dokumen berikut berisi tentang praktikum biologi yang membahas kerja enzim katalase. Dan juga teori tentang cara kerja enzim dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.
semoga dokumen laporan praktikum biologi tentang kerja enzim katase berikut dapat membantu anda. terimakasih`
mohon maaf apabila ada kesahalan ejaan ataupun terdapat kesalahan materi dalam dokumen tersebut. `:)
2. 1 | L a p o r a n P r a k t i k u m B i o l o g i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metabolisme merupakan suatau reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk
hidup. Reaksi metabolisme tersebut dimaksudkan untuk memperoleh energi,
menyimpan energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan,
memasukkan atau mengeluarkn zat - zat, melakukan gerakan, menyusun struktur sel,
merombak struktur – struktur sel yang tidak dapat digunakan lagi, dan menanggapi
rangsang.
Tentunya dalam suatu reaksi kimia terdapat zat - zat atau senyawa - senyawa baik yang
sifatnya menghambat (inhibitor), atau mempercepat reaksi (aktivator).Senyawa –
senyawa yang mempercepat suatu reaksi dikenal dengan sebutan katalisator.
Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksireaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu. Suatu katalis
berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada
suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.Katalis
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah.Katalis
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki katalisator yang disebut dengan
enzim.
Enzim yang tersusun atas protein dan molekul lainnya bekerja dengan menurunkan
energi aktivasi, sehingga tidak diperlukan suhu dan energi tinggi untuk melakukan
suatu reaksi kimia didalam tubuh.Jika tidak terdapat katalisator dalam metabolisme,
maka suhu tubuh akan meningkat dan membahayakan bagi tubuh makhluk hidup.
Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar enzim.Faktor dalam
misalnya substansi – substansigenetik yang dibawa oleh masing – masing enzim.
Keinginan kami untuk mengetahui faktor luar yang mempengaruhi kerja enzim, dan
memenuhi tugas biologi, merupakan suatu motivasi kami untuk melakukan percobaan
sederhana yang menggunakan enzim katalase sebagai contoh(sampel).
B. Tujuan Penelitian
1. Mempelajari cara kerja enzim katalase
2. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase
3. 2 | L a p o r a n P r a k t i k u m B i o l o g i
C. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh NaOH, HCl dan suhu terhadap kerja enzim?
D. Hipotesis
Karena enzim katalase terbentuk atas senyawa protein, maka enzim ini juga
memiliki ciri – ciri yang sama dengan protein. Kerja enzim akan sangat
dipengaruhi oleh suhu dan derajat keasaman lingkungannya.
E. Variabel
a. Variabel terikat : Banyak gelembung dan nyala bara api
b. Variabel bebas : NaOH, HCl, dan suhu
c. Variabel control : H2O2 dan ektrak hati ayam
4. 3 | L a p o r a n P r a k t i k u m B i o l o g i
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PengertianEnzim
Menurut Syamsuri metabolisme sangat bergantung pada enzim.Enzim
berperan sebagai pemercepat reaksi metabolisme di dalam tubuh mahkluk hidup,
tetapi enzim tidak ikut bereaksi.
B. Struktur Enzim
Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam – asam amino.
Kebanyakan enzim berukuran lebih besar dari substratnya.akan tetapi,hanya
daerah tertentu dari molekul enzim tersebut yang berikatan dengan substrat, yaitu
bagian yang disebut dengan sisi aktif (active side).
Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian,
yaitu bagian protein dan bagain bukan protein.
1. Bagian protein disebut apoenzim, tersusun atas asam – asam amino.Bagian
protein bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan
keasaman.
2. Bagian bukan protein yang disebut gugus protetik, yaitu gugusan yang
aktif.Gugus prostetik yang berasal dari molekul non organik disebut kofaktor,
misalnya besi, tembaga, zink. Gugus prostetik yang terdiri dari senyawa –
senyawa kompleks disebut konenzim, misalnya NADH, FADH, koenzim A,
tiamin, riboflavin, asam pantotenat, niasin, piridoksin, biotin, asam folat, dan
kobalamin.
C. Ciri – Ciri Enzim
1. Biokatalisator : enzim hanya dihasilkan oleh sel-sel mahkluk hidup yang
digunakan untuk mempercepat proses reaksi.
2. Protein : sifat-sifat enzim sama dengan protein yaitu dapatrusak padasuhu yang
tinggi dan dipengaruhi pH.
3. Bekerja SecaraKhusus : enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi reaksi
tertentu, tidak dapat mempengaruhi raeksi lainnya. Zat yang terpengaruhi oleh
enzim tersebut substrat.Substrat adalah zat yang bereaksi. Oleh karena macam
zat yang bereaksi di dalam sel sangat banyak, maka macam enzim pun banyak.
4. Dapat Digunakan Berulang Kali: dapat digunakan berulang kali karena enzim
tidak berubah pada saat terjadi reaksi. Satu molekul enzim dapat bekerja
berkali-kali selama enzim itu tidak rusak.
5. Rusak Oleh Panas : enzim rusak oleh panas karena merupakan suatu protein.
Rusaknya enzim oleh panas disebut denaturasi jika telah rusak enzim tidak
dapat bekerja lagi.
6. Tidak Ikut Bereaksi : enzim hanya diperlukan untuk mempercepat reaksi
namun tidak ikut bereaksi.
7. Bekerja DapatBalik : suatu enzim dapat bekerja menguraikan suatu senyawa
5. 4 | L a p o r a n P r a k t i k u m B i o l o g i
menjadi senyawa-senyawa lain dan sebaliknya dapat pula bekerja menyusun
senyawa-senyawa itu menjadi senyawa semula.
D. Cara Kerja Enzim
1. Teori Gembok - Anak Kunci
Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu
jenis substrat saja.Bentuk substrat sesuai dengan sisi aktif, seperti gembok cocok
dengan anak kuncinya.Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik.
Substrat yang mempunyai bentuk ruang yang sesuai dengan sisi aktif enzim akan
berikatan dan membentuk kompleks transisi enzim-substrat. Senyawa transisi ini
tidak stabil sehingga pembentukan produk berlangsung dengan sendirinya.Jika
enzim mengalami denaturasi (rusak) karena panas, bentuk sisi aktif berubah
sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang
sama.
2. Teori Induced Fit
Reaksi antara substrat denan enzim berlangsung karena adanya induksi
molekul substrat terhadap molekul enzim.Menurut teori ini, sisi aktif enzim
bersifat fleksibel dalam menyesuaikan struktur sesuai dengan struktur substrat.
Ketika substrat akan terinduksi dan kemudian mengubah bentuknya sedikit
sehingga mengakibatkan perubahan sisi aktif yang semula tidak cocok menjadi
cocok (fit). Kemidian terjadi pengikatan substrat oleh enzim, yang selanjutnya
substrat diubah menjadi produk.Produk kemudian dilepaskan dan enzim kembali
pada keadaan semula, siap untuk mengikat substrat baru
E. Faktoryang mempengaruhi kerja enzim:
1. Suhu
Semua enzim membutuhkan suhu yang cocok agar dapat bekerja dengan
biak. Laju reaksi biokimia meningkat seiring kenaikan suhu. Hal ini
karena panas meningkatkan energi kinetik dari molekul sehingga
menyebabkan jumlah tabrakan diantara molekul-molekul meningkat.
Sedangkan dalam kondisi suhu rendah, reaksi menjadi lambat karena
hanya terdapat sedikit kontak antara substrat dan enzim. Namun, suhu
yang ekstrim juga tidak baik untuk enzim.
Di bawah pengaruh suhu yang sangat tinggi, molekul enzim cenderung
terdistorsi, sehingga laju reaksi pun jadi menurun. Enzim yang
terdenaturasi gagal melaksanakan fungsi normalnya. Dalam tubuh
manusia, suhu optimum di mana kebanyakan enzim menjadi sangat aktif
berada pada kisaran 35°C sampai 40°C. Ada juga beberapa enzim yang
dapat bekerja lebih baik padasuhu yang lebih rendah daripada ini.
2. pH
Efisiensi suatu enzim sangat dipengaruhi oleh nilai pH atau derajat
keasaman sekitarnya. Ini karena muatan komponen asam amino enzim
berubah bersama dengan perubahan nilai pH. Secara umum, kebanyakan
enzim tetap stabil dan bekerja baik pada kisaran pH 6 dan 8. Tapi, ada
6. 5 | L a p o r a n P r a k t i k u m B i o l o g i
beberapa enzim tertentu yang bekerja dengan baik hanya di lingkungan
asam atau basa.
Nilai pH yang menguntungkan bagi enzim tertentu sebenarnya tergantung
pada sistem biologis tempat enzim tersebut bekerja. Ketika nilai pH
menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka struktur dasarenzim dapat
mengalami perubahan. Sehingga sisi aktif enzim tidak dapat mengikat
substrat dengan benar, sehingga aktivitas enzim menjadi sangat
terpengaruhi. Bahkan enzim dapat sampai benar-benar berhenti berfungsi.
3. Konsentrasi Enzim
Semakin besar konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan semakin
cepat pula. Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi,
tentunya selama masih ada substrat yang perlu diubah menjadi produk.
4. Konsentrasi substrat
Jelas saja konsentrasi substrat yang lebih tinggi berarti lebih banyak
jumlah molekul substrat yang terlibat dengan aktivitas enzim. Sedangkan
konsentrasi substrat yang rendah berarti lebih sedikit jumlah molekul
substrat yang dapat melekat pada enzim, menyebabkan berkurangnya
aktivitas enzim.
Tapi ketika laju enzimatik sudah mencapai maksimum dan enzim sudah
dalam kondisi paling aktif, peningkatan konsentrasi substrat tidak akan
memberikan perbedaan dalam aktivitas enzim. Dalam kondisi seperti ini,
disisi aktif semua enzim terus terdapat substrat, sehingga tidak ada tempat
untuk substrat ekstra.
5. Zat inhibitor dan zat aktivator
Aktivator merupakan molekul yang membantu enzim agar mudah
berikatan dengan substrat. Inhibitor adalah substansi yang memiliki
kecenderungan untuk menghambat aktivitas enzim. Inhibitor enzim
memiliki dua cara berbeda mengganggu fungsi enzim. Berdasarkan
caranya, inhibitor dibagi menjadi 2 kategori: inhibitor kompetitif dan
inhibitor non-kompetitif. Inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sama
dengan molekul substrat, inhibitor ini melekat pada sisi aktif enzim
sehingga menghalangi pembentukan ikatan kompleks enzim-substrat.
Inhibitor non-kompetitif dapat melekat pada sisi enzim yang bukan
merupakan sisi aktif, dan membentuk kompleks enzim-inhibitor. Inhibitor
ini mengubah bentuk/struktur enzim, sehingga sisi aktif enzim menjadi
tidak berfungsi dan substrat tidak dapat berikatan dengan enzim tersebut.
7. 6 | L a p o r a n P r a k t i k u m B i o l o g i
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang kami pergunakan dalam meguji cara kerja enzim katalase adalah
metode eksperimen.
B. Tempat Penelitian
Kami melakukan percobaan ini di Laboratorium Biologi SMA Negeri 1
Situbondo.
C. Waktu Penelitian
Percobaandilaksankan pada pukul 09.00 WIB hari Selasa, 8 September 2015.
D. Alat dan Bahan
E. Alat dan Bahan Jumlah Gambar
Tabung reaksi 8 buah
Rak tabung reaksi 1 buah
Pengaduk kaca / spatula min. 1
Hati Ayam secukupnya
Pipet tetes 5 buah
Pembakar spiritus 1 buah
8. 7 | L a p o r a n P r a k t i k u m B i o l o g i
Lidi secukupnya
Gelas ukur min. 1 buah
Pisau / cuter / silet
min. 1 buah
Penjepit/pinset
min. 1 buah
Gabus penutup reaksi
8 buah
Penjepit tabung reaksi min. 1 buah
Larutan HCL 10% secukupnya
Larutan NaOH 10% secukupnya
Air peroksida H2O2 secukupnya
E. LangkahKerja
1. Menyiapkan tabung reaksi A, B, C, dan D
2. Mencincang hati ayam dengan pisau / cuter / silet sehingga menjadi potongan
kecil-kecil.
3. Timbang hati ayam masing-masing 3 gram kemudian masukkan kedalam tabung
reaksi A,B, C, dan D
4. Siapkan 4 buah tabung reaksi yang masing-masing berisi air peroksida H2O2
sebanyak 10ml
5. Melakukan urutan langkah pengujian sebagai berikut:
a. Tabung A + H2O2 dan segera menutupnya dengan penutup gabus dan
mengamati kemunculan gelembung gas. Membuka dengan segera penutup
gabus dan melakukan uji nyala api dengan memasukkan bara lidi api dalam
tabung.
b. Tabung B + NaOH kemudian tambahkan H2O2 dan segera menutupnya
dengan penutup gabus kemudian mengamati kemunculan gelembung gas.
Membuka dengan segera ibu jari dan melakukan uji nyala api dengan
memasukkan bara lidi api dalam tabung.
9. 8 | L a p o r a n P r a k t i k u m B i o l o g i
c. Tabung C + HCl kemudian tambahkan H2O2 dan segera menutupnya
dengan penutup gabus kemudian mengamati kemunculan gelembung gas.
Membuka dengan segera penutup gabus dan melakukan uji nyala api
dengan memasukkan bara lidi api dalam tabung.
d. Panaskan tabung D hingga mendidih kemudian tambahkan H2O2 dansegera
menutupnya dengan penutup gabus dan mengamati kemunculan gelembung
gas. Membuka dengan segera penutup gabus dan melakukan uji nyala api
dengan memasukkan bara lidi api dalam tabung.
7. Mengisikan hasil percobaanpada tabel pengamatan
10. 9 | L a p o r a n P r a k t i k u m B i o l o g i
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
TabelPengamatan
Larutan Ektrak hati + H2O2
Gelembung Nyala Api
Netral +++ Nyala terang
Asam - Padam
Basa ++ Redup
Dipanaskan + Redup
Keterangan :
+ + + = banyak gelembung
+ + = gelembungnya sedang
+ = sedikit gelembung
- = tidak ada gelembung
11. 10 | L a p o r a n P r a k t i k u m B i o l o g i
BAB V
PEMBAHASAN
Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim
mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu.Sebagai
contohenzim katalase yang hanya menguraikan H2O2menjadi H2O dan O2 dengan
reaksi sebagai berikut :
2H2O2 2H2O + O2
Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan.Percobaanini dilakukan dengan
menggunakan hati ayam.Hati ayam digunakan karena banyak mengandung enzim
katalase. Yang terjadi pada ekstrak saat diberi perlakuan adalah sebagai berikut :
1. Ekstrak ditambah H2O2 (hidrogen peroksida)
Saat ekstrak diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak.Hal
ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah
H2O2 menjadi H2O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke
dalamnya, timbul nyala api. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi
oksigen (O2).
2. Ekstrak ditambah NaOH dan H2O2
Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan
terlalu basa. Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk gelembung udara yang
sedang, saat bara api dimasukkan ke dalamnya nyala api redup. Hal ini membuktikan
bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu basa.
3. Ekstrak ditambah HCl dan H2O2
Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan
terlalu asam. Kemudian ditambah H2O2 ternyata tidak terbentuk gelembung udara
ketika dimasukkan bara api ke dalamnya juga tidak terjadi nyala api. Hal ini
menunjukkan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.
4. Ekstrak dididihkan kemudian ditambah H2O2
Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H2O2, ternyata timbul gelembung
udara yang sangat sedikit dan saat bara api dimasukkan ke dalamnya nyala api redup.
Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak
telah rusak sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2 secara
optimal.
Katalase adalah enzim yang mengandung empat gugus heme, pada tulang, membran
mukosa, ginjal dan hati. Aktifitas enzim katalase ditemukan dalam mitokondria,
sitoplasma dan peroksosom. Ensim Katalase termasuk enzim hidroperoksidase, yang
melindungi tubuh terhadap senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan
senyawa peroksida dapat menghasilkan radikal bebas, yang selanjutnya akan merusak
membran sel dan kemungkinan menimbulkan penyakit kanker serta arterosklerosis.
Memiliki kemampuan untuk inaktivasi hidrogen peroksida. Senyawa H2O2 dihasilkan
oleh aktivitas enzim oksidase, H2O2 berpotensi menimbulkan radikal karena
membentuk OH*. Katalase merupakan hemoprotein yang mengandung 4 gugus hem.
12. 11 | L a p o r a n P r a k t i k u m B i o l o g i
Aktivitas katalse : 1. Aktivitas peroksidase, mengoksidasi senyawa yang analog dengan
substrat
Katalase H2O2 + H2A -- >2H2O + A2
2. aktivitas katalase, enzim ini mampu menggunakan satu molekul
H2O2 sebagai subtrat atau donor elektron dan molekul H2O2 yang
lain sebagai oksidan atau akseptor elektron.
Katalase 2H2O2 2H2O + O2
Fungsi enzim Katalase Hidrogen peroksida (H2O2) merupakan hasil dari respirasi dan
dibuat dalam seluruh sel hidup. H2O2 berbahaya dan harus dibuang secepatnya. Enzim
katalase diproduksi sel untuk mengkatalis H2O2. Katalase berperan sebagai enzim
peroksidasikhusus dalam reaksi dekomposisihydrogen peroksida menjadi oksigen dan
air. Enzim ini mampu mengoksidasi 1 molekul hydrogen peroksida menjadi oksigen.
Kemudian secara simultan juga dapat mereduksi molekul hydrogen peroksida kedua
menjadi air. Reaksi dapat berjalan bila terdapat senyawa pemberi ion hydrogen (AH2)
seperti methanol, etanol dan format. Peran katalase dalam mengkatalis H2O2 relatif
lebih kecil dibandiingkan dengan kecepatan pembentukannya. Sel-sel yang
mengandung katalase dalam jumlah sedikit sangat rentan terhadap peroksida. Oleh
karena itu katalase berperan penting dalam mekanisme pertahanan sel darah merah
terhadap serangan oksidaror hydrogen peroksida.
Gangguan yang ditimbulkan oleh kekurangan katalase dapat mengenai semua organ,
terutama organ yang mengandung banyak katalase, antara lain:
- Penyakit fibrosis ginjal progresis
- Akatalasia
Akatalasia merupakan suatu variasi genetik dimana terdapat kekurangan enzim
katalase dalam sel-sel darah merah. Kelainan ini bersifat otosom(tidak tergantung
jenis kelamin) dan ditentukan oleh gen resesif. Proporsi fenotipe ini dalam
populasi kurang lebih 1%. Orang yang menderita akatalasia, kalau terkena
hidrogen-peroksida (suatu antiseptika) akan mengalami hemolisis. Penyakit ini
merupakan jenis kelainan metabilk. Meskipun kekurangan aktifitas enzim katalase
pada jaringan tubuh namun hanya sebagian dari penderitanya yang menunjukkan
gejala yang berulang padagusi dan yang berhubungan dengan struktur mulut yang
mudah luka. Luka biasanya terjadi setelah masa pubertas. Gangguan semacam ini
dilaporkan paling banyak terjadi pada masyarakat di Jepang dan Korea, dimana
frekwensinya di Jepang sekitar 2 dari 100.000 penduduk.
Merupakan suatu variasi genetik, dimana terdapat kekurangan enzim katalase
dalam sel-sel darah. Kelainan ini bersifat otosom(tidak tergantung jenis kelamin)
dan ditentukan oleh gen resesif. Proporsitipe ini dalam populasi kurang lebih 1%.
13. 12 | L a p o r a n P r a k t i k u m B i o l o g i
Orang yang menderita akatalasia, jika terkena hidrogen peroksida (misal melalui
antiseptik) akan mengalami hemolisis pada sel-sel darah merah.
- Vitiligo Menurut National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin
Diseases (NIAMS).
Vitiligo merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan adanya makula putih yang
dapat meluas di beberapa bagian tubuh. Hipotesis neurohormonal muncul karena
keterlibatan norepinefrin (NE) dan monoamine oksidase (MAO) dalam
patogenesis vitiligo. Peningkatan kadar NE yang disekresikan keratinosit memicu
terbentuknya enzim MAO. Peningkatan aktivitas MAO akan memicu
pembentukan hidrogen peroksidayang berlebihan. Jumlah H2O2 yang berlebihan
ini tidak diimbangi oleh katalase yang bertindak menentralkan hidrogen peroksida
pada kelainan vitiligo.
- Rambut beruban
Penyebab rambut beruban adalah tubuh terlalu banyak menghasilkan hidrogen
peroksida. Senyawa ini menghalangi produksi melamin, yaitu pigmen yang
memberikan warna bagi kulit dan rambut. Banyaknya senyawa hidrogen
peroksida yang dihasilkan tidak seimbang dengan produksikatalase dalam tubuh
14. 13 | L a p o r a n P r a k t i k u m B i o l o g i
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Enzim katalase bekerja dengan menguraikan H2O2 menjadi air (H2O) dan
Oksigen (O2). Enzim katalase akan rusak apabila bekerja pada suhu diatas
500C, dan pada kondisi asam maupun basa.
Kekurangan enzim katalase dalam tubuh dapat menimbulkan efek yang sangat
berbahaya bagi tubuh, sebab senyawa H2O2 akan tertimbun dalam tubuh dan
menimbulkan efek yang telah disebutkan pada bab sebelumnya.
B. Saran
Dibutuhkan ketilitian dan alat-alat yang lebih lengkap untuk memudahkan
dalam menentukan kadar larutan dan bahan yang akan direaksikan. Sehingga
data yang didapat akan semakin akurat.
15. 14 | L a p o r a n P r a k t i k u m B i o l o g i
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Enzim
https://id.wikipedia.org/wiki/Enzim_katalase
Buku KTSP BIOLOGI 3 SMA dan MA untuk kelas XII, Esis,2007
16. 15 | L a p o r a n P r a k t i k u m B i o l o g i
LAMPIRAN
Mencincang hati ayam
Menotong gabus sesuai ukuran tabung reaksi
17. 16 | L a p o r a n P r a k t i k u m B i o l o g i
Mengamati terbentuknya gelembung dan nyala api.
Memanaskan tabung reaksi D
18. 17 | L a p o r a n P r a k t i k u m B i o l o g i
Kondisi bara api saat didekatkan pada larutan asam