O2 O-Dianisidine + H2O2 -------------> Oxidized-o- dianisidine +H2O (kromogen) (kompleks warna) Glukosa oksidase Peroksidase Diukur absorbannya
  • 91. Sensitivitas dan spesivisitas insulin puasa sebagai metode diagnostik insulin pada Mc Auley, HOMA dan QUICKI www.themegallery.com 56 Correlation coefficient Fasting Insulin dgn HOMA, QUICKI, Mc Auley : Mc A : CI 95%, r= 0,85, p = < 0,01 HOMA : CI 95%, r= 0,91, p = < 0,01 QUICKI : CI 95%, r= 0,82, p = < 0,01
  • 92. www.themegallery.com 57 = mg/dL x 10 mmol/L BM mEq = mmol/L x Valensi mg/dL x 10 mEq = x Valensi BM
  • 93. 58 METODE PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA METODE RUJUKAN METODE KOLORIMETRI METODE ENZIMATIK METODE ENZIMATIK GLYCEROL BLANK
  • 94. 59 METODE RUJUKAN PRINSIP REAKSI 1. Lipid serum di ekstraksi dengan klorofrom tambah silicic acid menghilangkan fosfolipid dan gliserol bebas 2. Aliquot hasil ekstraksi disafonikasi untuk melepaskan gliserol. 3. Gliserol dioksidasi dengan sodium periodate menghasilkan formaldehid. 4. Formaldehid direaksikan dengan chromotropic acid dan menghasilkan suatu bahan kromogen 5. dibaca absorbansnya pada panjang gelombang 570 nm
  • 95. 60 METODE KOLORIMETRI PRINSIP REAKSI I. Ekstraksi Serum + isopropanol Ekstrak trigliserida II. Safonikasi Trigliserida + sodium methylate gliserol + asam lemak III. Pembentukan warna Gliserol + sodium periodate formaldehid Formaldehid + asetilaseton + NH4 diasetyl dihydrotuluidine Baca absorban pada λ 420 nm
  • 96. 61 REAGEN Heptane Isopropanol Asam sulfat Reagen periodate Reagen asetilaseton . Trigliserida standar (200 mg/dL)
  • 97. 62 CARA PEMERIKSAAN Langkah I Langkah II Langkah III Ekstraksi Safonikasi Pembentukan warna 10 menit ambil supernatan Sodium methylat 3 ml tes standar blanko vortex mixer inkubasi 60 C 10 menit -> dinginkan Reagen periodate 0,1 ml kocok Reagen asetilaseton 0, 1 ml kocok isopropanol 3 ml 3,5ml TG standar 3,5ml As.sulfat 1 ml 1 ml 1 ml heptan 2 ml 2 ml 2 ml serum 0,5 ml 0,5 ml 0,5 ml aquades Vortex mixer 30 detik Inkubasi 60 C 10”Dingin suhu kamar kalkulasi Sentrifus, ambil supernatan Baca absorban pada ketiga superrnatan pada λ 420 nm
  • 98. 63 KALKULASI Serum trigliserida = -------- x kadar trigliserida standar (200 mg/dl) Serum trigliserida (mmol/L) = 0,0113 x mg/dl Kelemahan : metode ini hasilnya masih dipengaruhi oleh adanya gliserol yang berasal dari fosfolipid sehingga pada pemeriksaan hasilnya akan lebih tinggi Abs. Tes Abs. Std
  • 99. 64 METODE ENZIMATIK Trigliserida + 3 H2O Lipoprotein lipase Gliserol + asam lemak ATP piruvat kinase gliserol kinase ATP + Piruvat gliserol-3-fosfat ADP + fosfoenol Gliserol -3-fosfat NADH + H+ O2 NAD Gliseril-3-fosfat dehidrogenase Laktat dehidrogenase Gliseril-3-fosfat oksidase NAD NADH + Tetrazolium H2O2 + 4-aminoamtipirin + Phenol A.1 NADH di baca dengan spektrofotometer λ 340 nm Laktat Dihidroksiaseton fosfat dihidroksiaseton diaporase peroksidase B.Penurunan NADH di baca dengan spektrofotometer λ 340 nm Quinomemonoimine dye + 2 H2O Kompleks warna + NAD+ C.Komplek warna di baca dg fotometer λ 500 nm A.2 Kompleks warna di baca pada λ 500 nm
  • 100. 65 METODE ENZIMATIK DGN GLYCEROL BLANK Gliserol bebas Kadar dalam darah 0,163 mmol/dL Setara 14 mg/dL DM tdk terkontrol, obat, latihan berlebihan, kelainan genetik Endogen Tutup tabung berlapis gliserol, detergen, kontaminasi dari filter strelisasi, produk perawatan kulit Eksogen
  • 101. 66 PRINSIP KERJA TAHAP I TAHAP II lpl Gliserol Trigliserida + 3 H2O Gliserol + asam lemak ATP ATP gliserol kinase ATP gliserol kinase ADP ADP gliserol-3-fosfat gliserol-3-fosfat O2 Gliseril-3-fosfat oksidase O2 Gliseril-3-fosfat oksidase H2O2 H2O2 + 4-aminoantipirin + ESBmT dihidroksiaseton fosfat dihidroksiaseton fosfat katalase H20 + O2 Komponen warna merah keunguan
  • 102. 67 REAGEN Reagen 1 Gliserol kinase Gliserol-3-fosfat oksidase ATP N-Ethyl-N-Solfobutyl-m-toluidine disodium salt (ESBmT) Larutan Buffer pH 7,0
  • 103. 68 Lanjutan … Reagen 2 4-aminoantipyrine Lipoprotein lipase Peroksidase Larutan buffer pH 6,5
  • 104. 69 PROSEDUR PEMERIKSAAN Serum 3 µm Reagen 1 260 µm Baca Abs I Inkubasi 37 C5 menit Kalkulasi dgn komputer Reagen 2 130 µm Baca Abs II Inkubasi 37 C5 menit Hasil
  • 105. Human Transporter Glucose www.themegallery.com 70 Km represents the levels of blood glucose at which the transporter has reached one half of its maximum capacity to tranport glucose. It is inversely propotionate to the affinity Km,
  • 106. Kadar Insulin www.themegallery.com 71 Sekresi insulin oleh pankreas : 40-50 Unit/hari Kadar insulin basal : 10μU/mL ( 0,4 ng/ml atau 69 pmol/L) Kadar insulin (pada orang normal) sesudah makan : meningkat diatas 100 μU/mL (690 pmol/L)
  • 116. Tolbutamide www.themegallery.com 81 first generation potassium channel blocker, sulfonylureaoral hypoglycemicdrug Tolbutamide stimulates the secretion of insulin by the pancreas. Tolbutamide is used to help control blood sugar levels in people with type 2 diabetes. it is not effective in the management of type I diabetes
  • 117. HOMA %B www.themegallery.com 82 Keterangan : Insulin Plasma Puasa (mU/L) Glukosa Plasma Puasa ( mmol/L) 20 x Insulin Plasma Puasa HOMA %B = Glukosa plasma Puasa – 3,5
  • 121. www.themegallery.com 86 Glikogen Glukosa 6 Fosfat Triosa Fosfat Fosfoenol piruvat Piruvat Oksaloasetat Siklus asam sitrat α- ketoglutarat Asam Amino Glukosa (Hiperglikemia) Glukosuria
  • 123. Kadar Insulin www.themegallery.com 88 Sekresi insulin oleh pankreas : 40-50 Unit/hari Kadar insulin basal : 10μU/mL ( 0,4 ng/ml atau 69 pmol/L) Kadar insulin (pada orang normal) sesudah makan : meningkat diatas 100 μU/mL (690 pmol/L)